Jumat, 21 Oktober 2016

Penghinaan Terhadap Monarki Thailand Marak Usai Raja Wafat

 
Penghinaan Terhadap Monarki Thailand Marak Usai Raja Wafat  
Kematian Raja Bhumibol setelah tujuh dekade berkuasa menimbulkan rasa duka yang mendalam dan sensitivitas tinggi di masyarakat Thailand. (Reuters/Chaiwat Subprasom)
 
Jakarta, CB -- Pemerintah Thailand menyatakan bahwa jumlah kasus pencemaran nama baik kerajaan meningkat menyusul kematian Raja Thailand Bhumibol Adulyadej pekan lalu.

Kepolisian Thailand mencatat terdapat 12 kasus pencemaran nama baik kerajaan yang sedang diselediki, di tengah meningkatnya pengawasan terhadap pemberitaan soal keluarga kerajaan oleh pemerintah.

Juru bicara kepolisian Thailand Kitsana Pattanacharoen mengungkapkan terdapat 12 kasus lese majeste sejak Kamis (13/10), setelah kerajaan mengumumkan kepergian Raja Bhumibol. Lese majeste merupakan hukum terkait penghinaan terhadap kerajaan yang diterapkan dengan sangat ketat di Thailand.

Sejumlah kasus tersebut, lanjut Kitsana, telah ditindaklanjuti dengan dirilisnya surat penangkapan untuk delapan tersangka. Empat tersangka di antaranya telah ditangkap polisi.

"Mereka melakukan tindakan pidana yakni mengunggah berbagai pesan dan gambar yang dinilai menghina kerajaan di media sosial," ujar Kitsana dikutip dari Reuters, Rabu (19/10).

Sementara, pakar dari kelompok pengawas hukum iLaw, Weerawat Somnuek, mencatat terdapat 70 kasus pencemaran nama baik kerajaan sejak kudeta pada Mei 2014 terjadi.

Menurut Weerawat, 12 kasus pencemaran dalam sepekan pertama setelah kematian raja merupakan jumlah yang tak sedikit.

Wakil Perdana Menteri Thailand Prachin Chanthong memaparkan pemerintah telah menemukan lebih dari 60 situs yang dinilai berisikan penghinaan terhadap kerajaan dan mengancam keamanan nasional.

Pemerintahan junta militer Thailand meminta penyedia layanan internet memblokir beberapa situs yang dinilai menghina monarki. Sekitar 100 polisi juga telah dikerahkan dalam tim khusus untuk mengawasi secara ketat berbagai konten di internet.

Terkait melonjaknya kasus penghinaan terhadap monarki, Menteri Kehakiman Thailand Paiboon Koomchaya menulis surat kepada tujuh duta besar yang ditempatkan di luar Thailand untuk meminta bantuan menuntut 19 tersangka penghinaan yang tinggal di tujuh negara. Meski demikian, pihak kementerian tidak mempublikasikan tujuh negara yang dimaksud.

Kematian Raja Bhumibol setelah tujuh dekade berkuasa menimbulkan rasa duka yang mendalam dan sensitivitas tinggi di masyarakat Thailand.

Raja Bhumibol dikenal sebagai sosok yang dapat menstabilkan situasi ditengah kondisi internal politik Thailand yang kacau dan dinamis. Kepergian raja berusia 88 tahun ini memicu kekhawatiran soal stabilitas politik di negara yang kerap dilanda kudeta militer itu.

Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha bergerak cepat untuk meredam ketidakpastian seputar suksesi kerajaan, dengan mengumumkan bahwa penobatan Putra Mahkota Maha Vajiralongkorn, sebagai penerus Bhumibol, akan ditunda sampai masa berkabung usai.



Credit  CNN Indonesia