Menteri Luar Negeri RI Retno LP
Marsudi seusai melakukan pertemuan bilateral bersama Menteri Luar Negeri
Uruguay Rodolfo Nin Novoa pada Selasa (11/10) di Gedung Pancasila,
Kemlu. (Antara Foto/M Agung Rajasa)
Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi seusai melakukan pertemuan bilateral bersama Menteri Luar Negeri Uruguay Rodolfo Nin Novoa pada Selasa (11/10) di Gedung Pancasila, Kemlu.
"Salah satunya, dalam isu internasional kami sepakat untuk saling dukung dalam hal keanggotaaan non-permanen DK PBB," tutur Retno seusai pertemuan bilateral.
Sejauh ini, Indonesia pernah menjadi anggota tidak tetap DK PBB sebanyak enam kali. Keanggotaan Indonesia di PBB pertama kali yakni tahun pada tahun 1973 dan terakhir kali 2008 lalu.
Retno menyatakan, Indonesia sudah memberikan dukungannya kepada Uruguay saat ini masih menjadi anggota tidak tetap DK PBB sampai 2017. Indonesia diharapkan bisa kembali menjadi anggota tidak tetap PBB pada tahun 2019 mendatang.
"Indonesia sudah beri dukungan (kepada Uruguay), Uruguay juga sepakat akan mendukung Indonesia untuk menjadi anggota (tidak tetap) DK PBB tahun 2019-2020," kata Retno.
Retno berujar, pertemuan bilateral kedua negara juga turut membahas kesepakatan kerja sama misi penjaga perdamaian PBB. Uruguay dan Indonesia sebagai 20 negara penyumbang pasukan tentara perdamaian terbesar sepakat untuk bekerja sama dalam meningkatkan fasilitas dan pelatihan.
Indonesia, kata Retno, juga membahas masalah perlindungan WNI khususnya bagi anak buah kapal yang bekerja di kapal-kapal asing di sekitar Uruguay.
"Uruguay telah sepakat bekerja sama untuk perkuat perlindungan ABK Indonesia. Kami sepakat akan percepat proses penyelesaian mandatory consular notification," ucap Retno.
Credit CNN Indonesia
Perkuat Kerja Sama, Uruguay Buka Kedutaan di Indonesia
Pemerintah Uruguay mulai tahun depan
akan membuka kedutaan besar di Jakarta, sebagai upaya meningkatkan
hubungan kedua negara. (Antara Foto/M Agung Rajasa)
Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi seusai melakukan pertemuan bilateral bersama Menteri Luar Negeri Uruguay Rodolfo Nin Novoa pada Selasa (11/10) di Gedung Pancasila, Kemlu.
"Dalam pembicaraan di dalam, mulai tahun depan Uruguay juga akan membuka kantor Kedubes di Jakarta. Tentu kami sangat menerima dengan baik hal ini," ujar Retno usai pertemuan dalam konferensi pers.
Menurut Retno, pertemuan kedua negara dilakukan guna memperkuat kerja sama khususnya dalam sektor ekonomi. Selain pejabat tinggi, delegasi Rodolfo juga terdiri para pengusaha Uruguay.
Hal ini, tutur Retno, dilakukan guna mendorong kerja sama sektor-sektor swasta antar kedua negara. Kunjungan delegasi bisnis Uruguay juga merupakan bentuk balasan bagi Indonesia karena beberapa pengusaha kecil dan menengah Indonesia ikut berpartisipasi dalam trade expo Uruguay sejak tahun 2008.
"Kami juga telah sepakat dan menandatangani kerja sama ekonomi dan technical cooperation lainnya," kata Retno.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Uruguay Rodolfo Nin Novoa sangat menyambut baik keinginan kedua negara untuk mempererat kerja sama ekonomi.
Tak hanya antar pemerintah, Rudolfo juga mendorong supaya penguatan kerja sama ekonomi bisa dilakukan antar komunitas pengusaha kedua negara.
Selain itu, Rudolfo juga berharap, penguatan kerja sama ekonomi bisa diperluas ke tahap regional. Indonesia sebagai sekretariat pusat ASEAN dan Uruguay sebagai sekretariat pusat MERCOSUR diharapkan mampu memperkuat kerja sama antar kedua organisasi regional, khususnya terkait free trade area.
"Sebagai negara yang sama-sama berkembang sangat pesat, kebangaan bagi Uruguay untuk akhirnya bisa memperkuat hubungan kedua negara setelah 51 tahun hubungan diplomatik (Indonesia-Uruguay) berjalan," kata Rudolfo.
Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir, nilai perdagangan kedua negara masih terbilang kecil. Namun banyak potensi ekonomi yang bisa didapat dari penguatan kerja sama antar kedua negara.
Pada tahun 2015, nilai perdagangan kedua negara, tutur Arrmanatha mencapai US$45,63 juta surplus US$11,52 juta. Dengan pertemuan bilateral ini, kedua negara bisa meningkatkan kerja sama ekonomi menuju hal yang lebih konkret lagi.
"Pertemuan ini langkah besar khususnya mendorong penguatan kerja sama sektor bisnis bagi kedua negara. Selama ini kerja sama ekonomi antar kedua negara masih terganjal jarak yang cukup jauh. Tapi kami akan kembangkan potensi lain tentunya," kata Arrmanatha.
Credit CNN Indonesia