Credit republika.co.id
Jumat, 26 Oktober 2018
Pakar: AS Tinggal Sejarah jika Bom Mega Rusia Muntahkan Yellowstone
MOSKOW
- Rusia harus mengembangkan kemampuan untuk menghancurkan Amerika
Serikat dalam satu pukulan kilat jika ingin membujuk Amerika untuk
mengakhiri perlombaan senjata nuklir dan kembali ke meja perundingan.
Demikian disampaikan pakar militer Konstantin Sivkov.
Dalam artikel barunya, Sikov mengatakan untuk mengekang agresi Barat, Moskow seharusnya tidak bersaing dengan Washington dalam jumlah persenjataan nuklir.
Presiden Academy of Geopolitical Problems tersebut percaya bahwa "tanggapan asimetris" akan bekerja jauh lebih baik untuk Rusia, karena mampu menghasilkan senjata nuklir dengan hasil lebih dari 100 megaton atau dikenal sebagai mega-bomb (bom mega).
"Jika daerah dengan kondisi geofisika yang sangat berbahaya di AS (seperti Yellowstone Supervolcano atau Patahan San Andreas) ditargetkan oleh hulu ledak (mega-bomb) tersebut, serangan seperti itu menjamin penghancuran AS sebagai negara dan seluruh elite transnasional," ujarnya, yang dilansir dari Russia Today, Kamis (25/10/2018).
Sivkov menjelaskan produksi sekitar 40 atau 50 hulu ledak mega untuk ICBM (rudal balistik antarbenua) atau torpedo ekstra panjang akan memastikan bahwa setidaknya beberapa dari mereka mencapai targetnya tidak peduli bagaimana konflik nuklir antara AS dan Rusia berkembang.
"Skenario seperti itu sekali lagi membuat perang nuklir skala besar menjadi tidak rasional dan mengurangi peluang pelariannya menjadi nol," kata Sivkov.
Menurutnya, kepemilikan senjata tersebut oleh Rusia pada akhirnya akan membuat Washington mulai berbicara dengan Moskow dan menyerah terkait kebijakan sanksi yang dijatuhkan terhadap Rusia.
Pada hari Senin, Presiden AS Donald Trump memperingatkan Rusia dan China bahwa Washington bermaksud untuk membangun persenjataan nuklirnya. Peringatan itu muncul setelah dia mengonfirmasi rencanannya untuk menarik diri AS dari perjanjian senjata nuklir dengan Rusia yang dikenal sebagai perjanjian Intermediate Nuclear Forces (INF).
Dalam artikel barunya, Sikov mengatakan untuk mengekang agresi Barat, Moskow seharusnya tidak bersaing dengan Washington dalam jumlah persenjataan nuklir.
Presiden Academy of Geopolitical Problems tersebut percaya bahwa "tanggapan asimetris" akan bekerja jauh lebih baik untuk Rusia, karena mampu menghasilkan senjata nuklir dengan hasil lebih dari 100 megaton atau dikenal sebagai mega-bomb (bom mega).
"Jika daerah dengan kondisi geofisika yang sangat berbahaya di AS (seperti Yellowstone Supervolcano atau Patahan San Andreas) ditargetkan oleh hulu ledak (mega-bomb) tersebut, serangan seperti itu menjamin penghancuran AS sebagai negara dan seluruh elite transnasional," ujarnya, yang dilansir dari Russia Today, Kamis (25/10/2018).
Sivkov menjelaskan produksi sekitar 40 atau 50 hulu ledak mega untuk ICBM (rudal balistik antarbenua) atau torpedo ekstra panjang akan memastikan bahwa setidaknya beberapa dari mereka mencapai targetnya tidak peduli bagaimana konflik nuklir antara AS dan Rusia berkembang.
"Skenario seperti itu sekali lagi membuat perang nuklir skala besar menjadi tidak rasional dan mengurangi peluang pelariannya menjadi nol," kata Sivkov.
Menurutnya, kepemilikan senjata tersebut oleh Rusia pada akhirnya akan membuat Washington mulai berbicara dengan Moskow dan menyerah terkait kebijakan sanksi yang dijatuhkan terhadap Rusia.
Pada hari Senin, Presiden AS Donald Trump memperingatkan Rusia dan China bahwa Washington bermaksud untuk membangun persenjataan nuklirnya. Peringatan itu muncul setelah dia mengonfirmasi rencanannya untuk menarik diri AS dari perjanjian senjata nuklir dengan Rusia yang dikenal sebagai perjanjian Intermediate Nuclear Forces (INF).
Alasan
Trump untuk menarik AS keluar dari perjanjian INF karena Rusia tidak
menaatinya. Moskow, yang membantah tuduhan telah melanggar perjanjian
INF, mengecam rencana Trump."Penarikan Amerika dari INF akan membuat
dunia menjadi lebih berbahaya," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
Menurutnya, kata-kata Trump adalah deklarasi de facto tentang niat untuk meluncurkan perlombaan senjata. Dia memastikan bahwa Moskow akan bertindak untuk melindungi kepentingan nasionalnya.
Menurutnya, kata-kata Trump adalah deklarasi de facto tentang niat untuk meluncurkan perlombaan senjata. Dia memastikan bahwa Moskow akan bertindak untuk melindungi kepentingan nasionalnya.
Credit sindonews.com
3 Alasan Trump Ingin Keluar dari Perjanjian Nuklir dengan Rusia
CB, Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump,
kembali membuat keputusan kontroversi. Pada 21 Oktober 2018, miliarder
asal New York itu telah memberikan sinyalemen atas keinginan Amerika
Serikat untuk menarik diri dari kesepakatan pengendalian senjata nuklir
atau INF.
INF dibuat antara Amerika Serikat dengan Rusia di tengah-tengah perang dingin. Menurut kesepakatan yang tertuang, kedua pihak yang bersengketa berjanji untuk mengakhiri persaingan senjata nuklir yang penuh kontroversi.
Dalam kesepakatan itu, keduanya juga setuju untuk mengakhiri peluncuran rudal jarak 500-1.000 kilometer dan 1.000-5.500 kilometer. Sejumlah hasil dari kesepakatan ini, sebanyak 2.692 rudal dihancurkan.
Dengan pencapaian itu, maka keputusan Trump untuk menarik diri dari kesepakatan INF terbilang mengejutkan. Berikut tiga hal alasan Trump ingin membatalkan perjanjian INF dengan Rusia seperti dikutip dari Sputnik :
1.Trump menuding Rusia telah menciderai kesepakatan INF selama bertahun-tahun. Tuduhan ini bersumber dari klaim-klaim sebelumnya bahwa sistem rudal kapal pesiar 9M729 telah melanggar kesepakatan INF karena memberikan peluang kepada Rusia untuk melancarkan serangan nuklir dari Eropa tanpa diketahui.
2.Trump menilai kesepakatan INF tidak ada dampaknya pada Cina. Presiden Amerika Serikat itu saat ini sedang berupaya merespon Beijing yang membangun kekuatan militernya di Pasifik Barat. Cina tidak masuk dalam perjanjian INF sehingga tidak memiliki kewajiban untuk membatasi atau mengembangkan rudal jarak jauh
“Jika saja Rusia dan Cina datang kepada kami dan mengatakan ‘mari kita sama-sama bersikap pintar dan tak satu pun dari kita mengembangkan senjata-senjata itu’. Namun jika Rusia dan Cina melakukannya (pengembangan senjata) dan kami mengikuti apa yang termaktub dalam perjanjian, maka ini tak bisa diterima,” kata Trump.
3. Amerika Serikat memiliki rencana lain. Pada Juni 2018, Kementerian Pertahanan Amerika Serikat mengutarakan keinginan kepada Trump untuk keluar dari kesepakatan INF karena ingin meningkatkan bantuan keamanan di Eropa dan hal ini bisa dilakukan dengan mengembangkan rudal di Eropa tengah dan timur yang waktu tempuh target sampai ke Rusia lebih cepat.
INF dibuat antara Amerika Serikat dengan Rusia di tengah-tengah perang dingin. Menurut kesepakatan yang tertuang, kedua pihak yang bersengketa berjanji untuk mengakhiri persaingan senjata nuklir yang penuh kontroversi.
Dalam kesepakatan itu, keduanya juga setuju untuk mengakhiri peluncuran rudal jarak 500-1.000 kilometer dan 1.000-5.500 kilometer. Sejumlah hasil dari kesepakatan ini, sebanyak 2.692 rudal dihancurkan.
Dengan pencapaian itu, maka keputusan Trump untuk menarik diri dari kesepakatan INF terbilang mengejutkan. Berikut tiga hal alasan Trump ingin membatalkan perjanjian INF dengan Rusia seperti dikutip dari Sputnik :
1.Trump menuding Rusia telah menciderai kesepakatan INF selama bertahun-tahun. Tuduhan ini bersumber dari klaim-klaim sebelumnya bahwa sistem rudal kapal pesiar 9M729 telah melanggar kesepakatan INF karena memberikan peluang kepada Rusia untuk melancarkan serangan nuklir dari Eropa tanpa diketahui.
2.Trump menilai kesepakatan INF tidak ada dampaknya pada Cina. Presiden Amerika Serikat itu saat ini sedang berupaya merespon Beijing yang membangun kekuatan militernya di Pasifik Barat. Cina tidak masuk dalam perjanjian INF sehingga tidak memiliki kewajiban untuk membatasi atau mengembangkan rudal jarak jauh
“Jika saja Rusia dan Cina datang kepada kami dan mengatakan ‘mari kita sama-sama bersikap pintar dan tak satu pun dari kita mengembangkan senjata-senjata itu’. Namun jika Rusia dan Cina melakukannya (pengembangan senjata) dan kami mengikuti apa yang termaktub dalam perjanjian, maka ini tak bisa diterima,” kata Trump.
3. Amerika Serikat memiliki rencana lain. Pada Juni 2018, Kementerian Pertahanan Amerika Serikat mengutarakan keinginan kepada Trump untuk keluar dari kesepakatan INF karena ingin meningkatkan bantuan keamanan di Eropa dan hal ini bisa dilakukan dengan mengembangkan rudal di Eropa tengah dan timur yang waktu tempuh target sampai ke Rusia lebih cepat.
Credit tempo.co
AS Tarik Diri, Rusia Ajukan Rancangan Traktat Nuklir ke PBB
Ilustrasi (REUTERS/Maxim Shemetov)
"Masyarakat internasional memiliki kewajiban untuk bereaksi terhadap situasi yang berpotensi kiamat dunia," kata seorang diplomat Rusia sebagai tanggapan atas pengumuman Washington baru-baru ini.
"Rancangan resolusi (yang diajukan Rusia) diambil dari serangkaian resolusi yang telah digelontorkan oleh Majelis Umum dan bertujuan untuk memperkuat kelangsungan perjanjian itu," tambahnya.
Jika rancangan ini disahkan, maka diskusi antara Rusia dan AS perlu dilakukan agar kedua negara perlu bekerja sama untuk membangun kerangka perjanjian itu.
"Hal ini membuat kami bisa melanjutkan dan memperkuat tanggung jawab kedua pihak untuk melaksanaan perjanjian," kata diplomat itu.
Moskow menganggap perjanjian nuklir tersebut penting untuk mengurangi senjata nuklir, seperti diutarakan diplomat itu. Ia juga meminta semua negara anggota PBB untuk mempertimbangkan rancangan resolusi tersebut.
Menurut sumber PBB, AS menolak rancangan resolusi Rusia karena dianggap terlambat untuk menyesuaikan dengan agenda Komisi Perlucutan Senjata PBB.
Washington juga mengkritik Moskow karena rancangan itu telah diumumkan dengan media Rusia sebelum negara-negara anggota PBB lain melihatnya, menurut sumber yang sama.
Sabtu pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa AS akan menarik diri dari perjanjian INF. Perjanjian ini melarang pembuatan rudal nuklir dengan jangkauan 500 hingga 5.000 kilometer. Penarikan diri ini lantaran AS menuduh Rusia telah melanggar perjanjian in selama beberapa tahun belakangan.
Perjanjian itu ditandatangani pada 1987 oleh Ronald Reagan dan pemimpin Uni Soviet terakhir Mikhail Gorbachev. Sebelumnya, Gorbachev menyebut bahwa langkah AS untuk keluar dari perjanjian itu adalah sebuah "kesalahan".
Para pejabat Moskow mengatakan AS telah melakukan "pelanggaran mencolok" terhadap perjanjian itu dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan keputusan AS untuk menarik diri dapat menyebabkan situasi "berbahaya".
Putin dan Trump direncakan bertemu di Paris pada bulan November mendatang dalam peringatan 100 tahun berakhirnya Perang Dunia I.
Credit cnnindonesia.com
RI Berharap AS dan Rusia Pertahankan Perjanjian Senjata Nuklir
JAKARTA
- Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) berharap
agar perjanjian senjata nuklir antara Rusia dan Amerika Serikat (AS)
dipertahankan. Perjanjian bernama Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) itu terancam runtuh karena Washington akan menarik diri.
"Tentu itu sebuah upaya kita semua untuk menahan adanya proliferasi nuklir, kita harapkan agar negara-negara nuklir mengambil langkah, bukan hanya untuk proliferasi, tapi juga mengambil langkah untuk menjaga perdamaian di kawasan," kata juru bicara Kemlu RI Arrmanatha Nasir, Kamis (25/10/2018).
Sebelumnya, Kremlin menyatakan penarikan diri AS dari perjanjian INF sebagai langkah yang sangat berbahaya. Kremlin menyebut, langkah Washington itu sama saja dengan deklarasi untuk memulai kembali perlombaan senjata.
"Ini adalah niat yang sangat berbahaya. Efektif, ini merupakan pengumuman rencana untuk terlibat dalam perlombaan senjata dengan meningkatkan persenjataan yang sesuai," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Peskov memastikan Rusia akan merespons langkah AS tersebut untuk menjamin kepentingan keamanan nasionalnya.
"Tentu itu sebuah upaya kita semua untuk menahan adanya proliferasi nuklir, kita harapkan agar negara-negara nuklir mengambil langkah, bukan hanya untuk proliferasi, tapi juga mengambil langkah untuk menjaga perdamaian di kawasan," kata juru bicara Kemlu RI Arrmanatha Nasir, Kamis (25/10/2018).
Sebelumnya, Kremlin menyatakan penarikan diri AS dari perjanjian INF sebagai langkah yang sangat berbahaya. Kremlin menyebut, langkah Washington itu sama saja dengan deklarasi untuk memulai kembali perlombaan senjata.
"Ini adalah niat yang sangat berbahaya. Efektif, ini merupakan pengumuman rencana untuk terlibat dalam perlombaan senjata dengan meningkatkan persenjataan yang sesuai," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Peskov memastikan Rusia akan merespons langkah AS tersebut untuk menjamin kepentingan keamanan nasionalnya.
Menurut
Peskov, dalam pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan
Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton, disampaikan bahwa AS akan
menyampaikan prosedur formal yang relevan untuk membatalkan perjanjian
yang sudah berusia puluhan tahun dalam waktu dekat.
Credit sindonews.com
Rusia Menyangkal Telah Melanggar Perjanjian INF
MOSKOW
- Kementerian Luar Negeri Rusia membantah tuduhan Amerika Serikat (AS)
bahwa Washington meninggalkan perjanjian persenjataan nuklir atau yang
dikenal sebagai Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) karena
pelanggaran oleh Moskow.
"Kami tegaskan bahwa Rusia secara ketat mengamati klausul perjanjian itu," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (26/10/2018).
Zakharova mengatakan bahwa AS berusaha membuatnya tampak seperti pernyataan baru-baru ini tentang penarikan dari perjanjian itu diprovokasi oleh pelanggaran Rusia, yang benar-benar tidak dapat diterima karena Washington tidak menghasilkan bukti untuk memperkuat klaim mereka.
Pada hari Sabtu, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa Washington akan menarik diri dari perjanjian INF karena dugaan pelanggaran perjanjian Rusia.
Zakharova mengatakan bahwa Rusia telah melihat dalam beberapa tahun terakhir pelanggaran perjanjian itu oleh AS sendiri dan telah memperingatkan Washington tentang hal itu.
"Jauh sebelum mengumumkan niatnya untuk menarik diri dari perjanjian itu, Washington meluncurkan program militer konkret dengan dalih palsu, yang jika dilanjutkan, akan bertentangan tidak hanya perjanjian INF," ungkap Zakharova.
"Dan jumlah proyek seperti Washington terus bertambah," tambahnya.
"Sebuah kesan sedang terbentuk bahwa Amerika Serikat mati-matian mencoba untuk menahan proses sejarah yang tidak di bawah kendalinya dan mencoba untuk mengamankan posisi dominan untuk dirinya sendiri di berbagai bidang termasuk militer," katanya mengakhiri.
Zakharova mengatakan penghancuran perjanjian INF akan menjadi langkah yang sangat berbahaya yang akan berdampak paling negatif terhadap situasi di bidang keamanan internasional dan stabilitas strategis serta penuh dengan risiko menarik seluruh wilayah ke dalam perlombaan senjata baru.
"Kami tegaskan bahwa Rusia secara ketat mengamati klausul perjanjian itu," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (26/10/2018).
Zakharova mengatakan bahwa AS berusaha membuatnya tampak seperti pernyataan baru-baru ini tentang penarikan dari perjanjian itu diprovokasi oleh pelanggaran Rusia, yang benar-benar tidak dapat diterima karena Washington tidak menghasilkan bukti untuk memperkuat klaim mereka.
Pada hari Sabtu, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa Washington akan menarik diri dari perjanjian INF karena dugaan pelanggaran perjanjian Rusia.
Zakharova mengatakan bahwa Rusia telah melihat dalam beberapa tahun terakhir pelanggaran perjanjian itu oleh AS sendiri dan telah memperingatkan Washington tentang hal itu.
"Jauh sebelum mengumumkan niatnya untuk menarik diri dari perjanjian itu, Washington meluncurkan program militer konkret dengan dalih palsu, yang jika dilanjutkan, akan bertentangan tidak hanya perjanjian INF," ungkap Zakharova.
"Dan jumlah proyek seperti Washington terus bertambah," tambahnya.
"Sebuah kesan sedang terbentuk bahwa Amerika Serikat mati-matian mencoba untuk menahan proses sejarah yang tidak di bawah kendalinya dan mencoba untuk mengamankan posisi dominan untuk dirinya sendiri di berbagai bidang termasuk militer," katanya mengakhiri.
Zakharova mengatakan penghancuran perjanjian INF akan menjadi langkah yang sangat berbahaya yang akan berdampak paling negatif terhadap situasi di bidang keamanan internasional dan stabilitas strategis serta penuh dengan risiko menarik seluruh wilayah ke dalam perlombaan senjata baru.
Rusia
siap bekerja sama dengan AS untuk mempertahankan kelangsungan
perjanjian itu. Namun sejauh ini tampaknya langkah Washington untuk
menarik diri dari perjanjian INF sangat ditentukan oleh keengganan
tertentu pasukan AS untuk bekerja dengan Rusia atas dasar kesetaraan dan
keinginan mereka untuk mendapatkan keuntungan militer.
"Sekarang kami harus memperingatkan Washington dengan cara yang paling serius: jika pihak AS merusak perjanjian itu, Rusia harus bereaksi," tegasnya.
Pada hari Selasa, penasihat keamanan nasional AS John Bolton mengatakan di Moskow bahwa AS akan mengajukan pemberitahuan resmi tentang penarikannya dari perjanjian INF pada waktunya.
"Sekarang kami harus memperingatkan Washington dengan cara yang paling serius: jika pihak AS merusak perjanjian itu, Rusia harus bereaksi," tegasnya.
Pada hari Selasa, penasihat keamanan nasional AS John Bolton mengatakan di Moskow bahwa AS akan mengajukan pemberitahuan resmi tentang penarikannya dari perjanjian INF pada waktunya.
Credit sindonews.com
Korut dan Korsel Akan Tarik Senjata dari Perbatasan
Ilustrasi. (Reuters/Ed Jones)
Kementerian Pertahanan Korsel mengumumkan bahwa penarikan senjata dan penutupan pos jaga itu akan dimulai pada Jumat (26/10).
"Saya yakin semuanya berjalan sesuai rencana," ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel, Choi Hyun-soo, sebagaimana dikutip AFP, Kamis (25/10).
Berdasarkan kesepakatan tersebut, daerah perbatasan ini kemudian akan dijaga oleh 35 personel tak bersenjata dari kedua belah pihak.
Selain itu, zona demiliterisasi (DMZ) ini juga akan dibuka untuk pengunjung dari turis.
Kesepakatan ini sesuai dengan hasil pertemuan bersejarah antara Presiden Korsel, Moon Jae-in, dan pemimpin tertinggi Korut, Kim Jong-un, pada pertengahan tahun ini.
Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin sepakat untuk mengurangi ketegangan di perbatasan.
Perbatasan yang juga dikenal sebagai desa gencatan senjata Panmunjom ini adalah salah satu titik panas antara kedua negara.
Desa Panmunjom ini menjadi saksi bisu sejarah ketika Korut dan Korsel menyepakati gencatan senjata untuk mengakhiri perang pada 1953 silam.
Sejak saat itu, perbatasan sepanjang 250 kilometer itu dijaga oleh tentara Korut dan Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai pihak yang mewakili Korsel dalam perjanjian gencatan senjata.
Awalnya, perbatasan ini ditetapkan sebagai zona netral hingga akhirnya pada 1976, personel Korut menyerang sekelompok orang yang sedang menebang pohon di dalam Zona Demiliterisasi (DMZ), menewaskan dua tentara AS.
Credit cnnindonesia.com
Raja Salman Telepon Putin Bahas Kasus Khashoggi
Raja Salman. (REUTERS/Beawiharta)
Dikutip dari Reuters, kantor berita resmi Saudi menyebut dalam sambungan telepon tersebut, Raja Salman meyakinkan Putin bawah pihaknya bertekad mencari pelaku yang bersalah dan memastikan mereka menerima hukuman.
Kematian Khasoggi, kolumnis Washington yang gemar mengkritik Putra Mahkota Mohammed Bin Salman telah memicu kemarahan global. Kondisi ini memicu krisis dalam hubungan dengan negara-negara barat yang merupakan sekutu strategis negara pengekspor minyak itu.
Kremlin mengatakan dalam pernyataan bahwa Putin dan Raja Salman telah membahas situasi terkait Khasus Khashoggi. Keduanya juga membahas kerja sama antara Rusia dan Arab Saudi.
Penyidik publik Arab Saudi sebelumnya menyatakan bahwa pembunuhan Khashoggi sudah terencana. Pernyataan ini dirilis di tengah kecurigaan aparat Turki yang menduga pemerintahan Saudi, terutama Pangeran Mohammed bin Salman (MbS), adalah dalang di balik pembunuhan Khashoggi.
Kecurigaan kian menjadi setelah Saudi menangkap 18 tersangka, beberapa di antaranya dikenal sebagai orang yang dekat dengan putra mahkota.
Kasus ini menjadi perhatian internasional setelah Khashoggi dilaporkan hilang usai masuk ke dalam gedung Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu.
Awalnya, Saudi berkeras bahwa Khashoggi sudah keluar dari gedung tersebut dalam keadaan hidup. Namun, sejumlah sumber aparat Turki terus membeberkan hasil temuan mereka di lapangan yang mengindikasikan Khashoggi tewas dimutilasi di dalam gedung konsulat.
Akhir pekan lalu, Saudi akhirnya mengakui bahwa kolumnis The Washington Post itu tewas dalam sebuah perkelahian di konsulat, tapi menegaskan pemerintah sama sekali tak terlibat dalam insiden ini.
Credit cnnindonesia.com
Austria Serukan UE Hentikan Penjualan Senjata ke Arab Saudi
WINA
- Uni Eropa harus menghentikan penjualan senjata ke Arab Saudi setelah
pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi. Hal itu dikatakan Menteri Luar
Negeri Austria Karin Kneissl.
Dalam wawancara dengan media Jerman, Kneissl juga mengatakan tindakan tersebut juga dapat membantu mengakhiri perang mengerikan di Yaman.
Komentar dari Austria, Presiden Uni Eropa (UE) saat ini, muncul setelah Jerman mengatakan akan berhenti menyetujui ekspor senjata ke Arab Saudi sampai kematian Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul jelas. Pemerintahan Kanselir Angela Merkel juga membahas bagaimana menangani penjualan senjata yang telah disetujui.
Merujuk ke Uni Eropa yang lebih luas, Kneissl mengatakan kepada surat kabar Die Welt: "Penghentian pengiriman senjata yang diusulkan oleh Kanselir Merkel akan menjadi sinyal yang benar."
"Austria telah menghentikan pengiriman peralatan militer ke Arab Saudi pada Maret 2015," tambahnya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (26/10/2018).
Kneissl mengatakan perang di Yaman dan krisis dalam hubungan antara Qatar dan Arab Saudi serta sekutu Arabnya harus mendorong tindakan bersama Uni Eropa.
"Jika kita sebagai seluruh Uni Eropa menghentikan pengiriman senjata ke Arab Saudi, itu bisa membantu mengakhiri konflik-konflik ini," katanya kepada surat kabar itu.
Sebuah koalisi pimpinan Saudi yang ikut campur dalam perang Yaman pada tahun 2015 telah melakukan serangan udara yang sering menargetkan kelompok Houthi yang diarahkan Iran dan sering menyerang warga sipil, meskipun negara itu membantah melakukannya dengan sengaja.
Perang telah menewaskan lebih dari 10.000 orang, lebih dari 2 juta mengungsi dan mendorong Yaman ke ambang kelaparan yang meluas.
Dalam wawancara dengan media Jerman, Kneissl juga mengatakan tindakan tersebut juga dapat membantu mengakhiri perang mengerikan di Yaman.
Komentar dari Austria, Presiden Uni Eropa (UE) saat ini, muncul setelah Jerman mengatakan akan berhenti menyetujui ekspor senjata ke Arab Saudi sampai kematian Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul jelas. Pemerintahan Kanselir Angela Merkel juga membahas bagaimana menangani penjualan senjata yang telah disetujui.
Merujuk ke Uni Eropa yang lebih luas, Kneissl mengatakan kepada surat kabar Die Welt: "Penghentian pengiriman senjata yang diusulkan oleh Kanselir Merkel akan menjadi sinyal yang benar."
"Austria telah menghentikan pengiriman peralatan militer ke Arab Saudi pada Maret 2015," tambahnya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (26/10/2018).
Kneissl mengatakan perang di Yaman dan krisis dalam hubungan antara Qatar dan Arab Saudi serta sekutu Arabnya harus mendorong tindakan bersama Uni Eropa.
"Jika kita sebagai seluruh Uni Eropa menghentikan pengiriman senjata ke Arab Saudi, itu bisa membantu mengakhiri konflik-konflik ini," katanya kepada surat kabar itu.
Sebuah koalisi pimpinan Saudi yang ikut campur dalam perang Yaman pada tahun 2015 telah melakukan serangan udara yang sering menargetkan kelompok Houthi yang diarahkan Iran dan sering menyerang warga sipil, meskipun negara itu membantah melakukannya dengan sengaja.
Perang telah menewaskan lebih dari 10.000 orang, lebih dari 2 juta mengungsi dan mendorong Yaman ke ambang kelaparan yang meluas.
Jaksa
penuntut umum Arab Saudi mengatakan pada hari Kamis bahwa pembunuhan
Khashoggi awal bulan ini telah direncanakan, membalikkan pernyataan
resmi sebelumnya bahwa pembunuhan itu tidak disengaja.
Kneissl menggambarkan kasus tersebut sebagai sangat mengejutkan dan pelanggaran hukum yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tetapi ia mengatakan itu menandai puncak dari dua tahun kemerosotan besar-besaran dalam situasi hak asasi manusia di Arab Saudi.
Kneissl menggambarkan kasus tersebut sebagai sangat mengejutkan dan pelanggaran hukum yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tetapi ia mengatakan itu menandai puncak dari dua tahun kemerosotan besar-besaran dalam situasi hak asasi manusia di Arab Saudi.
Credit sindonews.com
Telepon Raja Saudi, Merkel Serukan Penyelidikan yang Transparan
BERLIN
- Kanselir Jerman Angela Merkel mengadakan pembicaraan telepon dengan
Raja Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud. Dalam kesempatan itu, Merkel
meminta raja untuk melakukan investigasi yang cepat, transparan dan adil
terhadap pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
"Kanselir Jerman Angela Merkel pada 25 Oktober melakukan percakapan telepon dengan Raja Saudi. Kanselir dengan tegas mengutuk kematian jurnalis Jamal Khashoggi di Konsulat Jenderal Saudi di Istanbul. Dia jelas menunjukkan bahwa detail yang tepat dari pembunuhan harus segera diselidiki," bunyi pernyataan yang dirilis pemerintah Jerman.
"Kanselir meminta Arab Saudi untuk memastikan penyelidikan yang cepat, transparan dan adil (dalam kematian Khashoggi). Dia menunjukkan bahwa semua orang yang bertanggung jawab (atas kematian Khashoggi) harus diperhitungkan," sambung pernyataan itu seperti dikutip dari Sputnik, Jumat (25/10/2018).
Merkel mengatakan bahwa Jerman siap untuk mengambil langkah yang relevan atas situasi di sekitar penyelidikan atas kematian Khashoggi.
Kanselir juga menyatakan keprihatinannya atas situasi di Yaman yang dilanda perang dan meminta Raja Salman untuk melakukan segala kemungkinan untuk memastikan akses bagi bantuan kemanusiaan ke negara itu.
Pada 20 Oktober, Merkel mengatakan bahwa ekspor senjata ke Arab Saudi tidak mungkin dengan mempertimbangkan keadaan pembunuhan Khashoggi.
"Kanselir Jerman Angela Merkel pada 25 Oktober melakukan percakapan telepon dengan Raja Saudi. Kanselir dengan tegas mengutuk kematian jurnalis Jamal Khashoggi di Konsulat Jenderal Saudi di Istanbul. Dia jelas menunjukkan bahwa detail yang tepat dari pembunuhan harus segera diselidiki," bunyi pernyataan yang dirilis pemerintah Jerman.
"Kanselir meminta Arab Saudi untuk memastikan penyelidikan yang cepat, transparan dan adil (dalam kematian Khashoggi). Dia menunjukkan bahwa semua orang yang bertanggung jawab (atas kematian Khashoggi) harus diperhitungkan," sambung pernyataan itu seperti dikutip dari Sputnik, Jumat (25/10/2018).
Merkel mengatakan bahwa Jerman siap untuk mengambil langkah yang relevan atas situasi di sekitar penyelidikan atas kematian Khashoggi.
Kanselir juga menyatakan keprihatinannya atas situasi di Yaman yang dilanda perang dan meminta Raja Salman untuk melakukan segala kemungkinan untuk memastikan akses bagi bantuan kemanusiaan ke negara itu.
Pada 20 Oktober, Merkel mengatakan bahwa ekspor senjata ke Arab Saudi tidak mungkin dengan mempertimbangkan keadaan pembunuhan Khashoggi.
Khashoggi,
yang dikenal karena kritiknya terhadap kebijakan Saudi, terakhir
terlihat memasuki konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober. Setelah
penyangkalan lebih dari dua minggu, Arab Saudi mengakui pada 19 Oktober
lalu bahwa wartawan itu telah tewas dalam perkelahian di dalam konsulat.
Menurut Riyadh, 18 orang telah ditangkap atas dugaan keterlibatan
mereka dalam insiden itu.
Sebelumnya pada hari Kamis, jaksa penuntut Saudi mengatakan bahwa pembunuhan itu telah diatur sebelumnya.
Sebelumnya pada hari Kamis, jaksa penuntut Saudi mengatakan bahwa pembunuhan itu telah diatur sebelumnya.
Credit sindonews.com
Spanyol Jual Senjata ke Arab Saudi pasca Kasus Jamal Khashoggi
CB, Madrid – Parlemen
Spanyol melakukan pemungutan suara pada Selasa, 23 Oktober 2018, untuk
menolak rencana pembatalan penjualan senjata canggih ke Arab Saudi di
tengah kemarahan publik global terkait kasus tewasnya kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi.
Khashoggi adalah seorang jurnalis asal Arab Saudi yang mengasingkan diri di AS sejak setahun terakhir dan mendapat status penduduk atau US resident.
Dia mengasingkan diri karena merasa terancam oleh pemerintah Saudi atas sejumlah kritik mengenai kebebasan berekspresi yang diperjuangkannya.
“Menurut media Spanyol, pemerintah Arab Saudi mengancam akan membatalkan rencana pembelian 1.8 miliar euro (sekitar Rp31 triliun) senjata termasuk lima kapal perang korvet jika penjualan bom itu tidak dilakukan,” begitu dilansir Reuters pada Rabu, 24 Oktober 2018.
Korvet adalah sejenis kapal perang terkecil dalam jajaran kapal perang. Satu tingkat di atas kapal ini adalah kapal fregate.
Seorang demonstran memegang gambar Jamal Khashoggi saat protes di depan konsulat Arab Saudi di Istanbul [Osman Orsal / Reuters]
Pemerintah Spanyol juga berencana menjual 400 rudal terpandu laser ke Riyadh dan sempat bakal membatalkannya pada bulan lalu meskipun mengubah keputusan itu beberapa hari kemudian.
Rencana pembatalan ini terjadi karena banyak korban sipil tewas akibat serangan jet tempur dari Arab Saudi, yang menyasar rumah sakit dan bus anak sekolah.
Pemerintah Saudi saat ini memimpin koalisi dengan Uni Emirat Arab dalam perang sipil di Yaman melawan pasukan Houthi.
Sikap pemerintah Spanyol ini bertolak belakang dengan seruan pemerintah Jerman agar semua negara Uni Eropa menghentikan sementara penjualan senjata canggih hingga kasus pembunuhan jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi, terungkap.
Mengenai kasus pembunuhan Khashoggi, seperti dilansir El Pais, pemerintah Spanyol mengaku kecewa dengan informasi dari investigasi awal Saudi terkait tewasnya jurnalis senior berusia 60 tahun itu.
Pemerintah Saudi mengatakan Jamal Khashoggi tewas karena berkelahi melawan 15 orang Saudi di dalam Konjen Saudi di Istanbul. Mereka ini berusaha membawa Kashoggi, yang terkenal kritis terhadap pemberangusan kebebasan berekspresi Arab Saudi, untuk kembali ke negaranya.
“Kami juga menyampaikan ucapan bela sungkawa tulus kepada keluarganya dan orang-orang yang dicintainya,” begitu pernyataan dari pemerintah Spanyol.
Menurut El Pais, Arab Saudi merupakan pembeli senjata ketiga terbesar dari Spanyol selama periode 2013 – 2017. Sebuah konsorsium dari Spanyol juga terlibat dalam pembangunan kereta cepat dari Riyadh ke Mekkah senilai 6.7 miliar euro atau sekitar Rp1156 triliun, yang konstruksinya berlansung sejak 2011 dan baru diresmikan pada September 2018. Investigasi kasus Jamal Khashoggi saat ini masih berlangsung.
Khashoggi adalah seorang jurnalis asal Arab Saudi yang mengasingkan diri di AS sejak setahun terakhir dan mendapat status penduduk atau US resident.
Dia mengasingkan diri karena merasa terancam oleh pemerintah Saudi atas sejumlah kritik mengenai kebebasan berekspresi yang diperjuangkannya.
“Menurut media Spanyol, pemerintah Arab Saudi mengancam akan membatalkan rencana pembelian 1.8 miliar euro (sekitar Rp31 triliun) senjata termasuk lima kapal perang korvet jika penjualan bom itu tidak dilakukan,” begitu dilansir Reuters pada Rabu, 24 Oktober 2018.
Korvet adalah sejenis kapal perang terkecil dalam jajaran kapal perang. Satu tingkat di atas kapal ini adalah kapal fregate.
Seorang demonstran memegang gambar Jamal Khashoggi saat protes di depan konsulat Arab Saudi di Istanbul [Osman Orsal / Reuters]
Pemerintah Spanyol juga berencana menjual 400 rudal terpandu laser ke Riyadh dan sempat bakal membatalkannya pada bulan lalu meskipun mengubah keputusan itu beberapa hari kemudian.
Rencana pembatalan ini terjadi karena banyak korban sipil tewas akibat serangan jet tempur dari Arab Saudi, yang menyasar rumah sakit dan bus anak sekolah.
Pemerintah Saudi saat ini memimpin koalisi dengan Uni Emirat Arab dalam perang sipil di Yaman melawan pasukan Houthi.
Sikap pemerintah Spanyol ini bertolak belakang dengan seruan pemerintah Jerman agar semua negara Uni Eropa menghentikan sementara penjualan senjata canggih hingga kasus pembunuhan jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi, terungkap.
Mengenai kasus pembunuhan Khashoggi, seperti dilansir El Pais, pemerintah Spanyol mengaku kecewa dengan informasi dari investigasi awal Saudi terkait tewasnya jurnalis senior berusia 60 tahun itu.
Pemerintah Saudi mengatakan Jamal Khashoggi tewas karena berkelahi melawan 15 orang Saudi di dalam Konjen Saudi di Istanbul. Mereka ini berusaha membawa Kashoggi, yang terkenal kritis terhadap pemberangusan kebebasan berekspresi Arab Saudi, untuk kembali ke negaranya.
“Kami juga menyampaikan ucapan bela sungkawa tulus kepada keluarganya dan orang-orang yang dicintainya,” begitu pernyataan dari pemerintah Spanyol.
Menurut El Pais, Arab Saudi merupakan pembeli senjata ketiga terbesar dari Spanyol selama periode 2013 – 2017. Sebuah konsorsium dari Spanyol juga terlibat dalam pembangunan kereta cepat dari Riyadh ke Mekkah senilai 6.7 miliar euro atau sekitar Rp1156 triliun, yang konstruksinya berlansung sejak 2011 dan baru diresmikan pada September 2018. Investigasi kasus Jamal Khashoggi saat ini masih berlangsung.
Credit tempo.co
Bencana Kelaparan Makin Parah, Yaman Diprediksi Hancur Total
CB, Jakarta - Perang sipil di Yaman
telah mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi negara itu. Bencana
kelaparan diproyeksi akan membawa Yaman pada kehancuran total.
“Jumlah kerusakan sangat tinggi. Sistem imun jutaan orang yang selamat dari perang Yaman saat ini mulai lumpuh sehingga membuat mereka, khususnya anak-anak dan lansia mengalami gizi buruk, kolera dan jenis penyakit lainnya,” kata Mark Lowcock, Kepala Kemanusiaan PBB di hadapan Dewan Keamanan PBB, Selasa, 23 Oktober 2018.
Seorang balita yang menderita gizi buruk akut menangis saat mendapat perawatan di Pusat Kesehatan Aslam di Hajjah, Yaman, Sabtu, 25 Agustus 2018. Aslam merupakan salah satu distrik termiskin di Yaman, dengan ratusan desa kecil yang beberapa di antaranya terisolasi di pegunungan tinggi di jantung Houthi. AP Photo.
Sebelumnya pada September lalu, Lowcock mengatakan sekitar delapan juta penduduk Yaman dalam kondisi sangat membutuhkan bantuan dan sekitar 3,5 juta orang berpotensi mengalami nasib yang sama. Situs npr.org mewartakan berdasarkan jajak pendapat terbaru dan sejumlah analisis, sebanyak 14 juta penduduk Yaman atau separuh dari total populasi, akan segera bergantung pada bantuan luar demi bertahan hidup. Dengan kekerasan yang masih berkecamuk di Hodaidah, sebuah kota pelabuhan di Yaman, maka operasional bantuan asing akan sangat berisiko.
“Dengan pertempuran yang terus berkecamuk, khususnya di sekitar Hodeidah, maka upaya kemanusiaan akan sangat sulit. Jadi, ini waktunya bagi seluruh pihak mendengarkan peringatan ini,” kata Lowcock.
Perang Yaman meletup pada awal 2015, yang ditandai dengan keberhasilan kelompok radikal Houthis menguasai ibu kota Sanaa dan wilayah barat Yaman. Situasi di negara itu semakin memburuk saat koalisi yang dipimpin Kerajaan Arab Saudi melancarkan serangan udara untuk menumpas kelompok Houthis.
Hingga 2018, perang sipil Yaman belum menunjukkan tanda-tanda akan segera berakhir. Lebih dari 17 ribu orang terbunuh atau mengalami luka-luka akibat pertempuran. Pada tahun lalu, lebih dari 1 juta orang mengalami kolera dan setidaknya 3 juta penduduk Yaman kehilangan tempat tinggal karena kekerasan.
“Jumlah kerusakan sangat tinggi. Sistem imun jutaan orang yang selamat dari perang Yaman saat ini mulai lumpuh sehingga membuat mereka, khususnya anak-anak dan lansia mengalami gizi buruk, kolera dan jenis penyakit lainnya,” kata Mark Lowcock, Kepala Kemanusiaan PBB di hadapan Dewan Keamanan PBB, Selasa, 23 Oktober 2018.
Seorang balita yang menderita gizi buruk akut menangis saat mendapat perawatan di Pusat Kesehatan Aslam di Hajjah, Yaman, Sabtu, 25 Agustus 2018. Aslam merupakan salah satu distrik termiskin di Yaman, dengan ratusan desa kecil yang beberapa di antaranya terisolasi di pegunungan tinggi di jantung Houthi. AP Photo.
Sebelumnya pada September lalu, Lowcock mengatakan sekitar delapan juta penduduk Yaman dalam kondisi sangat membutuhkan bantuan dan sekitar 3,5 juta orang berpotensi mengalami nasib yang sama. Situs npr.org mewartakan berdasarkan jajak pendapat terbaru dan sejumlah analisis, sebanyak 14 juta penduduk Yaman atau separuh dari total populasi, akan segera bergantung pada bantuan luar demi bertahan hidup. Dengan kekerasan yang masih berkecamuk di Hodaidah, sebuah kota pelabuhan di Yaman, maka operasional bantuan asing akan sangat berisiko.
“Dengan pertempuran yang terus berkecamuk, khususnya di sekitar Hodeidah, maka upaya kemanusiaan akan sangat sulit. Jadi, ini waktunya bagi seluruh pihak mendengarkan peringatan ini,” kata Lowcock.
Perang Yaman meletup pada awal 2015, yang ditandai dengan keberhasilan kelompok radikal Houthis menguasai ibu kota Sanaa dan wilayah barat Yaman. Situasi di negara itu semakin memburuk saat koalisi yang dipimpin Kerajaan Arab Saudi melancarkan serangan udara untuk menumpas kelompok Houthis.
Hingga 2018, perang sipil Yaman belum menunjukkan tanda-tanda akan segera berakhir. Lebih dari 17 ribu orang terbunuh atau mengalami luka-luka akibat pertempuran. Pada tahun lalu, lebih dari 1 juta orang mengalami kolera dan setidaknya 3 juta penduduk Yaman kehilangan tempat tinggal karena kekerasan.
Credit tempo.co
Taiwan Minta Dukungan Dapat Status Pengamat di Interpol
CB, Taiwan – Pemerintah Taiwan meminta dukungan dunia internasional agar bisa berpartisipasi sebagai pengamat atau observer dalam Sidang Umum Interpol yang akan digelar tahun ini.
“Keamanan
global dan keadilan sosial harus melampaui wilayah, etnis dan perbedaan
politik,” kata Tsai Tsan-Po, Komisioner Biro Investigasi Kriminal
Taiwan, dalam rilis yang diterima Tempo pada Kamis, 25 Oktober 2018.
Tsai mengatakan Taiwan berharap bisa mengikuti berbagai kegiatan Interpol seperti pertemuan rutin dan aktivitas pelatihan dan mekanisme kerja. Selama ini, Taiwan telah dikeluarkan dari Interpol selama 34 tahun terakhir.
“Ini melemahkan kemampuan Taiwan secara serius untuk mengimplementasikan pengecekan keamanan di perbatasannya dan untuk melawan terorisme, penyelundupan manusia serta kejahatan lintas batas negara,” kata Tsai.
Menurut dia, Taiwan pernah mengajukan permintaan untuk bisa menghadiri Sidang Umum Interpol ke – 85 pada 2016 sebagai pengamat.
Taiwan juga pernah mengajukan diri pada 2017 untuk menjadi tuan rumah kegiatan seminar keamanan. Tapi Interpol menolak kedua permintaan ini dengan mengutip pernyataan lembaga itu mengikuti resolusi 1984 saat Cina menjadi anggotanya.
“Seharusnya, tidak ada resolusi atau pengaturan oleh Interpol yang bisa mengabaikan upaya memperkuat kerja sama polisi lintas negara,” kata Tsai.
Menurut Tsai, Taiwan ingin terlibat dalam penanganan kejahatan lintas negara seperti yang telah dilakukan bersama Thailand. Taiwan juga bekerja sama dengan petugas Filipina menangkap seorang pejabat kota yang terlibat peredaran obat-obatan terlarang.
“Taiwan
ingin berkontribusi lebih jauh dalam inisiatif global untuk membantu
menciptakan dunia yang lebih baik. Sebuah jaringan keamanan global yang
terkoneksi baik bisa tercipta dengan partisipasi Taiwan,” kata Tsai soal
status observer di Interpol.
Tsai mengatakan Taiwan berharap bisa mengikuti berbagai kegiatan Interpol seperti pertemuan rutin dan aktivitas pelatihan dan mekanisme kerja. Selama ini, Taiwan telah dikeluarkan dari Interpol selama 34 tahun terakhir.
“Ini melemahkan kemampuan Taiwan secara serius untuk mengimplementasikan pengecekan keamanan di perbatasannya dan untuk melawan terorisme, penyelundupan manusia serta kejahatan lintas batas negara,” kata Tsai.
Menurut dia, Taiwan pernah mengajukan permintaan untuk bisa menghadiri Sidang Umum Interpol ke – 85 pada 2016 sebagai pengamat.
Taiwan juga pernah mengajukan diri pada 2017 untuk menjadi tuan rumah kegiatan seminar keamanan. Tapi Interpol menolak kedua permintaan ini dengan mengutip pernyataan lembaga itu mengikuti resolusi 1984 saat Cina menjadi anggotanya.
“Seharusnya, tidak ada resolusi atau pengaturan oleh Interpol yang bisa mengabaikan upaya memperkuat kerja sama polisi lintas negara,” kata Tsai.
Menurut Tsai, Taiwan ingin terlibat dalam penanganan kejahatan lintas negara seperti yang telah dilakukan bersama Thailand. Taiwan juga bekerja sama dengan petugas Filipina menangkap seorang pejabat kota yang terlibat peredaran obat-obatan terlarang.
Credit tempo.co
Trump Klaim Diperlakukan Tak Adil soal Insiden Paket Bom
Presiden AS Donald Trump. (REUTERS/Carlos Barria)
Trump telah menerima pembaruan informasi terkait insiden tersebut. Dia mengatakan kepada pembantunya bahwa ia yakin petugas akan menemukan pelaku teror tersebut.
Gedung Putih menyatakan Trump hingga kini belum berencana menyebut serangkaian kiriman paket peledak tersebut sebagai serangan terorisme nasional. Sementara melalui akun Twitter-nya, ia justru menuding media melakukan provokasi terkait serangkaian ancaman paket bom tersebut.
"Dia merasa diperlakukan dengan permusuhan dan tidak adil," kata salah satu orang kepercayaan Trump, dikutip dari CNN, Jumat (26/10)
Trump juga baru saja memanggil Gubernur New York Andrew Cuomo guna memantau perkembangan terkini dan menjanjikan dukungan penuh kepada otoritas federal. Saat ditanya terkait retorika Trump, Cuomo menyebut percakapan hanya sebatas penyelidikan dan upaya penegakan hukum.
Sebanyak 10 paket mencurigakan berisi ditemukan yang ditujukan kepada sejumlah tokoh penting dan petinggi Partai Demokrat. Meski berisi alat peledak, tak ada satu pun paket yang meledak dan menimbulkan korban.
Komisaris Polisi New York James P. O'Neil meyakinkan warga kotanya aman. Ia juga menyebut tak ada ancaman yang mengkhawatirkan bagi individu maupun organisasi di pusat bisnis AS tersebut.
"Warga New York aman, tetapi 8,6 juta penduduk dan jutaan pengunjung yang datang ke kota in harus selalu waspada," tegasnya.
Credit cnnindonesia.com
Politik Memanas Akibat Paket Bom, Trump Salahkan Media
Presiden AS Donald Trump. (REUTERS/Carlos Barria)
"Bagian paling besar dari kemarahan yang kita lihat pada hari ini di masyarakat disebabkan oleh pelaporan yang salah dan tidak akurat oleh media utama yang saya sebut sebagai berita palsu," ujar Trump dalam akun Twitter-nya.
Ia menyebut politik yang berkembang terkait paket-paket bom tersebut sudah berkembang sangat buruk. Ia pun menggertak media AS untuk memperjelas masalah.
"Ini sudah menjadi sangat buruk dan penuh dengan kebencian yang tidak dapat dijelaskan. Media mainstrem harus membersihkan tindakan yang sudah dilakukannya. Cepat!" gertak Trump.
Dikutip dari Reuters, gelombang paket bom yang ditemukan pada Rabu dan Kamis menargetkan tokoh-tokoh Partai Demokrat yang terkenal dan sering mengkritik Trump. Serangkaian ancaman bom ini menyeruak kurang dari dua minggu sebelum pemilihan kongres pada 6 Novemver mendatang.
Tak ada satu pun dari sembilan paket tersebut yang meledak dan tak ada korban luka-luka atas insiden tersebut. Namun, beberapa pejabat tinggi Partai Demokrat menyebut ancaman itu sebagai gejala retorika politik kasar yang dipromosikan oleh Trump, yang juga mengutuk tindakan itu.
Salah satu target dari paket mencurigakan, mantan Direktur CIA John Brennan membalas komentar Trump di Twitter.
"Berhentilah menyalahkan orang lain. Lihatlah ke cermin. Retorika inflamasi, penghinaan, kebohongan,dan dorongan kekerasan fisik Anda tercela. Bersihkan tindakan Anda, cobalah bertindak sebagai Presiden. Rakyat Amerika pantas mendapatkan yang lebih baik," ujar Brennan.
Juru Bicara Gedung Putih Sarah Sanders menyebut Trump telah memperoleh informasi terbaru terkait ancaman-ancaman berupa paket peledak tersebut.
Sanders, berbicara dalam sebuah wawancara di Fox News, mengatakan Gedung Putih terus mengutuk setiap percobaan kekerasan dan akan terus mendorong petugas federal dalam melakukan penyelidikan.
Credit cnnindonesia.com
FBI Buka Investigasi Nasional Buru Pengirim Paket Bom
Ilustrasi penyelidikan paket bom di AS. (Reuters/Kevin Coombs)
Direktur FBI, Christopher Wray, meminta bantuan publik mempermudah penyelidikan dengan memberi tahu aparat setiap informasi yang didapat terkait insiden tersebut.
"Investigasi ini adalah prioritas tertinggi FBI," ucap Wray melalui sebuah pernyataan yang dikutip The Washington Post.
"Kami meminta siapa pun yang mungkin memiliki informasi untuk mengubungi FBI. Jangan ragu untuk menelepon, tidak ada informasi yang terlalu kecil untuk membantu kami dalam penyelidikan."
Perburuan pelaku dimulai sejak Selasa (23/10) malam ketika Secret Service menemukan paket mencurigakan berisikan bom pipa ditujukan bagi mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton.
Insiden itu merupakan yang kedua terjadi setelah paket serupa pertama kali ditemukan di kediaman bilioner George Soros pada Senin pekan ini.
Paket-paket tersebut dibungkus menggunakan amplop manila dengan plastik gelembung. Beberapa jam kemudian paket yang sama juga ditemukan di kediaman Obama di Washington.
Tak lama dari itu, paket bom juga ditemukan di ruang surat kantor berita CNN di New York dan kantor anggota Kongres perwakilan Florida, Debbie Wasserman Schultz.
Komisioner Kepolisian New York, James O'Neill, menuturkan "paket bom yang tampak aktif" di kantor CNN itu sebenarnya ditujukan kepada mantan Bos CIA John Brennan.
Usai paket tersebut ditemukan, para penghuni gedung langsung dievakuasi oleh petugas.
Dilansir The Straits Times, aparat penegak hukum mengatakan paket bahan peledak itu dikirim tanpa pesan-pesan tertulis.
Bingkisan misterius itu juga tertera label alamat yang dicetak komputer lengkap dengan perangko.
Otoritas menuturkan bom dalam paket-paket tersebut terbuat dari pipa yang diisi bahan peledak dan dibungkus kawat listrik serta selotip.
"Kami tidak akan beristirahat sampai menghentikan pengiriman perangkat berbahaya ini dan membawa pelaku ke pengadilan," ujar Bryan Paarmann, seorang pejabat anti-terorisme FBI.
Saat ini, paket-paket tersebut telah dikirim ke laboratorium FBI di Quantico, Virginia, untuk diteliti lebih lanjut.
Credit cnnindonesia.com
Tertulis 400 SM, Kapal Karam Tertua di Dunia Ditemukan di Laut Hitam
SOFIA
- Bangkai kapal tertua di dunia yang diketahui umat manusia ditemukan
dalam kondisi utuh di Laut Hitam di lepas pantai Bulgaria. Bangkai kapal
tertulis tahun 400 Sebelum Masehi (SM), yang artinya usianya sudah
lebih dari 2.400 tahun.
Tim peneliti dari Inggris, Bulgaria, Swedia, Amerika Serikat dan Yunani serta ilmuwam maritim menemukan bangkai kapal itu selama survei area dasar laut seluas lebih dari 2.00 kilometer persegi. Menurut tim arkeolog, temuan tersebut merupakan kapal perdagangan Yunani.
Kepingan kecil dari bangkai kapal telah diambil untuk tes dan karbon. "Tertanggal 400 SM, menjadikannya bangkai kapal yang utuh tertua yang diketahui umat manusia," kata tim peneliti dari Proyek Arkeologi Maritim Laut Hitam (Black Sea MAP).
Tim itu menghabiskan tiga tahun untuk menyisir kedalaman Laut Hitam dengan menggunakan sistem kamera khusus dalam air dengan sistem kendali jarak jauh. Kamera itu dapat memberikan gambar ultra definisi tinggi dari jarak lebih dari dua kilometer di bawah permukaan.
Eksplorasi mereka menemukan lebih dari 60 bangkai kapal, termasuk kapal dagang Romawi dan armada tempur Cossack abad 17.
Air pada kedalaman lebih dari dua kilometer tersebut itu bebas oksigen, yang berarti bahwa bahan organik dapat dipertahankan selama ribuan tahun.
"Sebuah kapal, yang masih utuh, dari dunia Klasik, terletak di lebih dari dua kilometer di bawah permukaan, adalah sesuatu yang mungkin saya tidak akan pernah percaya," kata Profesor Jon Adams dari Universitas Southampton di Inggris selatan, yang menjadi peneliti utama proyek tersebut.
"Ini akan mengubah pemahaman kita tentang pembuatan kapal dan pelayaran di dunia kuno," katanya.
Tim peneliti dari Inggris, Bulgaria, Swedia, Amerika Serikat dan Yunani serta ilmuwam maritim menemukan bangkai kapal itu selama survei area dasar laut seluas lebih dari 2.00 kilometer persegi. Menurut tim arkeolog, temuan tersebut merupakan kapal perdagangan Yunani.
Kepingan kecil dari bangkai kapal telah diambil untuk tes dan karbon. "Tertanggal 400 SM, menjadikannya bangkai kapal yang utuh tertua yang diketahui umat manusia," kata tim peneliti dari Proyek Arkeologi Maritim Laut Hitam (Black Sea MAP).
Tim itu menghabiskan tiga tahun untuk menyisir kedalaman Laut Hitam dengan menggunakan sistem kamera khusus dalam air dengan sistem kendali jarak jauh. Kamera itu dapat memberikan gambar ultra definisi tinggi dari jarak lebih dari dua kilometer di bawah permukaan.
Eksplorasi mereka menemukan lebih dari 60 bangkai kapal, termasuk kapal dagang Romawi dan armada tempur Cossack abad 17.
Air pada kedalaman lebih dari dua kilometer tersebut itu bebas oksigen, yang berarti bahwa bahan organik dapat dipertahankan selama ribuan tahun.
"Sebuah kapal, yang masih utuh, dari dunia Klasik, terletak di lebih dari dua kilometer di bawah permukaan, adalah sesuatu yang mungkin saya tidak akan pernah percaya," kata Profesor Jon Adams dari Universitas Southampton di Inggris selatan, yang menjadi peneliti utama proyek tersebut.
"Ini akan mengubah pemahaman kita tentang pembuatan kapal dan pelayaran di dunia kuno," katanya.
Helen
Farr, seorang anggota tim proyek, mengatakan; "Kami memiliki beberapa
kapal karam yang sebelumnya, tetapi yang satu ini benar-benar terlihat
utuh."
"Proyek ini secara keseluruhan benar-benar melihat perubahan permukaan laut dan banjir di wilayah Laut Hitam...dan bangkai kapal adalah hasil sampingan yang menggemberikan dari itu," katanya kepada radio BBC, yang dilansir Rabu (24/10/2018).
Selain puluhan bangkai kapal, mereka menemukan sisa-sisa pemukiman awal Zaman Perunggu di bawah air di dekat bekas pantai Laut Hitam.
"Proyek ini secara keseluruhan benar-benar melihat perubahan permukaan laut dan banjir di wilayah Laut Hitam...dan bangkai kapal adalah hasil sampingan yang menggemberikan dari itu," katanya kepada radio BBC, yang dilansir Rabu (24/10/2018).
Selain puluhan bangkai kapal, mereka menemukan sisa-sisa pemukiman awal Zaman Perunggu di bawah air di dekat bekas pantai Laut Hitam.
Credit sindonews.com
Bertemu Menlu Panama, Menlu RI Bahas Penguatan Kerjasama Maritim
JAKARTA
- Kerjasama maritim menjadi salah satu agenda utama dalam pertemuan
antara Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi dengan Menteri Luar
Negeri Panama, Isabel Saint Malo. Keduanya bertemu di Gedung Pancasila,
Jakarta.
Berbicara saat menyampaikan pernyataan bersama dengan Malo, Retno menyatakan ini adalah kunjungan Menlu Panama ke Indonesia sejak kedua negara membuka hubungan diplomatik nyaris empat dekade lalu.
Indonesia dan Panama, lanjut Retno, adalah dua negara yang sangat strategis, khususnya bila dilihat dari sisi maritim. Retno menyebut Indonesia menghubungkan Samudera Atlantik dan Hindia, sedangkan Panama menghubungkan Samudera Pasifik dan Atlantik.
"Kami mendiskusikan bagaiman meningkatkan kerjasma maritim. Beberapa area kerjasama maritim yang coba kami bahas termasuk peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam bidang kemaritiman dan sertifikasi pelaut Indonesia," ucap.
"Kami juga membahas mengenai peningkatan kerjasama dalam menajemen pelabuhan dan pengembangan Zona Ekonomi Esklusif," sambungnya pada Kamis (25/10).
Dia kemudian menuturkan, selain membahas mengenai kerjasama maritim, dia dan Malo juga membahas mengenai peningkatan kerjasama ekonomi. Retno menyebut, sekitar 60 persen ekspor Indonesia ke Amerika dikirimkan melalui Panama, selain itu banyak area kerjasama ekonomi yang masih bisa dikembangkan dengan Panama.
Berbicara saat menyampaikan pernyataan bersama dengan Malo, Retno menyatakan ini adalah kunjungan Menlu Panama ke Indonesia sejak kedua negara membuka hubungan diplomatik nyaris empat dekade lalu.
Indonesia dan Panama, lanjut Retno, adalah dua negara yang sangat strategis, khususnya bila dilihat dari sisi maritim. Retno menyebut Indonesia menghubungkan Samudera Atlantik dan Hindia, sedangkan Panama menghubungkan Samudera Pasifik dan Atlantik.
"Kami mendiskusikan bagaiman meningkatkan kerjasma maritim. Beberapa area kerjasama maritim yang coba kami bahas termasuk peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam bidang kemaritiman dan sertifikasi pelaut Indonesia," ucap.
"Kami juga membahas mengenai peningkatan kerjasama dalam menajemen pelabuhan dan pengembangan Zona Ekonomi Esklusif," sambungnya pada Kamis (25/10).
Dia kemudian menuturkan, selain membahas mengenai kerjasama maritim, dia dan Malo juga membahas mengenai peningkatan kerjasama ekonomi. Retno menyebut, sekitar 60 persen ekspor Indonesia ke Amerika dikirimkan melalui Panama, selain itu banyak area kerjasama ekonomi yang masih bisa dikembangkan dengan Panama.
Selain
mengenai maritim dan ekonomi, Retno dan Malo juga membahas mengenai
pemberian bebas visa untuk warga Indonesia ke Panama. "Bebas visa ke
Panama juga kita bicarakan. Lalu kita juga undang anak-anak muda Panama
untuk bisa ikut beasiswa Budaya dan Seni Indonesia," ucapnya.
Malo, yang juga menjabat sebagai Wakil Presiden Panama, datang ke Indonesia buka hanya untuk bertemu Retno dan sejumlah Menteri lainnya. Namun, dia juga datang ke Indonesia untuk menghadiri Our Ocean Confrence yang akan digelar awal pekan depan.
Malo, yang juga menjabat sebagai Wakil Presiden Panama, datang ke Indonesia buka hanya untuk bertemu Retno dan sejumlah Menteri lainnya. Namun, dia juga datang ke Indonesia untuk menghadiri Our Ocean Confrence yang akan digelar awal pekan depan.
Credit sindonews.com
Langganan:
Postingan (Atom)