Kemhan memastikan pembelian 11 unit Sukhoi
sudah lengkap dengan persenjataan sesuai kebutuhan TNI AU. (AFP PHOTO /
Vasily Maximov / MOY)
Jakarta, CB -- Indonesia telah
menandatangani kontrak pembelian 11 unit pesawat tempur Sukhoi SU-35
dengan Rusia. Penandatanganan itu dilakukan pada Rabu (14/2) lalu di
Jakarta.
"Sudah tanggal 14 Februari kemarin," kata Kepala Pusat
Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Brigjen Totok Sugiarto lewat
pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Jumat (16/2).
Kontrak
tersebut ditandatangani oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan
(Kabaranahan) Kemhan Laksamana Muda TNI Agus Setiadji dengan Yuri,
delegasi dari Rostec.
Totok memastikan pembelian 11 unit Sukhoi tersebut sudah lengkap
dengan persenjataan sesuai dengan kebutuhan TNI AU. "Full combat,"
ujarnya.
Totok menyampaikan usai penandatanganan kontrak
tersebut, kini Indonesia tinggal menunggu proses pembuatan Sukhoi saja
untuk kemudian dikirim ke Indonesia.
Nantinya pengiriman Sukhoi ke Indonesia akan dilakukan dalam tiga tahap.
Tahap pertama, akan dikirim dua unit pada Agustus 2019, dengan catatan kontrak efektif per Agustus 2018.
Tahap
kedua, enam unit akan dikirim 18 bulan setelah kontrak efektif. Dan,
tiga unit sisanya akan dikirim setelah 23 bulan dari kontrak.
Total
pengadaan 11 unit Sukhoi SU-35 lengkap dengan senjata dan
persenjataannya mencapai US$1,14 miliar dengan sistem imbal beli.
ISIS telah mengklaim bertanggung jawab atas insiden penyerangan di gereja tersebut.
CB,
MOSKOW -- Sebuah gereja di provinsi Dagestan, Rusia, diserang seorang
pria bersenjata pada Ahad (18/2). Insiden penyerangan ini menyebabkan
lima orang tewas.
"Hingga saat ini jumlah korban tewas (akibat penembakan) bertambah
menjadi lima orang setelah seorang wanita meninggal karena luka
yangdideritanya di rumah sakit," ungkap juru bicara Kementerian
Kesehatan Rusia Zalina Murtazaliyeva, dikutip laman kantor berita Rusia TASS.
Kronologi
insiden penemabakan ini masih simpang siur.Beberapa sumber mengatakan
pelaku menembak gereja secara langsung dan beberapa di antaranya
menyebut pelaku menembak orang-orang yang baru saja meninggalkan gereja.
Seorang
juru bicara direktorat Investigasi Rusia untuk Dagestan mengatakan,
pelaku penyerangan gereja berhasil dibunuh. "Penembak (yang terbunuh)
telah diidentifikasi. Dia adalah penduduk lokal berusia 22 tahun,"
katanya.
Menurut otoritas setempat, pemuda berusia 22 tahun
itu tidak dicari oleh kepolisian di sana sebagai anggota kelompok
bersenjata atau kakitangan milisi. Kendati demikian, ISIS telah
mengklaim bertanggung jawab atas insiden penyerangan di gereja tersebut.
"ISIS
telah bertanggung jawab atas penembakan di provinsi Dagestan, Rusia
selatan, yang menewaskan lima orang pada Ahad," kata ISIS melalui situs
propagandanya, Amaq.
Pasukan Turki dan milisi Suriah pro-Turki mencoba
mengambil alih bukit Bursayah yang memisahkan Afrin yang dikuasai Kurdi
dengan Kota Azaz, Suriah yang dikuasai Turki, 28 Januari 2018. Hampir
sebulan operasi militer Turki berlangsung di Afrin.
Foto: AP Photo
Turki membantah rumor menggunakan senjata kimia dalam operasi militernya di Suriah.
CB,
MUNCHEN -- Pemerintah Turki membantah rumor yang menyebut bahwa
pihaknya menggunakan senjata kimia dalam operasi militernya di
Suriah.Sebaliknya, Turki mengklaim operasi tersebut sepenuhnya mengincar
kelompokteroris dan tidak menargetkan warga sipil.
"Ini hanya cerita palsu (penggunaan senjata kimia di Suriah). Turki
tidak pernah menggunakan senjata kimia apapun," kata Menteri Luar Negeri
Turki Mevlut Cavusoglu kepada awak media di sela-sela acara Munich
Security Conference di Jerman, Ahad (18/2).
Menurut
Cavusoglu, rumor penggunaan senjata kimia oleh Turki hanya sebuah
propaganda oleh organisasi yang dekat dengan Partai Pekerja Kurdistan
(PKK). PKK merupakan salah satu kelompok yang diincar Turki dalam
operasi militernya di Suriah. Kelompok ini terlarang di Turki karena
dianggap telah melakukan pemberontakan selama tiga dekade terakhir.
Cavusoglu
mengklaim Turki sangat memedulikan dan berhati-hati untuk melindungi
warga sipil Suriah di tengah operasi militer yangberlangsung di sana.
Sebaliknya, ia menuding kelompok teroris yang diburunya memanfaatkan
warga sipil sebagai perisai di bawah wilayah yang dikendalikannya.
Sebelumnya,
pemerintah Amerika Serikat (AS) juga telah angkat bicara perihal kabar
penggunaan senjata kimia oleh militer Turki dalam operasinya di Suriah.
"Kami menilai sangat tidak mungkin pasukan Turki menggunakan senjata
kimia. Kami terus meminta pengekangan dan perlindungan warga sipil di
Afrin," ujar juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS.
Birusk
Hasaka, juru bicara kelompok YPG (Perlindungan RakyatSuriah) Kurdi di
Afrin mengatakan, pasukan Turki melakukan pemboman dan serangan ke
sebuah desa di barat laut wilayah tersebut. Serangan tersebut, kata
Hasaka, menyebabkan enam orang menderita masalah pernapasan dan gejala
lainnya mengindikasikan adanya serangan gas.
Hal ini pun
dikonfirmasi oleh Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia. Kelompok
pemantau perang yang berbasis di Inggris ini mengatakan serangan
pasukan Turki terhadap sebuah desa di Afrin terjadi pada Jumat (16/2).
Menurut mereka, sumber medis di Afrin melaporkan bahwa enam orang korban
dalam serangan tersebut mengalami kesulitan bernapas dan pupil mata
melebar. Hal ini yang kemudian memunculkan dugaan bahwa militer Turki
menggunakan senjata kimia dalam operasinya di Afrin.
Pertengahan
Januari lalu, Turki memulai operasi militer diwilayah Afrin, Suriah.
Turki mengklaim operasi ini dilakukan untuk menumpas kelompok teroris
dan milisi Kurdi yang mendiami wilayah tersebut. Adapun kelompoknya
antara lain PKK, YPG, KCK (PersatuanKomunitas Kurdistan) dan PYD (Partai
Persatuan Demokratik Suriah).
Ilustrasi tentara Suriah. (AFP PHOTO/Ayham al-Mohammad)
Jakarta, CB -- Pasukan Kurdi dan
pemerintahan Damaskus dilaporkan mencapai kesepakatan yang memungkikan
angkatan bersenjata Suriah memasuki kawasan Afrin untuk membantu
menangkal serangan Turki.
Badran Jia Kurd, seorang penasihat pemerintahan Kurdi di utara Suriah, mengatakan kepada Reuters, Minggu
(18/2), bahwa pasukan angkatan bersenjata pemerintah akan dikerahkan di
sejumlah posisi perbatasan dan bisa masuk ke kawasan itu dalam dua hari
ke depan.
Kesepakatan ini menggarisbawahi bagaimana medan
pertempuran semakin rumit di utara Suriah, berkat persaingan antara
pasukan Kurdi, pemerintah Suriah, faksi pemberontak, Turki, Amerika
Serikat dan Rusia.
Hubungan rumit antara pemerintahan Damaskus dan Kurdi, yang
masing-masing menguasai paling banyak wilayah dalam perang, berperan
penting dalam berjalannya konflik.
Ankara meluncurkan serangan udara dan darat di Afrin bulan lalu,
mengincar kelompok bersenjata Kurdi YPG. Menurut Turki, kelompok itu
terkait dengan teroris yang melakukan pemberontakan di wilayahnya.
Di
sisi lain, AS yang merupakan sekutu Turki di NATO, justru
mempersenjatai YPG dalam rangka melawan ISIS. Namun, meski punya lebih
banyak keberadaan militer di timur Suriah, Amerika tidak memberikan
dukungan kepada YPG di Afrin.
"Kami bisa bekerja sama dengan
pihak manapun yang membantu kami menghadapi kejahatan barbar dan
bungkamnya internasional," kata Jia Kurd.
Hingga kini militer Suriah belum memberikan komentar.
Ketika
ditanya soal laporan kesepakatan ini, juru bicara YPG Nouri Mahmoud
mengulang pernyataan sebelumnya, bahwa pasukan Suriah belum merespons
permintaan mereka melindungi Afrin.
Ilustrasi serangan udara. (AFP PHOTO/Aris Messinis)
Jakarta, CB -- Serangan udara Amerika Serikat diduga menewaskan dan melukai puluhan kontraktor militer Rusia di utara Suriah, awal bulan ini. Namun, tidak seperti saat pesawatnya ditembak Januari lalu, Moskow menunjukkan respons dingin.
Saat
pesawat Rusia ditembak jatuh pemberontak, Kementerian Pertahanan
menyebut pilotnya sebagai pahlawan. Kini, Kremlin menepis laporan korban
massal, tidak menyebut siapa saja yang tewas dan tidak menjelaskan
alasan orang-orang itu berada di sana.
Keluarga para korban
tewas mulai melontarkan pertanyaan. Sementara itu, detail soal alasan
para kontraktor militer itu berada di wilayah kaya minyak yang jadi
sasaran serangan perlahan mulai muncul.
Pada 7 Februari malam, pasukan yang terdiri dari 500 orang, sebagian
besar kontraktor Rusia dan kelompok bersenjata Kristen pendukung
pemerintah Suriah, melintasi sungai Euphrates dekat Deir Ezzor. Kota itu
dikuasai oleh ISIS hingga akhir tahun lalu.
Orang-orang Rusia
itu bekerja untuk perusahaan paramiliter bernama Wagner. Perusahaan itu
mempunyai ratusan kontraktor di Suriah, membantu militer Rusia dan
pasukan pro-pemerintahan.
Misi pasukan pada malam itu masih belum jelas, tapi mereka bergerak
menuju ladang minyak dan gas yang berharga, Coneco. Area itu dikuasai
oleh Pasukan Demokratis Suriah (SDF), kelompok bersenjata sokongan AS
yang selama ini memerangi ISIS di negara tersebut.
Ketika pasukan
pro-pemerintah mulai menembaki pangkalan SDF, AS merespons dengan
serangan udara besar-besaran dan tembakan artileri selama tiga jam.
AS merespons tembakan kontraktor militer Rusia dengan serangan udara. (REUTERS/Hamad I Mohammed)
Para komandan AS berusaha menghubungi pihak Rusia melalui jalur
dekonflik untuk memperingatkan atas respons tersebut. Namun, saat
komunikasi terhubung, serangan balik sudah berjalan.
Akibatnya
adalah kehancuran yang luar biasa. Kesaksian sejumlah kontingen Wagner,
sebagaimana diceritakan kepada rekan-rekan dan keluarganya, menyebut AS
melakukan pembantaian dengan pesawat serbu AC-130, helikopter dan
artileri.
Valery Shebayev, yang mengunjungi sejumlah korban luka di rumah sakit Moskow, mengatakan kepada CNNbahwa kelompok itu diperintahkan untuk menguasai sebuah ladang minyak kosong. Namun, mereka tidak punya dukungan udara.
Shebayev,
anggota kelompok Cossack yang menjadi sumber perekrutan Wagner,
menyebut apa yang terjadi setelah itu adalah "sebuah pembantaian."
Foto: AFP PHOTO / STRINGER Situasi Deir Ezzor.
Ruslan Leviev, aktivis Conflict Intelligence Team di Moskow,
mengatakan pihaknya memperkirakan ada 20 hingga 30 warga Rusia yang
tewas dalam peristiwa itu.
Pemerintah Rusia menolak mengonfirmasi
laporan-laporan tersebut. Pada Kamis, juru bicara Kementerian Luar
Negeri Maria Zakharova hanya mengakui lima warga Rusia mungkin tewas
dalam serangan itu.
Ketika ditanya soal laporan jumlah korban yang lebih tinggi, juru bicara
Kremlin, Dmitri Peskov, mencoba untuk menghentikan topik tersebut.
"Kami tidak punya informasi baru soal ini dan kami telah mengatakan
semua hal yang perlu kami katakan."
Respons dingin atas kematian
para kontraktor ini bukan kejutan. Moskow berusaha untuk menggambarkan
keterlibatannya di Suriah sebagai perang yang sebagian besar dilakukan
lewat udara, dengan sesekali pertempuran darat.
Namun, jika
peristiwa terakhir ini terkonfirmasi memakan banyak korban, maka ini
akan jadi pertempuran paling mematikan antara AS dan Rusia sejak akhir
Perang Dingin.
Amerika menyatakan telah mengikuti protokol untuk
menghindari konflik. "Rusia mengaku mereka tidak tahu ketika kami
menghubungi mereka soal pasukan yang melintas [Euphrates]. Saat pasukan
itu mendekat, mereka diberi tahu bahwa penembakan dimulai," kata Menteri
Perahanan AS James Mattis, 11 Februari.
PM Benjamin Netanyahu menyatakan Israel bisa
bertindak langsung melawan Iran, tidak hanya pada para sekutunya di
Timur Tengah. (REUTERS/Amir Cohen)
Jakarta, CB -- Perdana Menteri Benjamin
Netanyahu menyatakan Israel bisa bertindak langsung melawan Iran, bukan
hanya para sekutu-sekutunya di Timur Tengah. Pernyataan ini dilontarkan
menyusul insiden perbatasan di Suriah yang membuat kedua pihak nyaris
konfrontasi.
Dalam pernyataan pertamanya di Konferensi Keamanan
Munich, Minggu waktu setempat (19/2), Netanyahu menyinggung masalah
pesawat nirawak atau drone Iran yang terbang ke kawasan udara Israel
bulan ini.
"Israel tidak akan membiarkan rezim itu mencekik kami dengan teror," ujarnya sebagaimana dikutip Reuters. "Kami akan bertindak jika diperlukan, tidak hanya pada proksi Iran tapi terhadap Iran sendiri."
Iran mencemooh pernyataan kerasa Netanyahu, menyebut reputasi Israel
telah hancur setelah salah satu jetnya ditembak jatuh usai mengebom
Suriah.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menyebut presentasi
Netanyahu sebagai "sirkus kartun, yang bahkan tidak pantas untuk
direspons."
"Apa yang terjadi dalam beberapa terakhir adalah
keperkasaan (Israel) telah runtuh," kata Zarif dalam konferensi itu,
satu jam setelah pernyata Netanyahu. Dia merujuk pada jatuhnya jet F-16
Israel yang ditembak usai menyerang pertahanan udara Suriah.
"Begitu
warga Suriah berani menjatuhkan salah satu pesawat negara tersebut, itu
seolah sebuah bencana telah terjadi," kata Zarif. Menurutnya, Israel
"menggunakan agresi sebagai kebijakan atas para tetangganya" dengan
terus melakukan serangan ke Suriah dan Libanon.
Israel menuding
Teheran berupaya menepatkan militernya secara permanen di Suriah, di
mana pasukan dukungan Iran mendukung Presiden Bashar al-Assad dalam
perang saudara yang sudah memasuki tahun kedelapan.
Netanyahu mengatakan Iran dan para sekutunya merangsek setelah ISIS
kehilangan wilayahnya di Suriah. Menurut pemimpin Israel itu, negara
rival tersebut "mencoba mendirikan kerajaan mengelilingi Timur Tengah
dari selatan di Yaman tapi juga mencoba membuat jembatan darat dari Iran
ke Irak, Suriah, Libanon dan Gaza."
Israel Tegaskan Siap Hadapi 'Imperium Iran' di Timur Tengah
PM Israel Benjamin Netanyahu kembali mengeluarkan ancaman terhadap Iran. (REUTERS/Atef Safadi)
Jakarta, CB -- Perdana Menteri Israel
Benjamin Netanyahu pada Minggu (18/2), menegaskan bahwa Israel dapat
mengambil tindakan terhadap Iran dan aliansinya di Timur Tengah, usai
insiden perbatasan di Suriah yang membuat negara bermusuhan ini semakin
dekat menuju konfrontasi terbuka.
Dalam pidato pertamanya di
Konferensi Keamanan Munich, Netanyahu membawa sebuah benda atau potongan
puing yang ia sebut sebagai pesawat tanpa awak milik Iran yang terbang
di kedaulatan udara Israel, Februari ini.
Netanyahu memamerkan
potongan pesawat nirawak itu di hadapan pejabat keamanan dan pertahanan
serta para diplomat dari Eropa dan Amerika Serikat yang hadir di
konferensi tersebut.
"Israel tak akan membiarkan rezim Iran merancang teror di 'leher' kami,"
kata dia. "Kami akan bertindak jika dibutuhkan tak hanya terhadap proxy
Iran, juga terhadap Iran."
Iran sebelumnya meledek pernyataan
keras Netanyahu dengan menyebut reputasi tak terkalahkan Israel telah
runtuh setelah sebuah pesawat F-16 milik negara Zionis itu ditembak
jatuh di Suriah, beberapa hari lalu.
Kali ini, Menteri Luar
Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menyatakan presentasi Netanyahu di
Munich sebagai 'sirkus kartun yang bahkan tak perlu ditanggapi.
"Apa yang terjadi dalam beberapa hari terakhir adalah bahwa reputasi
Israel yang tak tersentuh telah runtuh," ujar Zarif yang berbicara
beberapa jam setelah pidato Netanyahu di Munich.
"Saat Suriah
memiliki keberanian menembak jatuh pesawat Israel, seolah bencana telah
terjadi," kata Zarif, sambil menyebut Israel menggunakan agresi sebagai
kebijakan melawan negara tetangga termasuk Libanon dan Suriah.
Israel
berulang kali menuduh Iran berupaya membangun pengaruh militer di
Suriah dimana kelompok yang didukung Iran membantu Presiden Suriah
Bashar al-Assad dalam perang saudara yang kini memasuki tahun ke
delapan.
Netanyahu mengatakan Iran memasuki teritori Suriah ketika kelompok militan ISIS kehilangan kekuasaannya.
"Mencoba
mendirikan imperiumnya di Timur Tengah dari bagian selatan Yaman,
serta menciptakan penghubung dari Iran menuju Irak, Libanon, dan Gaza,"
ujar Netanyahu.
Perang kata-kata antara kedua negara di forum
Internasional terjadi di tengah upaya Israel bekerjasama dengan
negara-negara Arab Sunni yang juga mengkhawatirkan pengaruh Syiah Iran.
Militan Hamas Palestina berpawai dalam aksi anti Israel di Kota Gaza, Rabu (8/7/15). (REUTERS/Suhaib Salem)
Jerusalem (CB) - Gerilyawan Palestina di Jalur Gaza
menembakkan roket ke arah Israel Selatan pada Ahad malam (18/2), setelah
Israel melancarkan serangan udara berskala besar untuk membalas
penembakan terdahulu dari daerah kantung Palestina yang diblokade
tersebut.
"Satu roket ditembakkan ke Israel Selatan dari Jalur Gaza," kata seorang juru bicara militer di dalam satu pernyataan.
Penembakan roket itu memicu dibunyikannya tanda bahaya di Dewan
Regional Sha`ar Hanegev di Gurun Negev dan Kota Sderot di Israel
Selatan.
Tak ada laporan mengenai korban cedera atau kerusakan.
Penembakan roket tersebut adalah yang paling akhir dari lonjakan ketegangan belakangan ini antara Israel dan Jalur Gaza.
Itu adalah kedua kali gerilyawan di Jalur Gaza menembakkan roket ke
arah Israel dalam 24 jam belakangan, kata Xinhua --yang dipantau Antara
di Jakarta, Senin pagi. Pada Sabtu malam, satu roket menghantam rumah
seorang warga di Sha`ar Hanegev, mengakibatkan kerusakan pada bangunan
itu tapi tidak merenggut korban.
Pada Sabtu pagi, satu bahan peledak yang dipasang di pagar antara
Israel dan Jalur Gaza meledak, dan melukai empat tentara Yahudi.
Sebagai pembalasan, Israel menyatakan jet tempurnya menyerang "18
sasaran teror milik kelompok gerilyawan Palestina Gerakan Perlawanan
Islam (HAMAS).
Dua pemuda Palestina yang berusia 17 tahun tewas dalam serangan
tentara Israel tersebut, kata beberapa sumber medis Palestina.
Peledak itu diduga dipasang oleh satu kelompok kecil yang berpusat
di Jalur Gaza, tapi militer Yahudi menyatakan Israel menganggap HAMAS
bertanggung-jawab atas setiap aksi bermusuhan dari Jalur Gaza.
Gaza (CB) - Dua remaja Palestina tewas di Gaza, kata
pejabat kesehatan, Minggu, setelah Israel menggempur 18 sasaran milik
gerilyawan di daerah kantong tersebut sebagai tanggapan atas ledakan,
yang melukai empat tentara Israel.
Serangan itu, yang dimulai pada Sabtu dan mereda pada Minggu pagi,
adalah salah satu yang terbesar di Jalur Gaza sejak perang 2014 antara
Israel dan gerilyawan Palestina, lapor Reuters.
Serangan itu dimulai dengan ledakan bom di perbatasan Israel-Gaza,
yang melukai tentara Israel. Israel menanggapinya dengan yang militer
katakan serangan udara dan tembakan tank terhadap 18 sasaran milik
Hamas, yang dominan di Gaza, dan kelompok gerilyawan.
Kelompok gerilyawan Gaza biasanya mengungsikan kemungkinan sasaran
untuk menghadapi pembalasan atas serangan terhadap Israel. Militer
Israel mengatakan sarana pembuatan senjata, markas pelatihan dan pos
pengamatan diserang.
Pejabat medis Gaza mengatakan bahwa pada Minggu mereka mengambil
jenazah dua warga Palestina berusia 17 tahun yang terbunuh oleh tembakan
tank Israel. Militer Israel mengatakan bahwa tank tersebut menargetkan
tersangka yang menurut pasukan akan menyeberang ke wilayah Israel.
Tidak ada kelompok gerilyawan di Gaza yang mengaku bertanggung jawab
atas ledakan pada Sabtu. Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman
mengatakan Komite Perlawanan Populer, salah satu kelompok bersenjata
yang lebih kecil di Gaza, telah meledakkan bom yang melukai tentara.
"Kami akan memburu mereka yang bertanggung jawab atas insiden
kemarin," kata Lieberman kepada Radio Israel pada Minggu, dengan
menambahkan bahwa Hamas pada akhirnya bertanggung jawab atas yang
terjadi di Gaza.
Juru bicara Hamas Fawzi Barhoum menyalahkan aksi kekerasan itu terhadap Israel.
"Hamas menilai pendudukan Israel bertanggung jawab penuh atas
konsekuensi eskalasi lanjutannya terhadap warga kami, "kata Barhoum
dalam sebuah pernyataan.
Ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan Gaza sejak pengakuan
Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada bulan Desember bahwa
Yerusalem adalah ibu kota Israel.
Sementara itu, di Tepi Barat, Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina
mengatakan di dalam pernyataan yang dikirim melalui surat elektronik
bahwa 17 orang Palestina cedera akibat gas air mata selama protes di
Kota Nablus, Al-Khalil (Hebron) dan Ramallah.
Demonstrasi dan protes massal telah berlangsung setiap hari Jumat di
Jalur Gaza dan Tepi Barat guna menentang Israel sejak Presiden AS
Donald Trump mengumumkan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel pada Desember
lalu.
Masih pada Jumat, Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS) memperingatkan
Israel bahwa kelompok gerilyawan Palestina itu takkan berdiam diri
terhadap pelanggaran Israel setiap hari terhadap Jerusalem dan warga
Palestina.
Israel merebut Yerusalem Timur dalam Perang 1967 dan belakangan
mengumumkan seluruh kota tersebut sebagai "ibu kota abadinya", yang
ditolak sebagian besar masyarakat dunia. Palestina ingin mendirikan
negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Pejuang Pasukan Demokratis Suriah
menaiki kendaraan lapis baja setelah membebaskan Raqqa dari milisi
Negara Islam, di Raqqa, Suriah, Selasa (17/10/2017). (REUTERS/Erik De
Castro)
Jakarta (CB) - Dalam editorialnya, Gulf News menulis bahwa
"Resmi sudah, Suriah telah menjadi perang antara semua melawan semua.
Bukti terakhir adalah laporan pesawat-pesawat AS membunuh sekitar empat
sampai 200 tentara bayaran Rusia belum lama ini."
Beberapa hari sebelum insiden itu, Israel menembak jatuh sebuah drone Iran
yang terbang dari wilayah Suriah, lalu menyerang posisi-posisi Iran di
Suriah sampai kemudian pesawat F-16 Israel jatuh ditembak Suriah.
Beberapa hari sebelum serangan Israel itu, Turki kian gencar memerangi pasukan Kurdi yang menjadi sekutu utama AS di Suriah.
Ya,
perang Suriah telah demikian semrawut, tak jelas siapa lawan, siapa
kawan, siapa sekutu, siapa seteru. Tidak hanya antar-Suriah, konflik
ini telah menjadi ajang perang terselubung antara pihak-pihak luar
Suriah yang saling berebut pengaruh dan saling curiga.
Menurut laman majalah Time, paling tidak ada lima perang terselubung atau proxy war yang saat ini terjadi dalam perang saudara Suriah yang sudah memasuki usia ketujuh tahun.
Israel vs IranIran
terang-terangan mendukung rezim Presiden Suriah Bashar Assad baik
langsung maupun tidak langsung lewat Hizbullah, Lebaon. Sebaliknya
Israel berusaha menyembunyikan keterlibatannya di Suriah. Ketika wilayah udara Israel dimasuki drone
Iran, seketika Israel menyerang Suriah dan posisi-posisi Iran di
Suriah. Suriah membalas untuk menjatuhkan sebuah F-16 Israel yang
merupakan pertama kali terjadi sebuah pesawat Israel ditembak musuh
sejak 1982. Inilah pertama kali terjadi Israel dan Iran bentrok
langsung sejak Perang Hizbullah-Israel pada 2006. Membiarkan Suriah
dikuasai Iran sama halnya dengan memperluas ketidakamanan Israel yang
sudah sangat terganggu dengan tangan Iran di Lebanon, Hizbullah.
Sebaliknya bagi Iran, hadir di Suriah sama halnya dengan kian efektif
menggertak Israel yang daerah utaranya berbatasan dengan Suriah.
Turki vs KurdiSuriah
juga tak sekadar menjadi medan perang terselubung kekuatan-kekuatan
internasional dan kawasan, tetapi juga ajang persaingan antarkekuatan
lokal, khususnya Turki melawan Kurdi. Ketika Turki memutuskan
bergabung dalam perang Suriah pada 2015, alasan resminya adalah menjawab
kampanye bom bunuh diri ISIS di Kota Suruc, yang berada di perbatasan
dengan Suriah. Yang sebenarnya terjadi adalah Turki khawatir sukses
Kurdi Suriah yang selalu di atas angin melawan baik ISIS maupun pasukan
Assad akan memotivasi Kurdi Turki, dan inilah alasan sesungguhnya di
balik Turki terjun ke Perang Suriah,. Faktanya Turki adalah yang paling
gencar menyerang Kurdi Suriah. Kurdi adalah minoritas berjumlah 30
juta orang yang kebanyakan tinggal di Turki, Iran, Suriah dan Irak.
Jutaan warga Kurdi merindukan sebuah negara Kurdi merdeka. Di Turki
sendiri ada 15 juta warga Kurdi atau 18 persen dari total penduduk Turki
AS vs TurkiAS
menjadi penyokong utama milisi Kurdi yang dinilai AS sebagai kekuatan
paling efektif dalam melawan ISIS, tidak hanya di Suriah, tetapi juga
Irak. Penganakemasan Kurdi ini menyinggung perasaan Turki. Ketersinggungan
itu makin parah setelah AS siap membantu pasukan berkekuatan 30.000
tentara di Suriah timur laut, yang tulang punggungnya adalah pasukan
Kurdi. Itu jelas tak bisa diterima Turki. Turki pun melancarkan "Operasi
Tangkai Zaitun". Tiba-tiba untuk pertama kali sejak akhir Perang
Dingin, dua negara anggota NATO terlibat dalam perang terselubung yang
justru makin menyulitkan pengakhiran perang Suriah.
Rusia vs ASRusia
mendukung Assad yang sudah menjadi sekutu terpercayanya karena Suriah
sangat strategis bagi Rusia mengingat satu-satunya tempat yang
menyediakan pangkalan angkatan laut Rusia yang punya akses langsung ke
Laut Tengah. Bersama Iran, Rusia adalah bagian instrumental dalam
kesolidanan rezim Assad, sekaligus menguatkan Rusia sebagai aktor utama
regional Timur Tengah. Sebaliknya AS mendukung kekuatan yang menjadi
lawan Assad. Pekan ini muncul berita menghebohkan mengenai ratusan
petempur Rusia dalam serangan gagal ke sebuah pangkalan Kurdi-AS di Deir
Ezzor untuk menyangga pasukan Assad. Rusia buru-buru mengatakan yang tewas itu adalah tentara bayaran, bukan tentara reguler Rusia. Tak pelak Suriah menjadi medan perang terselubung paling maut antara Rusia dan AS sejak Perang Dingin.
Rusia/AS/UEA vs Turki/Iran/QatarMenurut
Time, Suriah telah menjadi mikrokosmos konflik di seluruh Timur Tengah,
yakni sekulerisme melawam islamisme. Persaingan pada matra ini
ditunjukkan lewat kekuatan-kekuatan lebih sekuler seperti Rusia, AS dan
Uni Emirat Arab, melawan islamisme Turki, Iran dan Qatar, padahal ketiga
negara ini berbeda corak, yaitu Sunni dan Syiah. Turki dan Iran boleh
beda karena Sunni dan Syiah, tetapi keduanya tidak pernah menentang
naiknya pengaruh Islam politik dalam sistem politik Suriah.
Addis Ababa (CB) - Status darurat yang diberlakukan
Ethiopia sehari setelah perdana menterinya mengundurkan diri akan
berlangsung selama enam bulan menurut Menteri Pertahanan pada Sabtu,
sementara pihak berwenang berupaya mengatasi kerusuhan di negara dengan
penduduk terpadat kedua di Afrika itu.
Kekerasan terus terjadi di berbagai wilayah Ethiopia dan pemerintah
mengeluarkan larangan protes bagi masyarakat serta penyiapan dan
penyebaran publikasi "yang bisa menghasut dan menabur perselisihan",
kata Menteri Pertahanan Siraj Fegessa kepada para wartawan.
"Pemerintah telah menjalankan beberapa upaya untuk mengendalikan
kekerasan, namun masih ada saja orang yang kehilangan nyawa, banyak yang
kehilangan tempat tinggal dan infrastruktur ekonomi rusak," katanya.
Perdana Menteri Hailemariam Desalegn pada Kamis secara mengejutkan
mengumumkan mundur saat ia menyampaikan pidato di televisi,
menjadikannya sebagai perdana menteri pertama yang mundur semasa
menjabat dalam sejarah modern Ethiopia. Desalegn mengatakan ia
menginginkan reformasi berjalan dengan mulus.
Satu hari
kemudian, pemerintah menyatakan negara dalam keadaan darurat. Parlemen,
yang 547 kursinya dikuasai koalisi empat partai yang berkuasa,
diperkirakan mengesahkan status darurat itu dalam waktu dua pekan.
Ethiopia merupakan negara dengan perekonomian terbesar dan tumbuh
paling pesat di Afrika Timur dan sekutu Barat dalam memerangi militan.
Namun kelompok-kelompok hak asasni manusia mengkritik pemerintah karena
membatasi ruang gerak lawan politik dan media.
Amerika Serikat, penyumbang bantuan terbesar bagi negara itu,
menyatakan "sangat tidak setuju" dengan keputusan Ethiopia menerapkan
aturan darurat.
"Kami mengakui dan sama prihatinnya dengan pemerintah mengenai
insiden-insiden kekerasan dan kehilangan nyawa, namun sangat yakin bahwa
jawabannya adalah kebebasan yang lebih besar, bukan lebih kecil," kata
Kedutaan Besar AS di Addis Ababa dalam satu pernyataan yang dikutip
Reuters.
"Pernyataan status darurat itu melemahkan
langkah-langkah positif baru-baru ini menuju upaya menciptakan ruang
politik yang lebih inklusif, termasuk dengan pembebasan ribuan tahanan."
Sejak
Januari, Ethiopia telah membebaskan lebih dari 6.000 orang yang ditahan
dengan berbagai dakwaaan, termasuk karena ikut berunjuk rasa dan
melakukan kejahatan melawan negara. Pemerintah juga telah menutup sebuah
penjara, yang diduga menjadi tempat para aktivis mengalami penyiksaan.
Pemerintah sebelumnya menerapkan status darurat pada Oktober 2016,
yang kemudian dicabut pada Agustus 2017. Selama masa penerapan status
tersebut, jam malam diberlakukan, pergerakan dibatasi dan sekitar 29.000
orang ditahan.
YERUSALEM
- Israel menuntut ganti rugi kepada sebuah keluarga asal Palestina
sebesar USD28.000. Israel meminta pihak keluarga untuk ganti rugi atas
kerusakan mobil jip yang digunakan untuk menimpa anak dari keluarga itu
hingga tewas dalam sebuah insiden.
Insiden tersebut terjadi
sekitar pukul 4 pagi pada tanggal 14 Juni 2015. Ketika itu, Abdullah
Ghneimat tengah berjalan pulang dari kerja di kota Kufur Malek, Tepi
Barat, timur laut Ramallah. Tiba-tiba sebuah kendaraan militer Israel
terbalik dan menimpa Ghneimat. Al Jazeera melaporkan bahwa Ghneimat
tidak mendapat perawatan medis selama lebih dari tiga jam dan meninggal
di bahwa kendaraan tersebut.
Kementerian Pertahanan Israel
mengatakan bahwa Ghneimat melemparkan bom molotov ke kendaraan tersebut,
yang berarti dengan demikian negara Zionis itu kebal dari tuntutan
hukum mengenai pembunuhan.
Keluarga Ghneimat telah mengajukan
tuntutan hukum terhadap tentara Israel yang mengendarai kendaraan itu
enam bulan setelah kematian Ghneimat. Namun, tindakan mereka dibalas
oleh Kementerian Pertahanan Israel memberikan perlawan atas tuntutan
tersebut, perkembangan terakhirnya adalah tagihan USD28.000 untuk
kerusakan pada jip tersebut.
Menurut Direktur Organisasi hak
asasi manusia independen Al-Haq, Shawan Jabarin, tuntutan ganti rugi
terhadap keluarga Palestina untuk kerusakan merupakan bagian dari
strategi baru oleh pemerintah Israel untuk menghukum orang-orang
Palestina dengan segala bentuk perlawanan.
"Saya pikir mereka
menuju ke tingkat di mana siapa pun yang mengucapkan kata 'pekerjaan'
dapat ditangkap, dilecehkan dan mungkin didenda," seperti di sadur
Middle East Monitor dari Al Jazeera, Rabu (14/2/2018).
Iyad
Ghneimat, ayah Abdullah, mengatakan kepada Middle East Eye bahwa dia
tidak memiliki banyak harapan untuk pengadilan yang adil.
"Anda
tahu, tidak sekali dalam keberadaan mereka, pengadilan Israel memberikan
pengadilan yang jujur dan adil kepada orang Palestina manapun. Kita
akan berbohong kepada diri kita sendiri jika kita mengatakan bahwa ada
kesempatan yang nyata untuk keadilan," ujarnya meratap.
Kemungkinan
warga Palestina menerima kompensasi atas kerugian yang ditimbulkan oleh
pasukan Israel menjadi semakin tidak mungkin, menurut laporan untuk
tahun 2017 oleh organisasi HAM Israel B'tselem. Laporan tersebut
menemukan bahwa dari tahun 2012 sampai 2016, Israel membayar kompensasi
sekitar USD1 juta, sebuah penurunan lebih dari 80 persen dari periode
1997 sampai 2001. Hal ini menyebabkan turunnya hampir 95 persen jumlah
warga Palestina yang mengajukan klaim baru di pengadilan, menurut
laporan tersebut.
RIYADH
- Duta Besar Arab Saudi untuk Liga Arab, Ahmed Qattan, telah mengulangi
penolakan negaranya terhadap apa yang mereka sebut sebagai politisasi
atau internasionalisasi penyelengaraan ibadah haji.
"Upaya untuk
menginternasionalisasi Tempat Suci Mekkah dan Madinah adalah bagian dari
konspirasi yang lebih luas," ucap Qattan, yang juga menjabat sebagai
duta besar Saudi untuk Mesir.
"Upaya ini menunjukkan bahwa
negara-negara tertentu mengikuti jejak Iran, yang telah mencoba di masa
lalu untuk mempromosikan gagasan-gagasan yang merendahkan ini,"
tambahnya, dengan referensi terselubung di Qatar," sambungnya, seperti
dilansir Anadolu Agency pada Rabu (14/2).
Qattan kemudian
menegaskan, bahwa politisasi atau internasionalisasi situs suci Arab
Saudi adalah "garis merah" yang sama artinya dengan bunuh diri politik.
Dalam
beberapa tahun terakhir, Iran telah melontarkan gagasan untuk
mendirikan "pemerintahan internasional" untuk mengelola penyelanggaran
ibadah haji, sebuah gagasan yang ditolak keras oleh Saudi.
Iran
memang telah melemparkan kritikan terhadap pemerintah Saudi, sebagai
tuan rumah ibadah haji, terlebih saat terjadi insiden berdarah di Mina
yang menewaskan ratusan orang, termasuk puluhan warga Iran.
Iran
menyebut Saudi mempolitiasi ibadah haji dan terus mendesak dibentukanya
komite internasional untuk mengurusi ibadah tahunan umat Muslim
tersebut.
CB, Riyadh- Arkeolog menemukan sejumlah pahatan unta berukuran besar di daerah gurun pasir Provinsi Al Jawf, Arab Saudi.
Pahatan
ini diperkirakan berusia lebih dari 2000 tahun. Para ahli mengatakan
belum pernah menemukan pahatan unta dengan ukuran sebesar ini
sebelumnya.
Ini patung berbentuk unta berukuran asli yang ditemukan di daerah gurun pasir Provinsi Al Jawf, Arab Saudi. Gizmodo
"Kami bisa mengidentifikasi sekitar selusin pahatan dengan kedalaman berbeda yang menggambarkan unta dan kuda," begitu dilansir Daily Mail, Rabu, 14 Februari 2018.
Dua lembaga yang terlibat penelitian ini adalah Centre National de la Recherche Scientifique dari Perancis dan Saudi Commission for Tourism and National Heritage. Tim telah meneliti lokasi ini sejak 2016.
Ini lokasi penemuan relief unta berukuran besar yaitu di daerah gurun pasir Provinsi Al Jawf, Arab Saudi. Gizmodo
Para
peneliti menemukan ada selusin pahatan tersebar di kawasan ini.
Sebagiannya sudah dalam keadaan tidak utuh karena dinding batu mengalami
pengikisan hingga pecah.
Para ahli menduga lokasi ini dulunya merupakan tempat penyembahan ritual keagamaan. Pahatan unta di dinding batu di gurun Saudi itu menjadi penanda lokasi. Meski begitu, para ahli menilai misteri mengenai pahatan unta besar ini belum terpecahkan.
CB, Suriah -- Pasukan khusus Amerika
Serikat di Suriah menewaskan belasan pasukan tentara bayaran Rusia,
yang berperang mendukung pasukan pro Presiden Bashar Al Assad.
Ini
terjadi saat pertempuran sengit yang terjadi pada 7 Februari lalu, yang
menewaskan sekitar seratus pasukan milisi pendukung pemerintah Suriah
di daerah Deir Ezzor, yang kaya akan minyak bumi.
Kendaraan
bersenjata Ahrar al-Sham menembaki pasukan pemerintah Suriah saat
melakukan penyerangan di kota Atshan, desa Hama, Suriah, 11 Januari
2018. Kelompok pemberontak mengepung pangkalan udara utama saat
melakukan serangan. (Ahrar al-Sham, via AP)
"Pasukan tentara bayaran Rusia ini bekerja untuk perusahaan swasta
Wagner, yang mengirim ratusan tentara bayaran ke Suriah untuk mendukung
pasukan militer Rusia dan pro pemerintah," begitu dilansir CNN, Selasa, 13 Februari 2018.
CNN
mengutip dari beberapa sumber yang merupakan kerabat dari tentara
bayaran Rusia yang tewas. Salah satu tentara bayaran yang tewas itu
bernama Vladimir Loginov, 51 tahun. Dia sebelumnya merupakan anggota
kelompok ultranasionalis Cossack, yang bertempur di Ukraina Timur.
Kelompok
Distrik Cossack Baltic mengatakan bahwa Loginov tewas dalam pertempuran
tidak berimbang. "Vladimir tewas untuk Tanah Air, kelompok Cossack dan
keyakinan Orthodox," begitu bunyi pernyataan kelompok ini.
Seorang
anggota Pasukan Demokratik Suriah memegang bendera ISIS saat
pertempuran di Raqqa, Suriah, 14 Agustus 2017. REUTERS/Zohra
Bensemra/File Photo
Sejauh ini, CNN telah mendapatkan
tiga nama lain dari pasukan tentara bayaran Rusia yang tewas di lokasi.
Pertempuran itu terjadi di daerah Deir Ezzor, Suriah, saat sekitar 500
pasukan pro pemerintah Suriah berusaha menyerang markas pasukan Syrian Democratic Forces yang dibentuk pasukan khusus Amerika.
Sekitar
seratus pasukan pro pemerintah Suriah tewas dalam pertempuran di dekat
sungai Eufrat. Dari jumlah ini sekitar 30 anggota pasukan yang tewas
berasal dari milisi Kristen pendukung Bashar Al Assad.
Saat itu,
pasukan khusus AS, yang bertugas di lokasi, menyerang pasukan pro
pemerintah Suriah menggunakan berbagai kekuatan udara canggih seperti
pesawat tempur F-15E, drone MQ-9, pasukan pengebom B-52, pesawat AC-130
dan helikopter penyerang Apache AH-64. Serangan ini berlangsung selama
sekitar tiga jam.
"Begitu pasukan penyerang bergerak ke barat, kami berhenti menyerang," kata Letnan Jenderal Jeffrey Harrigian.
Mengenai
ini, Kremlin mengatakan tidak mempunyai informasi apakah ada pasukan
tentara bayaran Rusia yang tewas di lokasi. "Kami hanya menangani data
mengenai pasukan Rusia," kata Dmitri S. Peskov, juru bicara Kremlin.
"Kami tidak punya data mengenai orang Rusia yang kemungkinan ada di
Suriah."
Menurut Aleksandr Ionov, seorang pengusaha Rusia di
Suriah, kemungkinan ada sekitar 200 pasukan tentara bayaran Rusia yang
telah tewas di Suriah. "Perkiraan saat ini sekitar 200 orang. Mayoritas
itu orang Rusia," kata dia kepada media New York Times. Amerika berperang di Suriah untuk mengejar teroris ISIS.
CB, Suriah -- Pesawat nirawak pengebom Amerika Serikat, MQ-9 Reaper, menembak dan menghancurkan sebuah tank Rusia, T-22, di Suriah pada pekan lalu.
Serangan drone ini terjadi beberapa hari setelah sebuah pangkalan pasukan milisi Suriah dukungan Amerika Serikat, Syrian Democratic Forces
(SDF), yang didominasi pasukan Kurdi, hendak diserang sekitar 500
pasukan milisi pro pemerintah Suriah di daerah Deir Ezzor, yang
menewaskan sekitar seratus pasukan penyerang.
Drone
MQ-9 Reaper (Predator B) dilengkapi dengan mesin trubopop yang
dirancang untuk berbagai misi. Drone ini mampu menjelajah ketinggian
hingga 15.250 meter dengan lama terbang 27 jam. Drone ini mampu
mengangkut peralatan tempur seberat 1,746 kg, antara lain Hellfire dan
bom unit-12 Paveway II dalam sekali terbang. ga-asi.com
"Letnan Jenderal Jeffrey Harrigian, yang merupakan jenderal senior di
angkatan udara AS di Timur Tengah, menolak berspekulasi mengenai siapa
yang mengendarai tank Rusia itu," begitu dilansir StraitsTimes, Rabu, 14 Februari 2018.
Namun,
seorang pejabat AS mengatakan dua orang pasukan pendukung pemerintah
Suriah terbunuh oleh serangan drone ini. Militer AS mengatakan tank itu
diserang karena memasuki wilayah tembak dari pasukan milisi AS, yang
didukung pasukan artileri.
Menteri Pertahanan AS, Jim Mattis,
menganggap peristiwa ini sebagai sepele. "Itu mungkin hanya dua orang
lokal sedang melakukan sesuatu. Saya tidak ingin melihat ini sebagai
serangan besar."
Insiden ini mewarnai meningkatnya
ketegangan Amerika Serikat dan Rusia di Suriah. Masing-masing memiliki
pasukan milisi yang mereka dukung dan persenjatai. Rusia mendukung
pasukan pemerintah Suriah. Sedangkan AS mendukung pasukan SDF, yang
berupaya menjatuhkan rezim pemerintah Bashar Al Assad.
Dalam
pertempuran beberapa hari sebelumnya, sekitar seratus pasukan pro
pemerintah Suriah tewas dalam pertempuran di dekat sungai Eufrat.
Sekitar 500 pasukan milisi pro pemerintah berusaha menyerang markas
pasukan SDF di dekat area ini.
Saat itu, pasukan khusus AS, yang
bertugas di lokasi, menyerang pasukan pro pemerintah Suriah menggunakan
berbagai kekuatan udara canggih seperti pesawat tempur F-15E, drone
MQ-9, pasukan pengebom B-52, pesawat AC-130 dan helikopter penyerang
Apache AH-64.
Serangan pasukan khusus Amerika
ini berlangsung selama sekitar tiga jam. "Begitu pasukan penyerang
bergerak ke barat, kami berhenti menyerang," kata Harrigian. Dalam
peristiwa in, sekitar selusin pasukan tentara bayaran Rusia tewas. Presiden
Assad, yang didukung Rusia dan milisi dukungan Iran, mengatakan akan
mengambil alih semua wilayah negaranya, yang saat ini masih dikuasai
SDF.
Macron sempat menyatakan akan meninjau kembali cara pengawasan terhadap Islam.
CB,
PARIS -- Seorang perwakilan Muslim terkemuka asal Prancis mendesak
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, untuk tidak ikut campur dalam
pengorganisasian Islam. Hal ini dikemukakan usai Macron mengatakan, ia
akan mencoba mendefinisikan kembali hubungan antara Islam dengan negara.
Dilansir di Reuters, Rabu (14/2), pemberontakan ini berasal
dari pemimpin sebuah organisasi yang didirikan 15 tahun lalu. Tujuannya,
meredam kekhawatiran tentang pengkhotbah radikal dan mendorong konteks
Islam yang lebih dapat menyesuaikan.
"Semua orang
harus tetap berpegang pada peranan mereka," ujar Presiden French Council
of the Muslim Faith (CFCM)/ Dewan Muslim Indonesia Prancis, Ahmet
Ogres, kepada Reuters.
Ogras menyebutkan, takdir
Muslim adalah agama, sehingga patut untuk mengurus urusan rumah
tangganya sendiri. "Hal terakhir yang Anda inginkan adalah negara
bertindak sebagai pelindung," ujar Ogras yang sudah memimpin CFCM sejak
pertengahan 2017.
Macron, yang terpilih pada Mei lalu,
mengatakan rencananya untuk meninjau kembali cara pengawasan terhadap
Islam. Rencana ini disampaikan Macron melalui sebuah wawancara di surat
kabar, pada Ahad (11/2) lalu.
"Apa yang ingin saya lakukan
di paruh pertama 2018 adalah membuat tanda pada keseluruhan cara Islam
diorganisir di Prancis. Prioritasnya, mengembalikan sekularisme apa
adanya," ucap Macron kepada Journal de Dimanche.
Secara
tradisional, Prancis adalah rumah bagi komunitas Yahudi dan Muslim
terbesar di Eropa.. Diperkirakan jumlah Muslim mencapai lima juta dari
total populasi 67 juta orang.
Aturan resminya, terjadi
pemisahan ketat antara agama dan negara dengan poin pertama dianggap
sebagai masalah pribadi. Aturan ini menjadi pembenaran dalam larangan
penggunaan jilbab oleh pegawai pelayanan publik dan juga mengenakan
penutup dari kepala hingga kaki di tempat umum.
Macron
telah mendapat tekanan untuk menghadapi para pengkhotbah dan masjid
radikal sejak gelombang serangan di mana militan membunuh lebih dari 230
orang di Prancis sejak 2015. Pencarian dan penangkapan darurat
diperkenalkan pada serangan November 2015, yang menewaskan 130an orang
di Paris. Kebijakan ini dibuat permanen di bawah undang-undang keamanan
yang ketat. Beberapa masjid ditutup dan para imam diusir.
Deklarasi
Macron pada Ahad lalu menunjukkan, dirinya sedang mempertimbangkan
reorganisasi mendalam mengenai iman Islam dan bagaimana para
pengkhotbahnya dididik.
Pada 2003, Nicolas Sarkozy,
merancang sebuah kesepakatan di antara kelompok Islam utama untuk
menciptakan CFCM. Konsepnya, meminta dewan untuk berbicara pada umat
Muslim seperti dengan cara French Bishops Conference berbicara pada
masyarakat Katolik maupun ketika Consistory berbicara untuk orang
Yahudi.
Mantan kandidat Presiden Mesir ini diduga terkait dengan Ikhwanul Muslimin.
CB,
KAIRO -- Pasukan keamanan Mesir menahan mantan kandidat presiden Muslim
Mesir Abdel Moneim Abol Fotouh. Aboul Fotouh diduga memiliki kontak
dengan organisasi Ikhwanul Muslimin yang dilarang.
Seperti dilaporkan kantor berita negara MENA, Rabu(14/2) waktu
setempat, penegak keamanan negara tersebut memerintahkan penangkapan
Aboul Fotouh dan beberapa pemimpin kuat partai Mesir yang terkait dengan
kelompok tersebut. Dia adalah salah satu kandidat presiden tingkat
tinggi dalam pemilihan negara itu setelah pemberontakan 2011, yang
mendapatkan 18 persen suara di putaran pertama.
Penangkapan
tersebut beberapa pekan sebelum pemilihan presiden di mana Presiden
Abdel Fatah al-Sisi mencalonkan lagi dalam sebuah pertarungan melawan
seorang politisi yang belum terlalu dikenal. Ini juga terjadi dua hari
setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson
menyerukan pemilihan yang bebas dan adil selama kunjungan pertamanya ke
negara tersebut.
Keponakan Aboul Fotouh, Sanaa Ahmed,
mengatakan kepada Reuters bahwa puluhan polisi berpakaian sipil datang
ke rumah tersebut dengan surat perintah penangkapan dan membawanya pegi
pada Rabu (14/2) malam waktu setempat.
Mesir melarang
Ikhwanul Muslimin sejak 2013 setelah tentara yang dipimpin oleh presiden
yang diangkat secara umum Al-Sisi menggulingkan Presiden Mohammed
Mursi, seorang anggota senior Ikhwan di Mesir.
Sementara
Aboul Fotouh keluar dari Ikhwanul Muslimin pada 2011 untuk mencalonkan
diri sebagaipresiden secara independen dan telah menjauhkan diri dari
gerakan Islam sejak saat itu. Wakil partai Aboul Fotouh, Mohamed
al-Qassas, ditahan pekan lalu dan ditahan sambil menunggu penyelidikan,
menurut laman Facebook partai tersebut. Partai tersebut mengecam
penangkapan itu dan mengkritik apa yang mereka sebut penargetan
sistematis para politisi oposisi pada awal pekan ini.
Pada
Selasa (13/2), 13 kelompok hak asasi lokal dan internasional mengecam
pemilihan presiden Maret nanti dengan mengatakan bahwa pemilihan
tersebut tidak akan bebas dan adil. Pemerintah Mesir mengklaim berada
dalam transisi demokrasi namun bergerak lebih jauh dengansetiap
pemilihan, kata pernyataan kelompok tersebut.
Meskipun
Komisi pemilihan negara telahberjanji untuk menjalankan pemungutan suara
sesuai dnegan prinsip independensi,transparansi dan objektivitas.
WASHINGTON - Modernisasi persenjataan militer China telah menantang dominasi udara Amerika Serikat. Demikian penilaian kelompok think tank International Institute for Strategic Studies (IISS) dalam laporan terbarunya.
Menurut IISS, militer China telah menunjukkan dirinya sebagai kekuatan angkatan laut yang tangguh.
Dalam
siaran pers untuk laporan tahunan “Military Balance” yang diterbitkan
pada hari Rabu, IISS menyoroti modernisasi yang cepat dari Angkatan
Darat dan Angkatan Laut China dan menggambarkan kemajuan Beijing dalam
pertahanan kedirgantaraan sebagai hal yang “luar biasa”.
”Perkembangan
senjata China yang berkembang dan kemajuan teknologi pertahanan yang
lebih luas berarti bahwa hal itu telah menjadi inovator pertahanan
global dan tidak hanya mengejar Barat,” kata Dr. John Chipman, Direktur
Jenderal dan Chief Executive IISS.
Pesawat jet tempur tempur
China, Chengdu J-20, telah jadi sorotan dunia karena akan memasuki
layanan skuadron garis depan pada tahun 2020. Pesawat jet tempur
generasi kelima itu, menurut IISS, membahayakan monopoli AS atas pesawat
tempur stealth-nya.
Laporan tersebut juga menyoroti arsenal rudal China yang berkembang, termasuk rudal air-to-air PL-15
yang kemampuannya telah diperluas. Rudal tersebut diyakini dilengkapi
dengan radar array yang dipindai secara elektronik—sebuah teknologi yang
telah berhasil digunakan untuk rudal air-to-air oleh hanya segelintir negara di dunia.
”Kemajuan
ini adalah bagian dari kekuatan Angkatan Udara China untuk bisa
menantang lawan di wilayah udara. Selama tiga dekade terakhir, dominasi
udara telah menjadi keuntungan utama bagi AS dan sekutu-sekutunya. Ini
tidak bisa lagi diasumsikan (seperti itu),” tulis Chipman, dalam laporan
IISS yang dikutip Kamis (15/2/2018).
Masih menurut laporan
tersebut, Beijing juga memiliki ambisi yang sama untuk Angkatan
Laut-nya. Menurut Chipman, sejak tahun 2000, China telah membangun lebih
banyak kapal selam, kapal perusak, dan korvet dari gabungan Jepang,
Korea Selatan dan India.
Tonase total kapal perang baru yang
diluncurkan oleh China dalam empat tahun terakhir saja secara signifikan
lebih besar daripada total tonase seluruh Angkatan Laut Prancis.
Dengan
kekutan Angkatan Laut-nya yang berkembang pesat, China berubah menjadi
kekuatan militer global. IISS menyatakan, pangkalan baru China di
Djibouti akan memungkinkan lebih banyak penempatan Angkatan Laut
Beijing.
KABUL
- Sebuah keputusan mengejutkan diambil oleh kelompok Taliban ditengah
meningkatnya pertumpahan darah. Lewat sebuah surat, Taliban
mengungkapkan keinginannya untuk melakukan perundingan damai.
Selain
ingin berdamai, Taliban juga meminta "orang-orang Amerika" dan "anggota
Kongres yang mencitai damai" untuk menekan pemerintah Donald Trump
untuk melakukan negosiasi.
Surat tersebut dikeluarkan oleh juru
bicara Taliban, Zabiullah Mujahid. Surat itu muncul di tengah kondisi
yang memburuk untuk pasukan koalisi Amerika Serikat (AS) dan Afghanistan
di medan perang. Selain itu dalam satu bulan terakhir dua serangan
besar Taliban di Kabul membunuh 150 warga sipil.
Pemerintah Trump
telah mengirim pesan yang beragam tentang kesiapannya melakukan kontak
dengan Taliban. Namun Washington menegaskan bahwa semua perundingan
substantif harus dipimpin oleh pemerintah Afghanistan.
Sementara Taliban menolak untuk berbicara dengan pemerintah Afghanistan tanpa terlebih dahulu membahas penarikan pasukan asing.
"Jika
kebijakan penggunaan kekerasan berlanjut selama seratus tahun lagi,
hasilnya akan sama seperti yang Anda amati selama enam bulan terakhir
sejak dimulainya strategi baru Trump," bunyi surat tersebut seperti
dikutip dari The Guardian, Kamis (15/2/2018).
Surat sepanjang
2.800 kata itu mendukung statistik AS dan PBB terkait ancaman
kehancuran. Sebagai bentuk untuk meyakinkan publik AS bahwa perang tidak
dapat dimaafkan, surat itu menyebut sebanyak 3.546 tentara Amerika dan
asing tewas. Selain itu, terjadi kenaikan sebesar 87% dalam produksi
heroin pada tahun 2017 dan penilaian dari badan pengawas khusus AS untuk
Inspektur Jenderal Rekonstruksi Afghanistan yang menyebutkan wilayah
Taliban meningkat secara signifikan.
Surat itu juga seolah
memberi sinyal meningkatnya dukungan bagi Taliban dari Rusia dan Iran.
Hal itu mengacu pada pernyataan masyarakat internasional sekarag
mendukung perjuangan kelompok itu.
Selanjutnya, surat ini
menyoroti puluhan miliar dolar yang dihabiskan AS di Afghanistan yang
dikumpulkan dari pajak dan pendapatan warga AS, namun kemudian
diberikan, klaim surat tersebut, kepada pencuri dan pembunuh.
Argumen
seperti itu telah muncul di Washington. Pada hari Senin, Taliban
mengundang Senator Libertarian Rand Paul untuk melakukan pembicaraan di
kantor mereka di Qatar, setelah Paul mengklaim bahwa pengeluaran AS
senilai USD45 miliar di Afghanistan pada tahun 2018 sama dengan uang
dibuang sia-sia.
Undangan ini merupakan kesempatan yang lebih
baik untuk mempengaruhi kebijakan AS daripada surat terbuka "umum",
menurut Thomas Ruttigof dari lembaga kajian Afghan Analysts Network.
Departemen
luar negeri AS yang dihubungi tidak membalas permintaan komentar.
Sedangkan pejabat AS terkait yang dihubungi tidak mau mengomentari surat
tersebut.
Namun seorang pejabat AS, merujuk pada pernyataan
Trump setelah bom ambulans bahwa AS tidak menginginkan pembicaraan
dengan Taliban, mengatakan bahwa serangan tersebut membuktikan bahwa
Taliban belum siap untuk bernegosiasi dengan itikad baik.
Ada pandangan yang bertentangan dalam pemerintahan AS. Menteri Luar
Negeri, Rex Tillerson, mengatakan bahwa AS terbuka untuk melakukan
pembicaraan dengan "suara moderat" di Taliban, yang bisa menjadi bagian
dari pemerintah Kabul.
Bahkan setelah komentar Trump, wakil
Tillerson, John Sullivan, mengatakan bahwa kebijakan AS tetap
mengupayakan pembicaraan yang dipimpin oleh Afghanistan dengan Taliban.
Sullivan mengatakan ucapan Trump merujuk pada penolakan untuk berbicara
dengan kelompok garis keras sementara serangan sedang dilakukan.
Pembicaraan dengan Taliban, Sullivan mengatakan bulan ini, akan terjadi dari waktu ke waktu bila kondisinya terjamin dan sesuai.
Bahkan
jika diabaikan oleh pembuat kebijakan, permintaan publik dari Taliban
menunjukkan evolusi yang efektif dalam propaganda mereka, kata seorang
pejabat barat yang tidak berwenang untuk berbicara di depan umum.
"Saya
benci mengatakannya," kata pejabat tersebut, "tapi mereka sudah mulai
memukul di tempat yang sakit hanya dengan mengatakan yang sebenarnya."
Michael
Semple, mantan perunding PBB dan UE dengan Taliban, menyarankan agar
surat tersebut mengatakan lebih banyak tentang politik internal
pemberontakan, antara moderat yang berbasis di Qatar dan elemen garis
keras di Afghanistan dan Pakistan.
"Taliban telah menolak
pembicaraan dengan pemerintah Afghanistan. Untuk melegitimasi posisi
itu, mereka mengatakan bahwa mereka terbuka untuk melakukan pembicaraan
dengan AS," kata Semple, seorang profesor di Queen's University Belfast.
"Surat tersebut tidak menyampaikan sebuah proposal yang serius,
namun merupakan upaya untuk memberikan perlindungan terhadap posisi
garis keras (yang menurut saya paling Taliban di Qatar tidak setuju),"
imbuhnya.
Simon Gass, mantan perwakilan sipil senior NATO di
Afghanistan, mengatakan: "Meskipun Taliban telah berhasil di lapangan,
ia mendapat banyak kerugian. Semangat dikatakan oleh para ahli untuk
tidak menjadi hebat terutama mengingat adanya pertempuran faksi yang
diikuti oleh kematian pemimpin Taliban Mullah Omar dan Mullah Mansour."
"Perambahan
Isis adalah masalah bagi Taliban - mereka mungkin merasakan panasnya.
Keinginan AS untuk menaikkan tingkat kekuatan juga akan membuat mereka
enggan," imbuhnya.
"Jadi ini bisa menjadi langkah yang
signifikan. Tapi itu juga bisa menjadi taktik yang dirancang untuk
melucuti senjata di AS yang melawan kenaikan pasukan dan untuk membagi
pemerintah Afghanistan dan AS," tukasnya.
PARIS
- Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengatakan, program rudal balistik
Iran harus ditempatkan di bawah pengawasan internasional. Hal itu
dikatakan Macron untuk memberikan tekanan kepada Iran sembari
mempertahankan kesepakatan nuklir di mana Presiden Amerika Serikat (AS)
Donald Trump akan mencabutnya.
Kesepakatan nuklir 2015, yang
ditujukan untuk menghentikan pengembangan senjata nuklir Iran, berada di
bawah ancaman penarikan diri AS. Untuk itu Inggris, Prancis, dan Jerman
sedang mengerjakan sebuah rencana guna memuaskan AS hingga batas waktu
12 Mei untuk menangani uji coba rudal balistik Iran dan pengaruhnya di
Timur Tengah.
Macron mengatakan Prancis, salah satu penandatangan
kesepakatan nuklir, ingin mempertahankannya karena tidak ada yang lebih
baik yang ditawarkan. Namun, dia mengatakan penggunaan rudal Iran di
Yaman dan Suriah perlu ditangani karena mereka adalah masalah keamanan
bagi sekutu Prancis.
"Saya menginginkan sebuah siklus negosiasi
baru dengan kelompok regional dan anggota tetap Dewan Keamanan seperti
yang kami lakukan untuk kesepakatan nuklir, namun melebarkannya ke
negara-negara regional sehingga kami dapat mengurangi dan memberantas
keresahan ini," ujar Macron.
"Dan (kita perlu) menempatkan rudal
balistik Iran di bawah pengawasan. Ini sangat diperlukan untuk keamanan
daerah dan jadi kita memerlukan mekanisme sanksi dan kontrol yang
disesuaikan dengan itu," imbuhnya seperti dikutip dari Middle East Monitor, Kamis (15/2/2018).
Sementara
Iran menerima pembatasan pada proyek nuklirnya yang dikatakannya untuk
tujuan damai murni. Namun, Teheran berulang kali menolak untuk
mendiskusikan program misilnya, yang diminta oleh AS dan Eropa.
Wakil
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi pada 8 Februari mengatakan
bahwa pihak Barat harus memastikan kesepakatan nuklir berhasil sebelum
mencoba menegosiasikan isu-isu lain.
Mengutip pengaruh Iran di
Irak, Lebanon dan Yaman, Macron mengatakan bahwa kebijakan luar negeri
Teheran kadang-kadang dapat menjadi faktor destabilisasi. "Kita perlu
berdialog dengan rezim Iran," cetusnya.
Dia menambahkan: "Saya
pikir semua bentuk solusi militer untuk situasi ini adalah sebuah
kesalahan. Kami telah kehilangan banyak waktu dalam balistik dan
kegiatan regional. "
Komentar Macron datang beberapa hari setelah
senjata anti-pesawat Suriah menembak jatuh sebuah pesawat tempur Israel
yang kembali dari serangan bom terhadap posisi Iran di Suriah.
Macron,
yang menteri luar negerinya melakukan perjalanan ke Teheran pada
tanggal 4 Maret, mengatakan bahwa dia ingin mengatur sebuah pertemuan
para pemain utama dalam krisis Suriah.
"Saya ingin kita dalam
beberapa minggu mendatang sebuah pertemuan di Suriah yang menghapuskan
kegiatan balistik di Suriah yang membahayakan semua kekuatan regional,"
katanya, tanpa menjelaskan lebih jauh.