Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull
mengikuti jejak Presiden AS Donald Trump mengusir diplomat Rusia terkait
kasus peracunan eks-agen Rusia di Inggris. ( AFP Photo/Peter Parks)
Jakarta, CB -- Australia mengusir dua diplomat Rusia, mengikuti langkah Amerika Serikat, Inggris dan sejumlah negara Eropa terkait kasus peracunan eks-agen ganda Rusia di Salisbury, Inggris.
Perdana
Menteri Malcolm Turnbull mengatakan keduanya adalah 'staf intelijen
yang terselubung' dan memberi waktu tujuh hari kepada mereka untuk
meninggalkan Australia.
"Keputusan ini mencerminkan betapa
mengejutkannya serangan, penggunaan senjata kimia di Eropa untuk pertama
kalinya sejak Perang Dunia Kedua, melibatkan substansi yang sangat
mematikan di kawasan yang padat penduduk, membahayakan banyak anggota
masyarakat lainnya," kata Turnbull.
Turnbull mengatakan keputusan itu mengikuti petunjuk London yang
menyatakan bahwa substansi yang digunakan dalam serangan terhadap Sergei
Skripal dan putrinya, Yulia pada 4 Maret lalu adalah zat saraf militer
dari jenis yang dikembangkan oleh Rusia.
Dia menyebut hal itu sebagia "sebuah pola dari perilaku nekat dan
disengaja oleh Rusia, yang mengandung ancaman bagi keamanan
internasional."
"Serangan semacam itu tidak dapat ditoleransi oleh negara berdaulat manapun," kata dia seperti dilansir AFP.
"Kami
sangat mendukung seruan Rusia untuk mengungkapkan program senjata
kimianya sesuai dengan hukum internasional," kata Turnbull.
Canberra
mengikuti langkah Washington yang mengusir 60 diplomat Rusia dari
Amerika Serikat. Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga
memerintahkan penutupan konsulat jenderal Rusia di Seattle.
Kanada,
Ukraina, Albania dan sebagian besar negara-negara Uni Eropa turut
mengikuti langkah AS dengan mengusir sejumlah diplomat Rusia, setelah
Inggris mendesak sekutu-sekutunya mengambil langkah serupa terkait kasus
peracunan Skripal.
Rusia membantah telah mendalangi upaya
pembunuhan Skripal, yang menyebabkan Skripal dan putrinya kini dalam
kondisi kritis. Presiden Vladimir Putin menyatakan tuduhan itu tidak
masuk akal, dan mendesak Inggris untuk membuktikan tuduhannya, dan jika
tidak terbukti harus minta maaf.
Kunjungan ke Cina menjadi lawatan luar negeri pertama Kim Jong-un.
CB,
BEIJING -- Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un dilaporkan telah
melakukan kunjungan ke Cina. Hal itu merupakan kunjungan luar negeri
pertamanya sejak menjabat sebagai pemimpin Korut pada 2011.
Media Jepang, Kyodo, mengutip beberapa sumber anonim
melaporkan, pada Ahad (25/3) sebuah kereta khusus telah melintasi daerah
perbatasan Dandong menuju Beijing. Kereta itu disebut membawa Kim
Jong-un dan pejabat tinggi Korut lainnya.
Di media sosial
Cina, sejumlah penduduk Dandong mengatakan ada keamanan yang sangat
ketat di sekitar stasiun kereta api di sana. Desas-desus yang beredar
adalah Kim Jong-un sedang melintas.
Reuters
melaporkan, kepolisian Cina juga memperketat penjagaan dan melakukan
sterilisasi turis dari Lapangan Tianamen. Hal itu hanya terjadi bila
terdapat pemimpin negara lain yang berkunjung ke Cina dan melakukan
pertemuan di Aula Besar Rakyat.
Kepolisian Cina, pada Senin
(26/3) sore waktu setempat, juga memperketat keamanan di sepanjang
jalan utama timur-barat Beijing, Changan Avenue. Mereka menutup pintu
masuk ke beberapa bangunan yang menghadap jalan.
Beberapa sumber diplomatik mengatakan kepada Reuters
bahwa ada pengamanan tinggi di sekitar Diaoyutai State Guest House.
Tempat itu biasa digunakan untuk menginap pejabat tinggi luar negeri
yang tengah berkunjung ke Cina.
Kendati spekulasi dan
desas-desus perihal kunjungan Kim Jong-un ke Cina telah beredar, tetapi
pemerintah Cina dan Korut belum mengonfirmasi hal tersebut. Kedutaan
Besar Korut di Beijing tak merespons panggilan telepon saat hendak
ditanya perihal benar atau tidaknya kunjungan itu.
Pemimpin
Korut sebelumnya, yakni Kim Jong-il, pernah melakukan kunjungan
kenegaraan ke Cina dengan menggunakan kereta pribadi. Pengamanan ketat
dilakukan selama perjalanan dan kunjungan berlangsung.
Baik
Cina maupun Korut tidak memberitahu perihal kunjungan tersebut. Kedua
negara baru mengonfirmasi setelah Kim Jong-il meninggalkan Cina dan
kembali ke negaranya.
Kedutaan besar Rusia di Seattle, AS. Pemerintah
Trump mengusir 60 diplomat Rusia dan memerintahkan penutupan konsulat
Rusia di Seattle pada Senin (26/3).
Foto: AP Photo/Elaine Thompson
Hubungan Turki dengan Rusia dinilai masih terjalin dengan baik.
CB,
ANKARA -- Pemerintah Turki tidak berencana mengambil keputusan apapun
untuk melawan Rusia terkait dugaan keterlibatannya dalam aksi
penyerangan Sergei Skripal di Salisbury, Inggris, awal Maret lalu. Turki
memutuskan tidak mengambil langkah seperti 14 negara anggota Uni Eropa
yang mengusir para diplomat Rusia di negaranya masing-masing.
Hal itu disampaikan Wakil Perdana Menteri Turki BekirBozdag seusai
menghadiri pertemuan kabinet di ibu kota Turki Ankara pada Senin (26/3).
Ia menyebut hubungan Turki dengan Rusia masih terjalin dengan baik.
Ada
hubungan positif dan baik antara Turki dan Rusia. "Dalam pengertian
itu, Turki tidak berencana mengambil keputusan apapun terhadap Rusia,"
kata Bozdag, dikutip laman Anadolu Agency.
Pada
Senin kemarin, 14 negara anggota Uni Eropa telah mengusir puluhan
diplomat Rusia dari negaranya masing-masing. Hal itu merupakan reaksi
negara-negara Eropa terkait dugaan keterlibatan Rusia dalam aksi
penyerangan Sergei Skripal dan putrinya Yulia. Setidaknya 45 diplomat
Rusia di seluruh Eropa telah diusir sejauh ini.
Pemerintah
Amerika Serikat (AS) juga telah mengambil tindakan serupa. Washington
diketahui baru saja mengusir 60 diplomat Rusia danmemerintahkan
penutupan konsulat Rusia di Seattle.
Skripal merupakan
seorang pensiunan kolonel yang sempat berdinas di badan intelijen
militer luar negeri Rusia (GRU). Pada 2004, Dinas Keamanan Rusia (FSB)
menangkapnya karena dituding membocorkan informasi rahasia kepada Badan
Intelijen Rahasia Inggris (MI6).
Pada Agustus 2006,
pengadilan militer Rusia menjatuhkan hukuman penjara 13 tahun terhadap
Skripal. Dalam vonisnya, hakim menyebut Skripal terbukti melakukan
pengkhianatan tingkat tinggi dalam bentuk spionase. Semua gelar dan
penghargaan yang pernah didapatkannya pun ditarik kembali oleh Rusia.
Pada
Juli 2010, Skripal diampuni oleh mantan presiden Rusia Dmitry Medvedev.
Dia kemudian dibebaskan bersama tiga orang lainnya untuk ditukar dengan
10 mata-mata Rusia yang ditangkap FBI.
Kemudian pada 4
Maret lalu, Skripal dan putrinya yang baru saja tiba dari Rusia, Yulia
(33 tahun), ditemukan terkulai tak berdaya di luar pusat perbelanjaan
diS alisbury. Keduanya diduga diracun menggunakan agen saraf novichok.
Kejadian
itu memicu krisis diplomatik antara Inggris dan Rusia. Inggris menuding
Rusia menjadi dalang aksi penyerangan Skripal. Salah satu dasar tuduhan
itu adalah agen saraf yang digunakan untuk menyerang Skripal, yakni
novichok, pernah dikembangkan Uni Soviet pada 1971.
Tuduhant
ersebut telah dibantah tegas oleh Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin
mengklaim negaranya tidak lagi memiliki senjata agen saraf tersebut.
Semua senjata kimia Rusia, kata Putin, telah dihancurkan di bawah
pengawasan organisasi internasional.
Yair Netanyahu ditanyai dalam kasus korupsi raksasa telekomunikasi Israel Bezeq.
CB,
YERUSALEM -- Polisi Israel mempertanyakan keterlibatan Perdana Menteri
Benjamin Netanyahu, istri dan putranya, dalam kasus korupsi yang
melibatkan raksasa telekomunikasi negara itu. Ini merupakan salah satu
dari banyak skandal yang telah menjerat pemimpin Israel yang telah lama
berkuasa itu.
Ini adalah kedua kalinya Netanyahu ditanyai dalam kasus ini. Dia
dicurigai mempromosikan peraturan senilai ratusan juta dolar kepada
perusahaan telekomunikasi Bezeq. Sebagai imbalannya, situs berita
populer Bezeq, Walla, diduga memberikan liputan yang menguntungkan
Netanyahu dan keluarganya.
Polisi mengatakan interogasi
berlangsung selama beberapa jam," tanpa merinci. Netanyahu memegang
portofolio komunikasi yang kuat pada saat kesepakatan yang dituduhkan
dengan Bezeq. Dua orang kepercayaan Netanyahu, seorang mantan juru
bicara keluarga dan mantan direktur Kementerian Komunikasi, telah setuju
untuk bersaksi melawan perdana menteri dengan imbalan kekebalan.
Harian
Israel Yediot Ahronot melaporkan bahwa polisi akan mempertanyakan
Netanyahu atas tuduhan yang dibuat oleh juru bicara keluarga lama Nir
Hefetz, salah satu orang kepercayaan yang ditangkap dan kemudian
dibebaskan. Surat kabar Haaretz mengatakan dia akan mengirim rekaman
Netanyahu dan istrinya sebagai bagian dari kesepakatannya dengan polisi.
Polisi
terlihat tiba di kediaman Netanyahu Senin pagi. Channel 2 TV melaporkan
bahwa istri Netanyahu, Sara, dan putranya Yair ditanyai di lokasi lain.
Ini adalah pertama kalinya Yair Netanyahu ditanyai dalam kasus ini.
Polisi
Israel telah merekomendasikan mendakwa Netanyahu untuk penyuapan,
penipuan dan pelanggaran kepercayaan dalam dua kasus terpisah. Netanyahu
diduga menerima hadiah mewah dari teman-teman miliarder, dan berjanji
untuk mempromosikan undang-undang untuk membantu sebuah surat kabar
utama Israel melawan saingan bebasnya dengan imbalan liputan yang
menguntungkan. Ajudan lama Ari Harow adalah saksi negara dalam salah
satu kasus tersebut.
Jaksa Agung Israel sekarang meninjau
rekomendasi polisi, sebuah proses yang bisa memakan waktu
berbulan-bulan, dan akan memutuskan apakah akan mendakwa Netanyahu.
Netanyahu telah berulang kali membantah melakukan kesalahan, menolak
tuduhan itu sebagai perburuan penyihir yang diatur oleh media yang
bermusuhan dan pasukan polisi yang terlalu agresif.
Skandal
korupsi telah datang ketika koalisi Israel baru-baru ini menghindari
krisis yang dapat menyebabkan pemilihan awal. Oposisi Israel menuduh
Netanyahu memproduksi krisis untuk memaksa pemilihan baru. Jajak
pendapat awal akan mengalihkan perhatian dari masalah-masalah hukumnya,
dan kemenangan akan membuat posisinya lebih cepat daripada kemungkinan
dakwaan.
TEL AVIV
- Alarm sistem pertahanan rudal Iron Dome Israel berbunyi nyaring dan
melepaskan tembakan rudal ke udara dengan tujuan menembak jatuh misil
yang diduga menerobos masuk ke negara itu. Anehnya, tak ada misil musuh
yang ke negara Yahudi tersebut.
Sistem Iron Dome ternyata
terkecoh oleh suara senapan mesin kelompok Hamas yang menggelar latihan
tembak di Jalur Gaza, Palestina.
Insiden tersebut terjadi pada
hari Minggu. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pun dibuat bingung karena
tanda bahaya yang dibunyikan oleh Iron Dome tak muncul.
Alarm itu
juga membuat banyak warga Israel berlari untuk berlindung di kota
Sderot dan Ashkelon. Sebagian lagi berlindung ke wilayah distrik lain di
Israel selatan.
Kecohan senapan senapan mesin Hamas membuat Iron
Dome menembakkan sekitar sepuluh rudal Tamir yang masing-masing seharga
sekitar USD50.000. Apa yang ditembak oleh sekitar sepuluh rudal itu tak
lain hanya target imajiner di langit.
“Semua alarm dipicu oleh
tembakan senapan mesin di Gaza. Tidak ada roket yang jatuh di wilayah
Israel," kata juru bicara IDF Brigadir Jenderal Ronen Manelis kepada
wartawan, seperti dikutip Reuters, Senin (26/3/2018).
Dia mengatakan, sistem Iron Dome juga digunakan terhadap tembakan senapan mesin.
Ketika
militer Israel sedang menyelidiki situasi di balik respons prematur
sistem Iron Dome, juru bicara sayap militer Hamas, Abu Ubaida, dengan
tegas menyatakan bahwa tidak ada roket yang ditembakkan ke arah Israel.
Selain
itu, Hamas mengklaim telah memperingatkan warga Israel menjelang
latihan tembak senapan mesin dan menyatakan latihan hanya bertujuan
defensif.
Namun, militer Israel menganggap tembakan senapan mesin
Hamas itu tak wajar. "Israel membalas tembakan senapan mesin yang tidak
biasa terhadap Israel dengan menargetkan dua pos pengamatan di Jalur
Gaza utara. Israel menganggap serius semua jenis tembakan yang ditujukan
terhadap wilayah Israel," kata IDF dalam sebuah penyataan.
Hamas
pun mengecam respons Israel dan menuduh Tel Aviv telah memperparah
ketegangan di kantong wilayah yang sudah tidak stabil. "Musuh (Israel)
memikul tanggung jawab atas eskalasi apapun dan kami tidak akan diborgol
melawan agresi apa pun," kata Abu Ubaida.
WASHINGTON
- Kepala Pentagon James Norman Mattis mengatakan, Amerika Serikat (AS)
sangat menghargai hubungan militer dengan Indonesia. Hal itu disampaikan
saat menyambut kunjungan Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari
Marsudi ke Pentagon.
"Indonesia mitra yang berpikiran sama dengan berbagi nilai-nilai demokrasi dan kepentingan," kata Mattis.
Selain
menghargai hubungan militer kedua negara, menurut Menteri Pertahanan AS
tersebut, Washington juga mencatat bahwa sikap Indonesia yang
menjunjung tinggi atau bersikap hormat terhadap hukum internasional.
Sebagai contoh, negara yang beribukota di Jakarta ini teguh menjaga
integritas teritorial di Laut China Selatan dan kedaulatannya.
Saat
menyambut diplomat tertinggi Indonesia itu, Menhan Amerika memuji
Indonesia dalam peran kontraterorisme dan upaya rekonsiliasi untuk
Afghanistan.
"Saya percaya kedua negara kita memiliki peluang -
mungkin bahkan peluang dalam satu generasi - untuk kerja sama dalam
masalah ekonomi, diplomatik dan keamanan bersama," kata Mattis dalam
sebuah upacara menyambut diplomat tertinggi Indonesia tersebut.
"Saya
pikir penting bagi negara-negara kita untuk bekerja bersama dan berbagi
tanggung jawab untuk keamanan regional di persimpangan kritis
perdagangan global," ujar Mattis yang dikutip SINDOnews, selasa (27/3/2018) dari website resmi Pentagon.
Mattis
mengatakan, Indonesia adalah titik tumpu geografis dan diplomatik untuk
kawasan Indo-Pasifik. Dia mencatat kemampuan Indonesia dalam membangun
konsensus di Association of Southeast Asian Nations (ASEAN),
yang dia sebut berperan penting dalam upaya untuk memperluas
kontraterorisme, meningkatkan kerja sama maritim dan mempromosikan
keamanan kolektif.
"Kami juga menghargai dukungan Indonesia untuk upaya rekonsiliasi di Afghanistan," puji kepala Pentagon tersebut.
"Kami
menyambut inisiatif Anda untuk menjadi tuan rumah pertemuan segitiga
para pemimpin agama (ulama) Afghanistan, Pakistan, dan Indonesia.
Mengingat masyarakat multietnis bangsa Anda, suara Anda dalam mengecam
kekerasan teologis dan dukungan Anda terhadap proses perdamaian
menunjukkan jalan menuju perdamaian abadi di Afghanistan, negara yang
telah menderita terlalu lama dari perang," papar Mattis.
Menhan
Mattis juga berterima kasih kepada Menlu Retno atas kepemimpinan
Indonesia dalam pelatihan dan interoperabilitas dengan
tetangga-tetangganya. "Kami percaya itu adalah faktor stabilisasi atas
apa yang Anda lakukan," katanya.
"Perjanjian kerja sama
trilateral Anda dengan Malaysia dan Filipina berfungsi sebagai model
yang baik dari Laut Natuna Utara, hingga Laut Sulu dan seterusnya,"
imbuh Mattis.
Sambut Menlu Retno di Pentagon, Menhan AS Puji Indonesia
WASHINGTON
- Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat (AS) James Norman Mattis
menyambut kunjungan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Lestari
Priansari Marsudi ke Pentagon, Senin waktu AS. Mattis memuji Indonesia
dalam peran kontraterorisme dan upaya rekonsiliasi untuk Afghanistan.
"Saya
percaya kedua negara kita memiliki peluang - mungkin bahkan peluang
dalam satu generasi - untuk kerja sama dalam masalah ekonomi, diplomatik
dan keamanan bersama," kata Mattis dalam sebuah upacara menyambut
diplomat tertinggi Indonesia tersebut.
"Saya pikir penting bagi
negara-negara kita untuk bekerja bersama dan berbagi tanggung jawab
untuk keamanan regional di persimpangan kritis perdagangan global," ujar
Mattis yang dikutip SINDOnews, selasa (27/3/2018) dari website resmi Pentagon.
Mattis
mengatakan, Indonesia adalah titik tumpu geografis dan diplomatik untuk
kawasan Indo-Pasifik. Dia mencatat kemampuan Indonesia dalam membangun
konsensus di Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), yang dia
sebut berperan penting dalam upaya untuk memperluas kontraterorisme,
meningkatkan kerja sama maritim dan mempromosikan keamanan kolektif.
"Kami juga menghargai dukungan Indonesia untuk upaya rekonsiliasi di Afghanistan," puji kepala Pentagon tersebut.
"Kami
menyambut inisiatif Anda untuk menjadi tuan rumah pertemuan segitiga
para pemimpin agama (ulama) Afghanistan, Pakistan, dan Indonesia.
Mengingat masyarakat multietnis bangsa Anda, suara Anda dalam mengecam
kekerasan teologis dan dukungan Anda terhadap proses perdamaian
menunjukkan jalan menuju perdamaian abadi di Afghanistan, negara yang
telah menderita terlalu lama dari perang," papar Mattis.
Menhan
Mattis juga berterima kasih kepada Menlu Retno atas kepemimpinan
Indonesia dalam pelatihan dan interoperabilitas dengan
tetangga-tetangganya. "Kami percaya itu adalah faktor stabilisasi atas
apa yang Anda lakukan," katanya.
"Perjanjian kerja sama
trilateral Anda dengan Malaysia dan Filipina berfungsi sebagai model
yang baik dari Laut Natuna Utara, hingga Laut Sulu dan seterusnya,"
imbuh Mattis.
ANKARA
- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melontarkan ide membentuk
“Tentara Islam”, sebuah pasukan gabungan negara-negara anggota
Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) termasuk di dalamnya Indonesia. Jika
terbentuk, pasukan gabungan ini diserukan Erdogan untuk menyerang Israel
dari semua sisi.
Gagasan Erdogan ini muncul dalam artikel surat kabar Yeni Safak—media
corong pemerintah Turki. Artikel ini sejatinya sudah terbit bulan lalu,
namun baru menjadi sorotan, khususnya dari media-media Barat, hari ini.
Ide pembentukan “Tentara Islam” ini tak lepas dari krisis
Yerusalem, di mana Israel dinyatakan oleh negara-negara Muslim sebagai
pihak yang menduduki Yerusalem. Puncak krisis Yerusalem terjadi setelah
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara sepihak mengakui
Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Padahal, rakyat Palestina sudah lama
mendambakan wilayah timur Yerusalem sebagai ibu kota masa depan negara
mereka.
"İsrail'e karşı 'İslam Ordusu' kurulsa..." bunyi judul artikel itu yang bermakna "Jika 'Tentara Islam' didirikan melawan Israel ...".
Disebutkan
dalam artikel itu, bahwa 57 negara anggota (OKI) diserukan untuk
membentuk pasukan gabungan. Tujuannya untuk secara bersamaan menyerang
Israel dari semua sisi.
"Jika negara-negara anggota OKI bersatu
secara militer, mereka akan membentuk tentara terbesar dan terlengkap di
dunia," bunyi salah satu kutipan dalam artikel tersebut.
OKI
sejauh ini belum berkomentar atas laporan media Turki tersebut. Seperti
diketahui, Indonesia adalah salah satu anggota negara OKI yang terkenal
aktif dalam mewujudkan perdamaian.
"Jumlah prajurit yang aktif
setidaknya akan mencapai 5.206.100 pasukan, sementara anggaran
pertahanan akan mencapai sekitar USD175 miliar," lanjut artikel itu yang
dikutip SINDOnews, Senin (26/3/2018).
Uniknya,
laporan itu disertai peta interaktif yang menyediakan formasi pasukan
militer untuk serangan "tentara Islam" secara bersama-sama terhadap
Israel.
Artikel itu memberikan rincian tambahan dari rencana
tersebut, dengan menyatakan; "Diharapkan 250.000 tentara akan
berpartisipasi dalam operasi pertama yang memungkinkan."
“Basis
darat, udara dan laut dari negara-negara anggota yang terletak di
wilayah paling kritis akan digunakan," imbuh artikel tersebut.
"Pangkalan
gabungan akan dibangun dalam waktu singkat ... Ini mungkin untuk 500
tank dan kendaraan lapis baja, 100 pesawat dan 500 helikopter tempur dan
50 kapal untuk dimobilisasi dengan cepat."
Ke-57 negara anggota OKI yang diserukan membentuk “Tentara Islam” itu
antara lain; Afghanistan, Albania, Azerbaijan, Bahrain, Bangladesh,
Benin, Uni Emirat Arab (UEA), Brunei, Burkina-Faso, Aljazair, Djibouti,
Chad, Indonesia, Maroko, Pantai Gading, Palestina, Gabon, Gambia,
Guinea, Guinea-Bissau, Guyana Irak, Iran, Kamerun, Qatar, Kazakhstan,
Kyrgyzstan, Komoro, Kuwait, Libya, Lebanon, Maladewa, Malaysia, Mali,
Mesir, Mauritania, Mozambik, Niger, Nigeria, Uzbekistan, Pakistan,
Senegal, Sierra Leone, Somalia, Sudan, Suriname, Arab Saudi, Tajikistan,
Togo, Tunisia, Turki, Turkmenistan, Uganda, Oman, Yordania, dan Yaman.
Artikel
tersebut juga memuat perbandingan kekuatan “Tentara Islam” dengan
tentara Israel. Dalam sebuah infografis disebutkan, negara-negara OKI
yang bila membentuk “Tentara Islam” memiliki total penduduk
1.674.526.931 jiwa dan bisa memiliki tentara gabungan 5.206.100 pasukan.
Sebaliknya, Israel hanya memiliki populasi 8.049.314 jiwa dengan
kekuatan 160.000 tentara.
Dari segi anggaran pertahanan pun juga
diulas. Negara-negara OKI bila membentuk “Tentara Islam” bisa
mengumpulkan anggaran pertahanan USD174.728.420. Sedangkan anggaran
pertahanan Israel ditaksir sekitar USD15.600.000.
Tak hanya itu,
OKI dalam artikel tersebut juga memiliki kekuatan senjata nuklir. Hal
itu merujuk pada senjata nuklir yang dimiliki Pakistan, sebagai salah
satu anggotanya. Israel sendiri sejatinya juga memiliki senjata nuklir
namun tidak pernah bersedia mengonfirmasi.
ANKARA
- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Partai Keadilan dan
Pembangunan (AKP)-nya diam-diam merencanakan untuk membuat "tentara
Islam" dan menyerukannya untuk perang melawan Israel di semua sisi.
Rencana Erdogan yang menghebohkan media Barat ini terungkap dari artikel
surat kabar Turki, Yeni Safak.
Surat kabar yang dikenal
sebagai corong pemerintah Erdogan ini sejatinya menerbitkan artikel itu
pada bulan lalu dalam bahasa Turki. Artikel itu sejatinya hasil
pertemuan Erdogan dan AKP—partai berkuasa di Turki saat ini.
"İsrail'e karşı 'İslam Ordusu' kurulsa..." bunyi judul artikel itu yang bermakna "Jika 'Tentara Islam' didirikan melawan Israel ...".
Disebutkan
dalam artikel itu, bahwa 57 negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam
(OKI) diserukan untuk membentuk pasukan gabungan. Tujuannya untuk secara
bersamaan menyerang Israel dari semua sisi.
"Jika negara-negara
anggota OKI bersatu secara militer, mereka akan membentuk tentara
terbesar dan terlengkap di dunia," bunyi salah satu kutipan dalam
artikel tersebut.
OKI sejauh ini belum berkomentar atas laporan
media Turki tersebut. Seperti diketahui, Indonesia adalah salah satu
anggota negara OKI yang terkenal aktif dalam mewujudkan perdamaian.
"Jumlah
prajurit yang aktif setidaknya akan mencapai 5.206.100 pasukan,
sementara anggaran pertahanan akan mencapai sekitar USD175 miliar,"
lanjut artikel itu yang dikutip SINDOnews, Senin (26/3/2018).
Uniknya,
laporan itu disertai peta interaktif yang menyediakan formasi pasukan
militer untuk serangan "tentara Islam" secara bersama-sama terhadap
Israel.
Artikel itu memberikan rincian tambahan dari rencana
tersebut, dengan menyatakan; "Diharapkan 250.000 tentara akan
berpartisipasi dalam operasi pertama yang memungkinkan."
“Basis
darat, udara dan laut dari negara-negara anggota yang terletak di
wilayah paling kritis akan digunakan," imbuh artikel tersebut.
"Pangkalan
gabungan akan dibangun dalam waktu singkat ... Ini mungkin untuk 500
tank dan kendaraan lapis baja, 100 pesawat dan 500 helikopter tempur dan
50 kapal untuk dimobilisasi dengan cepat."
Erdogan tidak
membantah dukungannya atas laporan itu dan pada beberapa kesempatan
mengatakan dia ingin menghidupkan kembali Kekaisaran Ottoman.
Pemerintah
Erdogan saat ini telah mendirikan pangkalan militer di Qatar dan
Somalia dan baru-baru ini mencapai kesepakatan dengan Sudan untuk
memperoleh sebuah pulau Sudan di Laut Merah untuk digunakan sebagai
pangkalan militer.
Dia juga berulang kali mengancam akan menyerang pulau-pulau Yunani di
Mediterania dan baru-baru ini menyerang Afrin, Suriah, dengan dalih
memerangi "teroris" Kurdi.
PBB, New York (CB) - Sekretaris Jenderal PBB Antonio
Guterres terkejut oleh pernyataan kepala staf Angkatan Darat Myanmar
mengenai orang Rohingya, kata wakil juru bicara Guterres pada Senin
(26/3).
"Sekretaris jenderal terkejut dengan laporan hari ini mengenai
pernyataan yang dikeluarkan oleh Jenderal Senior Myanmar U Min Aung
Hlaing," kata Farhan Haq di dalam satu pernyataan.
Dalam satu pertemuan di Negara Bagian Kachin, Myanmar Utara, Min Aung
Hlaing dilaporkan menyebut orang Rohingya sebagai "orang Benggala" dan
mengatakan mereka "tidak memiliki karakter atau kebudayaan yang sama
dengan etnik Myanmar".
Sekretaris jenderal PBB tersebut mendesak semua pemimpin di Myanmar agar
mengambil sikap bersatu melawan hasutan kebencian dan mendorong
keharmonisan masyarakat, kata pernyataan itu, sebagaimana dikutip Xinhua
--yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi. "Kepemimpinan semacam
itu sangat diperlukan untuk memajukan langkah kelembagaan guna memerangi
diskriminasi dan menerapkan saran Komisi Penasehat Rakhine," katanya.
Sekretaris jenderal PBB itu kembali menyampaikan pentingnya penanganan
pangkal kerusuhan dan tanggung-jawab Pemerintah Myanmar untuk
menyediakan keamanan dan bantuan buat mereka yang memerlukan, kata
pernyataan tersebut.
Sementara itu, penting bahwa keadaan dipastikan orang Rohingya bisa
pulang secara sukarela, aman dan bermartabat, tambah pernyataan
tersebut.
Milisi Rohingya melancarkan serangan mematikan terhadap pasukan keamanan
di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, pada 25 Agustus 2017. Tindakan itu
menyulut aksi pembalasan oleh tentara pemerintah dan penjaga keamanan
Myanmar.
Sebanyak 688.000 pengungsi Rohingya telah menyeberangi perbatasan ke negara tetangga Myanmar, Bangladesh, sampai Februari 2018.
Stasiun ruang angkasa pertama milik China Tiangong-1 (Xinhua)
Beijing (CB) - Pengamat dari Pusat Pengendalian Ruang
Angkasa Beijing (BACC) memperkirakan stasiun ruang angkasa pertama milik
China Tiangong-1 jatuh ke bumi antara tanggal 31 Maret hingga 4 April
2018.
Lembaga Teknis Ruang Angkasa Nirawak China (CMSEO) mengimbau masyarakat
tidak perlu khawatir kejatuhan serpihan material stasiun ruang angkasa
itu karena akan terbakar habis saat menyentuh atmosfer, demikian media
resmi setempat, Selasa.
Berdasarkan pengamatan lembaga tersebut pada Minggu (25/3), Tiangong-1
berada pada orbitnya di ketinggian 216,2 kilometer dari permukaan bumi
dan dalam kondisi utuh.
Tiangong-1 diluncurkan pada 29 September 2011 dan tugasnya berakhir pada
16 Maret 2016 setelah sudah tidak memberikan sinyal apa pun ke bumi.
Rentang orbit stasiun luar angkasa itu berada pada kisaran 43 derajat lintang utara hingga 43 derajat lintang selatan.
Hal itu berarti orbitnya membentang luas di atas kawasan Amerika Utara,
Amerika Selatan, China, Timur Tengah, Afrika, Australia, sebagian Eropa,
Samudra Pasifik, dan Samudra Atlantik.
Pakar luar angkasa, Pang Zhihao, mengemukakan bahwa sesuai tradisi yang
berlaku secara internasional biasanya bekas pesawat luar angkasa yang
berada di orbit dekat bumi dibiarkan jatuh hingga dasar lautan di
Samudra Pasifik yang jauh dari wilayah daratan.
Dasar lautan yang disebut sebagai kuburan pesawat luar angkasa itu juga
sebelumnya menjadi "tempat peristirahatan terakhir" bagi stasiun luar
angkasa MIR dan program luar angkasa Rusia serta Observatorium Compton
Gamma Ray milik Amerika Serikat.
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas
Djamaluddin mengatakan bahwa jatuhnya Tiangong-1 tidak dapat dicegah.
Namun dia meminta media massa dan pengamat agar tidak berandai-andai
yang justru berpotensi meresahkan masyarakat, apalagi jatuhnya pesawat
atau stasiun luar angksa telah beberapa kali terjadi sehingga tidak
perlu dikhawatirkan.
Kalaupun nanti di wilayah Indonesia, dia memperkirakan lokasi jatuhnya
Tiangong-1 di kawasan tidak berpenghuni karena wilayah permukiman
Indonesia jauh lebih kecil daripada luas lautan, hutan, dan gurun.
Perdana Menteri Malaysia Najib Razak
mengajukan rancangan undang-undang (RUU) anti-hoaks menjelang pemilihan
umum. (REUTERS/Olivia Harris)
Jakarta, CB -- Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengajukan beleid yang bakal menghukum mereka yang menyebarkan fake news atau berita palsu, dengan denda berat dan hukuman 10 tahun di penjara.
Rancangan
Undang-undang (RUU) tersebut diajukan menjelang pemilihan umum yang
sedianya bakal digelar beberapa pekan mendatang, di tengah menyebarnya
kritik atas skandal dana 1Malaysia Development Berhad (1MDB).
Di
bawah RUU Anti-Berita Palsu 2018, siapa saja yang terbukti
mempublikasikan hoaks dapat dikenakan denda 500 ribu ringgit (Rp1,76
miliar), 10 tahun penjara, atau dua-duanya.
"Beleid yang diusulkan bertujuan untuk melindungi masyarakat dari
menyebarnya berita palsu, dan memastikan hak-hak kebebasan berbicara dan
berekspresi yang dihormati di bawah Konstitusi Federal," kata
pemerintah Malaysia terkait RUU tersebut.
Pemerintah Malaysia mendefinisikan berita palsu sebagai "kabar,
informasi, data dan laporan yang sebagian atau seluruhnya salah,"
termasuk feature, visual dan rekaman audio.
RUU yang mencakup
publikasi digital, dan sosial media, akan berlaku untuk para pelanggar
di luar Malaysia, termasuk warga asing, jika hal itu mempengaruhi
Malaysia atau warga Malaysia.
Dalam RUU itu, pemerintah
menyatakan bahwa masyarakat diharapkan lebih bertanggung jawab dan
berhati-hati dalam berbagi berita dan informasi.
Kalangan oposisi
di parlemen mempertanyakan urgensi dari RUU tersebut. Mereka beralasan
pemerintah sudah memiliki kekuasaan yang luas atas kebebasan berbicara
dan media.
"Ini adalah serangan terhadap pers dan upaya untuk
menanamkan rasa takut di kalangan rakyat sebelum GE14," kata politisi
oposisi Ong Kian Ming di akun Twitter-nya, tak lama setelah RUU itu
diajukan. GE14 adalah istilah Malaysia untuk pemilihan umum tahun ini.
Parlemen, di mana pemerintah menguasai mayoritas, diperkirakan bakal menggelar pemungutan suara atas RUU tersebut minggu ini.
Presiden AS Donald Trump mempopulerkan istlah 'berita palsu' atau 'fake news', yang dia gunakan untuk menggambarkan laporan media dan organisasi yang kritik terhadap dia.
Istilah
tersebut dengan cepat menjadi bagian dari ujaran standar para pemimpin
di negara-negara otoriter seperti Venezuela dan Myanmar.
Beberapa
negara di Asia Tenggara, termasuk Singapura dan Filipina juga telah
mengusulkan beleid yang mencegah penyebaran 'berita palsu'. Rencana
tersebut menuai kekhawatiran dari para aktivis kebebasan media.
Asosiasi
Pers Malaysia memperingatkan beleid itu dapat melumpuhkan media karena
akan memberi kekuasaan penuh bagi pemerintah untuk menghapus artikel
yang dianggap merugikan ketertiban umum atau keamanan nasional.
"Memungkinkan
satu pihak memiliki kekuatan yang tak perlu dipertanyakan lagi, untuk
menghapus artikel yang tidak disukai dengan mudah," kata Serikat
Jurnalis Nasional dalam sebuah pernyataan yang dilansir Reuters, Senin (26/3).
Foto: REUTERS/Olivia Harris
Skandal 1MDB yang diekspos media asing dan blog-blog berita pada
2015, tak mereda pemberitaan mereka meski PM Najib secara konsisten
menyangkal kesalahan dan cengkeraman pemerintah atas media arus utama
Malaysia.
Transaksi terkait 1MDB sedang diselidiki di enam
negara, termasuk Amerika Serikat, di mana Departemen Kehakiman telah
meluncurkan kasus perdata guna memulihkan aset-aset terkait dana
tersebut, di bawah penyelidikan anti-kleptokrasi.
Pemerintah Malaysia menindak keras pemberitaan media terkait 1MDB. Menangguhkan satu surat kabar, The Edge pada 2015 dan memblokir situs web yang mempublikasikan berita yang kritis terhadap peran Najib dalam skandal tersebut.
Seorang
deputi menteri, dikutip media Malaysia, pekan lalu menyatakan berita
apapun tentang 1MDB yang tidak diverifikasi pemerintah adalah 'berita
palsu'.
Ilustrasi gerakan kemerdekaan Catalonia. (Reuters/Albert Gea)
Jakarta, CB -- Pengadilan Jerman
menyatakan kemungkinan butuh beberapa hari untuk memutuskan apakah akan
mengekstradisi mantan Presiden Catalan Carles Puigdemont ke Spanyol,
menghadapi dakwaan pemberontakan akibat kampanye kemerdekaan kawasan
yang dipimpinnya.
Namun, meski protes pecah dan memakan banyak
korban di seluruh penjuru Catalonia, penangkapan Puigdemont pada Minggu
(25/3) membuat gerakan kemerdekaan jatuh ke titik terlemah dalam
beberapa tahun terakhir. Hampir seluruh jajaran kepemimpinan upaya
pembebasan kawasan kini sudah berada di balik jeruji menanti persidangan
atau hidup di perasingan.
Melarikan diri dari Spanyol ke Belgia
pada lima bulan lalu, Puigdemont dihadapkan pada dakwaan pemberontakan
dengan ancaman 25 tahun penjara. Langkah hukum Madrid diambil setelah
Perdana Menteri Mariano Rajoy lebih dulu membubarkan pemerintahan daerah
dan menerapkan kekuasaan langsung atas Catalonia.
Sebagian besar analis yang dikutip Reuters meyakini Catalonia akan
tetap dinodai kekisruhan politik hingga pemilu regional baru bisa
membentuk pemerintahan yang stabil. Namun, mereka ragu krisis ini bisa
berujung pada kerusuhan serius di jalanan Barcelona dan kota-kota
Catalan lainnya.
Pada Minggu malam, demonstrasi menentang penangkapan Puigdemont digelar
oleh puluhan ribu warga Catalan di Barcelona. Mereka pun terlibat
bentrokan dengan polisi.
Di luar kantor pemerintahan pusat,
polisi antihuru-hara memukuli demonstran yang mengibarkan bendera.
Sejumlah orang yang dihantam dengan baton itu tampak berdarah-darah di
bagian jidat.
Sekitar 100 orang terluka di seluruh penjuru
wilayah, termasuk 23 anggota kepolisian Spanyol. Sementara itu, sembilan
warga ditangkap, kata pihak berwenang.
Gelombang protes itu
menyusul keputusan Mahkamah Agung Spanyol pada Jumat, yang menyatakan 25
pemimpin Catalan, termasuk Puigdemont, akan disidang atas dugaan
pemberontakan, penggelapan atau penentangan terhadap pemerintah, terkait
referendum kemerdekaan Oktober lalu.
Pemerintahan Madrid menganggap referendum yang diboykot oleh penentang
kemerdekaan itu adalah langkah yang ilegal. PM Rajoy kemudian mengambil
alih kuasa atas kawasan kaya raya di timur laut itu, menyusul deklarasi
simbolis yang dilakukan parlemen Catalan.
Pada Jumat, pengadilan
juga mengatifkan kembali surat perintah penangkapan internasional untuk
empat polirikus lain yang mengasingkan diri, tahun lalu. Puigdemont dan
sejumlah separatis lain menampik telah melakukan pelanggaran hukum.
Tindakan
paksa pemerintah dan pengadilan tampaknya mengakhiri krisis politik
paling parah di Spanyol sejak kembalinya demokrasi pada 1970-an silam.
"Tampaknya
gerakan separatis mulai tumbang," kata analis Kepler Chevreux, Adrian
Zunzunegui, dalam catatan pada Senin. "Kami memperkirakan bakal ada
beberapa bulan ketidakpastian, dan kemungkinan besar pemilu akan
diadakan saat itu."
Pemilu bisa menguntungkan maupun merugikan pemerintahan, mengingat
simpati separatis masih tersisa di Catalonia, meski jumlah dukungannya
terus menurun dalam beberapa bulan terakhir.
WASHINGTON
- Pemerintah Rusia melalui duta besarnya di Amerika Serikat (AS)
mengecam keputusan Presiden Donald Trump yang memerintahkan pengusiran
60 diplomat Moskow. Rusia janji akan memberikan balasan yang tepat
terhadap langkah permusuhan Washington.
Keputusan Trump sebagai tanggapan atas tuduhan bahwa Mosokow mendalangi serangan racun terhadap mantan agen ganda Kremlin, Sergei Skripal dan putrinya di Salisbury, Inggris, pada 4 Maret 2018 lalu.
"Saya
dapat mengatakan bahwa AS tidak memahami apa pun selain kekuatan. Saya
pikir respons-nya harus memadai. Moskow akan mengambil keputusan yang
tepat. Saya pikir, bahkan hanya sebagai warga negara Federasi Rusia,
langkah provokatif yang tidak masuk akal seperti itu tidak dapat
dibiarkan tanpa dijawab," kata Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov
kepada wartawan.
Dubes Antonov telah dipanggil Departemen Luar
Negeri AS pada hari Senin, di mana dia diberitahu bahwa AS memutuskan
untuk mengusir 48 diplomat Rusia. Kemudian, Antonov diberitahu lagi
bahwa Washington telah mengumumkan 12 diplomat Rusia di PBB dalam status
persona non grata.
"Saya sebutkan dalam pernyataan saya kepada
Departemen Luar Negeri bahwa saya menganggap tindakan ini
kontraproduktif," kata Antonov, seperti dikutip Russia Today,
Selasa (27/3/2018). "Saya mengatakan bahwa Amerika Serikat mengambil
langkah yang sangat buruk dengan memotong apa yang masih sangat sedikit
dalam hal hubungan Rusia-Amerika."
Trump selain memerintahkan 60 diplomat Moskow diusir, juga minta penutupan konsulat Rusia di Seattle pada 2 April 2018.
"Saya
ingin menggarisbawahi bahwa sampai hari ini tidak ada sedikit pun bukti
campur tangan Rusia dalam penyelidikan kasus (Skripal), atau
keterlibatan Rusia dalam tragedi yang terjadi di Salisbury," kata
diplomat Moskow tersebut.
"Saya ingin menggarisbawahi pendekatan
paling optimal untuk menyelesaikan apa yang disebut kasus Skripal
adalah penyelidikan yang tenang dan profesional di dalam Organisasi
untuk Larangan Senjata Kimia (OPCW), di mana semua negara ada yang
diwakili."
LONDON
- Politisi, penyiar dan penulis Inggris George Galloway mengecam
keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengusir 60
diplomat Rusia dan menutup konsulat Rusia di Seattle. Galloway
menyebutnya sebagai deklarasi perang.
Keputusan Trump itu sebagai
respons atas tuduhan bahwa Moskow mendalangi serangan racun saraf
Novichok terhadap mantan agen ganda Sergei Skripal di Salisbury,
Inggris, pada 4 Maret 2018 lalu. Tindakan Washington ini mengikuti jejak
Inggris yang sudah mengusir 23 diplomat Moskow.
Galloway juga
menyindir negara-negara anggota Uni Eropa (UE) yang mengikuti jejak
Inggris dan AS dengan mengusir para diplomat Moskow. Dia menilai
negara-negara UE hanya bertindak sebagai "negara-negara bawahan" yang
melakukan apa yang diperintahkan Washington dan London.
"Negara-negara
Eropa telah membuat pengusiran satu diplomat atau dua atau tiga, tetapi
tindakan Amerika Serikat adalah semacam deklarasi perang, yang lebih
mengejutkan menurut pertemuan liberal di Amerika Serikat, Presiden Trump
adalah orang Rusia," kata Galloway kepada Russia Today, semalam (26/3/2018).
Mantan
anggota parlemen Inggris itu mengatakan bahwa keputusan menyisakan
hanya 40 diplomat Rusia untuk melakukan pekerjaannya di AS adalah
kemerosotan hubungan yang tajam dibanding pendahulu Trump.
Rusia, kata Galloway, seharusnya tidak bersikap lunak dalam menanggapi tindakan Trump, sehingga akan memiliki efek.
"Jika
saya yang membuat keputusan, saya pasti tidak akan melanjutkan dengan
asumsi bahwa menjadi lunak akan memuaskan hewan buas yang mengais-ngais
darah Rusia pada titik ini," paparnya.
Menurut Galloway, Inggris
belum melakukan penyelidikan yang serius dan tuduhan serangan racun
terhadap Skripal dan putrinya, Yulia Skripal adalah tuduhan bias.
"Sejauh
yang saya lihat, tidak ada investigasi," katanya. "Putusan dinyatakan
sebelum penyelidikan dimulai dan saya pikir tidak ada investigasi karena
hasil penyelidikan analitis ilmiah yang serius akan menunjukkan bahwa
tuduhan terhadap Rusia tidak berdasar."
Galloway mengatakan masih banyak pertanyaan yang tidak terjawab dalam kasus Skripal.
"Saya
tidak percaya bahwa Rusia bertanggung jawab atas tindakan ini. Dan
kabar baiknya adalah sebagian besar publik Inggris cenderung setuju,"
katanya.
Jakarta, CB -- Kementerian Luar Negeri
Rusia menyatakan bersumpah akan membalas pengusiran para diplomatnya
dari Amerika Serikat, Kanada, Ukraina dan 14 negara Uni Eropa yang
dilakukan terkait serangan racun terhadap seorang mantan mata-mata di
Inggris.
"Kami menyatakan protes keras atas keputusan yang
diambil sejumlah negara Uni Eropa dan NATO untuk mengusir diplomat
Rusia," kata kementerian dalam pernyataan yang dikutip AFP, Senin (26/3). Institusi menyebut langkah itu "sikap yang provokatif."
Moskow bersumpah "langkah tidak bersahabat oleh sekelompok negara ini tidak akan berlalu begitu saja dan kami akan merespons."
Rusia menyebut langkah itu bertentangan dengan kepentingan
mengidentifikasi siapa yang bersalah di balik serangan terhadap mantan
agen ganda Sergei Skripal dan putrinya, Yulia, di Salisbury. Keduanya
kini dalam keadaan tidak sadar di rumah sakit setelah terpapar racun
saraf yang dikembangkan di Uni Soviet.
Negara tersebut menuding negara-negara yang ikut mengusir diplomatnya
"mendukung niat buruk otoritas Inggris" dan "tidak mau melihat apa yang
sebenarnya terjadi." Rusia juga menyatakan hal ini merupakan bagian dari
dinamika konfrontasional yang bertujuan "mengeskalasi keadaan."
Moskow
menyatakan pihak berwenang Inggris telah membuat "tudingan tak
berdasar" terhadap Rusia dan mengambil posisi "berpraduga, bias dan
munafik."
Selain itu, Moskow juga mengeluhkan ketiadaan informasi terkait "percobaan pembunuhan terhadap warga Rusia."
Presiden Amerika Serikat Donald Trump
memerintahkan pengusiran 60 diplomat dan intelijen Rusia serta menutup
konsulat jenderal di Seattle, Senin (26/3). (REUTERS/Jonathan Ernst)
Jakarta, CB -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan pengusiran 60 diplomat dan intelijen Rusia serta menutup konsulat di Seattle.
"Pemerintah
AS memutuskan untuk mengusir 60 diplomat Rusia dan menutup konsulat
jenderal Rusia di Seattle," kata pejabat pemerintah dalam brifing khusus
seperti dilansir kantor berita Rusia, TASS, Senin (26/3).
Ke-60
diplomat tersebut 48 staf kedutaan dan 12 anggota Misi Permanen Rusia
di Perserikatan Bangsa-bangsa. "Mereka akan meninggalkan Amerika Serikat
dalam sepekan," tulis TASS.
Tindakan itu diambil Trump sebagai balasan atas kasus dugaan peracunan mantan agen ganda Rusia di Inggris.
Sebanyak
12 diplomat Rusia di Perserikatan Bangsa-bangsa New York dan 48 lagi di
Kedutaan Rusia di Washington menghadapi ancaman pengusiran.
Pemerintah Amerika Serikat juga menutup konsulat Rusia di Seattle, yang diyakini sebagai tempat penting operasi intelijen Rusia.
Langkah
tersebut diumumkan Senin, saat pemerintah Trump merespons keras
serangan terhadap mantan agen ganda Rusia, Sergei Skripal, 66 tahun dan
putrinya, Yulia di Salisbury, Inggris. Keduanya kini kritis setelah
ditemukan pingsan di luar sebuah pusat perbelanjaan pada 4 Maret lalu.
Negara-negara Eropa juga bakal mengumumkan pengusiran diplomat Rusia.
Washington Post melaporkan tindakan Amerika Serikat diperkirakan bakal memicu tindakan balasan terhadap diplomat AS di Rusia.
Pengusiran
60 diplomat adalah tindakan paling besar setelah Presiden Ronald Reagan
memerintahkan pengusiran 55 diplomat Rusia pada 1986.
Pada
Desember 2016, pemerintah Obama mengusir 35 terduga agen intelijen Rusia
sebagai balasan atas campur tangan Moskow dalam pemilihan presidne AS.
Akhir
Juli lalu, pemerintah Rusia meminta Amerika Serikat mengurangi staf
diplomatik sebanyak 755 sebagai balasan atas sanksi baru dari Kongres AS
terhadap Rusia.
Sebagai balasan atas langkah Moskow, pemerintah
Trump menutup konsulat Rusia di San Francisco dan gedung aneksasi di New
York dan Washington, Agustus lalu.
Sergei Skripal, mantan agen dinas
rahasia Rusia yang membelot ke Inggris, dan baru-baru ini mendadak sakit
keras karena terpapar zat berbahaya (Reuters)
Jakarta (CB) - Tiga negara Baltik bekas Uni Soviet
--Lithuania, Estonia dan Latvia-- serempak mengusir diplomat-diplomat
Rusia di ketiga negara itu sebagai bagian dari langkah koordinatif Uni
Eropa dan NATO menyusul kasus peracunan mantan agen ganda Rusia Sergei
Skripal dan putrinya di Inggris selatan belum lama awal bulan ini.
Dari Vilnius, Reuters melaporkan bahwa Lithuania hari ini mengusir tiga diplomat Rusia berkaitan dengan serangan gas saraf itu.
Kementerian Luar Negeri Lithuania juga menyatakan akan melarang 44 orang
Rusia lainnya masuk negeri ini setelah serangan di Salisbury, Inggris, 4
Maret lalu yang sudah dibantah Rusia itu.
"Dengan mengusir orang-orang yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang
tidak sejalan dengan status diplomatik mereka, negara-negara (Uni Eropa)
tengah menunjukkan tanda kesetiakawanan kepada Inggris dan mengambil
langkah terhadap jejaring mata-mata Rusia di Eropa," kata kementerian
luar negeri Lithuania seperti dikutip Reuters.
Dari Riga, ibu kota Latvia, dilaporkan bahwa negeri ini akan mengusir seorang diplomat Rusia sebagai solidaritas kepada Inggris.
"Sebagai solidaritas kepada Inggris menyangkut serangan Salisbury dan
untuk pelanggaran konvensi Wina, Latvia bergabung dengan negara-negara
Uni Eropa mengusir diplomat Rusia selain mendaftarhitamkan warga Rusia,"
kata menteri luar negeri Latvia Edgars Rinkevics via Twitter.
Negara ketiga di Baltik, Estonia, juga melakukan hal sama dengan mengusir atase pertahanan Rusia di negeri ini.
"Sore ini kami memanggil duta besar Rusia yang kepada siapa kami
memberikan nota bahwa atase pertahanan kedutaan besar Rusia harus
meninggalkan negeri ini," kata Menteri Luar Negeri Estonia Sven Mikser
dalam jumpa pers. "Tindakan-tindakan dia tidak sejalan dengan Konvensi
Wina."
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte (ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo)
Jakarta (CB) - Belanda, Italia dan Denmark menjadi tiga
dari empat belas negara anggota Uni Eropa yang hari ini serempak
mengusir diplomat Rusia dari negara masing-masing menyusul dugaan
keterlibatan Rusia dalam peracunan mantan agen ganda Rusia Sergei
Skripal.
Dari Amsterdam, Reuters melaporkan bahwa Perdana Menteri Mark Rutte
telah menyatakan akan mengusir dua diplomat Rusia menyusul serangan gas
saraf di Salisbury, Inggris selatan, belum lama awal bulan ini.
Kedua diplomat bekerja sebagai staf intelijen pada kedutaan besar Rusia
di Den Haag. Mereka diberi waktu dua pekan untuk meninggalkan Belanda.
Dari Roma, pemerintah Italia juga mengusir dua diplomat Rusia di sana.
"Sebagai tanda solidaritas dengan Inggris dan setelah berkoordinasi
dengan sekutu-sekutu NATO dan mitra-mitra Eropa, kementerian luar negeri
hari ini telah mengkomunikasikan keputusannya mengeluarkan dua pejabat
kedutaan besar Rusia di Roma yang memiliki kredensial diplomat dari
wilayah Italia dalam jangka waktu satu pekan," kata kementerian luar
negeri Italia.
Pada hari yang sama Denmark juga mengambil langkah yang sama mengusir dua diplomat Rusia di negeri itu.
"Penjelasan Rusia dalam insiden itu kurang lebih hanya imajinasi,
beberapa di antaranya penyangkalan belaka dan sebagian besar merupakan
dalih untuk menciptakan keraguan," kata Menteri Luar Negeri Denmark
Anders Samuelsen.
Kedua diplomat Rusia diberi waktu sampai satu pekan untuk meninggalkan Denmark.
Denmark menyatakan akan menerapkan juga sanksi ekonomi sebagai tanda solidaritas dengan Uni Eropa dalam kasus ini.
Para pemimpin Uni Eropa pekan lalu menyebut presentasi PM Inggris
Theresa May mengenai ketelibatan Rusia dalam peracunan Skripal sebagai
bukti yang punya dasar yang kuat.
Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas. (heiko-maas.de)
Berlin (CB) - Jerman akan mengusir empat diplomat Rusia
menyusul dugaan keterlibatan Rusia dalam peracunan mantan agen ganda
Rusia Sergei Skripal di Inggris, kata Kementerian Luar Negeri Jerman
seperti dikutip Reuters.
Rusia sendiri telah membantah bertanggung jawab atas serangan 4 Maret
terhadap Skripal dan putrinya yang keduanya masih dalam perawatan
intensif setelah serangan gas saraf pertama di Eropa sejak Perang Dunia
Kedua itu.
Langkah Jerman itu adalah bagian dari gelombang reaksi terkoordinasi Uni
Eropa dan NATO terhadap sekitar 100 diplomat Rusia yang adalah
pengusiran diplomat Rusia oleh Eropa yang terbesar sejak Perang Dingin.
"Sudah jelas harus ada konsekuensi. Kami di Uni Eropa untuk itu
mengadopsi posisi tegas dan bahu membahu dengan Inggris," kata Menteri
Luar Negeri Jerman Heiko Maas.
Seraya memberi tenggat waktu tujuh hari kepada para diplomat Rusia yang
diusir untuk meninggalkan Jerman, Maas menyatakan pemerintah Rusia tidak
menjawab satu pun pertanyaan mengenai serangan gas saraf itu dan
menunjukkan ketidakmauan memainkan peran konstruktif dalam
mengklarifikasi hal-hal seputar kasus itu.
Ikuti Langkah Inggris, Jerman dan Ukraina Usir Diplomat Rusia
BERLIN
- Pemerintah Jerman dan Ukraina dilaporkan mengusir sejumlah diplomat
Rusia. Pengusiran diplomat Rusia ini terkait dengan kasus serangan
terhadap pembelot Rusia, Sergei Skripal di Inggris beberapa waktu lalu.
Kementerian
Luar Negeri Jerman menuturkan, pihaknya akan mengusir setidaknya empat
orang diplomat Rusia. Kemlu Jerman menuturkan, pengusiran ini
dikarenakan Rusia menolak bekerjasama dalam penyelidikan kasus Skripal.
"Hari
ini kami mengusir empat diplomat Rusia. Setelah serangan menggunakan
racun di Salisbury, Rusia masih belum bekerja sama dengan penyelidikan,"
kata Kemlu Jerman merujuk pada kota tempat Skripal diserang, seperti
dilansir Reuters pada Senin (26/3).
Sementara itu Ukraina akan
mengusir setidaknya 13 orang diplomat Rusia dengan alasan yang sama.
Pengumuman pengusiran diplomat Rusia ini disampaikan langsung oleh
Presiden Ukraina, Petro Poroshenko.
"Keputusan itu diambil dalam
semangat solidaritas dengan mitra Inggris dan sekutu transatlantik dan
dalam koordinasi dengan negara-negara Uni Eropa (UE)," kata Poroshenko
dalam sebuah pernyataan.
Selain Jerman dan Ukraina, sejumlah
negara Eropa lainnya juga dikabarkan bersiap untuk mengusir beberapa
diplomat Rusia dari negara mereka. Moskow sendiri belum berkomentar
mengenai hal ini.