Senin, 15 Juni 2015

Agar Bisa Hidup di Mars, 6 Ilmuwan Dikurung Delapan Bulan


Agar Bisa Hidup di Mars, 6 Ilmuwan Dikurung Delapan Bulan 
 Ilustrasi astronaut (WikiImages/Pixabay)
 
 
Jakarta, CB -- Enam ilmuwan yang hidup di dalam ruang simulasi Mars berkubah di gunung berapi Hawaii selama delapan bulan akhirnya keluar dari masa isolasi. Para ilmuwan ini adalah bagian dari penelitian badan antariksa NASA yang memantau bagaimana mereka bekerja sama dalam suatu ruang isolasi 'Mars' itu.

Keenan ilmuwan keluar dari ruang berkubah dan berjalan sepanjang 2,4 kilometer menuju lereng Mauna Loa untuk merasakan udara segar pada Sabtu kemarin (13/6). Ini pertama kalinya mereka berkeliaran tanpa seragam antariksa.

Selama delapan bulan, mereka telah dipantau oleh kamera pengawasan, pelacak pergerakan tubuh, dan survei elektronik. Jocelyn Dunn, salah satu anggota ilmuwan dari Purdue University, Indiana, mengatakan ia merasa senang untuk bisa merasakan sensasi angin yang menerpa kulitnya.

"Saat kami keluar dari ruang simulator, awalnya cukup menakutkan tak mengenakan seragam antariksa. Kami sudah berpura-pura berada di Mars untuk waktu yang cukup lama," tutur Dunn yang berusia 27 tahun itu, seperti dikutip dari The Guardian.

Lokasi ruang simulasi berkubah tersebut dianggap sangat sunyi dan cocok sebagai 'tiruan' atmosfer yang mirip dengan antariksa.

Menurut profesor Kim Binsted dari University of Hawaii selaku pimpinan studi ini, jika melihat dari jendela ruang simulasi itu, semua ilmuwan bisa melihat 'gudang' lava dan pegunungan.


Memantau perasaan dan performa dari seluruh kru ilmuwan selama berada di lingkungan terisolasi dinilai bisa membantu staf di Bumi nantinya ketika misi penjelajahan Mars di masa depan sudah dilakukan. Semuanya bertujuan untuk menentukan apakah awak astronaut mengalami depresi atau masalah komunikasi.

"Astronaut adalah orang-orang yang sangat tabah, berkepala dingin, dan terdapat keraguan dalam melaporkan masalah," ucap Binsted.

Ia melanjutkan, "Dari pantauan emosi dan performa inilah orang-orang di Bumi nanti bisa mendeteksi masalah tersebut."

Keenam ilmuwan menghabiskan waktu delapan bulan untuk 'mengurung diri' di ruang simulasi yang terisolasi tentu memiliki tantangan sendiri.

Masih dari situs The Guardian, mereka meredakan stres dengan cara olahraga dan yoga. Di sana mereka bisa menggunakan treadmill tenaga surya dan sepeda statis namun hanya untuk waktu siang hari.

"Saat hari sedang baik, tentu menyenangkan. Anda punya teman di sekitar Anda untuk saling berbagi. Tapi jika suasana hati Anda sedang buruk, cukup sulit. Anda tak bisa berjalan keluar. Dan apa yang Anda lakukan disaksikan oleh semua orang di dalam," cerita Dunn.

Saat keenam ilmuwan ini berhasil keluar dari ruang simulasi, mereka langsung menyantap makanan yang selama ini mereka idamkan, seperti semangka, telur rebus, buah persik, hingga croissant.

Misi pengiriman astronaut ke Mars yang digagas oleh NASA rencananya akan dijalankan pada tahun 2020 atau 2030-an, yang rencananya menggunakan pesawat Orion.
NASA telah menghabiskan dana lebih dari US$ 9 miliar untuk mengembangkan Orion yang dibangun oleh perusahaan dirgantara Lockheed Martin dan Boeing. Badan antariksa ini sudah melalukan uji coba penerbangan Orion pada 5 Desember 2014 lalu. Orion meluncur pada pukul 07.05 waktu Florida dari fasilitas peluncuran roket Cape Canaveral Air Force Station dengan roket Delta IV Heavy.


 Credit    CNN Indonesia