Meski berada dalam kondisi sulit, Russian Aircraft Corporation
(MiG), perancang jet tempur ringan Soviet yang legendaris, tetap
melanjutkan pengembangan jet tempur generasi kelima. Hal tersebut
diumumkan oleh Direktur Jenderal MiG Sergey Korotkov dalam pameran
aviasi Le Bourget. Namun, ia mengaku bahwa belum ada pesanan untuk
pesawat ini. Jadi, apa yang diharapkan MiG?
Sukhoi Jadi Prioritas
Pada akhirnya, meski negara siap menampung pesawat yang dibuat oleh MiG, pemerintah memilih untuk memprioritaskan pendanaan bagi proyek Sukhoi. Bahkan setelah jelas bahwa C-37 ditakdirkan untuk hanya menjadi model eksperimen, proyek MiG tetap diabaikan, dan pemerintah lebih memilih mengembangkan PAK FA, yang baru dimulai pada 2002, dan terbang untuk pertama kali pada 2010.
Pengembangan MiG 1.44 dimulai pada awal 1980-an, dan ketika Uni Soviet runtuh, desain awal dan model pesawat tersebut sudah siap, sehingga ia sangat layak untuk dikembangkan menjadi jet tempur generasi kelima. Pada tahun 1990-an, bahkan tanpa kehadiran dana, tim MiG membawa proyek ini ke tahap pengembangan sampel terbang pertama. Namun, sepertinya pemerintah tak membutuhkan hasil dari upaya tersebut.
Pada 2006, MiG menjadi bagian dari United Aircraft Corporation (UAC), yang kemudian mengurangi independensi dan prospek promosi bagi proyek biro desain eksperimental tersebut. Menurut Ovanes Mikoyan, putra dari pendiri MiG di era Soviet dan kini menjadi perancang pesawat di Biro Desain Eksperimental Mikoyan, pesawat generasi kelima yang dibuat oleh Mikoyan telah 'hancur'. Menurut Mikoyan, dalam sistem industri aviasi Rusia saat ini, 'ia yang punya lebih banyak uang dan pengaruh akan bertahan'. Sedangkan menurut veteran aviasi Soviet dan Rusia, MiG dan Sukhoi selalu mengembangkan pesawat tempur dengan tipe berbeda (MiG mengembangkan pesawat ringan, Sukhoi mengembangkan pesawat berat), sementara kompetisi baru dimulai saat 'kepentingan pendanaan mereka mulai bertabrakan'. Sederhananya, MiG kalah dalam perebutan pendanaan dari pemerintah.
Namun, UAC telah menyatakan bahwa pengembangna pesawat tempur generasi kelima kelas ringan bukan prioritas perusahaan. Selain itu, proyek PAK FA juga menjadi beban finansial yang berat untuk pemerintah, dan jumlah PAK FA yang akan dibeli pemerintah secara konstan menurun. Oleh karena itu Sergey Korotkov mulai bicara tentang perlunya mengganti MiG-29, "yang tersebar di seluruh dunia". Namun, perihal akankah pesawat tempur generasi kelima kelas ringan Rusia bisa memasuki pasar global masih tanda tanya.
Credit RBTH Indonesia