Selasa, 28 April 2015

Pemimpin ISIS Dikabarkan Meninggal Dunia

Pemimpin ISIS, Abu Bakr al Baghdadi (Foto: Farsnews)
Pemimpin ISIS, Abu Bakr al Baghdadi (Foto: Farsnews)
MOSUL  (CB) – Pemimpin kelompok militan ISIS, Abu Bakr al Baghdadi dikabarkan meninggal dunia. Hal itu disampaikan dua kantor berita di Irak, Alghad Press dan Al Youm Al Thamen.
Menurut kantor berita tersebut, al Baghdadi ditemukan meninggal di salah satu rumah sakit dekat wilayah Dataran Tinggi Golan. Pemimpin ISIS tersebut dikabarkan terluka parah akibat serangan udara yang dilakukan pasukan gabungan Pemerintah Irak, sebelum akhirnya meninggal di sebuah rumah sakit dekat wilayah Dataran Tinggi Golan.
Seperti dikutip ABNA News, Senin (27/4/2015), menurut sumber tersebut, dengan meninggalnya al Baghdadi, kelompok ISIS yang berbasis di Irak telah menyatakan sumpah setianya kepada pemimpin yang baru, yaitu Abdul Rahman al Sheijlar.
Seperti diberitakan, pasukan gabungan Israel telah melancarkan serangan udara ke wilayah Dataran Tinggi Golan dekat dengan perbatasan Suriah pada Minggu 27 April 2015. Akibat serangan itu, empat orang tewas dalam insiden tersebut.


Credit  Okezone


Jelang Eksekusi Mati Duo Bali Nine, SBY Batal ke Perth

Jelang Eksekusi Mati Duo Bali Nine, SBY Batal ke Perth
Lukisan mantan presiden SBY dan presiden Jokowi karya terpidana mati Bali Nine, Myuran Sukumaran, selama di Lapas Kerobokan. Sabnyak 21 lukisan Myuran akan dipamerkan di Belanda. News.com.au

CB, Perth - Menjelang eksekusi terpidana mati narkoba asal Australia, mantan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, membatalkan kunjungan tiga harinya ke Perth.

SBY seharusnya menjadi pembicara di forum kepemimpinan "In the Zone" di University of Western Australia, Perth, Australia, pada Jumat, 1 Mei 2015. Demikian dilaporkan The Australian pada Senin, 27 April 2015.

Wakil Rektor University of Western Australia Paul Johnson mengatakan SBY menangguhkan kunjungannya karena "waktu yang sensitif".

Dua anggota Bali Nine, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, akan dieksekusi di hadapan regu tembak di penjara Nusakambangan dalam waktu dekat, meskipun pemerintah Australia terus meminta Presiden Joko Widodo membatalkan eksekusi itu. Sukumaran dan Chan adalah dua warga negara Australia yang memimpin jaringan narkotik yang disebut dengan Bali Nine.

Johnson mengatakan SBY masih mempertimbangkan pilihan memberikan ceramah melalui jaringan video.

Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop dan Perdana Menteri Negara Bagian Western Australia Colin Barnett juga akan berbicara dalam forum tersebut.

University of Western Australia telah menawari SBY posisi guru besar tamu dan senior fellow serta berniat memberi dia gelar kehormatan.




Credit  TEMPO.CO

Duo Bali Nine Tetap Dieksekusi, Australia Tunda MoU dengan KY


Duo Bali Nine Tetap Dieksekusi, Australia Tunda MoU dengan KY  
Terpidana mati asal Australia Andrew Chan saat disidang di ruang Pengadilan Negeri Denpasar, Bali, 13 Oktober 2005. (REUTERS/Bagus Othman)
 
Jakarta, CB -- Situasi panas jelas eksekusi dua warga negara Australia Myuran Sukumaran dan Andrew Chan berimbas pada penundaan penadatangan nota kesapahaman Komisi Yudisial dengan lembaga pengawas hakim New South Wales, Australia.

Tak jelas sampai kapan penundaan ini dilaksanakan. Menurut Wakil Ketua Komisi Yudisial, Imam Anshori, kemungkinan MoU ditunda hingga hubungan kedua negara kembali normal.


Surat penundaan diterima KY kemarin diantar oleh perwakilan dari Australia. Meski tidak dinyatakan langsung soal hubungan penundaan ini dengan rencana eksekusi duo Bali Nine, namun secara samar perwakilan Australia tersebut menyatakan kaitannya.

"Sepertinya mereka menghormati publik Australia di tengah situasi seperti ini kok seperti tidak berpihak pada negaranya," kata Imam kepada CNN Indonesia, Selasa (28/4).

Jika memang hubungan dua negara setelah eksekusi mulai membaik, Australia menurut Imam akan kembali menghubungi KY soal MoU tersebut. 

MoU tentang peningkatan pengawasan hakim tersebut rencananya akan ditandatangani hari ini. MoU juga berkaitan dengan peningkatan kapasitas hakim di dua negara.

Dua warga negara Australia, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan adalah dua dari sembilan terpidana mati yang akan dieksekusi dalam waktu dekat. Keduanya terbukti menyelundupkan heroin seberat 8,2 kilogram bersama tujuh orang lainnya di Bandara Ngurah Rai, Bali 2005 silam.

Berbagai upaya hukum telah dilakukan dari mulai peninjauan kembali, permohonan grasi, hingga menggugat keputusan presiden sial grasi ke Pengadilan Tata Usaha Negara. Namun usaha keduanya selalu kandas.

Myuran dan Andrew saat in sudah mendekam di sel isolasi penjara yang ada di Pulau Nusakambangan untuk menghadapi eksekusi mati oleh regu tembak di pulau tersebut.

Australia sendiri sudah jauh-jauh hari mengecam rencana eksekusi ini. Pemerintah negeri kanguru itu juga terus berupaya agar eksekusi keduanya bisa dibatalkan




Credit  CNN Indonesia

Regu Tembak Siap Eksekusi Sembilan Terpidana Mati


Regu Tembak Siap Eksekusi Sembilan Terpidana Mati  
TNI menerjunka pasukan elite Kopassus untuk menjaga pelaksanaan eksekusi sembilan terpidana mati di LP Limus Buntu, Nusakambangan. (Reuters/Beawiharta)
 
 
Cilacap, CB -- Kapolda Jawa Tengah Irjen Nur Ali memastikan tim regu tembak dari kepolisian telah siap mengeksekusi sembilan terpidana mati, di Lapangan Tembak Limus Buntu, Nusakambangan, Cilacap.

"Regu tembak siap, ada 14 orang tiap tim dikali sebanyak itu (sembilan terpidana)," ujar Nur Ali di Dermaga Wijayapura, Cilacap, saat jumpa pers usai mengecek kesiapan eksekusi, Selasa (28/4).

Nur memastikan, timnya telah siap melaksanakan tugas negara untuk menembak pelatuk ke jantung sembilan terpidana mati kasus narkoba. Mereka adalah regu penembak dari Brigade Mobil (Brimob) yang terdiri dari seorang Bintara, 12 orang Tamtama, di bawah pimpinan seorang Perwira.

Merujuk Pasal 1 Undang-Undang Nomor 2/PNPS/1964 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pidana Mati yang Dijatuhkan Oleh Pengadilan di Lingkungan Peradilan Umum dan Militer, pelaksanaan pidana mati, yang dijatuhkan oleh pengadilan di lingkungan peradilan umum atau peradilan militer, dilakukan dengan ditembak sampai mati.

Bersama dengan Nur, turut mendampingi, Kepala Kejaksaan Negeri Cilacap dan Kapolres Cilacap AKBP Ulung Sampurna Jaya. Pengecekan persiapan dilakukan sekitar satu jam. Selain regu tembak, persiapan tersebut meliputi lokasi eksekusi, keamanan, tim kejaksaan, dan petugas sipir LP Besi.

Hal yang sama diutarakan eksekutor dari Tim Kejaksaan Negeri Cilacap. "Kami mengecek persiapan pelaksanaan eksekusi mati dan sudah siap," kata dia di dermaga.

Sembilan terpidana mati yang bakal dijemput maut terdiri dari tiga warga Nigeria, Jamiu Owolabi Abashin yang lebih dikenal sebagai Raheem Agbage Salami, Okwudili Oyatanze, dan Silvester Obiekwe Nwolise. Ada pula Rodrigo Gularte dari Brasil, Martin Anderson dari Ghana, dan Zainal Abidin dari Indonesia. Selain itu, terdapat duo Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Seluruh terpidana mati kini diisolasi di LP Besi.




Credit  CNN Indonesia

Australia Terima Surat dari Indonesia Terkait Eksekusi Mati


Australia Terima Surat dari Indonesia Terkait Eksekusi Mati  
Menlu Australia menerima surat dari Indonesia terkait eksekusi mati dan isinya tak mencantumkan perihal penangguhan hukuman. (Antara/Nyoman Budhiana)
 
Jakarta, CB -- Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop mengatakan ia telah menerima surat dari Indonesia pada Senin (27/4) malam. Isinya memberi informasi mengenai eksekusi yang segera dilakukan terhadap dua terpidana mati pengedar narkoba asal Australia dan tak mencantumkan perihal penangguhan hukuman.

"Mereka tidak memberikan indikasi bahwa Presiden (Joko) Widodo akan berubah pikiran dan mengabulkan grasi yang telah kita usahakan,” kata Bishop di media Australia, Nine Network pada Selasa (28/4).

Bishop mengatakan dia tidak diberi tanggal atau waktu pelaksanaan eksekusi terhadap Myuran Sukumaran dan Andrew Chan.

Sementara media-media Australia melaporkan bahwa Sukumaran dan Chan telah diberitahu untuk menyampaikan ucapan selamat tinggal terakhir pada pukul 14.00 WIB, sebelum eksekusi dilaksanakan tengah malam ini.

Meski begitu, belum ada keterangan resmi dari pemerintah Indonesia terkait eksekusi.

Menurut pantauan CNN Indonesia, secara bertahap keluarga calon tereksekusi mati sudah mendatangi Nusakambangan. Jika eksekusi mati jadi dilakukan malam ini, dipastikan para terpidana mati mulai diisolasi sore nanti dan hanya didampingi rohaniawan. Dan jika merujuk pada eksekusi mati jilid pertama, para terpidana mati akan dihadapkan pada regu tembak di Lapangan Tembak Lapas Limus Buntu, Nusakambangan.

Selain duo Bali Nine asal Australia, ada tujuh terpidana lain yang kini mendekam di LP Besi, Nusakambangan dan akan berhadapan dengan regu tembak yakni Mary Jane asal Filipina, Raheem Agbaje Salami asal Nigeria, Rodrigo Gularte asal Brasil, Zainal Abidin asal Indonesia, Silvester Obiekwe Nwaolise alias Mustofa dan Okwudili Oyatanze asal Nigeria, dan Martin Anderson alias Belo asal Ghana.




Credit  CNN Indonesia

Daftar WNI di Nepal yang Selamat & yang Belum Jelas


Daftar WNI di Nepal yang Selamat yang Belum Jelas
Puluhan WNI di Nepal selamat dari musibah gempa, namun ada beberapa yang belum jelas karena tidak bisa dikontak. | (Reuters)
 
 
JAKARTA   (CB) - Gempa dahsyat 7,8 SR di Nepal pada Sabtu pekan lalu dan diperparah dengan gempa-gempa susulan telah merenggut lebih dari 4 ribu jiwa pada Selasa (28/4/2015). Puluhan Warga Negara Indonesia (WNI) di Nepal sudah diketahui dalam kondisi selamat, namun ada beberapa yang belum jelas nasibnya karena tidak bisa dikontak.

Kementerian Luar Negeri dalam rilisnya yang diterima Sindonews, telah merinci beberapa WNI yang ada di Nepal. Berikut daftar WNI yang selamat dan WNI yang belum jelas nasibnya;

12 WNI menetap di Nepal yang selamat dan bisa dihubungi

1. Diah Ismaya
2. Winarti Karyono
3. Samini
4. Evi Nurlaila Ana
5. Fitri Rosdiana
6. Aprieri Dwi
7. Maya Apriyani
8. Ariani Hasanah
9. Wayan Kushle
10. Freddy Lawrens (berada di Jakarta)
11. Grace Tarigan (berada di Jakarta)
12. Ni Putu Purniawati (berada di Dubai)

6 WNI menetap di Nepal yang belum dapat dihubungi
1. Ari Isyanawati
2. Maria E. Putuhena
3. Toyibah
4. Parsiah Majudi
5. Purwanti
6. Ni Komang Widiasih

29 WNI visiting di Nepal yang selamat dan bisa dihubungi

1. Ahmad Taufan Damanik
2. Esther Indriani
3. Laura Hukom
4. Dhiana Anggraeni
5. Emmy Lucy
6. Tessy Ananditya
7. Sapta Hudaya
8. Nuri Arunbiati
9. Virgo Dirgantara
10. Handri Ramdhani
11. Nicko Ronny
12. Ong Kim Han
13. Yanti
14. Sri Purna Widari
15. Fadli Andrian
16. Yospina Opang
17. Agustina Soleh
18. Muhammad Insan Kamil
19. Cecilia Enny
20. dr. Meinardi Mastur
21. dr. Ahmad Novel
22. dr. Prabudi
23. dr. Eko Prasetyo
24. Gama Wardhani
25. Lewis Cassidy
26. Hafid Zulkarnaen
27. Kusumorini Susanto
28. Ardyan Hafizh
29. Sutansyah Marahakim

7 WNI visiting di Nepal yang belum dapat dihubungi
1. Alma Parahita
2. Kadek Andana
3. Jeroen Hehuwat
4. Hendry Renaldo
5. Dewi Pancaringtyas Asih
6. Rainul Ria
7. NN (WNI teman dari Rainul Ria)


Credit  SINDOnews


ASEAN Anggap Reklamasi Laut China Selatan Berbahaya


ASEAN Anggap Reklamasi Laut China Selatan Berbahaya
ASEAN menganggap reklamasi di Laut China Selatan oleh pihak China berbahaya bagi keamanan. | (Reuters)
 
KUALA LUMPUR   (CB) - KTT ASEAN di Malaysia mulai menyoroti tindakan China yang melakukan reklamasi di Laut China Selatan. ASEAN menganggap reklamasi di kawasan sengketa itu berbahaya bagi keamanan serta merusak perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan.

Pernyataan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) tersebut akan dikeluarkan setelah upacara penutupan KTT ASEAN di Kuala Lumpur pada hari Senin (27/4/2015).”Itu akan menaikkan keprihatinan serius dari beberapa pemimpin atas reklamasi lahan,” demikian kutipan draf pernyataan ASEAN yang dilihat Reuters.

Dalam pernyataan itu, ASEAN menyatakan bahwa, reklamasi telah "mengikis kepercayaan dan dapat merusak perdamaian, keamanan dan stabilitas di Laut China Selatan”. 

 
”Kami menegaskan kembali pentingnya menjaga perdamaian, stabilitas, keamanan dan kebebasan navigasi dan penerbangan di Laut China Selatan,” lanjut pernyataan ASEAN.

China telah mengklaim 90 persen atas kawasan Laut China Selatan yang kaya minyak dan gas. Namun, klaim itu ditentang Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Taiwan.

"Mereka tidak bisa mengabaikan bahwa beberapa anggota ASEAN memiliki pernyataan yang kuat pada masalah itu, terutama Filipina, yang memiliki perhatian serius, ini yang bisa menciptakan ketegangan di kawasan itu,” imbuh seorang diplomat ASEAN yang menolak diidentifikasi karena isu itu sensitif.




Credit  SINDOnews

Rusuh Rasial di Baltimore, Maryland Berstatus Darurat


Rusuh Rasial di Baltimore Maryland Berstatus Darurat
Kerusuhan rasial pecah di Baltimore, massa membakar gedung dan menjarah. | (Reuters)
 
 
BALTIMORE  (CB) - Pemerintah negara bagian Maryland, Amerika Serikat (AS) mengumumkan status darurat setelah Kota Baltimore dilanda kerusuhan rasial. Di kota itu sejak Senin waktu setempat telah memberlakukan jam malam.

Kerusuhan pecah, di mana ratusan orang menjarah toko dan membakar bangunan menyusul pemakaman pria kulit hitam yang tewas setelah terluka di dalam tahanan polisi. Massa yang didominasi warga kulit hitam melampiaskan kemarahan kepada aparat kepolisian. Setidaknya 15 polisi terluka.

Kerusuhan rasial ini paling parah sejak kerusuhan serupa pecah di Ferguson tahun lalu yang dipicu penembakan terhadap warga kulit hitam oleh polisi kulit putih.

Gubernur Maryland, Larry Hogan, resmi mengumumkan keadaan darurat dan menyiagakan aparat Garda Nasional untuk mengatasi para perusuh dan penjarah.

Polisi, seperti dikutip Reuters, Selasa (28/4/2015) telah menangkap 27 orang dalam kerusuhan itu. Sekolah-sekolah di Baltimore juga ditutup hari ini.

Wali Kota Baltimore, Stephanie Rawlings-Blake, menyebut para perusuh sebagai “preman”. ”Terlalu banyak orang telah menghabiskan generasi yang membangun kota ini, yang lantas harus dihancurkan oleh preman,” kata Rawlings-Blake.

Sebelumnya, pria kulit hitam berusia 25 tahun, Freddie Gray, dimakamkan setelah tewas dengan luka di bagian tulang belakang. Dia tewas setelah seminggu ditahan aparat polisi Balltimore.



Credit  SINDOnews

"Abbott, Jika Berani Datangi RI & Bawa Pulang Duo Bali Nine"


Abbott Jika Berani Datangi RI Bawa Pulang Duo Bali Nine
PM Australia, Tony Abbott, ditantang warganya agar ke Indonesia dan membawa pulang duo Bali Nine. | (Reuters)
 
 
CANBERRA   (CB) - Menjelang eksekusi terpidana mati duo Bali Nine asal Australia, Perdana Menteri Tony Abbott ditantang sejumlah warganya untuk datang ke Indonesia dan bawa pulang duo Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.

Tantangan untuk PM Abbott itu muncul dari sekelompok seleberiti Australia melalui video online. Dalam video itu, mereka memohon Abbott terbang ke Indonesia dan membuat pengajuan terakhir untuk menyelamatkan duo Bali Nine.

Video itu berjudul “Selamatkan Anak-anak Kita Mr Abbott”. Mereka yang mendesak Abbott agar terbang ke Indonesia adalah aktor, musisi dan penulis seperti Geoffrey Rush, Guy Pearce, Bryan Brown, Deborah Mailman, Joel Edgerton dan Brendan Cowell. 

 
”Tony, jika Anda punya keberanian dan kasih sayang, Anda akan pergi ke Indonesia dan membawa anak-anak ini pulang,” kata Cowell dalam video itu, yang dilansir Sydney Morning Herald, Selasa (28/4/2015).

Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, membela PM Abbott yang didesak sekelompok warganya itu agar terbang ke Indonesia untuk menyelamatkan duo Bali Nine.

Bishop mengaku telah menerima surat dari Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi pada Senin malam. Surat itu berisi keputusan untuk mengeksekusi gembong narkoba duo Bali Nine pada Selasa tengah malam di Nuskambangan.

”Mereka tidak memberikan indikasi bahwa Presiden (Joko) Widodo tidak akan berubah pikiran untuk   mengabulkan grasi yang telah kita ajukan,” katanya.

Bishop mengatakan bahwa, Pemerintah Australia adalah mengikuti saran dari para ahli agar tidak melakukan perjalanan ke Indonesia, karena hal itu tidak akan membantu.”Jelas, jika bepergian ke Indonesia akan membuat perubahan, kami akan pergi ke sana," katanya.




Credit   SINDOnews

Marah pada Indonesia, Australia Isyaratkan Tarik Dubes


Marah pada Indonesia Australia Isyaratkan Tarik Dubes
Pemerintah Australia marah pada Indonesia atas rencana eksekusi duo Bali Nine dan mengisyaratkan menarik Dubesnya. | (Ilustrasi) 
 
 
CANBERRA  (CB) - Pemerintah Australia marah kepada Pemerintah Indonesia yang tetap dengan keputusannya untuk mengeksekusi duo Bali Nine terpidana mati kasus narkoba asal Australia. Australia mengisyaratkan untuk menarik Duta Besar (Dubes)-nya dari Jakarta.

Duo Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, kemungkinan akan dieksekusi Selasa (28/4/2015) malam atau Rabu dini hari besok. Keluarga mereka pada hari ini telah mengucapkan selamat tinggal.

Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop dan Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, telah mempertimbangkan semua pilihan, termasuk menarik Dubes Australia untuk Indonesia, Paul Grigson. Menurut mereka kebijakan itu sebagai tanda kemarahan Pemerintah Australia atas keputusan eksekusi yang mungkin akan dilakukan aparat Indonesia malam ini.

“Sangat kecewa,” ucap Bishop mengomentari keputusan Pemerintah Indonesia, seperti dikutip Sydney Morning Herald, Selasa (28/4/2015).

Yang membuatnya marah, karena Indonesia mengabaikan permintaan Pemerintah Australia untuk tidak mengumumkan eksekusi duo Bali Nine pada Anzac Day. “Sangat kecewa bahwa itu berjalan dengan cara ini,” lanjut Bishop.

Duo Bali Nine merupakan dua di antara sembilan terpidana mati yang mayoritas warga asing yang akan kemungkinan dieksekusi malam ini. Eksekusi tetap dijalankan setelah grasi mereka ditolak Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan banding mereka juga ditolak.

”Mereka tidak memberikan indikasi bahwa Presiden (Joko) Widodo akan berubah pikiran dan mengabulkan grasi yang telah kita ajukan,” ujar Bishop.



Credit   SINDOnews

Presiden Korsel terima pengunduran diri PM terkait suap


Presiden Korsel terima pengunduran diri PM terkait suap
Presiden Korea Selatan yang baru Park Geun-hye mengucapkan sumpah jabatan saat dilantik di parlemen di Seoul, Senin (25/2). Park (61), putri dari mantan pemimpin militer Korea Selatan Park Chung-hee, menjadi perempuan pertama yang terpilih sebagai Presiden Korea Selatan. (REUTERS/Lee Jae-Won)
 
 
Seoul (CB) - Presiden Korea Selatan Park Geun-Hye, Senin, menerima pengunduran diri perdana menterinya terkait skandal suap yang meluas dan telah mencemari anggota-anggota senior di pemerintahannya yang goyah.

Park sedang berada dalam lawatan empat hari ke Amerika Selatan ketika Perdana Menteri Lee Wan-Koo mengajukan pengunduran diri. Keputusan itu dibenarkan oleh seorang pejabat kantor kepresidenan, beberapa jam setelah Park kembali ke tanah air, lapor AFP.

Kendati merupakan pejabat tertinggi kedua di Korea Selatan, seorang perdana menteri sebagian besar hanya menjalankan peranan seremonial di negara itu. Kekuasaan berpusat di lembaga kepresidenan.

Namun, jabatan tersebut membawa beban simbolis dan mundurnya Lee setelah menjabat hampir dua bulan merupakan pukulan baru bagi Park, yang kian tersudut.

Tangan Lee menjadi kotor karena skandal, yang awal bulan ini dipicu insiden bunuh diri Sung Wan-Jong, bekas kepala perusahaan konstruksi yang bangkrut.

Dari dalam saku baju pria itu, para penyelidik menemukan sebuah catatan berupa daftar nama delapan orang, termasuk Lee dan kepala staf kepresidenan Lee Byung-Kee --bersama-sama sejumlah pejabat lainnya-- yang diduga menerima uang suap.

Membunuh diri dilakukan Sung di saat ia akan diperiksa oleh jaksa penuntut menyangkut tuduhan bahwa ia membentuk dana dari uang perusahaan yang digelapkan untuk menyuap para politisi dan pejabat pemerintah.

Kendati Lee telah berkali-kali menyatakan tidak bersalah, tekanan agar ia mengundurkan diri terus meningkat setelah partai oposisi utama mengatakan mereka akan mengupayakan pemakzulan secara resmi terhadap dirinya.

Situasi itu merupakan saat-saat bergolak bagi Presiden Park, yang tingkat penerimaannya masih belum kembali baik setelah tragedi kapal penumpang Sewol tahun lalu.

Pada minggu-minggu belakangan ini, para keluarga dan pendukung korban tragedi itu turun ke jalan melakukan unjuk rasa sementara serikat buruh juga melancarkan pawai unjuk rasa di seantero negeri untuk mengecam reformasi ketenagakerjaan.

Lawatan Presiden Park ke Amerika Selatan, yang dikritik sebagian pihak sengaja diatur waktunya agar bersamaan dengan peringatan tahun pertama tragedi kapal penumpang Sewol, beberapa waktu menghindarkan diri untuk menjadi bahan kritik.

Kantor kepresidenan sebelumnya pada Senin mengatakan bahwa Park telah dianjurkan untuk beristirahat selama dua hari setelah ia mengeluh mengalami kram perut dan radang tenggorokan.

Juru bicaranya menggambarkan Park berada dalam kondisi tidak sehat untuk bekerja terlalu keras dan ia juga mengalami kelelahan.

Dalam sebuah pernyataan, Partai Saenuri berkuasa pimpinan Park mengatakan pihaknya menyayangkan pengunduran diri perdana menteri.

"Namun, hal ini menunjukkan tekad kuat presiden untuk menggunakannya sebagai titik awal bagi reformasi politik," kata pernyataan itu.

Credit ANTARA News

Serge Atlaoui lolos dari eksekusi tahap II


Serge Atlaoui lolos dari eksekusi tahap II
Terpidana mati kasus narkoba asal Prancis, Serge Arezki Atlaoui (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
Bukan karena tekanan Presiden Prancis
Jakarta (CB) - Terpidana mati Warga Negara Prancis, Serge Areski Atlaoui, lolos dari pelaksanaan eksekusi mati tahap II karena tengah mengajukan upaya hukum melalui PTUN.

Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Tony Tribagus Spontana di Jakarta, Senin, membenarkan penundaan eksekusi Serge itu, namun bukan akibat tekanan dari Pemerintah Prancis.

"Bukan karena tekanan Presiden Prancis," katanya.

Sergei telah mengajukan perlawanan terhadap Keputusan Presiden soal grasi ke Pengadilan Tata Usaha Negara di saat-saat terakhir menjelang eksekusi.

"Dia mendaftarkan perlawanannya pada menit-menit terakhir batas waktu pengajuan pada Kamis 23 April 2015 pukul 16.00 WIB," katanya.

Ia mengatakan, Kejagung menghormati proses hukum yang berlangsung hingga tidak akan mengikutsertakan Serge dalam orang yang akan dieksekusi.

Saat ini tinggal menunggu putusan PTUN, jika ditolak maka segera dieksekusi, katanya.

Dengan ditundanya rencana eksekusi Serge, maka jumlah terpidana yang akan dieksekusi pada tahap II berkurang dari 10 orang menjadi 9 orang.

Kesembilan orang itu di antaranya anggota duo "Bali Nine" Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, Mary Jane asal Filipina dan Rodrigo asal Brasil.

Serta satu di antaranya terpidana mati asal Indonesia Zainal Abidin.

Sejumlah terpidana mati sudah masuk ruang isolasi di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah dan diperkirakan dieksekusi pada Selasa (28/4).




Credit  ANTARA News

Arab Saudi kerahkan personil garda nasional ke perbatasan dengan Yaman


Riyadh (CB) - Pasukan pertama dari Garda Nasional Arab Saudi telah dikerahkan di perbatasan dengan Yaman, menurut media resmi Ahad malam.

Mereka akan bergabung dengan para anggota penjaga perbatasan dan pasukan yang telah memperkuat garis depan sejak 16 Maret ketika koalisi pimpinan Saudi memulai serangan-serangan udara terhadap para pemberontak Houthi dan para sekutunya di Yaman.

Pasukan Garda Nasional "telah tiba di kawasan Najran untuk ikut serta dalam pertahanan perbatasan di bagian selatan... bertugas menghadapi kemungkinan dari ancaman-ancaman," kata kantor berita Arab Saudi SPA.

Raja Salman mengumumkan pada 21 April mobilisasi Garda Nasional, beberapa jam setelah koalisi menyatakan diakhirinya operasi serangan udara yang dikenal dengan nama "Badai Operasi Pamungkas".

Kendati ada deklarasi tersebut, koalisi itu terus melakukan serangan-serangan udara di Yaman, tempat para pemberontak Houthi dukungan Iran bersekutu dengan unit-unit tentara yang setia kepada mantan Presiden Ali Abdullah Saleh.

Mereka berperang melawan pasukan yang setia kepada Presiden Abedrabbo Mansour Hadi, yang telah mengasingkan diri ke Riyadh dengan para anggota pemerintahnya.

Garda Nasional yang dibentuk dari berbagai kabilah pendukung dinasti Saudi sejak berkuasa di Jazirah Arab dipimpin oleh Pangeran Miteb bin Abdullah.


Credit  ANTARA News

Senin, 27 April 2015

ASEAN Masih 'Terpecah' Soal Sengketa Laut Cina Selatan


Para pemimpin ASEAN

Para pemimpin ASEAN dan istri mereka menghadiri jamuan makan malam di Kuala Lumpur Convention Centre, Minggu (26/04).


Sengketa wilayah Laut Cina Selatan sulit diselesaikan sebab setiap negara yang terlibat mempunyai kepentingan sendiri dan menempuh pendekatan sendiri meskipun beberapa negara yang mengklaim masuk dalam wadah ASEAN.

Demikian pendapat analis politik Elina Noor dari Institut Kajian Strategis dan Internasional (ISIS) Malaysia.

"Untuk menggabungkan semua kepentingan dan cara penyelesaian ini memang agak sukar. Di tingkat ASEAN ada Code of Conduct (Tata Perilaku) tetapi asasnya setiap negara akan mencoba menyelesaikan masalah di Laut Cina Selatan berdasarkan kepentingan negara masing-masing."

Empat negara anggota Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara itu (Malaysia, Brunei, Vietnam dan Filipina) memperebutkan wilayah di Kepulauan Spratly dan Paracel yang juga diklaim oleh Cina.


'Menjauhkan dengan Cina'

Sengketa Laut Cina Selatan menjadi salah satu topik pembahasan KTT ASEAN di Kuala Lumpur pada 26-27 April.

Filipina mendesak ASEAN bersikap tegas terhadap Cina khususnya menyangkut reklamasi pantai di wilayah yang juga diklaim oleh Filipina, tetapi Malaysia menghendaki pendekatan lebih lunak.

"ASEAN harus menghindari semua tindakan yang justru tidak produktif dan menjauhkan kita, baik di antara kita sendiri maupun dengan Cina," kata Menteri Luar Negeri Malaysia Dato' Sri Anifah Aman.

Cina tercatat sebagai salah satu mitra dagang terbesar bagi Malaysia dan sejauh ini mengedepankan pendekatan lebih lunak dibandingkan Filipina dan Vietnam.


Dato Sri Anifah

Dato Sri Anifah menegaskan 'cara ASEAN' lewat dialog lebih produktif dibandingkan konfrontasi.



Kepentingan-kepentingan lain, kata pengamat politik dari ISIS Malaysia, Elina Noor, tampak lebih mempunyai bobot.

"Hubungan antara ASEAN dengan Cina tidak hanya menyangkut masalah Laut Cina Selatan saja. Hubungan itu mencakup aspek ekonomi, aspek politik dan aspek diplomatik. Jadi ada aspek-aspek lain yang mungkin lebih penting daripada apa yang terjadi di Laut Cina Selatan," jelasnya kepada wartawan BBC Indonesia, Rohmatin Bonasir di Kuala Lumpur.

Sementara itu Menteri Luar Indonesia Retno Marsudi mengatakan pembahasan sengketa Laut Cina Selatan di tingkat ASEAN kali ini tetap menganut prinsip yang sama bahwa perkumpulan tersebut tetap menginginkan kawasan yang stabil dan damai.

Dikatakan pula ASEAN akan segera memulai negosiasi CoC (Tata Perilaku) Laut Cina Selatan dan Thailand, sebagai koordinator, berencana akan menggelar pertemuan dengan Cina untuk menyampaikan hal itu.

Sepuluh kepala negara anggota ASEAN hari ini (27/04) menghadiri sidang pleno pertemuan puncak di Kuala Lumpur, termasuk Presiden RI Joko Widodo. Pada sore hari para kepala negara akan bertolak ke Langkawi untuk melanjutkan pertemuan.



Credit  BBC World - detikNews