Rabu, 07 Maret 2018

China Genjot Anggaran Pertahanan dan Modernisasi Militer


China Genjot Anggaran Pertahanan dan Modernisasi Militer
Peresmian kapal induk baru China, tahun lalu. Di bawah Xi Jinping, negara tersebut kembali mengembangkan kemampuan militernya dengan menambah anggaran pertahanan. (REUTERS/Li Gang/Xinhua)


Jakarta, CB -- China mengumumkan peningkatan anggaran pertahanan yang terbesar dalam tiga tahun terakhir, Senin (5/3), menetapkan target pertumbuhan 8,1 persen dibanding 2017, mendorong program modernisasi militer ambisius negara tersebut di tengah kekhawatiran keamanan yang berkembang.

Anggaran pertahanan 2018 ditetapkan sebesar 1,1 triliun yuan atau Rp2.384 triliun, menurut laporan yang diterbitkan pada pembukaan rapat tahunan parlemen, dikutip Reuters.

Nilai anggaran pertahanan ini dipantau ketat oleh dunia untuk mengetahui niat strategis China sementara negara tersebut mengembangkan kemampuan militer baru, termasuk jet tempur siluman, kapal induk dan peluru kendali anti-satelit.


China akan "mengembangkan semua aspek latihan militer dan kesiapan perang, dan dengan tegas dan dengan teguh menjaga kedaulatan nasional, keamanan dan kepentingan pembangunan," kata Perdana Menteri Li Keqiang dalam pidato pembuka di parlemen.

"Dihadapkan dengan perubahan besar di lingkungan keamanan nasional," kepemimpinan absolit militer oleh Partai Komunis yang berkuasa mesti diawasi, dan kesatuan pemerintah dan militer dan rakyat mesti selalu "kuat bagai batu," ujarnya.

Anggaran belanja pertahanan 2018 ditetapkan sementara pertumbuhan perekonomian China naik 6,9 persen tahun lalu, percepatan pertama sejak 2010. Namun, China mempertahankan target pertumbuhan ekonominya di sekitar 6,5 persen, kata Li, sama dengan 2017 meski target itu sudah terlampaui.

Angkatan bersenjata China adalah yang terbesar di dunia
Angkatan bersenjata China adalah yang terbesar di dunia. (AFP Photo/Stringer)
Tahun lalu, anggaran pertahanan ditetapkan naik hanya 7 persen jadi 1,044 triliun yuan atau Rp2.254 triliun, sekitar seperempat dari rencana anggaran pertahanan Amerika Serikat tahun ini. Pada 2016, anggaran ditingkatkan 7,6 persen.

"Laju dan skala pembangunan ini sangat dramatis. Hal ini sangat menggelisahkan bagi Australia dan banyak negara lain di kawasan," kata Sam Roggeveen, peneliti tamu di Pusat Studi Strategis dan Pertahanan Australian National University di Canberra.

"Ada indikasi bahwa China ingin mengembangkan apa yang mereka sebut kemampuan pertahanan di Laut China Selatan. Saya memperkirakan hal ini akan berujung pada kehadiran kapal perang dan pesawat di sana secara rutin, atau bahkan dikerahkan di sana secara permanen.

"Yang belum jelas, walau demikian, adalah apakah Amerika Serikat akan bangkit untuk menghadapi tantangan tersebut."

Anggaran tersembunyi

China tidak menjelaskan dengan detail pengalokasian anggaran pertahanannya, membuat negara-negara tetangga dan kekuatan militer lain mengkomplain, menyebut ketidaktransparanan itu memicu peningkatan ketegangan regional.

Sejumlah diplomat mengatakan angka pertahanan China kemungkinan lebih kecil daripada pengeluaran militer sesungguhnya untuk Angkatan Bersenjata Pembebasan Rakyat, tentara terbesar di dunia yang kini berada di tengah program modernisasi ala Xi Jinping.

Seorang diplomat senior Asia, sebelum pengumuman anggaran, mengatakan peningkatan sesungguhnya kemungkinan besar dua kali lipat atau lebih dari yang diungkap oleh China, melihat upaya-upaya yang dilakukan untuk membangun kompleks industri militer dan integrasi mendalam militer-sipil.

"Sebagian pengeluaran akan disembunyikan di pengeluaran sipil," kata diplomat yang enggan disebut namanya.




Credit  cnnindonesia.com