(Reuters/Lucy Nicholson)
Diketahui SpaceShipTwo hancur dalam hitungan detik setelah reposisi dini terhadap sayap kembar pesawat selama uji coba penerbangan di Gurun Mojave, California, Amerika Serikat.
Wahana antariksa tersebut dilengkapi dengan "feathering system" untuk mengurangi kecepatan dan menstabilkan proses penerbangan saat kembali ke Bumi. Nah, pihak NTSB menemukan bahwa salah satu pilot yang meninggal, Michael Alsbury, telah mengaktifkan feathering system sebelum SpaceShipTwo mencapai kecepatan yang tepat.
Mengutip situs The Guardian, Alsbury membuka sistem tersebut pada kecepatan Mach 0,92, padahal seharusnya ketika pesawat sudah mencapai setidaknya Mach 1,8. Hal tersebut dinilai melampaui kemampuan mekanik sistem untuk mencegah perpanjangan aerodinamis yang cepat dari feathering system tersebut.
|
Investigator NTSB, Katherine Wilson menerangkan, kemungkinan Alsbury mengaktifkan sistem terlalu dini dengan alasan untuk mencegah pesawat gagal mendarat.
Dari situ, pihak NTSB menyatakan, pemanufaktur Scaled Composites yang merancang SpaceShipTwo tidak mempertimbangkan lebih jauh mengenai kemungkinan pilot yang mengaktifkan feathering system terlalu dini, karena mereka tidak menyediakan jaminan perlindungan untuk mencegah kecelakaan.
Dalam sebuah pernyataan, Virgin Galactic mengatakan bahwa perusahaan sebenarnya sudah melakukan peninjauan keselamatan dan program peningkatan wahana sebagai persiapan peluncuran SpaceShipTwo kala itu.
Sementara rekan pilot satunya, Peter Siebold yang berhasil menyelamatkan diri mengalami luka serius.
Kecelakaan uji coba pesawat ruang angkasa yang kedua ini merupakan pukulan bagi industri luar angkasa komersial yang terlalu dini berurusan dengan pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh pemerintah.
Lebih dari 800 orang telah membayar uang muka untuk bisa melakukan perjalanan wisata ke luar angkasa dengan wahana SpaceShipTwo itu. Harga tiket pulang pergi kala itu dipatok sebesar US$ 250 ribu per orang.
Credit CNN Indonesia