Rabu, 19 Oktober 2016

Duterte: Saya Siap Membusuk di Penjara Demi Filipina

 
Duterte: Saya Siap Membusuk di Penjara Demi Filipina  
Presiden Rodrigo Duterte mengaku tidak peduli dengan segala kritikan dan ancaman penyelidikan internasional terkait pembunuhan ribuan orang di negaranya. (Reuters/Lean Daval Jr)
 
Jakarta, CB -- Presiden Rodrigo Duterte mengaku tidak peduli dengan segala kritikan dan ancaman penyelidikan internasional terkait pembunuhan ribuan orang di negaranya. Menurut Duterte, tindakan yang dilakukannya ini demi keamanan rakyat Filipina.

Berbicara di hadapan komunitas Filipina dalam kunjungannya ke Brunei akhir pekan lalu, Duterte menanggapi ancaman penyelidikan dari Mahkamah Kriminal Internasional (ICC). Selama 100 hari memimpin Filipina, telah lebih dari 3.700 orang tewas karena diduga bandar dan pemakai narkoba.
"Mereka terus mengancam akan mengirim saya ke Mahkamah Kriminal Internasional. saya siap membusuk di penjara demi Filipina. Apakah kalian mengerti? Jangan mengancam atau mengintimidasi saya, hanya untuk mencari perhatian, itu sangat dangkal," kata Duterte dikutip dari Inquirer.

"Saya kira itu konyol. Bagaimana kalian bisa memenjarakan presiden karena berperang dengan narkoba," lanjut dia lagi.

Kepala penyidik ICC Fatou Bensoud Jumat lalu mengatakan mereka akan mulai mengawasi cara Filipina memberantas narkotika. Menurut Bensoud, Duterte berpotensi melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan karena pemerintahannya "terlihat mendukung pembunuhan itu."

Sejak masa kampanye calon presiden, Duterte telah menegaskan akan membunuh para bandar dan pemakai narkoba, bahkan membuang mayat mereka ke laut untuk makanan ikan. Kendati dikecam internasional, namun popularitas Duterte di Filipina justru meningkat.
Duterte mengatakan bahwa tidak ada yang salah dengan mengancam membunuh para pelaku kriminalitas.

"Apa yang salah dengan pernyataan, 'Jangan hancurkan negara ini karena saya akan membunuh kalian. Jangan menghancurkan pemuda di tanah ini dan merusak masa depan gemilang bagi generasi berikutnya'?" ujar Duterte.



Credit  CNN Indonesia