WASHINGTON
- Pentagon menolak mengungkap pihak yang menembakkan rudal dengan
target kapal perang perusak Amerika Serikat (AS) USS Mason yang
ditembakkan dari Yaman. Meski tidak menyebut pemberontak Houthi sebagai
pelakunya, AS terlanjur menghancurkan tiga situs radar Houthi dengan
rudal Tomahawk.
Kapal USS Mason yang berlayar di lepas Pantai
Yaman, Laut Merah sudah dua kali jadi target serangan rudal dari arah
Yaman. Serangan pertama terjadi pada Sabtu dua pekan lalu dan serangan
kedua pada Kamis pekan lalu.
”Kami masih menilai situasi. Masih
ada beberapa aspek bahwa kami mencoba untuk mengklarifikasi di mana kami
diberikan ancaman. Potensi ancaman terhadap untuk orang-orang kami,”
kata juru bicara Pentagon, Peter Cook, pada konferensi pers hari Senin,
tanpa bersedia mengungkap pelaku penyerang kapal USS Mason, seperti
dikutip Reuters, Selasa (18/10/2016).
Kepala Operasi
Angkatan Laut AS, Admiral John Richardson, membenarkan bahwa kapal USS
Mason kembali jadi target serangan di Laut Merah. Semua serangan
terhadap kapal USS Mason gagal.
Kelompok Houthi sudah
berkali-kali membantah sebagai pelaku penembak rudal terhadap kapal USS
Mason. Houthi sendiri masih marah setelah prosesi pemakaman kelompoknya
diserang Koalisi Arab dengan korban tewas sekitar 140 orang.
Arab
Saudi sebagai pemimpin Koalisi Arab semula menyangkal bahwa koalisi
sebagai penyerang acara pemakaman kelompok Houthi di Sanaa. Namun,
kemarin Saudi akhirnya mengakui bahwa koalisi yang melakukan serangan
dengan klaim tidak sengaja.
AS telah mengecam serangan terhadap
acara pemakaman kelompok Houthi dengan menyebutnya sebagai serangan
“mengerikan”. AS juga berjanji untuk meninjau ulang bantuan militer AS
kepada Koalisi Arab, meski realisasinya hingga kini belum jelas.
Credit Sindonews