Presiden AS, Donald Trump akan terus menutup pemerintahan jika anggaran proyek tembok perbatasan AS-Meksiko tak kunjung disetujui. (REUTERS/Jonathan Ernst)
Jakarta, CB -- Presiden Amerika Serikat, Donald Trumpmenyatakan tetap mempertahankan penutupan pemerintahan, selama anggaran proyek tembok perbatasan AS-Meksiko belum juga rampung. Penutupan pemerintah ini dimulai sejak akhir Desember 2018 lalu, dan dinyatakan terus berlanjut setelah negosiasi antara kubu Partai Demokrat dan Partai Republik tak mencapai kesepakatan.
Menginjak satu hari sebelum Partai Demokrat mengambil alih kendali Dewan Perwakilan, Trump masih belum melonggarkan desakannya atas pendanaan proyek bernilai US$5,6 miliar (Rp81 triliun) itu.
"Ini adalah perkara keamanan nasional yang sedang kita bicarakan. Terlalu penting untuk diabaikan. Saya pikir orang-orang di negara ini berpikir saya benar," kata Trump di Gedung Putih dengan anggota parlemen dari Partai Demokrat dan Republik, Rabu (2/1), seperti dikutip Channel NewsAsia.
Pemimpin mayoritas Senat dari Partai Republik, Mitch McConnell mengatakan hanya akan menjadwalkan pemungutan suara terkait anggaran proyek setelah mendapat dukungan Dewan Perwakilan dan Trump.
Untuk memajukan legislasi di Senat, diperlukan 60 suara yang menyatakan setuju. Partai Republik telah kehilangan 40 kursi di Dewan Perwakilan, sehingga untuk meloloskan anggaran proyek dibutuhkan dukungan dari Partai Demokrat.
Partai Demokrat mengatakan tembok perbatasan ini, yang merupakan salah satu janji kampanye Trump, hanya akan membawa kendala terhadap masalah imigrasi, dan menjadi alat bagi Trump untuk memberikan dukungan di antara basis konstituen konservatifnya.
Juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders kemudian menuding Partai Demokrat menolak untuk berkompromi.
"Presiden Trump telah membuat tawaran serius, dengan itikad baik, kepada Partai Demokrat untuk membuka pemerintahan, mengatasi krisis di perbatasan dan melindungi semua orang Amerika," kata Sanders.
Trump dilaporkan akan melakukan diskusi lebih lanjut terkait perkara ini dengan anggota Dewan Perwakilan dari Partai Demokrat, Nancy Pelosi dan Chuck Schumer.
Pertemuan tersebut akan menjadi pertemuan pertama antara Trump dan Pelosi, yang akan memegang kursi ketua DPR pada Kamis ini.
Menanggapi kesepakatan anggaran proyek ini, Pelosi mengusulkan anggaran yang akan mendanai sebagian besar lembaga pemerintah hingga 30 September dengan pengecualian dari Departemen Keamanan Dalam Negeri, yang mengawasi keamanan perbatasan dan hanya akan menerima dana hingga 8 Februari.
Melalui Twitter, Trump mengatakan biaya proyek yang digagas untuk menghentikan pendatang gelap ini bukan jumlah yang banyak untuk keamanan negara.
"Meksiko membayar untuk Tembok tersebut melalui Kesepakatan Perdagangan USMCA yang baru. Sebagian besar proyek telah dibangun. Kami telah melakukan banyak pekerjaan. Biaya sebesar US$5,6 miliar yang telah disetujui Dewan Perwakilan tak ada artinya jika untuk keamanan nasional," tulisnya.
Mitt Romney, mantan calon presiden dari Partai Republik dan anggota Senat AS, kemudian menanggapi cuitan tersebut melalui sebuah opini di The Washington Post.
"Kata-kata dan tindakan Trump telah menyebabkan kegelisahan di seluruh dunia. Saya tidak bermaksud mengomentari setiap kesalahan atau cuitannya, tapi saya jelas menentang pernyataan atau tindakan yang memecah belah, rasis, seksis, anti imigran, tidak jujur dan merusak demokrasi," tulisnya.
Penutupan pemerintahan dapat terjadi di AS ketika parlemen tak mencapai kesepakatan terkait rencana anggaran untuk menjalankan roda pemerintahan. Dalam situasi seperti ini, semua sistem pemerintahan berhenti, kecuali layanan kesehatan, keamanan, dan tahanan.
Pemerintahan akan kembali berjalan setelah parlemen menyepakati rancangan anggaran.
Credit CNN Indonesia
https://m.cnnindonesia.com/internasional/20190103124616-134-358186/trump-ancam-tutup-pemerintahan-as-selama-mungkin