Credit republika.co.id
Senin, 12 November 2018
Korban Tewas Bom Mobil di Mogadishu Meningkat Jadi 52
MOGADISHU
- Jumlah korban tewas dari ledakan bom mobil di Ibu Kota Somalia,
Mogadishu, pada Jumat lalu telah meningkat menjadi 52. Angka itu menurut
catatan penerimaan dari lima rumah sakit.
Para pejabat keamanan Somalia yang menanggapi serangan itu mengatakan empat militan memasuki hotel dan pergi ke atap, menembaki orang-orang di bawah. Mereka mengatakan pasukan keamanan akhirnya membunuh para penyerang dan menyelamatkan puluhan orang dari kamar hotel.
Kelompok militan al-Shabab, yang telah melancarkan pemberontakan selama lebih dari 10 tahun, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Ledakan, yang terjadi dalam beberapa menit satu sama lain, menargetkan Hotel Sahafi Mogadishu dan sekitarnya. Hotel ini dekat markas besar Departemen Investigasi Kriminal Kepolisian Somalia (CID).
Para pejabat keamanan Somalia yang menanggapi serangan itu mengatakan empat militan memasuki hotel dan pergi ke atap, menembaki orang-orang di bawah. Mereka mengatakan pasukan keamanan akhirnya membunuh para penyerang dan menyelamatkan puluhan orang dari kamar hotel.
Kelompok militan al-Shabab, yang telah melancarkan pemberontakan selama lebih dari 10 tahun, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Ledakan, yang terjadi dalam beberapa menit satu sama lain, menargetkan Hotel Sahafi Mogadishu dan sekitarnya. Hotel ini dekat markas besar Departemen Investigasi Kriminal Kepolisian Somalia (CID).
Dokter
dan administrator dari lima rumah sakit di kota merawat korban tembakan
dan ledakan selain dari menempatkan jumlah korban tewas di angka 52,
juga mengatakan 106 lainnya terluka.
Direktur rumah sakit Madinah, Dokter Mohamed Yusuf, mengatakan kepada pihaknya telah menerima 63 korban ledakan. Rumah sakit Madinah adalah fasilitas perawatan darurat terbesar di kota itu.
“Kami menerima 63 korban. Tiga puluh dua orang terluka, tetapi tiga di antaranya meninggal di rumah sakit dan 31 lainnya sudah meninggal dan kami memindahkan mereka ke kamar mayat,” ujarnya seperti dikutip dari VOA, Minggu (11/11/2018).
Yusuf mengatakan pasien yang terluka akibat tembakan dan ledakan telah menempati hampir 100 persen dari tempat tidur Medina. Meskipun baru-baru ini jumlahnya telah turun secara dramatis karena penurunan jumlah ledakan dan jangka waktu yang lebih lama antara beberapa pemboman yang lebih besar.
Direktur rumah sakit Madinah, Dokter Mohamed Yusuf, mengatakan kepada pihaknya telah menerima 63 korban ledakan. Rumah sakit Madinah adalah fasilitas perawatan darurat terbesar di kota itu.
“Kami menerima 63 korban. Tiga puluh dua orang terluka, tetapi tiga di antaranya meninggal di rumah sakit dan 31 lainnya sudah meninggal dan kami memindahkan mereka ke kamar mayat,” ujarnya seperti dikutip dari VOA, Minggu (11/11/2018).
Yusuf mengatakan pasien yang terluka akibat tembakan dan ledakan telah menempati hampir 100 persen dari tempat tidur Medina. Meskipun baru-baru ini jumlahnya telah turun secara dramatis karena penurunan jumlah ledakan dan jangka waktu yang lebih lama antara beberapa pemboman yang lebih besar.
"Jumlah
yang diterima untuk orang-orang yang terluka baru-baru ini tidak biasa,
tetapi kami selalu ingat bahwa kami berada di Mogadishu dan hal-hal
(seperti ini) dapat terjadi kapan saja," kata Yusuf.
Seorang saksi yang berada di dalam hotel pada saat serangan itu terjadi mengatakan dengan syarat anonimitas bahwa bagian depan gedung hancur akibat ledakan.
Mantan anggota parlemen Somalia, Abdi Barre Jibril mengatakan, wanita dan anak-anak termasuk di antara korban. "Dua wanita dan seorang anak berusia delapan tahun termasuk di antara yang mati," katanya kepada VOA.
Seorang saksi yang berada di dalam hotel pada saat serangan itu terjadi mengatakan dengan syarat anonimitas bahwa bagian depan gedung hancur akibat ledakan.
Mantan anggota parlemen Somalia, Abdi Barre Jibril mengatakan, wanita dan anak-anak termasuk di antara korban. "Dua wanita dan seorang anak berusia delapan tahun termasuk di antara yang mati," katanya kepada VOA.
Credit sindonews.com
Tiga Bom Mobil Guncang Mogadishu, Tewaskan 22 Orang
MOGADISHU
- Dua bom mobil bunuh diri meledak di dekat hotel Sahafi di Ibu Kota
Somalia, Mogadishu, Jumat waktu setempat. Sedikitnya 22 orang tewas
akibat serangan tersebut.
Para penjaga hotel dan petugas Departemen Investigasi Kriminal Somalia (CID) melepaskan tembakan setelah ledakan terjadi. Sekitar 20 menit kemudian, ledakan ketiga dari sebuah bom yang ditempatkan di sebuah kendaraan tuk-tuk beroda tiga di dekat hotel menghantam jalan yang sibuk.
"Empat militan yang berusaha memasuki hotel ditembak mati oleh polisi dan penjaga hotel," kata kapten polisi Mohamed Ahmed seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (10/11/2018).
“Dua militan lainnya adalah pembom mobil bunuh diri yang diledakkan oleh bom mobil mereka. Mobil ketiga diledakkan dari jarak jauh. Jadi total 28 orang tewas, termasuk enam militan," terangnya.
Seorang saksi, Mohamed Abdiqani mengatakan, pemilik hotel Abdifatah Abdirashid termasuk di antara mereka yang tewas dalam serangan. Abdirashid mengambil alih hotel Sahafi dari ayahnya setelah tewas dalam serangan militan pada 2015 lalu.
“Para militan yang memasuki kompleks hotel dihujani tembakan oleh penjaga hotel. Abdifatah Abdirashid, pemilik hotel, dan tiga pengawalnya meninggal,” kata Abdiqani.
Seorang fotografer Reuters di tempat kejadian melihat 20 mayat warga sipil dan minibus yang terbakar, sepeda motor dan mobil.
Kelompok militan Islam al Shabaab, yang terkait dengan al-Qaeda, mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap hotel yang berada di dekat markas besar CID itu.
Para penjaga hotel dan petugas Departemen Investigasi Kriminal Somalia (CID) melepaskan tembakan setelah ledakan terjadi. Sekitar 20 menit kemudian, ledakan ketiga dari sebuah bom yang ditempatkan di sebuah kendaraan tuk-tuk beroda tiga di dekat hotel menghantam jalan yang sibuk.
"Empat militan yang berusaha memasuki hotel ditembak mati oleh polisi dan penjaga hotel," kata kapten polisi Mohamed Ahmed seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (10/11/2018).
“Dua militan lainnya adalah pembom mobil bunuh diri yang diledakkan oleh bom mobil mereka. Mobil ketiga diledakkan dari jarak jauh. Jadi total 28 orang tewas, termasuk enam militan," terangnya.
Seorang saksi, Mohamed Abdiqani mengatakan, pemilik hotel Abdifatah Abdirashid termasuk di antara mereka yang tewas dalam serangan. Abdirashid mengambil alih hotel Sahafi dari ayahnya setelah tewas dalam serangan militan pada 2015 lalu.
“Para militan yang memasuki kompleks hotel dihujani tembakan oleh penjaga hotel. Abdifatah Abdirashid, pemilik hotel, dan tiga pengawalnya meninggal,” kata Abdiqani.
Seorang fotografer Reuters di tempat kejadian melihat 20 mayat warga sipil dan minibus yang terbakar, sepeda motor dan mobil.
Kelompok militan Islam al Shabaab, yang terkait dengan al-Qaeda, mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap hotel yang berada di dekat markas besar CID itu.
Abdiasisi
Abu Musab, juru bicara al Shabaab untuk operasi militer, mengatakan
kelompok itu memilih serangan terhadap Hotel Sahafi karena hubungannya
dengan pemerintah yang ingin digulingkan oleh kelompok Islam.
“Kami menargetkannya karena berfungsi sebagai basis pemerintah. Pejabat pemerintah dan pasukan keamanan selalu ada di hotel,” katanya kepada Reuters.
Somalia telah dilanda oleh kekerasan dan pelanggaran hukum sejak diktator Mohamed Siad Barre digulingkan pada awal 1990-an.
“Kami menargetkannya karena berfungsi sebagai basis pemerintah. Pejabat pemerintah dan pasukan keamanan selalu ada di hotel,” katanya kepada Reuters.
Somalia telah dilanda oleh kekerasan dan pelanggaran hukum sejak diktator Mohamed Siad Barre digulingkan pada awal 1990-an.
Credit sindonews.com
Erdogan: Kami Bagikan Rekaman Pembunuhan Khashoggi kepada AS dan Saudi
ANKARA
- Presiden Turki, Tayyip Erdogan menyatakan, Ankara telah berbagi
rekaman yang terkait dengan pembunuhan Jamal Khashoggi dengan Arab
Saudi, Amerika Serikat (AS), Jerman, Prancis, dan Inggris.
"Kami memberikan rekaman. Kami memberikannya kepada Saudi, ke AS, Jerman, Prancis dan Inggris, semuanya. Mereka telah mendengarkan semua percakapan di dalamnya. Mereka tahu," ucap Erdogan, seperti dilansir Al Jazeera pada Minggu (11/11).
Dia kemudian mengatakan, 15 anggota regu pembunuh "pasti tahu" siapa yang membunuh Khashoggi. Regu pembunuh itu tiba di Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober bertepatan dengan kedatangan Khashoggi.
"18 orang ini atau tepatnya 15 orang, pasti tahu pelaku dan mereka tahu di mana mayat itu dibawa. Apa informasi ini? Saya selalu mengatakan sejak awal, 15 orang yang datang ke sini (Turki), dengan plus tiga, 18 orang sekarang ditangkap (di Saudi)," ucapnya.
Sementara itu, Hatice Cengiz, tunangan Khashoggi mengeluarkan pernyataan memilukan tentang nasib jasad wartawan pengkritik rezim Arab Saudi tersebut. Dia merasa ngeri dengan dugaan bahwa jasad tunangannya itu dilarutkan dengan bahan kimia setelah dimutilasi.
Khashoggi, wartawan Arab Saudi dan kolumnis Washington Post yang kritis terhadap pemerintah Saudi dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman itu dibunuh di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober. Dia mendatangi konsulat untuk mendapatkan dokumen perceraian dengan mantan istrinya sebagai syarat untuk menikahi tunangannya.
"Kami memberikan rekaman. Kami memberikannya kepada Saudi, ke AS, Jerman, Prancis dan Inggris, semuanya. Mereka telah mendengarkan semua percakapan di dalamnya. Mereka tahu," ucap Erdogan, seperti dilansir Al Jazeera pada Minggu (11/11).
Dia kemudian mengatakan, 15 anggota regu pembunuh "pasti tahu" siapa yang membunuh Khashoggi. Regu pembunuh itu tiba di Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober bertepatan dengan kedatangan Khashoggi.
"18 orang ini atau tepatnya 15 orang, pasti tahu pelaku dan mereka tahu di mana mayat itu dibawa. Apa informasi ini? Saya selalu mengatakan sejak awal, 15 orang yang datang ke sini (Turki), dengan plus tiga, 18 orang sekarang ditangkap (di Saudi)," ucapnya.
Sementara itu, Hatice Cengiz, tunangan Khashoggi mengeluarkan pernyataan memilukan tentang nasib jasad wartawan pengkritik rezim Arab Saudi tersebut. Dia merasa ngeri dengan dugaan bahwa jasad tunangannya itu dilarutkan dengan bahan kimia setelah dimutilasi.
Khashoggi, wartawan Arab Saudi dan kolumnis Washington Post yang kritis terhadap pemerintah Saudi dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman itu dibunuh di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober. Dia mendatangi konsulat untuk mendapatkan dokumen perceraian dengan mantan istrinya sebagai syarat untuk menikahi tunangannya.
Saudi
awalnya membantah Khashoggi tewas di konsulat dan mengklaim wartawan
itu meninggalkan konsulat dalam keadaan sehat pada hari yang sama saat
dia masuk. Namun, berselang beberapa hari Riyadh mengakui Khashoggi
tewas dalam perkelahian dengan sejumlah orang di konsulat.
Akhir bulan lalu, seorang jaksa Saudi akhirnya mengakui bahwa Khashoggi terbunuh dalam serangan terencana.
Akhir bulan lalu, seorang jaksa Saudi akhirnya mengakui bahwa Khashoggi terbunuh dalam serangan terencana.
Credit sindonews.com
Jumat, 09 November 2018
Ini Kecanggihan Jet Tempur RI-Korea
Foto: jet tempur KFX/IFX (Achmad Dwi Afriyadi-detikFinance)
Jakarta - Pesawat Korean Fighter
Experimental/Indonesian Fighter Experimental (KFX/IFX) yang dikembangkan
Indonesia dan Korea Selatan memiliki kemampuan khusus. Kemampuan khusus
itu salah satunya ialah perusak sistem elektronik musuh atau disebut
jammer electronic.
"Dia juga dilengkapi electronic jammer, bisa nge-jam secara elektronik, pernah dengar kan perang elektronik, elektronik lawan bisa kita jam sehingga tidak berfungsi. Merusak sistem elektronik mereka. Ini salah satu keunggulannya," kata Kepala Program KFX/IFX dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Heri Yansyah kepada detikFinance, di Jakarta, Rabu (7/11/2018).
Heri menerangkan, pesawat yang dikembangkan ini masuk kategori semi siluman. Sebab, secara bentuk sudah mengadopsi sistem itu, di mana pesawat itu sulit dilacak oleh radar.
"Dia juga dilengkapi electronic jammer, bisa nge-jam secara elektronik, pernah dengar kan perang elektronik, elektronik lawan bisa kita jam sehingga tidak berfungsi. Merusak sistem elektronik mereka. Ini salah satu keunggulannya," kata Kepala Program KFX/IFX dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Heri Yansyah kepada detikFinance, di Jakarta, Rabu (7/11/2018).
Heri menerangkan, pesawat yang dikembangkan ini masuk kategori semi siluman. Sebab, secara bentuk sudah mengadopsi sistem itu, di mana pesawat itu sulit dilacak oleh radar.
Namun, karena letak senjatanya di luar membuatnya masih terbaca radar.
"Kami sebut semi stealth karena sudah mengikuti siluman walaupun tidak penuh. Karena senjata masih bisa terdeteksi, tapi engine kita design tidak terbaca dari radar depan lawan. Tapi senjata masih kebaca masih, ada panasnya," terangnya.
Lebih lanjut, dia menerangkan, pesawat supersonik ini dilengkapi sistem radar yang bisa menangkap pergerakan lawan dari segala penjuru. Sistem itu juga bisa menangkap pergerakan sejumlah lawan.
"Kami sebut semi stealth karena sudah mengikuti siluman walaupun tidak penuh. Karena senjata masih bisa terdeteksi, tapi engine kita design tidak terbaca dari radar depan lawan. Tapi senjata masih kebaca masih, ada panasnya," terangnya.
Lebih lanjut, dia menerangkan, pesawat supersonik ini dilengkapi sistem radar yang bisa menangkap pergerakan lawan dari segala penjuru. Sistem itu juga bisa menangkap pergerakan sejumlah lawan.
"Kemampuan khususnya dia memang multirule medium, dia menggunakan advance avionik artinya menggunakan radar yang menangkap lawan target di atas dan di bawah. Juga dilengkapi optical targeting system yang sebagai mata bisa menangkap beberapa lawan," ungkapnya.
Credit finance.detik.com
Jet Tempur RI-Korsel Bentuknya Mirip F-22 Raptor Punya AS
Foto: jet tempur KFX/IFX (Achmad Dwi Afriyadi-detikFinance)
Jakarta - Indonesia dan Korea Selatan (Korsel)
sedang mengembangkan jet tempur bersama dengan nama Korean Fighter
Experimental/Indonesian Fighter Experimental (KFX/IFX). Pesawat yang
dikembangkan itu wujudnya mirip dengan pesawat tempur siluman Amerika
Serikat (AS) F-22 Raptor serta F-35.
Hal itu dibenarkan oleh Kepala Program KFX/IFX dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Heri Yansyah saat diwawancarai detikFinance, Rabu (7/11/2018).
"(Kaya) F-22 dan F-35," kata dia.
Hal itu dibenarkan oleh Kepala Program KFX/IFX dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Heri Yansyah saat diwawancarai detikFinance, Rabu (7/11/2018).
"(Kaya) F-22 dan F-35," kata dia.
Bukan
tanpa sebab, hal itu dikarenakan Korea Selatan sebagai inisiator telah
membeli pesawat F-35. Dari pembelian itu, Korea Selatan sekaligus
mendapatkan teknologinya.
"Korea sebenarnya gini, Korea banyak dapat bantuan dari Lockheed Martin, karena Korea membeli F-35, dari F-35 dapat offset teknologi dari Lockheed Martin. Kita dompleng sebenarnya. Kita tidak membeli apa-apa dari Amerika, tapi dapat teknologinya," jelasnya.
Teknologi ini kemudian menyesuaikan dengan bentuk pesawat yang akan dikembangkan. Heri mengatakan, sebenarnya ada dua opsi bentuk pesawat yakni tipe AS atau Eropa. Namun, sekali lagi karena mengadopsi teknologi AS maka yang dipilih ialah tipe AS.
"Korea sebenarnya gini, Korea banyak dapat bantuan dari Lockheed Martin, karena Korea membeli F-35, dari F-35 dapat offset teknologi dari Lockheed Martin. Kita dompleng sebenarnya. Kita tidak membeli apa-apa dari Amerika, tapi dapat teknologinya," jelasnya.
Teknologi ini kemudian menyesuaikan dengan bentuk pesawat yang akan dikembangkan. Heri mengatakan, sebenarnya ada dua opsi bentuk pesawat yakni tipe AS atau Eropa. Namun, sekali lagi karena mengadopsi teknologi AS maka yang dipilih ialah tipe AS.
"Karena memang yang mengembangkan Korea, Korea waktu di-device ada 2 pesawat, satu American type ada sayap ada ekor. Kedua European type, sayap dengan canon di depan, Euro fighter kan beda. Setelah melalui evaluasi, apalagi menggunakan teknologi Amerika, mereka pilih tipe ini (Amerika). Dan ini twin engine," paparnya.
"Kalau menurut saya karena Korea arahnya ke Amerika, itu teknologi Amerika. Makanya dia memutuskan mendekati pesawat-pesawat model Amerika. Dan karena medium class di atasnya F-16, kapabilitas di atas F-16, tapi masih secara teknologi di bawahnya F-35, F-22," jelasnya.
credit finance.detik.com
Butuh 10 Tahun Kembangkan Jet Tempur RI-Korsel
Foto: jet tempur KFX/IFX (Achmad Dwi Afriyadi-detikFinance)
Jakarta - Indonesia dan Korea Selatan tengah
mengembangkan pesawat tempur bersama dengan nama Korean Fighter
Experimental/Indonesian Fighter Experimental (KFX/IFX). Pengembangan
pesawat ini membutuhkan waktu 10 tahun yang dimulai dari 2016 lalu.
Kepala Program KFX/IFX dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Heri Yansyah menerangkan, keikutsertaan Indonesia mengembangkan pesawat ini ditandai dengan pernyataan minat atau letter of intent (LoI) yang diteken pada 2009. LoI itu kemudian ditindaklanjuti dengan nota kesepahaman pada tahun 2010.
"Asal mulanya ada kerja sama, yang jelas program pemerintah, ada LoI (letter of intent) yang ditandatangani 2009, di hadapan Presiden. Kemudian ada MoU 2010 di tandatangani dua Menteri Pertahanan di hadapan Presiden," katanya kepada detikFinance, di Jakarta, Rabu (7/11/2018).
Kepala Program KFX/IFX dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Heri Yansyah menerangkan, keikutsertaan Indonesia mengembangkan pesawat ini ditandai dengan pernyataan minat atau letter of intent (LoI) yang diteken pada 2009. LoI itu kemudian ditindaklanjuti dengan nota kesepahaman pada tahun 2010.
"Asal mulanya ada kerja sama, yang jelas program pemerintah, ada LoI (letter of intent) yang ditandatangani 2009, di hadapan Presiden. Kemudian ada MoU 2010 di tandatangani dua Menteri Pertahanan di hadapan Presiden," katanya kepada detikFinance, di Jakarta, Rabu (7/11/2018).
Dia melanjutkan, pengembangan KFX/IFX meliputi tiga tahap. Pertama,
pengembangan teknologi dan itu sudah terlaksana pada tahun 2011-2012.
"Targetnya
itu mengidentifikasi semua requirement kedua negara, abstract. Dari
abstract itu kita bangun, kemudian kita kembangkan konsep teknologi yang
memenuhi abstract ini. Itu 2011-2012," jelasnya.
Kedua, pengembangan purwarupa atau prototype. Pengembangan ini sempat tertunda dan baru berjalan 2016 lalu.
"Habis itu ada tahap namanya EMD, engineering manufakturing development. Ini prototyping development, jadi ini 10 tahun. Ada vakum di Korea karena harus ada feasibility study. Sehingga baru dijalankan 2016 kemarin. Jadi 10 tahun 2016 sampai 2026, itu sertifikasi," paparnya.
Lanjutnya, selama 2 tahun dari 2016 hingga 2018 pemantapan desain. Setelah itu, pada tahun depan memulai pembentukan prototype.
"Nah di 2 tahun pertama 2016 sampai 2018 itu namanya primary design, dari hasil konsep tadi didetilkan, kontak vendor, supplier, kita freeze konfigurasi pertengahan tahun 2018. Sekarang masuk tahap detil. Detil analisa dan seterusnya, 2019 besok itu sudah masuk tahap produksi. Dari gambar-gambar itu kita produksi," ujarnya.
Indonesia dan Korea akan membuat 8 pesawat purwarupa. 6 pesawat di antara bisa diterbangkan, dan 2 pesawat tidak terbang. Dua pesawat sengaja tidak diterbangkan karena hanya untuk uji struktur.
Kedua, pengembangan purwarupa atau prototype. Pengembangan ini sempat tertunda dan baru berjalan 2016 lalu.
"Habis itu ada tahap namanya EMD, engineering manufakturing development. Ini prototyping development, jadi ini 10 tahun. Ada vakum di Korea karena harus ada feasibility study. Sehingga baru dijalankan 2016 kemarin. Jadi 10 tahun 2016 sampai 2026, itu sertifikasi," paparnya.
Lanjutnya, selama 2 tahun dari 2016 hingga 2018 pemantapan desain. Setelah itu, pada tahun depan memulai pembentukan prototype.
"Nah di 2 tahun pertama 2016 sampai 2018 itu namanya primary design, dari hasil konsep tadi didetilkan, kontak vendor, supplier, kita freeze konfigurasi pertengahan tahun 2018. Sekarang masuk tahap detil. Detil analisa dan seterusnya, 2019 besok itu sudah masuk tahap produksi. Dari gambar-gambar itu kita produksi," ujarnya.
Indonesia dan Korea akan membuat 8 pesawat purwarupa. 6 pesawat di antara bisa diterbangkan, dan 2 pesawat tidak terbang. Dua pesawat sengaja tidak diterbangkan karena hanya untuk uji struktur.
Purwarupa
pertama di targetkan rampung tahun 2021. Kemudian secara bertahap
menyusul purwarupa-purwarupa lainnya. Terakhir, Heri mengatakan, pada
tahun 2026 ditargetkan pesawat purwarupa itu mendapat sertifikasi
sebelumnya diproduksi massal.
"Nah, kemudian masuk ke proses sertifikasi targetnya 2026 selesai. Kemudian setelah itu masuk tahap produksi massal. Dalam 10 tahun ini hanya pengembangan doang. Habis itu 2026 ke atas masuk produksi," ujarnya.
Pada pengembangan ini investasi yang dibutuhkan 8,7 triliun Korea won. Porsi Indonesia dalam pengembangan ini sekitar 20%.
"Kalau nggak salah 8,7 triliun Korea won. Hanya pengembangan," ujarnya.
"Nah, kemudian masuk ke proses sertifikasi targetnya 2026 selesai. Kemudian setelah itu masuk tahap produksi massal. Dalam 10 tahun ini hanya pengembangan doang. Habis itu 2026 ke atas masuk produksi," ujarnya.
Pada pengembangan ini investasi yang dibutuhkan 8,7 triliun Korea won. Porsi Indonesia dalam pengembangan ini sekitar 20%.
"Kalau nggak salah 8,7 triliun Korea won. Hanya pengembangan," ujarnya.
Credit finance.detik.com
Alasan Korsel Ajak RI Buat Jet Tempur Bareng
Foto: jet tempur KFX/IFX (Achmad Dwi Afriyadi-detikFinance)
Jakarta - Korea Selatan menggandeng Indonesia untuk mengembangkan jet tempur.
Pesawat yang dikembangkan bersama itu kemudian diberi nama Korean
Fighter Experimental/Indonesian Fighter Experimental (KFX/IFX).
Kepala Program KFX/IFX dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Heri Yansyah mengatakan, alasan Korea menggandeng Indonesia karena Indonesia bakal berkembang menjadi negara besar. Sebab itu, pengembangan jet tempur diperlukan.
"Kalau mereka sampaikan, pertama Indonesia itu menurut mereka di tahun 2040 menjadi negara besar, dan mereka melihat potensi itu," kata dia kepada detikFinance di Jakarta, Rabu (7/11/2018).
Kepala Program KFX/IFX dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Heri Yansyah mengatakan, alasan Korea menggandeng Indonesia karena Indonesia bakal berkembang menjadi negara besar. Sebab itu, pengembangan jet tempur diperlukan.
"Kalau mereka sampaikan, pertama Indonesia itu menurut mereka di tahun 2040 menjadi negara besar, dan mereka melihat potensi itu," kata dia kepada detikFinance di Jakarta, Rabu (7/11/2018).
Kemudian, Heri mengatakan, Korea mengajak Indonesia karena Indonesia
memiliki pengalaman mengembangkan pesawat. Meski, pesawat yang
dikembangkan Indonesia bukan jet tempur. Menurutnya, Indonesia akan
melakukan penyesuaian mengembangkan pesawat petarung ini.
"Kedua,
mereka melihat Indonesia punya kemampuan mengembangkan pesawat,
walaupun bukan pesawat tempur. Jadi pada waktu kita mengembangkan
pesawat mereka evaluasi, posisi kita ada di mana. Kalau mereka konsisten
mengembangkan pesawat tempur, kalau kita transport. Jadi ada gap, gap
suatu faktor itu yang akan di-improve. Hanya beda sekitar 3 tahun, beda
pengalaman dengan mereka untuk fighter," jelasnya.
Alasan lain, kata Heri ialah pasar Indonesia yang besar. Nantinya, dia juga bilang, Indonesia dan Korea mencari pasar lain untuk menjual pesawat tempur ini.
"Mereka melihat itu, kita punya kapabilitas itu, kita punya resources juga manufacturing, dan seterusnya, dan market. Karena ini akan jadi captive market, Indonesia sudah pasti membeli pesawat ini, dan Korea membeli pesawat ini. Dan sekarang mencari joint marketing untuk negara di luar negara Indonesia dan Korea," tutupnya.
Alasan lain, kata Heri ialah pasar Indonesia yang besar. Nantinya, dia juga bilang, Indonesia dan Korea mencari pasar lain untuk menjual pesawat tempur ini.
"Mereka melihat itu, kita punya kapabilitas itu, kita punya resources juga manufacturing, dan seterusnya, dan market. Karena ini akan jadi captive market, Indonesia sudah pasti membeli pesawat ini, dan Korea membeli pesawat ini. Dan sekarang mencari joint marketing untuk negara di luar negara Indonesia dan Korea," tutupnya.
Credit finance.detik.com
Apa Kabar Proyek Jet Tempur Buatan RI-Korea Selatan?
Foto: jet tempur KFX/IFX (Achmad Dwi Afriyadi-detikFinance)
Jakarta - Sebuah stan dalam pameran Indo Defence 2018
Expo & Forum di JIExpo Kemayoran menyita perhatian pengunjung.
Sebab, stan yang diisi oleh perusahaan pelat merah PT Dirgantara
Indonesia (PTDI) itu memasang miniatur jet tempur.
Sekilas, pesawat itu mirip pesawat tempur siluman buatan Amerika Serikat (AS) F-22 Raptor. Kemiripan itu terlihat dari bentuk sayap tengah dan sayap kecil di bagian belakangnya. Bedanya, dalam miniatur yang terpasang roket di bagian bawah sayap.
Jet tempur yang dipajang itu bernama Korean Fighter Experimental/Indonesian Fighter Experimental (KFX/IFX). Jet tempur itu merupakan pesawat yang tengah dikembangkan oleh Indonesia bersama dengan Korea Selatan.
Proyek KFX/IFX diiniasi pihak Korea Selatan. Indonesia menyatakan minat untuk ikut serta pada tahun 2009 yang ditandai dengan penandatangan letter of intent (LoI). Kemudian, LoI ini berlanjut dengan kesepakatan pengembangan bersama.
Di sela-sela kesibukannya mengurus pameran, Kepala Program KFX/IFX dari PTDI Heri Yansyah bercerita mengenai seluk-beluk proyek jet tempur ini. Dia juga berbicara mengenai kecanggihan pesawat.
Berikut petikan wawancara Heri Yansyah dengan detikFinance pada 7 November 2018 lalu:
Sekilas, pesawat itu mirip pesawat tempur siluman buatan Amerika Serikat (AS) F-22 Raptor. Kemiripan itu terlihat dari bentuk sayap tengah dan sayap kecil di bagian belakangnya. Bedanya, dalam miniatur yang terpasang roket di bagian bawah sayap.
Jet tempur yang dipajang itu bernama Korean Fighter Experimental/Indonesian Fighter Experimental (KFX/IFX). Jet tempur itu merupakan pesawat yang tengah dikembangkan oleh Indonesia bersama dengan Korea Selatan.
Proyek KFX/IFX diiniasi pihak Korea Selatan. Indonesia menyatakan minat untuk ikut serta pada tahun 2009 yang ditandai dengan penandatangan letter of intent (LoI). Kemudian, LoI ini berlanjut dengan kesepakatan pengembangan bersama.
Di sela-sela kesibukannya mengurus pameran, Kepala Program KFX/IFX dari PTDI Heri Yansyah bercerita mengenai seluk-beluk proyek jet tempur ini. Dia juga berbicara mengenai kecanggihan pesawat.
Berikut petikan wawancara Heri Yansyah dengan detikFinance pada 7 November 2018 lalu:
1
Awal Pengembangan
Foto: jet tempur KFX/IFX (Achmad Dwi Afriyadi-detikFinance)
Bisa dicerikan awal mula pengembangan KFX/IFX?Asal
mulanya ada kerja sama, yang jelas program pemerintah, ada LoI (letter
of intent) yang ditandatangani 2009, dihadapan Presiden. Kemudian ada
MoU 2010 di tandatangani dua Menteri Pertahanan di hadapan Presiden.
Jadi tahapan KFX dibagi 3 tahap, pertama itu pengembangan teknologi, itu sudah dilaksanakan 2011-2012. Targetnya itu mengidentifikasi semua requirement kedua negara, abstract. Dari abstract itu kita bangun, kemudian kita kembangkan konsep teknologi yang memenuhi opsreq (operational requirements) ini. Itu 2011-2012.
Habis itu ada tahap namanya EMD engineering manufacturing development. Ini protoyping development, jadi ini 10 tahun. Ada vakum di Korea karena harus ada feasbility study. Sehingga baru dijalankan 2016 kemarin. Jadi 10 tahun 2016 sampai 2026 itu sertifikasi.
Nah di 2 tahun pertama 2016 sampai 2018 itu namanya primary design, dari hasil konsep tadi didetilkan, kontak vendor, suplier, kita freeze konfigurasi pertengahan tahun 2018. Sekarang masuk tahap detil. Detil analisa dan seterusnya, 2019 besok itu sudah masuk tahap produksi. Dari gambar-gambar itu kita produksi.
Prototype yang pertama itu 2021. Ada 6 prototype yang terbang, ada 2 prototype yang tidak terbang. Yang tidak terbang ini dipakai uji starting, struktur. Yang 6 ini dipakai untuk sertifikasi, uji aerodinamik, struktur, systemnya, avioniknya, fligth controlnya, semuanya. Tapi yang 2 itu uji kekuatan struktur.
Tahun 2026 itu pengembangan saja?
Prototype pertama sudah dibuat, nanti ada first flight, kemudian kedua beda berapa bulan, ketiga, dan seterusnya ada first flight setiap prototype ini. Nah, kemudian masuk ke proses sertifikasi targetnya 2026 selesai. Kemudian setelah itu masuk tahap produksi massal. Dalam 10 tahun ini hanya pengembangan doang. Habis itu 2026 ke atas masuk produksi, walaupun 2024 kita sudah keluar namanya initial production approval, ada bagian-bagian mendapat persetujuan diproduksi.
Alasan Korea Selatan menggandeng Indonesia?
Kalau mereka sampaikan, pertama Indonesia itu menurut mereka di tahun 2040 menjadi negara besar, dan mereka melihat potensi itu. Kedua, mereka melihat Indonesia punya kemampuan mengembangkan pesawat, walaupun bukan pesawat tempur. Jadi pada waktu kita mengembangkan pesawat mereka evaluasi, posisi kita ada di mana. Kalau mereka konsisten mengembangkan pesawat tempur, kalau kita transport. Jadi ada gap, gap suatu faktor itu yang akan diimprove. Hanya beda sekitar 3 tahun, beda pengalaman dengan mereka untuk fighter.
Mereka melihat itu, kita punya kapabilitas itu, kita punya resources juga manufakturing, dan seterusnya, dan market. Karena ini akan jadi captive market, Indonesia sudah pasti membeli pesawat ini, dan Korea membeli pesawat ini. Dan sekarang mencari joint marketing untuk negara di luar negara Indonesia dan Korea.
Berapa pesawat yang akan diproduksi?
Jadi kalau produksi sesuai MoU, kita 48 pesawat, Korea 120 pesawat. Itu di MoU, 168 pesawat. Itu produksi kalau pengembangan 6 prototype yang dapat sertifikasi. Kalau produksi, kita 48 pesawat, Korea 120 pesawat. Nanti tinggal kita cari market yang di luar dua negara.
Jadi tahapan KFX dibagi 3 tahap, pertama itu pengembangan teknologi, itu sudah dilaksanakan 2011-2012. Targetnya itu mengidentifikasi semua requirement kedua negara, abstract. Dari abstract itu kita bangun, kemudian kita kembangkan konsep teknologi yang memenuhi opsreq (operational requirements) ini. Itu 2011-2012.
Habis itu ada tahap namanya EMD engineering manufacturing development. Ini protoyping development, jadi ini 10 tahun. Ada vakum di Korea karena harus ada feasbility study. Sehingga baru dijalankan 2016 kemarin. Jadi 10 tahun 2016 sampai 2026 itu sertifikasi.
Nah di 2 tahun pertama 2016 sampai 2018 itu namanya primary design, dari hasil konsep tadi didetilkan, kontak vendor, suplier, kita freeze konfigurasi pertengahan tahun 2018. Sekarang masuk tahap detil. Detil analisa dan seterusnya, 2019 besok itu sudah masuk tahap produksi. Dari gambar-gambar itu kita produksi.
Prototype yang pertama itu 2021. Ada 6 prototype yang terbang, ada 2 prototype yang tidak terbang. Yang tidak terbang ini dipakai uji starting, struktur. Yang 6 ini dipakai untuk sertifikasi, uji aerodinamik, struktur, systemnya, avioniknya, fligth controlnya, semuanya. Tapi yang 2 itu uji kekuatan struktur.
Tahun 2026 itu pengembangan saja?
Prototype pertama sudah dibuat, nanti ada first flight, kemudian kedua beda berapa bulan, ketiga, dan seterusnya ada first flight setiap prototype ini. Nah, kemudian masuk ke proses sertifikasi targetnya 2026 selesai. Kemudian setelah itu masuk tahap produksi massal. Dalam 10 tahun ini hanya pengembangan doang. Habis itu 2026 ke atas masuk produksi, walaupun 2024 kita sudah keluar namanya initial production approval, ada bagian-bagian mendapat persetujuan diproduksi.
Alasan Korea Selatan menggandeng Indonesia?
Kalau mereka sampaikan, pertama Indonesia itu menurut mereka di tahun 2040 menjadi negara besar, dan mereka melihat potensi itu. Kedua, mereka melihat Indonesia punya kemampuan mengembangkan pesawat, walaupun bukan pesawat tempur. Jadi pada waktu kita mengembangkan pesawat mereka evaluasi, posisi kita ada di mana. Kalau mereka konsisten mengembangkan pesawat tempur, kalau kita transport. Jadi ada gap, gap suatu faktor itu yang akan diimprove. Hanya beda sekitar 3 tahun, beda pengalaman dengan mereka untuk fighter.
Mereka melihat itu, kita punya kapabilitas itu, kita punya resources juga manufakturing, dan seterusnya, dan market. Karena ini akan jadi captive market, Indonesia sudah pasti membeli pesawat ini, dan Korea membeli pesawat ini. Dan sekarang mencari joint marketing untuk negara di luar negara Indonesia dan Korea.
Berapa pesawat yang akan diproduksi?
Jadi kalau produksi sesuai MoU, kita 48 pesawat, Korea 120 pesawat. Itu di MoU, 168 pesawat. Itu produksi kalau pengembangan 6 prototype yang dapat sertifikasi. Kalau produksi, kita 48 pesawat, Korea 120 pesawat. Nanti tinggal kita cari market yang di luar dua negara.
2
Investasi
Foto: jet tempur KFX/IFX (Achmad Dwi Afriyadi-detikFinance)
Pengembangan itu berapa investasinya?
Kalau nggak salah 8,7 triliun korea won. Hanya pengembangan.
Kalau sampai produksi berapa?
Nanti itu kan kalau produksi pesawat, kita jual kan ada harga pesawat, nanti itu ada perhitungan lagi. Tapi beda perhitungan development cost yang lebih mahal, dibandingkan harga pesawat untuk produksi. Kalau produksi kan sudah sertifikasi, tinggal produksi. Tapi kalau ini banyak literasi makanya 10 tahun menghasilkan 6 pesawat terbang dan 2 pesawat non terbang. Prosesnya panjang dan itu sangat ketat.
2026 baru produksi, berapa harganya?
Baru produksi massal dan harganya beda, nanti ada perjanjian lagi. Perjanjian itu bertahap, dari tahap teknologi development 2011-2012, EMD 2016-2026, nanti tahap produksi ada perjanjian lagi.
Desain pesawat siapa yang bikin?
Kita dengan Korea, artinya tim engineering KAI Korea Aerospace Industries. Kedua negara, karena banyak teknologi Amerika. Korea sebenarnya gini, Korea banyak dapat bantuan dari Lockheed Martin, karena Korea membeli F-35, dari F-35 dapat offset teknologi dari Lockheed Martin. Kita dompleng sebenarnya. Kita tidak membeli apa-apa dari Amerika, tapi dapat teknologinya. Walaupun ada beberapa teknologi yang sekarang belum dapat approval dari pemerintah Amerika tapi itu adalah proses. Kita ada 129 teknologi item pesawat, kita dapat 120, dan 9 teknologi belum dapat, tapi itu proses. Salah satu alasannya, karena kita belum punya security data sistem, di level government. Itu makanya proses karena dikhawatirkan kalau teknologi ini bocor.
Sepintas kaya F-22 Raptor?
(Kaya) F-22 dan F-35.
Kenapa seperti itu?
Karena memang yang mengembangkan Korea, Korea waktu di device ada 2 pesawat, satu American type ada sayap ada ekor. Kedua European type, sayap dengan canon di depan, Euro fighter kan beda. Setelah melalui evaluasi, apalagi menggunakan teknologi Amerika, mereka pilih tipe ini. Dan ini twin engine.
Ada alasan lain?
Kalau menurut saya karena Korea arahnya ke Amerika, itu teknologi Amerika. Makanya dia memutuskan mendekati pesawat-pesawat model Amerika. Dan karena medium class di atasnya F 16, kapabilitas di atas F-16, tapi masih secara teknologi di bawahnya F-35, F-22.
Ini termasuk tipe siluman?
Sekarang kita sebut semi stealth, tidak total siluman tapi semi, karena di tengah air to air beyond vessel itu semi konfirmal tertanam separuh, tapi di sini masih ada weapon kan. Dari sisi bentuk mengacu konfigurasi stealth, tapi senjata masih diluar makanya kita sebut semi. Tapi perencanaan ke depan fully stealth, kalau stealth kaya F-22, weaponnya di dalam pesawat. Tapi itu panjang.
Kami sebut semi stealth karena sudah mengikuti siluman walaupun tidak penuh. Karena senjata masih bisa terdeteksi, tapi engine kita design tidak terbaca dari radar depan lawan. Tapi senjata masih kebaca masih, ada panasnya. Senjata tertanam separuh itu mengurangi radar protection istilahnya.
Kemampuan khusus KFX/IFX apa?
Kemampuan khususnya dia memang multirule medium, dia menggunakan advance avionik artinya menggunakan radar yang menangkap lawan target di atas dan di bawah. Juga dilengkapi optical targeting sytem yang sebagai mata bisa menangkap beberapa lawan. Dia juga dilengkapi electronic jammer, bisa nge-jamm secara electronik, pernah dengar kan perang elektronik, elektronik lawan bisa kita jam sehingga tidak berfungsi. Merusak sistem elektronik mereka. Ini salah satu keunggulannya. Dan semi stealthnya.
Produksi KFX/IFX di mana?
Indonesia dan Korea, kan nanti ada komponen, setiap produksi Indonesia pasti ada komponen dibuat dari Korea, dengan komposisi share. Kalau 80:20 ya mereka 80 komponen, tapi produksi di Korea ada komponen di Indonesia. Pada waktu produksi di Indonesia, selain pembuatan komponen dari kita, diintegrasikan komponen dari Korea.
Jadi tiap-tiap negara produksi?
Iya, jadi contohnya untuk 48 pesawat TNI AU itu akan diproduksi di sini, tapi tetap komponan ada dari Korea sesuai share 80:20. Dan sebetulnya Korea KAI juga menjanjikan, mereka tahu labor rate rendah dari mereka. Kalau kita punya quality yang bagus, kalau pernjanjian 80:20 mereka menyampaikan nggak harus 80:20, 50:50 bisa, 60% pun bisa asal itu dipenuhi. Kenapa, karena lebih menguntungkan di sini.
20% itu apa yang Indonesia produksi?
Kan kita ingin sayapnya kita buat di sini, ekor kita buatnya di sini. Selebihnya mungkin dari mereka, kan itu ada hitung-hitungan komponen.
Mesinnya dari mana?
Mesinnya dari GE (General Electric). Kan ada 3 pabrikan yang distudi ada GE, PwC, ada EuroJet. Sekarang sudah ditentuin dari GE. GE F 414.
Kecepatan supersonik?
Iya supersonik.
Kalau nggak salah 8,7 triliun korea won. Hanya pengembangan.
Kalau sampai produksi berapa?
Nanti itu kan kalau produksi pesawat, kita jual kan ada harga pesawat, nanti itu ada perhitungan lagi. Tapi beda perhitungan development cost yang lebih mahal, dibandingkan harga pesawat untuk produksi. Kalau produksi kan sudah sertifikasi, tinggal produksi. Tapi kalau ini banyak literasi makanya 10 tahun menghasilkan 6 pesawat terbang dan 2 pesawat non terbang. Prosesnya panjang dan itu sangat ketat.
2026 baru produksi, berapa harganya?
Baru produksi massal dan harganya beda, nanti ada perjanjian lagi. Perjanjian itu bertahap, dari tahap teknologi development 2011-2012, EMD 2016-2026, nanti tahap produksi ada perjanjian lagi.
Desain pesawat siapa yang bikin?
Kita dengan Korea, artinya tim engineering KAI Korea Aerospace Industries. Kedua negara, karena banyak teknologi Amerika. Korea sebenarnya gini, Korea banyak dapat bantuan dari Lockheed Martin, karena Korea membeli F-35, dari F-35 dapat offset teknologi dari Lockheed Martin. Kita dompleng sebenarnya. Kita tidak membeli apa-apa dari Amerika, tapi dapat teknologinya. Walaupun ada beberapa teknologi yang sekarang belum dapat approval dari pemerintah Amerika tapi itu adalah proses. Kita ada 129 teknologi item pesawat, kita dapat 120, dan 9 teknologi belum dapat, tapi itu proses. Salah satu alasannya, karena kita belum punya security data sistem, di level government. Itu makanya proses karena dikhawatirkan kalau teknologi ini bocor.
Sepintas kaya F-22 Raptor?
(Kaya) F-22 dan F-35.
Kenapa seperti itu?
Karena memang yang mengembangkan Korea, Korea waktu di device ada 2 pesawat, satu American type ada sayap ada ekor. Kedua European type, sayap dengan canon di depan, Euro fighter kan beda. Setelah melalui evaluasi, apalagi menggunakan teknologi Amerika, mereka pilih tipe ini. Dan ini twin engine.
Ada alasan lain?
Kalau menurut saya karena Korea arahnya ke Amerika, itu teknologi Amerika. Makanya dia memutuskan mendekati pesawat-pesawat model Amerika. Dan karena medium class di atasnya F 16, kapabilitas di atas F-16, tapi masih secara teknologi di bawahnya F-35, F-22.
Ini termasuk tipe siluman?
Sekarang kita sebut semi stealth, tidak total siluman tapi semi, karena di tengah air to air beyond vessel itu semi konfirmal tertanam separuh, tapi di sini masih ada weapon kan. Dari sisi bentuk mengacu konfigurasi stealth, tapi senjata masih diluar makanya kita sebut semi. Tapi perencanaan ke depan fully stealth, kalau stealth kaya F-22, weaponnya di dalam pesawat. Tapi itu panjang.
Kami sebut semi stealth karena sudah mengikuti siluman walaupun tidak penuh. Karena senjata masih bisa terdeteksi, tapi engine kita design tidak terbaca dari radar depan lawan. Tapi senjata masih kebaca masih, ada panasnya. Senjata tertanam separuh itu mengurangi radar protection istilahnya.
Kemampuan khusus KFX/IFX apa?
Kemampuan khususnya dia memang multirule medium, dia menggunakan advance avionik artinya menggunakan radar yang menangkap lawan target di atas dan di bawah. Juga dilengkapi optical targeting sytem yang sebagai mata bisa menangkap beberapa lawan. Dia juga dilengkapi electronic jammer, bisa nge-jamm secara electronik, pernah dengar kan perang elektronik, elektronik lawan bisa kita jam sehingga tidak berfungsi. Merusak sistem elektronik mereka. Ini salah satu keunggulannya. Dan semi stealthnya.
Produksi KFX/IFX di mana?
Indonesia dan Korea, kan nanti ada komponen, setiap produksi Indonesia pasti ada komponen dibuat dari Korea, dengan komposisi share. Kalau 80:20 ya mereka 80 komponen, tapi produksi di Korea ada komponen di Indonesia. Pada waktu produksi di Indonesia, selain pembuatan komponen dari kita, diintegrasikan komponen dari Korea.
Jadi tiap-tiap negara produksi?
Iya, jadi contohnya untuk 48 pesawat TNI AU itu akan diproduksi di sini, tapi tetap komponan ada dari Korea sesuai share 80:20. Dan sebetulnya Korea KAI juga menjanjikan, mereka tahu labor rate rendah dari mereka. Kalau kita punya quality yang bagus, kalau pernjanjian 80:20 mereka menyampaikan nggak harus 80:20, 50:50 bisa, 60% pun bisa asal itu dipenuhi. Kenapa, karena lebih menguntungkan di sini.
20% itu apa yang Indonesia produksi?
Kan kita ingin sayapnya kita buat di sini, ekor kita buatnya di sini. Selebihnya mungkin dari mereka, kan itu ada hitung-hitungan komponen.
Mesinnya dari mana?
Mesinnya dari GE (General Electric). Kan ada 3 pabrikan yang distudi ada GE, PwC, ada EuroJet. Sekarang sudah ditentuin dari GE. GE F 414.
Kecepatan supersonik?
Iya supersonik.
Credit finance.detik.com
AS Luncurkan Rudal Balistik Antarbenua Minuteman III
VANDENBERG
- Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) berhasil meluncurkan rudal
balistik antarbenua (ICBM) Minuteman III dari Vandenberg Air Force Base
di California. Misil yang membawa hulu ledak nuklir palsu itu menuju
target yang dirahasiakan di Samudra Pasifik.
Peluncuran ICBM ini bagian dari uji operasional terbaru Angkatan Udara AS.
Rudal balistik Minuteman III diluncurkan dari silo bawah tanah di Vandenberg Air Force Base pada pukul 11.01 siang pada hari Selasa, 6 November lalu. Meski merahasiakan lokasi target, Angkatan Udara AS mengklaim penempatan ICBM tersebut dilakukan untuk menentukan akurasi dan keandalan sistem.
"Uji peluncuran menyediakan data berharga bagi Komando Strategis AS dan Angkatan Udara AS," kata Komando Serangan Global Angkatan Udara dalam sebuah rilis yang dikutip surat kabar Lompoc Record, Jumat (9/11/2018).
"Peluncuran uji yang andal terjadi ketika uji coba rudal diluncurkan, menyelesaikan jalur penerbangannya dalam koridor keselamatan yang ditentukan, fungsi peralatan dengan benar, data sensor dikumpulkan, dan dampak kendaraan re-entry di mana ditargetkan," lanjut pernyatan komando tersebut.
"Meskipun kendaraan re-entry mencapai target yang dituju, tes dan data analisis tidak dapat dirilis ke publik," imbuh rilis itu, yang menekankan bahwa tes tidak terkait dengan peristiwa dunia nyata, yakni ketegangan militer antara Rusia dan AS.
Awal tahun ini, pada tanggal 31 Juli, Angkatan Udara AS dipaksa untuk menghentikan peluncuran tes ICBM Minuteman III yang tidak berhulu ledak karena anomali dalam penerbangan yang tidak terduga. Tes pada tanggal itu dinyatakan gagal.
Menurut situs web Air Force Technology, peluncuran pertama tahun 2018 dari ICBM Minuteman III mulai berlangsung di pangkalan Vandenberg pada bulan April. Angkatan udara melakukan sekitar empat tes di pangkalan setiap tahun.
Peluncuran ICBM ini bagian dari uji operasional terbaru Angkatan Udara AS.
Rudal balistik Minuteman III diluncurkan dari silo bawah tanah di Vandenberg Air Force Base pada pukul 11.01 siang pada hari Selasa, 6 November lalu. Meski merahasiakan lokasi target, Angkatan Udara AS mengklaim penempatan ICBM tersebut dilakukan untuk menentukan akurasi dan keandalan sistem.
"Uji peluncuran menyediakan data berharga bagi Komando Strategis AS dan Angkatan Udara AS," kata Komando Serangan Global Angkatan Udara dalam sebuah rilis yang dikutip surat kabar Lompoc Record, Jumat (9/11/2018).
"Peluncuran uji yang andal terjadi ketika uji coba rudal diluncurkan, menyelesaikan jalur penerbangannya dalam koridor keselamatan yang ditentukan, fungsi peralatan dengan benar, data sensor dikumpulkan, dan dampak kendaraan re-entry di mana ditargetkan," lanjut pernyatan komando tersebut.
"Meskipun kendaraan re-entry mencapai target yang dituju, tes dan data analisis tidak dapat dirilis ke publik," imbuh rilis itu, yang menekankan bahwa tes tidak terkait dengan peristiwa dunia nyata, yakni ketegangan militer antara Rusia dan AS.
Awal tahun ini, pada tanggal 31 Juli, Angkatan Udara AS dipaksa untuk menghentikan peluncuran tes ICBM Minuteman III yang tidak berhulu ledak karena anomali dalam penerbangan yang tidak terduga. Tes pada tanggal itu dinyatakan gagal.
Menurut situs web Air Force Technology, peluncuran pertama tahun 2018 dari ICBM Minuteman III mulai berlangsung di pangkalan Vandenberg pada bulan April. Angkatan udara melakukan sekitar empat tes di pangkalan setiap tahun.
Credit sindonews.com
Makeover Rp21,5 Triliun, Kapal Induk Nuklir Prancis Melaut Lagi
PARIS
- Mengenakan seragam khaki dan helm, seorang pilot melompat ke pesawat
jet tempur Rafale di bawah tatapan penuh perhatian Menteri Pertahanan
Prancis Florence Parly. Jet tempur itu hendak beraksi dari dek kapal
induk Charles de Gaulle yang bersiap untuk aktivitas pertamanya dalam 18
bulan.
Charles de Gaulle adalah satu-satunya kapal induk bertenaga nuklir Eropa. Kapal ini memiliki panjang 260 meter (850 kaki) dan membawa 1.700 personel.
Kapal raksasa dengan tonase yang sama dengan empat Menara Eiffel itu akan dikerahkan pada awal Februari di Samudra Hindia.
Charles de Gaulle baru saja menjalani makeover untuk menambah usia kelaikan operasi. Biaya makeover yang dihabiskan mencapai 1,3 miliar euro (Rp21,5 triliun), yang sebagian besar difokuskan pada fasilitas modernisasi untuk pendaratan dan pemanduan pesawat.
Peremajaan kapal induk Charles de Gaulle dilakukan setelah menjalani operasi intens antara 2015-2016 dalam perang melawan militan Islamic State atau ISIS di Timur Tengah.
Presiden Emmanuel Macron akan bermalam di kapal itu minggu depan karena akan meningkatkan tahap pelatihan pra-penyebaran kapal lima minggu.
Charles de Gaulle adalah satu-satunya kapal induk bertenaga nuklir Eropa. Kapal ini memiliki panjang 260 meter (850 kaki) dan membawa 1.700 personel.
Kapal raksasa dengan tonase yang sama dengan empat Menara Eiffel itu akan dikerahkan pada awal Februari di Samudra Hindia.
Charles de Gaulle baru saja menjalani makeover untuk menambah usia kelaikan operasi. Biaya makeover yang dihabiskan mencapai 1,3 miliar euro (Rp21,5 triliun), yang sebagian besar difokuskan pada fasilitas modernisasi untuk pendaratan dan pemanduan pesawat.
Peremajaan kapal induk Charles de Gaulle dilakukan setelah menjalani operasi intens antara 2015-2016 dalam perang melawan militan Islamic State atau ISIS di Timur Tengah.
Presiden Emmanuel Macron akan bermalam di kapal itu minggu depan karena akan meningkatkan tahap pelatihan pra-penyebaran kapal lima minggu.
"Dihadapkan
dengan perubahan besar dalam panorama strategis angkatan laut, termasuk
tujuan ekspansionis Beijing di Laut China Selatan, Perancis menganggap
kapal induk nilai taktis dan politik tak tertandingi," kata Laksamana
Christophe Prazuck, Kepala Staf Angkatan laut Prancis, seperti dikutip Reuters, Jumat (9/11/2018).
Credit sindonews.com
SAAB jelaskan berbagai sistem pertahanan untuk Indonesia
Jakarta (CB) - Perusahaan penyedia sistem pertahanan dari
Swedia, SAAB, hadir di Indo Defence & Expo Forum 2018, di Jakarta,
pada 7-10 November ini. Mereka mengusung berbagai sistem pertahanan yang
ditawarkan kepada Indonesia ataupun yang sudah diadopsi di sini.
“SAAB mendukung misi Indonesia untuk memodernkan angkatan bersenjatanya dan memajukan industri berteknologi tinggi dalam negeri. Dengan diperkenalkannya UU Nomor 16/2012 tentang Industri Pertahanan, Indonesia sedang menuju kemandirian kapabilitas pertahanan dan SAAB menaati segala kewajiban tentang ini,” kata Kepala Perwakilan SAAB di Indonesia, Anders Dahl, di Jakarta, Rabu.
Di antara sistem pertahanan yang mereka bawa, adalah sistem peringatan dini, intelijen, dan komando Erieye berbasis pesawat propeler SAAB 2000, pesawat tempur multiperan Gripen serie, dan sistem pertahanan titik Very Short Range Air Defence RBS 70 NG.
Indonesia sejak 1992 sudah mengadopsi sistem pertahanan titik artileri ringan RBS 70, yang diakuisisi dalam paket pengadaan senjata pada masa itu. Setelah puluhan tahun, sistem ini perlu diremajakan dan dipercanggih.
Dalam uji coba di Sumatera Selatan, beberapa waktu lalu, sistem RBS 70 ini tetap dapat berfungsi secara sempurna.
“Bayangkan, setelah puluhan tahun dan masih berfungsi baik,” kata Dahl.
Tentang Gripen, yang dinamakan dalam nomenklatur resminya, JAS39 Gripen, Kepala Komunikasi SAAB Asia Pasifik, Robert Hewson, menyatakan, “Pesawat tempur ini dirancang pada dasawarsa ’90-an dan didedikasikan untuk mampu mengatasi pesawat tempur Uni Soviet pada masa itu, yaitu MiG dan Sukhoi, bahkan Sukhoi Su-27 Flanker.”
Ia mengatakan, pernah bertemu dengan pilot tempur Angkatan Udara Kerajaan Swedia yang pertama kali berjumpa dengan Sukhoi Su-27 Flanker Angkatan Udara Uni Soviet pada saat itu, di atas Laut Baltik.
“Ia adalah pilot pertama negara-negara Barat yang melihat secara langsung Sukhoi Su-27 di udara; sementara negara lain blok Barat hanya menjumpai mereka melalui foto-foto satelit,” kata dia.
JAS39 Gripen merupakan salah satu pesawat tempur bermesin tunggal yang masuk dalam daftar alternatif pengganti F-5E/F Tiger II dari Skuadron 14 TNI AU. Program pengadaan pengganti F-5E/F Tiger II ini masuk dalam program pengadaan sistem kesenjataan pada fase Kekuatan Esensial Minimum II, yang berakhir pada 2019 ini.
Hewson menyatakan, Swedia merupakan negara yang berbatasan langsung di utara dengan Rusia, terutama di Laut Baltik. Di situlah "theater utama" di mana pesawat tempur Angkatan Udara Kerajaan Swedia sering bersua dengan koleganya dari Angkatan Udara Swedia.
“Mereka memiliki kekuatan udara dalam jumlah besar, berkekuatan besar, dan disegani. Swedia menghadapi itu dengan mengandalkan kekuatan yang berbeda, sistem informasi tempur dan komando yang berjejaring, DataLink 16, dan handal pada keadaan minimum sekalipun,” kata dia.
Di antara kondisi minimum yang dia maksud adalah kemampuan JAS39 Gripen untuk mendarat dan lepas landas di jalan raya dengan tanpa persiapan apapun untuk pengoperasian pesawat tempur. Untuk bisa lepas landas dan mendarat dalam konfigurasi tempur-lengkap persenjataan, JAS39 Gripen hanya memerlukan "landasan" di jalan raya sepanjang kurang dari 700 meter saja.
Sedangkan Erieye SAAB 2000 merupakan sistem peringatan dini di udara dan komando-kendali yang mampu menyapu apapun di udara, darat, dan laut hingga jarak 450 mil laut. Untuk bentangan Indonesia yang memiliki panjang hingga 5.000 kilometer, cukup dilayani oleh dua atau tiga Erieye SAAB 2000 di udara.
Sistem radar Erieye ini dikembangkan dan dibuat di pusat penelitian dan pengembangan radar SAAB di Gotheborg, di mana sistem radar dan peringatan dini darat-laut, Giraffe, Sea Girrafe, dan Giraffe 1-X, juga dibangun.
“SAAB mendukung misi Indonesia untuk memodernkan angkatan bersenjatanya dan memajukan industri berteknologi tinggi dalam negeri. Dengan diperkenalkannya UU Nomor 16/2012 tentang Industri Pertahanan, Indonesia sedang menuju kemandirian kapabilitas pertahanan dan SAAB menaati segala kewajiban tentang ini,” kata Kepala Perwakilan SAAB di Indonesia, Anders Dahl, di Jakarta, Rabu.
Di antara sistem pertahanan yang mereka bawa, adalah sistem peringatan dini, intelijen, dan komando Erieye berbasis pesawat propeler SAAB 2000, pesawat tempur multiperan Gripen serie, dan sistem pertahanan titik Very Short Range Air Defence RBS 70 NG.
Indonesia sejak 1992 sudah mengadopsi sistem pertahanan titik artileri ringan RBS 70, yang diakuisisi dalam paket pengadaan senjata pada masa itu. Setelah puluhan tahun, sistem ini perlu diremajakan dan dipercanggih.
Dalam uji coba di Sumatera Selatan, beberapa waktu lalu, sistem RBS 70 ini tetap dapat berfungsi secara sempurna.
“Bayangkan, setelah puluhan tahun dan masih berfungsi baik,” kata Dahl.
Tentang Gripen, yang dinamakan dalam nomenklatur resminya, JAS39 Gripen, Kepala Komunikasi SAAB Asia Pasifik, Robert Hewson, menyatakan, “Pesawat tempur ini dirancang pada dasawarsa ’90-an dan didedikasikan untuk mampu mengatasi pesawat tempur Uni Soviet pada masa itu, yaitu MiG dan Sukhoi, bahkan Sukhoi Su-27 Flanker.”
Ia mengatakan, pernah bertemu dengan pilot tempur Angkatan Udara Kerajaan Swedia yang pertama kali berjumpa dengan Sukhoi Su-27 Flanker Angkatan Udara Uni Soviet pada saat itu, di atas Laut Baltik.
“Ia adalah pilot pertama negara-negara Barat yang melihat secara langsung Sukhoi Su-27 di udara; sementara negara lain blok Barat hanya menjumpai mereka melalui foto-foto satelit,” kata dia.
JAS39 Gripen merupakan salah satu pesawat tempur bermesin tunggal yang masuk dalam daftar alternatif pengganti F-5E/F Tiger II dari Skuadron 14 TNI AU. Program pengadaan pengganti F-5E/F Tiger II ini masuk dalam program pengadaan sistem kesenjataan pada fase Kekuatan Esensial Minimum II, yang berakhir pada 2019 ini.
Hewson menyatakan, Swedia merupakan negara yang berbatasan langsung di utara dengan Rusia, terutama di Laut Baltik. Di situlah "theater utama" di mana pesawat tempur Angkatan Udara Kerajaan Swedia sering bersua dengan koleganya dari Angkatan Udara Swedia.
“Mereka memiliki kekuatan udara dalam jumlah besar, berkekuatan besar, dan disegani. Swedia menghadapi itu dengan mengandalkan kekuatan yang berbeda, sistem informasi tempur dan komando yang berjejaring, DataLink 16, dan handal pada keadaan minimum sekalipun,” kata dia.
Di antara kondisi minimum yang dia maksud adalah kemampuan JAS39 Gripen untuk mendarat dan lepas landas di jalan raya dengan tanpa persiapan apapun untuk pengoperasian pesawat tempur. Untuk bisa lepas landas dan mendarat dalam konfigurasi tempur-lengkap persenjataan, JAS39 Gripen hanya memerlukan "landasan" di jalan raya sepanjang kurang dari 700 meter saja.
Sedangkan Erieye SAAB 2000 merupakan sistem peringatan dini di udara dan komando-kendali yang mampu menyapu apapun di udara, darat, dan laut hingga jarak 450 mil laut. Untuk bentangan Indonesia yang memiliki panjang hingga 5.000 kilometer, cukup dilayani oleh dua atau tiga Erieye SAAB 2000 di udara.
Sistem radar Erieye ini dikembangkan dan dibuat di pusat penelitian dan pengembangan radar SAAB di Gotheborg, di mana sistem radar dan peringatan dini darat-laut, Giraffe, Sea Girrafe, dan Giraffe 1-X, juga dibangun.
Credit antaranews.com
Beli Su-35 Rusia Dihantui Sanksi AS, RI Perlu Jet Timur dan Barat
JAKARTA - Program Indonesia untuk pengadaan pesawat tempur multirole Sukhoi Su-35 "Flanker-E" dari Rusia belum aman dari ancaman sanksi Amerika Serikat (AS). Militer Indonesia yang memilih netral menegaskan bahwa pihaknya memerlukan jet tempur Timur dan Barat.
Washington telah memberlakukan undang-undang (UU) bernama Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA). Dalam UU itu, AS merasa berhak menjatuhkan sanksi terhadap negara mana saja yang membeli persenjataan Rusia.
UU AS itu sejatinya hanya ditargetkan pada Moskow sebagai respons atas aneksasi Crimea dari Ukraina pada 2014 dan dugaan ikut campur pemilu AS 2016. Namun, China telah dikenai sanksi tersebut karena membeli beberapa jet tempur Su-35 dan sistem rudal S-400 Moskow.
Kepala Penerangan Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Udara (TNI-AU) Marsekal Pertama Novyan Samyoga mengatakan kepada IHS Jane dalam pameran Indo Defence 2018 di Jakarta bahwa UU AS tersebut berpotensi memaksa Indonesia membeli pesawat tempur Barat.
Menurut analisa IHS Jane yang dikutip Jumat (9/11/2018), jika pemaksaan itu terjadi, maka pesawat tempur F-16 Viper Lockheed Martin kemungkinan akan dipilih oleh TNI-AU daripada Su-35 Rusia.
Indonesia telah menandatangani kontrak untuk pengadaan 11 unit jet tempur Su-35 pada bulan Februari tahun ini atau hanya beberapa bulan setelah AS mengesahkan CAATSA.
Menurut Samyoga, meskipun kontrak telah ditandatangani, Indonesia tidak akan memiliki pilihan lain untuk mengakhiri kesepakatan jika pemerintah AS memperkenalkan sanksi keras terhadap Indonesia.
Pemerintah AS memberlakukan sanksi terhadap Indonesia mulai tahun 1990-an hingga 2005 sebagai akibat dari dugaan pelanggaran hak asasi manusia militer Indonesia di Timor Timur (sekarang bernama Timor Leste). Sanksi berupa larangan membeli peralatan militer AS itu sangat merugikan TNI-AU, karena berpengaruh pada nasib komponen armada pesawat buatan AS seperti pesawat F-16 dan C-130 Hercules.
Washington telah memberlakukan undang-undang (UU) bernama Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA). Dalam UU itu, AS merasa berhak menjatuhkan sanksi terhadap negara mana saja yang membeli persenjataan Rusia.
UU AS itu sejatinya hanya ditargetkan pada Moskow sebagai respons atas aneksasi Crimea dari Ukraina pada 2014 dan dugaan ikut campur pemilu AS 2016. Namun, China telah dikenai sanksi tersebut karena membeli beberapa jet tempur Su-35 dan sistem rudal S-400 Moskow.
Kepala Penerangan Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Udara (TNI-AU) Marsekal Pertama Novyan Samyoga mengatakan kepada IHS Jane dalam pameran Indo Defence 2018 di Jakarta bahwa UU AS tersebut berpotensi memaksa Indonesia membeli pesawat tempur Barat.
Menurut analisa IHS Jane yang dikutip Jumat (9/11/2018), jika pemaksaan itu terjadi, maka pesawat tempur F-16 Viper Lockheed Martin kemungkinan akan dipilih oleh TNI-AU daripada Su-35 Rusia.
Indonesia telah menandatangani kontrak untuk pengadaan 11 unit jet tempur Su-35 pada bulan Februari tahun ini atau hanya beberapa bulan setelah AS mengesahkan CAATSA.
Menurut Samyoga, meskipun kontrak telah ditandatangani, Indonesia tidak akan memiliki pilihan lain untuk mengakhiri kesepakatan jika pemerintah AS memperkenalkan sanksi keras terhadap Indonesia.
Pemerintah AS memberlakukan sanksi terhadap Indonesia mulai tahun 1990-an hingga 2005 sebagai akibat dari dugaan pelanggaran hak asasi manusia militer Indonesia di Timor Timur (sekarang bernama Timor Leste). Sanksi berupa larangan membeli peralatan militer AS itu sangat merugikan TNI-AU, karena berpengaruh pada nasib komponen armada pesawat buatan AS seperti pesawat F-16 dan C-130 Hercules.
"Kami perlu mengoperasikan kombinasi jet tempur Timur dan Barat," kata Samyoga.
“Politik tidak pasti, dan kami butuh keseimbangan karena jika kami memiliki masalah dengan Barat, kami dapat menggunakan pesawat yang dibuat di Timur. Kami telah dijatuhi sanksi sebelumnya, jadi kami tahu kami membutuhkan keseimbangan itu," ujarnya.
“Politik tidak pasti, dan kami butuh keseimbangan karena jika kami memiliki masalah dengan Barat, kami dapat menggunakan pesawat yang dibuat di Timur. Kami telah dijatuhi sanksi sebelumnya, jadi kami tahu kami membutuhkan keseimbangan itu," ujarnya.
Credit sindonews.com
AS Tampar Rusia dengan Sanksi Baru Atas Aneksasi Crimea
WASHINGTON
- Amerika Serikat (AS) menampar lebih dari selusian individu dan
perusahaan Rusia dengan sanksi terkait Crimea. Para individu dan
perusahaan Rusia itu dianggap mendapatkan keuntungan dari pencaplokan
dan pendudukan ilegal wilayah Crimea di Ukraina.
Departemen Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri Departemen Keuangan (OFAC) mengumumkan hukuman yang dimandatkan oleh kongres, beberapa di antaranya merupakan sanksi tambahan bagi individu dan entitas yang telah masuk dalam daftar hitam pemerintah AS.
Langkah ini dilakukan hanya beberapa hari sebelum Presiden Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin diharapkan bertemu sebentar, tetapi tidak untuk pertemuan skala penuh, akhir pekan ini di Paris selama peringatan 100 tahun berakhirnya Perang Dunia I.
"Departemen Keuangan tetap berkomitmen untuk menargetkan entitas yang didukung Rusia yang mencari keuntungan dari aneksasi ilegal Rusia dan pendudukan Crimea," Menteri Keuangan di Bawah Sekretaris Terorisme dan Intelijen Keuangan Sigal Mandelker mengatakan dalam sebuah pernyataan.
"Sanksi kami adalah pengingat yang jelas bahwa upaya untuk menormalkan investasi dan hubungan ekonomi dengan mereka yang beroperasi di Crimea tidak akan ditoleransi dan tunduk pada otoritas sanksi AS dan Uni Eropa," tambahnya seperti dikutip dari The Washington Times, Jumat (9/11/2018).
Departemen Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri Departemen Keuangan (OFAC) mengumumkan hukuman yang dimandatkan oleh kongres, beberapa di antaranya merupakan sanksi tambahan bagi individu dan entitas yang telah masuk dalam daftar hitam pemerintah AS.
Langkah ini dilakukan hanya beberapa hari sebelum Presiden Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin diharapkan bertemu sebentar, tetapi tidak untuk pertemuan skala penuh, akhir pekan ini di Paris selama peringatan 100 tahun berakhirnya Perang Dunia I.
"Departemen Keuangan tetap berkomitmen untuk menargetkan entitas yang didukung Rusia yang mencari keuntungan dari aneksasi ilegal Rusia dan pendudukan Crimea," Menteri Keuangan di Bawah Sekretaris Terorisme dan Intelijen Keuangan Sigal Mandelker mengatakan dalam sebuah pernyataan.
"Sanksi kami adalah pengingat yang jelas bahwa upaya untuk menormalkan investasi dan hubungan ekonomi dengan mereka yang beroperasi di Crimea tidak akan ditoleransi dan tunduk pada otoritas sanksi AS dan Uni Eropa," tambahnya seperti dikutip dari The Washington Times, Jumat (9/11/2018).
Menurut
pejabat Departemen Keuangan, sanksi tersebut menggarisbawahi dukungan
AS untuk Ukraina dan Uni Eropa (UE). Sanksi itu juga menyoroti sikap
oposisi Washington terhadap aneksasi dan pendudukan Kremlin atas Crimea
serta penggunaan kekuatan untuk mengontrol bagian-bagian Donetsk dan
wilayah Luhansk di Ukraina timur.
Credit sindonews.com
Trump Ancam Balas Dendam Jika Demokrat Selidiki Pemerintah
Usai kubu oposisi merebut mayoritas Dewan
Perwakilan AS, Donald Trump mengancam akan balas dendam jika Demokrat
meluncurkan penyelidikan atas pemerintahannya. (Reuters/Leah Millis)
"Jika Demokrat berpikir mereka akan menghabiskan uang pembayar pajak untuk menyelidiki kami di level Dewan Perwakilan, kami akan melakukan hal serupa untuk menyelidiki mereka semua atas pembocoran informasi rahasia, dan banyak lagi, di level Senat," kata Trump.
Pernyataan ini dilontarkan Trump setelah hasil hitung cepat pemilihan umum sela pada Selasa (6/11) lalu menunjukkan bahwa Partai Demokrat selaku oposisi berhasil meraup mayoritas kursi di Dewan Perwakilan.
Sementara itu, partai tempat Trump bernaung, Partai Republik, menguasai Senat AS. Dewan Perwakilan dan Senat adalah dua komponen pembentuk Kongres AS.
Kekuasaan parlemen di tangan dua kubu ini dikhawatirkan dapat memicu polarisasi politik yang semakin tinggi di AS. Namun, Trump berjanji akan bekerja sama dengan semua pihak.
Orang yang digadang menjadi pemimpin Dewan Perwakilan, Nancy Pelosi, juga mengatakan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan baik, tapi mereka juga memiliki tanggung jawab untuk memastikan keseimbangan konstitusi terhadap pemerintahan Trump.
Tak lama setelah hasil ini keluar, Partai Demokrat langsung dikejutkan dengan keputusan Trump untuk memecat Jaksa Agung AS, Jeff Sessions.
Sejumlah pejabat top dari Partai Demokrat pun memperingatkan Trump agar tak menghalangi penyelidikan intervensi Rusia dalam pemilu 2016.
Peringatan ini muncul karena Matthew Whitaker ditunjuk sebagai pengganti Sessions. Selama menjabat sebagai kepala staf Sessions, Whitaker terus berupaya untuk membatasi penyelidikan intervensi Rusia yang dipimpin oleh Robert Mueller itu.
"Kongres harus mengambil langkah menyeluruh untuk memastikan integritas penyelidikan Penyelidik Khusus Mueller," ujar seorang anggota Dewan Perwakilan dari Partai Demokrat, Steny Hower, sebagaimana dikutip Reuters.
Hower kemudian mengatakan bahwa jika pemecatan Sessions ini adalah bagian dari upaya Trump untuk mencampuri penyelidikan Mueller, "presiden harus bertanggung jawab."
Langkah Trump ini sebenarnya sudah diprediksi sejak tahun lalu, ketika Sessions menolak mengawasi langsung proses penyelidikan tersebut, diduga karena ia pun memiliki kaitan dengan Rusia saat membantu kampanye sang presiden.
Sessions lantas memberikan kuasa kepada wakilnya, Rod Rosenstein, untuk mengawasi penyelidikan tersebut, membuat Trump kehilangan kendali.
Kini, Partai Demokrat pun meminta Whittaker untuk mengambil langkah serupa dengan Sessions.
"Melihat komentar dia sebelumnya yang berusaha membatasi penyelidikan Mueller, Whittaker harus melepaskan diri dari pengawasan selama menjabat sebagai jaksa agung," kata pemimpin Partai Demokrat dalam Senat, Chuck Schumer.
Credit cnnindonesia.com
'Perang Melawan Teror' AS Makan Korban Hingga 500 Ribu Orang
WASHINGTON
- Sekitar setengah juta orang tewas di Irak, Afghanistan, dan Pakistan
karena 'perang melawan teror' Amerika Serikat (AS) yang diluncurkan
setelah serangan 11 September 2001. Demikian hasil sebuah penelitian
yang baru saja dirilis.
Laporan yang dibuat oleh Watson Institute for International and Public Affairs Brown University menyebutkan korban tewas antara 480.000 dan 507.000 orang. Namun, jumlah sebenarnya kemungkinan lebih tinggi.
"Jumlah kematian terbaru mengalami peningkatan lebih dari 110 ribu selama hitungan terakhir, dikeluarkan hanya dua tahun lalu pada Agustus 2016," kata Brown dalam sebuah pernyataan.
"Meskipun perang melawan teror sering diabaikan oleh publik Amerika, pers dan pembuat undang-undang, lembaga ini menghitung sinyalnya, jauh dari berkurangnya, perang ini tetap intens," sambung pernyataan itu seperti dikutip dari France24, Jumat (9/11/2018).
Jumlah korban tewas termasuk gerilyawan, polisi lokal dan pasukan keamanan, warga sipil dan tentara AS serta sekutu.
Penulis laporan itu, Neta Crawford, mengatakan banyak dari mereka yang dilaporkan oleh pasukan AS dan lokal sebagai militan sebenarnya adalah warga sipil.
"Kita mungkin tidak pernah tahu jumlah total kematian langsung dalam perang-perang ini," tulis Crawford.
"Sebagai contoh, puluhan ribu warga sipil mungkin telah meninggal dalam merebut kembali Mosul dan kota-kota lain dari ISIS tetapi tubuh mereka kemungkinan besar belum ditemukan," terangnya.
Laporan yang dibuat oleh Watson Institute for International and Public Affairs Brown University menyebutkan korban tewas antara 480.000 dan 507.000 orang. Namun, jumlah sebenarnya kemungkinan lebih tinggi.
"Jumlah kematian terbaru mengalami peningkatan lebih dari 110 ribu selama hitungan terakhir, dikeluarkan hanya dua tahun lalu pada Agustus 2016," kata Brown dalam sebuah pernyataan.
"Meskipun perang melawan teror sering diabaikan oleh publik Amerika, pers dan pembuat undang-undang, lembaga ini menghitung sinyalnya, jauh dari berkurangnya, perang ini tetap intens," sambung pernyataan itu seperti dikutip dari France24, Jumat (9/11/2018).
Jumlah korban tewas termasuk gerilyawan, polisi lokal dan pasukan keamanan, warga sipil dan tentara AS serta sekutu.
Penulis laporan itu, Neta Crawford, mengatakan banyak dari mereka yang dilaporkan oleh pasukan AS dan lokal sebagai militan sebenarnya adalah warga sipil.
"Kita mungkin tidak pernah tahu jumlah total kematian langsung dalam perang-perang ini," tulis Crawford.
"Sebagai contoh, puluhan ribu warga sipil mungkin telah meninggal dalam merebut kembali Mosul dan kota-kota lain dari ISIS tetapi tubuh mereka kemungkinan besar belum ditemukan," terangnya.
Laporan
itu menyatakan bahwa antara 182.272 dan 204.575 warga sipil telah tewas
di Irak, 38.480 di Afghanistan, dan 23.372 di Pakistan.
Hampir 7.000 tentara AS tewas di Irak dan Afghanistan.
Penghitungan ini tidak termasuk semua orang yang telah meninggal secara tidak langsung sebagai akibat dari perang, termasuk melalui hancurnya infrastruktur atau penyakit.
Hampir 7.000 tentara AS tewas di Irak dan Afghanistan.
Penghitungan ini tidak termasuk semua orang yang telah meninggal secara tidak langsung sebagai akibat dari perang, termasuk melalui hancurnya infrastruktur atau penyakit.
Credit sindonews.com
Presiden Yaman angkat menteri pertahanan dan kepala staf baru
Kairo (CB) - Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi
mengangkat Mohammed al-Maqdishi sebagai menteri pertahanan, kantor
berita negara SABA melaporkan, Rabu (7/11).
Hadi juga mengangkat Abdullah Al-Nakhi sebagai kepala staf yang baru.
Arab Saudi, yang memimpin aliansi beranggotakan negara-negara Arab beraliran Sunni dan didukung Barat, mencoba memulihkan pemerintahan Hadi yang diakui masyarakat internasional. Pemerintahan itu digulingkan dari Sanaa, ibu kota Yaman, oleh kelompok Houthi yang disokong Iran pada 2015.
Perserikatan Bangsa-Bangsa belum memiliki perkiraan terbaru mengenai jumlah korban meninggal di Yaman. Badan dunia itu pada Agustus 2016 mengutip data pusat-pusat medis bahwa sedikitnya 10.000 orang tewas. Situasi kemanusiaan telah memburuk tajam sejak 2015, menyebabkan jutaan orang berada di jurang kelaparan dan perekonomian negara itu bertambah buruk.
Hadi juga mengangkat Abdullah Al-Nakhi sebagai kepala staf yang baru.
Arab Saudi, yang memimpin aliansi beranggotakan negara-negara Arab beraliran Sunni dan didukung Barat, mencoba memulihkan pemerintahan Hadi yang diakui masyarakat internasional. Pemerintahan itu digulingkan dari Sanaa, ibu kota Yaman, oleh kelompok Houthi yang disokong Iran pada 2015.
Perserikatan Bangsa-Bangsa belum memiliki perkiraan terbaru mengenai jumlah korban meninggal di Yaman. Badan dunia itu pada Agustus 2016 mengutip data pusat-pusat medis bahwa sedikitnya 10.000 orang tewas. Situasi kemanusiaan telah memburuk tajam sejak 2015, menyebabkan jutaan orang berada di jurang kelaparan dan perekonomian negara itu bertambah buruk.
Credit antaranews.com
Serangan Udara Koalisi Arab Tewaskan Satu Keluarga di Yaman
SANAA
- Seorang Ayah dan lima anaknya tewas setelah serangan udara koalisi
Arab yang dipimpin Arab Saudi menghantam rumah mereka di kota pelabuhan
Laut Merah Yaman, Hodeidah, Kamis. Hal itu diungkapkan sumber setempat.
Rumah keluarga itu menjadi target serangan udara pada sore hari di daerah Al Tuhayta, beberapa mil selatan bandara Hodeidah.
Penduduk setempat bergegas membawa keluarga itu ke rumah sakit Zabid di distrik Zabid di dekatnya, yang terletak di jalan raya menuju ke kota pelabuhan.
"Sang ibu mengalami beberapa luka, sementara suami dan lima anaknya meninggal," kata dokter seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (9/11/2018).
Pada hari Rabu, koalisi pimpinan Saudi menewaskan enam orang dari dua keluarga dalam serangan udara di dua rumah di provinsi Hajjah barat laut Yaman, di sebelah utara Hodeidah, menurut penduduk setempat.
Arab Saudi memimpin koalisi militer Arab yang melakukan intervensi di Yaman pada Maret 2015 untuk mendukung pemerintah Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi setelah pemberontak Houthi memaksanya mengasingkan diri.
Rumah keluarga itu menjadi target serangan udara pada sore hari di daerah Al Tuhayta, beberapa mil selatan bandara Hodeidah.
Penduduk setempat bergegas membawa keluarga itu ke rumah sakit Zabid di distrik Zabid di dekatnya, yang terletak di jalan raya menuju ke kota pelabuhan.
"Sang ibu mengalami beberapa luka, sementara suami dan lima anaknya meninggal," kata dokter seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (9/11/2018).
Pada hari Rabu, koalisi pimpinan Saudi menewaskan enam orang dari dua keluarga dalam serangan udara di dua rumah di provinsi Hajjah barat laut Yaman, di sebelah utara Hodeidah, menurut penduduk setempat.
Arab Saudi memimpin koalisi militer Arab yang melakukan intervensi di Yaman pada Maret 2015 untuk mendukung pemerintah Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi setelah pemberontak Houthi memaksanya mengasingkan diri.
Kelompok
Houthi yang bersekutu dengan Iran telah menguasai sebagian besar
wilayah utara Yaman, termasuk Ibu Kota Sanaa, sejak September 2014.
Perang Yaman telah menewaskan lebih dari 10.000 orang dan menelantarkan hampir tiga juta orang lainnya, menurut badan-badan PBB.
Perang Yaman telah menewaskan lebih dari 10.000 orang dan menelantarkan hampir tiga juta orang lainnya, menurut badan-badan PBB.
Credit sindonews.com
Langganan:
Postingan (Atom)