Kamis, 27 November 2014

Keluar dari G20, RI Bisa Terhindar Bea Masuk Tinggi

Keluar dari G20, RI Bisa Terhindar Bea Masuk Tinggi
Keluar dari G20, RI Bisa Terhindar Bea Masuk Tinggi (Ilustrasi: Okezone)

JAKARTA (CB) - Menteri KP Susi Pudjiastuti berkeinginan agar Idonesia keluar dari G20. Hal ini dikatakan karena negara lain menerapkan bea keluar atau ekspor yang tinggi terhadap Indonesia.
“Intinya kan soal tarif masuk. Soal itu, tanpa menyebut G20nya, jadi intinya adalah muatannya bukan G20 nya. kalau G20 kan kemenlu. Jadi terutama maksud kita adalah bagaimana tarif biaya masuk ini turun," jelas Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Saut P Hutagalung di Kantornya, Jakarta, Rabu (26/11/2014).
Saut menjelaskan, dengan penerapan bea masuk yang tinggi pula membuat daya saing Indonesia terlihat rendah dibandingkan dengan negara-negara lain.
"Nah oleh karena itu kita harus lebih tajam, jangan kita muter-muter G20 gitu. karena ini kepentingan nasional. kita terikat dengan tahapan dan kajian. nah yang kita sampaikan adalah supaya ada percepatan," tambahnya.
Namun, Saut mengakui bahwa untuk keluar dari G20 tidak bisa dilakukan hanya dengan satu sektor saja yakni kelautan dan perikanan.
"lebih baik kita keluar dan dikenakan sebagai negara berkembang dibanding kiat duduk di situ dan dianggap dan dikenakan tarif negara maju," ungkapnya.
Bahkan, Saut menilai bahwa pemerintah seharusnya siap jikalau harus benar-benar keluar dari G20. "nah kalau tarif turun kita harus keluar ya keluar. makanya di sini melibatkan dua kemenlu dan perdagangan. tarif turun nanti yang lain ikut," tutupnya.

Credit OkeZone

Muncul Kembali Wacana Saham Pertamina Tak Akan Dijual Lagi di Bursa

 
 Ilustrasi indeks

JAKARTA, CB - Wacana menjadikan Pertamina sebagai non-listed public company muncul lagi. Kali ini, wacana tersebut berembus dari Tim Reformasi Tata Kelola Migas. Namun, pro-kontra soal ini pun sudah muncul di tim yang sama.

"Pertamina perlu didorong segera menjadi perusahaan publik non-listed. Nanti kita lihatlah kapan direksi baru," ujar anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas, Agung Wicaksono di Jakarta, Rabu (26/11/2014) malam.

Status non-listed public company berarti saham Pertamina tak akan lagi diperdagangkan di bursa. Namun, Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas, Faisal Basri, mengatakan sejauh ini belum ada rencana untuk mengubah bentuk perusahaan Pertamina.

Faisal berkilah, pernyataan Agung adalah usul dari anggota tim. Meski demikian, dia tak menampik bahwa ada anggota timnya pernah jadi anggota tim yang membuat kajian mendorong usul Agung itu.

"Ada usulan dan kami welcome (untuk semua usulan)," tegas Faisal. Menurut dia, anggota yang tak dia sebutkan namanya itu melaporkan pernah membuat kajian itu dan menyatakan siap banyak berkontribusi dalam topik tersebut. "Kalau sampai Pertamina seperti apa, itu bagian dari rekomendasi dari persoalan hulu sampai hilir," papar Faisal.

Meski demikian, Faisal juga tak menutup kemungkinan usul tersebut benar-benar terwujud. "Bisa saja," jawab dia ketika ditanya soal kemungkinan tersebut.

Sebelumnya, wacana tersebut sudah lebih dulu dimunculkan oleh Tim Transisi Joko Widodo-Jusuf Kalla, tim yang dibentuk setelah Pemilu Presiden 2014 dan sebelum Jokowi-JK dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden.

Saat itu, tim transisi tegas menyatakan pentingnya melaksanakan revolusi mental bagi pegawai BUMN di sektor minyak dan gas. Salah satu revolusi mental itu adalah mengubah bentuk perusahaan Pertamina.

Dalam siaran pers yang dilansir pada Jumat (23/9/2014), masalah Pertamina itu ditegaskan oleh Deputi Tim Transisi Jokowi-JK, Hasto Kristiyanto. "Pertamina akan bertransformasi menjadi non-listed public company untuk meningkatkan kemampuan managerial, finansial korporasi, dan SDM nasional," papar dia.




 Credit KOMPAS.com

Industri baja nasional khawatir terdampak ekses Tiongkok


Industri baja nasional khawatir terdampak ekses Tiongkok
Pekerja mengontrol produk baja batangan (billet steel) di unit Slab Steel Plant PT Krakatau Steel Tbk, Cilegon, Banten. (FOTO ANTARA/Asep Fathulrahman)
 
 
Cilegon (CB) - Industri baja nasional tengah dilanda kekhawatiran terdampak kelebihan produksi dari industri baja di Tiongkok.

Hal itu disampaikan Direktur Utama PT Krakatau Steel Irvan Kamal Hakim saat menyambut kunjungan kerja Menteri Perindustrian Saleh Husin di kawasan pabrik Krakatau Steel di Cilegon, Banten, Rabu.

"Saat ini Tiongkok punya kelebihan produksi baja sekira 24 juta ton untuk setiap penurunan 1 persen PDB mereka. Yang menjadi pertanyaan nantinya akan ke mana ekses produksi baja mereka."

"Yang muncul jadi potensi adalah negara-negara Asia Tenggara dan Indonesia termasuk yang belum besar proteksinya," katanya.

Oleh karena itu, hal itu disampaikan kepada Menperin sebagai salah satu tantangan yang harus diatasi industri baja nasional.

Sementara itu, Irvan melanjutkan bahwa sebetulnya pemerintah Tiongkok sendiri telah menindak lanjuti keadaan tersebut, kelebihan produksi industri baja.

"Pemerintah Tiongkok berusaha mendorong penyerapan domestik, salah satunya lewat pengendalian suku bunga dengan harapan konsumsinya tumbuh di sana.

"Bagi Indonesia, tantangannya muncul karena di sini konsumsinya jelas bertumbuh, namun lagi-lagi menjadi pertanyaan pertumbuhan konsumsi ini siapa yang bakal mengisi. Kami tentu inginnya produk lokal jadi raja di negeri sendiri," tuturnya.

Selain itu, Irvan secara khusus menyebut industri otomotif sebagai salah satu peluang yang harus ditindaklanjuti secara serius.

"Sebab ada kecenderungan para prinsipal yang kebanyakan dari Jepang itu mengutamakan impor dari sana langsung ketimbang menggunakan dari sini. Itu tantangannya," katanya.

Credit ANTARA News

Bantu Perdamaian Dunia, 140 Anggota Polri Dikirim ke Sudan


"Penugasan ini nantinya selama satu tahun."


Kapolri Jenderal Sutarman 
Kapolri Jenderal Sutarman (VIVAnews/Ahmad Rizaluddin)
 
CB - Setelah enam bulan melakukan pelatihan berbagai kesiapan, 140 personel Kepolisian Republik Indonesia yang tergabung dalam Satuan Tugas Formed Police Unit (FPU) Indonesia VII akhirnya dikirimkan Darfur, Sudan (UNAMID).

Kapolri Jenderal Polisi Sutarman mengatakan, 140 personel ini dikirim guna mengendalikan ketertiban umum, perlindungan pada personel dan fasilitas PBB serta melindungi warga sipil dan pengungsi korban konflik di Darfur.

"Mereka yang dikirim adalah 100 personel pasukan taktis dan 40 pasukan pendukung lainnya. Ini juga dalam misi pemeliharaan perdamaian PBB-Uni Afrika," ujar Sutarman.
Menurut Sutarman, selama dalam pelatihan enam bulan tersebut, para pasukan ini selain pelatihan fisik, dibekali juga dengan pengenalan disetiap medan-medan berbeda, analisa daerah operasi, hingga pengenalan situasi dan karakter masyarakat di daerah tujuan.

"Penugasan ini nantinya selama satu tahun," katanya

Sutarman menambahkan, Satgas FPU terbentuk bedasarkan hasil rekrutmen dari seluruh satuan kerja dan satuan kewilayahan Polri.

Diketahui, sejak tahun 2008 lalu, Polri telah mengirimkan pasukannya untuk misi perdamaian dunia. Tercatat sebanyak 1.513 personel pernah ditugaskan dalam misi pemeliharaan perdamaian PBB.

"Setiap mereka kembali selalu dievaluasi, apa kekurangan dan kelebihan, jadi ketika kami kirim lagi semakin membaik. Selama ini Garuda dapat apresiasi sangat baik dari PBB," ujar Sutarman.

Sementara itu, menurut jadwal, 140 personel ini, akan diterbangkan menuju Sudan, pada Minggu, 8 Desember 2014 mendatang. Mereka akan diberangkatkan  melalui Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

Credit VIVAnews

Rabu, 26 November 2014

INS Vikramaditya Aircraft Carrier


 

 Once integrated, INS Vikramaditya will bring transformational capabilities to the Indian Navy and will be a ‘game changer’.
At the time of attaining our Independence our visionary leaders saw the centrality of a powerful Navy and set us on the right course by envisaging an Indian Navy centred on aircraft carriers for sea control in our expansive areas of maritime interest. INS Vikrant, India’s first aircraft carrier was acquired from Great Britain and commissioned on 04 Mar 1961. INS Vikrant was a Majestic class CATOBAR (Catapult Assisted Take Off but Arrested Recovery) carrier and operated Sea Hawk fighters, Alize (Anti-Submarine Warfare) aircraft and Seaking helicopters. Consistent with its vision, India next acquired HMS Hermes, a Centaur class STOVL carrier and a veteran of the Falkland War. INS Viraat was commissioned on 12 May 1987 as India’s second aircraft carrier and India’s first STOVL carrier operating the Sea Harrier aircraft. Soon after the acquisition of INS Viraat, INS Vikrant was also converted from a CATOBAR carrier to a STOVL (Short Take-off and Vertical Landing) carrier. INS Vikrant was decommissioned on 31 Jan 1997, after 36 years of glorious service under the Indian ensign. For almost a decade India had two aircraft carriers and the Indian Navy was fully cognisant of the criticality of having an aircraft carrier available for deployment on each seaboard to fulfil the Navy’s assigned tasks. In recognition of the importance of aircraft carriers, the Indian Navy had already started exploring the possibility of indigenously designing and constructing an Aircraft Carrier, this project took off in right earnest in the late 90s as the Air Defence Ship was conceived. However, given the long gestation period of such projects, the search for a replacement for INS Vikrant gained momentum as its decommissioning drew closer.
It was at this juncture that Russia offered Admiral Gorshkov to the Indian Navy. Negotiations over acquiring the 44,500 ton Admiral Gorshkov started in 1994. Various high level delegations who had assessed the ship had independently concluded that the ship’s hull was in good material state and would be worth considering for exploitation in the Indian Navy with a suitable mix of aircraft.
Signing of the Contract
After detailed negotiations the two countries signed a memorandum of understanding in Dec 1998 during a visit by Russian PM Yevgeny Primakov. The Inter-Governmental Agreement which included acquisition of Project 11430 (Admiral Gorshkov) was signed between the Federation of Russia and the Union Government of India on 04 Oct 2000. After a Detailed Project Development Review, contractual negotiations and thereafter price negotiations, Government approved the acquisition on 17 Jan 04 at a cost of Rs 4881.67 Cr for the complete package of R&R of the ship, spares, infrastructure augmentation and documentation. The deal was signed on 20 Jan 04 and the effective date of the contract was established as 24 Feb 04. The R&R of the ship commenced from 09 Apr 04.
The repair and refit was being undertaken by FSUE Sevmash, the state owned shipyard at Severodvinsk, Russia. The R&R was scheduled to have been completed within 52 months. Though the refurbishment process was started in right earnest, soon it was realized that the work and equipment requiring replacement was significantly higher than originally estimated. Entire length of cable, large portions of steel hull, motors, turbines and boilers, etc. would have to be completely replaced with resulting in cost escalation and time slippage.
A protracted renegotiation for arriving at a mutually acceptable price for refurbishment was held in the ensuing months. Finally, in Dec 2009, the Indian and the Russian sides arrived at an agreement on the final price of delivery of this ship. More significantly, it was agreed that the delivery of the ship would take place only in the year 2012. Though the re-negotiated price was significantly higher than what was originally agreed upon, the fillip that the addition of Gorshkov would give to the Blue water requirements of Indian Navy compensated the greater price.
The Journey of Admiral Gorshkov (nee Baku)
Baku on Commissioning
The journey of ‘Vikramaditya’ began as the Kiev class aircraft carrying cruiser ‘Baku’. Developed from the Moskva class helicopter carrying guided missile cruisers the Kiev class was a pioneering Soviet era design, featuring a flight deck arrangement capable of operating fixed wing VTOL fighters for the first time in the Soviet Navy. Baku was constructed by Chernomorsky Ship Building Enterprise, Nikolayev (now in Ukraine). About 400 enterprises and nearly 1,500 - 2,000 workers from different republics of USSR took part in building of the ship. The ship was commissioned on 20 Dec 1987. Conceived as an armed cruiser, Baku was heavily armed with twelve Anti-Ship Missile launchers, ten gun mounts of differing calibre and rocket launchers and depth charges. The air element comprised Yak-38 aircraft.
‘Baku’ was envisioned to be a full-fledged aircraft carrier by Admiral SG Gorshkov, however, due to conflicting dynamics at that time, the ship turned out as the last ‘compromise’ ship of the Kiev series. After her development and construction, it became clear to the Soviet leadership that the vision of Admiral Gorshkov of a classical aircraft carrier with ship borne aircraft as the primary weapons was indeed the most logical way ahead to develop the surface forces. On 07 Nov 1990, the ship was named after Admiral Sergey Georgiyevich Gorshkov.
Baku/Admiral Gorshkov began its active operational service with the Northern Fleet and was deployed in the Mediterranean Sea and remained in active service till 1992 and thereafter continued in service albeit with limited operational deployments. The ship was finally decommissioned in 1996.

The Transformation

Project 11430

Admiral Gorshkov was put in hibernation after her last sailing in 1995. With most of her equipment lying un-utilised since then, the task of breathing life and converting her from a VTOL (Vertical Takeoff and Landing) missile cruiser carrier to a STOBAR aircraft carrier involved substantial degutting, equipment removal, refit and re-equipping. The major works envisaged were modification of flight deck to include ski-jump and arrester gear; modification of bulbous bow, aft aircraft lift & ammunition lifts; modification of 1750 out of 2500 compartments; installation of new main boilers; installation of new and additional Diesel Generators; replacement of existing distilling plants; fitment of Reverse Osmosis plants, new AC plants and Refrigeration plants and installation of new sensors and equipment. In 2007, as the refit and repair of the ship was in progress, the yard realized that the scope of work was much larger than initially estimated and so a revised timeline for completion of the task of modernization was agreed upon by both Russian and Indian sides. With a revised timeline the delivery of ship was expected by end 2012.

A Peek at the Scope of Work

Creation of Ski Jump
Putting the 900 tonne Ski Jump in place
Creation of the flight deck with structural modification to convert the VTOL carrier to a STOBAR carrier was the most intricate and arduous. The task involved installation of Sponsons to increase the breadth at the Flight Deck and a fitment of a new 14 degree Ski jump, strengthening of arresting gear area, strengthening of run way area and elongation of the aft end to generate the required length of landing strip aft of the arresting gear. In all 234 new hull sections were installed to achieve the desired shape. Total steel work for carrying out structural modification on flight deck amounted to 2500T.
Modification of Super structure
The superstructure was modified to accommodate a host of sensors and equipment such as radars, Electronic Warfare suite and Action Information Organisation system and other systems to suit the requirements of ship borne fighters and rotors. A very unique structural modification that was carried out on board the ship was the installation of the aft mast for accommodating various communication antennae.
Machinery Modification
Vikramaditya in its older avatar was powered by boilers fuelled by heavy oil, FFO. The re-equipping included replacement of these old boilers with state of the art boilers utilizing LSHSD and providing a steam capacity of 100 Tonnes per Hour each.
Electrical re-cabling
The initial estimate included replacement of only 1400 kms of old cable with new cables. However, as degutting progressed and confined spaces were accessed it was realised that an additional 900 kms of cable will need to be replaced. Finally the mammoth task involved replacing 2300 kms of cable, which is a little short of half of the entire coastline of India.
Outfitting
The modification plan of Vikramaditya was not restricted to the gears and sparks alone. The change also necessitated revamp of the living spaces and galleys to cater to the needs of the Indian men in uniform. Of 2500 a total of 1750 compartments were completely re-fabricated. A host of new galley equipment suited for preparation of Indian food like dosas and chapatis was also installed.
Arrestor and Restraining Gears
The conversion of VTOL carrier to STOBAR involved fitment of three 30m wide arrester gears and three restraining gears. Installation of these equipment not only involved modification and strengthening of the flight deck but also changes to internal layout of compartments.
Summary
To sum it up, a total of 234 new hull sections were fabricated using 2500 tonnes of steel which is almost equivalent to the standard displacement of a mid-size frigate. Repair and re-equipping of Vikramaditya to give a new lease of life as a full- fledged carrier was no mean task and was probably as demanding a task as constructing a similar tonnage ship from the drawing board. The task was enabled by the expertise and experience of the Russian designers and yard workers working hand in glove with Indian experts. The extreme cold weather conditions of winter only made the work environment harder. At the end of this refit, spanning a little short of a decade, Vikramaditya has metamorphosed into a fully capable and potent platform.

Rise of the Phoenix …

Big & Agile
Vikramaditya sailed for the first time under own power at 1200 hrs on 10 Jun 12, after a gap of about 17 years.

The New Avtar ‘Vikramaditya’

An aircraft carrier carrying potent long range multi-role fighters is a platform inherently deigned for power projection. In as much as ‘Gorshkov’ was transformed to create ‘Vikramaditya’, so also Vikramaditya will transform the face of the Fleet Air Arm of the Indian Navy.

STOBAR Carrier
Displacement   :   44,500 T
Length OA  :   284 m
Maximum Beam   :   60 m
Speed   :    over 30 kts
04 propellers
powered by 08 Boilers,
Aircraft component  :   MiG 29K, Kamov 31, Kamov 28, Seaking, ALH, Chetak
Vikramaditya, the floating airfield has an overall length of about 284 meters and a maximum beam of about 60 meters, stretching as much as three football fields put together. Standing about 20 storeys tall from keel to the highest point, the sheer sight of this 44,500 tonnes mega structure of steel is awe inspiring. The ship has a total of 22 decks.
With over 1,600 personnel on board, Vikramaditya is literally a ‘Floating City’. Associated with this large population is a mammoth logistics requirement - nearly a lakh of eggs, 20,000 litres of milk and 16 tonnes of rice per month. With her complete stock of provisions, she is capable of sustaining herself at sea for a period of about 45 days. With a capacity of over 8,000 tonnes of LSHSD, she is capable of operations up to a range of over 7,000 nautical miles or 13000 kms.
Preparing for sea trials
To enable this 44,500 tonnes floating steel city to cut through the choppy seas with speeds of up to 30 knots, she is powered by 08 new generation boilers of steam capacity of 100 TPH at a very high pressure of 64 bars, generating a total output power of 180,000 SHP. Vikramaditya heralds in a new generation of boiler technology with a very high level of automation. These high pressure and highly efficient boilers power four enormous propellers, each greater in diameter than twice the height of an average male. Such a four propeller - four shaft configuration is another first in the Indian Navy.
The 06 turbo alternators and 06 diesel alternators onboard generate a total electricity of 18 megawatts to power various equipment of the ship, enough to cater to the lighting requirement of a mini city. The ship also houses 02 Reverse Osmosis plants providing an uninterrupted supply of 400 Tons per day of fresh water.
An extensive revamp of sensors including fitment of Long range Air Surveillance Radars, Advanced Electronic Warfare Suite makes the ship capable of maintaining a surveillance bubble of over 500 kms around the ship.
The ship has the ability to carry over 30 aircraft comprising an assortment of MiG 29K/Sea Harrier, Kamov 31, Kamov 28, Sea King, ALH-Dhruv and Chetak helicopters. The MiG 29K swing role fighter is the main offensive platform and provides a quantum jump for the Indian Navy’s maritime strike capability. These fourth generation air superiority fighters provide a significant fillip for the Indian Navy with a range of over 700 nm (extendable to over 1,900 nm with inflight refueling) and an array of weapons including anti-ship missiles, Beyond Visual Range air-to-air missiles, guided bombs and rockets.
Expansive Flight Deck during night
The ship is equipped with state of the art launch and recovery systems along with aids to enable smooth and efficient operation of ship borne aircraft. Major systems include the LUNA Landing system for MiGs, DAPS Landing system for Sea Harriers and Flight deck lighting systems.
The heart of the operational network that infuses life into the combat systems onboard the ship is the Computer aided Action Information Organisation (CAIO) system, LESORUB-E. LESORUB has the capability to gather data from ship’s sensors and data links and to process, collate and assemble comprehensive tactical pictures. This state of the art system has been specifically designed keeping in mind the essential requirement on the carrier for fighter control and direction.
One of the most prominent equipment fitted on the super structure is the Resistor-E radar complex. Resistor-E is the automated system designed for providing air traffic control, approach/landing and short range navigation for ship borne aircraft. This complex along with its various sub-systems provides navigation and flight data to ship borne aircraft operating at extended ranges from the mother ship. The precision approach guidance system aids the fighters on approach to be directed down to a distance of 30 meters short of flight deck. Vikramaditya also boasts of a very modern communication complex, CCS MK II, to meet her external communication requirement. Installation of Link II tactical data system allows her to be fully integrated with the Indian Navy’s network centric operations.

Aksi Protes Menjalar di Seluruh AS

 
 
 Sebuah mobil polisi dibakar di kota Ferguson, AS, Senin (24/11/2014), setelah dewan juri pengadilan memutuskan bahwa polisi yang telah menembak mati seorang remaja kulit hitam tak bersenjata tidak dituntut. Polisi memperingatkan agar para pengunjuk rasa tidak membakar mobil polisi yang mungkin berisi amunisi

NEW YORK, (CB) Aksi protes menjalar di seluruh Amerika Serikat, Senin (24/11/2014) waktu setempat, terkait keputusan dewan juri di Missouri terhadap seorang polisi kulit putih yang telah menembak mati seorang remaja kulit hitam yang tidak bersenjata.

Dewan juri memilih tidak mengajukan tuntutan terhadap polisi itu karena menilai apa yang dilakukannya merupakan tindakan bela diri dalam pergumulan yang terjadi saat ia menanggapi sebuah kasus perampokan.

Orang yang marah pun turun ke jalan-jalan di Seattle di barat hingga ke Chicago di tengah dan New York, kota terbesar di negara itu, serta kota yang menjadi pusat protes, yaitu Ferguson, Missouri, di mana keputusan itu disampaikan. Di Ferguson, aksi protes bahkan berubah jadi kerusuhan.

Tidak lama setelah Presiden Barack Obama meminta warga untuk tenang terkait keputusan di Missouri itu, yang menyangkut peristiwa penembakan remaja Michael Brown oleh polisi putih Darren Wilson, beberapa ratus orang berkumpul di depan Gedung Putih. Mereka meneriakkan slogan-slogan, seperti "Angkat tangan, jangan tembak" dan melambai-lambaikan spanduk bertuliskan "Hentikan teror polisi rasialis" dan "Keadilan bagi Mike Brown."

Demonstrasi itu berlangsung damai, tidak seperti yang terjadi di Ferguson yang berujung kerusuhan. Sebuah mobil polisi dibakar, sejumlah toko dijarah, dan polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan para demonstran kulit hitam yang marah.

Wartawan kantor berita AFP melaporkan, unjuk rasa di luar Gedung Putih bubar setelah tengah malam, tetapi para demonstran menuju tempat lain, sepertinya ke arah US Capitol, Gedung Kongres AS.

Di Times Square di New York City, beberapa ratusan orang berunjuk rasa dengan membawa spanduk bertulis "Tirani polisi". Yang lain membawa slogan yang mengatakan "Rasialisme membunuh" dan "Tidak ada keadilan, tidak ada perdamaian". Beberapa orang menyamakan polisi dengan kelompok supremasi kulit putih Ku Klux Klan.

Kehadiran polisi di New York City sangat banyak. Sebuah helikopter terbang di atas kepala. Sebuah unjuk rasa lain diadakan di Union Square.

Kapolda New York City, Bill Bratton, muncul di persimpangan Big Apple di Times Square. Di sana seseorang memercik wajahnya dengan cairan berwarna merah.

Aksi protes lain diadakan di kota-kota besar, seperti Boston, Chicago, dan Los Angeles. Di Oakland, California, yang memiliki komunitas besar kulit hitam, para pengunjuk rasa menutup jalan raya. Namun, di kota-kota itu tidak ada laporan soal kekerasan.


Credit KOMPAS.COM 

Mistral Class LHD, French



The Mistral class represents an ambitious, new development for the French navy. Built quickly in a modular design and manufacturing environment, the Mistral class will is providing the French with much improved over-the-horizon LHD amphibious assault capability similar to that possessed by the United States Navy with its Wasp Class, and the UK with its Ocean Class


 The vessels displace 21,300 tons, can carry between 16 and 35 helicopters...depending on size of the helos, can carry up to 900 French Marines and their equipment, have a well deck to accomodate up to 2 LCACs or 4 French CTMs and can cruise at 18 knots. They are 653 feet long and 105 ft wide.
The lead ship, the Mistral, was laid down on 10 July 2003, launched on 6 October 2004, and was commissioned in February of 2006. The second ship, the Tonnerre, was laid down on 26 August 2003, launched on 26 July 2005, and was commissioned in December of 2006. The third ship, the Dixmude, was laid down on 18 April 2009, launched on 18 December 2010, and was commissioned in May of 2011.

The class has seen very successful combat service in the Libyan operation to oust Gaddafi and in the fight against Somalian pirates.

 

This class, with its proven success, its strong capabilities and yet fast modular construction and commissioning, has been adopted by the Russian Navy. The first two vessels will be built by the French for the Russians in France with Russian assistance, to be commissioned with Russian sensors and armaments by 2016. The final two ships will be licensed built by the Russians in St. Petersburg, Russia, to be commissioned by 2018. This will make a total of four vessels produced for the Russian Navy.

  
SPECIFICATIONS

Designation: LHD
Length: 653 ft
Width: 105 ft
Beam: 105 ft
Displacement: 21,300 tons
Propulsion: 4 Wärtsilä diesel engines,
2 PODS (2 Mermaïd elec. motors, )
Speed: 19 knots
Crew: 1,060
Troops: 1,400
Airwing: 16 Rotary, vtol
Armament:
- 2 X 2 Simbad SAM
- 2 X 30mm CIWS
Elevators: 2
Ships in class: 3 




Credit jeffhead.com

Prancis Tunda Pengiriman Kapal Perang Mistral, Rusia Marah

Prancis Tunda Pengiriman Kapal Perang Mistral, Rusia Marah
Prancis menunda penyerahan Kapal perang Mistral yang dibeli Rusia. | (Itar-Tass /EPA/Anatoly Maltsev)

MOSKOW (CB) - Presiden Prancis, Francois Hollande, memutuskan untuk menangguhkan pengiriman kapal perang Mistral pertama yang dibeli Rusia. Tindakan itu memicu kemarahan pemerintah Rusia.

Alasan Prancis menunda pengiriman kapal perang yang dibeli Rusia sesuai kontrak, karena mempertimbangkan krisis Ukraina yang sedang memanas.


”Presiden Republik (Prancis) percaya bahwa situasi di Ukraina timur saat ini masih tidak memungkinkan untuk pengiriman kapal perang jenis Mistral kepada Rusia,” bunyi pernyataan yang dikeluarkan Istana Kepresidenan Prancis.

Wakil Menteri Pertahanan Rusia, Yury Borisov, mengatakan kesabaran Rusia hanya sesuai yang tertulis dalam kontrak.

Seperti diketahui, dalam kontrak pembelian kapal perang Mistral, Prancis wajib menyerahkan kapal perang untuk tahap pertama pada November 2014. Jika meleset dari waktu tersebut, Rusia berhak menjatuhkann sanksi denda yang bisa mengacaukan ekonomi Prancis.

”Jika (Prancis) tidak akan menyerahkan (kapal perang Mistral), kami akan menggugat dan memberikan hukuman. Rusia mengikuti aturan ketat sesuai kontrak yang ditandatangani,” kata Borisov, seperti dikutip Itar-Tass, semalam.

Perwakilan Tetap Rusia untuk Uni Eropa, Vladimir Chizhov, mengatakan Rusia, tidak akan mengemis kepada Prancis untuk penyerahan kapal Mistral. Dia memperingatkan Prancis, bahwa akan ada tuntutan besar jika Prancis gagal memenuhi kontrak yang disepakati.

”Kami tidak akan mengemis, ya - ya, atau tidak - tidak. Kami sebuah negara yang bangga, dengan kekuatan besar,” imbuh dia.


Credit SINDOnews

Spesies Baru Burung Flycatcher Ditemukan di Sulawesi


Spesies Baru Burung Flycatcher Ditemukan di Sulawesi  
Burung Flycatcher Coklat Asia, memiliki kemiripan dengan flycatcher dari Sulawesi. (Maeklong/Thinkstcokphotos.com)
 
Jakarta, CB -- Satu spesies burung yang baru ditemukan di Sulawesi. Penemunya adalah sekelompok peneliti dari berbagai negara, termasuk Indonesia.

Spesies baru itu diberi nama Muscicapa sodhii. Ia termasuk burung flycatcher yang memiliki bintik-bintik abu-abu di tubuhnya.

Sebetulnya penemuan ini dirintis sejak 1997, ketika seekor Muscicapa sodhii terlihat di Sulawesi. Awalnya, burung itu dikategorikan ke dalam spesies Muscicapa griseisticta.

Tapi dengan serangkaian penelitian, para ilmuwan yakin burung itu adalah spesies baru. Hasil penelitian itu diterbitkan di sebuah jurnal bernama Plos One terbitan Senin (24/11) lalu.

“Mempertimbangkan bahwa 98 persen burung di dunia sudah dideskripsikan, menemukan sebuah spesies baru sangat jarang,” kata J. Berton C. Harris, dari Universitas Princeton, yang ikut menulis di jurnal itu.

Apa yang bikin Muscicapa sodhii berbeda dengan flycatcher lain? Peneliti menemukan perbedaannya di suaranya, bulu, tubuh, dan genetika.

Sayap dan ekornya pendek. Paruhnya bersudut tajam. Bulu di dada dan lehernya berbintik-bintik dan wajahnya lebih jelas.

Berdasarkan penelitian terhadap DNA salah satu sampel Muscicapa sodhii, didapati bahwa burung ini lebih dekat ke flycatcher coklat dari Thailand dengan nama spesies M. Dauurica siamensis.

Para ilmuwan itu juga berhasil merekam suara si flycathcer. Menurut mereka suaranya sama dengan spesies Asia lainnya. Burung itu mengeluarkan siulan, kicauan, dan getaran. Tapi dengan nada lebih tinggi, tidak memperdengarkan nada rendah seperti yang dikeluarkan spesies lain.

Identitas flycatcher baru ini terkonfirmasi setelah Harris dan peneliti lainnya berkunjung ke Sulawesi Tengah pada 2011 dan 2012. Saat berkemah di Baku Bakulu mereka menemukan burung itu, tak jauh dari tempat ia dilihat pertama kali pada 1997.

Credit CNNINDONESIA

Setelah Ferguson, Kota Lain di AS Terancam Rusuh

Setelah Ferguson, Kota Lain di AS Terancam Rusuh
Setelah Ferguson, Kota Lain di AS Terancam Rusuh (Foto:IB Times)

FERGUSON (CB) – Asap hitam akibat pembakaran mobil dan gedung di Kota Ferguson masih terlihat. Kota ini bisa dikatakan lumpuh total.
Sekolah masih diliburkan dari kegiatan belajar-mengajar. Gubernur Negara Bagian Missouri Jay Nixon meminta pasukan National Guard untuk membantu mengamankan Kota Ferguson.
Jika kondisi keamanan semakin buruk, pihak keamanan setempat akan meningkatkan statusnya. Ini berarti personel militer AS akan ditempatkan di sana.
“Kami akan melakukan yang terbaik untuk warga Kota Ferguson. Jika situasi semakin buruk, kami akan melakukan tindakan tegas,” ujar Gubernur Nixon, seperti dilansir IB Times, Rabu (26/11/2014).
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, aksi protes dan kebakaran melanda Ferguson setelah Dewan Juri St Louis County memutuskan Wilson, polisi yang melakukan penembakan, tidak bersalah. Gubernur Nixon menyebut ini merupakan aksi sakit hati dari warga di sana.
Sementara itu, aksi demonstrasi juga meluas ke kota-kota besar AS lainnya. Di New York, sekira 400 demonstran berorasi di Union Square menentang keputusan Dewan Juri St Louis. Para demonstran juga berupaya untuk memblokade terowongan Lincoln dan Sungai Franklin D Roosevelt.
Di Kota Boston, sekira 1.400 orang melakukan orasi di Dudley Square. Mereka mengatakan keputusan Dewan Juri sangat bersifat rasis. Para demonstran juga berupaya menguasai gedung Pemerintah Massachusetts dan markas kepolisian.
Di Los Angeles, sekira 250 demonstran berorasi di Jalan Raya Marthin Luther King, sehingga memacetkan arus lalu lintas. Kepolisian Los Angeles terpaksa menembakkan gas air mata untuk membubarkan demonstran.

Credit OkeZone

Ilmuwan: Mars Terbentuk Setelah Dinuklir Alien

Bumi akan menjadi target nuklir alien berikutnya.

Permukaan Mars 
Permukaan Mars (NASA/JPL-Caltech/MSSS)

CB - Ilmuwan yakin jika ada ras alien lain yang menuklir Mars. Bahkan, Bumi akan menjadi target selanjutnya

Permukaan Mars dan kondisi di planet tersebu,t diyakini terbentuk karena hasil hantaman nuklir. Ilmuwan yakin dengan hal ini, setelah meneliti foto-foto permukaan Mars yang dirilis NASA.

"Mengapa di hampir semua foto permukaan Mars, sepertinya terlihat berdebu dan tidak beraturan. Hampir semua permukaannya diselimuti abu. Sudah pasti, terjadi pemusnahan besar-besaran di Mars yang dilakukan oleh bangsa alien lain," ujar Dr. John Brandenburg, seperti dikutip dari MysteriousUniverse.org, Rabu 26 November 2014.

Menurut Brandenburg, ada dua peradaban alien kuno yang pernah hidup di Mars berjuta-juta tahun lalu. Namun, peradaban itu musnah karena dihantam senjata nuklir yang dilayangkan oleh peradaban alien lainnya di semesta.

"Yang terburuk, yang harus kita hadapi adalah kemungkinan kita bisa menjadi target berikutnya," ujar Brandenburg.

Sebelumnya, teori Brandenburg menyebutkan jika warna merah pada Mars dan substansi radioaktif di permukaan tanah Mars merupakan hasil dari ledakan thermonuclear yang terjadi secara alami.

Namun, sekarang ia membantah teorinya sendiri dengan membuktikan adanya konsentrasi tinggi senyawa yang disebut Xenon-129 di atmosfir Mars. Tidak hanya itu, ia juga mengatakan ada kandungan uranium dan thorium di permukaan Mars disebabkan oleh ledakan nuklir yang tidak alami.

"Kemungkinan ada penyerangan besar-besaran di Mars oleh bangsa alien lain," ujarnya.

Bangsa alien yang dimaksud Brandenburg adalah adanya dua peradaban yang berbeda di Mars pada zaman dahulu. Brandenburg percaya, jika Mars dulu adalah sebuah planet yang memiliki iklim mirip Bumi. Mars dihuni oleh dua peradaban. Satu peradaban tersebar di wilayah yang bernama Cydonia Mensa dan lainnya berada di Galaxia Chaos.

Semua teori ini dituangkan Brandenburg dalam bukunya yang bertajuk 'Death on Mars: The Discovery of a Planetary Nuclear Massacre. Buku itu akan dipublikasikan dan dilempar ke pasar pada Februari 2015.

Sebagian pandangannya juga dipaparkan dalam sebuah pertemuan tahunan yang dihadiri oleh komunitas Fisikawan Amerika. Bahkan, ada sebuah paper terkait teori Brandenburg ini yang dipublikasi di jurnal Cosmology and Astroparticle Physics.

Credit VIVAnews

"Open Sky" Berlaku Mulai pada 2015, Industri Penerbangan Ajukan 3 Permintaan


Pesawat Garuda Indonesia siap lepas landas di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Banten, Rabu (17/4/2013)

JAKARTA, CB – Indonesian National Air Carriers Assosiation (INACA) berharap tetap bisa bersaing dengan pemain di industri penerbangan di negara-negara anggota ASEAN, ketika kesepakatan kawasan bebas terbang (Open Sky) mulai berlaku pada 2015. Dukungan nyata kebijakan pemerintah dinanti.

“Agar bisa kompetitif seperti negara lain, dalam rangka open sky, ada tiga hal yang kami minta (kepada Pemerintah)," kata Ketua Umum INACA, Arif Wibowo, Selasa petang (25/11/2014).

Ketiga permintaan itu, sebut Arif, adalah penghapusan bea masuk pembelian pesawat dan komponennya, perpajakan untuk sewa pesawat dari luar negeri, dan insentif untuk harga avtur.

Menurut Arif, industri penerbangan Indonesia butuh dukungan pemerintah bila ingin tetap bisa bersaing dengan pelaku industri dari negara lain. Di negara-negara lain, ujar dia, dukungan semacam penghapusan pajak pertambahan nilai dan bea masuk sudah berlaku.

"Dijanjikan oleh Pak Menkeu dan Pak Menko (Perekonomian), Pemerintah akan mendukung industri tersebut. Kami masih ada meeting satu minggu lagi untuk progress-nya,” imbuh Arif.

Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Emirsyah Satar, tak sependapat bila INACA disebut meminta proteksi dari pemerintah. "Kami ingin bermain sama seperti pemain di negara-negara lain. Jangan salah, INACA tidak minta proteksi. Biar kompetitif, gitu aja,” tegas dia.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil belum bisa memastikan bentuk dukungan pemerintah bagi industri aviasi dalam menghadapi kesepakatan open sky tersebut. “Minggu depan akan ada solusi supaya industri ini terbantu dari beban-beban yang tidak perlu selama ini,” kilah dia ketika ditanya soal bentuk konkret dukungan tersebut.


Credit KOMPAS.com

Investor mulai lirik listrik biogas dan biomassa

 Investor mulai lirik listrik biogas dan biomassa

JAKARTA (CB). Kerjasama antara Pemerintah Indonesia dan Finlandia dalam program Energy dan Environment Partnership (EEP) Indonesia telah merampungkan 20 proyek kegiatan di Riau dan Kalimantan Tengah. Total investasinya sebesar € 3,03 juta.
Dari 20 proyek yang telah digelar itu, lima di antaranya untuk studi kelayakan pembangkit listrik tenaga (PLT) biomassa dan PLT biogas berkapasitas total 20 Megawatt (MW). "Salah satu tujuan program itu untuk  membantu pihak swasta mengembangkan proyek biomassa atau biogas secara komersial," kata Dadan Kusdiana, Direktur Bioenergi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Selasa (25/11).
Kelima proyek pembangkit yang telah dilaksanakan feasibility study (FS) yakni, pemanfaatan limbah kelapa untuk PLT biomassa, dengan kapasitas 5 MW di Kalimantan Tengah, pemanfaatan limbah industri kelapa sawit untuk PLT biomassa/biogas dengan kapasitas 10 MW di Riau.
Ada juga pemanfaatan palm oil mill effluent (POME) atawa limbah kelapa sawit cair untuk pembangunan PLT biogas 2 MW di Riau, sanitary landfill yang bisa menghasilkan gas untuk listrik berkapasitas 3 MW di Riau. Terakhir demplot limbah pabrik tahu, menghasilkan biogas di Riau.
Dadan bilang, kerja sama Indonesia dengan Finlandia untuk mendorong peran investor masuk ke listrik berbasis energi baru terbarukan khususnya bioenergi. "Dengan batuan pendanaan pada saat studi kelayakan, kami mengharapkan partisipasi swasta akan meningkat," kata dia.
Total kapasitas PLT biomassa dan PLT biogas yang sudah beroperasi di Indonesia hingga saat ini masih sangat mini, yakni mencapai 30 MW hingga 40 MW. Sedangkan investasi pembangunan pembangkit setrum dari bahan baku tersebut cukup besar sekitar US$ 3 juta per MW.
Selain lewat kerja sama dengan Finlandia, pemerintah juga telah menaikkan tarif listrik PLT biomassa dan PLT biogas untuk menarik minat investor dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 27/2014 tentang Pembelian Listrik Berbasis Biomassa dan Biogas oleh PT PLN. Pemerintah menaikkan tarif sekitar  18,3% sehingga harga setrum biomassa menjadi Rp 1.500 per kilowatt hour (kwh) dan biogas menjadi Rp 1.400 per kwh untuk tegangan menengah.
Pemerintah juga memasang target pertumbuhan kapasitas PLT biomassa dan biogas dapat meningkat menjadi  1.200 MW.  Menurut Dadan, Riau dan Kalimantan Tengah dapat menjadi tumpuan dalam pengembangan pembangkit setrum tersebut karena pasokan bahan bakunya di kedua dua wilayah itu melimpah.  "Target listrik dari bioenergi adalah 1.200 MW dalam lima ke depan," ujar dia.

Credit.KontanOnline

Taman Nasional Komodo

Taman Nasional Komodo berada di antara Pulau Sumbawa dan Pulau Flores di kepulauan Indonesia Timur. Secara administrativ termasuk  dalam Wilayah Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Kawasan ini ditetapkan sebagai Taman Nasional Komodo pada tanggal 6 Maret 1980 dan dinyatakan sebagai Cagar Manusia dan Biosfer pada tahun 1977 sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1991, sebagai Simbol Nasional oleh Presiden RI pada tahun 1992, sebagai Kawasan Perlindungan Laut di tahun 2000 dan juga sebagai salah satu Taman Nasional Model di Indonesia pada tahun 2006.

Taman Nasional Komodo memiliki luas 173.300 ha meliputi wilayah daratan dan lautan dengan lima pulau utama yakni Pulau Komodo, Padar, Rinca, Gili Motang, Nusa Kode dan juga pulau-pulau kecil lainnya. Kepulauan tersebut dinyatakan sebagai taman nasional untuk melindungi komodo yang terancam punah dan habitatnya serta keanekaragaman hayati didalam wilayah tersebut. Taman lautnya dibentuk untuk melindungi biota laut yang sangat beragam yang terdapat disekitar kepulauan tersebut, termasuk yang terkaya di bumi.

Taman Nasional komodo terletak di kawasan  Wallacea Indonesia. Kawasan Wallacea terbentuk dari pertemuan dua benua yang membentuk deretan unik kepulauan bergunung api, dan terdiri atas campuran burung serta hewan dari kedua benua Autralia dan Asia. Terdapat 254 spesies tumbuhan yang berasal dari Asia dan Australia di Taman Nasional Komodo. Selain itu, juga terdapat 58 jenis binatang dan 128 jenis burung. Perpaduan berbagai vegetasi di Taman Nasional Komodo memberikan lingkungan yang baik bagi berbagai jenis binatang dalam kawasan ini.  
Terdapat empat kampung di dalam Taman Nasional Komodo. Pulau Komodo memiliki satu kampung yakni kampung Komodo; Pulau Rinca memiliki dua kampung yakni Rinca dan Kerora,  dan Pulau Papagarang  memiliki satu kampung yakni kampung Papagaran. Hingga tahun  2010, masyarakat yang tinggal di dalam kawasan berjumlah 4.251 orang dan sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai nelayan. Mayoritas masyarakat memeluk agama islam.


Daya tarik utama Taman Nasional Komodo yaitu adanya reptil raksasa purba biawak komodo (Varanus komodoensis), tetapi keaslian dan kekhasan alamnya, khususnya panorama savana dan panorama bawah laut, merupakan daya tarik pendukung yang potensial. Wisata bahari misalnya, memancing, snorkeling, diving, kano, bersampan. Sedangkan di daratan, potensi wisata alam yang bisa dilakukan adalah pengamatan satwa, hiking, dan camping. Mengunjungi Taman Nasional Komodo dan menikmati pemandangan alam yang sangat menawan merupakan pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan.

Beberapa lokasi yang menarik untuk dikunjungi :

1. Loh Liang di Pulau Komodo

Dermaga Loh Liang

Arrival hall di Loh Liang
Guest house di Loh Liang

Loh Liang merupakan pintu masuk dan daerah wisata utama di Pulau Komodo. Aktivitas yang dapat dilakukan di Loh Liang antara lain pengamatan satwa komodo, rusa, babi hutan, pengamatan burung, pendakian (Loh Liang - Gunung Ara), penjelajahan (Loh Liang - Loh Sebita), Photo hunting, video shooting, Menyelam dan snorkeling di Pantai Merah (Pink beach).
  

Pantai Merah
 
 
 Hydnophora di perairan Pantai Merah

Montastrea di perairan Pantai Merah

Giant clam di perairan Pantai Merah

Pantai Merah merupakan pantai dangkal yang indah dengan terumbu karang yang menawan. Aktivitas yang biasa dilakukan oleh turis yang berkunjung adalah snorkeling, diving dan mandi matahari.

Loh Sebita merupakan daerah mangrove dan aktivitas yang cukup menarik untuk dilakukan adalah pengamatan burung serta treking.

Kupu-kupu di Loh Sebita



Anggrek Dendrobium di Loh Sebita


Anggrek Vanda limbata di Loh Sebita
 
Di Loh Liang terdapat fasilitas yang tersedia bagi pengunjung yakni pondok wisata, pusat informasi, cafetaria, dermaga, shelter dan jalan setapak.

2. Loh Buaya di Pulau Rinca
Loh Buaya merupakan pusat kunjungan wisatawan di Pulau Rinca. Pengunjung dapat menyaksikan hutan bakau, padang savana serta satwa liar misalnya komodo, rusa timor, kerbau liar, monyet ekor panjang, kuda liar serta berbagai jenis burung.
Aktifitas yang ditawarkan kepada pengunjung di Loh Buaya antara lain pengamatan satwa liar, penjelajahan (Loh Buaya - Wae Waso, Loh Buaya - Golo Kode), photo hunting, video shooting, pengamatan kalong di Pulau Kalong (depan Kampung Rinca) dan pengamatan batu balok di kampung Rinca.
Fasilitas yang tersedia di Loh Buaya antara lain pondok wisata, cafetaria, shelter dan jalan setapak.

Pintu gerbang Loh Buaya

 
 Front office di Loh Buaya
 
Savanna di Loh Buaya
Di Pulau Kalong, aktivitas yang dapat dilakukan antara lain pengamatan koloni kelelawar dalam jumlah yang cukup besar. Pengamatan paling menarik dilakukan pada saat sore hari dimana kelelawar mulai keluar untuk mencari makan.
Dari puncak bukit yang dikenal dengan Golo Kode, pengunjung dapat menyaksikan panorama dan bentang alam yang cukup fantastik karena keterwakilan berbagai tipe ekosistem dapat disaksikan dari tempat ini.


Panorama dari Golo Kode

3. Pulau Padar
Padar adalah Pulau kecil yang terletak diantara pulau Komodo dan Rinca. Pulau Padar memiliki pantai yang sangat indah dan tempat yang sangat baik untuk menyelam dan snorkling

Pantai merah padar
 
Pantai Padar timur


Panorama Padar selatan

Terdapat 42 dive site di dalam kawasan TN. Komodo yang sering dikunjungi oleh wisatawan mancanegara untuk menyelam dan snorkeling, yakni :
 


Potensi Flora

Ekosistem TN. Komodo dipengaruhi oleh iklim yang dihasilkan dari musim kemarau panjang, suhu udara tinggi dan curah hujan rendah. Disamping itu TN. Komodo terletak dalam zonasi transisi antara flora dan fauna Asia dan Australia. Ekosistem perairannya dipengaruhi oleh dampak El-Nino/La Nina, yang berakibat memanasnya lapisan air laut di sekitarnya dan sering terjadi arus laut yang kuat. Berikut adalah tipe-tipe vegetasi yang terdapat di Taman Nasional Komodo.

1. Padang Rumput dan Hutan Savana
 

Foto Savana di Loh Buaya Pulau Rinca

Terdapat padang rumput dan hutan savana yang luasnya mencapai kurang lebih 70% dari luas TN. Komodo.Tumbuh berbagai jenis rumput diantaranya ; Setaria adhaerens, Chloris barbata, Heteropogon contortus, Themeda gigantea dan Themeda gradiosa yang diselingi oleh pohon lontar (Borassus flobellifer) yang merupakan tumbuhan khas.

2. Hutan Tropis Musim (dibawah 500 m dpl)

Foto vegetasi hutan tropis musim
Sekitar 25% dari luas kawasan Komodo meruapakan vegetasi hutan tropis musim dengan jenis tumbuhan, antara lain : kesambi (Schleichera oleosa), asem (Tamarindus indica), kepuh (Sterculia foetida), dan beberapa jenis tumbuhan lainnya.

3. Hutan di atas 500 m dpl
pada ketinggian di atas 500 m dpl. Di puncak-puncak bukit, vegetasinya antara lain; Collophyllum spectobile, Colona kostermansiana, Glycosmis pentaphylla, Ficus urupaceae, Mischarpus sundaicus, Podocarpus netrifolia, Teminalia zollingeri, Uvaria ruva, rotan (Callamus sp.), bambu (Bambusa sp.), dan pada tempat yang cukup teduh biasanya ditemukan lumut yang hidup menempel di bebatuan.
 
Potensi Fauna
 
Jenis-jenis fauna yang ada di Taman Nasional Komodo antara lain:
1. Komodo (Varanus komodoensis)

Komodo adalah kadar terbesar di dunia dengan panjang bisa mencapai 3.08 meter  dan berat lebih dari  198 pounds (90 kilogram).

Komodo di Loh Liang

Komodo hidup di beberapa pulau kecil di bagian tenggara Indonesia. Di dalam kawasan Taman Nasional Komodo, komodo hanya ditemukan di Pulau Komodo, Rinca, Gilimotang dan Nusa Kode. Komodo tidak ditemukan di tempat lain lagi di atas bumi ini.
Saat ini, terdapat 4.647 ekor komodo di dalam kawasan Taman Nasional Komodo. Diantaranya 2.065 ekor terdapat di Pulau Komodo, 2.355 ekor di Pulau Rinca, 131 ekor di Pulau Gili Motang dan 95 ekor di Pulau Nusa Kode. Sedangkan di Pulau Padar komodo tidak ditemukan lagi. Komodo dapat ditemukan hampir di semua tempat di Komodo, Rinca, Gili Motang dan Nusa Kode. Mereka dapat ditemukan di hutan hujan, dalam savanna dan di pantai.
  

 
Anakan komodo

Komodo adalah binatang pemakan daging atau karnivora. Komodo yang masih muda memangsa serangga, cicak dan burung sebagai makanannya. Komodo muda ini sampai berumur dua tahun menghabiskan sebagian besar waktu mereka di pohon untuk melindungi diri dari serangan komodo yang lebih besar atau predator lainnya seperti babi hutan. Komodo dewasa  memangsa rusa, babi hutan, kuda, dan kerbau air. Komodo juga memakan bangkai binatang. 


Komodo di Loh Buaya
Komodo menggunakan lidahnya untuk mencium bau dan dapat mencium bau hingga jarak 5 km. air liur komodo mengandung banyak bakteri mematikan. Terdapat lebih dari 60 jenis bakteri yang terdapat di dalam air liur komodo dan paling tidak salah satu diantaranya dapat menyebabkan keracunan pada darah. Mangsa yang digigit dapat mati dalam waktu sehari sampai beberapa minggu akibat keracunan dalam darahnya.
Musim kawin komodo terjadi pada bulan Juli - Agustus. Komodo betina dapat menghasilkan telur lebih dari 30 butir setiap sarang dan akan menetas 5 - 6 bulan kemudian. 

2. Mamalia
 
Foto rusa di Loh Liang, Pulau Komodo

Antara lain, rusa (Cervus timorensis), anjing hutan (Cuon alpinus), babi hutan (Sus scrofa), Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), kuda liar (Equus caballus) dan kerbau liar (Bubalus bubalis), musang (Paradoxurus hermaphroditus), tikus besar Rinca (Ratus ritjanus), dan kalong buah (Cynopterus brachyotis dan Pteropsis sp.)

3. Burung

Burung Pelatuk




Tercatat terdapat 111 jenis burung, antara lain ; burung gosong (Megapodius reinwardt), kakatua jambul kuning (Cacatua sulphurea), perkutut (Geopelia streptriata), tekukur (Streptopelia chinensis), pergam hijau (Ducula aenea), Philemon buceroides, burung raja udang (Halcyon chloris), dan burung kacamata laut (Zosterops chloris).

4. Reptil
 
Ular Viper (Kakabotek) di punggung Komodo
Terdapat 34 jenis Reptil. Disamping reptil Komodo, jenis reptil lainnya, antara lain; ular kobra (Naja naja), ular russel (Viperia russeli), ular pohon hijau (Trimeresurus albolabris), ular sanca (Python sp.), ular laut (Laticauda colubrina), kadal (Scinidae, Dibamidae, dan Varanidae), tokek (Gekko sp.), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), dan penyu hijau (Chelonia mydas).
Green Tree Viper di Loh Liang Pulau Komodo  
 
Cryptoblepharus boutonii


Keanekaragaman Hayati Perairan dan Lahan Basah

Potensi Flora  
  
Hutan Mangrove
Terdapat di teluk yang terlindungi dari hempasan gelombang. Jenis vegetasinya, antara lain; Rhizophora sp., Rhizophora mucronata, dan Lumnitzera racemosa merupakan jenis vegetasi yang dominan. Namun secara umum terdapat pula api-api (Avicennia marina), Bruguiera sp., Capparis seplaria, Ceriops tagal, dan Sonneratia alba. Komunitas mangrove di TN. Komodo merupakan penghalang/benteng fisik alami terhadap erosi tanah dan akarnya menjadi tempat pembiakan, berpijah, dan daerah perlindungan bagi ikan, kepiting, udang, dan moluska.
 
Hutan Mangrove
  
  
Thespesia populnea di Loh Liang Pulau Komodo 

Potensi Sumberdaya Perikanan 
Terumbu Karang  
Terumbu karang di perairan Taman Nasional Komodo termasuk yang terindah di dunia. Berbagai bentuk dan warna karang keras dan karang lunak sangat menarik untuk dilihat. Terdapat lebih dari 1000 jenis ikan, 260 jenis karang dan 70 jenis bunga karang (sponge) dan banyak invertebrata lain yang dapat dijumpai di banyak teCorampat di Taman Nasional Komodo. Acropora spp, Favites sp, Leptoria sp, Fungia sp, Sarcophyton sp dan Xenia sp adalah jenis karang yang umum dijumpai.
Selain itu dapat dijumpai juga berbagai jenis spesies gorgonians, sea fan, sea pens, anemones dengan clown fish, star fishes, christmas tree worms, kima (Tridacna sp), lobster, nudibranchs, dll. Berbagai ikan karang hidup di sini, diantaranya Chaetodon spp, Amychiprion spp, 8 jenis kereapu dan Napoleon (Chelinus undulatus). Selain itu perairan Taman Nasional Komodo merupakan jalur migrasi 5 jenis paus, 10 jenis lumba lumba dan duyung (Dugong Dugon).
 
Berbagai jenis karang dan ikan


Credit  komodo park