Arab Saudi menanggungkan ekspor minyak lewat Laut Merah.
CB,
SANAA -- Kelompok Houthi mengatakan pada Selasa (31/7) bahwa mereka
siap untuk secara sepihak menghentikan serangan di Laut Merah dalam
upaya mendukung perdamaian. Hal itu disampaikan beberapa hari setelah
Arab Saudi menangguhkan ekspor minyak melalui Laut Merah menyusul
serangan terhadap tanker minyak mentah pekan lalu.
Yaman
berbatasan dengan selat Bab al-Mandeb, yang merupakan salah satu rute
perdagangan terpenting di dunia bagi kapal tanker minyak. "Penghentian
sepihak dalam operasi militer angkatan laut untuk jangka waktu terbatas
dan dapat diperpanjang dan mencakup semua front jika langkah ini
ditanggapi oleh kepemimpinan koalisi," ujar Kepala komite revolusioner
tertinggi Houthi, Mohammed Ali al-Houthi dalam sebuah pernyataan.
Tidak jelas apakah Houthi akan menghentikan serangannya dengan
segera atau berapa lama penghentian akan berlangsung. Arab Saudi
mengatakan pada Kamis bahwa pihaknya menangguhkan pengiriman minyak
melalui selat itu setelah Houthi menyerang dua tanker minyak Saudi. Satu
di antaranya mengalami kerusakan kecil.
Para pengamat
mengatakan Riyadh berusaha mendorong sekutu Baratnya mengambil langkah
serius dalam menghadapi bahaya yang ditimbulkan oleh Houthi. Hal itu
juga merupakan upaya Riyadh untuk meningkatkan dukungan dalam perang di
Yaman.
Seorang juru bicara koalisi tidak segera
berkomentar terkait hal tersebut. Pemimpin Houthi mengatakan inisiatif
kelompok itu bertujuan untuk mendukung upaya menemukan solusi politik
terhadap konflik. Menurut PBB konflik di Yaman telah menewaskan lebih
dari 10 ribu orang.
Utusan khusus PBB untuk Yaman Martin
Griffiths telah melakukan perjalanan antara pihak-pihak yang bertikai
untuk menghindari serangan koalisi di kota pelabuhan utama Hodeidah. PBB
khawatir serangan di Hodeidah akan memicu kelaparan.
Pelabuhan
Hodeidah adalah pelabuhan utama Yaman dimana sekitar 8,4 juta orang
diyakini berada di ambang kelaparan. Koalisi Arab Saudi yang didukung
Barat ikut campur dalam perang Yaman pada 2015 untuk memulihkan
pemerintah yang diakui secara internasional dan menggagalkan ambisi
ekspansi Iran di wilayah tersebut.
Area pos pemantauan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Foto/REUTERS
SOCHI
- Pemerintah Damaskus mengklaim Israel telah membantu mengevakuasi para
militan yang terusir dari Suriah untuk melarikan diri ke Amerika
Serikat (AS) dan negara-negara lain. Klaim ini disampaikan Duta Besar
Suriah untuk PBB Bashar Jaafari.
Menurutnya, serangan dari
Angkatan Darat Republik Arab Suriah telah memaksa para militan untuk
melarikan diri dari wilayah Suriah melalui Dataran Tinggi Golan yang
diduduki Israel. Dari sana, kata dia, para militan dipindahkan ke
Yordania dan kemudian dibawa ke negara-negara lain, termasuk AS.
Israel
sebelumnya mengevakuasi ratusan anggota kelompok White Helmets (Helm
Putih), kelompok sukarelawan yang didukung Barat. Kelompok ini
mempromosikan dirinya sebagai penanggap pertama bagi korban perang di
Suriah, tetapi menurut Damaskus kelompok Helm Putih bekerja sama dengan
kelompok teroris dan merencanakan serangan "bendera palsu" di Suriah.
Serangan
"bendera palsu" adalah serangan yang sengaja dirancang untuk memfitnah
kubu lawan dengan tujuan mendapat simpati dari masyarakat internasional
yang bisa memicu agresi militer sejumlah negara kepada pihak tertuduh.
Berbicara
setelah pertemuan internasional Astana-10 di kota Sochi, Rusia, Jaafari
juga mengeluhkan serangan Israel di tanah Suriah. Dia menyampaikan
ucapan selamat kepada Tentara Suriah atas kemenangannya dalam melawan
para militan di provinsi Daraa selatan, yang sebelumnya berada di bawah
kelompok Islamic State atau ISIS.
Jaafari juga
mengkritik pendudukan Turki atas wilayah-wilayah di Suriah utara.
Menurutnya, Ankara tidak memenuhi kewajibannya mengenai apa yang disebut
sebagaai zona de-eskalasi di kawasan itu, termasuk di Provinsi Idlib.
"Otoritas
Turki mengirim pasukan bersenjata berat ke sana, dan kita semua
menyaksikan tindakan militer Turki di wilayah ini, hingga Afrin, yang
mereka tempati. Dan mereka menduduki permukiman lain," ujarnya, seperti
dikutip Russia Today, Rabu (1/8/2018).
Jaafari mengatakan bahwa
Turki adalah satu-satunya negara yang telah melanggar kewajibannya
berdasarkan perjanjian Astana, dan mencatat bahwa mata uang Turki, Lira,
telah diperkenalkan di daerah-daerah yang dikendalikan Ankara.
Diplomat
Suriah itu menegaskan bahwa AS dan sekutunya harus segera meninggalkan
wilayah Suriah, karena kehadiran mereka ilegal menurut hukum
internasional. Koalisi pimpinan AS di Suriah belum diundang oleh
pemerintah Damaskus, dan belum diberikan otorisasi oleh Dewan Keamanan
PBB.
Jaafari ingin melihat Idlib kembali ke pangkuan Suriah
melalui rekonsiliasi nasional, tetapi dia juga memperingatkan bahwa
Tentara Suriah memiliki kapasitas yang cukup untuk melakukannya dengan
cara militer jika diperlukan.
Rusia
mengecam Amerika Serikat (AS) karena menolak untuk berpartisipasi dalam
putaran ke 10 pembicaraan internasional mengenai Suriah di Sochi,
Rusia. Foto/Istimewa
MOSKOW
- Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova mengecam
Amerika Serikat (AS) karena menolak untuk berpartisipasi dalam putaran
ke 10 pembicaraan internasional mengenai Suriah di Sochi, Rusia.
"Moskow
mengundang Washington ke pembicaraan Suriah dalam format Astana yang
berlangsung kemarin dan hari ini sebagai pengamat, tetapi pihak AS
menolaknya," kata Zakharova dalam sebuah pernyataan.
"Tanggapan
ini disesalkan, dengan mengingat bahwa Washington secara konstan
memberikan jaminan bahwa ia bersedia membantu berjalannya upaya damai
melalui jalur politik di Suriah," sambungnya, seperti dilasnir Xinhua
pada Selasa (31/7).
Dia menuturkan, Moskow melihat keengganan AS
untuk mengirim perwakilan ke Sochi sebagai keinginan untuk menurunkan
pentingnya format Astana dan mendiskreditkan pelaksanaan upaya-upaya
mediasi di Suriah, yang tidak dapat dikendalikan Washington. AS menolak
hadir, karena mereka hanya mengakui proses pembicaraan di Jenewa yang
ditengahi PBB.
Menurut Zakharova, proses Astana sama sekali bukan
alternatif dari pembicaraan Jenewa yang disponsori PBB. Dia juga
mengatakan bahwa seruan AS untuk memprioritaskan proses Jenewa tampak
tidak jujur. Alasannya, utusan khusus PBB untuk Suriah Staffan de
Mistura turut mengambil bagian dalam pertemuan di Sochi.
Sejalan
dengan proses Jenewa, sembilan putaran pembicaraan Suriah telah diadakan
di ibukota Kazakhstan, Astana sejak Januari 2017, dengan Rusia, Turki
dan Iran sebagai mediator. Pembicaaan berpindah dari Astana ke Sochi
Rusia untuk pertama kalinya. Hasil paling signifikan dari pembicaraan
sebelumnya adalah pembentukan empat zona de-eskalasi di Suriah.
Presiden Iran Hassan Rouhani. ((Bozoglu/Pool via Reuters)
London (CB) - Para pejabat tinggi Iran pada Selasa menolak
tawaran Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengadakan
pembicaraan tanpa syarat.
Mereka menganggap tawaran itu sebagai langkah tak berguna dan "suatu
penghinaan" setelah Trump bertindak akan memberlakukan sanksi-sanksi
atas Teheran menyusul penarikannya dari perjanjian nuklir.
Secara terpisah, Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan penolakan Trump
terhadap persetujuan itu yang dicapai tahun 2015 merupakan tindakan
"ilegal" dan Iran tidak akan mudah terganggu dengan kampanye baru
Washington untuk mencekik ekspor minyak vital Iran.
Pada Mei, Trump menarik AS keluar dari perjanjian multilateral yang
dirampungkan sebelum ia naik ke tampuk kekuasaan, mengecamnya sebagai
keuntungan sepihak bagi Iran. Pada Senin, ia menyatakan bahwa ia akan
betemu dengan Rouhani tanpa syarat untuk membahas cara memperbaiki
hubungan.
Kepala Dewan Strategi tentang Hubungan Luar Negeri Iran mengatakan pada
Selasa, Teheran melihat tak ada manfaat dalam tawaran Trump, yang dibuat
hanya sepekan setelah ia memperingatkan Iran bahwa negara itu
menghadapi konsekuensi mengerikan yang pernah diderita dalam sejarah
jika Iran mengancam Washington.
"Berdasarkan pengalaman buruk kita dalam perundingan-perundingan dengan
Amerika dan berdasarkan pelanggaran pejabat AS atas komitmen mereka,
sudah alamiah bahwa kami melihat tak ada nilai dalam proposalnya," kata
Kamal Kharrazi, yang dikutip kantor berita resmi Fars.
"Trump seharusnya memberikan ganti rugi atas pengunduran dirinya dari
perjanjian nuklir serta memperlihatkan bahwa dia menghormati komitmen
para pendahulunya dan hukum internasional," kata Kharrazi, mantan
menteri luar negeri.
Dewan itu dibentuk Pemimpin Tertinggi Iran Ayatulloh Ali Khamenei untuk
membantu merumuskan kebijakan-kebijakan berjangka panjang bagi Republik
Islam itu.
Langkah Trump untuk memaksa Iran melakukan perundingan baru kini
menggabungkan kembali orang-orang beraliran keras penentang perjanjian
nuklir dan kalangan moderat seperti Rouhani, yang memperjuangkannya
untuk mengakhiri kebuntuan dengan kekuatan-kekuatan Barat yang
melumpuhkan perekonomian Iran.
Ali Motahari, wakil ketua parlemen Iran yang dipandang sebagai tokoh
dari kelompok moderat Iran, mengatakan bahwa berunding dengan Trump
sekarang "akan merupakan penghinaan".
"Kalau Trump tidak menarik diri dari perjanjian nuklir dan tidak
memberlakukan sanksi-sanksi (baru) atas Iran, tak akan ada masalah untuk
berunding dengan Amerika," kata dia kepada kantor berita IRNA.
Menteri Dalam Negeri Iran Abdolreza Rahmani Fazli mengatakan Teheran tak
percaya Washington sebagai mitra berunding. "Amerika Serikat tak dapat
dipercaya. Bagaimana kita bisa mempercayai negara itu, yang menarik diri
secara sepihak dari perjanjian nuklir?" kata Fazli yang dikutip kantor
berita setengah resmi Fars.
Seorang pembantu senior untuk Rouhani mengatakan satu-satunya jalan
kembali ke pembicaraan ialah Washington harus kembali ke perjanjian
nuklir, demikian Reuters.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (REUTERS/Leah Millis/File Photo)
Bagaimana Trump bisa membuktikan kepada bangsa Iran bahwa dia memang berniat untuk berunding
London, (CB) - Sejumlah pejabat tinggi Iran pada Selasa
menolak tawaran perundingan dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump
dengan menyebutnya sebagai "penghinaan" dan langkah tidak berguna.
Meski menawarkan perundingan, Trump kembali memberlakukan sanksi ekonomi
kepada Teheran, yang mulai berlaku pada Rabu, usai menarik diri dari
kesepakatan nuklir internasional pada Mei lalu.
Secara terpisah, Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan bahwa mundurnya
Trump dari perjanjian nuklir 2015 adalah tindakan "ilegal" sekaligus
menegaskan pihaknya tidak akan mudah menyerah pada upaya Washington
mengucilkan Teheran dari pasar minyak internasional.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Qasemi, mengatakan
tawaran berunding dari Trump tidak sinkron dengan tindakannya karena
Washington tetap memberlakukan sanksi dan bahkan meminta negara-negara
lain untuk berhenti berdagang dengan Iran.
"Sanksi dan tekanan adalah kebalikan dari dialog," kata Qasemi sebagaimana dikutip kantor berita Fars pada Selasa.
"Bagaimana Trump bisa membuktikan kepada bangsa Iran bahwa dia memang
berniat untuk berunding, dan tidak punya tujuan populis?" kata dia.
Sementara itu kepala Dewan Strategis Hubungan Internasional Iran, Kamal
Kharrazi, mengatakan tawaran Trump sama sekali tidak berguna.
"Berdasarkan pengalaman kami bernegosiasi dengan Amerika dan
pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan terhadap komitmen mereka sendiri,
maka wajar jika kami menganggap tawaran baru ini tidak berguna," kata
Kharrazi, dikutip dari kantor berita Fars.
Di tingkat politik lokal Iran, tawaran berunding dari Trump untuk
sementara ini justru menyatukan kelompok garis keras, yang dulunya
menentang kesepakatan 2015, dan kubu pragmatis seperti Rouhani yang
ingin agar Iran tidak lagi terkucil secara ekonomi dari dunia.
Ali Motahari, wakil kepala parlemen Iran yang berasal dari kubu moderat,
mengatakan bahwa perundingan dengan Trump "akan menjadi penghinaan."
"Jika Trump tidak mundur dari kesepakatan nuklir dan tidak memberlakukan
sanksi kepada Iran, maka kita tidak akan keberatan untuk berunding
dengan Amerika," kata Motahari kepada kantor berita IRNA.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Iran Abdolreza Rahmani Fazli
mengakui pihaknya sudah kehilangan kepercayaan dengan Washington.
"Amerika Serikat sudah tidak bisa dipercaya. Bagaimana kita bisa
mempercayai negara ini saat mereka secara sepihak mundur dari perjanjian
nuklir?" kata dia kepada kantor berita Fars.
Dalam perjanjian tahun 2015, Iran diwajibkan untuk menghentikan program
pengembangan senjata nuklir mereka dengan imbalan pencabutan sanksi dari
PBB dan negara-negara Barat.
Trump mengecam kesepakatan itu karena tidak memasukkan program
persenjataan rudal Iran dan keterlibatan Teheran dalam sejumlah konflik
di Timur Tengah. Setelah menarik diri secara sepihak, Trump kemudian
memberlakukan kembali sanksi yang sempat dicabut dan meminta
negara-negara lain berhenti mengimpor minyak dari Iran mulai 4 November
mendatang.
Menanggapi situasi tersebut, Rouhani dan sejumlah pejabat militer Iran
kemudian mengancam pihaknya akan mengacaukan jalur pengapalan minyak
dari negara-negara Teluk yang melewati Selat Hormuz.
Wakil Iran untuk OPEC, Hossein Kazempour Ardebili, mengatakan bahwa
Trump salah hitung jika berharap produsen minyak lain seperti Arab Saudi
bisa menggantikan pasokan minyak dunia yang hilang dari Iran karena
sanksi terhadap Teheran.
"Sepertinya Presiden Trump tertipu Arab Saudi dan produsen lain yang
mengklaim bisa menggantikan 2,5 juta barel ekspor minyak per hari dari
Iran," kata Ardebilli.
"Sekarang mereka dan Rusia bisa menjual minyak lebih banyak dan lebih
mahal. Bahkan bukan berasal dari kenaikan produksi melainkan dari
cadangan yang mereka punya," kata dia.
AS jatuhkan sanksi ekonomi kepada Iran mulai Agustus.
CB,
TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani menyerahkan sepenuhnya nasib
pakta nuklir 2015 kepada negara-negara Eropa. Teheran dan Eropa tengah
mencari celah agar kesepakatan Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) tetap terlaksana tanpa Amerika Serikat (AS).
"Bola sekarang berada di pengadilan Eropa setelah AS keluar secara
ilegal dari pakta nuklir," kata Presiden Rouhani setelah bertemu dengan
Duta Besar Inggris untuk Iran Rob Macaire.
Rouhani
mengatakan, sejatinya Iran tidak pernah menginginkan adanya tensi di
kawasan dan tidak meminta sengketa dalam perdagangan global. Meski
demikian, dia melanjutkan, Teheran tidak akan berdiam diri ketika hak
untuk mengekspor minyak dilarang.
JCPOA telah menghindarkan
Iran dari sanksi ekonomi internasional. Keluarnya AS dari pakta nuklir
tersebut membuat Iran kembali mendapat blokade ekonomi sepihak yang
dijatuhkan Paman Sam. Rencananya, sanksi akan mulai diterapkan pada
Agustus dengan mengincar sektor perbankan dan November yang membidik
bidang perminyakan Teheran.
Rouhani mengatakan, ia beserta
sejumlah komandan militer negara mengancam akan mengganggu pengiriman
minyak dari negara-negara teluk. Hal itu akan dilakukan jika Washington
mencoba mencekik ekspor minyak Iran.
Sebelumnya, AS
menyatakan keinginannya untuk menghapus Iran dari pasar minyak dunia.
Departemen Luar Negeri AS meminta semua negara menghentikan impor minyak
dari Iran sejak November. Iran menyebut AS tengah berupaya mengurangi
penjualan minyak Iran yang menjadi sumber pendapatan negara hingga ke
titik nol.
Meski demikian, pemerintah Iran mengaku tidak
akan tunduk dengan sanksi ekonomi yang akan diberlakukan AS. Teheran
menegaskan jika mereka tidak akan pernah mengurangi produksi minyaknya.
Mereka bahkan menantang akan memberikan balasan setimpal kepada AS jika
Paman Sam bersikeras untuk melarang ekspor minyak Teheran.
Beberapa
perusahaan asal UE diketahui menjadi mitra dagang Iran setelah pakta
nuklir disepakati tiga tahun lalu. Nilai ekspor dan impor dalam bentuk
barang dan jasa UE ke Iran pada 2017 mencapai sekitar 12,9 miliar dolar
AS.
Nilai tersebut meningkat hampir dua kali lipat dari
tahun sebelumnya. Sanksi AS kepada Iran membuat perusahaan asal UE
khawatir hukuman tersebut akan mengganggu jalannya bisnis dengan Iran
jika diteruskan.
Mantan bintang kriket Pakistan yang menjadi
politikus, Imran Khan. Ketua Partai Pakistan Tehreek-e-Insaf itu
memberikan suaranya dalam pemilu di Islamabad, Pakistan, Rabu (25/7).
Foto: AP Photo/Anjum Naveed
Narendra Modi mengucapkan selamat atas kemenangan Imran Khan.
CB,
ISLAMABAD -- Perdana Menteri India Narendra Modi telah melakukan
komunikasi dengan perdana menteri terpilih Pakistan, Imran Khan pada
Senin (30/7). Modi memberi ucapan selamat atas kemenangan partai Khan
dalam pemilihan umum Pakistan. Dalam komunikasi itu kedua pemimpin juga
membahas perdamaian regional.
Itu adalah komunikasi pertama mereka sejak partai Khan Pakistan
Tehreek-e-Insaf (PTI) menang dalam pemilu pekan lalu, walaupun oposisi
menuduh pemilu telah dicurangi. Hubungan kedua negara telah memburuk
dalam beberapa tahun terakhir. Pembicaraan perdamaian telah terhenti di
tengah upaya diplomatik dan penembakan militer yang terjadi di
perbatasan Garis Kontrol yang membagi wilayah Kashmir.
Khan,
yang akan menjadi perdana menteri Pakistan berikutnya kini berusaha
mencari mitra koalisi melalui kandidat independen dan partai-partai
kecil. Menurut sebuah pernyataan oleh Kementerian Luar Negeri India
dalam komunikasi dengan Khan, Modi mengulangi visinya tentang perdamaian
dan pembangunan di seluruh wilayah. Modi juga berharap agar demokrasi
semakin mengakar di Pakistan.
Khan menyatakan dalam pidato
kemenangannya bahwa dia ingin menyelesaikan perselisihan wilayah yang
berkepanjangan atas Kashmir. "Jika India datang dan mengambil satu
langkah ke arah kami, kami akan mengambil dua langkah," katanya.
Tim
media Khan mengaku telah memberi tahu Modi bahwa kedua negara harus
fokus pada penanganan kemiskinan. Khan juga menyampaikan kepada Modi
bahwa masalah kedua negara harus diselesaikan melalui pembicaraan.
"Perang hanya semakin meningkatkan tragedi daripada memfasilitasi
penyelesaian konflik," katanya.
Para pengamat Uni Eropa
mengatakan ada ketidakseimbangan selama pemilu. Partai saingan yang
dipimpin oleh mantan perdana menteri Nawaz Sharif menghadapi hambatan
besar selama pemilu. AS juga telah menyatakan keprihatinan tentang
kelemahan pelaksanaan pemilu.
Khan berjanji akan
menyelidiki semua klaim kecurangan. Ia juga berjanji untuk membangun
Pakistan baru dan menciptakan negara Islam yang sejahtera.
Beberapa
pengamat mengatakan demokrasi di Pakistan telah dilemahkan karena
campur tangan angkatan bersenjata. Baik Khan maupun militer menolak
klaim tersebut.
Mayoritas Muslim Pakistan telah mengkritik
India dalam beberapa tahun terakhir. Kritik khususnya terkait sikap
keras pemerintah India di Kashmir dan kekerasan yang dilanda muslim
India.
India menyalahkan Pakistan karena memicu
pemberontakan di Kashmir. Pemerintah Modi telah menolak pembicaraan
damai kecuali Islamabad mengambil sikap dalam menghadapi kelompok
militan yang beroperasi di wilayahnya dan melawan India.
India
dan Pakistan telah berperang tiga kali sejak kemerdekaan dari Inggris
pada 1947, dua di antaranya menyangkut Kashmir, yang keduanya mengklaim
penuh tetapi memerintah sebagian. Dalam tanggapan pertamanya terhadap
kemenangan Khan, Kementerian Luar Negeri India berharap pemerintah baru
Pakistan akan bekerja untuk Asia Selatan yang bebas teror.
Jakarta, CB -- Pejabat militerKorea Utara dan Korea Selatan bertemu
di Desa Gencatan Senjata Panmunjom pada Selasa (31/7) pagi demi
mendiskusikan upaya mengurangi aktivitas permusuhan di perbatasan.
Delegasi
kedua negara bertemu di Rumah Perdamaian sekitar 10.00 waktu lokal.
Kepala delegasi Korsel, Mayor Jenderal Kim Do-gyun, mengatakan pertemuan
hari ini dilakukan untuk membahas upaya kedua negara mengurangi
ketegangan militer dan aktivitas permusuhan di perbatasan.
"Melalui pertemuan ini, kami ingin memaksimalkan usaha untuk mengurangi
ketegangan militer antara kedua Korea dan menghasilkan langkah-langkah
praktis untuk membangun rasa saling percaya," ujar Kim Do-gyun kepada
wartawan sebelum berangkat ke Panmunjom.
Pengurangan ketegangan,
paparnya, dilakukan sebagai salah satu implementasi Deklarasi Panmunjom
yang telah disepakati Presiden Moon Jae-in dan pemimpin tertinggi Korut,
Kim Jong-un, pada April lalu.
Pertemuan antara pejabat militer ini merupakan yang kedua
kali setelah tatap muka perdana bulan lalu gagal menghasilkan
kesepakatan signifikan mengenai langkah membangun kepercayaan dan
pengurangan senjata di perbatasan.
Dikutip The Strait Times,
sejumlah pihak berharap kedua delegasi akan membahas penarikan pasukan
dan peralatan dari zona demiliterisasi (DMZ) perbatasan kedua negara.
Penarikan pasukan dianggap upaya mengubah simbol DMZ yang semula
dipenuhi pengamanan ketat militer menjadi simbol perdamaian kedua Korea.
Pekan lalu, Kementerian Pertahanan Nasional mengatakan rencana penarikan
pasukan tengah dipertimbangkan "atas dasar percobaan" sampai penarikan
total memungkinkan.
Dalam pertemuan hari ini, Kim Do-gyun
ditemani oleh sejumlah pejabat Kementerian Pertahanan Nasional, pejabat
Kantor Kepala Staf Militer Gabungan, Kementerian Unifikasi, dan Kantor
Kepresidenan Korsel.
Sementara itu, dari pihak Korut, Letnan
Jenderal An Ik San hadir sebagai kepala delegasi yang didampingi oleh
sejumlah pejabat militer angkatan darat dan angkatan laut.
Jakarta, CB -- Guna memanfaatkan momentum peningkatan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Belize, Duta Besar RI untuk Meksiko merangkap Belize, Yusra Khan, telah melantik Konsul Kehormatan Indonesia pertama di Belize, Nyonya Diana Fuller pada Senin (30/7).
Bertempat
di Kiki Witz Resort, dan disaksikan oleh Chief Executive Officer
Kementerian Luar Negeri Belize, Dubes Patrick Andrews beserta para
pejabat Kemlu Belize lainnya, Duta Besar RI menyampaikan Keppres No.
62/M Tahun 2017 mengenai pengangkatan Konsul Kehormatan RI kepada Nyonya
Diana Fuller, yang menandakan resminya yang bersangkutan menjabat
sebagai Konsul Kehormatan RI di Belize.
"Sebagai upaya untuk
lebih memajukan hubungan dengan Belize, maka langkah untuk mendorong
peningkatan perdagangan, investasi serta kerjasama teknis menjadi fokus
dalam kerjasama kedua negara. Untuk itu, saya percaya dengan koneksi dan
informasi bisnis yang dimiliki oleh Konsul Kehormatan RI di Belize,
bersama kita akan mampu mencapai hal tersebut," kata Dubes RI Yusra Khan
dalam sambutan pada acara pelantikan Nyonya Diana Fuller.
Selanjutnya Dubes RI Yusra Khan memperkenalkan Konsul Kehormatan RI
kepada undangan kalangan diplomatik pada resepsi yang diadakan segera
setelah pelantikan. Turut hadir antara lain Dubes El Salvador, Dubes
Guatemala, Dubes Honduras, Dubes Brazil, wakil Dubes Inggris, wakil
Dubes AS, wakil Dubes Kosta Rika, kalangan bisnis setempat dan warga
diaspora Indonesia di Belize.
Meskipun Belize dan Indonesia baru membuka hubungan
bilateral pada 9 Juli 2014, namun kedua negara secara perlahan namun
pasti terus meningkatkan interaksi di berbagai bidang. Antara lain
pemberian beasiswa Darmasiswa, pendidikan Diplomat Indonesia kepada
diplomat Belize, kunjungan tim kesenian, budaya dan kuliner KBRI Mexico
City ke Belize pada 2016.
Dengan penunjukan Nyonya Diana Fuller,
seorang pebisnis terkemuka Belize dan Direktur dari Fultec Systems Ltd.
(sebuah perusahaan IT tertua di Belize) serta memiliki jaringan luas di
kalangan bisnis serta pemerintahan Belize, sebagai Konsul Kehormatan RI
maka diharapkan ke depannya hubungan kedua negara dapat meningkat pesat
secara politik, ekonomi, sosial budaya serta people-to-people contact.
Pelantikan Konsul Kehormatan RI untuk Belize juga telah dimanfaatkan
Kepala ITPC Mexico City untuk melakukan eksibisi kecil bagi produk
makanan dan mesin packaging Indonesia sambil mempromosikan Trade Expo
Indonesia 2018 kepada kalangan bisnis yang hadir. Kalangan bisnis Belize
diundang dan diharapkan dapat hadir pada TEI 2018 yang akan datang.
Belize
berada di Tenggara Meksiko dan berbatasan langsung dengan Guatemala,
berpenduduk kl 330.000 jiwa dengan penghasilan utama berasal dari produk
pertanian, perikanan laut dan turis. Jumlah turis yang berkunjung ke
Belize mencapai 1,3 juta/tahun dan sektor ini menyumbang kurang lebih 40
persen dari total GDP nya.
Kapal
perang China sedang menuju ke Darwin untuk latihan tempur gabungan
Amerika Serikat, Australia dan puluhan negara lain. Foto/ABC.net.au
SYDNEY
- Sebuah kapal perang China sedang menuju ke Darwin untuk bergabung
dengan pasukan Australia, Amerika Serikat (AS) dan puluhan negara lain
dalam latihan tempur gabungan. Bergabungnya militer China ini
mengejutkan, karena Beijing sedang bersitegang dengan Washington terkait
sejumlah masalah termasuk krisis Laut China Selatan.
Ada 27 negara yang diundang dalam Exercice KAKADU (Latihan KAKADU), termasuk Indonesia. Namun, belum jelas apakah Indonesia ikut bermanuver atau menjadi pemantau.
Menurut laporan ABC, Beijing telah mengindikasikan akan mengerahkan unit armada utamanya untuk Exercise KAKADU
selama akhir Agustus hingga pertengahan September. Ini akan menjadi
yang pertama kali bagi China mengambil bagian dalam latihan perang
dengan Australia.
Laporan partisipasi perdana China dalam latihan
maritim KAKADU muncul beberapa bulan setelah AS tidak mengundang
Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China untuk mengambil bagian dalam
latihan serupa di lepas Hawaii yang dikenal sebagai RIMPAC.
Pada bulan April, ABC melaporkan
ada tiga kapal perang Australia yang nyaris konfrontasi dengan militer
China ketika ketiganya melakukan perjalanan melalui Laut China Selatan.
Tahun
lalu, kapal mata-mata China berteknologi tinggi juga dilaporkan sedang
memantau latihan militer perang gabungan Talisman Saber antara Australia
dan AS di lepas pantai Queensland.
Selain Indonesia, beberapa
negara lain yang diundang ke latihan perang gabungan di Darwin di
antaranya Kamboja, Uni Emirat Arab hingga Inggris. Namun, Inggris telah
menolak untuk mengambil bagian.
"Latihan maritim utama Angkatan
Laut Australia berusaha menghasilkan kemitraan keamanan yang aktif dan
efektif antara Australia dan kawasan kita," kata Departemen Pertahanan
Australia dalam sebuah pernyataan, Rabu (1/8/2018).
Sumber senior Departemen Pertahanan mengatakan kepada ABC bahwa
kapal perang China diperkirakan akan melakukan beberapa pelatihan
bersama kapal-kapal Australia dan Amerika, tetapi akan dikeluarkan dari
kegiatan-kegiatan tertentu karena alasan keamanan.
Latihan KAKADU
2018 akan berlangsung di Darwin dan di Australia utara mulai 30 Agustus
hingga 15 September. Lebih dari 2.000 personel militer akan dilibatkan.
Latihan
yang digelar setiap dua tahun ini untuk membangun dan memperkuat rasa
saling pengertian dan interoperabilitas dalam domain maritim melalui
serangkaian pelatihan dan kegiatan keterlibatan.
Gedung American Institute in Taiwan (AIT) yang dianggap sebagai Kedutaan AS secara de facto di Taiwan. Foto/REUTERS
BEIJING
- Amerika Serikat (AS) akan dianggap melakukan invasi militer terhadap
China jika mengirim marinirnya untuk menjaga kedutaan AS de facto di Taiwan, American Institute in Taiwan (AIT). Penilaian itu muncul dari media pemerintah Beijing.
Sebuah
laporan baru menunjukkan personel militer AS disiapkan untuk dikerahkan
ke gedung AIT baru di Taiwan untuk melindungi personel AS di sana.
"Beijing akan menganggap langkah semacam itu sebagai subversi dari kebijakan satu-China," tulis media pemerintah Beijing, Global Times, dalam editorialnya, hari Senin.
"Alasan
bagi Beijing untuk menyebarkan peningkatan jumlah tindakan pencegahan
harus dihadapi Washington," lanjut editorial tersebut.
David An,
peneliti senior di Global Taiwan Institute, dalam sebuah catatan
mengatakan Departemen Luar Negeri AS belum memutuskan apakah marinir
Washington akan ditempatkan di gedung AIT atau tidak.
AIT,
meskipun difungsikan layaknya kedutaan AS, secara teknis itu bukan
kantor kedutaan. Perbedaan persepsi ini telah memicu "aksi main mata"
diplomatik secara halus antara Washington, Taipei dan Beijing.
Pertanyaan
lain yang belum dijawab AS adalah apakah anggota layanan AS di gedung
AIT akan mengenakan seragam militer atau pakaian sipil.
"Perasaan saya adalah bahwa keputusan akhir masih dalam pertimbangan di dalam Departemen Luar Negeri AS," kata An kepada Sputnik, yang dikutip Selasa (31/7/2018).
Meskipun belum ada kejelasan, Global Times
meluncurkan peringatan keras dalam editorialnya. "Jika marinir AS
secara terbuka di AIT berada dalam seragam mereka, akan diperlakukan
oleh Beijing sebagai subversi berat dari kebijakan satu-China atau
bahkan invasi militer AS di tanah China," tulis media China tersebut.
"AIT
juga akan dianggap sebagai benteng utama untuk invasi AS ke China.
Pemerintah Taiwan pimpinan Tsai Ing-wen akan didefinisikan sebagai
kelompok pengkhianat. Dari perspektif strategis, AIT akan menjadi tempat
yang paling tidak aman di Taiwan dan jadi sekering peledakan untuk
bentrokan," lanjut Global Times.
China sampai saat ini
menganggap Taiwan sebagai provinsinya yang nakal. Beijing tidak akan
membiarkan wilayah itu lepas atau merdeka dari China.
Krisis
Taiwan ini menambah ketegangan dalam hubungan AS-China yang saat ini
sedang terlibat perang dagang. "Kami jelas memiliki masalah kronis
dengan China," kata Robert Lighthizer, perunding perdagangan tingkat
tinggi AS, dalam paparannya di hadapan Senat pekan lalu.
"Beberapa
masalah akan ditangani dalam waktu singkat," ujarnya."(Tapi), secara
terarah, kita akan memiliki masalah dengan China yang akan berlangsung
selama bertahun-tahun."
Serangan
bom mobil mengguncang sebuah pos pemeriksaan militer di Filipina
selatan, Selasa (31/7/2018). Sebanyak sepuluh orang tewas dan beberapa
lainnya terluka. Foto/Inquirer/Basilan LGU
JAKARTA
- Kementerian Luar Negeri Indonesia menyatakan telah menginstrusikan
Konsulat Jenderal Indonesia (KJRI) di Davao, Filipina, untuk menyelidiki
laporan adanya warga negara Indoesia (WNI) yang terlibat dalam serangan
bom bunuh diri di wilayah Basilan.
"Kemlu telah meminta KJRI
Davao meminta informasi resmi apakah ada WNI yang menjadi korban atau
diduga pelaku dalam bom basilan. Sejauh ini otoritas setempat belum
mengindikasikan adanya WNI sebagai korban maupun pelaku," kata Kemlu RI
dalam sebuah pernyataan yang diterima Sindonews pada Selasa (31/7).
Seperti
diketahui, Sebuah bom mobil mengguncang pos pemeriksaan militer di
Filipina selatan, pagi tadi. Data sementara, sepuluh orang tewas,
termasuk seorang tentara.
Para pejabat Filipina mencurigai para
militan yang memiliki hubungan dengan kelompok ISIS sebagai pelaku
serangan. Seorang pejabat di Pulau Basilan mengatakan, ledakan terjadi
beberapa saat setelah pasukan menghentikan sebuah kendaraan dan
berbicara dengan sopir.
Basilan adalah benteng dari kelompok Abu
Sayyaf, yang terkenal karena aksi penculikan. Wilayah itu juga "rumah"
dari mantan emir ISIS Asia Tenggara yang terbunuh tahun lalu.
Pemboman
dengan kendaraan sangat jarang terjadi di Filipina selatan, meskipun
ada kekerasan yang melibatkan kelompok separatis dan Islamis selama
beberapa tahun. Ketidakstabilan di wilayah itulah yang menarik para
ekstremis asing berdatangan.
"Kami tidak tahu apa targetnya,
tetapi itu diledakkan sebelum waktunya," kata Letnan Kolonel Mon
Almodovar, komandan satuan militer setempat kepada saluran berita ANC.
Seorang
tentara, lima anggota milisi dan empat warga sipil, termasuk seorang
ibu dan anaknya, tewas. Yang lain terluka, tetapi jumlah tepatnya belum
jelas.
Gubernur Basilan, Jim Saliman, mengaku telah menerima
laporan bahwa Abu Sayyaf bertanggung jawab atas serangan ini. Namun, dia
belum bisa merincinya secara detail.
Satu keluarga imigran pengungsi Rohingya asal
Myanmar ketika merayakan Lebaran 2018, di tempat penampungan sementara
milik Imigrasi Medan, Sumatera Utara, Jumat (15/6).
Foto: Antara/Septianda Perdana
Myanmar mengkaim tidak memiliki niat melakukan pembersihan suku Rohingya.
CB,
YANGON -- Myanmar membentuk komisi untuk menyelidiki tuduhan
pelanggaran hak asasi manusia di negara bagian bergolak Rakhine.
Diplomat Filipina Rosario Manalo dan mantan Duta Besar Jepang untuk PBB,
Kenzo Oshima mengatakan komisi beranggota empat orang itu terdiri atas
dua anggota lokal dan dua anggota internasional.
Diplomat Filipina Rosario Manalo dan mantan Duta Besar Jepang untuk
PBB, Kenzo Oshima menjadi anggota internasional. Manalo, 82 tahun,
mantan wakil menteri luar negeri Filipina, akan memimpin komisi
tersebut.
Dua anggota lokal ialah pengacara Mya Thein dan
ekonom dan mantan pejabat PBB Aung Tun Thet. Pada tahun lalu, Aung Tun
Thet diangkat pemimpin Aung San Suu Kyi menjadi peran kunci dalam
tanggapan Myanmar atas krisis Rohingya. Pada April, dia mengatakan
kepada harian Bangladesh bahwa Myanmar 'tidak memiliki niat melakukan
pembersihan suku'.
"Komisi
independen ini akan menyelidiki tuduhan-tuduhan pelanggaran HAM dan
isu-isu terkait, setelah serangan-serangan teroris oleh ARSA," kata
kantor Presiden Win Myint, merujuk kepada Tentara Penyelamat Rohingya
Arakan, sebuah kelompok bersenjata Rohingya.
Lebih dari 700
ribu orang etnis Rohingya meninggalkan negara bagian Rakhine di barat
Myanmar. Mereka meninggalkan Myanmar setelah tindakan keras oleh militer
yang dimulai Agustus lalu sebagai tanggapan atas serangan-serangan oleh
ARSA terhadap pos keamanan.
Myanmar telah menolak
tuduhan-tuduhan melakukan pembersihan etnis dan membantah sebagai besar
laporan melakukan kekejaman. Sebaliknya, Myanmar menyalahkan 'teroris'
Rohingya.
Komisi itu adalah salah satu dari beberapa yang
dibentuk dalam beberapa bulan terakhir untuk menyelesaikan masalah di
negara bagian Rakhine.
Yingluck
kabur dari Bangkok pada Agustus lalu untuk menghindari penjara, karena
skema subsidi beras yang menyebabkan Thailand menderita kerugian
miliaran dolar. Foto/Istimewa
BANGKOK
- Thailand telah meminta Inggris untuk mengekstradisi mantan Perdana
Menteri, Yingluck Shinawatra, yang digulingkan dalam kudeta pada 2014
dan dijatuhi hukuman penjara karena diduga melakukan korupsi.
Yingluck
meninggalkan Thailand pada Agustus lalu untuk menghindari penjara,
karena skema subsidi beras yang menyebabkan kerugian miliaran dolar. Dia
telah membantah melakukan kesalahan dan mengatakan persidangan bermotif
politik.
Mahkamah Agung Thailand dalam sidang yang tidak
dihadiri oleh Yingluck atau in absentia, pada bulan September tahun lalu
memutuskan untuk menjatuhi hukuman lima tahun penjara kepada Yingluck.
Perdana
Menteri Thailand, Prayuth Chan-ocha mengatakan telah secara resmi
menyampaikan permintaan esktradisi kepada Inggris. Dia menyebut, itu
adalah prosedur yang diperlukan antara kedua negara yang memilki
perjanjian ekstradisi.
Prayuth, seperti dilansir Reuters pada
Selasa (31/7) menuturkan, permintaan itu disampaikan karena Bangkok
sadar bahwa mereka tidak bisa datang ke Inggris dan menangkap Yingluck
secara langsung.
"Kami tidak bisa pergi dan menangkap orang di
luar negeri sehingga terserah negara itu untuk menangkap dan mengirim
(dia) kepada kami," kata Prayuth dalam sebuah pernyataan.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Robert Mueller. AP Photo/Carolyn Kaster, Foto/qz.com
CB, Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengecam penyelidikan dugaan intervensi Rusia pada pemilu Presiden AS yang dipimpin penasehat khusus Robert Mueller.
Serangan yang bersifat pribadi ini terjadi hanya dua hari menjelang
dimulainya pengadilan terhadap bekas manajer kampanye pilpres Trump
yaitu Paul Manafort di Virginia. Manafort diduga menggelapkan dana
kampanye dan menerima uang dari individu Rusia tertentu.
“Apakah
Robert Mueller akan membuka konflik kepentingannya terkait Presiden
Trump, termasuk fakta bahwa kita memiliki hubungan bisnis yang buruk.
Saya menolaknya untuk mengepalai FBI (sehari sebelum penunjukannya
sebagai penasehat khusus) & Comey teman dekatnya,” kata Trump dalam
rangkaian cuitan pada Ahad, 29 Juli 2018.
James Comey adalah bekas direktur FBI, yang diberhentikan Trump pada pertengahan 2017.
Gaya
Presiden Terpilih AS, Donald Trump saat menunjuk mantan pesaingnya,
Hillary Clinton dalam debat calon presiden di Washington University, St.
Louis, AS, 9 Oktober 2016. AP Photo/Patrick Semansky
Trump
kembali menyebut penyelidikan itu sebagia sebuah ‘rekayasa perburuan
penyihir’ untuk mencari-cari kesalahannya sambil mengabaikan bekas
kandidat capres Hillary Clinton, yang menurutnya bersalah. “Maka
perburuan penyihir ini sebuah penipuan ilegal!,” kata Trump.
Trump
mempertanyakan investigasi Mueller yang justru tidak mencari bukti
aktivitas kriminal sebenarnya terkait kolusi dengan Rusia dari para
petinggi Partai Demokrat.
Menurut CNN, cuitan Trump ini merupakan
upaya sistematis untuk mendeskreditkan apapun temuan tim investigasi
Mueller, yang menurutnya terdiri dari 17 orang penyelidik pro Partai
Demokrat dari sebelumnya 13 orang.
“Serangan-serangan Trump
sebelumnya dianggap efektif untuk memperkeras opini para pendukung
Partai Republik untuk menolak investigasi itu,” begitu dilansir CNN.
Serangan
verbal Trump ini juga terjadi beberapa hari setelah beberapa media
termasuk NBC News melaporkan bekas pengacara Trump yaitu Michael Cohen,
bakal bekerja sama dengan Mueller soal pertemuan antara empat orang
Rusia dengan anak Trump yaitu Donald Trump Jr di TrumpTower.
Menurut NBC News,
Cohen mengaku mendengar langsung Trump mendapat laporan soal rencana
pertemuan ini dan menyetujuinya. Soal ini, Trump telah membantahnya.
“Saya tidak tahu mengenai pertemuan antara anak saya Don Jr. Terdengar
seperti seseorang sedang berusaha membuat cerita,” cuit Trump.
Terkait berbagai cuitan Trump ini, New York Times melaporkan Mueller sedang mencermati apakah cuitan itu mewakili niat buruk untuk menghambat proses investigasi.
Deputi Direktur Partai Oposisi Kamboja, CNRP, Monovithya Kem
menuntut pemilu Kamboja diulang dalam konferensi pers di Jakarta, Senin,
30 Juli 2018.
CB, Jakarta - Partai oposisi Cambodia National Rescue Party atau CNRP, menuntut pemilu Kamboja
diulang. CNRP menolak pelaksanaan pemilu yang diadakan pada hari
Minggu, 29 Juli 2018 karena melanggar konstitusi, palsu dan penuh
rekayasa.
"Kami perlu mengadakan pemilu ulang. Kami tidak menerima
pemilihan yang partai oposisi utama tidak ikut serta dalam pemilu,"
kata Deputi Direktur untuk Urusan Luar Negeri CNRP, Monovithya Kem
kepada Tempo usai berbicara dalam konferensi pers bertajuk
Cambodia:Election Without Democracy di Jakarta, Senin, 30 Juli 2018.
Menurut
Monovithya, pemilu yang diadakan kemarin tidak berdasarkan konstitusi
Kamboja. Begitu juga langkah keras yang diambil pemerintah Kamboja di
bawah pimpinan Perdana Menteri Hun Sen menjelang pemilu, yakni
membubarkan CNRP dan pemenjaraan ayahnya, Kem Sokha sebagai Ketua CNRP
atas tuduhan pengkhianat Kamboja.
Monovithya mengatakan, pemilu ulang merupakan tujuan utama CNRP untuk
didesakkan kepada pemerintah Kamboja dan masyarakat internasional.
CNRP
juga meminta masyarakat internasional menyuarakan hal sama, yakni
menolak hasil pemilu Kamboja yang membawa Hun Sen kembali memimpin
Kamboja untuk lima tahun ke depan. Hun Sen yang berkuasa sejak tahun
1985 akan menjadi perdana menteri terlama di dunia dengan berkuasa
selama 33 tahun.
CNRP merencanakan pemilu ulang digelar sebelum
lima tahun masa pemerintahan Hun Sen hasil pemilu 29 Juli. Namun, dia
tidak merinci mekanisme pemilu ulang dapat dilakukan.
Partai
Rakyat Kamboja atau CPP menang telak dalam pemilu 29 Juli 2018. Pemilu
ini dihujani kritik setelah pemerintahan Perdana Menteri Hun Sen
membubarkan partai oposisi, CNRP. Sumber: TEMPO/Suci Sekar
Wakil
Ketua CNRP Mu Sochua saat konferensi pers mengatakan Hun Sen telah
mempersiapkan jalan untuk memenangkan pemilu sejak lama lewat tindakan
keras seperti memenjarakan Kem Sokha, membubarkan CNRP dan mengancam
rakyat yang boikot pemilu sebagai pengkhianat.
Selain itu, kata Mu Sochua, Hun Sen juga mengiming-imingi petani dengan pemberian bantuan jika partainya menang dalam pemilu.
CNRP
menegaskan partai berkuasa, Cambodian People Party atau CPP, telah
melanggar konstitusi dan komitmen internasional terhadap negara ini.
Demokrasi
mati di Kamboja dengan pelaksanaan pemilu 29 Juli 2018. Pemilu menandai
hari kelam dalam sejarah Kamboja. Alhasil, demokrasi tinggal nama dan
kemudian berganti dengan pemerintahan diktator.
Oleh karena itu
CNRP meminta PBB, ASEAN, Uni Eropa, IPU dan lembaga pemerintah
demokratis dan lembaga demokratis lainnya untuk sepenuhnya menolak hasl
pemilu yang diumumkan CPP dan Komisi Pemilu Kamboja.
Masyarakat Kamboja mengikuti pemilu pada Minggu, 29 Juli 2018. Sumber: TEMPO/Suci Sekar
CNRP pun menegaskan sikapnya yang tidak akan tunduk pada tekanan pemerintahan Hun Sen.
"CNRP
tidak bisa dan tidak akan dapat dihancurkan oleh motif politik penguasa
engan pengadilan yang tidak adil. Pemimpin dan martir partai boleh jadi
dipenjara dan menjadi eksil namun tidak akan dapat dibungkam," tegas
CNRP dalam pernyataannya.
Penasehat Senior Human Rights Working
Groupm HRWG, Rafendi Jamin mengatakan, ASEAN secara normatif sebenarnya
punya peluang untuk memperbaiki situasi demokrasi di Kamboja dan negara
ASEAN lainnya.
Peluang itu di antaranya Visi ASEAN 2025 yang di
dalamnya ada aksi politik. Berikutnya, tahun 2015 ASEAN punya badan yang
namanya ASEAN Recognise Election Monitoring Network. Namun, rekomendasi
agar badan monitoring pemilu ASEAN agar menjadi badan efektif dan
kredibel untuk melakukan monitoring belum ada.
"Apakah ada badan monitoring ASEAN resmi melakukan monitoring pemilu ke Kamboja? Saya kira belum ada," kata Rafendi.
Proses pemilu Kamboja
menjadi tantangan ASEAN untuk memajukan demokrasi, setelah demokrasi
juga gagal diwujudkan di Thailand yang sampai sekarang belum diadakan
pemilu seperti janji pemerintah, kemudian situasi di Filipina dan
Myanmar.
Manila, Filipina (CB) - Bom mobil dengan kekuatan besar
yang diduga dipasang di satu kendaraan meledak pada Selasa di Pulau
Basilan, Filipina Selatan, sehingga menewaskan enam orang --termasuk
seorang tentara dan empat anggota milisi.
Satu laporan militer mengatakan serangan tersebut terjadi pada pukul
05.50 waktu setempat di satu desa di Kota Lamitan, Basilan, provinsi
pulau di lepas pantai Mindanao.
Laporan mengenai ledakan itu menyebutkan "satu mobil berwarna putih"
meledak di pos pemeriksaan militer di Desa Colonia di Kota Lamitan.
"Saat tentara melakukan pemeriksaan, van tersebut tiba-tiba meledak
sehingga menewaskan seorang prajurit dan empat (anggota milisi) serta
melukai dua anggota militer lagi," kata laporan itu seperti dikutip
Xinhua.
Militer menyatakan gerilyawan Abu Sayyaf diduga berada di belakang serangan tersebut.
Kelompok Abu Sayyaf adalah kelompok kecil yang melakukan kekerasan yang
beroperasi di pinggir barat Pulau Mindanao di Filipina Selatan serta di
Kepulauan Sulu --yang membentang dari Mindanao. Mereka memiliki nama
buruk karena melakukan pemboman di Filipina Selatan.
Kelompok itu telah berjanji setia kepada ISIS dan telah melakukan
penculikan untuk minta tebusan baik orang Filipina maupun warga negara
asing.
Pemerintah menyatakan kelompok tersebut, yang didirikan pada 1990-an,
diduga menawan sejumlah sandera di hutan Basilan dan Sulu, kubu mereka.
Abu Sayyaf membantu gerilyawan Maute dalam menyerang Kota Marawi pada
Mei tahun lalu, sehingga menyulut pertempuran sengit selama lima bulan
sehingga menewaskan lebih dari 1.200 orang.
Rompi Bom Bunuh Diri (ANTARA News/Ridwan Triatmodjo)
Jalalabad, Afghanistan (CB) - Sebuah bom bunuh diri di
Provinsi Nangarhar, kawasan timur Afghanistan, menewaskan sedikitnya
empat orang, termasuk seorang komandan milisi lokal yang dikenal
penentang utama kelompok bersenjata ISIS, kata otoritas setempat pada
Senin.
Sang pelaku bom bunuh diri nampak sengaja menyasar Hayat Khan, tetua
suku lokal dan seorang komandan milisi lokal di distrik Bahsood di
Nangarhar, kata juru bicara pemerintahan provinsi setempat, Attaullah
Khogyani, lapor Reuters.
"Haji Hayat Khan adalah tokoh tetua suku yang dihormati dan memainkan
peran penting dalam peperangan melawan ISIS," kata seorang anggota dewan
parlemen provinsi, Sohrab Qaderi.
"Dia adalah benteng yang kuat dalam menahan ekspansi ISIS di provinsi Nangarhar," kata Qaderi.
Sebelumnya, serangkaian serangan bersenjata mengacaukan Nagarhar,
provinsi yang berbatasan langsung dengan Pakistan dan menjadi tempat
kelahiran pertama ISIS di Afghanistan pada akhir tahun 2014.
Menteri
Luar Negeri Iran Mohammad, Javad Zarif menyatakan, pihaknya tidak akan
pernah tunduk pada sanksi Amerika Serikat (AS). Foto/Istimewa
TEHERAN
- Menteri Luar Negeri Iran Mohammad, Javad Zarif menyatakan, pihaknya
tidak akan pernah tunduk pada sanksi Amerika Serikat (AS). Dia menyebut,
Iran memiliki pengalaman untuk selamat dari sanksi AS.
"Presiden
AS dan para pendahulunya telah menjatuhkan sanksi pada kami selama
sekitar 40 tahun. Tetapi dengan anugerah Allah dan upaya rakyat Iran,
kami telah membuat kemajuan, mencapai martabat hari demi hari dan
melewati semua kesulitan," kata Zarif.
"Kami percaya dunia telah
sampai pada kesimpulan bahwa AS perlu menghentikan kecanduannya terhadap
sanksi," sambungnya, saat berbicara di depan perwakilan pengusaha dan
Duta Besar Iran, seperti dilansir Sputnik pada Senin (30/7).
Sebelumnya,
Zarif mengatakan bahwa AS menjadi terbiasa menerapkan sanksi terhadap
negara-negara lain. Dia menyatakan, Teheran akan membuat Washington
melepaskan kecanduan tersebut.
Zarif menyatakan, Iran memiliki
sumber daya yang cukup untuk memaksa AS menghentikan kecanduan untuk
menjatuhkan sanksi kepada negara lain dan menyebut bahwa negara lain
juga sudah mulai muak dengan sikap AS tersebut.
"Kami memiliki
kekuatan yang cukup untuk menunjukkan kepada AS bahwa mereka harus
meninggalkan kecanduan ini. Kami percaya bahwa dunia telah sampai pada
kesimpulan bahwa AS harus mengatasi ketergantungannya pada sanksi,"
ungkap Zarif.
Diplomat Iran itu, kemudian menekankan bahwa sudah
saatnya Uni Eropa (UE) bertindak untuk kepentingan negara-negara
anggotanya dan berhenti membabi buta mengikuti kebijakan Presiden AS,
Donald Trump.
Presiden
Mesir, Abdel-Fattah al-Sisi mendesak opini publik Israel untuk
memanfaatkan peluang besar yang tersedia untuk mencapai kata damai
dengan Palestina. Foto/Reuters
KAIRO
- Presiden Mesir, Abdel-Fattah al-Sisi mendesak opini publik Israel
untuk memanfaatkan peluang besar yang tersedia untuk mencapai
kesepakatan damai dengan pihak Palestina.
"Saya menyampaikan
pendapat publik Israel, bahwa ada peluang besar untuk perdamaian dan
stabilitas nyata di kawasan ini dengan mencari solusi untuk masalah ini.
Solusi ini sama sekali tidak akan melawan keamanan dan stabilitas
Anda," ucap Sisi, seperti dilansir Xinhua pada Senin (30/7).
Berkaitan
tentang "Kesepakatan Abad Ini" yang disponsori Amerika Serikat (AS)
untuk solusi terhadap konflik Israel-Palestina, Sisi menegaskan kembali
posisi tetap Mesir yang mendukung pembentukan negara Palestina merdeka
dengan Yerusalem Timur sebagai Ibu Kotanya berdasarkan perbatasan
pra-1967 dan resolusi PBB yang relevan.
"Apa yang disebut dengan
"Kesepakatan Abad Ini" adalah istilah media daripada politik. Kami tidak
dapat menerima apa pun yang tidak diterima Palestina dan kami mendukung
apa yang dapat mereka terima," ucapnya.
Presiden Mesir
mengatakan, Mesir sedang berusaha untuk menengahj pembicaraan guna
mencapai rekonsiliasi antar-Palestina, agar memiliki kepemimpinan yang
bersatu untuk melakukan negosiasi mengenai perjuangan Palestina.