Rabu, 03 Mei 2017

Suu Kyi Tolak Penyelidikan PBB soal Rohingya


Suu Kyi Tolak Penyelidikan PBB soal Rohingya 

  Penasihat negara Myanmar, Aung San Suu Kyi, menolak keputusan Dewan HAM PBB untuk menyelidiki dugaan kekerasan terhadap kaum Rohingya. (Foto: REUTERS/Eric Vidal)


Jakarta, CB -- Penasihat negara sekaligus pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, menolak keputusan Dewan HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menyelidiki dugaan kekerasan oleh pasukan keamanan terhadap kaum minoritas Muslim Rohingya.

"Kami tidak setuju dengan hal itu," kata Suu Kyi dalam sebuah konferensi pers bersama kepala diplomatik Uni Eropa Federica Mogherini, di Brussels, Selasa (2/5) malam waktu setempat.

"Kami menjauhkan diri dari resolusi [PBB] itu karena kami berpikir resolusi tersebut tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya terjadi di lapangan," tuturnya menambahkan.

Pernyataan itu dilontarkan Suu Kyi menyusul persetujuan Dewan HAM PBB untuk mengirimkan tim pencari fakta ke negara di Asia Tenggara itu terkait dugaan pembunuhan, pemerkosaan, dan penyiksaan pada kaum Rohingya di negara bagian Rakhine.



Peraih Nobel Perdamaian ini mengatakan, pemerintahnya akan dengan lapang menerima berbagai rekomendasi yang sesuai dengan kebutuhan negara.

"Tapi, rekomendasi PBB itu hanya akan memecah-belah dua kominitas di Rakhine lebih jauh lagi yang tidak akan kami terima karena itu tidak akan membantu menyelesaikan masalah yang selama ini timbul," ucap Suu Kyi.

Kekerasan terhadap kaum Rohingya kembali mencuat sejak penyerangan pos pengamanan di tiga wilayah perbatasan Myanmar di Rakhine oleh sejumlah kelompok bersenjata, 9 Oktober lalu.

Alih-alih memburu para pelaku penyerangan, militer Myanmar diduga malah menyerang etnis Rohingya secara membabi-buta hingga menewaskan setidaknya 80 orang.

Ini merupakan insiden berdarah terparah sejak bentrokan antara umat Buddha dan etnis Rohingya pada 2012 lalu yang menewaskan setidaknya 200 orang.



Laporan PBB juga membenarkan adanya dugaan pelanggaran HAM di negara itu.

Penyelidik PBB bahkan mengatakan, tak sedikit perempuan yang diperkosa dan bayi yang dibantai oleh aparat saat operasi militer itu berlangsung.

Meski begitu, Myanmar berkeras membantah segala tudingan tersebut. Suu Kyi pun menolak pernyataan bahwa pemerintahannya sengaja mengabaikan kekerasan terjadi.

Sejak itu, reputasi Suu Kyi dipertaruhkan menyusul banyaknya kecaman komunitas internasional yang menganggap dirinya telah gagal menegakkan HAM dan melindungi kaum Rohingya.

"Saya tidak yakin dengan pernyataan anda yang menyebutkan bahwa kami sama sekali tidak peduli dengan dugaan kekejaman di Rakhine. Kami telah menyelidiki dugaan ini dan telah mengambil tindakan," ujar Suu Kyi seperti dikutip AFP, Rabu (3/5).

Sementara itu, Mogherini meminta Myanmar tetap mendukung penyelidikan PBB tersebut. Menurutnya, penyelidikan ini dapat membantu membangun fakta-fakta yang terjadi di negara itu.

"Pembentukan misi mencari fakta mungkin satu dari sedikit ketidaksepakatan antara kita. Padahal, ini bisa berkontribusi mencari fakta kebenaran yang terjadi di masa lalu, asalkan kita sepenuhnya sepakat pentingnya kerja sama di masa depan," katanya.



Credit  CNN Indonesia







China tegaskan penentangan penempatan sistem as antirudal di Korea Selatan



China tegaskan penentangan penempatan sistem as antirudal di Korea Selatan
Ilustrasi silo peluncur anti peluru kendali Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) tengah bekerja. (REUTERS/US Department of Defense, Missile Defense Agency/Handout via Reuters)


Beijing (CB) - China, Selasa, menegaskan penentanganya terhadap penempatan sistem pertahanan antipeluru kendali THAAD Amerika Serikat di Korea Selatan dan mendesak agar pengerahan dihentikan.

Sistem THAAD (Terminal High Altitude Area Defense) memiliki kemampuan operasi awal untuk mempertahankan diri dari rudal Korea Utara, kata sejumlah pejabat Amerika Serikat, Senin, menepis keberatan China terhadap pengerahan sistem itu.

"Kami akan dengan tegas mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingan-kepentingan kita," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, dalam acara jumpa pers harian, tanpa memberikan keterangan rinci.

Beijing beralasan bahwa radar THAAD bisa digunakan untuk memata-matai wilayahnya kendati Washington telah menjamin THAAD benar-benar digunakan hanya untuk kepentingan pertahanan.

Presiden AS Donald Trump telah mendesak China untuk berbuat lebih untuk mengendalikan program nuklir dan peluru kendali negara tetangganya, Korea Utara, dan baru-baru ini memuji upaya yang dijalankan Presiden China, Xi Jinping.

Korea Utara secara teknis masih berperang dengan Korea Selatan setelah konflik mereka pada 1950 hingga 1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian.

Korea Utara telah secara berkala melancarkan ancaman untuk menghancurkan Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan.



Credit  antaranews.com







Israel pamerkan pesawat tempur siluman baru




Tel Aviv, Israel (CB) - Israel pada Selasa (2/5) memamerkan pesawat tempur siluman F-35 mereka yang baru saja dikirim dari Amerika Serikat sebagai bagian dari pameran kedirgantaraan untuk memperingati perayaan tahunan Hari Kemerdekaan.

Tiga dari lima pesawat siluman Israel meluncur ke langit di sepanjang pantai Mediterania di Tel Aviv, sementara ribuan orang berkumpul di pinggir pantai untuk menyaksikannya. Ketiganya juga terbang di atas kota-kota lain, termasuk Yerusalem.

F-35 buatan Lockheed Martin itu menjadi sorotan utama dalam acara tersebut, yang menandai 69 tahun kemerdekaan Israel.

Ajang itu juga memamerkan pesawat tempur lain seperti F-15 dan F-16, helikopter Sikorsky CH-53 Stallion, KC-135 Stratotanker Boeing 707 dan pesawat Hawker-Beechcraft T-6 Texan II.

Israel telah menerima lima unit pertama F-35 sejak Desember dengan tujuan untuk mempertahankan keunggulan militernya di Timur Tengah, khususnya dalam menghadapi musuh bebuyutannya, Iran.

Negara itu berencana membeli total 50 unit pesawat F-35. Pesawat pertamanya akan dioperasikan tahun ini.

Israel --yang menerima lebih dari tiga miliar dolar AS per tahun bantuan pertahanan dari Amerika Serikat--menyatakan akan menjadi negara pertama yang mengoperasikan skadron F-35 menurut warta kantor berita AFP.

Israel membeli 33 pesawat F-35 pertamanya dengan harga rata-rata sekitar 110 juta dolar AS per unit-- banderol harga yang dikritik di Israel dan tempat lain.

Dua pesawat F-35 pertama Israel dikirim pada Desember dan mendarat sekitar enam jam lebih lambat karena cuaca buruk di Italia.




Credit  antaranews.com







Korut Kembangkan Rudal Balistik yang Diluncurkan dari Kapal Selam



Korut Kembangkan Rudal Balistik yang Diluncurkan dari Kapal Selam
Gambar satelit menunjukkan tongkang bahwa air milik Korut. Foto/Istimewa


WASHINGTON - Gambar satelit terbaru menunjukkan bahwa Korea Utara (Korut) diduga tengah mengembangkan program rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam (SLBM). Dugaan tersebut berlandaskan pada adanya tongkang bawah air Pyongyang kedua di sebuah galangan kapal.

Tongkang bawah air tersebut ditemukan di pantai barat Korut dalam foto udara yang diambil dari galangan kapal Nampo Naval dalam foto yang dirilis oleh situs North38. North38 adalah sebuah situs pengawas Korut yang dimiliki oleh institus AS-Korea John Hopkins.

"Tongkang tersebut mirip seperti yang digunakan oleh angkatan laut untuk melakukan uji coba tabung peluncur rudal bawah laut dan peluncuran kapal selam baru dan telah dimodifikasi, serta melakukan peluncuran uji rudal awal sebelum ini. Sistem ini dipasang di kapal selam," bunyi laporan yang dituli oleh Joseph S. Bermudez Jr seperti disitat dari Sputniknews, Rabu (3/5/2017).

Sejak tahun 2014, Pyongyang telah melakukan setidaknya enam peluncuran uji rudal KN-11 (Pukguksong-1) dari tongkang bawah air lain di galangan kapal Sinpo South Shipyard di pantai timur negara itu.

Menurut laporan tersebut tongkang kedua yang baru muncul ini identik dengan yang pertama. Tampaknya tongkang tersebut dibuat mirip dengan model lama tongkang PSD-4 milik Rusia.

"Penemuan tongkang uji rudal kedua mungkin memiliki sejumlah implikasi untuk masa depan program SLBM Korea Utara yang tampaknya menjadi prioritas penting bagi Kim Jong-un," tambah laporan itu.

Apakah Pyongyang membangun tongkang atau mengakuisisinya dari negara lain tidak jelas.

Media Jepang melaporkan sebuah rudal balistik yang diluncurkan oleh kapal selam pada bulan Desember 2016. Saat itu, upaya tersebut dilihat sebagai upaya Korut untuk meningkatkan kemampuan "peluncur dingin" milik mereka dari sistem peluncuran vertikal.

Kegiatan ini dilakukan di tengah uji coba rudal dan nuklir Korut yang terus berlanjut, terlepas dari sanksi internasional dan seruan untuk melakukan denuklirisasi. AS telah mengerahkan kapal ke Semenanjung Korea sebagai unjuk kekuatan dan berada di tengah beberapa latihan tahunannya dengan Korea Selatan, gerakan yang membuat marah Pyongyang.

Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) akhir-akhir ini menanggapi sikap Washington dengan menyatakan bahwa mereka akan melakukan uji coba nuklir berikutnya kapan pun pemimpin tersebut menganggap perlu. Melalui kantor beritanya, Korut mengatakan siap untuk menanggapi apapun pilihan yang diambil oleh AS. 




Credit  sindonews.com




Rudal Korut yang Gagal Dites Menuju Rusia tapi Diledakkan


Rudal Korut yang Gagal Dites Menuju Rusia tapi Diledakkan
Para warga Korea Selatan menyaksikan siaran televisi soal uji tembak rudal Korea Utara. Rudal balistik KN-17 yang gagal diuji tembak Korut dilaporkan menuju ke wilayah Rusia. Foto/REUTERS/Kim Hong-ji


SEOUL - Rudal balistik KN-17 Korea Utara (Korut) yang mengalami kegagalan saat diuji tembak beberapa hari lalu dilaporkan menuju ke wilayah Rusia. Namun, sengaja diledakkan para pejabat Pyongyang.

Laporan itu muncul dari Seoul Economic Daily, media yang berbasis di Korea Selatan. Menurut laporan itu, rudal balistik Korut sejatinya telah melesat sejauh 48 kilometer sebelum akhirnya para pejabat Pyongyang meledakannya karena khawatir jatuh di wilayah Rusia secara tidak sengaja.

”Jika rudal balistik yang terbang ke wilayah timur laut tidak gagal, itu akan ke titik pelabuhan atau di wilayah Rusia,” klaim surat kabar tersebut, yang dikutip semalam (2/5/2017). ”Karena itulah Korea Utara sengaja menghancurkan rudal tersebut.”

Sumber militer yang dikutip media Seoul itu mengatakan bahwa target peluncuran rudal balistik KN-17 berbeda dari arah sebelumnya. ”Di masa lalu, kami melepaskan (rudal) 89-90 derajat ke timur, dan proyektil jatuh di kawasan Laut Timur. Tapi sudut tembakan ini 49 derajat,” katanya.

Kepala Pertahanan dan Keamanan Rusia, Victor Ozerov, tidak mengonfirmasi laporan itu. Namun, dia mengatakan bahwa pertahanan udara di wilayah timur negaranya dalam posisi waspada tinggi.

”Pertahanan udara Federasi Rusia di Timur Jauh telah mendapat peringatan tinggi. Kami mengendalikan wilayah udara di zona tanggung jawab angkatan udara Rusia,” katanya.

Presiden Rusia Vladimir Putin sendiri telah mengirim pasukan ke perbatasan Rusia dengan Korea Utara di tengah kekhawatiran akan banyaknya pengungsi yang berusaha melarikan diri dari negara yang dipimpin Kim Jong-un tersebut jika perang dengan Amerika Serikat benar-benar pecah.


Credit  sindonews.com



Harga Sebuah Perang Korut: 10 Tahun dan 3 Triliun Dolar



Harga Sebuah Perang Korut: 10 Tahun dan 3 Triliun Dolar
Seorang ahli sejarah berbicara tentang nasib Korut hingga prospek penyatuan dua Korea jika perang antara rezim Pyongyang dengan AS dan sekutunya benar-benar terjadi.Foto/Ilustrasi/SINDOnews/Ian


SYDNEY - Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutunya mempertimbangkan intervensi militer terkait pengujian senjata yang agresif oleh Korea Utara (Korut). Seorang ahli sejarah mengatakan biaya perang yang berpotensi menimbulkan bencana telah diabaikan.

Melihat skenario penyatuan antara Korea Utara dan Selatan setelah berakhirnya konflik yang terus berlanjut, peneliti dari National University Australia Leonid Petrov mengatakan bahwa proses tersebut akan memakan waktu setidaknya satu dekade.

Dia mengatakan langkah bersejarah untuk menyatukan kedua negara akan menelan biaya sekitar USD 3 triliun untuk memungkinkan kedua populasi tersebut berintegrasi.

"Kedua negara telah saling terisolasi satu sama lain, mereka berbicara dengan dialek yang berbeda, memahami dunia secara berbeda," kata Petrov seperti dikutip dari Asian Correspondent, Rabu (3/5/2017).

Akademisi tersebut memperingatkan warga Korut akan merasa sulit untuk berasimilasi dengan norma tetangga mereka di Selatan. Mereka akan menghadapi diskriminasi oleh pihak berwenang yang akan memperlakukan mereka sebagai "warga kelas dua".

"Korea Selatan tidak membutuhkan saudara-saudaranya yang miskin, agresif, dan kurang terdidik untuk membanjirinya," ujarnya.

Terkait dengan nasib pemimpin tertinggi Korut, Kim Jong-un, para ahli mengatakan bahwa diktator tersebut kemungkinan akan mencari perlindungan ke China, Rusia, atau Amerika Selatan. Hasilnya adalah kemungkinan terjadinya reunifikasi antara Korea Utara dan Selatan, sebuah gagasan yang telah berhenti sejak 2008.

Potensi perang dan skenario kemungkinannya akan membuat 30 juta penduduk di Utara berisiko mengalami ketidakpastian dan kemungkinan eksploitasi, meski telah lama menderita di bawah rezim yang brutal.

Petrov mengatakan ini karena prospek ekonomi Korea Selatan (Korsel) yang suram dapat menyebabkannya mencari tenaga kerja murah.

Tahun lalu, Institut Watson untuk Urusan Internasional dan Publik Brown University mengatakan bahwa pemerintah AS telah menghabiskan atau mewajibkan dana sebesar USD 4,8 triliun untuk perang di Afghanistan, Pakistan, dan Irak.

Angka tersebut termasuk alokasi perang Kongres secara langsung, kenaikan anggaran dasar Pentagon terkait perang, perawatan dan cacat veteran, kenaikan anggaran keamanan tanah air dan pembayaran bunga pinjaman langsung perang.

Biaya juga terdiri dari pengeluaran bantuan luar negeri dan perkiraan kewajiban masa depan untuk perawatan veteran.

"Jumlah total ini menghilangkan banyak biaya lainnya, seperti biaya ekonomi makro bagi ekonomi AS; biaya kesempatan untuk tidak menginvestasikan dolar di sektor-sektor alternatif; kepentingan masa depan pada pinjaman perang; dan biaya perang pemerintah daerah dan swasta," kata lembaga tersebut dalam sebuah artikel. 

Lembaga itu juga menunjukkan bahwa perang saat ini telah dibayar hampir seluruhnya oleh pinjaman. "Pinjaman ini telah menaikkan defisit anggaran AS, meningkatkan hutang nasional, dan memiliki efek makro ekonomi lainnya, seperti menaikkan suku bunga konsumen," kata lembaga itu

Dikatakan kecuali AS segera melunasi uang yang dipinjam untuk perang, juga akan ada pembayaran bunga masa depan. Lembaga ini juga memperkirakan pembayaran bunga bisa mencapai lebih dari USD 7,9 triliun pada 2053.

Lembaga tersebut mengatakan bahwa biaya perang federal mengecualikan miliaran dolar biaya perang negara, kota, dan swasta di seluruh negeri. Ini melibatkan dolar yang dihabiskan untuk layanan bagi para veteran dan keluarga mereka yang telah kembali, di samping upaya keamanan dalam negeri setempat.





Credit  sindonews.com



Rusia Diklaim Bisa Bikin AS Tsunami via Bom Nuklir di Dalam Laut


Rusia Diklaim Bisa Bikin AS Tsunami via Bom Nuklir di Dalam Laut
Kapal selam Rusia saat manuver. Rusia diklaim bisa membuat AS tsunami melalui bom nuklir yang diam-diam ditanam di dalam laut di lepas pantai timur AS. Foto/REUTERS


MOSKOW - Seorang pensiunan kolonel Rusia, Viktor Baranetz, membuat klaim aneh di mana Kremlin mampu membuat tsunami yang menghancurkan Amerika Serikat (AS). Dia menyebut Moskow diam-diam menanam bom nuklir di dalam laut di lepas pantai timur AS yang siap diledakkan jika ada komando.

Bom nuklir “tidur” itu, kata dia, dikubur di dekat wilayah AS sebagai tanggapan terhadap Washington yang menumpuk kekuatan militer di perbatasan Rusia. Menurut Baranetz, jika bom itu diledakkan kerusakan hebat akibat tsunami akan meluluhlantakkan Kota New York dan Miami.

Klaim aneh itu muncul dalam wawancaranya dengan Komsomolskaya Pravda, sebuah surat kabar Rusia. ”Amerika mengerahkan tank, pesawat terbang dan batalion pasukan khusus mereka di sepanjang perbatasan Rusia,” katanya.

”Dan kami diam-diam 'menaburkan' garis pantai AS dengan rudal 'mol' nuklir. Mereka menggali diri dan ‘tidur’ sampai mereka diberi perintah,” lanjut klaim Baranetz, yang dilansir Telegraph, semalam (2/5/2017).

Dia melanjutkan, Rusia harus muncul dengan cara yang efektif untuk mempertahankan dirinya sendiri, saat beroperasi dengan anggaran militer yang jauh lebih kecil daripada Amerika.

”AS adalah 'juara dunia' permanen dalam ukuran anggaran militernya, hampir USD600 miliar, yang 10 kali lebih banyak dari Rusia,” paparnya.

”Rusia tidak akan bersaing dengan AS dalam anggaran pertahanan. Kami berada di kelas berat yang berbeda,” imbuh dia. ”Bagi kami, pertanyaan utamanya adalah bagaimana memastikan pertahanan Rusia dengan biaya lebih rendah.”

”Saya yakin kami sudah menemukan tanggapan asimetris. Saya tidak melihat masalah besar di sini,” imbuh Baranetz.

Sementara itu, pemerintah Rusia melalui seorang juru bicara menyangkal klaim aneh dari Baranetz. Kremlin menyatakan laporan seperti itu “tidak harus dianggap serius”. 




Credit  sindonews.com




Penasihat Militer Rusia Ditembak Mati Sniper di Suriah


Penasihat Militer Rusia Ditembak Mati Sniper di Suriah
Seorang penasihet militer Rusia ditembak mati sniper dalam baku tembak dengan kelompok militan di Suriah. Foto/Sputnik/Dmitriy Vinogradov


MOSKOW - Seorang penasihat militer Rusia ditembak mati oleh sniper atau penembak runduk di Suriah. Kejadian berlangsung saat pasukan Suriah dan kelompok militan baku tembak.

Kematian penasihat militer bernama Letnan Kolonel Alexey Buchelnikov diumumkan Kementerian Pertahanan Rusia, Selasa kemarin. Korban berada di Suriah untuk melatih personil militer rezim Presiden Bashar al-Assad.

”Alexey Buchelnikov berada di Suriah sebagai bagian dari kelompok penasihat militer Rusia, yang melaksanakan misinya untuk melatih personel satuan artileri Suriah,” kata Kementerian Pertahanan Rusia melalui seorang bicara yang dilansir Interfax, Rabu (3/5/2017).

”Dalam materi tentang pelatihan tempur, unit Suriah mendapat tembakan dari penembak runduk,” lanjut kementerian itu.

Buchelnikov semula terluka parah dalam baku tembak. Namun, dia akhirya meninggal.

”Perintah tinggi telah memerintahkan untuk memberikan penghargaan anumerta kepada Aleksey Buchelnikov,” imbh kementerian tersebut.

Pada tanggal 20 April, Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan seorang penasihat militer Sergey Bordov juga tewas saat bertugas di Suriah. Seperti Buchelnikov, keluarga Bordov akan menerima medali anumerta.

Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, jumlah tentara Moskow yang terbunuh di Suriah sejak September 2015 adalah 29 orang termasuk dua korban tewas terbaru 




Credit  sindonews.com


Putra Raja Salman: Tidak Ada Ruang Dialog dengan Iran


Putra Raja Salman: Tidak Ada Ruang Dialog dengan Iran
Wakil Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman. Foto/Istimewa


JEDDAH - Pangeran Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, mengesampingkan dialog dengan Iran. Hal itu karena ambisi hegemoni Teheran untuk seluruh wilayah Timur Tengah.

"Tidak ada kesamaan antara kita dan Iran," tegas Mohammed yang juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan Saudi seperti dikutip dari Arab News, Rabu (3/5/2017).

Ia mengatakan Arab Saudi telah berdialog dengan Iran di masa lalu ketika Iran memiliki kepemimpinan yang relatif moderat. Menurutnya, usaha tersebut gagal saat pimpinan di Teheran digantikan oleh garis keras. "Kami sadar mereka tidak serius mengadakan dialog," katanya.

Dia ingat sebuah ucapan populer tentang Nabi Muhammad SAW bahwa seorang Muslim tidak bisa dibodohi dua kali.

Deputi Putra Mahkota itu lantas menunjukkan bahwa ada masalah yang melekat pada ideologi Iran yang mencegahnya menjadi tetangga yang baik.

"Iran percaya bahwa sebelum Imam Mahdi muncul kembali, ia harus mempersiapkan lahan subur baginya dan harus mengendalikan dunia Muslim," katanya

Hal itu mengacu pada keyakinan Syiah bahwa Imam Mahdi, imam Syiah yang ke 12 dan terakhir yang menghilang pada Abad ke 9, suatu hari nanti akan muncul untuk membawa keadilan ke bumi.

"Bagaimana saya bisa memahami hal ini? Bagaimana Anda bisa berdialog dengan mereka melawan latar belakang ini? Tujuan Iran adalah untuk mendapatkan kendali atas Dua Masjid Suci," tukasnya 



Credit  sindonews.com






Putra Raja Salman Bicara Imam Mahdi dan Rencana Iran Kuasai Dunia Muslim

Putra Raja Salman Bicara Imam Mahdi dan Rencana Iran Kuasai Dunia Muslim
Deputi Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, bicara soal Imam Mahdi dan ambisi Iran untuk menguasai dunia Muslim. Foto/REUTERS/Courtesy of Saudi Royal Court


RIYADH - Deputi Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman mengatakan, mustahil negaranya dialog dengan Iran. Menurut putra Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud ini, dalam logika Teheran adalah menanti kedatangan Imam Mahdi dan bersiap menguasai dunia Muslim.

Anak Raja Arab Saudi ini dalam wawancara televisi yang disiarkan hari Selasa  mengklaim bahwa negaranya mampu menghancurkan milisi Iran di Yaman, sebuah negara yang jadi medan tempur koalisi negara-negara Teluk Arab pimpinan Saudi dengan pemberontak Houthi.

Saudi yang telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran terus bersaing untuk menjadi negara paling berpengaruh di kawasan Timur Tengah. Saudi beberapa kali menuduh Iran mendukung kelompok Houthi Yaman baik secara finansial maupun militer, namun Teheran menyangkalnya.

Ketika ditanya apakah Arab Saudi siap untuk membuka dialog langsung dengan Iran, Mohammed mengatakan bahwa tidak mungkin untuk berbicara dengan sebuah kekuatan yang merencanakan kembalinya Imam Mahdi.

Menurutnya, muncul keyakinan bahwa ada warga Syiah yang diyakini sebagai keturunan Nabi yang bersembunyi 1.000 tahun yang lalu dan akan kembali mendirikan pemerintahan Islam global sebelum dunia kiamat.

”Bagaimana Anda berdialog dengan ini (Iran)?," tanya Mohammed dalam wawancara yang telah diunggah di media sosial, sebagaimana dikutip Reuters, Rabu (3/5/2017).

”Logika (Iran) adalah bahwa Imam Mahdi akan datang dan mereka harus mempersiapkan lingkungan yang subur untuk kedatangan (Imam) Mahdi yang ditunggu dan mereka harus mengendalikan dunia Muslim,” lanjut Mohammed yang juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan Saudi.

Di bawah konstitusi Iran sejak revolusi 1979, pemimpin tertinggi negara tersebut adalah wakil duniawi Imam Mahdi sampai sosok sang imam tersebut kembali.

Pangeran Mohammed juga mengomentari laporan bahwa setelah dua tahun intervensi militer Saudi dan sekutunya di Yaman, kelompok Houthi yang bersekutu dengan mantan presiden Yaman Ali Abdullah Saleh masih mengendalikan sebagian besar wilayah Yaman dengan senjata yang melimpah.

”Kami bisa mencabut habis Houthi dan Saleh dalam hitungan hari,” klaim Mohammed. Namun, dia menolak menjelaskan strategi untuk mengalahkan kelompok Houthi.





Credit  sindonews.com





Jumat, 28 April 2017

PT PAL Mulai Garap Kapal LPD Pesanan TNI AL




PT PAL Mulai Garap Kapal LPD Pesanan TNI AL Foto: Imam Wahyudinata


Surabaya - TNI AL kembali memesan kapal Landing Platform Deck (LPD) ke PT PAL. Kapal LPD ke-3 yang dipesan TNI AL ini direncanakan akan digarap dan selesai dalam waktu 23 bulan.

"Terima kasih kepada TNI AL yang telah mempercayakan pembuatan kapalnya ke kami," ujar Dirut PT PAL Budiman Saleh dalam sambutannya pada acara Ceremony of First Steel Cutting Kapal Landing Platform Dock (W000298) di bengkel fabrikasi divisi kapal niaga PT PAL Surabaya, Jumat (28/4/2017).

Untuk pembuatan kapal LPD, kata Budiman, PT PAL memang telah mempunyai pengalaman. Sebelumnya PT PAL telah menerima dan menyelesaikan pesanan kapal LPD juga dari TNI AL yakni KRI Banjarmasin 592 dan KRI Banda Aceh 593.

Kapal LPD ketiga pesanan TNI AL ini dipesan TNI AL melalui kontrak dengan nomor TR/03/02-49/I/2017/Disadal pada 11 Januari 2017. First Steel Cutting atau pemotongan plat pertama ini, kata Budiman, maju dua bulan lebih awal. Kapal ini direncanakan selesai dalam waktu 23 bulan.

"Ini adalah penyemangat bagi kami untuk menyelesaikan lebih cepat. Dan kami menyambut untuk pesanan selanjutnya," tandas Budiman.

Asisten Logistik KASAL Laksamana Muda TNI Mulyadi yang melakukan first steel cutting mengatakan bahwa pemilihan PT PAL untuk menggarap kapal LPD berkaca pada kebehasilan PT PAL dalam melakukan penggarapan kapal sejenis sebelumnya. Selain itu, TNI AL juga mendorong kebijakan pemerintah dalam hal peningkatan industri nasional.

"Kemampuan PT PAL harus kita pelihara. Agar tak tergantung negara lain, (pesanan) harus kita beri terus. Kalau tak ada order, maka kemampuan akan menurun," ujar Mulyadi.

Pembangunan kapal LPD menurut Mulyadi juga masuk dalam rencana strategis jangka panjang dalam rangka pemenuhan kekuatan persenjataan. Selain untuk kepentingan militer, LPD juga bisa digunakan untuk membantu masyarakat seperti menyalurkan bantuan dan misi kemanusiaan.

PT PAL Mulai Garap Kapal LPD Pesanan TNI ALFoto: Imam Wahyudinata

Mengenai first steel cutting yang maju dua bulan lebih awal, Mulyadi mengapresiasinya. Yang penting kapal juga harus selesai dua bulan lebih awal dari target 23 bulan yang ditentukan.

"Start-nya maju dua bulan, mudah-mudahan finish-nya dua bulan juga sebelum delivery. Saya guyoni, kalau terlambat saya denda, tapi kalau nggak ya Alhamdulillah, tapi nggak ada pertambahan nilai," gurau Mulyadi.

Mengenai kasus KPK yang menjerat dirut PT PAL sebelumnya, Mulyadi mengatakan bahwa itu tidak ada hubungannya dengan TNI AL. Itu hanyalah sedikit ujian untuk PT PAL agar terus berbenah.

"Itu nggak ada hubungannya dengan AL. Itu sedikit tersandung. Organisasi harus tetap jalan. Dirutnya juga sudah ada yang baru," tandas Mulyadi.

Spesifikasi kapal LPD yang dipesan TNI AL adalah sebagai berikut, panjang 124 meter, lebar 21 meter, kecepatan maksimal 16 knot, bobot penuh 7.200 ton, digerakkan dengan 2 mesin setara 3.900 HP, mampu mengangkut pasukan beserta crew sebanyak 771 personel, mampu menampung 3 helikopter, mampu membawa 4 kapal yakni 2 jenis kapal pengangkut Pasukan dan batalyon dan 2 kapal pengangkut pasukan patroli militer.



Credit  finance.detik.com





Zircon, Misil Hipersonik Rusia yang Membuat Senjata Barat Terlihat 'Usang'


Berita bahwa misil hipersonik terbaru Rusia, Zircon, mampu mencapai kecepatan tertinggi dalam sejarah misil jelajah membuat khawatir media Barat. RBTH merangkum apa saja yang telah diketahui mengenai salah satu program militer paling rahasia Rusia ini.

Missile
Sebuah misil melaju di atas laut dalam foto yang didokumentasikan oleh Kementerian Pertahanan Rusia ini. Sumber: mil.ru


Bulan ini, misil hipersonik antikapal terbaru Rusia, Zircon, mencapai kecepatan tertinggi dari misil jelajah apa pun yang ada dalam sejarah. Menurut seorang narasumber di bidang militer, dilaporkan bahwa misil tersebut mampu mencapai delapan kali kecepatan suara — Mach 8, yang sama dengan 9.800 kilometer per jam.
Dengan kemungkinan jangkauan tembakan sekitar 400 kilometer, Zircon dapat mencapai jarak tersebut hanya dalam dua setengah menit. Media Barat khawatir misil ini akan membuat persenjataan laut NATO terlihat usang.
Menurut The Independent, sistem Sea Ceptor milik Angkatan Laut Britania Raya hanya mampu menghentikan misil yang melaju dengan kecepatan 3.700 kilometer per jam. Tim Ripley, yang meliput isu pertahanan untuk majalah Jane’s Defence Weekly mengatakan kepada Dw.com bahwa Zircon akan “membuat mereka (unit-unit militer Barat) harus turut mengerahkan pertahanan dan tindakan balasan”.
Mantan komandan di Angkatan Laut Rusia, Laksamana Viktor Chirkov, mengatakan bahwa pada tahun 2020, AL Rusia berencana membuat sebuah “grup aksi pencegahan nonnuklir strategis” yang dilengkapi dengan senjata jarak jauh berpresisi tinggi. Menurutnya, ini berarti dalam tiga tahun, Zircon akan dikerahkan.
Menurut pakar militer Konstantin Sivkov, penggunaan Zircon akan melemahkan kemampuan pesawat AS dalam menyerang Rusia karena kapal jelajah Moskow akan dipersenjatai dengan misil ini.

Tentang Zircon

Semua informasi mengenai Zircon hanya dihimpun dari komentar pejabat militer Rusia dan bocoran informasi media, meski hal tersebut tidak dibantah oleh para pakar militer dan pertahanan.
Dmitry Kornev, editor Militaryrussia.ru, yang memiliki informasi paling banyak mengenai Zircon, mengatakan kepada RBTH bahwa ia yakin misil tersebut telah dikerahkan di kapal selam tempur kelas Yasen.
Menurutnya, ini berarti para perancangnya sedikit lagi berhasil mengerahkan misil tersebut di kapal selam, kapal, dan darat.
Menurut beberapa laporan, misil tersebut  akan dikerahkan pada tahun 2018 di beberapa kapal selam dan kapal kelas besar — yang akan diperbaiki untuk dapat memuat Zircon. Misil itu juga akan ditempatkan di kapal induk tunggal Rusia Laksamana Kuznetsov setelah rekonstruksinya, di kapal penghancur kelas Lider, dan di Husky, kapal selam generasi kelima.
Peluncuran Zircon yang akan menggunakan platform universal Agat 3S14, yang juga digunakan oleh misil jelajah Klub, mengartikan bahwa ia dapat dikerahkan secara virtual di platform mana pun.
Menurut Wakil Perdana Menteri Rusia Dmitry Rogozin, sebagai pejabat tinggi pertama yang mengkonfirmasi uji coba Zircon, misil tersebut berada di “generasi senjata yang sama sekali baru”, dan “dijamin dapat melewati sistem pertahanan antimisil mana pun”.




Credit  indonesia.rbth.com







Senjata Apa Saja yang Rusia Akan Dapatkan Sebelum 2025?



Militer Rusia akan mendapatkan jet tempur generasi kelima, misil balistik antarbenua, dan mungkin misil hipersonik pertama dunia. Namun begitu, pakar percaya bahwa sanksi dari Barat akan membatasi daya belanja Kementerian Pertahanan Rusia.

Military vehicles
Kendaraan militer melaju di Jalan Tverskaya dalam latihan Parade Hari Kemenangan di Lapangan Merah di Moskow. Sumber: Vladimir Smirnov/TASS


Program persenjataan Rusia saat ini, dengan nilai 22 triliun rubel (5,2 kuadriliun rupiah), akan diselesaikan pada 2020, ketika 70 persen sistem senjata yang digunakan para tentara sudah modern.
Program pengadaan militer Rusia untuk tujuh tahun kedepan, hingga 2025, akan mulai dilaksanakan tahun ini. Sebuah laporan dari Pusat Analisis Strategi dan Teknologi Rusia mengatakan bahwa program tersebut akan berfokus pada sistem senjata presisi dan teknologi nuklir. Militer Rusia meminta 30 triliun rubel untuk anggaran pengadaan selama periode tersebut, tapi para pakar ragu Kremlin mampu mengalokasikan dana sebanyak itu karena adanya krisis ekonomi.

Pesawat Baru

Andrey Frolov, pemimpin redaksi majalah Eksport Vooruzheniy, memprediksi sebagian program pengadaan yang ada saat ini akan masuk ke rencana militer hingga 2025 — salah satunya jet tempur generasi kelima Sukhoi T-50.
“Pemerintah tidak punya uang untuk mendapatkan 50 pesawat ini seperti yang diharapkan sebelum krisis, jadi pesanannya akan datang dalam jumlah yang lebih sedikit,” kata Frolov. “Selain T-50, negara juga akan mendapatkan Sukhoi Su-34 dan Su-30SM.”
Militer Rusia juga akan memperbaharui pengebom strategis Tupolev Tu-160M2 dan pengebom jarak jauh Tu-20M3 menjadi sesuai standar Tu-22M3M.
“Kemenhan juga berencana mendanai pengembangan pengebom strategis generasi selanjutnya, Tupolev PAK DA, tapi pesawat ini belum akan selesai hingga paling cepat satu dekade ke depan,” ujar Frolov.

Sistem Darat Baru

Perlengkapan yang akan diberikan untuk pasukan darat pada dasarnya adalah kendaraan yang menggunakan kerangka Platform Tempur Universal Armata, terutama tank tempur utama canggih T-14, kata para pakar. Namun begitu, belum ada angka spesifik yang telah ditetapkan.
A T-14 Armata main battle tank on display at the "Russia Arms Expo 2015" exhibition in Nizhny Tagil. / Photo: Donat Sorokin / TASSSebuah tank tempur T-14 Armata dipamerkan dalam Pameran Senjata Rusia 2015 di Nizhny Tagil. Foto: Donat Sorokin/TASS
Satu unit T-14 dilaporkan memakan biaya 250 juta rubel. Versi standarnya menggunakan senapan 125 mm, tapi ia dapat diperbarui dengan senapan 152 mm.
T-14 dapat menembakkan hingga 10 rentetan peluru per menit dengan jarak tembakan hingga tujuh kilometer. Sebagai perbandingan, tank M1 Abrams milik AS hanya mampu menembakkan tiga rentetan peluru per tiga menit dengan jarak hingga 4.6 kilometer.

Misil Baru

Pasukan misil strategis akan mendapatkan misil balistik antarbenua (ICBM) Sarmat. Viktor Murakhovksy, pemimpin redaksi majalah Arsenal Otechestva, yakin bahwa misil tersebut akan dapat digunakan dalam lima tahun ke depan. Empat puluh enam misil Sarmat setidaknya sudah ada dalam daftar belanja Kemenhan Rusia.
Selain Sarmat, Rusia juga sedang mengerjakan sistem kereta tempur misil, yang diharapkan akan selesai pada 2020. Sistem ini akan menggunakan jalur rel kereta Rusia, di mana setiap unit akan membawa enam ICBM Yars.

Pemotongan Dana AL

Krisis mungkin akan berdampak pada angkatan laut, yang akan mendapatkan lebih sedikit kapal perang dan kapal selam. Dmitry Litovkin, analis militer Izvestia, mengatakan bahwa Rusia harus mengedepankan target pengadaan prioritasnya, sehingga tidak akan ada kapal perang baru dalam waktu dekat.
“Kemungkinan besar, Rusia harus membatalkan produksi kapal penghancur kelas Lider (Proyek 23560) dan menunda hingga tahun 2030 untuk konstruksi kapal induk Shtorm (Proyek 23000E), yang diperkirakan akan mampu mengangkut 90 jet tempur, baik jet versi kapal maupun jet generasi kelima,” terang Litovkin.
The new 'Shtorm' aircraft carrier, Project 23E000E. / Photo: Artem TkachenkoKapal induk terbaru Rusia, Shtorm (Proyek 23000E). Foto: Artem Tkachenko
Ia menambahkan bahwa tahun ini AL Rusia akan mendapatkan beberapa kapal perang dan kapal selam kelas Borey (Proyek 955) yang telah dikerjakan.

Senjata Hipersonik

Industri pertahanan secara tidak langsung telah mengkonfirmasi bahwa misil hipersonik sedang dalam proses pengembangan, dan senjata tersebut dapat digunakan militer Rusia dalam beberapa tahun ke depan.
Kemenhan Rusia dalam situs webnya mengatakan bahwa dari tahun 2018 hingga 2025, akan ada pengembangan dan pengiriman untuk pasukan Rusia berupa “sistem senjata hipersonik baru, sistem robot intelijen, senjata dengan tampilan baru, serta sejumlah sistem senjata konvensional generasi selanjutnya dan perlengkapan perang”.
Dalam sebuah uji coba yang diadakan baru-baru ini, misil hipersonik antikapal terbaru Rusia, Zircon, mampu melaju dengan kecepatan 9.000 kilometer per jam. Namun begitu, baik kantor berita TASS mau pun Kemenhan Rusia tidak membeberkan detail lebih lanjut. Nyatanya, belum ada konfirmasi resmi terkait berita sensasional itu.
Pakar mengatakan bahwa bila laporan tersebut benar adanya, Zircon akan menjadi misil pertama yang melewati hambatan suara (hambatan yang dialami oleh benda besar untuk bergerak melewati kecepatan suara).
“Negara pertama yang mengembangkan misil yang mampu mencapai delapan hingga sepuluh kali kecepatan suara akan memiliki senjata yang mustahil untuk dideteksi oleh radar modern sekali pun,” ujar Litovkin. “Tidak ada sistem yang dapat menangkal misil tersebut saat ini, tidak akan ada pula dalam waktu dekat.”




Credit  indonesia.rbth.com





Proyek Rahasia Singapura Menciptakan Amunisi Tank AMX-13




Pada tahun 1969, Singapura memamerkan tank-tank AMX-13 yang dibeli secara rahasia dari Israel dalam Parade National Day. Sempat terjadi kehebohan terutama dari Malaysia yang intelijennya gagal mengendus kehadiran tank-tank tersebut.
Dengan mengoperasikan AMX-13, Singapura menjadi negara kedua setelah Indonesia di Asia Tenggara yang mengoperasikan tank paling modern di masanya.
AMX-13 menjadi tulang punggung lapis baja Singapura selama dua dekade, hingga para perencana militer Singapura tiba di persimpangan jalan pada awal 1980-an.
Mereka hendak membeli tank yang lebih baru dan modern, tetapi khawatir kalau negara tetangganya akan bereaksi keras. Uang ada, masalahnya tidak ada yang mau menjual kepada Singapura secara terbuka.
Akhirnya keputusan pun diambil untuk meningkatkan kemampuan tank AMX-13 melalui sejumlah modifikasi.
Sebuah tank dikatakan unggul bila memiliki daya gebuk, daya gerak, dan proteksi yang mumpuni. Karena saat itu dipandang bahwa teknologi kendaraan tempur bergerak ke arah peningkatan proteksi, maka AMX-13 juga harus meningkatkan kemampuan gebuknya supaya masih bisa menandingi lawan.
Pada 1984 Kementerian Pertahanan Singapura membentuk tim bersama SAE (Singapore Automotive Engineering, cikal bakal ST Kinetics) untuk mengerjakan penyempurnaan AMX-13. Hasil studi tim ini terwujud dalam Project Archer untuk meningkatkan kemampuan gerak tank dan mobilitasnya, serta Project Spider untuk meningkatkan kemampuan hantam AMX-13.
AMX-13 versi dasar dilengkapi dengan meriam CN75-50 kaliber 75 mm, yang diadopsi dari meriam 7,5 cm Kwk 42 (L/70). Meriam ini merupakan meriam tank Panther dalam Perang Dunia II. Meriam ini memiliki kemampuan melontarkan munisi HE dan HEAT yang oleh Perancis disebut POT dan PCOT.
Meriam AMX-13 mampu melontarkan proyektil dengan kecepatan yang sangat tinggi, mencapai 1.000 m/detik. Sayangnya, meriam tidak punya amunisi pembunuh tank yang mumpuni.
Amunisi yang dibutuhkan adalah APFSDS (Armor Piercing Fin Stabilised Discarding Sabot) dengan penetrator yang mampu menembus kulit baja yang keras. Nah, program Spider dimaksudkan untuk mengembangkan amunisi tersebut, karena tidak ada satupun pabrik di dunia yang mengembangkannya.
Proses studi dan riset dilakukan secara rahasia, karena teknologinya tak boleh jatuh ke negara lain yang juga menggunakan AMX-13. Salah satu persyaratan yang cukup sulit dan menantang adalah bahwa AMX-13 yang akan menggunakan amunisi APFSDS tidak perlu dimodifikasi. Ini adalah tantangan sulit karena muzzle brake pada AMX-13 berbentuk T, padahal kelopak sabot dari munisi akan terlepas dan terlempar begitu seluruh penetrator keluar dari laras. Bentuk muzzle brake yang tidak tepat bisa menghambat proses pelepasan kelopak sabot dan akan merusak laras.
Para desainer SAE juga menemukan tantangan besar lainnya. Penetrator APFSDS harus dapat menjebol RHA (Rolled Homogeneous Armor) setebal 240 mm pada jarak 1.200 m. Ini mendekati performa munisi 105 mm dari tank Centurion generasi awal.
Proses pengembangannya juga tidak mudah. Banyak penetrator yang justru patah pada titik impak di masa awal percobaan, dan malah meleleh dan menempel ke pelat baja RHA yang dijadikan sasaran tembak.
Untungnya, beberapa enjinir dikirim ke sejumlah seminar dimana mereka mendapati bahwa faktor primer memegang peranan penting untuk memantik propelan. Propelan munisi APFSDS tidak bisa dipantik dari arah bawah seperti munisi konvensional. Ia harus terbakar merata dari arah tengah agar tidak menimbulkan tekanan berlebih bagi batang penetrator pada saat detonasi awal.
Akhirnya, para perancang SAE kembali ke meja desain dan menciptakan primer berbentuk silinder yang menyalakan propelan dari arah tengah. Begitu munisi desain baru tersebut diuji, hasipnya pun memuaskan.
Munisi 75 mm APFSDS-T (T untuk Tracer) akhirnya dijadikan standar munisi untuk AMX-13SM1 (Singapore Modification 1). Setiap awak AMX-13SM1 dilarang keras untuk memotret keberadaan amunisi yang sering disebut amunisi Spider tersebut.
Dari sisi luar, tidak banyak kelihatan perubahan untuk tank ringan milik Singapura ini sehingga tidak memantik kekhawatiran negara-negara tetangg. Padahal tidak ada yang tahu, kalau taring AMX-13SM1 ini sudah terasah sangat tajam.




Credit  angkasa.grid.id







Northrop F-20 Tigershark yang Layu Sebelum berkembang


Sumber gambar: wikipedia
Pesawat yang resminya berkode F-5G ini mungkin sudah banyak dilupakan orang dan seperti hilang dari sejarah. Namun menurut penulis Robert F. Dorr, penulis buku profil F-20, pesawat itu amat berkualitas.
Pesawat yang mengambil bentuk dasar dari F-5 Tiger, namun bermesin tunggal ini memang terlihat cantik. Indonesia adalah salah satu negara yang pernah ditawari. Tidak tanggung-tanggung, saat terbang langsung ke Jakarta, F-20 Tigershark itu diterbangkan oleh veteran perang kenamaan Brigjen Charles E. “Chuck” Yeager.
Saat itu Yeager disewa secara khusus oleh Northrop sebagai produsen F-20 untuk mempromosikan pesawat ini ke negara-negara yang berpotensi menjadi penggunanya.
Dalam sejarah pengembangannya, F-20 Tigershark baru dibuat tiga buah ini. Masing-masing diberi warna abu-abu, merah-putih, dan biru gelap. Ketiganya dikenal dengan proyek ‘FX’.

Pada saat dikembangkan, F-20 Tigershark sangat menjajikan. Tidak salah jika pihak pabrikan begitu optimis karena mereka melihat keberhasilan keluarga F-5, mulai dari Freedom Fighter hingga Tiger, laris manis di pasaran. Keluarga F-5 sendiri dibuat lebih dari 2.000 unit.
Terbang perdana pada 30 Agustus 1982 pilot uji Russ Scott, F-20 Tigershark ditenagai oleh mesin General Electric F404-GE-100. Pabrikan sesumbar, mesin ini lebih kuat sekitar 40% dari dua mesin lain yang digunakan oleh F-5E Tiger II.
Saat melakukan terbang perdana tidak ada masalah serius yang dialami F-20 Tigershark. Tim yang terlibat dalam pengembangan F-20 adalah orang-orang yang sudah banyak makan asam garam di dunia penerbangan, seperti Everest Riccioni, Robert Sandusky, Richart T. Whitcomb, dan Walt Seller.
Rupanya nasib berbicara lain. F-20 Tigershark lahir di saat yang tidak tepat. Ia lahir bersamaan dengan F-16 Fighting Falcon yang dikembangkan oleh General Dynamic (sekarang Lockheed Martin).
Pihak AU AS rupanya lebih tertarik dengan F-16 yang menggembar-gemborkan  mengunakan teknologi fy-by-wire.
Rencana F-20 Tigershark untuk dijual luas ke negara-negara di luar AS terancam gagal. Apalagi dalam industri penerbangan militer AS saat itu ada semacam kepercayaan, jika produk mereka tidak digunakan oleh negara sendiri, maka dapat dipastikan produk mereka akan gagal di pasar bebas.
Walaupun sudah dipastikan tidak terpilih oleh AU AS, pihak Nortrop masih berusaha menawarkan ke berbagai negara. Nortrop juga mencoba mendekati AL AS agar F-20 bisa digunakan di sekolah Topgun yang fenomenal itu. Namun usaha itu nyatanya tidak berhasil.
Pengembangan F-20 makin berat lantaran dua unit di antaranya jatuh ketika sedang didemonstrasikan.
Pesawat pertama jatuh pada 10 Oktober 1984 di Lanud Suwon, Korea Selatan.
Saat itu pilot uji Darrell Cornell yang terbang dengan F-20 registrasi 82-0062 (GG.1001) sedang mendemonstarasikan pesawat terbang dengan kecepatan tinggi pada ketinggian rendah. F-20 yang ia kendarai tidak terkendali dan jatuh. Cornell pun ikut gugur dalam kecelakaan itu.
Pesawat kedua mengalami kecelakaan pada 14 Mei 1984. Saat itu pilot uji David Barnes yang menerbangkan F-20 dengan registrasi 82-0063 (GI.101) terbang di atas Lanud Goose Bay, Labrador, Kanada. Pesawat jatuh akibat mengalami G-LOC dan juga menewaskan penerbangnya.
Memang tidak ada catatan resmi soal alasan utama berakhirnya program ini. Namun banyak pengamat memperkirakan, Northrop menutup program F-20 Tigershark lantaran kecelakaan itu.
Proyek ini berhenti pada tahun 1986 setelah menghabiskan dana sebesar USD 1,2 miliar.

Walaupun tak kasat mata, beberapa bagian suku cadang F-20 itu kini menjadi bagian dari pesawat KAT T-50 Golden Eagle, AIDC Ching-kuo, dan FMA IA 63 Pampa.
Kini satu-satunya F-20 Tigershark yang tersisa masih bisa dilihat di California Science Center, Los Angeles, AS.



Credit  angkasa.grid.id





Melongok Kapal Induk Pertama Buatan China


Melongok Kapal Induk Pertama Buatan China Kapal induk pertama buatan China (REUTERS/Stringer)


Jakarta, CB -- Kapal induk pertama yang didesain dan dibangun China akhirnya diluncurkan pada Rabu (26/4) dengan kemeriahan dan gegap gempita.

Kapal yang belum diberi nama ini sebenarnya adalah kapal induk kedua China. Menurut Kementerian Pertahanan Nasional China Pada Rabu pagi, kapal itu ditarik dari Dalian Shipyard, di Provinsi Liaoning, ke dermaga terdekat.


Peluncuran kapal induk baru itu dirayakan dengan upacara di mana lagu kebangsaan dimainkan sebelum sebotol sampanye dipecahkan di atas lambung kapal. Upacara tersebut dihadiri oleh Jenderal Fan Changlong, wakil ketua Komisi Militer Pusat, yang memberikan pidato.̢۬

China pertama kali mengumumkan pembangunan kapal induk baru ini pada akhir Desember 2015. Media pemerintah mengatakan bahwa kapal ini akan "didesain secara mandiri oleh China."

Memang teknologi kapal ini masih jauh tertinggal dari teknologi Amerika, namun rekan senior di Lowy Institute, Sam Roggeveen, Sydney, mengatakan kepada CNN bahwa kemungkinan kapal ini akan menjadi "batu loncatan" bagi kapal induk generasi berikutnya di China.̢۬

"Ini mungkin dirancang hanya untuk membawa China pada kapal induk selanjutnya. Sementara desain ini hanyalah kemajuan awal (pada kapal induk pertama di negara itu), kapal induk berikutnya yang sudah bisa dibangun, akan lebih dekat ke kapal induk AS, "katanya.̢۬
Melongok Kapal Induk Pertama Buatan ChinaFoto: REUTERS/Li Gang/Xinhua

Berita peluncuran ini terjadi saat ketegangan meningkat di Korea Utara, tetangga dan sekutu China. Namun, kapal tersebut diperkirakan tidak akan bisa difungsikan secara aktif hingga 2020.̢۬

Kapal ini diluncurkan saat pertama kali menyentuh air, namun kapal masih perlu disempurnakan. Setelah beroperasi, kapal kemungkinan akan secara resmi ditugaskan dalam upacara terpisah.̢۬

Pembangunan dimulai pada November 2013 dan baru setelah tiga tahun lambung kapal serta sistem kapal dan pasokan listriknya selesai.̢۬

"Selanjutnya, kapal induk akan memperbaiki perangkat sistemnya dan melakukan pemasangan sesuai rencana, dan memulai tes tambat," kata militer China dalam sebuah pernyataan.̢۬

Kapal induk sebagai 'batu loncatan'̢۬Kapal induk China pertama, Liaoning, dibeli dari Ukraina pada 1998. Setelah bertahun-tahun diperbaiki dan dilengkapi, akhirnya baru bisa digunakan pada 2012.

China memiliki anggaran militer terbesar kedua di dunia, diperkirakan mencapai USD148 miliar setelah kenaikan belanja sebesar 7 persen diumumkan pada awal 2017.̢۬

Analis China sebelumnya mengatakan bahwa China membutuhkan setidaknya lima sampai enam kapal induk. Roggeveen mengatakan, kapal induk tersebut akan meningkatkan kemampuan angkatan laut China, terutama di Laut China Selatan, namun didasarkan pada teknologi usang.̢۬

"(Masih ada) apa yang mereka sebut lompatan ski, yang tinggi tanjakannya 15 derajat di depan kapal untuk memberi pesawat lebih banyak ruang untuk terbang," katanya.̢۬
Melongok Kapal Induk Pertama Buatan ChinaKapal Induk pertama buatan China (REUTERS/Stringer)

"Alasan yang pentingnya adalah bahwa sangat signifikan meluncurkan solusi terbaik kedua untuk meluncurkan pesawat terbang dari kapal induk. Orang Amerika menggunakan apa yang disebut katapel, yang melepaskan pesawat dengan kecepatan jauh lebih tinggi."̢۬

China berharap 'kekuatan angkatan laut' besar̢۬Penumpukan militer pemerintah China telah meresahkan tetangganya dan AS, terutama karena Beijing telah mengambil sikap yang lebih kuat dalam perselisihan teritorial di Laut China Selatan.
Melongok Kapal Induk Pertama Buatan ChinaFoto: REUTERS/Stringer
Menurut Yvonne Chiu, asisten profesor di University of Hong Kong, angkatan laut China berusaha meningkatkan kemampuannya untuk beroperasi secara global di seluruh samudra terbuka.̢۬

"China berusaha untuk menjadi kekuatan dunia yang besar, dan salah satu penanda dari status tersebut adalah kemampuan angkatan laut dan kemampuan untuk memproyeksikan militer secara global," tulis Chiu untuk CNN pada Maret.






Credit  CNN Indonesia




Kapal Intelijen Rusia Karam di Turki, 78 Orang Dievakuasi



Kapal Intelijen Rusia Karam di Turki, 78 Orang Dievakuasi 
Kapal Liman milik Rusia karam setelah bertabrakan dengan kapal Youzarsif H yang berbendera Togo. (Reuters//Murad Sezer)


Jakarta, CB -- Satu kapal intelijen Angkatan Laut Rusia karam setelah mengalami kecelakaan di Laut Hitam, Turki, pada Kamis (27/4) waktu setempat. Namun, 78 personel yang ada di kapal itu sudah berhasil dievakuasi.

Otoritas keamanan pesisir Turki menyatakan, kapal "Liman" milik Rusia tersebut karam setelah bertabrakan dengan kapal Youzarsif H yang berbendera Togo.

Menurut agen perkapalan Turki, GAC, kedua kapal mengalami tabrakan karena kabut dan pendeknya jarak pandang.

Kantor penyiaran NTV melaporkan, kecelakaan ini terjadi di jarak 29 kilometer dari Desa Kilyos, di sebelah utara Istanbul.

Sebagaimana dilansir Reuters, otoritas Turki langsung mengerahkan kapal penarik dan tiga kapal cepat untuk mengevakuasi korban.

Tak lama setelah insiden ini, Perdana Menteri Turki, Binali Yildirim, langsung menelepon Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev, untuk menyampaikan belasungkawa.





Credit  CNN Indonesia



Indonesia Ratifikasi Perjanjian Perbatasan dengan Filipina


Indonesia Ratifikasi Perjanjian Perbatasan dengan Filipina
DPR RI dilaporkan baru saja mengesahkan rancangan undang-undang (RUU) mengenai Penetapan Batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) menjadi undang-undang. Foto/Istimewa


JAKARTA - DPR RI dilaporkan baru saja mengesahkan rancangan undang-undang (RUU) mengenai Penetapan Batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) menjadi undang-undang. Persetujuan antara Indonesia dan Filipina mengenai Penetapan Batas Zona Ekonomi Eksklusif ini ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia dan Menlu Filipina pada tahun 2014 silam di Manila, setelah melalui perundingan selama 20 tahun.

"Dicapainya persetujuan dengan Filipina dan penyelesaian ratifikasi ini, merupakan wujud keseriusan Pemerintah RI dalam menyelesaikan masalah perbatasan dengan semua tetangga Indonesia,” kata Menlu RI, Retno Marsudi seperti tertuang dalam siaran pers Kementerian Luar Negeri Indonesia pada Kamis (27/4/2017).

Proses pengesahan RUU ini sendiri, telah melalui beberapa tahap pembahasan di Komisi I DPR RI. Pertama, rapat dengar pendapat dengan para pakar dan akademisi.

Lalu dengan Pemerintah pada tingkat pejabat tingkat Eselon I dari Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, Kementerian Perhubungan dan Kementerian Hukum dan HAM. Selanjutnya, dalam Rapat Kerja dengan Pemerintah, di tingkat Menteri.

RUU tersebut selesai dibahas di tingkat pertama dan mendapat persetujuan untuk dibahas pada tingkat Paripurna.

Persetujuan garis batas ini, merupakan perjanjian batas maritim pertama yang disepakati oleh Indonesia dan Filipina, dimana garis batas ZEE antara kedua negara yang telah disepakati adalah sepanjang sekitar 1.161,13 km.

Dengan disepakatinya garis batas ZEE ini, maka kedua negara kini tinggal merundingkan titik pertemuan tiga garis batas ZEE  antara Indonesia, Filipina, dan Malaysia di sisi barat dan antara Indonesia, Filipina, dan Palau di sisi timur, serta merundingkan penetapan garis batas landas kontinen antara Indonesia dan Filipina.




Credit  sindonews.com






Dua Tentara AS Tewas di Afghanistan



Dua Tentara AS Tewas di Afghanistan
Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS) atau Pentagon menyatakan dua tentara mereka tewas di Afghanistan. Foto/Istimewa


WASHINGTON - Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS) atau Pentagon menyatakan dua tentara mereka tewas di Afghanistan. Keduanya diketahui tewas saat melakukan operasi melawan ISIS.

"Dua anggota militer AS tewas dalam sebuah operasi melawan militan Islam di wilayah Nangarhar, Afghanistan timur, semalam," kata juru bicara Pentagon, Kolonel Jeff Davis dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Kamis (27/4).

Wilayah Nangarhar sendiri adalah tempat dijatuhkannya “Ibu dari Semua Bom” oleh AS pada bulan lalu. Serangan yang mengejutkan dunia internasional itu menewaskan lebih dari 90 orang anggota ISIS.

Nama resmi "Ibu dari Semua Bom" adalah Guided Bomb Unit Massive Ordnance Air Blast (GBU-MOAB) atau GBU-43. Sebutan “Ibu dari Semua Bom” adalah pelesetan dari singkatan MOAB (Mother of All Bombs).

Afghanistan sendiri saat ini sedang berada dalam kondisi darurat. Kondisi ini muncul setelah adanya serangan terhadap pangkalan militer Afghanistan oleh Taliban yang menewaskan 140 orang tentara, yang dilanjutkan dengan serangan terhadap pangkalan militer AS di negara tersebut.





Credit  sindonews.com




Cegat Misil dari Suriah, Israel Sebar Rudal Patriot



Cegat Misil dari Suriah, Israel Sebar Rudal Patriot
Israel sebar sistem rudal Patriot untuk mencegah serangan misil Suriah pasca serangan udara yang menghantam bandara di Damaskus. Foto/Istimewa


JERUSALEM - Militer Israel mengatakan pihaknya telah menyebarkan sistem pertahanan rudal Patriot. Negeri Zionis itu sengaja menyebar rudal Patriot untuk mencegat misil dari Suriah terbang di atas Dataran Tinggi Golan.

Pihak militer tidak menjelaskan secara rinci apa yang disebutnya sebagai sebuah "target" dalam pernyataannya. Sementara itu, media Israel mengatakan militer berhasil menembak jatuh pesawat tanpa awak yang menyusup dari Suriah seperti dikutip dari laman Time, Jumat (28/4/2017).

Penyebaran tersebut terjadi setelah Suriah menuduh Israel menyerang sebuah instalasi militer di dekat Bandara Internasional Damaskus yang memicu serangkaian ledakan menjelang fajar.

Menteri Intelijen Israel Yisrael Katz tidak berkomentar mengenai serangan tersebut. Namun ia mengatakan: "Ini benar-benar sesuai dengan kebijakan yang kami umumkan, sebuah kebijakan yang juga kami terapkan."

Israel telah berulang kali memperingatkan terhadap penyebaran senjata yang mencapai kelompok Hizbullah di Libanon dari Suriah yang bersama dengan Iran mendukung kelompok militan tersebut.




Credit  sindonews.com




Usai Serang Damaskus, Israel Tembak Jatuh Drone Suriah


Usai Serang Damaskus, Israel Tembak Jatuh Drone Suriah
Perangkat sistem rudal Patriot yang diaktifkan Israel. Tentara Israel tembak jatuh drone UAV Suriah dengan rudal Patriot di langit Dataran Tinggi Golan. Foto/REUTERS


TEL AVIV - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menambak jatuh pesawat nirawak atau drone UAV Suriah dengan rudal Patriot di wilayah udara Dataran Tinggi Golan. Insiden ini tak lama setelah militer Israel menyerang depot senjata di dekat bandara Damaskus, Suriah, kemarin.

Menurut IDF, UAV Suriah sudah di bawah pengawasan penuh Angkatan Udara Israel (IAF) selama terbang singkat di area yang diklaim Israel sebagai wilayah udaranya.

”IDF tidak akan membiarkan adanya pelanggaran wilayah udara Israel dan akan bertindak melawan upaya penyusupan apapun,” kata militer Israel dalam sebuah pernyataan yang dilansir Times of Israel, Jumat (28/4/2017).

Awalnya IDF mengatakan bahwa mereka menembak jatuh ”target” yang mereka sebut sebagai “pesawat tak dikenal” di atas Dataran Tinggi Golan. Namun, tak berselang lama militer Israel mengonfirmasi bahwa target yang ditembak jatuh adalah pesawat nirawak Suriah.

Sebuah rekaman kamera keamanan yang disiarkan oleh editor Channel1,  Amichai Stein, menunjukkan sebuah rudal Patriot diluncurkan untuk menjatuhkan pesawat tak berawak tersebut.

“Rudal Patriot ditembakkan dari sebuah pangkalan di Israel utara setelah sebuah pesawat tak dikenal terdeteksi di langit,” tulis Stein melalui akun Twitter-nya, @AmichaiStein1.

Sebelumnya, kantor berita negara Suriah, SANA, mengutip sumber militer, menuduh Israel menyerang sebuah instalasi militer di dekat Bandara Internasional Damaskus.

”Sebuah posisi militer di barat daya Bandara Internasional Damaskus terkena agresi Israel dengan beberapa rudal yang ditembakkan dari dalam wilayah pendudukan saat fajar pada hari Kamis yang menyebabkan ledakan di tempat tersebut dan menyebabkan beberapa kerugian material,” kata seorang sumber militer kepada SANA.

Sumber tersebut menambahkan bahwa serangan Israel tersebut diduga sebagai upaya putus asa untuk meningkatkan semangat kelompok teroris yang telah jatuh di tengah kemajuan yang diperoleh tentara Suriah.

Menteri Intelijen Israel Israel Katz mengatakan bahwa insiden di sekitar Bandara Internasional Damaskus sesuai dengan kebijakan Israel. Target serangan, kata dia, pasokan senjata Iran untuk Hizbullah.

”Kejadian di Suriah sepenuhnya sesuai dengan kebijakan Israel untuk bertindak mencegah pengiriman senjata Iran melalui Suriah kepada Hizbullah,” kata Katz.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Rusia mengutuk tindakan Israel yang dianggap sebagai agresi terhadap Suriah.

”Moskow mengutuk tindakan agresi terhadap Suriah dan meminta setiap orang untuk bertindak dalam rangka menghormati kedaulatan dan integritas wilayah Suriah,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova.  



Credit  sindonews.com






Ledakan besar dekat Bandara Damaskus, ulah Israel?



Ledakan besar dekat Bandara Damaskus, ulah Israel?

Asap membubung dari posisi militer pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad setelah terjadi pertempuran dengan pejuang di wilayah pegunungan timur Qalamoun menghadap kota Douma, bagian timur Ghouta, Damaskus, Minggu (13/9). (REUTERS/Bassam Khabieh )


Beirut (CB) - Ledakan besar terjadi di kawasan Bandara Internasional Damaskus yang kemudian diikuti jilatan api di tempat yang sama Kamis pagi buta waktu setempat, kata Observatorium HAM Suriah seperti dikutip Reuters.

Observatorium ini mengatakan penyebab ledakan belum diketahui pasti.

Namun saluran televisi Al-Manar yang pro-Hisbullah di Lebanon menyebutkan bahwa ledakan di tangki-tangki bahan bakar dan kompleks gudang dekat bandara Damaskus itu kemungkinan adalah ulah dari serangan udara Israel.

Saluran televisi ini menyebutkan bahwa dari petunjuk awal, ledakan hebat itu hanya menimbulkan kerugian material dan tidak merenggut satu pun nyawa.

Hisbullah, sekutu Presiden Bashar al-Assad, terlibat dalam perang saudara Suriah, demikian Reuters.


Credit  antaranews.com



Rusia Kecam Serangan Israel di Suriah

Rusia Kecam Serangan Israel di Suriah
Ledakan besar mengguncang kawasan Bandara Internasional Damaskus, Suriah, Kamis (27/4/2017) pagi. Israel dituding meluncurkan serangan dengan target depot senjata Iran di kawasan bandara Suriah tersebut. Foto / Ynet


MOSKOW - Pemerintah Rusia melemparkan kecaman terhadap Israel karena kembali melakukan serangan di Suriah. Israel dilaporkan melakukan serangan terhadap sebuah depot senjata milik Iran dekat bandara Damaskus, Suriah.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menyatakan pihaknya sangat tidak senang dengan serangan tersebut. Dia kemudian menyebut, serangan itu adalah pelanggaran keras terhadap kedaualatan Suriah.

"Kedaulatan Suriah harus dihormati. Militer Rusia dan Israel akan terus melakukan komunikasi mengenai hal ini," kata Peskov saat melakukan jumpa wartawan di Moskow, seperti dilansir Reuters pada Kamis (27/4).

Sebelumnya, Menteri Intelijen Israel, Israel Katz secara tersirat mengakui pihaknya yang melakukan serangan terhadap bandara Damaskus, Suriah. Serangan itu diduga kuat menghantam sebuah depot senjata Iran di dekat bandara Damaskus.

Katz menyatakan, serangan yang dilakukan sudah sesuai dengan kebijakan dan kepentingan Israel, yakni untuk menghancurkan semua depot senjata Iran. Dia menuturkan, serangan ini dilakukan untuk mencegah pengiriman senjata Iran ke Hizbullah melalui Suriah.

"Saya dapat memastikan insiden di Suriah sepenuhnya sesuai dengan kebijakan Israel untuk bertindak mencegah pengiriman senjata maju Iran melalui Suriah ke Hizbullah di Iran. Tentu, saya tidak ingin menjelaskan hal ini. Perdana Menteri (Benjamin Netanyahu) mengatakan, setiap kali kita menerima informasi intelijen yang mengindikasikan niat untuk mentransfer senjata canggih ke Hizbullah, kita akan bertindak," ucapnya. 



Credit  sindonews.com


Israel Sebut Serangan ke Suriah Sesuai dengan Kebijakan Negara


Israel Sebut Serangan ke Suriah Sesuai dengan Kebijakan Negara
Sebuah ledakan besar terjadi di dekat bandara Damaskus, Suriah. Foto/Istimewa


JERUSALEM - Menteri Intelijen Israel, Yisrael Katz mengatakan, sebuah ledakan besar di dekat Bandara Internasional Damaskus pada hari Kamis konsisten dengan kebijakan Israel. Namun ia tidak secara gamblang mengkonfirmas jika negaranya berada di belakang aksi tersebut.

Pesawat-pesawat tempur Israel telah menyerang bandara dan pangkalan-pangkalan lain di sekitar ibu kota Suriah di masa lalu. Israel mengaku mereka menyerang apa yang dikatakannya adalah depot senjata dari kelompok Hizbullah, yang bersekutu dengan pemerintah Suriah.

"Kami bertindak untuk mencegah pengalihan senjata canggih dari Suriah ke Hizbullah di Libanon oleh Iran," Katz mengatakan kepada radio tentara Israel.

"Ketika kami menerima informasi serius tentang niat untuk mentransfer senjata ke Hizbullah, kami akan bertindak. Kejadian ini benar-benar konsisten dengan kebijakan ini," imbuhnya seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Jumat (28/4/2017).

Sejalan dengan praktiknya yang biasa, militer Israel menolak berkomentar mengenai kejadian tersebut.

Israel berusaha menghindar terseret ke dalam perang sipil enam tahun di Suriah. Namun mereka mengakui melakukan serangan udara di sana untuk menghentikan apa yang dikatakannya sebagai pengiriman senjata lanjutan ke Hizbullah.

Bulan lalu, dalam insiden paling serius antara kedua negara sejak konflik Suriah dimulai, pesawat tempur Israel menyerang beberapa sasaran. Suriah pun membalas dengan menembakkan rudal ke Israel.

Israel menggunakan pencegat Arrow untuk menghancurkan apa yang diyakini sebagai rudal SA-5 buatan Rusia. Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman mengancam akan menghancurkan sistem pertahanan udara Suriah tanpa keraguan sedikit pun jika hal itu terjadi lagi. 





Credit  sindonews.com















THAAD, sistem rudal anti-rudal AS penyebab China meradang

THAAD, sistem rudal anti-rudal AS penyebab China meradang
Pencegat Wilayah Pertahanan Terminal Dataran Tinggi (THAAD) tiba di Pangkalan Udara Osan di Pyeongtaek, Korea Selatan, dalam foto handout yang disediakan Angkatan Bersenjata Korea Amerika Serikat (USFK) dan disiarkan Yonhap, Selasa (7/3/2017). (USFK/Yonhap via REUTERS)


Jakarta (CB) - THAAD atau Terminal High-Altitude Area Defense adalah sistem peluru kendali milik Amerika Serikat yang sedang dipasang di Korea Selatan. 

Sistem rudal AS ini membuat China khawatir meski Panglima Komando Pasifik Amerika Serikat, Laksamana Harry Harris, sudah mengatakan THAAD yang dipasang di Korsel adalah "murni sistem pertahanan" dan untuk pertahanan menghadapi Korea Utara, bukan untuk China.

China, lewat pernyataan pers juru bicara kementerian luar negeri, Geng Shuang, menyeru AS dan Korea Selatan untuk menarik THAAD. China khawatir radar THAAD dapat menembus wilayah mereka sekaligus membahayakan keamanan mereka.


THAAD, seperti dijelaskan thediplomat.com, adalah tambahan baru dalam sistem anti-rudal balistik AS alias pencegat rudal musuh.

Sistem rudal THAAD mulai diproduksi tahun 2008. Tugas utamanya adalah memusnahkan rudal balistik musuh pada tahap "terminal" (arti singkatan pada huruf "T").

Jadi, sistem itu menghancurkan rudal musuh yang sedang meluncur turun ke sasaran, bukan ketika baru meluncur naik.

Korea Utara punya rudal jarak menengah maupun jarak jauh SCUD yang memang "incaran" THAAD.

Cara kerja THAAD dirinci oleh Rod Lyon dari National Interest. Secara umum, THAAD sama saja dengan cara kerja rudal pencegat rudal lainnya atau umumnya sistem rudal darat-ke-udara. Jadi, rudal pencegat itu menabrak rudal musuh dan keduanya meledak di udara.

Dalam THAAD, suatu radar antena pemindai elektronik (AESA) mengaktifkan sistem setelah mendeteksi rudal sasaran. Peralatan kendali peluncur THAAD dan sistem pendukungnya kemudian mengindentifikasi, memverifikasi, lalu meluncurkan rudal pencegat.

Rudal pencegat tersebut meluncur dari kendaraan pembawa roket, lalu "menggunakan tenaga kinetik untuk menghancurkan rudal yang datang" , seperti ditulis di manual pabriknya, seperti ditulis Lyon.

Lalu, apa yang dimaksud "High Altitude" pada THAAD? Rudal sistem tersebut dapat mencegat rudal musuh hingga pada ketinggian hingga 93 mil (134 km) dari permukaan bumi. 


Rudal dari THAAD bisa meluncur dengan 8 Mach (8 x kecepatan suara) alias kecepatan kategori hipersonik.

Pabrik pembuat THAAD, Lockheed Martin, saat ini berminat mengembangkan THAAD yang lebih jauh jangkauannya, untuk "menangani" rudal hipersonik WU-14 milik China.

Nah, analisa yang ditulis Ankit Panda dari thediplomat.com adalah, THAAD yang dipasang di Korea Selatan akan mengubah perimbangan kekuatan di wilayah tersebut, karena AS jadi punya sistem peringatan dini yang lebih kuat terhadap rudal antar-benua milik China.




Credit  antaranews.com






Afghanistan tangkap 35 tentara setelah serangan di pangkalan





Afghanistan tangkap 35 tentara setelah serangan di pangkalan
Ilustrasi--Personel keamanan Afghanistan berjaga dekat tempat serangan bunuh diri di Kabul pada 1 Februari 2016. (AFP Photo/Wakil Kohsar)


Kabul (CB) - Otoritas menangkap 35 tentara yang bertugas di pangkalan angkatan darat di Afghanistan utara, tempat Taliban melancarkan serangan mematikan pekan lalu, kata pejabat Rabu (26/4).

"Sejauh ini 35 orang sudah ditangkap dan diperiksa terkait serangan itu," kata juru bicara Korps ke-209, Abdul Qahar Aram.

Kementerian Pertahanan pada Jumat mengeluarkan data baru yang menunjukkan 135 anggota baru tewas dalam serangan di pangkalan yang merupakan rumah bagi Korps Angkatan Darat ke-209 di luar kota Mazar-i-Sharif di Provinsi Balkh.

Pria-pria bersenjata yang mengendarai truk militer dan mengenakan rompi bunuh diri menyerbu pangkalan tersebut, menewaskan anggota baru yang tidak bersenjata saat mereka sedang makan siang di ruang makan dan shalat di masjid.

Pria-pria bersenjata itu mengenakan seragam militer dan membawa tanda masuk pangkalan resmi  menurut informasi dari beberapa sumber kepada AFP, memicu kecurigaan mengenai keterlibatan orang dalam di pangkalan tempat para instruktur asing kadang dipanggil sebagai bagian dari misi pelatihan dan pendampingan NATO itu.

Analis dan profesor universitas Abdul Hamid Safoot mengatakan pada Jumat bahwa serangan itu menyorot berbagai catat sistematis dalam pasukan Afghanistan, dari longgarnya pemeriksaan sampai kurangnya kemampuan intelijen.

"Taliban tahu kelemahan-kelemahan ini, mereka punya orang di pemerintahan," kata Safoot.




Credit  antaranews.com


Inggris dapat bergabung dengan Amerika Serikat di Suriah


 Inggris dapat bergabung dengan Amerika Serikat di Suriah

Dokumentasi pergerakan pasukan khusus Amerika Serikat di Timur Tengah. (Reuters)


London (CB) - Inggris akan sulit menolak permintaan bantuan militer di Suriah dari Amerika Serikat jika Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memutuskan mengambil tindakan terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad karena penggunaan senjata kimia, kata Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson.

Amerika Serikat menuduh tentara Suriah melakukan serangan pada 4 April, dengan puluhan orang meninggal karena gas beracun.

Negara itu menanggapi dengan meluncurkan peluru kendali jelajah ke pangkalan udara Suriah, dengan mengatakan tidak akan menenggang penggunaan senjata kimia oleh pemerintah Bashar.

Inggris mendukung ulah Amerika Serikat terhadap serangan kimia itu, tapi tidak terlibat langsung. Namun, Johnson menyarankan pemerintahnya mendukung Trump secara militer jika diminta melakukannya terkait serangan senjata kimia pada masa depan.

"Jika Amerika Serikat sekali lagi dipaksa oleh tindakan rezim Assad ... dan mereka meminta kami untuk membantu itu akan sangat sulit untuk mengatakan tidak," kata Johnson, kepada radio BBC.

Johnson mengatakan masih harus dilihat apakah bantuan militer tersebut memerlukan izin dari parlemen, yang pada 2013 memilih menentang aksi pemboman pasukan al-Assad di Suriah untuk mencegah mereka menggunakan senjata kimia.

Serangan April di Suriah telah menimbulkan ketegangan antara kekuatan Barat dan Rusia, yang telah memberikan bantuan militer kepada pemerintahan Assad.

Rusia dan Amerika Serikat, pekan lalu sepakat untuk mempelajari kemungkinan pengaturan investigasi obyektif terhadap insiden kimia di Provinsi Idlib, Suriah, kata Kementerian Luar Negeri Rusia.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Rex Tillerson, membahas masalah itu saat keduanya mengadakan pembicaraan melalui saluran telepon, ungkap kementerian dalam suatu pernyataan.

Dalam pembicaraan telepon, Lavrov menyatakan, Rusia menyayangkan penolakan Washington terhadap prakarsa negaranya pada Organisasi Pencegahan Senjata Kimia (OPCW) soal pengiriman penyelidik ke Suriah. Pengiriman ditujukan untuk memeriksa dugaan penggunaan gas sarin serta keberadaan bahan-bahan berbahaya di pangkalan udara Suriah, Shayrat, menurut pernyataan itu.

"Kedua mitra sepakat untuk mengeluarkan perintah agar sekali lagi dipelajari kemungkinan (pembentukan) investigasi obyektif terkait insiden tersebut di bawah pengawasan OPCW," demikian bunyi pernyataan itu.

OPCW (Badan Pelarangan Senjata Kimia) sebelumnya menyelenggarakan pertemuan untuk melakukan pemungutan suara terhadap usul yang diajukan oleh Rusia dan Iran menyangkut pembentukan segera investigasi penuh terhadap serangan kimia pada 4 April.

Menurut perutusan Inggris pada pertemuan OPCW, dewan eksekutif organisasi itu telah mencapai kesepakatan untuk menolak proposal yang ditawarkan Rusia dan Iran.

Selain membahas berbagai masalah dwipihak, Lavrov dan Tillerson juga menyepakati permulaan dini pelaksanaan kelompok kerja bersama pada tingkat wakil menteri luar negeri. Kelompok kerja itu akan mencari cara menghilangkan berbagai hal, yang mengganggu hubungan dwipihak, demikian pernyataan itu.




Credit  antaranews.com




Polisi Jerman tangkap tentara diduga rencanakan serangan


Polisi Jerman tangkap tentara diduga rencanakan serangan

Dokumentasi rekaman video memperlihatkan aparat keamanan anti-teror dan pasukan anjing Prancis memeriksa jenazah seseorang yang melakukan penembakan terhadap polisi di Paris, Ibu Kota Prancis, Kamis (20/4/2017). (AFP/P003)


Berlin (CB) - Polisi Jerman menangkap seorang tentara, yang dicurigai merencanakan serangan, kata jaksa di Frankfurt, Kamis, tanpa merinci kemungkinan sasaran, alasan atau senjata, yang akan digunakan.

Letnan berusia 28 tahun warga negara Jerman dan bertugas dalam brigade di Illkirch Prancis itu ditangkap, Rabu, di Bavaria, sebelah timur Frankfurt.

Kepolisian Jerman, Prancis, dan Austria, mencari 16 barang bukti pada Rabu sehubungan dengan penyelidikan itu.

"Ia dicurigai menyiapkan serangan besar, melanggar hukum kepemilikan dan penggunaan senjata dan penipuan," kata kejaksaan dalam pernyataan.

Mereka menyita telepon genggam, komputer jinjing dan dokumen.

Sebelum penangkapannya, prajurit itu, yang tidak disebutkan namanya, pernah ditahan pada akhir Januari oleh pihak berwenang Austria karena dicurigai petugas ketika menyembunyikan pistol gelap di kamar mandi bandar udara Schwechat, Wina.

Penyelidikan berikutnya yang dilakukan pada Februari menunjukkan bahwa dia telah menggunakan identitas palsu untuk mendaftar sebagai pengungsi Suriah di Giessen, dekat Frankfurt, pada Januari 2016, kata pihak tersebut.

Ia kemudian pindah ke Bavaria, tempatnya mengajukan permohonan suaka dan pindah ke tempat penampungan untuk pendatang. Ia mulai menerima bantuan kesejahteraan sejak Januari, kata kejaksaan.




Credit  antaranews.com






Kamis, 27 April 2017

Kapal Induk AS yang Berlayar ke Korut Kini Berada dalam Jarak Tempur


Kapal Induk AS yang Berlayar ke Korut Kini Berada dalam Jarak Tempur
USS Carl Vinson telah berada di Laut Filipina dalam perjalanannya menuju Semenanjung Korea. Foto/Istimewa



WASHINGTON - Kapan induk milik angkatan laut Amerika Serikat (AS), USS Carl Vinson, akhirnya telah berada dalam jarak tempu ke Korea Utara (Korut). Kapal tersebut telah menempuh perjalanan berminggu-minggu sebelumnya akhirnya kini berada di Laut Filipina.

USS Carl Vinson adalah kapal utama induk tempur grup satu milik Angkatan Laut AS yang dilengkapi nuklir. Kapal ini dikirim ke Semenanjung Korea sebagai reaksi atas uji coba rudal Korut.

"Kelompok kapal penyerang USS Carl Vinson telah berada di Laut Filipina di sebelah timur Okinawa," kata Laksamana Harry Harris kepada Komite Angkatan Bersenjata Kongres AS seperti dikutip dari Sputniknews, Kamis (27/4/2017).

"USS Carl Vinson, dua kapal perusak dan sebuah kapal penjelajah rudal  berada dalam jarak tempur dan rentang proyeksi kekuatan Korut jika diminta untuk melakukan itu," jelas Harris.

"Dalam beberapa hari ke depan saya berharap akan terus bergerak ke utara," imbuhnya lagi.

Dalam sebuah wawancara dengan Fox News, Presiden AS Donald Trump mengatakan sebuah armada kapal perang menuju ke Semenanjung Korea untuk memantau situasi di sana. Pengiriman USS Carl Vinson sebagai tanggapan atas meningkatnya ketegangan terkait tes nuklir dan rudal Korut, serta ancaman untuk menyerang AS dan sekutunya di Asia.

Menanggapi hal ini, Korut sesumbar akan menenggelamkan kapal induk AS itu dalam satu serangan. "Pasukan revolusioner kita siap untuk menenggelamkan kapal induk bertenaga nuklir AS dengan satu serangan tunggal," tulis surat kabar Partai Pekerja yang berkuasa di Korea Utara, Rodong Sinmun.

Baca juga:
Korut Ancam Tenggelamkan Kapal Induk AS dengan Satu Serangan
https://international.sindonews.com/read/1199544/40/korut-ancam-tenggelamkan-kapal-induk-as-dengan-satu-serangan-1492933706 




Credit  sindonews.com






AS Buka Kemungkinan Gelar Operasi Laut China Selatan


AS Buka Kemungkinan Gelar Operasi Laut China Selatan 
  Militer AS kemungkinan besar akan kembali melakukan operasi kebebasan bernavigasi di Laut China Selatan. (REUTERS/Erik De Castro)


Jakarta, CB -- Komandan militer Amerika Serikat di Asia Pasifik, Admiral Harry Harris, menyatakan pihaknya kemungkinan besar akan melaksanakan kembali operasi kebebasan navigasi di Laut China Selatan dalam waktu dekat.

"Saya menerima arahan dan petunjuk dari menteri pertahanan dan otoritas komando nasional dalam pelaksanaan operasi itu. Saya pikir kami akan melakukannya--dalam waktu dekat," kata dia ketika ditanyai soal operasi di waktu yang akan datang, Rabu waktu setempat (26/4).


Namun, diberitakan Reuters, Harris tidak menjelaskan lebih jauh mengenai kemungkinan tersebut. Saat ini, diketahui armada AS disibukkan dengan ancaman nuklir di Semenanjung Korea.
Merespons ambisi rezim Kim Jong-un yang berkeras mengembangkan senjata meski sudah dijatuhi sanksi oleh PBB, Amerika mengirimkan kapal induk dan kapal selam nuklir ke kawasan tersebut. Kapal induk USS Carl Vinson diperkirakan akan tiba di sana akhir bulan ini.

Beijing mengklaim sebagian besar Laut China Selatan dan diduga membangun pangkalan militer di pulau-pulau buatan di perairan yang dipersengketakan oleh sejumlah negara Asia Tenggara itu. Di saat yang sama, Negeri Tirai Bambu juga ditekan oleh Washington untuk mengatasi ambisi nuklir Korea Utara.

Di tengah situasi yang memanas, kapal perang Rusia, Varyag, pun berlabuh di Manila, Filipina, belum lama ini. Filipina adalah salah satu negara yang mengklaim sebagian dari perairan sengketa itu.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyambut bahagia kedatangan Varyag dan menyebut tujuan kapal perang tersebut adalah latihan militer bersama angkatan laut Filipina.
Varyag datang bersama kapal tanker pembawa bahan bakar Pechenge. Veryag dijadwalkan berlabuh selama empat hari di Manila.





Credit  CNN Indonesia