Beirut (CB) - Pengamat Hak Asasi Manusia untuk Suriah (Human Right Obsevatory) menilai bahwa sekira 511.000 orang terbunuh dalam perang Suriah sejak dimulai tujuh tahun lalu.

Lembaga yang berkantor pusat di London, Inggris, itu melacak korban tewas dengan menggunakan jaringan di dalam Suriah, dan pada Senin mengumumkan pula mengenali lebih dari 350.000 orang tewas dan sisanya adalah kejadian yang diketahui kematiannya, namun tidak mengetahui nama korban, demikian kutipan kantor berita Reuters.

Perang Suriah dimulai setelah unjuk rasa besar pada 15 Maret 2011, dan menyeret kekuatan kawasan maupun masyarakat dunia, serta memaksa jutaan orang, atau lebih dari setengah jumlah penduduknya sebelum perang telah meninggalkan rumah mereka.

Sekira 85 persen korban tewas adalah warga, yang dibunuh pasukan Pemerintah Suriah dan sekutunya, Obsevatorium Hak Asasi Manusia.

Militer Suriah, yang bergabung dengan sekutu Rusia, dicatat obsevatorium itu sejak 2015 menggunakan kekuatan serangan udara secara luas.

Saat perang mendekati tahun kedelapan, pertempuran sengit berlanjut di beberapa daerah, termasuk Ghouta timur, dekat ibu kota Damaskus, dan Afrin di dekat perbatasan Turki.