Rabu, 03 Juni 2015

Mahkamah Agung AS Menangkan Gugatan Wanita Muslim

Mahkamah Agung AS Menangkan Gugatan Wanita Muslim   
Ilustrasi. Foto: sxc
 
CBOklahoma - Mahkamah Agung Amerika Serikat memenangkan gugatan seorang wanita muslim penggugat sebuah toko pakaian. Pengajuan tuntutan oleh wanita yang diketahui bernama Samantha Elauf karena toko Abercrombie & Fitch menolak memberikannya pekerjaan karena dia mengenakan jilbab.

Dalam sidang, delapan suara juri mendukung Elauf, sementara satu suara menolak mendukungnya, Senin, 1 Juni 2015. Berkas kemenangan Elauf tersebut langsung diserahkan kepada Komisi US Equal Employment Opportunity (EEOC), sebuah badan federal yang menggugat perusahaan atas nama Samantha Elauf, yang ditolak bekerja pada 2008 di sebuah toko di Negara Bagian Oklahoma ketika berusia 17 tahun.

"Ketaatan iman saya seharusnya tidak mencegah saya mendapatkan pekerjaan. Saya senang berdiri untuk hak-hak saya serta bahagia EEOC ada di sana untuk saya dan membawa keluhan saya ke pengadilan," kata Elauf dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan EEOC.

Keputusan tersebut disambut baik oleh Dewan Hubungan Islam Amerika (CAIR), yang aktif berkampanye untuk kebebasan sipil bagi komunitas muslim di AS.

"Kami menyambut putusan bersejarah ini dalam membela kebebasan beragama saat komunitas muslim Amerika sedang menghadapi peningkatan tingkat Islamophobia," ujar Direktur Eksekutif Nasional CAIR Nihad Awad, seperti dilansir Al Jazeera pada Selasa, 2 Juni 2015.

Elauf, sekarang 24 tahun, awalnya memenangi ganti rugi US$ 20 ribu atas Abercrombie dalam sidang di pengadilan distrik federal.

Sementara itu, Abercrombie menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kasus ini akan terus berlanjut. "Kami akan menentukan langkah-langkah berikutnya dalam litigasi," ucap Abercrombie.

Putusan Senin lalu merupakan yang kedua oleh pengadilan tinggi pada tahun ini dalam mendukung dugaan diskriminasi terhadap muslim. Pada Januari lalu, hakim menemukan bahwa kebijakan Arkansas melarang narapidana memiliki jenggot telah melanggar hak-hak agama dari tahanan yang ingin memiliki jenggot sesuai dengan keyakinan mereka.




Credit  TEMPO.CO