Ilustrasi pesawat tempur F-16. (Purestock/Thinkstock)
“Kami selalu evaluasi. Dari Januari hingga sekarang, ada sembilan pelanggaran yang dilakukan Malaysia,” ujar Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayor Jenderal Fuad Basya kepada CNN Indonesia, Selasa malam (16/6).
|
“Sembilan itu tidak kami intercept (cegat) karena tak ada di lokasi. Malaysia masuk saat tahu pesawat kita tak ada di Tarakan atau Pontianak," kata Fuad.
Namun, ujar Fuad, “Setiap pesawat kita ada di sana, mereka tidak mau masuk. Saat pesawat kita dari jauh mau melakukan intercept, mereka (pesawat Malaysia) sudah hilang duluan.”
Dari hasil evaluasi TNI, diduga terdapat unsur kesengajaan dari pesawat militer Malaysia itu ketika memasuki zona udara nusantara, khususnya di wilayah sengketa Ambalat, sisi timur pantai Kalimantan.
Meski demikian, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu sebelumnya meyakini hubungan Indonesia dan Malaysia tak akan memanas akibat isu perselisihan di sekitar Ambalat yang luasnya mencapai 15 ribu kilometer itu.
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu menegaskan TNI tidak sedang menggelar kekuatan di sekitar Blok Ambalat. "Tidak ada gelar kekuatan. Saya barusan dari sana. Tidak ada masalah," ujar Ryamizard di Garut, Jawa Barat, Jumat (12/6).
Pemerintah, menurut Ryamizard, mengedepankan dialog dalam menyelesaikan isu pertahanan dan keamanan. Apalagi, menurutnya, hal itu merupakan amanat yang tertuang dalam perjanjian di antara negara ASEAN.
Untuk diketahui, saat ini TNI Angkatan Laut dan Angkatan Udara sedang menggelar Operasi Sakti di sekitar Blok Ambalat. Kedua matra TNI itu menurunkan alat utama sistem persenjataan mereka seperti tiga kapal perang (KRI), dua pesawat Sukhoi Su-27 dan Su-30, dan tiga F-16 Fighting Falcon.
Sementara itu, petugas Landasan Udara Tarakan, Kalimantan Timur, sejak Januari hingga Mei tahun ini juga mencatat terdapat sembilan pesawat berbendera Malaysia yang telah memasuki wilayah udara Indonesia, tepatnya di atas Blok Ambalat.
Sejak dekade 1960-an, Indonesia dan Malaysia kerap bersitegang terkait Blok Ambalat. Puncak perseteruan terjadi pada tahun 2002, ketika Mahkamah Internasional memenangkan Malaysia atas sengketa kepemilikan Pulau Sipadan dan Ligitan yang berada di Blok Ambalat.
Credit CNN Indonesia
TNI akan Ingatkan Pesawat Malaysia untuk Tak Masuk Ambalat
TNI akan mengingatkan tentara Malaysia
agar tak ada lagi pesawat militer Malaysia yang memasuki wilayah
Indonesia, khususnya di wilayah Ambalat. (Ilustrasi/Thinkstock/Stocktrek
Images)
Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan bahwa pihaknya akan mengambil tindakan dengan mengingatkan pimpinan tertinggi tentara Malaysia agar tak melakukan hal itu.
"Pasti nanti akan diingatkan ya," ujar Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (15/6).
Moeldoko menyampaikan pihaknya sebenarnya telah bersepakat dengan panglima tentara Malaysia untuk tidak membuat hubungan antara kedua negara kembali memanas akibat isu perselisihan di sekitar Ambalat.
"Sebenarnya kami sudah bersepakat dengan panglima mereka (Malaysia) untuk masalah Ambalat jangan lagi. Kita ada di sana, kita saling menjaga saja. Kalian menjaga, saya juga menjaga. Kami sudah sepakat," kata dia.
Moeldoko mengaku belum tahu apakah akan memberikan teguran atau tidak. Pasalnya, menurut dia, dalam melakukan diplomasi harus diawali dengan peringatan halus.
"Dalam dunia diplomasi ada yang diawali dari soft dulu. Kenapa kalian mesti begitu? Kan begitu," ujar dia.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu meyakini hubungan Indonesia dan Malaysia tidak akan memanas akibat isu perselisihan di sekitar Ambalat yang luasnya mencapai 15 ribu kilometer itu.
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat ini menegaskan TNI tidak menggelar kekuatan di sekitar Blok Ambalat. "Tidak ada gelar kekuatan. Saya barusan dari sana. Tidak ada masalah," ujar Ryamizard di Garut, Jawa Barat, Jumat (12/6).
Pemerintah, menurut Ryamizard, mengedepankan dialog dalam menyelesaikan isu pertahanan dan keamanan. Apalagi, hal ini diamanatkan dalam perjanjian di antara negara ASEAN.
"Kita harus jaga persahabatan, kan sudah sepakat, 48 tahun lalu (saat pendirian ASEAN). Kalau ada perselisihan, selesaikan dengan dialog untuk mencari solusi. Tidak main tembak-tembak begitu," kata Ryamizard.
Saat ini TNI Angkatan Laut dan Angkatan Udara sedang menggelar Operasi Sakti di sekitar Blok Ambalat. Keduanya menurunkan alutsista mereka, seperti tiga KRI, dua pesawat Sukhoi 27/30, dan tiga F16 Fighting Falcon.
Sementara itu, petugas Landasan Udara Tarakan, Kalimantan Timur, sejak Januari hingga Mei tahun ini mencatat, terdapat sembilan pesawat berbendera Malaysia yang telah memasuki wilayah udara Indonesia, tepatnya di atas Blok Ambalat.
Sejak dekade 1960-an, Indonesia dan Malaysia memang kerap bersitegang terkait Blok Ambalat. Puncak perseteruan terjadi pada tahun 2002, ketika Mahkamah Internasional memenangkan Malaysia pada sengketa kepemilikan Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan yang berada di Blok Ambalat.
Credit CNN Indonesia