Negara kepulauan Vanuatu seringkali mengusik kedaulatan Indonesia atas Papua
CB,
JAKARTA -- Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari memprotes
keras tindakan Perdana Menteri Vanuatu Charlot Salwai yang menyinggung
soal Papua. Apalagi hal itu bukan kali pertama Vanuatu mengusik urusan
kedaulatan Indonesia atas Papua.
Tindakan berulang
yang dilakukan Vanuatu harus mendapatkan respons serius dari pemerintah.
"Memprotes sikap Vanuatu yang secara terbuka mendukung upaya
separatisme Papua," kata dia dalam keterangan pers yang diterima, Senin
(1/10).
Kharis menegaskan, pemerintah bisa meninjau kembali hubungan
diplomatik dengan negara yang terletak di Samudra Pasifik bagian selatan
itu. "Indonesia perlu mempertimbangkan kembali hubungan diplomatik
dengan Vanuatu," ujar Anggota DPR RI Fraksi PKS ini.
Negara
Kepulauan Vanuatu kembali mengusik kedaulatan Indonesia. Kali ini,
forum Sidang Umum PBB dijadikan tempat untuk mengangkat isu Papua.
Sebelumnya, Perdana Menteri Vanuatu, Charlot Salwai menyinggung tentang
Papua dalam Sidang Majelis Umum ke-73 PBB di New York, Amerika Serikat.
Salwai
mengingatkan bahwa dekolonialisasi harus tetap menjadi bagian dari
agenda PBB. Ia mengatakan Dewan Hak Asasi Manusia PBB harus melakukan
investigas terhadap pelanggaran HAM di Papua. Vanuatu juga pernah
menyatakan keprihatinannya terkait tahanan politik di Papua yang dituduh
melakukan pengkhianatan
Hal itu mendapat respons keras
dari Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla. JK mengatakan Vanuatu kerap kali
memunculkan isu yang tak benar tentang pelanggaran HAM di Papua dan
terus menerus menggaungkan tidak sahnya penggabungan Papua ke Indonesia.
JK pun menegaskan takkan tinggal diam bila Vanuatu terus mengusik
kedaulatan dan teritori Indonesia.
Presiden
Polandia, Andrzej Duda menyatakan, pihaknya menanggarkan dana besar USD
2 miliar untuk biaya pembangunan pangkalan militer AS di negaranya.
Foto/Istimewa
WARSAWA
- Presiden Polandia, Andrzej Duda menyatakan, pihaknya menanggarkan
dana besar USD 2 miliar untuk biaya pembangunan pangkalan militer
Amerika Serikat (AS) di negaranya. Dia menyebut, Presiden AS, Donald
Trump setuju dengan ide tersebut.
Berbicara saat melakukan
wawancara dengan surat kabar Polandia, Sieci menuturkan ia pertama kali
melontarkan gagasan untuk membangun pangkalan militer permanen dengan
Trump di sela-sela pertemuan puncak NATO pada bulan Juli lalu.
"Saya
berkata kepadanya bahwa kami ingin memiliki pangkalan AS permanen di
Polandia. Dia menganggukkan kepalanya tetapi tidak bereaksi. Tapi ketika
saya menambahkan bahwa kami siap mengalokasikan USD 2 miliar untuk
mempersiapkannya, saya melihat matanya bersinar," kata Duda, seperti
dilansir Sputnik pada Senin (1/10).
Dia lalu menyatakan, setelah
pembicaraan itu semuanya berjalan dengan cara yang berbeda. Duda
kemudian mencatat bahwa Polandia bertujuan untuk mengalihkan "perbatasan
keamanan" di Eropa berkat kehadiran pasukan AS.
"Pangkalan AS
telah terbukti menjadi penjamin perdamaian. Coba ingat tahun-tahun di
masa Perang Dingin, di mana mereka menunjukkan kekuatan stabilisasi
mereka. Salah satu contohnya bagaimana Jerman Barat yang melawan tekanan
dari Jerman Timur dengan bantuan AS," ungkapnya.
Dia
ingat bahwa karena banyak negara Eropa menikmati kehadiran militer AS,
dia menganggap perlu untuk memperluas kehadiran pasukan AS di Polandia
dan juga membuatnya permanen.
Sebuah pesawat Hercules terlihat di landasan pacu di
Pangkalan Udara Korps Marinir AS Futenma di Ginowan di Okinawa 3 Mei
2010. [REUTERS / Issei Kato]
CB, Jakarta - Sekelompok warga Okinawa Jepang menuntut US$ 10 juta sebagai kompensasi atas suara bising pesawat militer AS yang melewati rumah mereka.
Dilaporkan
Stripes.com, lebih dari 2.800 penggugat dari Kota Ginowan ingin
pemerintah Jepang membayar uS$ 10 juta atau Rp 149 miliar karena
terganggu oleh suara bising pesawat militer dari Pangkalan Udara Korps
Marinir AS Futenma, menurut pengaduan yang diajukan pada Juli di
Pengadilan Distrik Naha.
"Tujuh
puluh tiga tahun setelah perang, kami telah menghadapi bahaya besar
dengan sejumlah pendaratan darurat, tabrakan dan jatuhnya objek oleh
pesawat terbang serta kebisingan mengganggu percakapan harian kami dan
menyebabkan masalah menonton TV dan mendengarkan radio," ujar perwakilan
penggugat, Kenei Yamashiro, 79 tahun, kepada pengadilan.
Pangkalan Udara Korps Marinir AS Futenma di Prefektur Okinawa pada 3 Mei 2010. [Reuters]
"Penerbangan
malam mulai jam 10 malam. sampai jam 6 pagi seharusnya dibatasi, namun
penerbangan menyebabkan masalah kesehatan serius akibat kurang tidur,"
tambah Yamashiro.
Seorang pengacara untuk penggugat, Osamu Ikeda, mengatakan bahwa warga tidak ingin menghentikan penerbangan militer.
"(Kami) hanya meminta penyelesaian moneter karena mayoritas penggugat adalah orang tua," kata kuasa hukum.
Pemerintah Jepang meminta kelompok untuk menarik gugatan dan sidang kedua dijadwalkan untuk 6 Desember.
Tuntutan
hukum semacam itu telah menjadi hal yang biasa dan menghasilkan
pembayaran besar pemerintah Jepang kepada penduduk yang mengatakan bahwa
mereka secara tidak adil terganggu oleh penerbangan harian dari
helikopter, pesawat militer AS, jet tempur, dan pesawat kargo.
Empat
helikopter transportasi Sea Knight dan sebuah helikopter Super Stallion
diparkir di Pangkalan Udara Korps Marinir Futenma di Ginowan di Okinawa
3 Mei 2010. [Reuters]
Putusan
diharapkan musim semi berikutnya dalam kasus di mana 3.417 warga, yang
diberi US$ 22.6 juta atau Rp 337 miliar karena suara bising pangkalan
udara Futenma pada 2016, mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Fukuoka
untuk menghentikan penerbangan di pangkalan udara.
Pada
bulan Februari 2017 hakim memutuskan pemerintah Jepang harus memberikan
lebih dari US$ 265 juta (Rp 3,9 triliun) atau sekitar US$ 12 (Rp 178
ribu) per penggugat untuk 22.005 orang yang tinggal di sekitar Pangkalan
Udara Kadena, dan kompensasi ini adalah yang terbesar yang pernah
diberikan pemerintah Jepang atas gangguan suara bising pesawat.
Sementara pada Oktober 2017, pengadilan Jepang
memberikan lebih dari US$ 5,4 juta atau Rp 80,5 miliar kepada
orang-orang yang tinggal di dekat Pangkalan Udara Yokota di Tokyo barat
karena suara pesawat militer mengganggu permukiman.
Antonov
An-124, pesawat militer Rusia yang dilaporkan mengangkut sistem rudal
S-300 Moskow ke Suriah. Foto/Wikimedia/Sergey Kustov/CC BY-SA 3.0
DAMASKUS
- Rusia selama seminggu terakhir telah mengirimkan sistem rudal
anti-pesawat canggihnya, S-300, ke Suriah. Senjata pertahanan itu
diangkut Antonov An-124, yang dinyatakan sebagai pesawat angkut militer
terbesar di dunia.
Dari segi ukuran, Antonov An-124 Ruslan atau
dikenal sebagai Condor, dianggap sebagai pesawat angkut militer terbesar
kedua setelah Antonov An-225 Mriya. Pesawat Mriya buatan Rusia adalah
pesawat terberat yang pernah dibuat dan memiliki lebar sayap pesawat
terbesar, yakni 88,4 meter (290 kaki). Dengan berat kosong 314 ton,
pesawat Mriya hanya dibuat satu unit saja.
Sedangkan pesawat Ruslan memiliki berat 192 ton dan memiliki lebar sayap 73,3 meter (240 kaki).
Kedua
pesawat itu, yang digunakan oleh Angkatan Udara Rusia serta beberapa
operator kargo, ditemukan oleh para penggemar pesawat yang melacak
pergerakan pesawat (juga dikenal sebagai aircraft spotters), di rute Rusia-Suriah selama beberapa hari terakhir.
Rusia
mengatakan pihaknya mulai memasok sistem pertahanan udara S-300 ke
Suriah pada hari Jumat lalu, meski ada protes dari Israel. Menurut
laporan Ynet yang dilansir Times of Israel, Selasa (2/10/2018), pesawat Ruslan pertama terlihat tiba di Pangkalan Udara Khmeimim di dekat Latakia, Suriah pada Kamis malam.
Menteri
Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dalam konferensi pers di sela-sela
Sidang Ke-73 Majelis Umum PBB mengumumkan pengiriman senjata pertahanan
tersebut. "Sistem anti-pesawat akan dikhususkan untuk memastikan 100
persen keselamatan dan keamanan orang-orang kami di Suriah," katanya.
Keputusan
Moskow untuk memasok sistem itu ke Suriah telah menimbulkan
kekhawatiran di pihak Tel Aviv. Seorang pejabat senior Israel mengatakan
pada Sabtu lalu bahwa kepemilikan S-300 Suriah merupakan tantangan
serius bagi negara mayoritas Yahudi itu. Namun, kata dia, Israel sedang
mengupayakan cara untuk mencegah penempatan sistem itu menjadi ancaman
besar bagi keamanan negara.
“S-300 adalah tantangan rumit bagi
negara Israel. Kami berurusan dengan (keputusan), dengan cara yang
berbeda, tidak harus dengan mencegah pengiriman (sistem anti-pesawat),"
kata pejabat yang berbicara dalam kondisi anonim tersebut.
Pejabat
itu percaya Presiden Rusia Vladimir Putin memahami bahwa ketika Moskow
membuat langkah, Israel mencadangkan hak untuk melindungi dirinya
sendiri dan mendapat dukungan dari Amerika Serikat.
Perdana
Menteri Benjamin Netanyahu pada hari Jumat mengkritik langkah Rusia
sebagai keputusan yang tidak bertanggung jawab. Namun, dia mengatakan
bahwa Israel berkomitmen untuk terus mempertahankan saluran deconfliction dengan Moskow dalam operasi militernya di wilayah Suriah.
Berbicara kepada CNN
di New York setelah sidang tahunan Majelis Umum PBB, Netanyahu
mengatakan bahwa dia sudah berbicara kepada Putin awal bulan ini setelah
pasukan Suriah menanggapi serangan udara Israel dengan sistem rudal
S-200 secara keliru, yakni menembak jatuh pesawat pengintai militer
Il-200 Rusia dan menewaskan 15 tentara Moskow.
"Mari kita lanjutkan deconfliction-nya,
tetapi pada saat yang sama, saya mengatakan kepadanya dengan sangat
hormat dan sangat jelas bahwa Israel akan melakukannya, akan terus
melakukan apa yang harus dilakukan untuk mempertahankan dirinya,"
katanya.
Dia mengatakan kedua pihak ingin menghindari bentrokan militer di
Suriah, namun mencatat bahwa banyak militer dan kelompok lain yang
beroperasi di wilayah Suriah, membuat wilayah itu sangat ramai meski di
ruang udara yang kecil.
"Melewati kekacauan ini, kami dapat
bertahan selama tiga tahun untuk menghindari bentrokan antara antara
pasukan Rusia dan Israel," katanya. "Saya pikir ada keinginan dari pihak
kami dan pihak Rusia untuk menghindari bentrokan," katanya.
Pasukan payung Rusia VDV atau Vozdushno-desantnye voyska,
pasukan dengan kekuatan satu korps dan beberapa divisi ini merupakan
pasukan payung terbesar di dunia. VDV didirikan pada tahun 1930 dengan
motto Nobody, but us. Pasukan ini kerap kali diterjunkan dalam
pertempuran besar seperti perang Stalingrad, perang Afganistan, Chechnya
dan Ukraina. VDV menggunakan baret berwarna biru terang sebagai simbol
dari korps pasukan udara. pinterest.com
CB, Jakarta - Rusia
memiliki jumlah pasukan penerjun payung terbesar di dunia. Mereka
terlatih dengan baik dan dilengkapi dengan kendaraan udara berlapis baja
serta senjata yang canggih. Akan tetapi koran pro pemerintah,
Izvestia, melaporkan pasukan penerjun payung Rusia terlalu banyak dan
tidak cukup pesawat yang dapat membawa mereka.
“Pada saat ini,
terdapat dua divisi serangan udara dan dua divisi pengaturan di udara,
empat brigade serangan udara, seorang komando, dan sejumlah unit
dukungan dan pelatihan yang berada dalam komposisi Pasukan Udara Rusia,”
tulis Ilya Kramnik, menurut sebuah terjemahan dalam OE Watch edisi
September, majalah Kantor Studi Militer Luar Negeri Angkatan Darat AS.
Angkatan
Udara Rusia saat ini hanya memiliki sekitar 120 pesawat angkut Il-76,
yaitu setara dengan transportasi C-17 Angkatan Udara AS. Meskipun
mempertahankan kekuatan udara yang multi-divisi, Rusia hanya dapat
mengurangi satu divisi pada satu waktu. Masalah ini bahkan diakui pada
masa Uni Soviet.
“Hal ini kemudian menimbulkan kegelisahan khususnya dalam hal
efektivitas pengeluaran sumber daya anggaran, sementara dengan
mempertimbangkan biaya tinggi peralatan parasut khusus dan pelatihan
lompatan personil," ujar Kramnik.
Pertanyaan
yang jelas lalu muncul: mengapa Rusia tidak memangkas jumlah pasukan
penerjung payung untuk mencocokkan jumlah pesawat angkut? Terlebih lagi,
pasukan udara telah melakukan beberapa pertempuran yang relatif sedikit
sejak hari-hari kejayaan pada Perang Dunia II. Saat ini, mereka lebih
mungkin digunakan sebagai infanteri ringan elit.
Jawabannya
adalah politik. “Dengan mempertimbangkan struktur tentara Rusia yang
telah berkembang dan bobot politik dari pasukan penerjung payung dalam
komposisi mereka, kita perlu menyadari bahwa tidak mungkin siapa pun
akan melakukan reformasi radikal seperti itu di masa mendatang,” Kramnik
menyimpulkan.
Contoh yang terjadi di Rusia tidak berbeda di
Amerika Serikat, ketika saran untuk menutup pangkalan militer atau
melepaskan pembelian senjata yang kemudian menarik tentangan sengit dari
legislator dan komunitas lokal. Di bawah Komunisme atau kapitalisme,
politik tetap musuh yang paling tangguh daripada akal sehat.
Jakarta, CB -- Kapal perang Chinaberlayar di sekitar pulau Spartly di Laut China Selatan untuk mengusir kapal perang Amerika Serikat (AS) yang sedang berlayar disekitar perairan itu.
Kapal
perang China itu berlayar hanya beberapa meter saja dari kapal
penghancur Amerika Serikat. Kapal perang China itu mendekat untuk
mendesak kapal AS untuk berganti haluan. Desakan iutu disampaikan
deengan cara yang tak aman dan tak profesional, jelas seorang pejabat
resmi, Senin (1/10)
Kapal perang AS, USS Decatur yang membawa
rudal perusak tengah melakukan apa yang militer sebut sebagai operasi
navigasi bebas pada Minggu (30/9). Kapal ini berjarak 22,4 kilometer (12
mil nautikal) dari karang Gaven dan Johnson di wilayah kepulauan
Spartly yang terpencil. Kepulauan ini berada di Laut China Selatan yang
diklaim oleh China.
Jarak tersebut biasanya dapat diterima sebagai batas wilayah teritorial
dari daratan tertentu. Selama operasi, kapal perang China Luyang
mendekatai USS Decatur dengan manuver yang tidak aman dan tak
profesional di sekitar karang Gaven dan Johnson di Laut China Selatan,"
jelas juru bicara Komandan Nate Christensen.
Kapal Cina kemudian
melakukan serangkaian "manuver yang semakin agresif, dan memperingatkan
Decatur untuk meninggalkan daerah itu," tambahnya.
Kapal perang
China "perusak mendekati dalam 45 meter (meter) dari busur Decatur,
setelah itu Decatur bermanuver untuk mencegah tabrakan."
Hubungan
AS-Cina belakangan terus mengalami ketegangan pada berbagai tingkatan
sejak Donald Trump menjadi Presiden pada tahun 2017.
Perang dagang yang diluncurkan Trump telah membuat marah Beijing, begitu
pula dengan otorisasi penjualan senjata senilai 1,3 miliar dolar ke
Taiwan, yang dianggap Cina sebagai provinsi pemberontak.
Washington pekan lalu memberlakukan tarif baru terhadap China yang mencakup impor lain senilai US$200 miliar.
Cina
telah mengambil serangkaian tindakan pembalasan, termasuk dengan
menggagalkan kunjungan kapal perang AS ke Hong Kong dan membatalkan
pertemuan antara kepala angkatan laut Cina dan rekannya dari Amerika.
Pada
hari Senin, seorang pejabat pertahanan AS mengatakan bahwa pembicaraan
keamanan yang akan berlangsung akhir bulan ini di Beijing antara Menteri
Pertahanan Jim Mattis dan China telah dibatalkan.
WASHINGTON
- Sebuah kapal Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) bertemu dengan kapal
perang China pada akhir pekan lalu. Keduanya bertemu saat kapal AS
melakukan operasi navigasi di dekat Kepulauan Spratly yang disengketakan
di Laut China Selatan (LCS).
Dalam insiden itu, kapal perusak
China melakukan manuver "tidak aman" yang memaksa kapal AS melakukan
manuver untuk mencegah tabrakan.
"Kapal perusak China,
Luyang, mendekati USS Decatur dalam manuver tidak aman dan tidak
profesional di sekitar Karang Gaven di Laut Cina Selatan," ujar Kapten
Charles Brown, juru bicara Armada Pasifik AS, dalam pernyataan yang
mengonfirmasi insiden tersebut.
"Kapal perang China melakukan
serangkaian manuver yang semakin agresif disertai dengan peringatan bagi
USS Decatur untuk meninggalkan daerah itu," imbuhnya seperti dikutip
dari CNN, Selasa (2/10/2018).
Dia menambahkan bahwa kapal perusak
Cina mendekati kapal USS Decatur dalam jarak 45 meter dari depan kapal
AS. USS Decatur pun terpaksa melakukan manuver untuk mencegah tabrakan.
"Pasukan kami akan terus terbang, berlayar dan beroperasi di mana saja hukum internasional memungkinkan," tegasnya.
Insiden
ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan China atas
berbagai masalah. Kapal-kapal China sering membayangi kapal-kapal AS
selama melakukan operasi kebebasan navigasi namun interaksi tersebut
biasanya dilakukan secara aman.
USS Decatur berlayar dalam jarak
12 mil laut dari karang Gaven dan Johnson di Kepulauan Spratly sebagai
bagian dari apa yang disebut Angkatan Laut AS sebagai operasi kebebasan
navigasi. Operasi ini dimaksudkan untuk menegakkan hak jalur bebas di
perairan internasional.
Sementara
Angkatan Laut melakukan kebebasan operasi navigasi di seluruh dunia,
China sangat sensitif tentang operasi ketika mereka datang mendekati
daerah di mana pemerintah China telah membangun pulau dan mendirikan
fasilitas militer di fitur maritim yang disengketakan.
Jakarta, CB -- Korea Utara (Korut) menyebut bahwa pihaknya tidak akan melakukan denuklirisasi selama Amerika Serikat
(AS) tidak melakukan tindakan yang tepat. Hal ini mengacu pada
kekerasan AS yang tak ingin melepaskan sanksi ekonominya kepada Korut
sampai negara itu benar-benar melakukan denuklirisasi
fasilitas-fasilitasnya.
Lebih lanjut, Korut mengatakan bahwa
deklarasikan berakhirnya Perang Korea 1950-1953 "bukan menjadi
tawar-menawar" untuk denuklirisasi Korea Utara. Jika Amerika Serikat
tidak menginginkan akhir perang, maka Korut pun "tidak akan terlalu
berharap untuk itu" seperti dilansir oleh media pemerintah Korut KCNA,
Selasa (2/10).
Lebih lanjut, KCNA mengatakan menonaktifkan
fasilitas nuklir Yongbyon membutuhkan tindakan yang tepat dari Amerika
Serikat. Sebab, tindakan dari AS itulah yang menjadi "inti untuk program
nuklirnya."
"DPRK mengambil langkah-langkah penting dan penting untuk melaksanakan
pernyataan bersama yang dibuat di KTT DPRK-AS, tetapi AS masih berusaha
menundukkan seseorang menggunakan sanksi," tandas komentar yang tidak
disebutkan namanya itu.
Hal senada sempat diungkap pimipnan Korut
Kim Jong Un pada KTT di Pyongyang bulan lalu. Dalam pernyataan bersama
dengan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, Kim Jong Un menyatakan
kesediaan untuk "secara permanen membongkar" kompleks nuklir Yongbyon
jika Amerika Serikat mengambil tindakan yang sesuai.
Moon mengatakan bahwa pembongkaran kompleks nuklir itu termasuk deklarasi resmi berakhirnya perang kedua negara.
Dalam
komentarnya, KCNA menyebut bahwa pernyataan akhir perang seharusnya
telah "diselesaikan setengah abad yang lalu". Seraya menambahkan bahwa
pernyataan tersebut menjadi "proses paling dasar dan utama untuk
dibentuknya hubungan dan perdamaian baru RDRK(Republik Demokratik Rakyat
Korea-nama resmi Korut)-AS (Amerika Serikat)" di semenanjung Korea dan
hal ini juga menuntut "komitmen AS."
Sebelumnya, Presiden AS
Donald Trump dan Kim secara umum sepakat untuk "membangun rezim
perdamaian yang abadi dan stabil di Semenanjung Korea". Pertemuan yang
terjadi Juni lalu di Singapura ini tak pernah terjadi sebelumnya.
Namun, Washington ingin agar Korea Utara membuat langkah terlebih dulu
dengan menyediakan inventarisasi lengkap program senjatanya. AS juga
ingin agar Korut mengambil tindakan permanen untuk melepaskan
persenjataannya.
Namun, sebelumnya tiga pejabat senior AS yang
terlibat dalam kebijakan Korea Utara mengatakan kepada Reuters hingga
saat ini belum ada kemajuan terkait negosiasi serius untuk menghilangkan
atau bahkan menghentikan senjata nuklir dan program rudal balistik Kim.
Menurut
mereka, membongkar Yongbyon yang menjadi pabrik misil Korut, akan
memperlambat produksi bahan misil. Tetapi tidak mengurangi persediaan
plutonium dan uranium mereka yang sangat kaya. Tidak juga mengurangi
kecurigaan bahwa negara itu memiliki situs produksi rahasia lainnya,
seperti disampaikan seorang ahli kepada Reuters.
Presiden Turki Tayyip Erdogan menyapa
pendukungnya dalam sebuah pertemuan partai berkuasa AK di Izmir, Turki,
Sabtu (28/4/2018). (Kayhan Ozer/Presidential Palace/Handout via REUTERS)
Ankara (CB) - Turki akan menolak usaha-usaha Amerika
Serikat untuk memberlakukan sanksi-sanksi atas Ankara terkait dengan
peradilan seorang pendeta Kristen yang telah ditahan selama dua tahun,
kata Presiden Tayyip Erdogan pada Senin, dengan menuduh pedeta tersebut
memiliki "kaitan gelap dengan teror".
Perkara Pendeta Andrew Brunson, yang akan diadili lagi pada 12 Oktober,
telah membuat hubungan antara Ankara dan Washington mengalami krisis.
Amerika Serikat telah mengambil kebijakan untuk memberlakukan
sanksi-sanksi dan tarif yang mengakibatkan nilai tukar mata uang Turki
lira berada di level terendah pada Agustus.
Brunson didakwa memiliki kaitan dengan para militan Kurdi dan pendukung
Fethullah Gulen, ulama yang dipersalahkan Turki karena berada di balik
usaha kudeta gagal tahun 2016. Pendeta itu membantah dakwaan-dakwaan
atas dirinya dan Washington menuntut pembebasannya segera, demikian
Reuters melaporkan.
Hubungan antara dua sekutu NATO sudah renggang akibat perselisihan
terkait dukungan AS kepada para pejuang Kurdi di bagian utara Suriah,
rencana-rencana Turki untuk membeli sebuah sistem pertahanan peluru
kendali, dan pemenjaraan seorang eksekutif bank Turki atas pelanggaran
sanksi-sanksi AS terhadap Iran.
"Kami sangat sedih dengan pemerintahan AS saat ini, satu mitra
strategis, menyasar negara kami tanpa konsistensi logis, politis dan
strategis," kata Erdogan dalam pidato di depan sidang baru anggota
parlemen.
Erdogan menyatakan Turki bertekad melawan, dalam kerangka kerja legal
dan diplomasi, "pemahaman bengkok ini, yang memberlakukan sanksi-sanksi
dengan menggunakan seorang pendeta sebagai alasan, yang diadili karena
kaitan gelapnya dengan organisasi-organisasi teror."
Perkara Brunson telah menjadi isu yang paling membuat kedua negara
berseberangan. Presiden AS Donald Trump berpendapat dia dan Erdogan
telah menyepakati sebuah persetujuan untuk membebaskannya pada Juli,
tetapi Ankara membantah setuju membebaskan pendeta itu sebagai bagian
perjanjian yang lebih luas.
Brunson, yang telah dipenjara atau dikenai tahanan rumah sejak Oktober
2016, menghadapi hukumen penjara hingga 35 tahun jika terbukti. Bulan
lalu jaksa utama dalam peradilannya diganti, sebuah langkah yang
penasehat hukumnya sambut baik dengan hati-hati, dengan mengatakan itu
mungkin isyarat dari perubahan kemauan politik.
Dalam pidatonya di sidang pertama di depan para anggota parlemen sejak
reses musim panas, Erdogan menyebut kemungkinan hubungan yang lebih
baik, sementara menambahkan bahwa masih ada banyak pekerjaan yang harus
dikerjakan.
"Kami dapat katakan kami mulai membuat kemajuan ke arah tercapainya
pemahaman bersama (dengan Amerika Serikat), walau ini bukan level yang
dikehendaki," kata dia.
Dia juga mengulangi tuduhan Turki bahwa Washington melindungi Gulen,
yang tinggal di AS selama dua dekade, dan mengatakan pengakuan di satu
pengadilan New York seorang eksekutif Halkbank milik negara atas
pelanggaran sanksi-sanksi AS terhadap Iran merupakan contoh dari
pelanggaran hukum yang unik",
Koalisi Arab menyebut pemberontak Houthi telah meluncurkan 200 rudal balistik ke Arab Saudi. Foto/Istimewa
RIYADH
- Koalisi Arab mengumumkan bahwa pemberontak Yaman, kelompok Houthi,
telah menembakkan 200 roket ke Arab Saudi. Demikian yang dikatakan juru
bicara pasukan Koalisi Arab, Kolonel Turki al-Maliki.
"Milisi
Houthi di Yaman menembakkan 200 rudal balistik menuju Kerajaan," ujar
Maliki dalam konferensi pers untuk memberitahukan perkembangan terakhir
dalam operasi militer pasukan koalisi Arab.
"Milisi
Houthi terus mengancam navigasi maritim dan bahwa harus ada tindakan
yang lebih keras terhadap pelanggaran mereka," imbuhnya tanpa merinsi
apa yang dimaksud dengan tindakan keras.
"Roket yang ditembakkan
oleh Houthi terhadap Kerajaan, menewaskan 112 warga sipil dan penduduk,
dan melukai ratusan lainya sejak kudeta Houthi di Yaman," tukasnya
seperti dikutip dari Middle East Monitor, Selasa (2/10/2018).
Sejak
perang dimulai pada 26 Maret 2015, kelompok Houthi telah membom wilayah
Saudi dengan rudal balistik jarak menengah dan jarak jauh. Sistem
Pertahanan Udara Saudi biasanya menghalangi serangan roket ini.
Selama
hampir empat tahun, Yaman telah mengobarkan perang antara pasukan
pemerintah yang setia kepada Presiden Abdrabbuh Mansur Hadi, didukung
oleh pasukan koalisi Arab, dan Houthi, yang mengendalikan sejumlah
provinsi, termasuk Ibu Kota Sanaa sejak 2014.
Rekaman
kapal induk Amerika Serikat, USS Theodore Roosevelt dikejar beberapa
speedboat Iran di Selat Hormuz. Kejadian ini berlangsung 21 Maret 2018.
Foto/Twitter
TEHERAN - Stasiun televisi (TV) Iran menayangkan rekaman kapal induk Amerika Serikat (AS), USS Theodore Roosevelt, dikejar beberapa speedboat yang diawaki pasukan Garda Revolusi. Kejadian itu berlangsung di Selat Hormuz pada 21 Maret 2018.
Kamera,
yang dipasang di sebuah kapal Iran, membidik kapal USS Theodore
Roosevelt serta kapal pengawalnya yang melintasi perairan Selat Hormuz.
Beberapa speedboat Garda Revolusi terlihat mendekati kapal
induk AS tersebut, sedangkan helikopter Amerika Serikat terlihat
berkeliaran di atas area lokasi kejadian.
Dalam video
itu, ada beberapa kegiatan yang terlihat di atas dek kapal Roosevelt,
termasuk helikopter lain yang bersiap untuk lepas landas.
Belum jelas apa tujuan Iran merilis rekaman tersebut. Press TV, media pemerintah Teheran, juga membagikan rekaman itu di Twitter pada 29 September 2018.
Kapal USS Theodore Roosevelt yang memiliki bobot 100.000 ton telah
dikerahkan ke Teluk sejak tahun lalu. Kapal raksasa ini membawa sekitar
5.000 awak. Selain itu, biasanya kapal tersebut juga membawa 130
pesawat, termasuk pesawat jet tempur F/A-18 Super Hornet, jet tempur
EA-18G Growler serta pesawat peringatan dini E-2 Hawkeye.
Perseteruan
di tengah laut antara kapal AS dan Iran bukan hal yang tidak biasa.
Pertemuan terakhir terjadi pada Agustus tahun lalu, ketika sebuah
pesawat tak berawak atau drone Iran membayangi kapal induk USS Nimitz
pada malam hari.
Drone itu muncul cukup dekat untuk merekam jet tempur F-18 di dek kapal. Angkatan Laut AS mengklaim operator drone tidak menanggapi panggilan radio yang berulang kali dan dianggap membahayakan para pelaut AS.
Masih pada bulan yang sama, drone
serupa Iran muncul dalam jarak 200 kaki (62 meter) dari jet tempur
F/A-18E Super Hornet. Hal itu membuat pilot Amerika Serikat mengubah
jalur. Pejabat Pentagon yang tidak disebutkan namanya menuduh Iran
bertindak dengan cara yang tidak aman dan tidak profesional.
Pada
Januari 2016, Teheran pernah mempermalukan Pentagon di mana sekitar
sepuluh pelaut AS ditangkap pasukan Iran setelah kapal Angkatan Laut
Washington tersesat ke wilayah perairan Republik Islam Iran. Sepuluh
pelaut yang merupakan awak dari dua kapal AS sempat ditahan sebelum
akhirnya dibebaskan.
Pada saat itu, Teheran menuntut permintaan
maaf resmi dari Menteri Luar Negeri AS John Kerry atas pelanggaran
kedaulatan Iran dan mendesak Angkatan Laut AS untuk menjauh dari
perbatasan maritim Iran. Iran juga secara konsisten menuduh para pelaut
AS melakukan gerakan provokatif di dekat perairannya.
Jakarta, CB -- Menteri Luar Negeri LibanonGibran Bassil menyanggah tuduhan Israelbahwa
Hizbullah memiliki fasilitas rudal rahasia di dekat bandara
internasional Beirut. Hal ini diungkap Menlu ketika mengumpulkan para
duta besar di bandara itu.
"Hari ini Libanon menyatakan dengan
lantang kepada semua negara di dunia [...] untuk menyangkal tuduhan
Israel," kata Bassil Senin (2/10).
Bassil berbicara kepada 73
duta besar asing yang berkumpul untuk siaran televisi dalam acara yang
ia gambarkan sebagai "kampanye kontra-diplomatik".
Tidak hadirnya duta besar Amerika Serikat yang merupakan sekutu utama Israel menjadi hal yang menarik perhatian.
Bassil
mengatakan utusan AS itu sedang melakukan perjalanan, tetapi tidak ada
wakil yang dikirim untuk menggantikan Elizabeth Richard, kata satu
sumber diplomatik kepada AFP.
Menlu lantas membawa para diplomat dan wartawam berkelilling lokasi yang diduga Israel menjadi tempat pengembangan rudal.
Pada
tanggal 27 September, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu
mengatakan dalam sebuah pidato kepada Majelis Umum PBB bahwa Hizbullah
memiliki tempat-tempat konversi rudal rahasia dekat bandara Beirut.
Ia
lantas menunjukkan citra satelit yang menampilkan tiga lokasi
pengembangan misil. Ia juga menuduh bahwa milisi Syiah yang didukung
Iran menggunakan warga Beirut sebagai tameng manusia.
Hizbullah belum menyatakan reaksinya secara resmi terhadap tuduhan itu.
Pasukan Hizbullah saat ini menguasai Libanon selatan yang berbatasan
dengan Israel. Mereka juga menguasai pinggiran selatan Beirut di mana
bandara itu berada.
Bulan lalu, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengumumkan bahwa pihaknya telah memperoleh "rudal presisi".
Bassil
juga membawa rombongan ke sekitar stadion olahraga dan kompleks kolam
renang. Situs lain yang dicurigai Netanyahu sebagai fasilitas rudal.
Delegasi itu didampingi oleh personel keamanan dan jurnalis.
Dalam
kesempatan yang sama, Bassil mengecam Israel yang menurutnya katanya
telah 1.417 kali melanggar teritori Libanon baik di darat, udara, dan
laut dalam delapan bulan terakhir.
Tur ke lokasi-lokasi yang
dituduhkan Israel ini lantas dikomentari oleh Netanyahu. Menurutnya,
Hizbullah "secara terang-terangan berbohong kepada komunitas
internasional dengan mengadakan tur propaganda palsu."
Menurutnya
alih-alih menunjukkan pabrik rudal presisi dibawah tanah, Bassil malah
"mengajak para duta besar ke lapangan sepakbola" yang berada didekat
pabrik itu.
"Para duta besar harus bertanya pada diri sendiri mengapa mereka menunggu tiga hari sampai tur berlangsung," kata Netanyahu.
"Sungguh
menyedihkan pemerintah Libanon mengorbankan keselamatan penghuninya
untuk menutupi Hizbullah, yang telah menyandera Libanon dalam agresinya
melawan Israel."
Negara Yahudi telah terlibat konflik melawan
Hizbullah sejak 2006. Militer Israel percaya Hizbullah memiliki antara
100.000 dan 120.000 rudal jarak pendek dan roket, serta beberapa ratus
rudal jarak jauh.
Pemimpin Ikhwanul Muslimin Mohamed Badie
meneriakkan kalimat menentang Kementrian Dalam Negeri di balik jeruji
saat sidang 738 anggota Ikhwanul Muslimin atas aksi pendudukan
bersenjata di lapangan Rabaa, di pengadilan Kairo, Mesir, Selasa
(31/5/2016). (REUTERS/Amr Abdallah Dalsh)
Kairo (CB) - Pengadilan Mesir memerintahkan agar
pemeriksaan ulang dilakukan terhadap pemimpin Ikhwanul Muslim Mohamed
Badie dan para tokoh senior kelompok terlarang itu mulai 7 Oktober,
menurut sumber-sumber kehakiman dan laporan kantor berita negara MENA,
Minggu.
Pengadilan ulang itu terkait sebuah kasus, yang di dalamnya Badie
beserta 13 orang lainnya pada 2015 dikenai hukuman seumur hidup atas
kekerasan antara para pendukung dan musuhnya. Bentrokan terjadi di
markas Ikhwanul Muslim pada hari-hari sebelum dan setelah Mohamed Mursi
digulingkan dari jabatannya sebagai presiden.
Empat orang lainnya dijatuhi hukuman mati dalam kasus yang sama.
Badie telah mendapatkan hukuman mati dan hukuman penjara seumur hidup
dalam serangkaian persidangan sejak militer Mesir menggulingkan Mursi,
yang berasal dari Ikwanul Muslim, pada Juli 2013.
Dakwaan-dakwaan baru yang dikenakan terhadap para tokoh senior itu
antara lain "ikut serta dalam penghasutan dan bantuan ... dalam memukuli
para pengunjuk rasa" dengan imbalan mendapatkan uang dan pasokan
senjata.
Dua orang lainnya didakwa atas serangan, yang hingga menewaskan
orang-orang, atau melakukan pengrusakan dan memiliki senjata, menurut
laporan MENA.
Tidak ada penjelasan soal mengapa dakwaan-dakwaan tersebut diubah tapi
menurut hukum Mesir, dakwaan bisa diubah jika ada bukti baru.
Pemeriksaan baru yang diperintahkan Pengadilan Pidana Kairo itu hanya
dikenakan terhadap mereka yang ditahan dan bukan yang disidangkan tanpa
kehadiran.
Khairt al-Shater, sosok senior lainnya di Ikhwanul Muslim yang dianggap
kalangan luas sebagai salah satu pembuat strategi kelompok tersebut,
berada di antara mereka yang diadili kembali, lapor MENA.
Setelah Mursi terguling, Mesir melancarkan penumpasan terhadap gerakan
Islamis, tertua dan paling teroganisasi, tersebut hingga menewaskan
ratusan pendukungnya, memenjarakan ribuan pendukung serta menetapkan
kelompok itu sebagai organisasi teroris.
Ikhwanul Muslim menyatakan gerakan yang diusungnya bersifat damai dan
kelompok itu membantah memiliki kaitan dengan serangan-serangan kalangan
milisi, demikian Reuters.
Menteri
Pertahanan AS James Mattis membatalkan kunjungannya ke China di tengah
meningkatnya ketegangan kedua negara. Foto/Istimewa
WASHINGTON
- Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), James Mattis, membatalkan
rencana kunjungannya ke Beijing pada Oktober nanti. Batalnya rencana
kunjungan Mattis ini sebagai tanda meningkatnya ketegangan kedua negara.
Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan pertemuan antara Mattis dan rekannya asal China telah dibatalkan.
"Pentagon
telah menyusun rencana bagi Mattis untuk melakukan perjalanan ke
Beijing akhir bulan ini untuk bertemu Jenderal Wei Fenghe untuk
pembicaraan keamanan, tetapi China akhirnya menolak melakukannya," kata
pejabat seperti disitir dari France24, Selasa (2/10/2018).
"Mengingat hal itu, keputusan untuk membatalkan kunjungan itu terutama datang dari pihak AS," tambah pejabat itu.
Ini
akan menjadi perjalanan kedua Mattis ke China sebagai pemimpin
Pentagon. Sebelumnya, Mattis telah melakukan kunjungan serupa pada bulan
Juni ketika ia bertemu Presiden China Xi Jinping, serta Jenderal Wei
Fenghe dan sejumlah pejabat lainnya.
Kedutaan AS di Beijing menolak berkomentar.
Pembatalan perjalanan terjadi karena gesekan antara AS dan China terus meningkat, terutama terkait masalah perdagangan.
Perang
dagang Presiden Donald Trump telah membuat marah Beijing, begitu pula
izinnya atas penjualan senjata senilai USD1,3 miliar ke Taiwan, yang
dianggap China sebagai provinsi pemberontak.
Washington pekan lalu memberlakukan tarif baru terhadap China yang mencakup impor lain senilai USD200 miliar.
Dan
Washington bulan lalu menempatkan sanksi keuangan pada China untuk
pembelian jet tempur Sukhoi Su-35 Rusia dan sistem rudal permukaan ke
udara S-400.
China bereaksi dengan menggagalkan kunjungan pelabuhan kapal perang AS yang direncanakan ke Hong Kong dan membatalkan pertemuan antara kepala angkatan laut Cina dan rekannya dari Amerika.
Pada hari Minggu, sebuah kapal perang AS berlayar di perairan Kepulauan
Spratly yang diperebutkan di Laut Cina Selatan. Ini adalah tantangan
implisit terbaru terhadap klaim teritorial Beijing di wilayah tersebut.
Tidak
ada reaksi segera dari China, tetapi operasi serupa di AS pada bulan
Juli, yang melibatkan pulau Paracel yang disengketakan, mendorong
Beijing yang marah untuk mengerahkan kapal militer dan jet tempur.
Pentagon
mengatakan semua operasi militer AS di daerah "dirancang sesuai dengan
hukum internasional dan menunjukkan bahwa Amerika Serikat akan terbang,
berlayar dan beroperasi di mana pun hukum internasional mengizinkan."
Menteri Perdagangan Amerika Serikat
Wilbur Ross, kedua kiri, dan Wakil Perdana Menteri Liu He, keempat
kanan, menghadiri sebuah pertemuan di Diaoyutai State Guesthouse di
Beijing, China, Minggu (3/6/2018). (Andy Wong/Pool via REUTERS)
Washington (CB) - China telah membatalkan pertemuan bidang
keamanan dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Jim Mattis, yang
sebelumnya dijadwalkan berlangsung pada Oktober, kata seorang pejabat
tinggi AS, Minggu.
Kabar pembatalan itu muncul setelah seorang pejabat tinggi China
mengatakan tidak ada alasan untuk panik menyangkut ketegangan antara
kedua negara.
Pejabat, yang terlibat dalam kebijakan soal China dan tidak ingin
diungkapkan jati dirinya, itu mengatakan tidak jelas kapan pertemuan
tersebut akan dijadwalkan kembali.
Pembatalan pertama kali dilaporkan surat kabar New York Times.
Pejabat tersebut mengatakan tidak ada kejelasan soal apakah pembatalan
itu dikaitkan dengan berbagai persengketaan antara Beijing dan
Washington menyangkut penjualan senjata dan kegiatan militer di Laut
China Selatan serta perairan lainnya di sekitar China.
China dan Amerika Serikat juga terlibat perang dagang yang meluas dan
telah meningkatkan pengenaan tarif atas impor masing-masing.
"Ketegangan sedang meningkat, dan itu bisa terbukti berbahaya bagi kedua pihak," kata pejabat itu.
Departemen Luar Negeri AS menolak berkomentar.
Para pejabat Gedung Putih dan Departemen Pertahanan belum menanggapi permintaan untuk memberikan pernyataan.
Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan China juga belum memenuhi permintaan untuk berkomentar.
Sumber-sumber di Beijing mengatakan pekan lalu bahwa pertemuan bidang
pertahanan itu kemungkinan tidak akan terjadi karena hubungan kedua
negara sedang tegang.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan, Jumat, "tidak ada alasan
untuk panik" terkait perselisihan antara Beijing dan Washington.
Namun, ia memperingatakan bahwa China tidak akan membiarkan dirinya diperas atau mengalah pada tekanan soal perdagangan.
Dalam sidang Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa pada Rabu,
Presiden AS Donald Trump menuding Beijing berupaya mencampuri pemilihan
kongres AS 6 November untuk menghambat ia dan Partai Republik tempatnya
berasal terkait kebijakan perdagangan China yang diterapkannya.
Trump tidak memberikan bukti atas tuduhan yang dilemparkannya itu.
Dalam sidang yang sama, Wang menolak tudingan tersebut.
Pengunjuk rasa yang menentang pelarangan parpol di Hong Kong oleh China (REUTERS/Bobby Yip)
Jakarta, CB -- Ribuan orang pro demokrasi berunjuk rasa di Hong Kongmenentang penindasan yang dilakukan oleh Beijing. Para pengunjuk rasa khawatir bahwa pengekangan Beijing akan menjadi ancaman serius bagi kebebasan di kota semi-otonom itu.
Protes
ini terjadi setelah Hong Kong melarang partai pro kemerdekaan di
wilayah itu. Alasannya, partai itu mengancam keamanan nasional. Hal ini
merupakan kali pertama diberlakukannya pelarangan partai politik di
kawasan itu sejak 1997.
Munculnya gerakan kemerdekaan yang
menyerukan Hong Kong untuk memisahkan diri dari China telah membuat
Beijing marah karena hal itu menekan pentingnya integritas teritorial
dan menyebabkan tindakan keras terhadap politik.
Pemimpin aktivis pro-demokrasi, Joshua Wong mengatakan bahwa dirinya
takut partainya, Demosisto menjadi partai yang dilarang berikutnya
karena mempromosikan penentuan nasib untuk Hong Kong.
Salah satu kandidat Demosisto sudah dilarang ikut pemilu baru-baru ini.
"Kita perlu melindungi dan membela kebebasan berserikat di Hong Kong," kata Wong kepada AFP.
Unjuk rasa pro-demokrasi ini diadakan setiap 1 Oktober yang menandai pembentukan partai komunis dari Republik Rakyat China.
Hong
Kong memiliki hak kebebasan berpendapat tetapi mereka juga memiliki
kekhawatiran yang semakin meningkat bahwa hak itu mulai berkurang.
Ada
juga kekhawatiran bahwa kota itu akan memperkenalkan Undang-Undang Anti
Subversi kontroversial yang dirancang untuk melindungi keamanan
nasional China dan berpotensi adanya risiko lebih lanjut.
Kritikan Demonstran
"Mereka berbicara
mengenai keamanan nasional, tetapi bagaimana dengan keamanan kami?
mereka tidak peduli tentang itu," kata Miss Hau, seorang pekerja
kantoran dengan nama samaran.
"Hari ini mereka mengatakan kami
tidak dapat berbicara mengenai si A, tetapi mereka mengatakan jika kami
tidak dapat berbicara mengenai B, dan pada akhirnya kami tidak akan
berbicara tentang apapun," kata dia kepada AFP.
Pemimpin Hong
Kong, Carrie Lam mengatakan dalam sebuah pidato resmi bahwa Hong Kong
harus menegakkan kedaulatan, keamanan, dan pengembangan kepentingan
China.
Pada bulan lalu, adanya pembukaan rel kereta api berkecepatan tinggi bernilai miliaran dollar ke daratan.
Sebuah jembatan besar yang tertunda antara Hong Kong dan China Selatan akan dibuka akhir bulan ini.
Meskipun, banyak ketidakpuasaan warga China yang terus meningkat. Jumlah yang hadir di demonstrasi Seorang
mahasiswa, Yuet Wong, 21, mengatakan ada rasa tidak berdaya di kalangan
anak muda terutama setelah adanya diskualifikasi legislator pro
demokrasi terpilih, tetapi mengatakan bahwa dia masih termotivasi untuk
keluar.
"Bahkan jika kami tidak dapat mencapai sesuatu dengan
segera, kami ingin menunjukkan kepada pemerintah bahwa kami tidak akan
dikompromikan dan tidak akan diam," katanya kepada AFP.
Pemerintah
Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri, angkat bicara mengenai
masuknya bantuan asing untuk penanggulangan gempa dan tsunami di
Sulawesi Tengah. Foto/Reuters
JAKARTA
- Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri, angkat bicara
mengenai masuknya bantuan asing untuk penanggulangan gempa dan tsunami
di Sulawesi Tengah. Kemlu membenarkan bahwa Indonesia akan menerima
bantuan itu.
Juru bicara Kemlu Indonesia, Arrmanantha Nassir
menjelaskan, proses penyelamatan dan penyaluran bantuan terhadap bencana
yang terjadi di Sulawesi Tengah dilakukan secara nasional, yang
dikoordinasikan oleh Kemenkopolhukan.
Pada
Senin (1/10), lanjut Arrmanantha, telah dilakukan rapat koordinasi yang
dipimpin oleh Menkopolhukam dan dari Kemlu dihadiri oleh Wakil Menteri
Luar Negeri.
Dalam pertemuan tersebut, papar Arrmanantha,
disampaikan bahwa sejak hari pertama ada banyak negara yang telah
menyampaikan simpati dan doa kepada warga di Sulawesi Tengah baik itu
melalui Menteri Luar Negeri atau kepada Presiden langsung.
Arrmanantha
menyebut, dalam konteks tersebut juga telah disampaikan negara-negara
itu siap memberikan bantuan kepada Indonesia, untuk mengatasi bencana
yang ada di Sulawesi Tengah.
"Hari ini dalam rapat dibentuk
satgas yang akan mengkoordinasikan bantuan-bantuan yang rencananya akan
diberikan negara sahabat. Namun demikian saat ini, masih dilakukan
inventerisasi bantuan-bantuan apa saja yang dibutuhkan," ucap
Arrmanantha saat ditemui di kantor Kementerian Luar Negeri Indonesia.
"Kita
kan tidak bisa menerima semuanya, kita akan lihat apa saja yang
dibutuhkan, seperti apakah itu tenda, atau alat untuk membersihkan air.
Apakah alat berat, apakah pesawat terbang, ini semua diinvestirisasi
oleh satgas, untuk melihat apa saja yang kita butuhkan, agar semuanya
ini terlaksana dan terkoordinasi dengan baik, sesuai dengan kebutuhkan
yang diperlukan di lapangan," ungkapnya.
Ketika
disinggung negara mana sajakah yang sudah menawarkan bantuan,
Arrmanantha mengatakan terdapat sejumlah negara Eropa, seperti Prancis,
Swiss, Norwegia, Hungaria. Dari Asia beberapa negara yang sudah
menawarkan bantuan, seperti Arab Saudi, Korea Selatan dan Singapura.
Selain itu, ada juga dari sejumlah organisasi internasionakl seperti Uni
Eropa, UNHCR, dan AHA Center.
Peta dan analisa gempa yang diikuti tsunami di Sulawesi Tengah. Foto/USGS/The New York Times
WASHINGTON
- Para ilmuwan di Amerika Serikat merasa terkejut dengan kekuatan
tsunami yang menghancurkan kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng),
Indonesia pada hari Jumat lalu. Tsunami hingga tiga meter menerjang
setelah terjadi gempa 7,5 skala richter (SR).
Selain Palu,
musibah itu juga melanda Donggala, salah satu kabupaten di Sulteng. Data
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan korban tewas di
dua wilayah itu sudah mencapai 832 orang.
Versi laporan The New York Times, Senin (1/10/2018), tinggi gelombang tsunami di Palu mencapai 18 kaki atau 5,4 meter.
"Kami
berekspektasi ini bisa menyebabkan tsunami, tidak hanya sebesar itu,"
kata Jason Patton, seorang ahli geofisika yang bekerja di perusahaan
konsultan Temblor, dan mengajar di Humboldt State University di
California.
"Ketika peristiwa seperti ini terjadi, kami lebih
mungkin menemukan hal-hal yang belum pernah kami amati sebelumnya,"
ujarnya yang terkejut dengan kekuatan gelombang tsunami di Palu.
Selain
menewaskan ratusan orang, gempa dan tsunami di Sulteng telah
menghancurkan banyak bangunan, kendaraan dan berbagai infrastruktur.
Tsunami
dahsyat pernah melanda Indonesia dan sekitarnya tahun 2004. Saat itu
gelombang tsunami mencapai sekitar 100 kaki dan menewaskan hampir
seperempat juta orang dari Indonesia hingga Afrika Selatan. Tsunami
dahsyat ini dihasilkan dari gempa berkekuatan 9,1 SR di Sumtera.
Namun, para ilmuwan terkejut dengan kejadian di Sulteng. Menurut mereka, kejadian di wilayah itu adalah strike-slip, di mana gerakan bumi sebagian besar horizontal. Gerakan semacam itu biasanya tidak akan menciptakan tsunami.
Kendati
demikian, menurut Patton, dalam kondisi tertentu hal itu bisa
menciptakan tsunami dan benar-benar terjadi di Palu dan Donggala.
Kemungkinan
lain, menurut ilmuwan tersebut, adalah bahwa tsunami di Sulteng
diciptakan secara tidak langsung. Guncangan keras selama gempa mungkin
telah menyebabkan longsor bawah laut dan menciptakan gelombang. Kejadian
seperti itu tidak biasa; dan beberapa di antaranya pernah terjadi pada
gempa berkekuatan 9,64 SR di Alaska tahun 1964.
Patton mengatakan
kombinasi faktor mungkin telah berkontribusi pada tsunami. Studi
tentang dasar laut akan sangat penting untuk memahami peristiwa
tersebut. "Kami tidak akan tahu apa yang menyebabkannya sampai itu
selesai," katanya.
Tsunami juga dapat dipengaruhi oleh lokasi
Palu di ujung teluk yang sempit. Garis pantai dan kontur dasar teluk
bisa memfokuskan energi gelombang dan mengarahkannya ke teluk, sehingga
meningkatkan tinggi gelombang saat mendekati pantai.
Efek semacam itu juga telah terlihat sebelumnya di Crescent City,
California, yang dihantam oleh lebih dari 30 tsunami, termasuk satu di
antaranya setelah gempa Alaska tahun 1964 di mana 11 orang tewas.
Menurut Patton, kontur dasar laut, topografi dan lokasi kota ikut
berpengaruh.
Gelombang tsunami yang begitu dekat dengan Palu,
hanya memberikan sedikit waktu bagi para korban untuk menyelamatkan
diri. Terlebih, sistem peringatan dini tsunami Indonesia telah
dinyatakan tidak berfungsi sejak 2012.
Indonesia, pada saat ini
hanya menggunakan seismograf, perangkat sistem penentuan posisi global
dan alat pengukur pasang untuk mendeteksi tsunami. Menurut Louise
Comfort, seorang profesor di studi pascasarjana University of
Pittsburgh, perangkat seperti itu memiliki efektivitas yang terbatas.
Comfort telah terlibat dalam proyek untuk membawa sensor tsunami baru ke Indonesia. Di Amerika Serikat, National Oceanic and Atmospheric Administration
(NOAA) memiliki jaringan canggih 39 sensor di dasar laut yang dapat
mendeteksi perubahan tekanan yang sangat kecil yang menunjukkan bagian
dari tsunami.
Data tersebut kemudian diteruskan melalui satelit dan dianalisis, dan peringatan dikeluarkan jika diperlukan.
Comfort
mengatakan bahwa Indonesia memiliki jaringan yang sama dengan 22
sensor, tetapi perangkat itu tidak lagi digunakan karena telah rusak.
Proyek yang sedang dikerjakannya akan membawa sistem baru ke Indonesia
yang akan menggunakan komunikasi bawah laut untuk menghindari penggunaan
pelampung permukaan yang dapat dirusak atau ditabrak kapal.
Wakil
Presiden Republik Indonesia Muhammad Jusuf Kalla saat pidato di Sidang
Ke-37 Majelis Umum PBB, New York, 27 September 2018.
Foto/REUTERS/Eduardo Munoz
NEW YORK
- Vanuatu dan dua negara Pasifik lainnya kembali mengusik Republik
Indonesia (RI) di forum PBB. Ketiga negara itu menuduh RI melakukan
pelanggaran hak asasi manusia (PBB) di Papua Barat dan menyuarakan
dukungan untuk separatis kelompok Papua Merdeka.
Perdana Menteri
(PM) Vanuatu Charlot Salwai, yang merupakan pendukung lama penentuan
nasib Papua Barat, mengatakan kepada Majelis Umum PBB di New York bahwa
dekolonisasi harus tetap ada dalam agenda PBB.
Dia mengatakan Dewan Hak Asasi Manusia PBB harus menyelidiki pelanggaran hak asasi manusia di beberapa provinsi di Indonesia.
Presiden
Marshall Islands Hilda Heine mengatakan pada sidang ke-73 Majelis Umum
PBB bahwa Forum Kepulauan Pasifik mendukung "keterlibatan konstruktif"
dengan Indonesia mengenai masalah ini.
Sedangkan Perdana Menteri Tuvalu Enele Sopoaga melanjutkan seruannya untuk pengakuan masyarakat adat.
"PBB
juga harus melibatkan orang-orang Papua Barat untuk mencari solusi
jangka panjang bagi perjuangan mereka," katanya, seperti dikutip radionz.co.nz, Senin (1/10/2018).
Sikap
tak mengenakkan Vanuatu dan beberapa negara Pasifik terhadap Indonesia
itu bukan pertama kalinya muncul di PBB. Tahun lalu, mereka juga
mengangkat isu HAM di Papua Barat dengan menyuarakan dukungan untuk
penentuan nasib sendiri atas wilayah tersebut.
Sementara
itu, Wakil Presiden Indonesia Muhammad Jusuf Kalla menolak apa yang dia
sebagai serangan terhadap kedaulatannya RI. Wapres Kalla menuntut
Vanuatu dan semua negara Pasifik menghormati integritas teritorial RI.
Kalla menyesalkan negara-negara Pasifik yang mendukung gerakan separatis di Papua Barat.
Amerika
Serikat mengancam akan memblokade Rusia dengan kapal-kapal perangnya
untuk mencegah pasokan energi Moskow ke Timur Tengah. Foto/Sputnik/
Aleksandr Galperin/File Photo
WASHINGTON
- Amerika Serikat (AS) mengumbar ancaman untuk memblokade Rusia dengan
kapal-kapal perang Angkatan Laut-nya. Tujuannya untuk mencegah pasokan
energi potensial Moskow ke Timur Tengah.
Ide blokade itu direspons keras oleh Moskow yang menganggapnya sebagai tindakan perang.
Ancaman Washington itu disampaikan Menteri Dalam Negeri Ryan Zinke seperti dilaporkan The Washington Examiner.
"Saya
percaya alasan mereka berada di Timur Tengah adalah mereka ingin
menjadi perantara energi seperti yang mereka lakukan di Eropa Timur,
perut selatan Eropa," katanya.
Menurutnya, ada cara dan sarana
untuk mengatasinya. "Amerika Serikat memiliki kemampuan itu, dengan
Angkatan Laut kami, untuk memastikan jalur laut terbuka, dan, jika
perlu, akan memblokade...untuk memastikan bahwa energi mereka tidak
masuk ke pasar," ujarnya.
Opsi blokade itu disampaikan Zinke di
sebuah acara yang diselenggarakan oleh Consumer Energy Alliance, sebuah
kelompok nirlaba yang menyuarakan "suara konsumen energi" di AS.
Pernyataan
Zinke telah memancing kemarahan dari pihak Moskow. "Blokade AS terhadap
Rusia akan sama dengan deklarasi perang di bawah hukum internasional,"
kata Kepala Komite Kebijakan Informasi Senat Rusia, Aleksey Pushkov,
yang dikutip dari Russia Today, Senin (1/10/2018).
"Rusia
saat ini tidak mengekspor energi apa pun ke Timur Tengah, yang
merupakan wilayah pengekspor minyak utama. Seluruh gagasan itu adalah
mutlak omong kosong," katanya.
Anggota Komite Pertahanan dan
Keamanan Senat Rusia, Franz Klintsevich, mengatakan ancaman blokade itu
sebagai upaya untuk memberikan tekanan pada Rusia."Tidak akan berakhir
dengan sesuatu yang baik," katanya. "Washington harus dengan jelas
memahaminya."
Para
anggota parlemen Rusia menyebut kata-kata Zinke sudah mengganggu.
"Sangat tidak menyenangkan bahwa mitra kami sekali lagi menggunakan
ancaman, sanksi dan tindakan tidak ramah daripada membahas isu-isu
internasional yang mendesak," kata anggota Komite Urusan Internasional
Duma Negara Rusia, Anton Morozov.
"Rusia memiliki sesuatu untuk
ditanggapi, tetapi tindakan seperti itu hanya akan menyebabkan eskalasi
ketegangan, dan menyerukan dialog sebagai gantinya," ujarnya.
AS
saat ini tidak fokus pada perdagangan energi Rusia saja. Negara itu juga
mengancam akan menjatuhkan sanksi pada negara-negara yang membeli
senjata Moskow.
Namun ancaman sanksi itu tak dihiraukan beberapa negara. Baru-baru ini,
India menyelesaikan kesepakatan untuk pembelian frigat Rusia dan sistem
pertahanan udara S-400.
Turki juga menentang ancaman sanksi dari
AS. Ankara menegaskan bahwa mereka tidak perlu izin siapa pun untuk
membeli sistem rudal S-400 Rusia. Bahkan sekutu dekat AS Arab Saudi
sekarang dalam pembicaraan dengan Rusia untuk membeli sistem pertahanan
yang sama.