Kamis, 09 Februari 2017

Manuver Kejutan di Dekat Moskow, Rusia Kerahkan Sistem Rudal S-400


 
Manuver Kejutan di Dekat Moskow, Rusia Kerahkan Sistem Rudal S-400
Sistem rudal pertahanan udara S-400 Triumf Rusia. Sistem rudal termutakhir ini kembali dikerahkan Rusia di dekat Moskow hingga Kamis (9/2/2017). Foto / Sputnik / Mikhail Voskresenskiy
 
MOSKOW - Rusia kembali mengerahkan sistem rudal pertahanan canggih S-400 dalam posisi siaga tempur di dekat Moskow mulai kemarin hingga Kamis (9/2/2017) hari ini. Pengerahan senjata termutakhir Rusia ini dilibatkan dalam latihan tempur atau manuver kejutan oleh Angkatan Udara Rusia.

Pada Januari 2017 lalu, Rusia juga mengerahkan sistem rudal pertahanan udara S-400 di pinggiran Kota Moskow dengan dalih melindungi berbagai fasilitas penting milik negara. Saat itu, sistem rudal S-400 juga diposisikan dalam siaga tempur.

"Unit angkatan pertahanan udara bertanggung jawab untuk membela Moskow dan wilayah industri sentral. Telah dimasukkan (kategori) siaga tempur tertinggi,” kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan. ”Misi pertahanan udara melibatkan para awak tempur,” lanjut pernyataan itu, seperti dikutip Russia Today.

Menurut kementerian tersebut, latihan tempur kilat juga melibatkan sistem rudal S-300 dan sistem pertahanan udara Pantsir-S dengan posisi cadangan. Para petugas penjaga baterai sistem-sistem rudal canggih itu menjalani manuver anti-sabotase dan dilatih untuk beroperasi di medan yang sulit.

Latihan tempur kali ini merupakan bagian dari pelatihan kejutan oleh Angkatan Udara Rusia yang diperintahkan oleh Presiden Vladimir Putin pada hari Selasa.

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Aleksandr Fomin mengatakan, manuver di dekat Moskow ini melibatkan sekitar 45.000 tentara dan 1.700 buah peralatan militer, termasuk 150 pesawat jet tempur dan 200 peluncur rudal udara yang dikendalikan dari darat.

”Ini merupakan latihan kejutan dan dengan demikian tidak tunduk pada kontrol bawah dokumen Wina atau dokumen OSCE. Tidak ada pemberitahuan resmi yang diperlukan, tetapi kita menginformasikan sebagai isyarat niat baik,” ujar Fomin.


Credit  sindonews.com
















Rusia Pasok 50 Rudal SS-21 Scarab ke Rezim Suriah

 
Rusia Pasok 50 Rudal SS-21 Scarab ke Rezim Suriah
Rudal balistik SS-21 Rusia. Sebanyak 50 unit rudal canggih jenis itu dikirim Rusia kepada rezim Suriah. Foto / Military Edge
 
WASHINGTON - Para pejabat pemerintah Amerika Serikat (AS) melaporkan bahwa Rusia baru saja mengirim 50 rudal balistik jarak pendek SS-21 kepada rezim Suriah. Pasokan puluhan rudal canggih itu dianggap AS sebagai pengiriman terbesar rudal Moskow untuk Damaskus.

Menurut para pejabat AS, sebanyak 50 rudal balistik jarak pendek SS-21 Rusia tiba di pelabuhan Tartus, Suriah, di kawasan Laut Mediterania dalam dua hari terakhir. ”Untuk seseorang yang mereda perang, itu kiriman rudal besar,” kata seorang pejabat AS yang berbicara dalam kondisi anonim, seperti dikutip Fox News, semalam (8/2/2017).

Rudal SS-21 yang dipasok Rusia kepada Suriah terdiri dari berbagai jenis. Rudal canggih Moskow ini memiliki jangkauan tembak sekitar 100 mil.

Masih menurut pejabat AS, Rusia telah menembakkan dua rudal SS-21 dan empat rudal Iskander SS-26 dalam dua hari terakhir di Provinsi Idlib, Suriah, untuk melawan pasukan oposisi atau pemberontak.

Rudal Iskander yang berkemampuan nuklir pernah jadi sorotan media-media Barat beberapa waktu lalu, ketika Kremlin mengerahkannya ke Kaliningrad, basis Rusia di kawasan Baltik. Pengerahan rudal Iskander itu sempat membuat beberapa negara Baltik anggota NATO cemas.

Sedangkan rudal balistik jarak pendek SS-21 juga dianggap NATO sebagai rudal canggih dengan nama “Scarab”. Hingga kini (9/2/2017), pemerintah maupun militer Rusia belum berkomentar atas laporan pengiriman rudal canggih ke Suriah seperti yang dibeberkan para pejabat AS.

Pada bulan Desember 2016, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa Moskow mulai menarik sebagian pasukannya di Suriah. Kapal induk Rusia yang sudah beroperasi membantu rezim Damaskus juga sudah kembali ke Moskow.

Kendati demikian, Rusia masih memiliki sekitar 50 pesawat di Suriah, termasuk pesawat jet tempur, helikopter tempur, dan pesawat militer biasa.

 

Laporan dari para pejabat AS itu bersamaan dengan pengumuman Wakil Ketua Majelis Tinggi Rusia Ilyas Umakhanov bahwa Moskow berencana mengirimkan senjata canggih kepada pemerintah Suriah untuk membantu Damaskus memberangus ISIS.

Menurut Umakhanov, untuk mengalahkan ISIS, pemerintah Suriah membutuhkan senjata canggih Rusia. Tapi, dia tak menyebut nama senjata canggih yang dimaksud.

”Rusia akan terus merespons keras aksi terorisme di Suriah, respons itu mencakup penyatuan kekuatan dan tentu saja pasokan senjata presisi tinggi untuk pemerintah Suriah,” kata Umakhanov.



Credit  sindonews.com



Berangus ISIS, Rusia Berencana Pasok Suriah dengan Senjata Canggih

Berangus ISIS, Rusia Berencana Pasok Suriah dengan Senjata Canggih
Rusia berencana mengirimkan senjata canggih kepada pemerintah Suriah untuk membantu Damaskus memberangus ISIS. Foto/Istimewa
 
MOSKOW -  Rusia berencana mengirimkan senjata canggih kepada pemerintah Suriah untuk membantu Damaskus memberangus ISIS. Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua Majlis Tinggi Rusia, Ilyas Umakhanov.

Umakhanov mengatakan, pihaknya menilai, untuk dapat mengalahkan ISIS, pemerintah Suriah membutuhkan senjata canggih. Sebagai salah satu mitra Suriah, lanjut Umakhanov akan memberikan pasokan senjata tersebut.

"Rusia akan terus merespon keras aksi terorisme di Suriah, respon itu mencakup penyatuan kekuatan dan tentu saja pasokan senjata presisi tinggi untuk pemerintah Suriah," kata Umakhanov, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (8/2).

Dia kemudian mengatakan, untuk bisa menyelesaikan masalah terorisme tidak bisa mengandalkan satu atau dua negara saja. Ini membutuhkan upaya bersama, karena terorisme saat ini sudah menjadi ancaman global.

"Tidak mungkin untuk mengalahkan terorisme hanya dengan upaya satu negara. Terorisme telah diasumsikan sebagai ancaman global dan, setelah mencapai kemenangan di satu tempat, tidak ada alasan untuk membuat kekosongan tambahan di mana teroris dapat melanjutkan operasi militer," ucapnya.




Credit  sindonews.com








Sayap Militer Hamas Tolak Tawaran Pertukaran Tahanan Israel


 
Sayap Militer Hamas Tolak Tawaran Pertukaran Tahanan Israel
Brigade Izz ad-Din al-Qassam menolak tawaran pertukaran tawanan yang diajukan oleh Israel. Foto/Istimewa
 
YERUSALEM - Anggota sayap militer Hamas yang dikenal sebagai brigade Izz ad-Din al-Qassam mengatakan Israel telah mengusulkan kesepakatan baru tukar tahanan. Namun tawaran itu ditolak oleh al-Qassam.

Menurut anggota Brigade al-Qassam tawaran yang dimajukan oleh negara Zionis itu tidak memenuhi persyaratan minimum Hamas. "Kami telah menerima tawaran melalui mediator Israel untuk melaksanakan kesepakatan baru pertukaran tahanan," bunyi pernyataan al-Qassam seperti dikutip Sputniknews dari Al Jazeera, Rabu (8/2/2017).

Pada bulan Juni 2015, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meminta Sekjen PBB Ban Ki-moon untuk membantu mengembalikan dua warga Israel, Avera Mengistu asal Ethiopia dan Arab-Badui yang namanya belum diungkapkan dari Jalur Gaza. Pada tahun 2014, mereka secara terpisah menyeberang ke daerah kantong Palestina, dan koneksi dengan mereka hilang.

Keduanya diyakini ditahan di Gaza oleh kelompok militan lokal, dilaporkan oleh kelompok Hamas, yang dilarang oleh Israel. Para militan juga diyakini menahan jasad dari dua tentara Israel yang tewas pada tahun 2014.

Pada tahun 2011, Israel membebaskan lebih dari 1.000 warga Palestina dari penjara sebagai imbalan atas tentara Israel, Gilad Shalit. Gilad Shalit diculik oleh militan Hamas pada tahun 2006.




Credit  sindonews.com




Palestina Berencana Hentikan Kerjasama Keamanan dengan Israel

 
Palestina Berencana Hentikan Kerjasama Keamanan dengan Israel
Abbas mengatakan langkah ini adalah langkah terakhir yang akan diambil Palestina sebagai respon atas rancangan undang-undang (RUU) baru Israel soal pemukiman. Foto/Istimewa
 
PARIS - Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyatakan pihaknya berencana untuk menghentikan kerjasama dengan Israel. Kerjasama ini akan benar-benar dihentikan jika Israel melanjutkan kolonialisasi di tanah Palestina.

Berbicara saat melakukan kunjungan ke Parlemen Prancis, Abbas mengatakan langkah ini adalah langkah terakhir yang akan diambil Palestina sebagai respon atas rancangan undang-undang (RUU) baru Israel soal pemukiman.

"Jika kolonisasi terus terjadi, saya tidak punya pilihan lain, itu tidak akan menjadi salah saya," kata Abbas dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Rabu (8/2).

Sebelumnya, saat melakukan pertemuan dengan Presiden Prancis, Francois Hollande, Abbas menyebut undang-undang Israel terbaru adalah sebuah serangan terhadap rakyatnya. "Undang-undang Israel ilegal dan jelas-jelas menentang keinginan masyarakat internasional," kata Abbas saat konferensi pers bersama dengan Hollande.

Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Barang Antik Palestina, Rula Ma'ayah menyerukan masyarakat internasional untuk menghukum Israel atas undang-undang baru yang kontroversial.

RUU terbaru Israel sendiri berisi pemberian status legal pada pembangunan puluhan rumah di atas lahan pribadi rakyat Palestina. RUU akan melegalkan puluhan pos-pos liar Yahudi dan ribuan rumah pemukim di Tepi Barat yang diduduki.

LSM Israel pro-Palestina mengatakan, mereka akan meminta Mahkamah Agung untuk membatalkan undang-undang tersebut.



Credit  sindonews.com



Pemimpin Pemberontak Ukraina Tewas dalam 'Serangan Teror'


 
Pemimpin Pemberontak Ukraina Tewas dalam 'Serangan Teror' 
 Kepala Militer Pemberontak Ukraina, Mikhail Tolstykh dilaporkan tewas dalam insiden bom yang meledak di markas kelompok Batalion Somalia di Donetsk. (Reuters/Baz Ratner)
 
Jakarta, CB -- Kepala Militer Pemberontak Ukraina, Mikhail Tolstykh dilaporkan tewas dalam "aksi teror" pada Rabu (8/2).

"Ada aksi teror terjadi dan Givi [nama samaran Tolstykh] tewas di dalamnya," ungkap Juru Bicara kelompok Batalion Somalia, Eduard Basurin kepada AFP.

Kelompok yang dipimpin Tolstykh itu didukung langsung oleh Rusia. Kelompok separatis ini mendesak kemerdekaan wilayah Ukraina bagian timur untuk membentuk negara Republik Rakyat Donetsk.

Meskipun Basurin menolak menjelaskan lebih rinci mengenai serangan yang menewaskan pemimpinnya itu, laporan media setempat menyebut ada sebuah ledakan yang "meneror" markas Batalion Somalia yang berada di wilayah itu.

Sebelum Tolstykh, pemimpin pemberontak yang juga kepala militer Donetsk, Arseny Pavlov, lebih dulu tewas dalam sebuah serangan bom pada Oktober lalu.

Tolstykh berperan dalam pertempuran sengit pemberontak melawan pemerintah Ukraina dalam konflik sipil yang terjadi sejak April 2014 lalu.

Nama Tolstykh dan Pavlov menjadi yang paling dikenal dalam kelompok pemberontak di Ukraina. Sejumlah cuplikan keduanya di tengah pertempuran melawan pemerintah di zona perang kerap menjadi viral di media sosial.

Setidaknya 100 ribu orang tewas sejak daerah industri bagian timur Ukraina itu memberontak dari pemerintahan Kiev yang pro-Barat.

Ukraina dan Barat menuduh Rusia mendukung pemberontak dan mengerahkan pasukan di perbatasan. Klaim tersebut selama ini terus dibantah oleh Kremlin.

Selama ini pihak Barat terus berupaya membentuk kesepakatan gencatan senjata antar kedua belah pihak berkonflik.



Credit  CNN Indonesia



Beijing Hindari Konflik dengan AS soal Laut China Selatan


 
Beijing Hindari Konflik dengan AS soal Laut China Selatan  
Meski aktif di Laut China Selatan, Beijing menghindari konflik dengan AS. (REUTERS/Stringer)
 
Jakarta, CB -- Beijing meminimalisir kemungkinan konflik dengan Amerika Serikat soal Laut China Selatan di tengah retorika agresif pemerintahan Donald Trump. Negeri Tirai Bambu menyatakan kedua pihak akan merugi jika saling berbenturan.

China menegaskan kedaulatan di sebagian besar kawasan kaya sumber daya itu meski negara-negara tetangga di Asia Tenggara turut mengklaimnya. Untuk itu, Beijing membangun karang-karang di perairan sengketa tersebut menjadi pulau buatan yang bisa digunakan untuk megerahkan pesawat militer.

Pulau-pulau itu dianggap berpotensi mengakibatkan masalah dan komentar terbaru dari Juru Bicara Gedung Putih Sean Spicer serta Menteri Luar Negeri Rex Tillerson semakin memanaskan suasana.

Namun, Menteri Luar Negeri China Wang Yi, ketika berkunjung ke Australia, Selasa (7/2), mengatakan peperangan tidak akan menguntungkan siapa-siapa.

"Untuk setiap politisi yang berakal sehat, mereka jelas memahami bahwa tidak boleh ada konflik antara China dan Amerika Serikat," ujarnya di Canberra, dilaporkan ABC, sebagaimana dikutip AFP.

"Kedua pihak akan merugi dan kedua pihak tidak bisa menerima itu."
China membangun pulau buatan berkapasitas militer di Laut China Selatan.China membangun pulau buatan berkapasitas militer di Laut China Selatan. (Reuters/CSIS Asia Maritime Transparency Initiative/Digital Globe/Handout)
Bulan lalu Spicer mengatakan AS "akan memastikan kepentingan kami terlindungi" di Laut China Selatan sementara Tillerson mengatakan akses China ke pulau-pulau buatan itu bisa diblokade--meningkatkan kemungkinan konfrontasi militer.

Wang mengatakan hubungan AS-China telah berhasil melalui "semua bentuk kesulitan" selama berdekade dan penting untuk memperioritaskan usaha diplomasi, merujuk pada pernyataan lebih baru dari Menteri Pertahanan AS James Mattis.

Dalam kunjungan ke Jepang, pekan lalu, Mattis mengatakan Beijing "telah menghancurkan kepercayaan" negara-negara kawasan dengan penguatan militer di pulau-pulau yang dikendalikannya. Namun, dia menyeimbangkan pernyataan itu dengan menyerukan arbitrasi dan diplomasi untuk menyelesaikan masalah.

Di sisi lain, setelah bertemu dengan Wang, Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop mengatakan China menginginkan hubungan baik dengan pemerintahan Trump.

"Beijing tentunya menyambut baik hubungan mendalam dengan Amerika Serikat," ujarnya kepada Sky News.

"Mereka menginginkan era kerja sama, mereka melihat ada kesempatan untuk memperdalam koneksi dengan pemerintahan yang baru dan sebagaimana dia (Wang) katakan, Amerika Serikat dan China hanya akan mengalami kerugian jika kedua negara berkonflik."

"Impresi saya adalah China menginginkan hubungan positif dengan Amerika Serikat."





Credit  CNN Indonesia




Damaskus bantah laporan mengenai penggantungan massal di penjara Suriah


 
Damaskus (CB) - Kementerian Kehakiman Suriah membantah laporan yang disiarkan oleh Amnesty International mengenai penggantungan massal tahanan di satu penjara militer di dekat Ibu Kota Suriah, Damaskus.

Di dalam pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi Suriah, SANA, pada Rabu pagi, Kementerian tersebut mengatakan laporan semacam itu bertujuan "menodai reputasi Suriah di kancah internasional, terutama setelah kemenangan militer Suriah di banyak daerah belum lama ini".

Sehari sebelumnya, Amnesty mengeluarkan laporan yang menyatakan Pemerintah Suriah di Penjara Saydnaya di dekat Damaskus melakukan penggantungan massal sebanyak 13.000 orang.

Pengawas hak asasi manusia itu menuduh pemerintah melancarkan "kebijakan pemusnahan", dan menambahkan laporannya dilandasi atas wawancara dengan 84 saksi mata, termasuk penjaga, tahanan, dan hakim.

Penghukuman mati tersebut terjadi antara 2011 dan 2015, kata laporan itu, yang menambahkan kebanyakan orang yang dibunuh adalah warga sipil yang menentang pemerintah Suriah, demikian laporan Xinhua. Mereka dibawa ke luar sel mereka "pada tengah malam dan secara sangat rahasia".

"Sepanjang proses ini, mata mereka ditutup. Mereka tidak tahu kapan atau bagaimana mereka akan mati, sampai jerat dipasang di leher mereka," kata laporan itu.

Laporan tersebut menimbulkan kehebohan dan menjadi berita utama sejak Selasa, sehingga mendorong Kementerian Kehakiman Suriah untuk menanggapi.

"Kementerian Kehakiman sepenuhnya membantah dan dengan tegas mengutuk laporan tersebut, sebab itu tidak didasari atas bukti yang benar, tapi pada emosi pribadi yang bertujuan mencapai sasaran politik yang sudah diketahui," kata Kementerian itu di dalam pernyataannya.



Credit  antaranews.com





Iran tolak peringatan AS terkait uji nuklir


 
Dubai (CB) - Pemimpin Agung Iran, Ayatollah Ali Khamenei, pada Selasa menolak keputusan Amerika Serikat mencantumkan Iran "dalam peringatan" atas uji peluru kendalinya dan menyebut Donald Trump "wajah asli" korupsi di AS.

Dalam pidato pertamanya sejak Trump dilantik, pemimpin tertinggi Iran itu meminta warga Iran turun ke jalanan pada Jumat, hari peringatan revolusi Islam Iran 1979, untuk menunjukkan bahwa mereka tidak takut akan ancaman Amerika Serikat.

"Kami berterima kasih kepadanya (Trump) karena membuat kehidupan kami nyaman saat dia menunjukkan wajah asli Amerika Serikat," kata Khamenei dalam pertemuan petinggi militer di Teheran.

Trump menanggapi uji peluru kendali Iran pada 29 Januari dengan mengatakan "Iran bermain api" dan memberlakukan sejumlah hukuman baru terhadap beberapa orang dan kalangan di Iran, yang beberapa di antaranya berhubungan dengan Pengawal Revolusi Iran.

Gedung Putih mengatakan uji peluru kendali itu bukan pelanggaran langsung terhadap pakta nuklir 2015, yang ditandatangani dengan enam negara kuat di dunia, namun menyatakan itu "melanggar asasnya".

Ketika ditanya terkait komentar Khamenei pada Selasa, juru bicara Gedung putih Sean Spicer mengatakan Iran harus mengakui bahwa Amerika Serikat berada di bawah kepemimpinan baru.

"Presiden ini tidak akan diam saja membiarkan Iran melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan bersama itu," kata Spicer dalam pernyataan, "Saya rasa Iran bercanda jika mereka tidak menyadari ada presiden baru."

Menteri luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan Teheran tidak akan merundingkan ulang kesepakatan nuklir yang sering disebut sebagai hadiah kepada Iran oleh Trump.

"Saya yakin Trump akan mendorong adanya negosiasi ulang, namun Iran dan para negara Eropa tidak akan menerimanya," kata Zarif di harian "Ettelaat", "Kami akan menjalani masa-masa sulit ke depannya."

Pada saat kampanye, Trump berulang kali berjanji untuk menyingkirkan kesepakatan nuklir itu. Sementara Menteri Luar Negeri Rex Tillerson belum menyebutkannya, dia menyarankan adanya "peninjauan ulang penuh" terhadap kesepakatan itu.

Khamenei mengatakan Trump memastikan "yang kami katakan selama lebih dari 30 tahun terkait korupsi politik, ekonomi, moral dan sosial dalam sistem kekuasaan AS".

Pengulas Iran mengatakan bahwa pernyataan Khamenei itu cukup ringan karena tidak menyinggung tentang tanggapan militer.

"Dia (Trump) mengatakan kau harus takut pada saya. Tidak! Rakyat Iran akan menanggapi perkataannya pada 10 Februari dan akan menunjukkan pendirian mereka terhadap ancaman itu," kata Khamenei.

Presiden Hassan Rouhani mendukung permintaan Khamenei bagi para warga Iran untuk turun ke jalanan di penjuru negeri pada Jumat untuk "menunjukkan ikatan mereka yang kokoh dengan Pemimpin Agung dan Negara".

Resolusi Dewan Keamanan AS terkait kesepakatan nuklir mendesak Iran tidak melakukan pengujian peluru kendali, yang dirancang dapat membawa hulu ledak nuklir, namun tidak menyebutkan beberapa kewajiban.

Iran sepakat mengurangi program nuklir mereka sebagai ganti pencabutan sejumlah sanksi ekonomi dari AS, Eropa dan PBB.

Kritikus menyebut kesepakatan itu membuat Iran memperkuat keterlibatannya dalam sejumlah perang di dunia Arab, namun Teheran menyangkal pernyataan itu, demikian Reuters.




Credit  antaranews.com





Trump menjadi-jadi, akan predikati Pengawal Revolusi Iran sebagai teroris


 
Trump menjadi-jadi, akan predikati Pengawal Revolusi Iran sebagai teroris
Presiden Donald Trump (Reuters)
 
Jakarta (CB) - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump tengah mempertimbangkan untuk menyebut Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) sebagai organisasi teroris. Kantor berita Reuters menyebutkan, kabar ini diutarakan oleh sejumlah pejabat AS yang mengetahui proposal kebijakan kontroversial terbaru dari pemerintahan Trump itu.

Para pejabat itu mengatakan lembaga-lembaga pemerintah AS sudah mengonsultasikan proposal semacam itu yang jika diterapkan akan dilanjutkan dengan menerapkan sanksi individual dan kelompok yang berkaitan dengan IRGC.

IRGC sendiri diketahui lebih dari sekadar aparatur keamanan Iran yang paling berkuasa, namun juga mengendalikan bagian besar perekonomian Iran dan berpengaruh besar terhadap sistem politik Iran.

Reuters sendiri belum melihat salinan dokumen untuk proposal yang disebut-sebut akan menjadi Keputusan Presiden yang diunjukkan kepada Departemen Luar Negeri agar mempertimbangkan menyebut IRGC sebagai kelompok teroris. Belum jelas benar apakah Trump akan menandatangani rancanan Keppres baru ini.

Gedung Putih menolak mengomentari masalah ini, sedangkan Iran membantah terlibat dalam terorisme.

Beberapa rancangan Keppres baru dalam masalah-masalah lain bertebaran di lembaga-lembaga pemerintahan AS, namun ditolak atau ditangguhkan oleh pemerintahan Trump.

Pekan lalu Reuters melaporkan bahwa para pejabat pemerintahan Trump tengah membahas apakah Ikhwanul Muslimin juga akan disebut organisasi teroris, namun kabarnya pembahasan Ikhwanul ini dihentikan.

Menurut Reuters, dengan mengotakkan lembaga militer dan politik paling kuat di Iran sebagai kelompok teroris, maka Trump akan menuai efek destabilisasi, termasuk makin meruncingkan konflik di mana AS dan sekutu-sekutunya di Timur Tengah menuding Iran sebagai biang keladinya. Iran sendiri membantah tuduhan mereka.

Langkah AS kepada Iran itu juga akan memperumit perang AS melawan ISIS di Irak di mana milisi Syiah dukungan Iran dan dibekingi IRGC berandil besar dalam mengeliminasi ISIS di Irak.

Para penasihat kubu garis keras dalam pemerintahan Trump di Gedung Putih telah mendesak sang presiden untuk meningkatkan sanksi kepada Iran sejak pemerintahan baru AS ini terbentuk.

Sekutu-sekutu AS di kawasan Teluk menyukai pendirian keras Trump terhadap Iran yang selama ini mereka tuding kerap mengintervensi kawasan Timur Tengah, demikian Reuters.




Credit  antaranews.com








Daftar negara yang jadi sekutu dan musuh Donald Trump



 
Daftar negara yang jadi sekutu dan musuh Donald Trump
Presiden Amerika Serikat Donald (Reuters)
 
Jakarta (CB) - Donald Trump bersumpah untuk segalanya menomorsatukan Amerika lewat jargon "America first."  Tidak seperti presiden-presiden AS sebelumnya, Donald Trump benar-benar mengubah pandangan tradisional bangsanya mengenai siapa musuh dan sahabat Amerika.

Menurut kolomnis The Atlantic Jeffrey Goldberg, Trump telah membuat sekutu-sekutu dan musuh-musuh AS menjadi campur aduk, tidak jelas, siapa musuh, siapa sekutu.

"Ini dunia di mana hubungan diplomasi yang sudah mapan diobrak-abrik oleh cepatnya cuitan (di Twitter)," kata Goldberg. "Kita kini hidup di sebuah dunia di mana para pemimpin Uni Eropa berbicara tentangan ancaman nyata dari seorang presiden Amerika yang mantap membela pemimpin Rusia."

Berikut daftar negara yang menjadi sahabat dan musuh AS di bawah kepemimpinan Donald Trump.

TEMAN
Israel:
Mengoreksi sikap Barack Obama terhadap Israel, Trump memulihkan hubungan yang lebih baik dengan sekutu abadi AS ini.  Mengamini pandangan gelap Israel tentang Iran, Trump bertindak lebih jauh ingin memindahkan kedutaan besar AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Tapi Trump masih mengkritik aktivitas permukiman Yahudi di wilayah Palestina, kendati diam-diam memberi lampu hijau.

Rusia: Sejak Perang Dingin, tak ada presiden AS yang ingin berteman dengan Rusia, tetapi Trump malah benar-benar ingin bersahabat dengan Rusia, atas alasan yang sampai kini hanya dia seorang yang tahu.
Ketika duta besarnya sendiri di PBB mengutuk aneksasi Krimea oleh Rusia dan usil Rusia di Ukraina timur, Trump tetap saja menyanjung Presiden Rusia Vladimir Putin dan menepis tudingan bahwa Putin bukanlah pembunuh.

Inggris Raya: Perdana menteri dari sekutu abadi AS ini, Theresa May, adalah pemimpin asing pertama yang mengunjungi Trump di Gedung Putih. Trump menyambut suka cita keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Tapi belakangan dia dicemooh oleh rakyat Inggris karena mengeluarkan Keppres larangan imigran tujuh negara muslim masuk ke AS, bahkan ketua majelis rendah parlemen Inggris tak sudi memberikan waktu kepada Trump untuk menyampaikan pidato kehormatan di depan parlemen Inggris.

SETENGAH TEMAN
Australia: Trump merasa kerepotan oleh warisan kebijakan Barack Obama yang menyepakati pakta dengan Australia untuk memproses 1.250 pengungsi yang berada di kamp pengungsian Australia, untuk bisa masuk ke AS.  Trump sebenarnya tak mau menampung pengungsi-pengungsi itu, tetapi mengaku menghormati perjanjian Australia-AS yang ditandatangani semasa era Obama itu.

Jepang: Selama kampanye presiden, Trump menuding Jepang terlalu diuntungkan dalam perdagangan dengan AS dan menuduh tidak cukup membayar upeti untuk perlindungan militer AS kepada Jepang. Setelah perdana menteri Jepang menemui Trump di Trump Tower, Jepang mendapatkan jaminan dari Menteri Pertahanan James Mattis bahwa negara ini masih dijamin 100 persen keamanannya oleh AS.  Tapi komitmen ini tidak pernah keluar dari mulut Gedung Putih.

Jerman:
Trump memang menyebut bahwa dia mengagumi Kanselir Angela Merkel, tetapi dia pernah mengkritik kebijakan Merkel soal pengungsi. Merkel pernah mengatakan Eropa tak bisa lagi tergantung kepada AS pimpinan Trump. Jerman kini menjadi pemimpin barisan pembela liberalisme Barat yang dulu ikut dirancang AS.

SETENGAH MUSUH
Meksiko: Sejak awal Trump memang terus menganggap negeri ini musuh, ketimbang sekutu.  Meksiko dituding Trump telah mencuri lapangan kerja Amerika, memukul daya saing produk dagang Amerika, dan mengekspor bandit serta kriminal narkoba ke Amerika.

China: Naik cepatnya China sebagai superpower baru dunia telah membuat negara ini menjadi pesaing Amerika. Dan Trump kini berusaha mengubah praktik dagang China, merongrong pembangunan fasilitas militer China di Laut China Selatan, dan memasukkan China sebagai penyokong program nuklir Korea Utara, dengan langkah-langkah politik lebih drastis dibandingkan para pendahulunya.

MUSUH BENERAN
Suriah, Irak, Libya, Somalia, Sudan, dan Yaman: Dengan melarang sementara warga negara keenam negara ini, plus Iran, Trump secara tidak langsung mengandangkan keenam negara itu sebagai musuh AS.
Soal Korea Utara, Trump tidak percaya dengan nasihat Obama bahwa negara ini tengah mengembangkan peluru kendali berkepala nuklir yang bisa menjangkau wilayah Amerika. Trump yakin dirinya bisa menggertak Korea Utara dan menyepelekan kemampuan nuklir Utara.

Credit  antaranews.com













Rabu, 08 Februari 2017

Akankah ‘Perang Bintang’ Antara Rusia-AS Terjadi dalam Waktu Dekat?


 
Rusia sedang mengembangkan rudal dan sistem laser yang dapat menghancurkan satelit Amerika di orbit Bumi rendah (bahasa Inggris: low Earth orbit/LEO), kata kepala Komando Strategis AS (STRATCOM). Namun demikian, para pakar militer Rusia mengatakan bahwa ‘perang bintang’ yang melibatkan senjata laser tak akan terjadi dalam waktu dekat.
 
 aerospace defense
Pada pertengahan 1970-an, Uni Soviet melakukan penelitian untuk mengembangkan senjata laser. Hasil riset ini kemudian menghasilkan A-60, sebuah laboratorium terbang eksperimental dengan laser yang dipasang pada pesawat Il-76. Sumber: Vladislav Belogrud/RIA Novosti
Rusia sedang mengembangkan sistem rudal dan laser untuk melumpuhkan satelit AS, kata Kepala STRATCOM Jenderal John Hyten. Karena itu, AS perlu mengambil segala tindakan yang diperlukan untuk mengatasi ancaman ini, ungkap sang jenderal meyakini.
“Kita harus mencegah perangai buruk di luar angkasa dan kita juga perlu mencegah terjadinya konflik di luar angkasa,“ kata Jenderal Hyten yang secara khusus menyebutkan bahwa Tiongkok dan Rusia sedang menciptakan senjata yang dapat menyasar target di orbit Bumi rendah (LEO) dan disebarkan di permukaan Bumi.
Satelit-satelit Amerika di wilayah LEO sangat rentan terhadap ancaman ini dan Washington harus mengambil tindakan untuk mengamankan mereka, kata Jenderal Hyten tanpa memerinci langkah-langkah apa yang perlu diambil. Sang jenderal adalah orang yang bertanggung jawab atas arsenal nuklir Amerika, operasi ruang angkasa, pertahanan rudal, dan perang siber.
Viktor Murakhovsky, pemimpin redaksi majalah Arsenal Otechestva, mengatakan bahwa Hyten sedang mencoba untuk menakut-nakuti wajib pajak Amerika dengan isu ancaman Rusia yang baru demi mendapatakan lebih banyak uang untuk proyek-proyek militer.

Laser Soviet

“Pada pertengahan 1970-an, Uni Soviet melakukan penelitian untuk mengembangkan senjata laser. Hasil riset ini kemudian menghasilkan A-60, sebuah laboratorium terbang eksperimental dengan laser yang dipasang pada pesawat Il-76,” kata Murakhovsky.
Sayangnya, program ini dinyatakan gagal dan kementerian pertahanan menutup proyek ini pada awal 1990-an. Pada pertengahan 2000-an, proyek ini kembali dilanjutkan. Namun, hingga kini tak ada yang bisa diketahui karena program ini diklasifikasikan sebagai rahasia negara.
“Hingga kini, berbagai proyek senjata laser masih dalam tataran fiksi ilmiah. Baik Rusia maupun Amerika Serikat belum memiliki sumber energi yang memadai untuk menggerakkan sistem ini di Bumi ataupun di luar angkasa,” kata Dmitry Safonov, seorang analis militer Izvestia.

Sistem Rudal Baru

Namun demikian, baik sistem rudal Rusia maupun Amerika sebenarnya sama-sama mampu menghancurkan sasaran di LEO. Kolonel (Purn.) Viktor Litovkin, seorang pakar militer TASS, mengatakan bahwa sistem pertahanan rudal yang dikerahkan di luar kota Moskow mampu menghancurkan sasaran di orbit Bumi rendah dan merupakan salah satu proyek negara yang paling dirahasiakan.
“Jika diperlukan, para perancang Rusia dan Amerika bisa meningkatkan kemampuan sistem pertahanan rudal baik yang ada saat ini maupun di masa depan supaya mereka dapat menghancurkan target di orbit Bumi rendah,” kata Litovkin. “Pada 2018, Almaz-Antey, perusahaan pertahanan milik negara, akan mengeluarkan sistem pertahanan udara terbaru S-500 yang akan mampu menghancurkan target musuh pada ketinggian itu.”

Traktat Luar Angkasa

Para analis militer menilai pernyataan jenderal AS sebagai upaya untuk memulai militerisasi ruang angkasa. Namun, hal ini tentu saja akan berbenturan dengan hukum. Pada 1967, Washington dan Moskow menandatangani dan meratifikasi perjanjian demiliterisasi luar angkasa, yang dikenal sebagai Traktat Luar Angkasa.
Traktat Luar Angkasa (secara resmi disebut Traktat mengenai Asas-Asas yang Mengatur Aktivitas Negara-negara dalam Penjelajahan dan Penggunaan Luar Angkasa, termasuk Bulan dan Benda Langit Lainnya) adalah traktat yang menjadi dasar hukum luar angkasa. Traktat ini ditandatangani pada 27 Januari 1967 dan mulai berlaku pada 10 Oktober 1967. Pada Mei 2013, 102 negara telah meratifikasi traktat ini, sementara 27 lainnya telah menandatanganinya, tapi belum meratifikasinya.
Perjanjian internasional ini melarang kedua negara menyebarkan senjata nuklir atau senjata pemusnah massal lainnya di orbit Bumi. Namun demikian, penyebaran sistem senjata konvensional tetap diperbolehkan.
Hingga kini, tak satu pun dari negara-negara yang menandatangani dan meratifikasi perjanjian tahun 1967 ini mengerahkan sistem semacam itu di ruang angkasa.




Credit  RBTH Indonesia





Konflik Wilayah Sengketa, China 'Sentil' AS Lupa Sejarah


Amerika jangan pernah meninggalkan sejarah Perang Dunia II.
Konflik Wilayah Sengketa, China 'Sentil' AS Lupa Sejarah
China gelar latihan di Laut China Selatan. (REUTERS / Stringer)

CB – Amerika Serikat perlu 'membersihkan' sejarah tentang Laut China Selatan. Perjanjian yang tertera usai Perang Dunia II menyebutkan bahwa seluruh wilayah China yang diambil oleh Jepang harus dikembalikan ke China atas bantuan AS.
Hal itu diungkapkan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, di Canberra, Australia. "Amerika jangan pernah meninggalkan sejarah Perang Dunia II. Ini untuk memperjelas masalah di wilayah sengketa," kata Wang, seperti dikutip situs Reuters, Rabu, 8 Februari 2017.
Menurut Wang, Deklarasi Kairo 1943 dan Deklarasi Postdam 1945 secara jelas menyatakan bahwa Jepang harus mengembalikan seluruh wilayah China setelah sebelumnya dijajah. Wilayah tersebut, dia melanjutkan, termasuk Kepulauan Nansha, atau lebih dikenal sebagai Kepulauan Spratly.
Kemudian, pada 1946, pemerintah China, dengan bantuan AS, secara terbuka dan sesuai hukum, resmi mengambil alih gugusan pulau karang di Kepulauan Nansha yang sebelumnya di bawah Jepang.
"Setelah itu, negara-negara tertentu di sekitar China menggunakan 'metode ilegal' untuk memasukkan beberapa pulau karang di Nansha, yang kemudian terjadilah apa yang disebut sengketa Laut China Selatan," ungkap Wang.
Oleh karena itu, China tetap berkomitmen untuk menggelar pembicaraan dengan negara-negara yang terlibat langsung, dan berdialog sesuai dengan fakta-fakta sejarah dan hukum internasional dalam penyelesaian sengketa dengan damai. "Dan, posisi kami tidak akan berubah,” tutur Wang.
Beijing mengklaim, jalur laut strategis yang memiliki sumber alam berupa hasil perikanan dan minyak serta gas ini, bersama dengan Taiwan, Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Brunei Darussalam. Pernyataan Wang ini menangkal tudingan Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson.
Dalam rapat dengar pendapat dengan Senat AS, Tillerson mengatakan China seharusnya tidak diperbolehkan memiliki akses tunggal ke pulau-pulau yang bersengketa. Ia juga bersumpah untuk mempertahankan 'wilayah internasional' di perairan strategis.



Credit  VIVA.co.id







Pesawat China Saingan Airbus-Boeing Akan Terbang Perdana Tahun Ini


 
Pesawat China Saingan Airbus-Boeing Akan Terbang Perdana Tahun Ini Foto: Reuters



Beijing - Pesawat berbadan besar dan panjang buatan China akan terbang perdana pada semester I-2017 ini. Pesawat bernama C919 ini akan menjadi saingan dari Airbus dan Boeing.

Menurut surat kabar People's Daily, seperti dilansir dari AFP, Selasa (7/1/2017), pemasangan sistem di dalam pesawat tersebut hampir komplit.

C919 ini dibuat oleh BUMN China, yaitu Commercial Aircraft Corp of China (COMAC). Awalnya pesawat ini akan terbang perdana di 2015, namun mundur karena sertifikasi dan uji cobanya belum bisa dilakukan.

Bagi China, pesawat ini merupakan penyelesaian mandat negara untuk mengurangi ketergantungan terhadap pesawat Airbus dan Boeing, dan bersaing di pasar pesawat komersial.

Pesawat C919 pertama ini dirakit pada November 2015. Para pekerja menghabiskan waktu setahun untuk merakit satu persatu bagian pesawat yang bermuatan 168 penumpang.

Pesawat China Saingan Airbus-Boeing Akan Terbang Perdana Tahun IniFoto: Reuters


Pesaing pesawat ini adalah Boeing 737 dan Airbus A320. Pada November 2016, COMAC menerima pesanan 570 unit pesawat C919 dari 23 pelanggan. China merupakan salah satu pasar terbesar pesawat terbang.

Menurut Airbus, dalam 20 tahun ke depan, negara ini membutuhkan sekitar 6.000 pesawat baru dengan nilai pesanan US$ 945 miliar. Boeing lebih optimistis, China bakal membutuhkan 6.800 unit pesawat dengan nilai US$ 1 triliun dalam 20 tahun ke depan.

Untuk bisa memenangi pemesanan pesawat, Airbus dan Boeing menggandeng perusahaan lokal dalam perakitan pesawat di China.




Credit  finance.detik.com




Petisi untuk Memakzulkan Donald Trump Tembus 650 Ribu Suara


 Petisi untuk Memakzulkan Donald Trump Tembus 650 Ribu Suara
Karakter Donald Trump dilihat dari tulisan tangannya by Reuters
 
CB, Washington—Petisi online dengan tajuk Impeach Trump Now untuk memakzulkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menembus lebih dari 650 ribu suara.

Seperti dilansir Time, Rabu 8 Februari 2017, petisi yang dibuat oleh Free Speech for People  dan RootsAction, sejak Trump dilantik pada 20 Januari lalu, telah mencapai dukungan 655.363 suara pada Selasa waktu setempat.


 

“Presiden tidak berada di atas hukum. Kami tidak akan membiarkan Presiden Trump memperoleh keuntungan dari jabatan dengan taruhan demokrasi Amerika,” demikian pernyataan dari laman Impeach Trump Now.

Baru berkuasa selama dua pekan, Trump telah meloloskan sejumlah perintah eksekutif yang kontsroversial, termasuk larangan masuk bagi warga dari tujuh negara mayoritas Muslim pada 27 Januari lalu.

Gugatan dari sejumlah pihak membuat hakim federal membekakukan larangan ini pada 3 Februari.

Trump juga tercatat dalam sejarah sebagai presiden Amerika Serikat dengan tingak popularitas paling rendah.

Jajak pendapat yang dirilis Public Policy Polling menyebut 40 persen responden menginginkan Trump dilengserkan. Jumlah ini naik lima persen dari sepekan sebelumnya.

Namun, ia tidak dapat dimakzulkan hanya karena alasan ini.

Norman Solomon, salah satu pendiri organisasi RootsAction, mendesak Kongres untuk memulai proses pemakzulan. Salah satunya dengan alasan Trump telah melanggar Konstitusi.

“Ini adalah sebuah ujian penting bagi demokrasi Amerika. Sangat berbahaya jika seorang presiden melanggar Konstitusi,” tulis dia dalam opini di The Hill pada Senin lalu.

Tapi, desakan ini belum berhasil menggugah Kongres. Ketua Minoritas Kongres, Nancy Pelosi dari Demokrat menyebut Trump belum melakukan hal-hal yang membuatnya dapat dimakzulkan.

Meski Pelosi mengakui selama dua pekan berkuasa, Trump bertindak sangat gegabah.

“Saat dia melanggar hukum, (pemakzulan) mungkin terjadi. Tapi tidak saat ini,” ujar Pelosi menanggapi pernyataan dari Maxine Waters, koleganya di Kongres pada Senin lalu.



Credit  TEMPO.CO





Tinggal 30 Ekor, Panda Laut Segera Punah


 Tinggal 30 Ekor, Panda Laut Segera Punah
Vaquita, lumba-lumba kecil dari Teluk Meksiko. (naturalhistorymag.com)
 
CB, California -Porpoise terkecil di dunia semakin dekat menuju kepunahan. Saat ini hanya tersisa 30 vaquita porpoises. Lumba-lumba mini Vaquita dikenal juga sebagai “panda-nya laut” karena mata bulatnya yang istimewa dan panjangnya rata-rata 1,4 meter.

Sebuah laporan April tahun lalu menunjukkan populasi vaquita menurun hingga 92 persen sejak survei yang lengkap pada 1997. Keseluruhan populasinya tinggal di area kecil Teluk California, yang menjadi wilayah perikanan terpenting Meksiko. Di daerah ini juga terdapat banyak penangkapan ikan ilegal. Jika Meksiko tidak berusaha dan mengatur penangkapan ikan untuk menyelamatkan spesies itu, maka vaquita diperkirakan punah pada 2022.

Laporan terbaru yang dibuat Komite Internasional untuk Pemulihan Vaquita (CIRVA) akhir Januari silam menyebutkan, populasinya berkurang separuh lagi meski ada upaya-upaya dari pemerintah Meksiko menghentikan penggunaan gill net (jaring penangkap ikan yang digantung secara vertikal).

Pada 2015, Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto mengerahkan angkatan laut untuk menghentikan illegal fishing, memperluas wilayah perlindungan vaquita dan memberlakukan larangan dua tahun terhadap pemakaian gill net. Drone juga dikerahkan dalam upaya perlindungan vaquita, tapi CIRVA menyatakan hal itu tidak cukup mengurangi kegiatan penangkapan ikan ilegal.

Vaquitas memiliki sangat sedikit pemangsa alami, sehingga berkurangnya populasi mereka sepenuhnya kesalahan intervensi manusia. Saat ini para ilmuwan mengajukan usaha terakhir untuk menyelamatkan vaquita. Mereka berupaya mendapatkan persetujuan pemerintah untuk menempatkan sejumlah mamalia itu dalam semacam keramba sehingga mereka bisa melakukan reproduksi dengan aman.

Credit  TEMPO.CO










Misi Jepang untuk Bersihkan Sampah Antariksa Gagal

 Misi Jepang untuk Bersihkan Sampah Antariksa Gagal  
Pengangkut kargo Kounotori 6 milik Jepang terbakar 6 Februari 2017. Foto: The Verge
 
CB, Tokyo - Badan Antariksa Jepang, JAXA, telah mengkonfirmasi kegagalan sebuah misi yang bertujuan menguji teknologi untuk membersihkan puing-puing di ruang angkasa.

“Pengangkut kargo Kounotori 6 kembali ke bumi dan terbakar di atmosfer pada Senin,” kata pejabat JAXA sebagaimana dikutip The Verge, Senin, 6 Februari 2017.

 

Meskipun segmen eksperimental dari misi itu gagal, Kounotori telah berhasil memberikan pasokan ke Stasiun Antariksa Internasional (ISS) setelah peluncuran pada Desember.

Kounotori 6 membawa penambat logam berukuran 700 meter yang dirancang untuk memperlambat sampah antariksa dan membawanya kembali ke Bumi dengan gaya elektromagnetik.

JAXA mengatakan ada masalah dengan mekanisme untuk melepaskan penambat, dan teknisi tidak dapat memperbaikinya. Ini kemunduran penting kedua yang menimpa JAXA dalam beberapa pekan terakhir setelah lembaga itu gagal untuk menempatkan roket SS-520-4 ke orbit bulan lalu.

Roket sepanjang sekitar 10 meter dan dengan diameter 50 sentimeter itu membawa sebuah satelit seberat 3 kilogram dan panjang 35 sentimeter untuk mengambil gambar Bumi dan mengumpulkan data lainnya. “Tahap pertama dari peluncuran roket itu dilakukan, tapi tidak untuk tahap yang kedua, setelah masalah komunikasi ditemukan,” ujar juru bicara JAXA.

NASA memperkirakan ada sekitar 500 ribu keping puing-puing yang berukuran di atas setengah inci di orbit rendah. Puing-puing itu memiliki bahaya potensial terhadap 780 satelit yang beroperasi di daerah tersebut.

ISS, misalnya, terlindung dari objek yang berukuran lebih dari setengah inci, tapi hanya dapat memantau potongan puing-puing yang lebih besar dari dua inci.





Credit  TEMPO.CO






Batan Bangun Iradiator Gamma, Tebal Tembok 2 Meter



 Batan Bangun Iradiator Gamma, Tebal Tembok 2 Meter
Pembangunan Iradiator Gamma di Puspitek Serpong, Banten, diresmikan oleh Menristekdikti, Muhammad Nasir. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
 
CB, Tangerang Selatan - Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Djarot Wisnubroto, mengatakan pihaknya sedang membangun Iradiator Gamma Merah Putih senilai Rp 76,7 miliar di Kelurahan Kademangan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan.


Menurut Djarot, Iradiator Gamma, berfungsi untuk meningkatkan kualitas dari komoditas produk industri dan kesehatan.


“Agar memiliki nilai tambah ekonomi, terutama komoditas yang akan diekspor, meliputi buah, ikan, rempah-rempah, bahan obat, bahan kosmetik, dan alat kesehatan,” kata Djarot, Selasa, 7 Februari 2107.




Peneliti Batan, Nada Marnada, mengatakan dengan Iradiator Gamma semua komoditas yang akan di ekspor ke negara lain bisa di sterilisasi dengan radiasi.


Bangunan Iradiator Gamma pada lahan seluas 2 hektare ini, kata Nada, sangat menunjang kebutuhan industri Indonesia ke negara lain.


Saat ini, Nada menambahkan, Indonesia baru ada satu unit Iradiator dengan kapasitas besar yang digunakan secara komersial. Iradiator bernama Re-Lion tersebut milik perusahaan asal Singapura berlokasi di Cikarang, Kabupaten Bekasi.


“Iradiator melayani jasa iradiasi, itu pun sudah kelebihan kapasitas,” ujar Nada.

Nada mengatakan, dalam sehari Iradiator Gamma Merah Putih akan mampu menghasilkan produk iradiasi sebanyak 30 ton.


Nada menjamin Iradiator Gamma aman, karena tembok dinding untuk proses iradiasinya saja setebal 2 meter, tebal atapnya 1,8 meter. “Agustus 2017 akan diresmikan dan siap untuk di komersilkan,” ujar Nada.

Keberadaan Iradiator Gamma, ujar Nada, ini diharapkan membantu peningkatan komoditas produk untuk di ekspor ke luar negeri.  “Agar komoditas awet tanpa bahan kimia dan mempunyai nilai jual yang tinggi,” kata Nada.




Barang yang akan diawetkan, kata dia, dimasukkan ke dalam alat iradiator dengan conveyor. “Kemudian barang tersebut dilewatkan sinar gamma dengan intensitas sesuai yang ditentukan. Setelah itu barang keluar melalui conveyor dan sudah diradiasi menjadi awet,” ucap Nada.


Pada prinsipnya, kata Nada, radiasi bertujuan untuk membunuh bakteri penyebab kerusakan sebuah benda atau barang makanan.



Credit  TEMPO.CO













Rudal SM-3 IIA Mampu Hancurkan Rudal Balistik di Luar Angkasa

 Rudal SM-3 IIA Mampu Hancurkan Rudal Balistik di Luar Angkasa
Situs sputniknews.com, edisi 7 Februari 2017, menulis bahwa Amerika Serikat dan Jepang berhasil melakukan ujicoba rudal SM-3 IIA, yang merupakan penghancur rudal Balistik. SM-3 IIA sukses menghadang rudal balistik yang diluncurkan dari kapal perusak USS John Paul. raytheon.com

 Rudal SM-3 IIA Mampu Hancurkan Rudal Balistik di Luar Angkasa
Penguat atau booster dan hulu ledak kinetik rudal SM-3 IIA lebih besar dibanding SM-3 IB, sehingga meningkatkan waktu operasi. Pejabat Pertahanan Rudal Amerika Serikat menyebutkan bahwa hasil uji coba SM-3 IIA sangat penting, untuk mengantisipasi ancaman rudal balistik di seluruh dunia. youtube.com


 Rudal SM-3 IIA Mampu Hancurkan Rudal Balistik di Luar Angkasa
Rudal masa depan SM-3 IIA dikembangkan oleh Amerika Serikat dan Jepang. Rudal ini merupakan evolusi dari SM-2 Blok 4 buatan Raytheon yang telah terbukti keampuhannya. Raytheon telah mengembangkan rudal tiga tingkat ditambah booster ini menjadi SM-3 Blok 1, Blok 1A, Blok 1B, Blok 2, dan Blok 2A. raytheon.com

 Rudal SM-3 IIA Mampu Hancurkan Rudal Balistik di Luar Angkasa
Sejak 2002, dua puluh lebih rudal SM-3 telah diuji coba dengan 16 macam test. Uji coba terakhir berhasil dengan memuaskan. Rudal SM-3 IIA dapat mengintersep rudal balistik jarak pendek dan menengah di luar angkasa. Rudal ini diyakini mampu menghadapi rudal balistik Tiongkok DF-16. scout.com


 Rudal SM-3 IIA Mampu Hancurkan Rudal Balistik di Luar Angkasa
Pada Juni 2015, rudal SM-3 Blok IIA telah diuji coba. Evaluasi dilakukan terhadap kepala rudal, kontrol kemudi, dan pemisahan booster nya. Rudal pencegat ini akan masuk dalam jajaran Angkatan Laut Jepang dan Amerika Serikat. naval-technology.com


 Rudal SM-3 IIA Mampu Hancurkan Rudal Balistik di Luar Angkasa
Jepang memerlukan rudal pencegat SM-3 IIA untuk mengatasi ancaman rudal balistik Korea Utara dan juga Tiongkok. Sementara, Amerika Serikat akan menempatkan rudal pencegat SM-3 IIA di Polandia, pada 2018. htka.hu














Credit  tempo.co



Nikmati "Kebebasan", Obama Kiteboard dengan Miliarder Branson

 
Nikmati Kebebasan, Obama Kiteboard dengan Miliarder Branson
Mantan Presiden AS Barack Obama menikmati liburan di pulau pribadi miliarder Sir Richard Branson di Karibia. Foto / REUTERS
 
HAWAII - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mencoba beberapa olahraga air berbahaya seperti kiteboard di pantai Karibia. Obama menikmati “kebebasan”-nya dengan miliarder Sir Richard Branson setelah delapan tahun sibuk di Gedung Putih.

Selama menjadi Presiden AS, olahraga air berbahaya ini dilarang dengan alasan keamanan.

Obama muncul di pulau pribadi Branson di Karibia minggu lalu. Obama muncul di hadapan publik, sebulan setelah dia pensiun sebagai Presiden AS dan digantikan Donald Trump.

Foto-foto dan video keceriaan Obama menikmati liburan itu dipublikasikan Branson pada hari Selasa di situs Branson Virgin Group.

”Menjadi mantan presiden Amerika, ada banyak pengamanan di sekitar, tapi Barack benar-benar mampu bersantai dan masuk ke dalamnya,” tulis Branson.

Obama dan istrinya, Michelle Obama, pada pekan lalu juga terlihat berada di British Virgin Islands. Warga yang melihat mantan orang nomor satu di AS itu mem-posting foto Obama dan Michelle di media sosial.

Branson diketahui memiliki pulau pribadi seluas 48 hektare yang berna,a Moskito Island di Karibia. Menurut Branson, Obama mempelajari hobi olahraga air berbahaya itu selama dua hari. Obama juga menikmati olaharga “terbang layang” di pantai.

”Setelah semua yang telah dia lakukan untuk dunia, saya tidak bisa iri, dia memang layak menang,” tulis Branson, seperti dikutip Reuters, Rabu (8/2/2017).



Credit  sindonews.com





Melawan, Presiden Trump Sebut California di Luar Kendali


 
Melawan, Presiden Trump Sebut California di Luar Kendali
Presiden Amerika Serikat Donald John Trump. Foto / REUTERS
 
WASHINGTON - Ketegangan antara pemerintahan Presiden Donald Trump dan pemimpin California meningkat menjadi perang kata-kata atau cekcok. Presiden Trump menyebut California sudah di luar kendali dan mengancam menjadi wilayah itu sebagai “negara kuburan”.

Gubernur California Jerry Brown dan sekutu-sekutunya tak gentar dengan ancaman Trump. Mereka jutsru bersumpah untuk melawan Presiden Trump di setiap kebijakannya.

Dalam sebuah wawancara dengan penyiar Fox News, Bill O'Reilly, Trump mengkritik para anggota parlemen California yang memilih membuat hukum sendiri ketimbang bekerja sama dengan pihak imigrasi federal.

”Saya pikir itu konyol,” kata Trump. ”Kejahatan berkembang biak. Kami pasti tidak akan berdiri untuk melakukan perlindungan,” lanjut Trump.

“California di  luar kendali,” ujar Trump yang menambahkan bahwa pihaknya akan menarik dana untuk California. Ancaman finansial Trump itu menjadi “senjata” bagi Gedung Putih.

Pemimpin Senat, Pro Tem Kevin de Leon mengatakan bahwa California merupakan negara bagian yang kuat. ”Jauh dari luar kendali, California menciptakan pekerjaan lebih cepat dari negara bagian lain dan imigran adalah kunci untuk kemakmuran ekonomi kita,” ujarnya, dalam pernyataan tertulis, yang dikutip Rabu (8/2/2017).

”Kami adalah mesin pertumbuhan inovasi dan pekerjaan,  dan negara kita setiap tahun membayar pajak lebih banyak ke federal. Ekonomi kita adalah yang terbesar keenam di dunia dan tiga belas persen dari PDB negara.”

Politisi California lainnya, Anthony Rendon menambahkan, "Jika ini adalah apa yang Donald Trump pikir adalah 'di luar kendali’, saya akan menyarankan negara-negara bagian lain harus lebih seperti kita."

Sejak pemilu AS, Trump dan Brown telah bersteru. Gubernur Brown menyampaikan teguran berapi-api terhadap Trump dalam sebuah pidato Januari lalu.

”Kami punya para ilmuwan, kami punya pengacara dan kami siap untuk melawan," katanya.



Credit  sindonews.com