Senin, 05 Januari 2015

Mengintip latihan 'hellweek' Kopaska TNI AL yang bikin merinding


kopaska.

CB - Personel Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL saat ini sedang berjibaku mengevakuasi mayat korban AirAsia QZ8501. Mereka juga ditugasi menyelam ke dasar laut untuk mencari bangkai pesawat nahas itu di Perairan Pangkalanbun, Kalimantan Tengah.

Tugas yang tidak mudah karena saat ini ombak ganas menerjang dengan ketinggian hingga empat meter. Ditambah cuaca yang tidak menentu, membuat operasi ini jelas tak bisa dilakukan sembarang orang.

Kopaska adalah satuan elite di tubuh Angkatan Laut. Sudah sejak era Trikora tahun 1963 mereka kerap diterjunkan dalam misi setengah mustahil. Tapi itulah pasukan khusus.

Personelnya dipilih dari orang-orang terbaik. Selain berotot kawat dan bertulang besi, mereka juga wajib datang dari Korps Pelaut. Syarat wajib lain harus sudah pernah bertugas di kapal TNI AL selama dua tahun atau lebih.

Kenapa harus pelaut?

Pertama, anggota Pasukan Katak (Paska) harus mengetahui konsep perang laut secara menyeluruh. Misal hendak melakukan misi sabotase atau pembebasan sandera, mereka sudah harus tahu bagian-bagian kapal. Bila bukan pelaut, mereka akan kesulitan mengenal bagian-bagian dalam kapal.
Kedua, jika sudah berpengalaman dalam KRI, insting mereka akan langsung bermain di mana kamar mesin, ruang amunisi, tanki bahan bakar dan sebagainya. Hal ini jelas akan berpengaruh dalam kesuksesan misi.

Latihan pertama yang harus dijalani oleh calon personel Paska adalah hellweek. Latihan yang benar-benar menguras emosi, tenaga dan keringat sampai ke tetes terakhir.

Intip bagaimana para pasukan katak ini digembleng habis:

1.
Seperti neraka!

 "Sesuai namanya, seperti neraka! Cukup sekali seumur hidup," singkat seorang mantan anggota Paska saat ditemui di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.

Dalam buku Kopaska, Spesialis Pertempuran Laut Khusus yang diterbitkan dalam rangka 50 tahun Kopaska, dikupas soal hellweek ini.

Setiap calon Paska tak pernah diberi tahu kapan rangkaian hellweek akan dimulai. Bisa saja tiba-tiba saat mereka belajar di kelas, atau saat tidur terlelap.

Hari pertama minggu neraka ini dibuka dengan ritual melahap nasi komando bersama-sama. Nasi komando adalah hasil blenderan nasi, lauk pauk, telur mentah, minyak ikan dan terasi. Makanan ditaruh dalam satu tempat dan dimakan secara bergiliran. Jika salah satu muntah di tempat itu, maka yang berikutnya tetap harus memakan nasi komando itu sampai tandas.

Sebagai pelepas dahaga, minuman yang diberikan adalah jamu brotowali. Jamu ini memang menyehatkan, tapi mungkin merupakan minuman paling pahit di dunia.

Setiap hari porsi tekanan terus ditambah hingga benar-benar memaksa seseorang untuk bertahan di titik maksimal.

Uniknya selama pendidikan, nama mereka diganti dengan nama hewan laut. Maka nama-nama tongkol, udang, paus, kakap wajib digunakan. Nah, kadang hingga pendidikan selesai, nama ini masih melekat di antara sesama mereka.

Jika tak kuat pendidikan, silakan berhenti. Tak ada paksaan sama sekali untuk mengikuti latihan Paska ini.

Siswa yang gugur atau mengundurkan diri diminta meletakkan topi bajanya di pinggir lapangan. Dari situ kelihatan berapa orang yang telah mengundurkan diri dalam satu angkatan.


2.
Jalan masih panjang, Bro!

Bagaimana dengan yang lulus hellweek? Apakah sudah berakhir semua deraan dan siksaan?

Belum bro! Masih panjang sekali perjalanan sang calon pasukan katak ini.

Begitu lulus mereka wajib mengikuti sekolah penembak. Calon Paska dikenalkan berbagai macam senjata, mulai dari pistol, senapan serbu, hingga senapan sniper. Mereka juga diajari berbagai macam teknik tembak reaksi, antiteror dan akurasi.

Selanjutnya siswa menempuh latihan komando gunung hutan dan longmarch di Karang Tekok. Disambung lintas medan ke Ijen, Situbondo, Bromo hingga Surabaya.

Lolos komando, giliran latihan terjun harus dijalani. Mulai terjun statis, HALO, HAHO wajib diikuti para siswa Paska. Setelah itu mereka digembleng aneka praktik demolisi dan pertempuran bawah laut khusus. Latihan dilanjutkan dengan praktik intelijen di Banyuwangi dan Malang.

Total rangkaian seluruh pendidikan ini makan waktu 10 hingga 12 bulan. Setelah lulus barulah mereka berhak mengenakan brevet Pasukan Katak dan baret merah.

Tan Hana Wighna Tan Sirna, tak ada rintangan yang tak bisa diatasi!


Credit Merdeka.com

Rusia Dirikan Pusat Pertahanan Rahasia untuk Awasi Seluruh Dunia


Rusia Dirikan Pusat Pertahanan Rahasia untuk Awasi Seluruh Dunia
Prasiden Rusia Vladimir Putin (tengah), Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu (kiri), dan Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia Valery Gerasimov (kanan) di Pusat Manajemen Pertahanan Nasional. Foto: Alexey Nikolsky/RIA Novosti

Pusat Manajemen Pertahanan Nasional di Moskow mulai berfungsi penuh sebagai unit baru pemerintah Rusia sejak Senin (1/12). Unit ini telah dikembangkan oleh Kementerian Pertahanan selama satu tahun penuh berdasarkan Keputusan Presiden.

CB - Dari sebuah kompleks yang dirahasiakan, militer Rusia akan memonitor situasi di seluruh dunia. Dalam wawancara bersama Rossiyskaya Gazeta, Kepala Operasi Utama Direktorat Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia Andrey Kartapolov menjelaskan tujuan pembentukan lembaga ini serta tugas yang diemban pada masa damai mapuan dalam operasi militer.


Kartapolov menjelaskan, kini semua aliran informasi dipersempit menjadi satu saluran. Hal tersebut memungkinkan pemantauan formasi pasukan secara real-time, dalam jam atau bahkan menit tertentu. Di samping itu, unit ini juga akan terus memantau semua aktivitas yang dilakukan Kementerian Pertahanan Rusia, Angkatan Darat dan Angkatan Laut Rusia, serta membuat permintaan komando dari pemerintah dan angkatan bersenjata.
Sebagai bagian dari Kementerian Pertahanan, struktur baru ini mencakup pusat kontrol kekuatan nuklir strategis, pusat komando, dan pusat kontrol rutinitas harian angkatan bersenjata. Selain Kementerian Pertahanan, Pusat Kontrol Nasional ini mencakup dinas-dinas lain seperti MCHS dan Dinas Penjagaan Perbatasan FSB.

Pusat Kontrol Pertahanan
Lembaga pertahanan negara ini akan ikut turun tangan saat negara menghadapi ancaman militer. Peran utama akan diambil oleh kementerian yang secara langsung mengontrol angkatan bersenjata dan semua organisasi militer negara.
Selama latihan Vostok-2014, Pusat Pertahanan Nasional melakukan pemantauan di Rusia bagian timur, baik siang maupun malam. Proses latihan ini dipantau langsung menggunakan GLONASS serta laporan komandan.
Selain itu, Pusat Nasional mendapatkan gambaran objektif mengenai cara kerja kementerian dan dinas lain, sementara para ahli di lembaga tersebut mengomunikasikan sinyal kontrol ke unit dan kamp militer.
Pusat ini diharapkan dapat memonitor dan mengoordinasi semua fase produksi dan perbaikan peralatan, mulai dari penandatanganan kontrak, proses produksi, hingga pengiriman sampel senjata pada unit militer tertentu.
“Di saat yang sama, spesialis dari lembaga ini akan memantau persiapan tempat yang akan dijadikan gudang peralatan dan senjata, serta perekrutan dan pelatihan awak tempur dan awak yang akan mengoperasikannya,” kata Kartopolov.
Pusat ini akan mengoperasikan sistem peranti keras dan lunak canggih yang telah memenuhi standar masa depan. Selain itu, unit ini tak hanya diizinkan menangani krisis di dalam batas domestik, melainkan masalah yang dihadapi di seluruh belahan dunia.

Efisiensi Terbukti


Menurut Kartopolov, Pusat Pertahanan Nasional tidak akan meniru fungsi Staf Umum. Staf Umum menangani perencanaan saat ini serta prospek jangka panjang, sementara Pusat Nasional menyiapkan resolusi berdasarkan peristiwa nyata. Namun setelah resolusi diadopsi, Staf Umum akan mengambil alih tanggung jawab, mengantisipasi situasi, dan melakukan tindakan. Fungsi Pusat Nasional berubah menjadi mengomunikasikan informasi ke semua struktur yang berkepentingan dan memantau pelaksanaan tugas. Dengan kata lain, Pusat Pertahanan Nasional diperlukan ketika situasi tiba-tiba berubah, saat operasi militer akan segera dimulai.

Credit RBTH Indonesia

TNI AL Mampu Angkat Pesawat AirAsia Tanpa Dipotong


TNI AL Mampu Angkat Pesawat AirAsia Tanpa Dipotong
TNI AL siap mengevakuasi bangkai pesawat AirAsia QZ8501 dalam keadaan utuh, tanpa pemotongan bawah air. KRI Bung Tomo (kiri) dan KRI Usman Harun (kanan). 

SURABAYA (CB) - TNI AL siap mengevakuasi bangkai pesawat AirAsia QZ8501 dalam keadaan utuh, tanpa pemotongan bawah air. Pesawat bisa diapungkan di permukaan air laut, baru dinaikkan ponton menuju ke darat guna diperiksa Komisi Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT).

Kesiapan TNI Laut ini sebagai kelanjutan terdeteksinya serpihan berukuran besar yang dipastikan oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) sebagai pesawat.

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksdya TNI Ade Supandi mengatakan, pihaknya terbiasa mengangkat obyek yang tenggelam di dasar laut. Jangankan pesawat, kapal laut saja bisa diangkat.

"Kita terbiasa angkat kapal-kapal tenggelam. Pesawat Lion Air yang tergelincir di Bali itu yang angkat kita (TNI AL), Dislambair (Dinas Penyelam Bawah Air)," kata Ade jelang keberangkatan KRI Usman Harun-359 dan KRI Frans Kaisiepo-368, di Dermaga Ujung, Koarmatim, Minggu (4/1/15).

Dua kapal ini memperkuat evakuasi di Perairan Teluk Kumai. Sedangkan KRI Bung Tomo-357, ditarik ke Pangkalan Koarmatim. Ini untuk rolling armada KRI berikut awaknya.

Perwira bintang tiga ini menegaskan pihaknya memiliki pelampung yang mampu mengangkat obyek bawah air hingga kapasitas 95 ton. Untuk tonase bangkai pesawat Air Asia tidak sampai 95 ton. Karena itu, TNI AL optimis mampu mengevakuasi pesawat.

"Yang perlu dipersiapkan adalah alat untuk mengangkat (pesawat) setelah mengapung. Tidak mungkin (pesawat) dibawah ke darat. Perlu ponton untuk ke darat. Karena itu akan kita komunikasikan dengan Basarnas," rinci mantan Asrena KSAL ini.

Selama teknis penyelaman dijalankan, kata Ade, seluruh pihak di bawah Basarnas akan diajak koordinasi. Termasuk awak kapal perang negara sahabat yang ikut membantu.

Tujuannya mengantisipasi pihak pemilik kapal mengaktifkan sonar saat penyelam masuk ke dasar air. Sonar membahayakan telinga penyelam. TNI AL ingin saat penyelamnya terjun tidak ada sonar yang aktif.

Karena itu akan disepakati pemasangan bendera anti-sonarisasi ketika penyelaman dilakukan.

Ade yang baru saja dilantik Presiden Joko Widodo ini mengingatkan bahwa koordinasi evakuasi dibawah Basarnas. Dari Basarnas ada komando pengendali taktis.

Di area pencarian yang semakin menyempit perlu pengaturan. Tidak bisa rebutan. "Tidak bisa rebutan. Komandan teknis lapangan SAR harus mengatur," tukasnya.

Ade tidak menampik munculnya ego kesatuan dalam pencarian korban berikut pesawat nahas itu.

"Jangan ego-egoan di sana. Yang perlu diselamatkan pesawat dan korban yang belum ditemukan," tegasnya.

KSAL mengingatkan semua tim pencarian dari Indonesia memiliki satu bendera yang sama, Merah Putih.

"Tidak ada Pangarmabar, Pangarmatim. Demikian dengan Angkatan Udara. Soal klaim (menemukan) yang pertama ada semacam itu. Cuma itu harus dihilangkan," pungkasnya. 


Credit SINDOnews