TOKYO
- Menteri Luar Negeri China dan Jepang sepakat untuk bekerja sama
mendorong Korea Utara (Korut) meninggalkan program nuklirnya. Kerja sama
ini tanda terbaru dari peningkatan kerja sama antara dua ekonomi
terbesar di Asia.
"Agar Korea Utara melepaskan senjata nuklirnya
dan rudalnya dengan cara yang lengkap, tidak dapat dibalikkan dan dapat
diverifikasi, kami setuju kami harus menegakkan resolusi Dewan Keamanan
yang relevan dan bekerja sama dengan erat," kata Menteri Luar Negeri
Jepang Taro Kono setelah bertemu dengan rekan Cina Wang Yi dikutip dari Bloomberg, Minggu (15/4/2018).
Kono
juga mengatakan ia dan Wang setuju untuk meningkatkan hubungan dengan
para pemimpin mereka untuk saling berkunjung, dimulai dengan kunjungan
bulan depan ke Jepang oleh Perdana Menteri China Li Keqiang untuk
pertemuan puncak trilateral yang melibatkan Presiden Korea Selatan, Moon
Jae-in.
Kunjungan Wang Yi ke Jepang adalah yang pertama dalam
lebih dari delapan tahun terakhir. Kunjungan ini dilakukan jelang
pertemuan puncak antara kedua Korea dan sebuah pertemuan potensial
antara Presien Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Pemimpin Korut Kim
Jong-un.
China dan Jepang berusaha memperbaiki hubungan di tengah kebijakan whiplash dari AS atas perdagangan dan keamanan.
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al-Saud (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Al Khobar, Arab Saudi (CB) - Raja Arab Saudi Salman bin
Abdulaziz Al Saud mengatakan milisi Houthi di Yaman yang didukung Iran
merupakan ancaman nyata dan tiga dari 119 misil yang telah
ditembakkannya bahkan diarahkan ke Makkah, kota tersuci umat Islam.
"Realitas ini kembali menunjukkan kepada dunia bahaya prilaku Iran di
kawasan, pelanggaran atas prinsip-prinsip hukum internasional dan
pengabaian atas nilai-nilai, etika, dan bertetangga baik," katanya dalam
pidatonya selaku ketua KTT ke-29 Liga Arab yang berlangsung di Dhahran,
Minggu.
Pemimpin Arab Saudi yang menyandang gelar pelayan dua tempat suci umat
Islam dunia ini menyambut baik pernyataan PBB yang mengutuk keras
serangan misil milisi Houthi ke sejumlah kota di Arab Saudi tersebut.
Arab Saudi, lanjutnya, meyakini milisi Houthi yang didukung Iran
bertanggungjawab penuh atas munculnya dan berlanjutnya krisis Yaman dan
penderitaan kemanusiaan di negeri itu.
Karenanya, Arab Saudi meminta PBB bersikap tegas atas prilaku Iran ini.
Dalam bagian lain pidatonya, Raja Salman juga menyinggung tentang krisis
Libya serta ancaman terorisme yang dipandangnya sebagai tantangan
paling serius dunia saat ini.
"Terorisme itu berdampingan dengan ekstremisme dan sektarianisme untuk
memicu konflik dalam negeri di banyak negara Arab," katanya dalam
pidatonya di depan para pemimpin dan delegasi negara-negara anggota Liga
Arab yang hadir.
Terhadap kondisi ini, Arab Saudi kembali mengutuk keras aksi-aksi
terorisme yang dilakukan Iran di kawasan Arab dan menolak campur tangan
Teheran dalam urusan dalam negeri negara-negara Arab, katanya dalam
pidatonya yang disiarkan SPA, kantor berita resmi Arab Saudi.
"Kami mengutuk upaya-upaya permusuhan Iran yang dimaksudkan untuk
menggoyang stabilitas keamanan dan menyebarkan hasutan bermuatan SARA
yang berpotensi mengancam keamanan nasional dan pelanggaran atas
prinsip-prinsip hukum internasional," katanya.
Raja Salman menegaskan komitmen Arab Saudi terhadap kesatuan, kedaulatan, kemerdekaan, keamanan dan keutuhan wilayah Yaman.
"Kami juga mendukung semua upaya yang dimaksudkan untuk mencapai solusi
politik atas krisis Yaman berdasarkan inisiatif Dewan Kerja Sama Teluk
(GCC) dan mekanisme eksekutifnya, hasil Konferensi Dialog Nasional
Menyeluruh Yaman dan Resolusi Dewan Keamanan PBB No.2216," katanya.
Untuk membantu rakyat Yaman, Arab Saudi menyerukan kepada masyarakat
internasional agar berupaya menyiapkan semua sarana yang diperlukan
untuk mengirim bantuan kemanusiaan ke berbagai wilayah Yaman.
Sementara itu, dalam pidatonya, Raja Jordania Abdullah II bin Al-Hussain
menjelaskan tentang berbagai upaya yang telah dia lakukan selama
setahun dirinya menjadi ketua KTT ke-28 Liga Arab.
Di antara masalah yang mendapat penekanan Raja Abdullah II dalam
pidatonya itu adalah pentingnya penegakan hak-hak bangsa Palestina,
Arab, Muslim, dan Kristen atas Al Quds sebagai pra-syarat penting bagi
terciptanya keamanan di kawasan.
Pemenuhan atas hak-hak tersebut akan membantu membuka jalan bagi
terwujudnya solusi menyeluruh yang menjamin berdirinya negara Palestina
merdeka berdasarkan kondisi 1967 dengan Al Quds (Jerusalem) Timur
sebagai ibu kota Palestina merdeka.
Solusi komprehensif atas masalah Palestina itu juga didasarkan pada solusi dua negara dan Inisiatif Damai Arab, katanya.
Konferensi tingka tinggi yang berlangsung sehari itu antara lain dihadir
Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Presiden Tunisia B?ji Caid Essebsi,
Presiden Komoros Azali Assoumani, Presiden Irak Mohammed Fuad Masum,
Presiden Yaman Abdrabbuh Mansur Hadi, Presiden Dewan Presiden
Pemerintahan Koalisi Nasional Libya Fayez Mustafa Al-Sarraj, Presiden
Lebanon Michel Aoun, serta pemimpin Jordania, Kuwait, Bahrain, dan
Moroko.
KTT ke-29 Liga Arab yang berlangsung di aula gedung Pusat Budaya Dunia
Raja Abdulaziz, Dhahran, itu diliput oleh 600-an wartawan dari Arab
Saudi dan mancanegara.
Liga Arab yang didirikan di Kairo pada 1945 oleh Mesir, Arab Saudi,
Irak, Lebanon, Suriah, Yordania, dan Yaman itu kini beranggotakan 22
negara. Lima belas negara anggota lainnya adalah Libya, Sudan, Maroko,
Tunisia, Kuwait, Al Jazair, Uni Emirat Arab, Bahrain, Qatar, Oman,
Mauritania, Somalia, Palestina, Djibaouti, dan Komoro.
Perang di Suriah akan menjadi pembahasan saat Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin.
Foto: AP/John Gambrell
Absennya Emir diperkirakan lantaran konflik yang terjadi antara negara-negara teluk.
CB,
DOHA -- Qatar tidak akan diwakili pejabat senior dalam pertemuan
negara-negara Arab. Pertemuan negara-negara Arab akan dilakukan pada
Ahad (15/4) waktu setempat di Arab Saudi.
Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani juga dipastikan tidak akan
menghadiri pertemuan tersebut. Absennya Emir Qatar diperkirakan
lantaran konflik yang terjadi antara negara-negara teluk.
Konflik
yang terjadi hampir setahun itu masih jauh dari kata selesai. Arab
Saudi, Uni Emirat Arab (UEA) Bahrain dan Mesir melakukan blokade jalur
laut, darat dan udara kepada Qatar.
Hal tersebut dilakukan
menyusul dugaan dukungan terhadap kegiatan terorisme yang diakukan Doha.
Meski demikian, pemerintah Qatar membantah tuduhan tersebut. Mereka
mengatakan, boikot yang dilakukan merupakan ancaman terhadap kedaulatan
negara.
Sementara, Qatar hanya akan mengirim representatif
permanen mereka dalam Liga Arab, Saif bin Muqaddam al-Buainain dalam
pertemuan tersebut. Mayoritas 22 negara arab lainnya akan mengirim
pemimpin tertinggi negara dalam pertemuan itu.
Menteri Luar
Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengonfirmasi jika krisis menyangkut
Qatar tidak akan masuk dalam pembahasan pertemuan tersebut. Dia
mengatakan, pembahasan terkait Qatar hanya akan didiskusikan dalam
organisasi kerjasama negara teluk (GCC).
Pertemuan liga
arab diperkirakan akan difokuskan untuk membahas perihal Iran dan
Suriah. Meskipun membahas Suriah, Presiden Bashar al-Assad tidak akan
diikutsertakan dalam pertemuan tersebut. Keanggotakan Suriah dalam
organisasi tersebut ditangguhkan sejak 2011 menyusul keterlibatan
pemerintah terkait peperangan yang terjadi di negara tersebut.
Arab
Saudi meminta persatuan dan keteguhan sikap dari 22 negara arab terkait
isu yang menyangkut Iran. Arab Saudi dan Iran merupakan negara saingan
yang terlibat dalam perang di Suriah, Yaman dan Lebanon.
Pertemuan
diperkirakan juga akan membahas situasi di Yerusalem. Terlebih jika
mengingat Amerika Serikat (AS) yang akan memindahkan kedutaan besar
mereka pada Mei tahun ini.
Negara-negara arab menilai jika
kebijakan yang diambil Presiden AS Donald Trump terkait status Yerusalem
telah merusak diplomasi internasioal yang disepakati dalam beberapa
dekade. Menteri-menteri negara Arab mengecam tindakan yang diambil
Presiden Trump. Mereka berencana memblokir kepindahan kedutaan besar
tersebut.
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al-Saud (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Al Khobar, Arab Saudi (CB) - Raja Arab Saudi Salman bin
Abdulaziz Al Saud menegaskan bahwa Palestina senantiasa terpatri dalam
sanubari bangsa Arab dan akan terus menjadi isu terpenting yang bersifat
tetap bagi negara-negara anggota Liga Arab.
Dalam pidatonya selaku ketua KTT ke-29 Liga Arab yang berlangsung di
Dhahran, Minggu sore, pemimpin Arab Saudi yang menyandang gelar pelayan
dua tempat suci umat Islam dunia ini juga kembali mengecam keputusan
Amerika Serikat memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke
Jerusalem.
Bahkan, dalam pidatonya yang disiarkan Al Arabiya dan SPA, kantor berita
resmi Arab Saudi, Raja Salman mengibaratkan KTT Liga Arab yang
berlangsung di aula Pusat Budaya Dunia Raja Abdulaziz, Dhahran, itu
sebagai `KTT Jerusalem`.
Terhadap perjuangan rakyat Palestina untuk meraih kemerdekaannya, dia
menekankan bahwa Jerusalem Timur harus menjadi ibu kota negara Palestina
merdeka.
Raja Salman pun mengumumkan komitmen bantuan senilai 50 juta dolar untuk
UNRWA, badan kemanusiaan PBB untuk para pengungsi Palestina di Timur
Dekat, serta bantuan senilai 150 juta dolar guna mendukung program
bantuan dana hibah Islam di Jerusalem.
Dalam bagian lain pidatonya, Raja Salman mendorong Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) agar menentang apa yang disebutnya `prilaku
ekspansionis Iran di kawasan yang telah menyebabkan kekacauan`.
Terkait masalah keamanan nasional Arab, dia menyebut hal tersebut
sebagai satu sistem yang utuh dan lengkap. Raja Salman juga menyambut
baik kesepakatan untuk membentuk KTT budaya Arab.
Sebelumnya, Raja Jordania Abdullah II bin Al-Hussain yang tahun lalu
menjadi ketua KTT ke-28 Liga Arab menyampaikan terima kasihnya kepada
Raja Salman atas penyambutan yang hangat dan bersahabat.
Konferensi tingka tinggi yang berlangsung sehari itu antara lain dihadir
Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Presiden Tunisia B?ji Caid Essebsi,
Presiden Komoros Azali Assoumani, Presiden Irak Mohammed Fuad Masum,
Presiden Yaman Abdrabbuh Mansur Hadi, Presiden Dewan Presiden
Pemerintahan Koalisi Nasional Libya Fayez Mustafa Al-Sarraj, Presiden
Lebanon Michel Aoun, serta pemimpin Jordania, Kuwait, Bahrain, dan
Moroko.
KTT ke-29 Liga Arab yang berlangsung di Dhahran, kota yang merupakan
pusat administrasi industri minyak Arab Saudi dan bagian dari perluasan
wilayah Kota Metropolitan Dammam di Provinsi Timur, Arab Saudi, itu,
diliput oleh 600-an wartawan dari Arab Saudi dan mancanegara.
Liga Arab yang didirikan di Kairo pada 1945 oleh Mesir, Arab Saudi,
Irak, Lebanon, Suriah, Yordania, dan Yaman itu kini beranggotakan 22
negara. Lima belas negara anggota lainnya adalah Libya, Sudan, Maroko,
Tunisia, Kuwait, Al Jazair, Uni Emirat Arab, Bahrain, Qatar, Oman,
Mauritania, Somalia, Palestina, Djibaouti, dan Komoro.
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al-Saud (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Al Khobar, Arab Saudi (CB) - Raja Arab Saudi Salman bin
Abdulaziz Al Saud yang bergelar pelayan dua tempat suci umat Islam
dunia, Minggu sore, menyambut satu per satu pemimpin Arab, termasuk
Presiden Palestina Mahmoud Abbas, saat memasuki ruang dalam pintu utama
gedung King Abdulaziz Center for World Culture, Dhahran, sebelum
masing-masing pemimpin menuju ruang Konferensi Tingkat Tinggi ke-29 Liga
Arab.
Dengan senyum dan gestur bersahabat, Raja Salman menyambut kedatangan
setiap pemimpin negara-negara anggota Liga Arab yang tiba secara
bergantian dengan sedan berwarna gelap dari sekitar pukul 13.30 hingga
pukul 14.07 waktu Dhahran. Para pemimpin tersebut turun dari mobil
menuju karpet merah yang di sisi kiri dan kanannya berdiri pasukan
kehormatan Arab Saudi hingga memasuki ruang dalam gedung tempat Raja
Salman berdiri menanti kedatangan mereka.
Raja Salman dan para pemimpin yang hadir di konferensi yang digelar di
tengah memanasnya krisis Suriah dan kompleksnya tantangan regional,
termasuk konflik Yaman yang berimplikasi pada keamanan dalam negeri Arab
Saudi itu, berkesempatan berfoto bersama dengan latar belakang bendera
dan simbol bendera Liga Arab. Kemudian, para pemimpin berjalan di atas
karpet merah menuju ruang pertemuan.
Di antara pemimpin Arab yang mengikuti KTT ini adalah Presiden Palestina
Mahmoud Abbas, Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi, Presiden Komoros
Azali Assoumani, Presiden Irak Mohammed Fuad Masum, Presiden Yaman
Abdrabbuh Mansur Hadi, Presiden Dewan Presiden Pemerintahan Koalisi
Nasional Libya Fayez Mustafa Al-Sarraj, Presiden Lebanon Michel Aoun,
serta pemimpin Jordania, Kuwait, Bahrain, dan Moroko.
Adapun agenda KTT ke-29 Liga Arab yang digelar di dalam gedung pusat
budaya seluas 100 ribu meter persegi yang dilengkapi fasilitas seni,
budaya, sains, inovasi, museum, dan perpustakaan yang megah itu antara
lain meliputi isu Palestina serta tantangan regional berupa apa yang
disebut media Arab Saudi sebagai "campur tangan Iran dalam urusan dalam
negeri negara-negara Arab" dan "serangan misil Houthi".
Terkait dengan masalah Palestina, Presiden Mahmoud Abbas menegaskan
keyakinan kuatnya bahwa KTT ke-29 Liga Arab ini akan menghasilkan
dukungan negara-negara Arab pada perjuangan rakyatnya untuk merdeka dan
mendirikan negara merdeka dengan Jerusalem Timur sebagai ibu kota
Palestina merdeka.
"Jerusalem saat ini membutuhkan dukungan penuh Arab untuk memperkuat
ketabahan dan posisi rakyat Palestina di tanah mereka guna
mempertahankan Jerusalem dan tempat-tempat suci yang ada," kata Presiden
Palestina dalam pernyataannya yang disiarkan SPA, kantor berita resmi
Arab Saudi, di sela kehadirannya di KTT tersebut.
Mahmoud Abbas mengharapkan KTT Liga Arab yang berlangsung sehari di
gedung Pusat Kebudayaan Dunia Raja Abdulaziz, Dhahran, ini memberikan
dukungan tak terbatas kepada rakyat Palestina untuk mewujudkan
perdamaian sebagaimana yang telah ditegaskan Dewan Keamanan Perserikatan
Bangsa-Bangsa.
Dalam pernyataan persnya tersebut, pemimpin kelahiran 13 November 1935
di Safed, Palestina, ini juga menyampaikan dukungan negaranya pada upaya
Arab Saudi memerangi terorisme di mana pun dan dalam bentuk apa pun.
KTT ke-29 Liga Arab yang berlangsung di Dhahran, kota yang merupakan
pusat administrasi industri minyak Arab Saudi dan bagian dari perluasan
wilayah Kota Metropolitan Dammam di Provinsi Timur, Arab Saudi, itu,
diliput oleh 600-an wartawan dari Arab Saudi dan mancanegara.
Liga Arab yang didirikan di Kairo pada 1945 oleh Mesir, Arab Saudi,
Irak, Lebanon, Suriah, Yordania, dan Yaman itu kini beranggotakan 22
negara. Lima belas negara anggota lainnya adalah Libya, Sudan, Maroko,
Tunisia, Kuwait, Al Jazair, Uni Emirat Arab, Bahrain, Qatar, Oman,
Mauritania, Somalia, Palestina, Djibaouti, dan Komoro.
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas (ANTARA FOTO/HO/Nico Adam)
Al Khobar, Arab Saudi (CB) - Presiden Palestina Mahmoud
Abbas menegaskan keyakinan kuatnya bahwa KTT ke-29 Liga Arab yang
berlangsung di Dhahran, Arab Saudi, Minggu, akan menghasilkan dukungan
negara-negara Arab pada perjuangan rakyatnya untuk merdeka dan
mendirikan negara merdeka dengan Jerusalem Timur sebagai ibu kota
Palestina merdeka.
"Jerusalem saat ini membutuhkan dukungan penuh Arab untuk memperkuat
ketabahan dan posisi rakyat Palestina di tanah mereka guna
mempertahankan Jerusalem dan tempat-tempat suci yang ada," katanya dalam
pernyataannya yang disiarkan SPA, kantor berita resmi Arab Saudi, di
sela kehadirannya di KTT ke-29 Liga Arab.
Mahmoud Abbas mengatakan KTT Liga Arab yang berlangsung sehari di gedung
Pusat Kebudayaan Dunia Raja Abdulaziz, Dhahran, ini diharapkan
memberikan dukungan tak terbatas kepada rakyat Palestina untuk
mewujudkan perdamaian sebagaimana yang telah ditegaskan Dewan Keamanan
Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Dalam pernyataan persnya tersebut, pemimpin kelahiran 13 November 1935
di Safed, Palestina, ini juga menyampaikan dukungan negaranya pada upaya
Arab Saudi memerangi terorisme di mana pun dan dalam bentuk apa pun.
Konferensi Tingkat Tinggi ke-29 Liga Arab yang berlangsung di King
Abdulaziz International Cultural Center, Dhahran, Dammam, Arab Saudi,
Minggu, kembali memasukkan isu Palestina sebagai salah satu agenda
pentingnya.
Isu Palestina telah berulang kali dibahas para pemimpin negara-negara
anggota organisasi yang telah berdiri sejak dibentuk di Kairo, Mesir,
tahun 1945 ini di banyak KTT dan forum lain.
Perlehatan tertinggi dalam proses pengambilan keputusan Liga Arab yang
kini beranggotakan 22 negara, termasuk Palestina, itu sendiri sudah
digelar 29 kali, namun Palestina tak kunjung merdeka dan lepas dari
penjajahan Israel.
Alih-alih segera mendapatkan kemerdekaan dan haknya atas tanah yang
dirampas Israel yang mendapat dukungan Amerika dan sekutunya, seperti
Inggris, lingkar kekerasan tentara Israel atas rakyat Palestina tak
kunjung berhenti.
Bahkan, saat para pemimpin Liga Arab bertemu di KTT Dammam, Arab Saudi,
ini, kekerasan tentara Israel atas rakyat Palestina yang menuntut
keadilan, termasuk mereka yang menggelar aksi "Great March of Return"
sejak 30 Maret 2018, terus terjadi.
Sejak aksi yang menyerukan rakyat Palestina agar kembali ke rumah-rumah
mereka yang kini berada di wilayah Israel itu digelar, setidaknya sudah
19 warga Palestina tewas dan hampir 1.500 orang lainnya terluka akibat
kekerasan tentara Israel (Arab News, 2018).
Eskalasi dan lingkar kekerasan tentara Israel terhadap banyak warga
Palestina tak bersenjata yang menuntut keadilan tersebut dalam berbagai
protes mereka itu tak kunjung berhasil dihentikan oleh PBB dan para
pemimpin Dunia Islam, termasuk mereka yang pada Minggu ini bertemu di
Liga Arab.
KTT ke-29 Liga Arab yang berlangsung di Dhahran, kota yang merupakan
pusat administrasi industri minyak Arab Saudi dan bagian dari perluasan
wilayah Kota Metropolitan Dammam di Provinsi Timur, Arab Saudi, itu,
diliput oleh 600-an orang wartawan dari Arab Saudi dan mancanegara.
Kecuali pemimpin Suriah dan Qatar, para kepala negara dan pemerintahan
dari negara-negara anggota Liga Arab yang lain dilaporkan media setempat
hadir di konferensi yang berlangsung di tengah memanasnya krisis Suriah
dan kompleksnya tantangan regional, termasuk konflik Yaman yang
berimplikasi pada keamanan dalam negeri Arab Saudi itu.
Selain Presiden Mahmoud Abbas, di antara pemimpin Arab yang telah hadir
adalah Presiden Tunisia B?ji Caid Essebsi, Presiden Komoros Azali
Assoumani, Presiden Irak Mohammed Fuad Masum, Presiden Yaman Abdrabbuh
Mansur Hadi, Presiden Dewan Presiden Pemerintahan Koalisi Nasional Libya
Fayez Mustafa Al-Sarraj, serta Presiden Lebanon Michel Aoun.
Ada pun para pemimpin Jordania, Kuwait, Bahrain, dan Moroko, menurut
laporan SPA dan media setempat, dijadwalkan tiba pada Minggu menjelang
pembukaan KTT yang dipimpin langsung Raja Salman itu dilaksanakan.
Liga Arab yang didirikan di Kairo pada 1945 oleh Mesir, Arab Saudi,
Irak, Lebanon, Suriah, Yordania, dan Yaman itu kini beranggotakan 22
negara. Lima belas negara anggota lainnya adalah Libya, Sudan, Maroko,
Tunisia, Kuwait, Al Jazair, Uni Emirat Arab, Bahrain, Qatar, Oman,
Mauritania, Somalia, Palestina, Djibaouti, dan Komoro.
Semua warga Palestina berada dalam tekanan dan mereka menderita.
CB,
DUZCE -- Aktivis HAM asal Swedia yang sedang melakukan perjalanan
panjang dari negaranya ke Palestina Benjamin Ladraa, kini sampai di
Provinsi Duzce, Turki pada Ahad (15/4). Ia melakukan perjalanan untuk
menyadarkan manusia tentang pelanggaran HAM di Palestina.
Sebelum sampai di Istanbul Turki pekan lalu, Ladraa telah melintasi
Jerman, Austria, Slovenia, Kroasi, Serbia, dan Bulgaria. Ia akan terus
berjalan ke Palestina melalui Suriah dan Lebanon.
"Kalau tidak bisa masuk ke Palestina, saya beritahu media," kata dia seperti dilansir di Anadolu Agency, Senin (16/4).
Ladraa
pernah melakukan perjalanan ke Palestina selama tiga pekan pada April
tahun lalu. Ia sangat tersentuh kala itu, lalu memutuskan memberitahu
dunia soal apa yang terjadi di Palestina.
"Saya terkejut
dengan apa saya lihat di sana. Tentara berjalan di sepanjang jalan,
sambil membawa senapan mesin M-60. Setelah tiga pekan itu, saya kembali
dan ingin melakukan sesuatu untuk meningkatkan kesadaran orang tentang
HAM di Palestina," ujarnya.
Menurut Ladraa, persoalan
Palestina bukanlah masalah agama. Masalah utamanya adalah HAM. Semua
warga Palestina, tak hanya warga Gaza, berada dalam tekanan dan mereka
menderita. Hal ini juga membuatnya berupaya menangkap perhatian dunia
melalui penderitaan rakyat Palestina.
Sekarang, Ladraa
sudah delapan bulan melakukan aksi berjalannya ke Palestina hanya untuk
menarik perhatian dunia dengan penderitaan warga Palestina. Aksinya
sekaligus mengilhami banyak orang untuk melakukan perubahan. Dia akan
tiba di ibu kota Turki, Ankara sepekan lagi. Targetnya, perjalanan ini
selesai pada Juni atau Juli.
Ekspresi warga Katalunya setelah hasil voting
parlemen lokal Katalunya memutuskan untuk mendeklarasikan kemerdekaan
Republika Katalunya.
Foto: Emillio Morenatti/AP
Mereka menyerukan pembebasan para pemimpin separatis yang dipenjara.
CB,
BARCELONA -- Ratusan ribu pendukung kemerdekaan Katalunya membanjiri
jalan-jalan di Barcelona pada Ahad (15/4). Mereka menyerukan pembebasan
para pemimpin separatis yang dipenjara setelah putusan pengadilan
tertinggi menggagalkan upaya mereka memilih seorang pemimpin regional.
Sekitar 350 ribu demonstran memenuhi beberapa bagian utama kota.
Mereka melambaikan bendera dan mengenakan pakaian kuning untuk mendukung
pemimpin separatis yang dipenjara. Di antara politikus yang menghadapi
tuduhan pemberontakan adalah Jordi Sanchez, kandidat terbaru yang
diajukan oleh anggota parlemen Katalunya untuk menjadi pemimpin wilayah
tersebut.
Perjuangan Katalunya memiliki seorang pemimpin
dimulai setelah menyatakan kemerdekaan pada Oktober.
Pengadilan-pengadilan Spanyol memutuskan deklarasi itu ilegal. Madrid
mengambil kendali langsung atas wilayah tersebut dan menyerukan
pemilihan baru.
Pekan lalu, hakim Mahkamah Agung Pablo
Llarena menolak membebaskan Carles Puigdemont dari penjara. Ia
menghadapi tuntutan hukum selama 25 tahun penjara karena pemberontakan.
Jika seorang pemimpin baru tidak ditentukan sebelum akhir Mei, Katalonia
akan dipaksa untuk mengadakan pemilihan lain.
Puigdemont
mengatakan wilayah tersebut harus menghindari untuk proses pemilihan.
"Ini kewajiban kami untuk mencari cara dalam menghindari pemilihan lebih
lanjut. Tapi, tidak mungkin tidak ada risiko karena ada pihak lain yang
terlibat, dan itu adalah pemerintah Spanyol,"kata Puigdemont dalam
sebuah wawancara dengan TV3 yang direkam di Berlin dan disiarkan pada Ahad malam.
Seorang pengunjuk rasa perempuan
Palestina dievakuasi setelah menghirup gas air mata yang ditembakkan
oleh pasukan Israel saat bentrok protes terhadap keputusan Presiden
Amerika Serikat Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota
Israel, di kota Bethlehem Tepi Barat, Rabu (20/12/2017). (REUTERS/Mussa
Qawasma)
Riyadh (CB) - Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Al-Jubeir
pada hari Kamis mengatakan bahwa masalah Palestina merupakan prioritas
utama pada KTT Liga Arab ke-29 yang akan berlangsung hari Minggu.
Memimpin pertemuan para menteri luar negeri Arab, yang menjadi persiapan
menuju KTT, Al-Jubeir menyayangkan pengumuman Washington yang menerima
pemindahan ibu kota Israel ke Yerusalem, seperti yang dilaporkan Badan
Pers Saudi (SPA), mengutip Saudi Gazette.
Al-Jubeir juga menekankan bahwa terorisme harus ditangani dengan tegas
dan sumber pendanaannya harus dikeringkan. Ia menekankan bahwa tidak
akan ada stabilitas di kawasan selama Iran melanjutkan intervensi di
kawasan itu dengan menghasut perselisihan sektarian dan mendukung milisi
Houthi, selain menampung para pemimpin Al-Qaeda.
"Iran dan terorisme adalah dua sisi mata uang yang sama di kawasan itu,"
katanya, sambil menekankan bahwa milisi Houthi bertanggung jawab penuh
atas krisis di Yaman.
Merujuk pada pertemuan tersebut, Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed
Aboul Gheit mengatakan bahwa krisis serius di kawasan itu memfasilitasi
campur tangan asing.
Ia mencatat bahwa kemenangan atas ISIS harus dikonsolidasikan dengan
menyerukan rekonstruksi daerah yang terkena dampak. Gheit juga mengutuk
campur tangan Iran di Bahrain dan negara-negara Arab lainnya.
"Ada konsensus Arab tentang kesatuan wilayah Suriah," katanya, sambil
menunjukan bahwa solusi politik adalah cara terbaik untuk menyelesaikan
krisis dan juga menekankan perlunya mempertahankan proses Jenewa guna
mencapai solusi politik terhadap krisis.
Militer Arab Saudi siap melawan pemberontak Houthi.
Foto: Muslimmirror.
Parade digelar usai latihan militer bersama pertama bertajuk Perisai Teluk.
CB,
DAMMAM, ARAB SAUDI -- Angkatan Bersenjata Arab Saudi, Turki, Mesir,
Pakistan, Afghanistan, dan sejumlah negara yang telah menyelesaikan
latihan militer bersama pertama "Perisai Teluk" menggelar parade militer
di luar Kota Dammam, Sabtu (14/4).
Parade militer yang melibatkan kontingen pasukan peserta "Gulf Shield
Joint Exercise I" yang resmi ditutup pada 7 April itu, digelar sehari
menjelang penyelenggaraan KTT ke-29 Liga Arab, di gedung King Abdulaziz
International Cultural Center, Dhahran, Dammam.
Sebelum
parade militer yang diisi dengan defile pasukan dan unjuk alat utama
sistem persenjataan (alutsista) matra darat dan udara yang dilibatkan
dalam program latihan militer yang diikuti 24 negara itu, dilakukan
atraksi dan simulasi serangan militer.
Berulang kali
terdengar dentuman yang memecah keheningan padang pasir tempat
berlangsung simulasi serangan militer yang melibatkan matra darat, laut,
dan udara di daerah Madain Samat berjarak sekitar satu setengah jam
berkendara dari Dammam itu.
Asap hitam membubung ke angkasa
padang pasir yang berada di tepian pantai laut biru tatkala serangan
dilakukan pasukan infanteri dari tepian pantai dan kendaraan-kendaraan
tempur taktis.
Simulasi serangan militer yang menjadi
bagian dari rangkaian acara parade militer Angkatan Bersenjata Arab
Saudi dan belasan negara peserta latihan militer "Perisai Teluk" pertama
tersebut, menyita perhatian puluhan jurnalis mancanegara.
Gemuruh
suara dua jet tempur yang terbang cepat diikuti dengan manuver tiga
unit helikopter serbu "Apache" dan dua unit helikopter angkut pasukan
mewarnai simulasi serangan terhadap sejumlah bangunan buatan di lokasi
acara.
Puluhan jurnalis Arab Saudi dan mancanegara
mengabadikan rangkaian acara parade militer yang diawali dengan atraksi
kecakapan militer dalam simulasi serangan darat, laut, dan udara
tersebut dengan kamera untuk mendukung peliputan media mereka.
Seusai
digelar parade yang turut dimeriahkan dengan atraksi udara jet tempur
dan terjun payung prajurit negara peserta, Juru Bicara Angkatan
Bersenjata Arab Saudi Brigadir Abdullah Hussein Al Sobaei menggelar
konferensi pers.
Al Sobaei mengatakan latihan yang diikuti
kontingen pasukan dari 24 negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, dan
Malaysia dari 27 Maret hingga 7 April 2018 itu dimaksudkan untuk
meningkatkan profesionalitas dan kesiapan tempur matra darat, laut, dan
udara.
Dia mengatakan pelajaran dari pengalaman latihan
bersama ini tidak hanya terkait dengan kesiapan tempur pasukan
multinasional dalam merespons ancaman dan tantangan regional, seperti
terorisme, tetapi juga mewujudkan standardisasi keyakinan militer.
Latihan
militer bersama pertama "Perisai Teluk" yang dilangsungkan di kawasan
sektor komando timur Arab Saudi itu meliputi apa yang disebut latihan
simulasi (CPX) dan lapangan (FTX), katanya pula.
Melalui
latihan bersama ini, kata Al Sobaei, operasi bersama pasukan koalisi
untuk menjawab berbagai ancaman dan tantangan keamanan di kawasan
diharapkan dapat dilakukan secara terpadu dan terintegrasi.
"Semua upaya ini akan tercermin dalam peningkatan keamanan untuk negara-negara di kawasan Teluk," katanya.
Tembakan anti-pesawat tempur terlihat di langit
Damaskus setelah AS meluncurkan serangan di Suriah, pada Sabtu dini hari
(14/4). Donald Trump mengumumkan serangan udara ke Suriah sebagai
tanggapan atas dugaan serangan senjata kimia.
Foto: AP Photo/Hassan Ammar
Pada Sabtu kemarin, Prancis, Inggris, dan AS melakukan serangan udara ke Demaskus.
CB,
BERLIN -- Jerman akan bergabung dengan Prancis untuk mendorong upaya
internasional guna mencapai gencatan senjata di Suriah. Menteri Luar
Negeri Jerman Heiko Maas menyampaikan pernyataan tersebut pada Sabtu
(14/4).
"Kami akan bekerja sama dengan Prancis untuk menciptakan format
internasional negara-negara berpengaruh yang dapat memberikan momentum
baru untuk proses politik," kata Maas dikutip dari Reuters, Ahad (15/4).
Jerman,
Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat akan bertemu di London pada Ahad
(15/4) untuk membahas langkah-langkah berikutnya setelah serangan udara
diluncurkan terhadap Suriah Sabtu pagi. Maas mengatakan, inisiatif itu
juga sedang dibahas oleh dewan NATO.
Jerman akan menggunakan hubungan bilateral untuk memastikan Rusia mengadopsi sikap "konstruktif" pada isu itu. Dengan pertemuan bersama, permasalahan senjata bisa diselesaikan.
Pada
Sabtu kemarin, Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat melakukan serangan
udara ke Homs dan Damaskus. Serangan itu dilakukan untuk menghancurkan
beberapa fasilitas militer yang diduga menimbun bahan-bahan kimia.
AS, Prancis, dan Inggris meyakini Suriah bertanggung jawab atas serangan gas beracun.
CB,
NEW YORK -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa Bangsa
(PBB) Antonio Guterres mendesak semua negara untuk menahan serangan ke
Suriah. Serangan hanya akan memperburuk keadaan dan menciptakan
penderitaan bagi masyarakat Suriah.
"Desakan ini untuk menahan diri dalam keadaan berbahaya dan untuk
menghindari tindakan yang dapat meningkatkan masalah dan memperburuk
penderitaan rakyat Suriah," ujar Guterres, dikutip dari Reuters, Ahad (15/4).
Amerika
Serikat telah melancarkan serangan gabungan ke Suriah bersama Inggris
dan Prancis pada Sabtu (14/4). Serangan tersebut dilakukan untuk
menghancurkan fasilitas senjata kimia Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Kementerian
Pertahanan Inggris bahkan membenarkan, serangan udara yang dilancarkan
ke Suriah pada Sabtu (14/4) menargetkan fasilitas militer yang menimbun
bahan-bahan kimia. AS, Prancis, dan Inggris meyakini Pemerintah Suriah
bertanggung jawab atas terjadinya serangan gas beracun di Douma, Suriah.
Untuk
menenangkan suasana, Guterres mengatakan, penyelidik internasional
sudah berada di Suriah. Mereka telah siap untuk mengunjungi tempat
serangan senjata kimia mematikan yang diduga di Douma yang mendorong
tindakan militer oleh Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris.
Penduduk sipil menolong seorang pria
dari sebuah tempat berlindung di Kota Douma yang terkepung di Ghouta
Timur, Damaskus, Suriah, Kamis (22/2/2018). (REUTERS/BASSAM KHABIEH)
Arab
Saudi sepenuhnya mendukung serangan yang diluncurkan Amerika Serikat,
Prancis dan Inggris di Suriah karena itu mencerminkan respons atas
kejahatan rezim
Riyadh CB) - Arab Saudi menyatakan dukungan penuh untuk
serangan Amerika Serikat terhadap fasilitas militer Suriah, serangan
tersebut dinilai sebagai tanggapan atas "kejahatan rezim" terhadap warga
sipil.
"Arab Saudi sepenuhnya mendukung serangan yang diluncurkan Amerika
Serikat, Prancis dan Inggris di Suriah karena itu mencerminkan respons
atas kejahatan rezim," menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Arab
Saudi, dilansir dari AFP.
Pernyataan yang dimuat di kantor berita Saudi Press Agency ini
menyatakan serangan dipicu oleh "penggunaan senjata kimia rezim Suriah
terhadap warga sipil yang tidak berdosa, termasuk perempuan dan
anak-anak".
Arab Saudi dan negara-negara teluk lainnya menjadi pendukung utama kelompok oposisi Suriah melawan Presiden Bashar al-Assad.
Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris mengatakan mereka melancarkan
serangan pada Sabtu sebagai tanggapan atas dugaan serangan kimia di Kota
Douma di dekat Damaskus sepekan lalu.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Paris memiliki “bukti” rezim
Suriah menggunakan senjata kimia, namun, klaim itu dibantah pemerintah
Damaskus.
Sejumlah mahasiswa menggelar aksi
selamatkan Ghouta di Jakarta, Jumat (2/3/2018). Dalam aksinya mereka
menuntut diakhirinya perang yang telah menyebabkan krisis kemanusiaan
dan merenggut nyawa ratusan orang di Ghouta, Suriah. (ANTARA /Akbar
Nugroho Gumay)
Dubai, UAE (CB) - Uni Emirat Arab (UAE) pada Sabtu (14/4)
menyatakan negara itu mengikuti dengan "prihatin" perkembangan di Suriah
dan peningkatan saat ini, demikian laporan media setempat.
Kementerian Urusan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional UAE di Abu
Dhabi juga "dengan keras mengutuk" penggunaan senjata kimia terhadap
warga sipil, kata kantor berita UAE, WAM.
Satu pernyataan resmi menambahkan UAE mendukung semua tindakan
internasional dengan tujuan menghapuskan dan menghancurkan senjata yang
dilarang secara internasional tersebut.
UAE juga menekankan perlunya mencegah senjata itu jatuh ke tangan "organisasi teroris internasional di daerah konflik".
UAE, sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta,
Ahad pagi, menegaskan dukungannya bagi operasi militer terhadap senjata
terlarang tersebut dan instalasinya di Suriah.
Pernyataan itu menambahkan UAE percaya penyelesaian politik adalah dasar
bagi penanganan krisis Suriah. Negara Arab tersebut juga menyerukan
semua pihak untuk bertindak sejalan dengan resolusi terkait keabsahan
internasional.
Pernyataan itu mengatakan UAE mengharapkan berakhirnya krisis Suriah
dengan segala resiko yang ditimbulkannya bagi persatuan negeri tersebut
dan kehilangan nyawa manusia yang meningkat. Pada saat yang sama,
pernyataan itu menegaskan bahwa diaktifkannya peran Arab dalam upaya
politik diperlukan untuk menemukan penyelesaian politik.
Secara terpisah, Kementerian Urusan Luar Negeri Estonia pada Sabtu
kembali menegaskan dukungan Estonia bagi upaya pimpinan PBB untuk
mewujudkan penyeleisaian politik yang langgeng bagi konflik Suriah.
"Estonia dengan keras mengutuk penggunaan senjata kimia oleh rejim
Suriah, yang paling akhir di Douma pada 7 April 2018 dan menyerukan
semua yang bertanggung-jawab diseret ke pengadilan," katanya.
Pemerintah Suriah telah membantah tuduhan itu dan menyebut laporan
tersebut adalah berita palsu yang digunakan oleh Barat untuk membenarkan
serangannya ke Suriah.
NEW YORK - Amerika Serikat (AS) dalam posisi "lock and loaded"
untukmenyerang Suriah lagi jika pemerintah Presiden Bashar al-Assad
kembali menggunakan senjata kimia. Hal itu ditegaskan Duta Besar AS
untuk PBB, Nikki Haley, kepada Dewan Keamanan PBB.
“Kami yakin
bahwa kami telah melumpuhkan program senjata kimia Suriah. Kami siap
untuk mempertahankan tekanan ini, jika rezim Suriah cukup bodoh untuk
menguji keinginan kami,” katanya.
"Jika rezim Suriah menggunakan gas racun ini lagi, Amerika Serikat dalam posisi 'lock and loaded'," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Minggu (15/4/2018).
AS,
Inggris, dan Prancis meluncurkan serangan udara terhadap Suriah pada
Sabtu (14/4/2018) pagi sebagai tanggapan atas dugaan serangan kimia di
Douma pada akhir pekan lalu. Sekitar 110 rudal menghantam sasaran di ibu
kota Suriah, Damaskus dan wilayah lainnya.
Meski begitu banyak
rudal ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara buatan Soviet. Sistem
pertahanan udara S-125, sistem pertahanan udara S-200, Buk dan Kvadrat
digunakan dalam menangkis serangan rudal yang diluncurkan AS dan
sekutunya.
MOSKOW
- Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Rusia akan menyerukan
pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB. Itu dilakukan setelah Amerika
Serikat (AS), Prancis, dan Inggris melakukan serangan rudal
terkoordinasi terhadap Suriah.
Menyebut serangan udara itu
sebagai tindakan agresi, pemimpin Rusia mengatakan serangan itu merusak
seluruh sistem hubungan internasional dan akan memperburuk bencana
kemanusiaan di Suriah. Begitu bunyi pernyataan yang diposting ke situs
web Kremlin.
Putin juga menegaskan kembali pandangan Rusia bahwa
dugaan serangan kimia di kota Douma, Suriah, yang memicu serangan
tersebut palsu seperti dikutip dari USA Today, Sabtu (14/4/2018).
Presiden
Trump mengumumkan bahwa serangkaian serangan diluncurkan oleh AS,
Perancis dan Inggris pada fasilitas senjata kimia Assad di Suriah. Trump
mengatakan serangan itu akan dipertahankan guna memastikan bahwa Suriah
tidak menggunakan senjata kimia untuk menyerang warga sipil.
Setelah
Pentagon mengatakan serangan itu berakhir, duta besar Rusia untuk AS,
Anatoly Antonov, mengeluarkan pernyataan di Twitter menuduh sekutu telah
merancang skenario sebelumnya untuk melawan Rusia dan Suriah.
Ia pun memperingatkan bahwa serangan tersebut akan membawa konsekuensi yang belum ditentukan.
"Sekali
lagi, kami sedang diancam. Kami memperingatkan bahwa tindakan seperti
itu tidak akan dibiarkan tanpa konsekuensi," kata Antonov.
"Semua tanggung jawab untuk mereka ada di Washington, London, dan Paris," imbuhnya.
"Menghina
presiden Rusia tidak dapat diterima dan tidak dapat ditoleransi. AS -
pemilik gudang senjata kimia terbesar - tidak memiliki hak moral untuk
menyalahkan negara lain," tukasnya.
Presiden Suriah Bashar
al-Assad pun bereaksi atas serangan militer AS. "Jiwa yang baik tidak
akan dipermalukan," kata Assad di akun Twitter resminya.
AMSTERDAM
- Penyidik senjata kimia akan mencoba untuk mencapai lokasi serangan
racun yang dicurigai di kota Douma, Suriah. Mereka melakukannya beberapa
jam setelah negara-negara Barat meluncurkan serangan udara sebagai
pembalasan atas penyerangan dengan gas beracun.
"Misi pencarian
fakta OPCW akan melanjutkan penyebarannya ke Republik Arab Suriah untuk
membuat fakta seputar dugaan penggunaan senjata kimia di Douma," kata
badan itu dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Reuters, Minggu (15/4/2018).
Amerika
Serikat (AS), Inggris dan Prancis menembakkan lebih dari 100 rudal di
Suriah pada Sabtu pagi dalam intervensi militer Barat pertama yang
dikoordinasikan terhadap pemerintah Damaskus. Mereka mengatakan serangan
itu adalah hukuman karena membunuh puluhan orang, banyak dari mereka
wanita dan anak-anak, dengan senjata beracun yang dilarang.
Damaskus
dan sekutunya, Rusia, mengecam tindakan Barat, khususnya karena menolak
menunggu hingga hasil misi pencari fakta yang dikirim oleh OPCW setelah
insiden 7 April.
Petugas penyelamat mengatakan sejumlah orang
tewas dalam insiden itu. Washington mengatakan telah menegaskan bahwa
gas klorin digunakan, dan memiliki kecurigaan yang belum dikonfirmasi
bahwa zat saraf juga kemungkinan telah digunakan. Damaskus dan Moskow
menolak tuduhan atas serangan semacam itu.
Jika keamanan
memungkinkan, tim dari Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia (OPCW)
akan disebar secara singkat ke situs lokasi serangan.
"Tim akan bekerja dengan Departemen Keselamatan dan Keamanan PBB memastikan keselamatan tim," bunyi pernyataan itu.
Suriah
sendiri setuju untuk menyerahkan persenjataan senjata kimianya pada
tahun 2013 dan menyerahkannya ke inspeksi OPCW. Ini dimaksudkan untuk
menghancurkan semua persediaan gas sarafnya. Dalam kasus klorin, zat itu
diizinkan dimiliki untuk digunakan bagi kepentingan sipil, tetapi tidak
menggunakannya sebagai senjata.
OPCW akan menentukan apakah
senjata kimia digunakan dalam serangan pada 7 Maret lalu, tetapi tidak
akan menyalahkan pihak manapun.
Meskipun ada perjanjian AS-Rusia
untuk menghapus sepenuhnya program senjata kimia Suriah setelah ratusan
orang terpapar gas sarin di Ghouta pada 21 Agustus 2013, OPCW tidak
dapat memverifikasi bahwa semua fasilitas manufaktur, penyimpanan dan
penelitian telah dihancurkan.
Di antara situs yang dilaporkan
terkena serangan pada Jumat malam adalah Pusat Studi dan Penelitian
Ilmiah, fasilitas yang telah memainkan peran kunci dalam program senjata
kimia Suriah sejak tahun 1970-an.
Penyidik OPCW telah mengajukan
pertanyaan tentang SSRC sejak 2013, ketika Damascus bergabung dengan
Konvensi Senjata Kimia tahun 1997 dan setuju untuk menyingkirkan
cadangannya untuk mencegah ancaman serangan di bawah Presiden Barack
Obama.
Suriah tidak dapat menjelaskan beberapa temuan oleh para
penyidik, termasuk lokasi penelitian dan pengembangan yang tidak
diumumkan, keberadaan bahan kimia terlarang dan bom yang hilang, sumber
mengatakan kepada Reuters.
Jakarta, CB -- Rusia pertimbangkan untuk
memasok peluru kendali bertipe S-300 ke Suriah dan sejumlah negara
lainnya pasca-serangan gabungan ke kota Damaskus dan Homs, Sabtu (14/4)
dini hari.
"Setelah terjadinya serangan udara yang dilakukan
Amerika, Perancis dan Inggris ke Suriah, Rusia mungkin mempertimbangkan
memasok peluru kendali ke Suriah," ujar Kepala Staf Operasi Rusia di
Suriah, Sergei Rudskoi, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Rudskoi
juga mengungkapkan bahwa beberapa tahun lalu Rusia sempat menolak untuk
memasok rudal itu karena adanya tekanan dari beberapa negara mitra,
tapi serangan gabungan yang diklaim mencapai 110 rudal itu membuat Rusia
mempertimbangkan kembali sikap mereka.
Rudskoi mengatakan serangan Amerika pada Suriah bertujuan untuk
mengacaukan situasi di daerah itu, tapi dia memprediksi saat ini
Damaskus dan kota-kota lain dalam situasi tenang.
"Situsi di Damaskus dan kota-kota lain sudah aman sekarang," tuturnya.
Respons terhadap serangan gabungan itu juga datang dari Presiden
Rusia Vladimir Putin yang mengutuk serta menyerukan PBB bertindak dengan
menggelar pertemuan darurat Dewan Keamanan.
"Tindakan yang
dilakukan Amerika adalah bencana kemanusiaan dan menyebabkan rasa sakit
bagi warga sipil serta merusak hubungan internasional," kata Putin.
Pada
Sabtu dini hari, serangan gabungan lewat udara menyasar sejumlah
fasilitas produksi kimia rezim Bashar al-Assad dan dilakukan hanya
beberapa saat setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan akan
melancarkan serangan.
Militer AS menggunakan rudal Tomahawk yang
berdaya jelajah ribuan kilometer pada agresi tersebut, sementara
Perancis meluncurkan pesawat jet tempur Mirage 2000 dan Rafale, bersama
dengan empat kapal perang pergata.
Inggris mengeluarkan empat jet
tempur Royal Air Force dari pangkalan militer mereka di Siprus dan
meluncurkan rudal Storm Shadow.
Pihak AS menyatakan serangan gabungan itu merupakan pesan tegas kepada Suriah bahwa AS menentang penggunaan senjata kimia.
Seorang pengunjuk rasa terlihat sebagai
bayangan di balik bendera Suriah saat unjuk rasa diluar kedubes Amerika
Serikat terhadap kemungkinan serangan terhadap Suriah di Athena, Yunani,
Jumat (13/4/2018). (REUTERS/Alkis Konstantinidis)
Beijing (CB) - China menyatakan “menentang penggunaan
kekuatan” setelah Amerika Serikat melancarkan serangan udara di Suriah
beberapa waktu lalu.
“Kami terus menentang penggunaan kekuatan dalam hubungan internasional,
dan menganjurkan untuk menghormati kedaulatan, kemerdekaan dan
integritas teritorial semua negara,” kata juru bicara Kementerian Luar
Negeri, Hua Chunying melalui keterangan tertulis yang dimuat di
situsnya, dilansir dari AFP, Sabtu (14/4).
Hua berpendapat tindakan militer sepihak, tanpa persetujuan Dewan
Keamanan PBB akan “mempersulit tercapainya resolusi untuk masalah
Suriah”.
“China meyakini bahwa solusi politik adalah satu-satunya solusi yang realistis untuk masalah Suriah,” kata dia.
“China mengimbau semua pihak terkait untuk kembali kerangka hukum
internasional dan menyelesaikan masalah melalui dialog dan konsultasi”.
China merupakan salah satu dari lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB.
Beijing terus mengatakan krisis Suriah membutuhkan solusi politik,tetapi
mereka berkali-kali mem-veto langkah Dewan Keamanan yang bertujuan
mengatasi konflik tersebut, termasuk penyelidikan kejahatan perang di
negara itu.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali
Khamenei, menyebut Donald Trump, Emmanuel Macron, dan Theresa May
sebagai pelaku kriminal karena menyerang Suriah. (Reuters/leader.ir)
Jakarta, CB -- Pemimpin Tertinggi Iran,
Ayatollah Ali Khamenei, menyebut Presiden AS, Donald Trump, juga
Presiden Perancis, Emmanuel Macron, dan Perdana Menteri Inggris, Theresa
May, sebagai penjahat kriminal karena menyerang Suriah, Sabtu (14/4).
"Serangan
ke Suriah pada pagi ini adalah kejahatan. Presiden Amerika, Presiden
Perancis, dan Perdana Menteri Inggris adalah kriminal," ujar Khamenei,
sebagaimana dikutip Reuters.
Khamenei pun mengatakan bahwa AS tak akan mendapatkan keuntungan apa pun dari serangan ini.
"Mereka tidak akan mendapat keuntungan, seperti saat mereka ke Irak,
Suriah, dan Afghanistan di masa lalu, melakukan kejahatan dan tak
mendapat keuntungan," kata Khamenei.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Iran, Hossein Dehghan, juga melontarkan kecaman atas serangan ini.
"Rakyat Suriah akan menjawab serngan ini dan warga dunia harus mengecam agresi ini," ucap Dehghan.
Wakil
kepala angkatan bersenjata Iran, Yadollah Javani, bahkan mengatakan
bahwa AS harus bertanggung jawab jika serangan ini memicu konflik yang
lebih besar.
"Dengan serangan ini, situasi akan menjadi lebih
kompleks dan semuanya karena AS, yang akan bertanggung jawab atas dampak
dari peristiwa kawasan selanjutnya yang tentu tak akan sesuai dengan
kepentingan mereka," tutur Javani.
AS, Iran, dan Inggris melancarkan serangan rudal ke tiga titik di Suriah
sebagai tanggapan atas dugaan penggunaan senjata kimia di daerah
kekuasaan pemberontak di Douma yang menewaskan 40 orang pekan lalu.
Kementerian
Luar Negeri Iran menyatakan bahwa negaranya juga menentang penggunaan
senjata kimia, tapi tak terima jika isu itu dijadikan alasan untuk
menggempur negara lain.
Selama ini, Iran dikenal sebagai sekutu terdekat Suriah, selain Rusia, yang selalu mendukung rezim Bashar al-Assad.
Mantan
Duta Besar Iran untuk Suriah yang kini menjadi analis politik, Hossein
Sheikholeslam, mengatakan bahwa serangan ini justru akan mempersatukan
bangsa Suriah.
"Serangan ini akan menstabilkan pemerintah Suriah
dan mempersatukan berbagai suku di Suriah karena warga mulai sadar
kehormatan mereka dan kepentingan mempertahankan kemerdekaan, integritas
wilayah, dan pemerintahan negara mereka," katanya.
TEL AVIV
- Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memuji serangan yang dilakukan
Amerika Serikat (AS) terhadap Suriah. Namun ia juga memperingatkan
tentang kehadiran Iran membuat Suriah semakin berbahaya.
AS,
Inggris, dan Prancis menyerang Suriah dengan serangan udara sebagai
tanggapan atas dugaan serangan gas beracun yang menewaskan puluhan orang
pekan lalu. Presiden AS Donald Trump mengatakan dia siap untuk
mempertahankan respon sampai pemerintah Assad menghentikan penggunaan
senjata kimia.
"Awal pagi ini, di bawah kepemimpinan Amerika,
Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris menunjukkan bahwa komitmen mereka
tidak terbatas pada pernyataan prinsip," kata Netanyahu dalam pernyataan
tertulis seperti dilansir dari Reuters, Minggu (15/4/2018).
Netanyahu
mengatakan Presiden Suriah Bashar al-Assad harus memahami bahwa
penyediaan basis terdepan untuk Iran dan proksinya membahayakan Suriah.
Seorang
pejabat Israel mengatakan Israel diberitahu tentang serangan hanya
beberapa jam sebelum serangan. Ditanya berapa banyak peringatan yang
Israel terima, pejabat itu mengatakan kepada Reuters: "Antara 12 dan 24
jam, saya kira."
Ditanya apakah Israel membantu memilih target,
pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan: "Tidak
sepengetahuan saya."
Juru bicara kedutaan AS menegaskan kepada
Reuters bahwa Israel telah diberitahu sebelum serangan, tetapi dia tidak
memberikan rincian lebih lanjut.
Keterlibatan Iran di Suriah
untuk mendukung Assad telah mengkhawatirkan Israel, yang mengatakan akan
melawan ancaman apa pun. Gerakan Syiah yang didukung Iran, Hezbollah,
yang memiliki persenjataan rudal ekstensif, terakhir berperang dengan
Israel pada 2006 lalu.
Suriah, Iran dan Rusia mengatakan Israel
berada di belakang serangan udara di pangkalan udara Suriah pada hari
Senin yang menewaskan tujuh personel militer Iran, sesuatu yang Israel
tidak membenarkan atau membantah.
Pada
hari Rabu, Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara kepada Netanyahu dan
mendesaknya untuk tidak melakukan apa pun yang bisa mengacaukan Suriah,
menurut pernyataan Kremlin.
Netanyahu membalas dengan mengatakan Israel tidak akan mengizinkan Iran membangun dirinya di Suriah, menurut kantornya.
Israel telah melakukan serangan udara di Suriah secara teratur,
menargetkan pengiriman senjata yang diduga ke Libanon Hizbullah.