Sabtu, 05 Januari 2019

Fakta tentang Quadrantid, Hujan Meteor Besar Pertama 2019

Jakarta -

Hujan meteor Quadrantid adalah pertunjukan meteor besar pertama di tahun 2019 - dan kita tidak perlu menunggu lama!

Hujan meteor ini terjadi setiap tahun dan di tahun 2019, waktu terbaik untuk melihatnya adalah tanggal 3-4 Januari, kata Organisasi Meteor Internasional.

Hujan 'Quads' terjadi setiap bulan Januari dan digambarkan sebagai hujan meteor di atas rata-rata, yang berarti hujan ini menghasilkan hingga 120 meteor per jam.



Jadi jika Anda beruntung, Anda akan dapat melihat sesuatu yang menakjubkan - yang bahkan NASA menyebutnya sebagai "salah satu hujan meteor tahunan terbaik."

Apakah hujan meteorQuadrantid itu?

Hujan meteor Quadrantid dikenal untuk pemandangan meteor bola api yang terang di langit.

Bola api idu berupa ledakan cahaya dan warna yang lebih besar yang bisa bertahan lebih lama dari rata-rata garis meteor.

PA

Nama Quadrantid diberikan karena meteor itu tampaknya berasal dari bekas rasi bintang bernama Quadrans Muralis.

Quadrans Muralis ditemukan pada tahun 1795 oleh seorang astronom Perancis, namun tidak lagi diakui oleh Serikat Astronomis International (International Astronomical Union) dan hari ini dianggap sebagai bagian dari rasi bintang Bootes.

Jadi -membingungkan memang- hujan meteor itu kadang-kadang disebut Bootids!

Kapan hujanmeteornya terjadi?

Tahun ini, Organisasi Meteor Internasional mengatakan puncaknya terjadi tanggal 3-4 Januari.

Di Indonesia, saat terbaik Anda melihat hujan meteor dalam aktivitas maksimumnya, menurut astronom Avivah Yamani, adalah pada Jumat (04/01) pagi, sekitar pukul 9 WIB, dari arah timur laut.

Tenang, jika Anda melewatkannya, hujan meteor ini berlangsung sampai 12 Januari, namun intensitasnya semakin turun.

"Selain itu, jendela waktu pengamatannya pendek, hanya dari jam tiga atau empat pagi sampai Matahari terbit," ungkap Avivah.

Dari mana asalnya?

Diyakini Quadrantids berasal dari debu yang ditinggalkan oleh asteroid yang disebut 2003 EH1.

Asteroid ini diduga dulunya adalah sebuah komet, yang sekarang telah menumpahkan semua es dan puing-puing lainnya dan hanyalah segumpal besar batuan padat.

Asteroid ini membutuhkan waktu sekitar lima setengah tahun untuk mengorbit matahari.

Ketika orbit Bumi bersinggungan dengan lintasan puing-puing ruang angkasa dari 2003 EH1 itu, debu terlempar keluar dari tempatnya dan jatuh ke atmosfer, terbakar dan menciptakan seberkas cahaya.

Bintang-bintang jatuh itu melaju dengan kecepatan 41 km per detik.

Bagaimana cara terbaik untuk melihatnya?

Bintang-bintang jatuh itu akan terlihat dengan mata telanjang sehingga tidak diperlukan peralatan khusus apapun.

Namun mata Anda perlu menyesuaikan diri dengan kegelapan agar Anda dapat melihat meteor dengan lebih jelas.

GettyImages

Para ahli menyarankan Anda melangkah keluar dan menatap langit 20 menit sebelum jadwal hujan meteor, sehingga mata Anda dapat menyesuaikan diri dengan langit malam.

Dan lebih baik pergi menjauh dari daerah perkotaan dengan polusi cahaya dari bangunan, lampu mobil, lampu jalan dan lampu neon dapat menyebabkan kesilauan.

Pastikan Anda menggunakan pakaian yang hangat, bawa kursi atau selimut sehingga Anda duduk atau berbaring dan bisa melihat ke atas untuk waktu yang lama tanpa mengalami ketegangan leher.

Semoga sukses!


Credit BBC Magazine - detikNews




https://m.detik.com/news/bbc-world/d-4371171/fakta-tentang-quadrantid-hujan-meteor-besar-pertama-2019