Senin, 15 Juni 2015

Tanpa Ilmuwan Ini Dinosaurus Takkan ada di Taman Jurassic


Tanpa Ilmuwan Ini Dinosaurus Takkan ada di Taman Jurassic Ilustrasi T-Rex (Jozef Sedmak)
 
Jakarta,CB -- Sudah dua puluh tahun lebih Film Jurassic Park dikenal sampai saat ini. Film besutan Steven Spielberg ini mampu menghidupkan dinosaurus di film-filmnya dengan detil. Kendati dinosaurus yang ada adalah hasil rekaan komputer dan teknologi, namun faktanya para hewan zaman purba itu benar-benar ada.

Semua hewan itu tak akan pernah hidup kalau tidak ada campur tangan dari salah satu tim ilmuwan bernama John R. Horner. Dia adalah ahli paleontologi Amerika Serikat yang juga diperkerjakan sebagai konsultan film tersebut mulai dari Jurassic Park, The Lost World: Jurassic Park, Jurassic Park III, dan Jurassic World yang kini sedang meramaikan bioskop dunia.

T-Rex di Film Jurassic Park seharusnya tidak seperti itu. T-Rex tak bisa berlari.John Horner, Ahli Paleontologi-konsultan Jurassic Park
Lebih terkenal dengan nama Jack Horner, pria kelahiran 15 Juni 1946 ini memiliki peran penting dalam temuan fosil dinosaurus.

Sejak kecil, Jack Horner memiliki dua mimpi besar, yaitu menjadi ahli paleontologi dan memelihara dinosaurus. Sejauh ini ia sudah berhasil meraih mimpi menjadi ahli paleontologi. Bermula saat usia delapan tahun, Horner kecil menemukan tulang dinosaurus di dekat rumahnya di Montana, AS.

Selama enam dekade, Horner telah menemukan puluhan ribu fosil dinosaurus, termasuk embrio dinosaurus yang masih berada di dalam telur pada 1988 silam. Temuannya itu kemudian berhasil menunjukan bahwa beberapa dinosaurus mampu membangun sarang dan hidup dalam koloni.

Ia juga berhasil menemukan Tyrannosaurus rex (T-rex) terbesar yang diyakini memiliki bobot antara 10 dan 13 ton.

Horner direkrut sebagai konsultan atau penasihat dalam film waralaba Jurassic Park yang seri pertamanya diluncurkan pada tahun 1993. Namun ia sempat menyatakan sempat ada beberapa kesalahan.

"Adegan di mana karakter dokter Ellie Sattler dan Robert Muldoon dikejar oleh T-rex memang menciptakan bulu kuduk berdiri. Namun, seharusnya tidak seperti itu. T-rex itu tidak bisa lari," kenang Horner, mengutip situs The Telegraph.

Ia juga mengatakan, masih dalam film Jurassic Park menurutnya dinosaurus yang ditampilkan hanya memiliki warna monoton seperti cokelat dan hijau.

"Padahal mereka sebetulnya warna-warni. Mereka adalah nenek moyang burung. Coba kalian lihat, burung itu penuh warna," sambung Horner.


Berangkat dari situlah Horner ingin mewujudkan mimpi keduanya untuk menciptakan dinosaurus 'baru' agar bisa dipelihara. Hal ini pula yang santer terdengar dan cukup meramaikan berita internasional.

Horner ingin mengubah ayam menjadi chicken-o-saurus. Ide yang cukup gila, bukan?

Dalam evolusi burung dari dinosaurus, transformasi secara fisik tentu terjadi. Burung-burung kini tak memiliki ekor, namun bersayap. Nah, ide baru Horner salah satunya adalah mengubah paruh ayam yang bisa menyerupai dinosaurus.

Menurut pria berusia 69 tahun ini, menciptakan dinosaurus bisa menjadi proyek terbesar yang pernah ada. Untuk membuat chicken-o-saurus, tim ilmuwan berencana menggunakan teknik genetik melalui perkembangbiakan.

Kegiatan Horner saat ini adalah mengajar dan menjadi kurator ilmu paleontologi di Museum of the Rockies, Montana State University, Montana.


Credit   CNN Indonesia