BERLIN
- Menteri Pertahanan Jerman, Ursula von der Leyen, mengatakan bahwa
Jerman siap untuk memainkan peran militernya lebih besar daripada di
masa lalu di Eropa. Keputusan itu diambil Jerman setelah menganggap
tindakan Rusia sudah agresif.
”Perubahan ini diperlukan. Isolasi
dan memblokade diri tidak akan memecahkan masalah yang kita hadapi di
dunia, di Eropa, atau di sini di negara kita,” kata von der Leyen dalam
pertemuan dua tahunan ratusan pejabat militer Jerman.
Dalam
komentarnya itu, dia laporan perihal tindakan Rusia yang lebih agresif
Rusia serta konflik di Suriah yang semakin memanas. ”Jerman siap untuk
terlibat, untuk mengambil tanggung jawab lebih banyak,” katanya.
“Ini adalah jalan yang benar, tetapi akan membutuhkan komitmen besar (dari sisi) waktu dan dana,” lanjut dia, seperti dikutip Reuters, Selasa (18/10/2016).
Von
der Leyen mengatakan Kementerian Keuangan Jerman telah sepakat untuk
meningkatkan belanja pertahanan dengan total 10 miliar Euro pada 2020
untuk membantu pengadaan peralatan dan peningkatan personel militer.
Namun, peningkatan belanja militer itu masih membutuhkan persetujuan
parlemen.
Selain Jerman, Prancis juga menyerukan penguatan kerja
sama pertahanan Eropa setelah Inggris hengkang dari Uni Eropa beberapa
bilan lalu. Spanyol dan Italia telah mendukung proposal Prancis, tapi
Inggris menahan diri karena khawatir penguatan militer di Uni Eropa bisa
melemahkan aliansi NATO.
Jerman sudah puluhan tahun enggan
terlibat dalam operasi militer besar. Namun negara yang pernah dipimpin
Hitler ini kini memainkan peran lebih besar dalam koalisi anti-ISIS yang
dipimpin Amerika Serikat (AS).
”Jerman tidak membuat dirinya menjadi lebih besar dari itu, tetapi juga tidak lebih kecil dari itu,” ucap von der Leyen.
Credit Sindonews