CB,
Jakarta - Indonesia
menghentikan sementara kerja sama militer dengan Australia. Kepala Pusat
Penerangan TNI Mayor Jenderal Wuryanto mengatakan penghentian sementara
kerja sama itu disebabkan oleh faktor-faktor teknis.
"Terkait hubungan kedua angkatan bersenjata ini perlu adanya
penyempurnaan, perlu ada perbaikan-perbaikan supaya lebih bagus," kata
Wuryanto saat dihubungi
Tempo, Rabu, 4 Januari 2017.
Wuryanto menuturkan kerja sama militer kedua negara mestinya saling
menguntungkan, memberikan manfaat, saling menghormati, serta menghargai.
Namun, setelah dievaluasi, kesetaraan yang diharapkan masih kurang
tercapai. "Hal-hal itu ada yang kurang dan perlu diperbaiki," ujarnya.
Wuryanto tak menjelaskan detail kerugian yang dirasakan oleh militer
dalam kerja sama tersebut. Ia mengatakan hal teknis yang perlu
diperbaiki itu terlalu banyak dan bukan untuk konsumsi publik.
Surat pemberitahuan penghentian kerja sama militer dilayangkan ke pemerintah Australia pada 9 Desember 2016.
"Tapi ini sudah direspons oleh angkatan bersenjata Australia dan mereka
akan segera memperbaiki hal tersebut," kata Wuryanto. Menurut dia,
kerja sama bisa kembali dilakukan sampai hal-hal teknis yang ia sebutkan
sebelumnya diperbaiki oleh otoritas Australia. "Nanti kami akan
berbicara lagi untuk melanjutkan kerja sama itu."
Dilansir dari
ABC,
kerja sama militer Indonesia dan Australia ini dihentikan sementara
setelah Komando Pasukan Khusus (Kopassus) berlatih bersama pasukan
komando Australia di salah satu tempat pelatihan militer di Perth.
Seorang instruktur Kopassus merasa ada materi dalam pelatihan itu yang
menghina Indonesia. Menurut instruktur itu, materi itu merendahkan lima
dasar negara Indonesia, Pancasila.
Kepala
Angkatan Darat Australia Letnan Jenderal Angus Campbell meyakinkan bahwa
Australia tidak merekomendasikan adanya materi tersebut. Dalam sebuah
pernyataan, Senator Payne mengatakan Angkatan Darat telah menganggap ini
hal serius. Penyelidikan pun tengah dilakukan.
Menteri Pertahanan Australia Marise Payne mengatakan Australia
berkomitmen untuk membangun hubungan pertahanan yang kuat dengan
Indonesia. Sehingga pihaknya segera memulihkan hubungan kerja sama
dengan Indonesia.
"Australia berkomitmen
untuk membangun hubungan pertahanan yang kuat dengan Indonesia, termasuk
melalui kerja sama dalam pelatihan. Kami akan bekerja untuk
mengembalikan kerja sama dengan Indonesia sesegera mungkin," kata Payne.
Credit
tempo.co
TNI Hentikan Kerja Sama dengan Australia, Begini Reaksi DPR
Ilustrasi TNI AD. Tempo/Suryo Wibowo
CB,
Jakarta
- Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat akan mendalami keputusan
Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang menghentikan sementara kerja sama
militer dengan Australian Defence Force. Menurut Ketua Komisi Pertahanan
DPR Abdul Kharis Almasyhari, pihaknya akan melihat penyebab utama yang
mendasari keputusan tersebut.
"Saya kira kita
setuju dengan keputusan penghentian sementara, akan tetapi harus dilihat
penyebabnya sehingga tidak mengganggu hubungan bilateral kedua negara,"
kata Abdul Kharis di Jakarta, Rabu, 4 Januari 2017.
Dia
mengaku belum mengetahui secara rinci dan teknis penyebabnya. Namun,
menurut dia, sebagai negara tetangga, Indonesia dan Australia harus
saling menghormati.
Abdul
Kharis menilai langkah penghentian sementara kerja sama itu sudah
tepat. Hal itu bisa mendinginkan suasana dan diharapkan tidak mengganggu
hubungan bilateral kedua negara. "Saya katakan harus saling
menghormati, jika tidak ya begini, kita tersinggung berat juga kalo
benar mereka menghina lambang negara kita," ujarnya.
Anggota
Komisi I DPR Bobby Rizaldi mendukung penuh keputusan TNI untuk
menghentikan sementara kerja sama latihan militer dengan Australia.
Menurut dia, sudah seharusnya negara itu menghargai Indonesia sebagai
mitra yang sejajar bukan melecehkan.
Bobby
menduga militer Austraia iri dengan kemampuan prajurit TNI. Misalnya,
kata dia, menjuarai lomba menembak di Australia. Dia menambahkan,
seharusnya Australia berterima kasih kepada Indonesia karena TNI mau
berbagi ilmu.
"Militer Australia kali ini
menunjukan itikad tidak baik yang cenderung provokatif," ujarnya. "Rapat
kerja masa sidang berikut, akan kami konfirmasikan secara rinci
bagaimana bentuk pelecehan tersebut."
Menurut dia, masyarakat Indonesia berhak tahu siapa sahabat Indonesia yang benar-benar menghormati bangsa Indonesia.
Namun,
Bobby masih berharap kejadian itu adalah kesalahpahaman. Apabila benar
ada pelecehan, kata dia, bukan hanya penghentian kerja sama, kalau perlu
langkah-langkah diplomatik harus dilakukan.
Sebelumnya,
Markas Besar TNI memutuskan untuk menghentikan sementara kerja sama
militer dengan Australia. Selama ini kerja sama bidang pertahanan
antarkedua negara dinilai tidak menguntungkan Indonesia.
"Iya
betul menghentikan sementara, bukan memutuskan kerja sama," kata Kepala
Pusat Penerangan Mabes TNI Mayor Jenderal Wuryanto, di Jakarta, Rabu, 4
Januari 2017.
Wuryanto mengatakan TNI
memutuskan penundaan kerja sama militer dengan Australian Defence Force
(ADF) setelah melakukan evaluasi yaitu ada hal teknis yang dianggap
tidak menguntungkan TNI.
Dia menjelaskan ada
masalah teknis yang harus diperbaiki dan disempurnakan untuk
meningkatkan hubungan kerja sama. Semuanya masih dalam evaluasi dan
perlu adanya penyempurnaan, serta perlu ada peningkatan agar hal-hal
teknis bisa diperbaiki.
"Intinya kerja sama ini
mestinya harus saling menguntungkan, saling memberikan manfaat, saling
menghormati dan saling menghargai," tuturnya.
Dia
mengatakan penghentian kerja sama sementara itu meliputi berbagai
aspek, di antaranya latihan bersama, pendidikan, tukar menukar perwira,
hingga kunjungan antar-pejabat.
Credit
tempo.co