Selasa, 02 Oktober 2018

Tensi Tinggi China-AS, Mattis Batal Sambangi Beijing

Tensi Tinggi China-AS, Mattis Batal Sambangi Beijing
Menteri Pertahanan AS James Mattis membatalkan kunjungannya ke China di tengah meningkatnya ketegangan kedua negara. Foto/Istimewa

WASHINGTON - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), James Mattis, membatalkan rencana kunjungannya ke Beijing pada Oktober nanti. Batalnya rencana kunjungan Mattis ini sebagai tanda meningkatnya ketegangan kedua negara.

Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan pertemuan antara Mattis dan rekannya asal China telah dibatalkan.



"Pentagon telah menyusun rencana bagi Mattis untuk melakukan perjalanan ke Beijing akhir bulan ini untuk bertemu Jenderal Wei Fenghe untuk pembicaraan keamanan, tetapi China akhirnya menolak melakukannya," kata pejabat seperti disitir dari France24, Selasa (2/10/2018).

"Mengingat hal itu, keputusan untuk membatalkan kunjungan itu terutama datang dari pihak AS," tambah pejabat itu.

Ini akan menjadi perjalanan kedua Mattis ke China sebagai pemimpin Pentagon. Sebelumnya, Mattis telah melakukan kunjungan serupa pada bulan Juni ketika ia bertemu Presiden China Xi Jinping, serta Jenderal Wei Fenghe dan sejumlah pejabat lainnya.

Kedutaan AS di Beijing menolak berkomentar.

Pembatalan perjalanan terjadi karena gesekan antara AS dan China terus meningkat, terutama terkait masalah perdagangan.

Perang dagang Presiden Donald Trump telah membuat marah Beijing, begitu pula izinnya atas penjualan senjata senilai USD1,3 miliar ke Taiwan, yang dianggap China sebagai provinsi pemberontak.

Washington pekan lalu memberlakukan tarif baru terhadap China yang mencakup impor lain senilai USD200 miliar.

Dan Washington bulan lalu menempatkan sanksi keuangan pada China untuk pembelian jet tempur Sukhoi Su-35 Rusia dan sistem rudal permukaan ke udara S-400.


China bereaksi dengan menggagalkan kunjungan pelabuhan kapal perang AS yang direncanakan ke Hong Kong dan membatalkan pertemuan antara kepala angkatan laut Cina dan rekannya dari Amerika. 

Pada hari Minggu, sebuah kapal perang AS berlayar di perairan Kepulauan Spratly yang diperebutkan di Laut Cina Selatan. Ini adalah tantangan implisit terbaru terhadap klaim teritorial Beijing di wilayah tersebut.

Tidak ada reaksi segera dari China, tetapi operasi serupa di AS pada bulan Juli, yang melibatkan pulau Paracel yang disengketakan, mendorong Beijing yang marah untuk mengerahkan kapal militer dan jet tempur.

Pentagon mengatakan semua operasi militer AS di daerah "dirancang sesuai dengan hukum internasional dan menunjukkan bahwa Amerika Serikat akan terbang, berlayar dan beroperasi di mana pun hukum internasional mengizinkan."


Credit  sindonews.com