Warga Palestina shalat Jumat di kompleks Masjid Al
Aqhsa Yerusalem, Jumat (18/5). Penjajah Israel membuka akses wilayah ini
bagi jamaah Shalat Jumat wanita, anak-anak, dan laki-laki berumur di
atas 40 tahun.
Foto: ALAA BADARNEH/EPA EFE
Melalui Resolusi PBB Israel mendapat 55 persen wilayah Palestina
CB, Pada
71 tahun silam, tepatnya 29 November 1947 Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) memilih untuk partisi Palestina dan pembentukan negara Yahudi yang
independen. Meskipun, ada oposisi yang kuat dari negara-negara Arab.
Melalui
Resolusi PBB 181 yang didukung 33 negara, sebanyak 13 negara menolak,
dan 10 lainnya netral, tanah Palestina dipecah belah menjadi wilayah
untuk Yahudi dan Arab. Yang menjadi cikal bakal berdirinya negara zionis
Israel.
Kasarnya Yahudi mendapat 55 persen wilayah dan pihak Arab 45
persen. Orang-orang Arab yang marah lalu memulai perang. Dan kalah.
Konflik
antara orang Yahudi dan Arab di Palestina dimulai sekitar 1910-an,
ketika keduanya mengklaim wilayah yang dikuasai Britania Raya atau
Inggris.
Kaum Yahudi merupakan kaum Zionis. Periode
Dreyfus menandai imigrasi kaum Yahudi Eropa yang kemudian menetap di
Kanada, Inggris, Australia, dan Afrika Selatan. Sebagian lagi bermigrasi
ke wilayah Kekhalifahan Ustmaniyah yang disebut Palestina.
Penduduk
asli Palestina Arab, berupaya membendung imigrasi Yahudi dan mendirikan
negara Palestina yang sekuler. Pada akhir Perang Dunia II, sekitar
1945, Amerika Serikat mengambil perkara Zionis.
Inggris,
tidak dapat menemukan solusi praktis, merujuk masalah ke PBB, yang pada
29 November 1947, memilih untuk mempartisi Palestina.
Kaum
Yahudi harus memliki lebih banyak penduduk dari Palestina. Orang-orang
Arab Palestina, dibantu oleh para sukarelawan dari negara-negara lain,
berperang melawan pasukan Zionis, tetapi orang-orang Yahudi memegang
kendali penuh atas bagian Palestina yang dialokasikan oleh PBB dan
beberapa wilayah Arab.
Pada 14 Mei 1948, Inggris
mengundurkan diri dengan berakhir mandatnya, dan Negara Israel
diproklamasikan oleh Ketua Badan Yahudi David Ben-Gurion. Keesokan
harinya, pasukan dari Mesir, Yordania, Suriah, Lebanon, dan Irak
menyerbu Israel.
Wilayah
Kiswah, Suriah selatan saat diserang Israel 9 Mei 2018. Wilayah itu
dilaporkan diserang lagi oleh militer Tel Aviv semalam (29/11/2018).
Foto/SANA
TEL AVIV
- Militer Israel membombardir sejumlah pangkalan di Suriah selatan yang
diklaim sebagai basis militan pro-Iran, semalam waktu setempat atau
Jumat (30/11/2018) dini hari WIB. Tel Aviv membantah laporan yang
menyebut pesawat tempurnya ditembak jatuh sistem pertahanan Damaskus
selama serangan berlangsung.
Selain pangkalan milisi pro-Iran,
serangan semalam juga dilaporkan menghantam gudang senjata milik rezim
Teheran di Suriah selatan. Ledakan juga dilaporkan terjadi di dalam dan
di sekitar Ibu Kota Suriah, Damaskus, tepatnya di dekat bandara
internasional negara itu.
"Pasukan Israel membombardir selama
satu jam posisi di pinggiran selatan dan barat daya Damaskus serta di
selatan Suriah di perbatasan provinsi Quneitra," kata Direktur
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, Rami Abdel Rahman, seperti
dikutip dari Times of Israel.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menolak mengomentari serangan udaranya. Namun, mereka membantah laporan kantor berita SANA yang menyebut sebuah pesawat tempur Tel Aviv dan empat rudal lainnya ditembak jatuh sistem pertahanan udara Damaskus.
"Laporan-laporan soal pesawat Israel atau platform udara Israel lainnya yang dihantam adalah salah," kata IDF dalam sebuah pernyataan.
IDF
juga sedang menyelidiki laporan pendaratan proyektil di wilayah Dataran
Tinggi Golan yang diduduki Israel. Proyektil itu diduga sisa dari rudal
yang ditembakkan militer Suriah.
“Sistem pertahanan udara
mengidentifikasi peluncuran tunggal (misil) menuju lapangan terbuka di
Dataran Tinggi Golan. Pada titik ini tidak jelas apakah memang ada
dampak di wilayah kita (atau tidak). Tentara mencarinya di daerah itu,"
kata IDF.
Menurut pemantauan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi
Manusia, serangan Israel pada Kamis malam serbuan pertama sejak Suriah
secara tidak sengaja menembak jatuh pesawat mata-mata Rusia, Il-20, yang
menewaskan 15 tentara Moskow pada 17 September 2018.
Pesawat
Il-20 itu ditembak oleh sistem rudal S-200 Suriah yang sedang merespons
serangan empat jet tempur F-16 Israel di Latakia. Moskow menyalahkan
Tel Aviv atas insiden dan merespons dengan memasok sistem pertahanan
udara S-300 kepada pasukan Damaskus.
Sistem pertahanan rudal
S-300 dikirim ke Suriah bulan lalu, tetapi diyakini belum digunakan oleh
pasukan Suriah, karena tim pertahanan udaranya masih perlu dilatih
Moskow untuk mengoperasikannya.
Pesawat jet tempur F-16 Israel. Foto/REUTERS/Ilustrasi
DAMASKUS
- Sistem pertahanan udara Suriah menembak jatuh sejumlah target musuh
di wilayah selatan negara tersebut, Jumat (30/11/2018). Kantor berita SANA mengutip sumber keamanan Damaskus menyatakan empat rudal dan sebuah pesawat tempur Israel merupakan target yang dijatuhkan.
Insiden
ini terjadi di wilayah al-Kiswah. Sumber tersebut mengatakan,
rudal-rudal musuh telah gagal mencapai targetnya karena ditembak jatuh.
Belum
jelas sistem pertahanan apa yang digunakan militer Damaskus tersebut,
mengingat senjata pertahanan tercanggih yang dimiliki yakni sistem rudal
S-300 Rusia baru saja dipasok ke pasukan Presiden Bashar al-Assad.
"Sistem
pertahanan udara kami menghalau serangan beberapa target musuh di
daerah Al-Kiswah di selatan negara ini dan menembak jatuh," bunyi siaran
stasiun televisi Ikhbariya, mengutip sumber militer Suriah, Jumat
(30/11/2018).
Sebelumnya, Presiden Suriah Bashar Assad mengatakan
bahwa dia tidak mengecualikan serangan terhadap AS atau yang lainnya
kapan saja selama mereka terus melanggar hukum internasional. Assad
menegaskan bahwa Suriah akan terus memperkuat pertahanan udaranya.
Asal-usul
empat rudal yang diklaim ditembak jatuh militer Suriah belum bisa
dikonfirmasi. Namun, Israel dilaporkan pernah melakukan serangan rudal
terhadap pos militer di daerah Kiswah pada bulan Mei lalu.
Pada
Desember 2017, situs militer di sekitar Kiswah juga jadi sasaran
serangan udara Israel yang saat itu sekitar 10 bangunan menjadi target.
Kiswah,
terletak sekitar 13 kilometer (8 mil) selatan Damaskus, adalah sebuah
kota di Rif Dimashq. Kota itu memiliki populasi sekitar 43.000 orang.
Warga memeriksa kerusakan di sebuah
lokasi yang terkena serangan udara di kota yang dikuasai pemberontak
Idlib, Suriah, Selasa (7/2/2017). (REUTERS/Ammar Abdullah/cfo/17)
Ankara, Suriah (CB) - Agenda separatis yang merusak
keutuhan wilayah dan kedaulatan Suriah ditolak selama babak ke-11
pembicaraan perdamaian Suriah, yang baru saja berakhir, di Astana,
Kazakhstan, kata Kementerian Luar Negeri Turki pada Kamis.
"Dalam pertemuan tersebut, upaya yang dilancarkan bagi penyelesaian
politik konflik Suriah dikoordinasikan dan perkembangan di lapangan
dibahas," kata kementerian itu di dalam satu pernyataan.
Para peserta menolak semua upaya untuk menciptakan kondisi yang
dipaksakan di lapangan dengan dalih memerangi terorisme, dan
menyampaikan tekad mereka "untuk dengan tegus menentang agenda separatis
yang bertujuan merusak kedaulatan dan keutuhan wilayah Suriah serta
keamanan nasional negara tetangga", tambah pernyataan tersebut.
Babak pembicaraan dua-hari itu berakhir pada Kamis dengan satu pertemuan
antara wakil Rusia dan Pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad di
Ibu Kota Kazakhstan, Astana.
Kementerian tersebut menyatakan para peserta kembali menegaskan tekad
bersama mereka untuk meningkatkan konsultasi dan menuntaskan pembentukan
komite konstitusional sesegera mungkin.
Tekad para peserta untuk sepenuhnya melaksanakan Memorandum mengenai
Stabilisasi Situasi di Daerah Penurunan Ketegangan Idlib kembali
disampaikan, kata Kantor Berita Anadolu --yang dipantau Antara di
Jakarta, Kamis malam. Mereka menekankan pentingnya gencatan senjata yang
langgeng di Idlib, kata Kementerian Luar Negeri Turki.
Menurut kementerian itu, para peserta menyambut baik pembebasan tambil
balik dan serentak beberapa orang, yang ditahan oleh kelompok oposisi
dan pemerintah, pada 24 November sebagai proyek perintis Kelompok Kerja
mengenai Pembebasan Tahanan/Orang yang Diculik, Penyerahan Jenazah dan
Pengidentifikasian Orang yang Hilang.
Menurut pernyataan tersebut, babak ke-12 pertemuan tingkat tinggi
mengenai Suriah akan diselenggarakan pada Februari 2019 di Astana.
Kesepakatan Idlib
Pertemuan pertama di Astana untuk mencapai gencatan senjata di Suriah diselenggarakan pada Januari 2017.
Sembilan pertemuan diselenggarakan di Astana, sedangkan yang ke-10 diadakan di Sochi, Rusiah, pada Juli 2018.
Deklarasi akhir pertemuan puncak Juli --yang diselenggarakan oleh negara
penjamin-- di Rusia menyoroti pembentukan satu komite konstitusional
buat Suriah.
Pada 5 Juli, Komisi Perundingan Suriah mengajukan daftar 50 calon untuk
mewakili oposisi Suriah di dalam komite konstitusional kepada utusan PBB
untuk Suriah yang sudah berakhir masa jabatannya Staffan de Mistura.
Setelah satu pertemuan di Sochi antara Presiden Turki Recep Tayyip
Erdogan dan timpalannya dari Rusia Vladimir Putin pada 17 September,
kedua pihak sepakat untuk menciptakan zona demiliterisasi -- tempat
semua tindakan agresi dengan tegas dilarang -- di Idlib.
Berdasarkan ketentuan dalam kesepakatan itu, kelompok oposisi di Idlib
akan tetap berada di daerah tempat mereka sudah ada, sementara Rusia dan
Turki akan melakukan patroli gabungan di daerah tersebut guna mencegah
berlanjutnya pertempuran.
Pada 10 Oktober, Kementerian Pertahanan Turki mengumumkan bahwa oposisi
Suriah dan kelompok lain anti-pemerintah telah menyelesaikan penarikan
senjata berat dari zona demiliterisasi Idlib.
Meskipun ada kesepakatan gencatan senjata, Pemerintah Bashar al-Assad
dan sekutunya telah melanjutkan serangan bersekala rendaha di zona
penurunan ketegangan Idlib.
Konflik di Suriah meletus pada 2011, ketika Pemerintah Bashar menindas demonstrasi dengan kekuatan berlebihan.
CB, Jakarta - Hillary Clinton mengatakan Presiden Donald Trump ikut andil menutupi pembunuhan jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi.
Dalam wawancara selama tur di Toronto, Hillary Clinton mengkritik pemerintahan Trump atas pembunuhan Khashoggi.
Clinton,
yang merupakan saingan Trump dalam pemilihan presiden AS 2016, menuduh
tanggapan pemerintahan Trump terhadap kematian Khashoggi hanya untuk
melindungi kepentingan Trump dan rekan-rekannya.
Pendemo
memegang poster dengan gambar wartawan Saudi, Jamal Khashoggi di luar
konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, 25 Oktober 2018. REUTERS
"Kita
memiliki seorang presiden yang ikut andil menutupi apa yang terjadi di
konsulat atau kedutaan (Arab Saudi) ketika Khashoggi dibunuh," kata
Clinton, seperti dilaporkan dari The Independent, 30 November 2018.
"Dan kita memiliki presiden bersama orang-orang terdekatnya yang memiliki kepentingan komersial pribadi," tambahnya.
Awal
November, CIA melaporkan bahwa Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin
Salman, terlibat dalam memerintahkan pembunuhan Khashoggi. Arab Saudi
telah berulang kali membantah keterlibatan putra mahkota, dan Jaksa
Agung Arab Saudi mengatakan pembunuhan dilakukan oleh sekelompok orang
yang mengambil inisiatif membunuh Khashoggi tanpa sepengetahuan
pangeran.
Donald Trump tak mengacuhkan laporan CIA dan menuntut penyelidikan atas kematian Khashoggi terus dilanjutkan.
"Saya
benci kejahatan dan saya benci atas apa yang terjadi, dan saya juga
benci menutupi kejahatan," kata Trump."Dan biar saya tegaskan, Putra
Mahkota lebih benci hal itu dibanding saya."
Presiden
Amerika Serikat Donald Trump memegang grafik penjualan perangkat keras
militer saat berbincang dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin
Salman di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, 20 Maret 2018. (AP
Photo/Evan Vucci)
Sanksi
konkrit AS sejauh ini adalah menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap 17
pejabat Arab Saudi, termasuk asisten senior pangeran, Saud al Qahtani,
menurut laporan Reuters.
Sementara Trump mengatakan dia tidak
ingin membahayakan bisnis AS dan menentang tekanan kuat dari anggota
parlemen untuk menjatuhkan sanksi yang lebih berat terhadap Arab Saudi.
Trump
dan pejabat pemerintah mengatakan tetap akan melanjutkan hubungan
hangat dengan Arab Saudi dan mengklaim bahwa sanksi atau hukuman
terhadap Arab Saudi dapat mempengaruhi harga minyak dan kesepakatan
senjata dengan AS.
"Jika kalian ingin harga minyak menembus US$
150 (Rp 2,1 juta) per barel...yang harus kalian lakukan adalah
memutuskan hubungan kami dengan Arab Saudi," kata Trump pekan lalu.
Meskipun skandal Jamal Khashoggi menjerat Mohammed bin
Salman, Donald Trump tetap membenarkan dukungannya kepada Arab
Saudi dengan mengklaim Kerajaan Saudi sangat penting sebagai benteng
pertahanan terhadap Iran.
Sistem pertahanan rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) Amerika Serikat. Foto/REUTERS/Departemen Pertahanan AS
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) tetap nekat menjual sistem pertahanan rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD)
kepada Arab Saudi meskipun kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi
sedang jadi sorotan masyarakat internasional. Kedua pihak sudah meneken
dokumen penawaran dan penerimaan senjata pertahanan buatan Lockheed
Martin tersebut.
Mengutip Reuters, Jumat (30/11/2018),
dokumend-dokumen itu diteken para pejabat Riyadh dan Washington pada
hari Senin lalu. Departemen Luar Negeri AS mengatakan kontrak pembelian
paket sistem rudal THAAD senilai USD15 miliar atau lebih dari Rp215,5
triliun.
Dalam sejumlah dokumen resmi itu, Riyadh membeli 44 peluncur, misil, dan peralatan lain terkait sistem THAAD.
Laporan
tentang penandatanganan dokumen penjualan senjata pertahanan itu muncul
hampir bersamaan ketika Menteri Pertahanan James Mattis dan Menteri
Luar Negeri Michael Pompeo membela Saudi dari kemarahan Senat atas
pembunuhan Khashoggi dan perang berdarah di Yaman.
Mattis menyebut Riyadh sangat "fundamental" untuk keamanan regional dan Israel, serta penting untuk kepentingan AS sendiri.
"Kami
jarang bebas bekerja dengan mitra tanpa cacat," ujar Mattis yang
blakblakan tentang Saudi. Dia melanjutkan dengan menyatakan bahwa
hubungan AS dengan Kerajaan Saudi tidak dapat dihentikan bahkan ketika
Washington mengutuk kematian Khashoggi.
Dalam komentarnya, Mattis
juga secara tidak langsung melindungi Putra Mahkota Mohammed bin Salman
(MBS) dari tuduhan sebagai dalang pembunuhan Khashoggi. Pemerintah
Riyadh juga telah menegaskan kematian wartawan pengkritik kerajaan itu
hasil dari "operasi nakal" yang tidak ada kaitannya dengan MBS maupun
Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud.
"Kami tidak memiliki jejak
(yang menunjukkan) Putra Mahkota terlibat, tidak ada dari komunitas
intelijen atau siapa pun. Tidak ada smoking gun," kata Mattis kepada wartawan.
Pompeo
setuju dengan rekannya tersebut. Menurutnya, tidak ada pelaporan
langsung yang menghubungkan MBS dengan perintah untuk membunuh sang
jurnalis.
Pernyataan mereka bertentangan dengan penilaian CIA
yang telah bocor ke media. Penilaian itu menyebut MBS secara pribadi
memerintahkan pembunuhan Khashoggi.
Trump
dan Raja Salman pada akhir September lalu berdiskusi melalui telepon
tentang kesepakatan pembelian sistem pertahanan rudal THAAD. Diskusi itu
diungkap seorang pejabat Saudi kepada Reuters Oktober lalu. Pejabat itu mengatakan kesepakatan pembelian bisa ditutup pada akhir tahun ini.
Departemen Luar Negeri AS melalui seorang juru bicaranya kepada CNBC mengatakan
kesepakatan itu sudah diteken. "Mendukung keamanan jangka panjang Arab
Saudi dan wilayah Teluk dalam menghadapi ancaman rudal balistik yang
berkembang dari rezim Iran dan kelompok ekstremis yang didukung Iran,"
kata juru bicara departemen itu yang tak disebutkan namanya.
Jamal Khashoggi, wartawan senior asal Arab Saudi yang tewas dibunuh pada 2 Oktober 2018. Sumber: POMED/cphpost.dk
CB, Jakarta - Senat AS sepakat mengakhiri dukungan untuk Arab Saudi dalam perang Yaman sebagai tanggapan atas pembunuhan Jamal Khashoggi.
Dilaporkan
dari The Telegraph.co.uk, 30 November 2018, para Senator setuju dengan
hasil pemungutan suara 63 berbanding 37 suara, yang kemudian akan
dilanjutkan dengan debat untuk resolusi. Menteri Luar Negeri Mike Pompeo
dan Menteri Pertahanan Jim Mattis, gagal mempengaruhi para senator
untuk melanjutkan dukungan militer bagi koalisi Arab pimpinan Saudi.
Para senator senior dari Republik dan Demokrat sepakat menuntut tindakan lebih keras terhadap Arab Saudi.
Pemungutan suara di senat AS membuka jalan menentukan peran otoritas
Arab Saudi dalam pembunuhan Jamal Khashoggi dan perang di Yaman.
Ketua
senat mayoritas, Amerika Serikat, Mitch McConnell, mengecam kemungkinan
peran Kerajaan Arab Saudi dalam pembunuhan wartawan senior, Jamal
Khashoggi, 59 tahun. Sumber: Jacquelyn Martin/AP/npr.org
Debat
lanjutan, yang mungkin berlangsung minggu depan, akan membahas
pembatasan dukungan AS untuk kampanye militer Saudi terhadap pemberontak
Houthi di Yaman, yang telah menyebabkan krisis kemanusiaan terburuk
sepanjang sejarah manusia moderen.
"Akan ada kesempatan lain
minggu depan untuk memutuskan apakah kami akan melanjutkannya," kata
Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri Senat, Bob Corker.
Namun
senator Republik Lindsey Graham, sekutu dekat Trump, berjanji ia tidak
akan memilih menjatuhkan sanksi ke Arab Saudi sampai ia menerima briefing dari Direktur CIA Gina Haspel, terkait peran Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman dalam pembunuhan Khashoggi.
Mike Pompeo tidak menjawab pertanyaan wartawan tentang mengapa Gina Haspel tidak ikut serta dalam briefing. Beberapa senator mengatakan Gedung Putih menghalangi keikutsertaannya.
Presiden
Donald Trump menyambut kedatangan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed
bin Salman di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, 20 Maret 2018.
Lawatan Mohammed bin Salman diperkirakan akan berbicara soal ancaman
Iran, termasuk pengaruh dan pengembangan program nuklir Negeri Mullah
itu. (AP Photo/Evan Vucci)
Senator
Demokrat Bob Menendez dari Komisi Hubungan Luar Negeri, mengatakan
Gedung Putih menghalangi Gina Haspel untuk tidak ambil bagian dalam
briefing.
Menjelang briefing pada Rabu 28 November, Mattis dan
Pompeo berpendapat bahwa Arab Saudi terlalu penting untuk melawan Iran
dan ISIS.
Menteri
Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan tidak ada bukti langsung yang
menghubungkan Putra Mahkota Mohammed bin Salman dengan pembunuhan Jamal
Khashoggi.
Mike Pompeo mengatakan melemahnya hubungan AS-Saudi akan merugikan keamanan nasional.
"Tidak
ada laporan langsung yang menghubungkan Putra Mahkota dengan perintah
untuk membunuh Jamal Khashoggi," kata Pompeo, dikutip dari ABC.
Pernyataan
itu mengisyaratkan bahwa pemerintahan Trump membela Arab Saudi,
terutama Mohammed bin Salman atas kasus Jamal Khashoggi.
Trump
mengabaikan laporan CIA pada bulan ini yang menyebut Pangeran Muhammed
bin Salman bertanggung jawab atas pembunuhan Khashoggi. Trump berulang
kali mengatakan bahwa Arab Saudi menghabiskan miliaran dolar untuk
membeli senjata AS dan perannya sebagai produsen minyak utama serta
sekutu terlalu penting untuk dilepaskan.
Namun Kongres AS jauh lebih kritis terhadap Arab Saudi terkait kasus Jamal Khashoggi,
yang mengancam menjatuhkan sanksi baru dan memblokir penjualan senjata
ke Arab Saudi, serta menyoroti krisis kemanusiaan di Yaman.
NATO bakal melangsungkan pertemuan dengan Ukraina membahas konflik di Laut Hitam. (Ludovic Marin/Pool via REUTERS)
Jakarta, CB -- NATO dikabarkan akan melakukan pertemuan dengan Ukraina pada pekan depan. Pertemuan itu akan membahas perselisihan antara Ukraina dan Rusia di Laut Hitam.
"Pekan
ini kami akan membahas perkembangan di Laut Hitam, dan pekan depan NATO
akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Ukraina," ujar Juru Bicara
Nato, Oana Lungescu, melansir AFP.
Rencananya,
pertemuan itu akan digelar pada Senin dan Selasa di Markas NATO,
Brussel. Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg akan menjadi tuan
rumah yang menyambut kedatangan Ukraina.
Sebelumnya, Presiden Ukraina, Petro Poroshenko meminta NATO turun
tangan dengan memberikan bantuan angkatan laut di Semenanjung Krimea.
Namun, sampai saat ini NATO belum memberikan jawaban atas permintaan
tersebut.
"Sejak pencaplokan Semenanjung Krimea oleh Rusia pada
2014, NATO secara substansial meningkatkan kehadirannya di Laut Hitam,"
ujar Lungescu.
Saat ini saja, kapal NATO secara rutin berpatroli
di Laut Hitam. Pada tahun 2018, kapal NATO menghabiskan 120 hari di Laut
Hitam. Angka itu, kata Lungesco, meningkat dibandingkan pada 2017 yang
hanya berjumlah 80 hari.
"Jadi, sebetulnya NATO sudah hadir di
Laut Hitam. NATO dan sekutunya terus memberikan dukungan yang kuat untuk
Ukraina," kata Lungescu.
Diketahui sebelumnya, Presiden Ukraina telah mendesak sekutu Barat
untuk mengarahkan kapal-kapal angkatan lautnya ke Laut Azov. Permintaan
itu muncul setelah Rusia menembaki dan menahan tiga kapal Ukraina di
perairan lepas Krimea pada Minggu (25/11).
Sejumlah pemimpin
Barat juga telah mengecam tindakan Rusia. Mereka menuntut Moskow untuk
membebaskan kapal beserta awak kapal, sekaligus menegaskan kembali
penolakan mereka terhadap pencaplokan Semenanjung Krimea oleh Rusia.
Kapal Ukraina di Laut Hitam. (Foto: Reuters/Yevgeny Volokin)
CB, CNN Indonesia -- Presiden Ukraina, Petro
Poroshenko meminta anggota NATO, termasuk Jerman, untuk mengirimkan
kapal-kapal angkatan laut ke Laut Azov buat mendukung Ukraina menghadapi
konflik dengan Rusia.
"Jerman merupakan salah satu sekutu
terdekat kami, dan kami berharap negara-negara yang tergabung dalam NATO
siap mengirimkan kapal-kapal angkatan laut ke Laut Azov untuk membantu
Ukraina dan menyediakan keamanan," ucap Poroshenko kepada harian Jerman,
Bild.
Seperti dilansir AFP pada Kamis (29/11), Presiden Rusia Vladimir Putin membenarkan bahwa Rusia telah merebut tiga kapal Ukraina akhir pekan lalu.
Poroshenko menuduh Putin "tidak menginginkan apapun selain menguasai laut."
"Kami
tidak dapat menerima kebijakan agresif Rusia. Awalnya Krimea, kemudian
timur Ukraina, dan sekarang dia menginginkan Laut Azov," ucap
Poroshenko.
"Jerman juga harus bertanya pada negaranya sendiri,
Apa yang sanggup dilakukan Putin selanjutnya jika kita tidak
menghentikannya?" ucap Poroshenko pada hari di mana Perdana Menteri
Ukraina Volodymyr Groysman mengunjungi Berlin.
Rusia telah menembaki dan kemudian menyita tiga kapal Ukraina pada
Minggu (25/11), dan menuduh kapal itu masuk secara ilegal ke perairannya
di Laut Azov. Hal ini menimbulkan ketegangan antara Rusia dan Ukraina.
Pemimpin
NATO, Jens Stotlenberg, pada Senin menuntut Rusia membebaskan kapal dan
pelaut Ukraina, dengan memperingatkan bahwa tindakan yang sudah
dilakukan memunculkan konsekuensi besar.
Poroshenko juga menyampaikan kepada surat kabar Jerman bahwa Kanselir Jerman, Angela Merkel merupakan teman baik Ukraina.
"Pada 2015, dia sudah menyelamatkan negara kami melalui negosiasinya di
Minsk, kami berharap dia akan mendukung kami sekali lagi bersama sekutu
kami lainnya," ucap Poroshenko.
"Putin ingin membawa kembali Kekaisaran Rusia Lama. Krimea, Donbas, dia menginginkan seluruh negeri," kata Poroshenko lagi.
"Sebagai
seorang kaisar Rusia, ketika dia melihat dirinya sendiri,
kekaisarannnya tidak dapat berfungsi tanpa Ukraina. Dia melihat kita
sebagai koloni," ucap Poroshenko yang menjabat sejak 2014.
CB,
KIEV -- Presiden Ukraina Poroshenko pada Kamis menuduh Presiden Rusia
Vladimir Putin ingin mencaplok seluruh wilayah negaranya. Ia menyeru
NATO untuk mengerahkan kapal-kapal perang ke laut dua negara itu
berbagi.
Komentar Poroshenko kepada media Jerman merupakan bagian dari upaya
Kiev untuk memperoleh dukungan Barat guna memberlakukan lebih banyak
sanksi terhadap Moskow.
Ukraina juga ingin menjamin
bantuan militer Barat yang nyata, dan menggalang penentangan atas jalur
pipa gas Rusia. Para sekutu Barat-nya sejauh ini belum memberikan
apapun, kendati peringatan kemungkinan invasi oleh Rusia setelah Moskow
menyita tiga kapal Angkatan Laut Ukraina dan para awak mereka pada Ahad.
Moskow
dan Kiev saling menyalahkan atas insiden Laut Hitam, yang terjadi di
lepas pantai wilayah Krimea yang dicaplok Rusia. Saat itu, kapal Rusia
menembaki kapal Angkatan Laut Ukraina.
"Jangan percaya kebohongan Putin," kata Poroshenko kepada Bild,
harian bertiras terbesar di Jerman, merujuk pada pernyataan tak
bersalah Moskow dalam peristiwa tahun 2014 saat negara itu mencaplok
Krimea.
Putin, kata ia, menginginkan kekaisaran lama Rusia
kembali. "Krimea, Donbass, seluruh nagara. Sebagai Tsar Rusia, dia
melihat dirinya, kekaisarannya tak dapat berfungsi tanpa Ukraina. Dia
melihat kami sebagai koloninya."
Kementerian
Luar Negeri Ukraina mengutuk rencana Rusia untuk menyebarkan sebuah
batalion sistem pertaahanan udara S-400 ke semenanjung Crimea.
Foto/Istimewa
KIEV
- Kementerian Luar Negeri Ukraina mengutuk rencana Rusia untuk
menyebarkan sebuah batalion sistem pertaahanan udara S-400 ke
semenanjung Crimea. Kiev menyebut langkah ini hanya akan memperburuk
situasi.
Direktur Politik Kemlu Ukraina, Olexiy Makeyev
mengatakan bahwa pengiriman sistem pertahanan udara itu sangat berbahaya
tidak hanya untuk Ukraina, tetapi seluruh wilayah Laut Hitam.
"Jangkauan
operasional sistem itu mencapai 400km sehingga menempatkan semua negara
di wilayah Laut Hitam, termasuk anggota NATO di bawah ancaman serangan.
Kami tahu bahwa rudal itu dapat digunakan juga untuk target darat,"
ucap Makeyev.
Makeyev mengatakan bahwa Moskow telah militerisasi
Crimea sejak 2014, dengan membawa sistem senjata baru termasuk pesawat
dan rudal yang mampu membawa hulu ledak nuklir serta personil militer.
"Pendudukan
dan militerisasi berikutnya di Crimea adalah perluasan area penggunaan
kapal perang Rusia dan pesawat militer di Laut Hitam dan mungkin jauh
melampauinya, bahkan di wilayah Mediterania," ungkapnya.
"Militerisasi
semacam itu memiliki konsekuensi luas untuk keamanan tidak hanya di
wilayah Laut Hitam tetapi di seluruh Eropa selatan, serta Afrika Utara
dan Timur Tengah," tukasnya.
Presiden AS Donald Trump membatalkan pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela KTT G20. Foto/Istimewa
BUENOS AIRES
- Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, membuktikan ancaman
untuk membatalkan rencana pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladmir
Putin. Keduanya dijadwalkan bertemu di sela-sela KTT G20 yang dihelat di
Buenos Aires, Argentina, akhir pekan ini.
Trump membatalkan
rencana pertemuan tersebut karena Rusia menolak untuk melepaskan kapal
Angkatan Laut Ukraina dan para awaknya yang ditahan selama konfrontasi
maritim antara kedua negara pada hari Minggu lalu.
"Berdasarkan
fakta bahwa kapal-kapal dan pelaut belum kembali ke Ukraina dari Rusia,
saya telah memutuskan bahwa akan lebih baik bagi semua pihak yang
berkepentingan untuk membatalkan pertemuan saya yang sebelumnya
dijadwalkan di Argentina dengan Presiden Vladimir Putin. Saya melihat
maju ke KTT yang berarti lagi segera setelah situasi ini diselesaikan!"
cuit Trump dalam perjalanan menuju pertemuan seperti dikutip dari CNN, Jumat (30/11/2018).
Trump
mengumumkan ia membatalkan pertemuan kurang dari satu jam setelah
mengatakan kepada wartawan bahwa ia percaya KTT G20 adalah waktu yang
sangat baik untuk mengadakan pertemuan dengan Putin.
Tweet itu
muncul tak lama setelah ia naik ke Air Force One untuk berangkat ke KTT
G20 di Buenos Aires dan serangkaian pertemuan bilateral yang ia
rencanakan di kota itu.
Di atas pesawat, juru bicaranya Sarah
Sanders mengatakan kepada wartawan bahwa Presiden membuat keputusannya
dengan berkonsultasi dengan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, kepala staf
John Kelly dan penasehat keamanan nasional John Bolton, yang menelepon
ke pesawat dari Brasil.
Sanders mengatakan dia tidak mengetahui adanya pembicaraan telepon antara Trump dan Putin.
Sebelumnya
Kamis, Trump mengatakan kepada wartawan bahwa dia "mungkin" masih
bertemu dengan Putin, meskipun ada insiden baru-baru ini di mana kapal
Rusia menembaki dan menyita tiga kapal Ukraina dekat Crimea.
"Saya
mungkin akan bertemu dengan Presiden Putin. Kami belum memutuskan
pertemuan itu. Saya sedang memikirkannya, tetapi kami belum. Mereka
ingin melakukannya. Saya pikir ini saat yang tepat untuk mengadakan
pertemuan. Saya mendapatkan laporan lengkap di pesawat mengenai apa yang
terjadi sehubungan dengan itu," katanya di Gedung Putih saat ia bersiap
untuk naik ke Marine One.
Jurubicara Kremlin Dmitry Peskov,
dalam perjalanan ke KTT G20 di Buenos Aires, menanggapi pembatalan
Trump, mengatakan: "Kami tetap terbang, sejauh ini kami hanya melihat
tweet (Trump) dan laporan media. Kami tidak memiliki informasi resmi.
Dan jika ini kasusnya, kita akan memiliki beberapa jam tambahan untuk
pertemuan berguna lainnya! "
Trump sebelumnya sempat mengancam akan membatalkan pertemuan dengan Putin terkait krisis di Laut Azov.
"Mungkin
saya tidak akan mengadakan pertemuan (dengan Pak Putin). Mungkin saya
bahkan tidak akan mengadakan pertemuan. Saya tidak suka agresi itu. Saya
sama sekali tidak menginginkan agresi itu," katanya.
Kapal
penjaga pantai Rusia melepaskan tembakan pada hari Minggu saat dua
kapal perang Ukraina dan sebuah kapal kecil berlayar melalui Selat Kerch
di lepas pantai Crimea, yang dianeksasi oleh Rusia pada tahun 2014. Dua
puluh empat orang Ukraina ditahan dan setidaknya tiga orang terluka
dalam insiden itu.
Ukraina menggambarkan insiden itu sebagai
"tindakan agresi" tetapi Rusia mengatakan kapal negara tetangganya itu
telah secara ilegal memasuki perairannya.
Pengadilan Crimea
kemudian memerintahkan 12 orang Ukraina ditahan selama 60 hari.
Pengadilan diperkirakan akan mengeluarkan putusan untuk prajurit lainnya
pada hari Rabu.
Pasca insiden itu, Ukraina memberlakukan darurat militer selama 30 hari dari 26 November di 10 wilayah perbatasan.
Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman. Sumber: Hamad I Mohammed/Reuters/Aljazeera
CB, Jakarta - Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman,
tiba di ibukota Buenos Aires, Argentina, untuk menghadiri pertemuan
tingkat tinggi KTT G20. Kehadiran Mohammed bin Salman menjadi pusat
perhatian menyusul derasnya kasus pembunuhan wartawan senior, Jamal
Khashoggi.
Putra Mahkota tiba di Buenos Aires setelah singgah di
Tunisia. Di negara itu, dia 'disambut' oleh demonstrasi yang menuduhnya
dalang pembunuh Khashoggi. Kerajaan Arab Saudi menyatakan Putra Mahkota
tidak tahu-menahu soal pembunuhan Khashoggi.
Lembaga
HAM, Human Rights Watch, pada Senin, 26 November 2018, meminta
pemerintah Argentina agar menggunakan klausa kejahatan perang dalam
konstitusi Negara Tango itu untuk menginvestigasi atas segala
kemungkinan keterlibatan Putra Mahkota terhadap kejahatan kemanusiaan di
Yaman dan pembunuhan Khashoggi.
Negara-negara Barat juga menyerukan agar Arab Saudi segera mengakhiri
kampanye militernya di perang Yaman, yang dilakukan oleh Putra Mahkota
Mohammed bin Salman. Krisis kemanusiaan di Yaman sekarang ini semakin
memburuk.
Rencananya,
para pemimpin negara-negara anggota G20 akan memulai pertemuan pada
Jumat, 30 November 2018. Diperkirakan, bakal ada sejumlah pemimpin dunia
yang tidak mau bersalaman dengan Mohammed bin Salman.
Ajang
foto bersama juga kemungkinan bisa menimbulkan riak dan reaksi karena
ada sejumlah pemimpin dunia yang memperlihatkan posisi sikap mereka
menerima kepemimpinan Mohammed bin Salman. Sebelumnya, CIA menyimpulkan
berdasarkan bukti-bukti, Putra Mahkota Arab Saudi terlibat dalam
pembunuhan Khashoggi.
Selain Mohammed bin Salman, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, juga mengkonfirmasi kehadirannya dalam KTT G20. Mohammed bin Salman
sudah meminta agar Erdogan mau meluangkan waktu berjumpa dengannya
disela-sela KTT G20. Hubungan bilateral Turki - Arab Saudi diselimuti
ketegangan setelah mencuatnya kasus pembunuhan Khashoggi di kantor
konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018.
Putra Mahkota, Mohammed bin Salman. AFP PHOTO / HO / SPA
CB, Jakarta - Kantor hakim federal Argentina saat ini meninjau pengaduan Human Rights Watch (HRW) terhadap pangeran mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman atas keterlibatannya dalam kejahatan perang di Yaman dan pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Hakim
Ariel Lijo mengatakan pihaknya sedang mencari informasi mengenai kasus
pembunuhan Khashoggi dan pelanggaran HAM di Yaman. Sehingga hakim belum
mengeluarkan keputusan apakah akan menyelidiki kasus tersebut atau
tidak, seperti dilaporkan Al Jazeera, 29 November 2018.
Humah Rights Watch pada
hari Senin, 26 November 2018 meminta hakim untuk menggunakan klausa
kejahatan perang dalam konstitusi Argentina untuk menyelidiki
keterlibatan Mohammed bin Salman atas dugaan pelanggaran HAM di Yaman
dan pembunuhan Jamal Khashoggi.
Konstitusi Argentina mengakui yurisdiksi universal untuk kejahatan
perang dan penyiksaan, yang berarti otoritas peradilan dapat menyelidiki
dan mengadili kejahatan HAM yang dilakukan di negara manapun.
Sebagai
kekuatan pendorong di belakang keterlibatan militer Arab Saudi di
Yaman, putra mahkota Arab Saudi telah mendapat sorotan tajam dalam
beberapa pekan terakhir. Pangeran Arab Saudi ini dituntut bertanggung
jawab atas kehancuran Yaman.
Putra
mahkota Arab Saudi baru saja mendarat di Argentina. Dia akan menghadiri
KTT G20 bersama para pemimpin dunia lainnya termasuk Presiden Donald
Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Kehadiran putra mahkota itu banyak dikecam atas kejahatan HAM di Yaman dan pembunuhan Jamal Khashoggi.
Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh menyerukan kepada PBB untuk mendukung haknya untuk memanggul senjata melawan Israel.Foto/Istimewa
GAZA
- Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh menyerukan kepada PBB untuk mendukung
haknya untuk memanggul senjata melawan Israel. Hal itu disampaikan
Haniyeh dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Presiden Majelis Umum
PBB, Maria Fernada Spinosa.
Dalam suratnya, Haniyeh menuturkan
bahwa hukum internasional telah menegaskan bahwa setiap negara berhak
untuk membela diri dan melawan penjajahan, baik itu secara damai atau
melalui perlawanan bersenjata.
"Kami mengulangi hak rakyat kami
untuk membela diri dan untuk melawan pendudukan, dengan semua cara yang
tersedia, termasuk perlawanan bersenjata, yang dijamin oleh hukum
internasional," tulis Haniyeh, seperti dilansir Jpost pada Kamis
(29/11).
“Sidang Umum PBB mengadopsi puluhan resolusi yang
menegaskan hak rakyat atas kemerdekaan, penentuan nasib sendiri dan
perjuangan dengan semua cara yang tersedia, damai dan tidak damai, untuk
hak itu. PBB memilih orang-orang Palestina untuk lusinan resolusi yang
relevan, termasuk 2621, 2649, 2787 dan 3236," sambungnya.
Seruan
Hamas ini mendapat kecaman keras dari pihak Israel. Duta Besar Israel
untuk PBB, Danny Danon mengatakan bahwa Hamas seharusnya tidak berbicara
mengenai hukum internasional ketika mereka masih melakukan serangan
rudal ke Israel.
“Hamas
berbicara tentang hukum internasional ketika menembakkan roket ke
populasi sipil, memegang mayat tentara IDF dan warga Israel, dan
menggunakan orang-orangnya sendiri sebagai perisai manusia," kata Danon.
Danon
menambahkan, bahwa Israel dan Amerika Serikat (AS) akan terus
memobilisasi negara-negara di dunia ke dalam sebuah front persatuan
melawan tindakan yang dilakukan Hamas, dengan bantuan Iran.
Raja
Abdullah sebut Palestina adalah kunci dari perdamaian di Timur Tengah
dan pemukiman Israel adalah hambatan terbesar untuk mencapai perdamaian
itu. Foto/Istimewa
AMMAN
- Raja Yordania, Abdullah II kembali menegaskan penentangannya terhadap
pembangunan pemukiman Israel di Tepi Barat yang diduduki. Dia
menggambarkan hal itu sebagai hambatan yang menghalangi solusi dua
negara.
Berbicara pada Hari Solidaritas Internasional PBB dengan
Rakyat Palestina, Raja Abdullah menyatakan bahwa Palestina adalah kunci
dari perdamaian di Timur Tengah dan pemukiman Israel adalah hambatan
terbesar untuk mencapai perdamaian tersebut.
"Menyelesaikan
masalah Palestina adalah kunci untuk mencapai perdamaian dan stabilitas
di kawasan Timur Tengah," ucap Raja Abdullah dalam sebuah pernyataan,
seperti dilansir Anadolu Agency pada Kamis (29/11).
Raja Abdullah
juga menekankan komitmen negaranya untuk melestarikan Yerusalem sebagai
kota yang bersejarah bagi Arab, Muslim dan Kristen dan penguasaan
Hashemite atas situs suci Muslim dan Kristen kota.
"Yordania
akan terus mengerahkan semua upaya untuk melawan setiap upaya untuk
memaksakan sebuah realitas baru [di Yerusalem] atau mengubah status
historis dan hukumnya," tukasnya.
Presiden AS Donald Trump dalam konferensi pers di New York pada Kamis (26/9) waktu setempat.
Foto: AP Photo/Mary Altaffer
Pemerintah Cina menyebut langkah Amerika Serikat berlebihan
CB, WASHINGTON
-- Pemerintahan Donald Trump mempertimbangkan pemeriksaan latar
belakang yang baru dan pembatasan lain terhadap pelajar Cina di Amerika
Serikat. Menurut pejabat AS dan kongres, hal ini dilakukan atas
kekhawatiran spionase yang berkembang di negara tersebut.
"Setiap
pelajar Cina yang dikirim ke sini harus melalui proses persetujuan
pemerintah dan partai. Anda mungkin tidak berada di sini untuk tujuan
spionase, namun tidak ada siswa Cina yang datang ke sini tanpa terhubung
dengan negaranya," kata salah seorang pejabat senior AS kepada Reuters, Kamis (29/11).
Pada Juni lalu, AS memperpendek jangka waktu visa untuk
mahasiswa Cina yang mempelajari pesawat, robot, dan manufaktur dari lima
tahun menjadi satu tahun. AS mengatakan, tujuannya adalah untuk
mengurangi risiko mata-mata dan pencurian terhadap properti di area
penting dari keamanan nasional.
Namun, saat ini
pemerintahan Trump sedang mempertimbangkan apakah akan melakukan
pemeriksaan tambahan kepada pelajar Cina. Gagasan yang dipertimbangkan
antara lain adalah memeriksa catatan telepon pelajar terkait dan
menjelajahi akun pribadi di media sosial mereka.
Sementara
itu, Pemerintah Cina berulang kali menegaskan AS telah bersikap
berlebihan karena alasan politik. Duta Besar Cina untuk AS, Cui Tiankai
mengatakan bahwa tuduhan itu tidak berdasar dan tidak sopan.
"Mengapa ada yang menuduh mereka (pelajar) mata-mata? Saya pikir ini sangat tidak adil untuk mereka," kata dia.
Jenderal John Campbel, Tentara Amerika
Serikat, Komandan pasukan AS dan Internasional di Afghanistan, berbicara
dalam konferensi pers di markas besar Resolute Support di Kabul,
Afghanistan, Rabu (25/11). Penyelidikan AS atas serangan berdarah 3
Oktober pada sebuah rumah sakit yang dijalankan oleh Medecins Sans
Frontiers di kota Kunduz, utara Afghanistan menyatakan hal tersebut
kecelakaan tragis yang disebabkan kesalahan manusia, menurut pernyataan
Campbell, kemarin. (REUTERS/Massoud Hossaini/Pool )
Kabul, Afghanistan (CB) - Resolute Support Mission,
pimpinan Amerika Serikat, di Afghanistan telah melakukan penyelidikan
mengenai serangan udara mematikan AS dua hari sebelumnya sehingga
menewaskan 30 orang.
Mayor Bariki Mallya, juru bicara bagi misi tersebut, mengatakan kepada
Kantor Berita Anadolu, serangan udara di Kabupaten Garmsir di Provinsi
Helmand dilancarkan oleh pasukan AS atas permintaan tentara Afghanistan
yang sedang memburu anggota Taliban yang bersenjata senapan mesin berat.
"Dalam aksi bela diri, pasukan darat meminta serangan udara dilancarkan.
Setelah serangan itu, ada ledakan kedua di dalam satu kompleks. Pada
saat yang sama dengan serangan tersebut, pasukan darat tak mengetahui
ada warga sipil di dalam kompleks atau sekitarnya; mereka hanya tahu
bahwa anggota Taliban menggunakan gedung itu sebagai posisi tempur,"
katanya.
Ia menambahkan petempur Taliban terus menggunakan warga sipil, terutama anak-anak, sebagai perisai manusia.
Ketidakpuasan telah meluas di kalangan penduduk mengenai peritiwa
seperti itu, yang digambarkan sebagai "kerusakan jaminan" oleh pihak
yang berperang.
Noor Ullah, seorang warga kabupaten itu, mengatakan melalui telepon
kepada Kantor Berita Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis
malam, dua lelaki tua, empat perempuan dan sejumlah anak kecil
kehilangan nyawa mereka dalam serangan udara tersebut.
Pada Rabu, lembaga penyiaran lokal Tolo News melaporkan bahwa sedikitnya
30 orang --termasuk perempuan dan anak kecil-- tewas dalam serangan
udara itu. Pemerintah provinsi menyatakan 15 anggota Taliban telah dalam
serangan tersebut.
Itu adalah peristiwa mematikan kedua di provinsi yang sama. Pada awal
pekan ini, operasi darat dan udara serupa melukai 16 orang, kebanyakan
anak kecil, di Daerah Baba Ji di Helmand.
Korban di pihak sipil dalam berbagai serangan udara telah memperlihatkan
lonjakan tajam, naik 52 persen dalam enam bulan pertama 2018,
dibandingkan dengan tahun lalu, kata Misi PBB di Afghanistan.
Sebanyak 149 warga sipil tewas dan 200 orang lagi cedera dalam semester pertama 2018, kata misi tersebut.
Konflik berkepanjangan di Yaman memicu kelaparan parah yang mengancam nyawa jutaan warga sipil termasuk anak-anak. Foto/Istimewa
SANAA
- Beberapa pemimpin suku di Yaman mendukung Amerika Serikat (AS) dan
solusi politik yang diusulkan oleh PBB untuk mengakhiri perang. Mereka
juga mendesak peran aktif dalam negosiasi yang serang berlangsung.
"Baik
orang-orang dan suku-suku di Yaman mendukung solusi politik Amerika
untuk konflik di Yaman selama itu menyambut tuntutan suku dan
orang-orang Yaman," ujar Abdurabuh al-Shaif, seorang pemimpin suku dari
suku Daham di al-Jawf provinsi Yaman, seperti disitir dari VOA, Jumat (31/11/2018).
Dalam kesempatana itu, al-Shaif juga menyuarakan keprihatinannya atas metode pendekatan AS terhadap konflik di Yaman.
“Solusi
politik apa pun yang tidak mengarah pada pemulihan negara, melucuti
senjata milisi Houthi, dan mengarah pada solusi demokratis tidak dapat
disebut solusi politik. Ini lebih merupakan menyerahkan kepada
milisi...(sesuatu) yang tidak dapat kami terima,” tambah Al-Shaif.
Martin
Griffiths, utusan khusus PBB untuk Yaman, berencana untuk mengadakan
pertemuan semua pihak dalam konflik Yaman di Swedia pada bulan Desember.
Pertemuan itu untuk mencari solusi politik terhadap perang yang sedang
berlangsung.
"Ini adalah kesempatan pada saat yang genting untuk
mengejar penyelesaian politik yang komprehensif dan inklusif untuk
konflik," kata Griffiths.
Perang
di Yaman dimulai pada tahun 2014 antara pemerintah Abd-Rabbu Mansour
Hadi, yang mendapat dukungan dari koalisi Saudi yang didukung AS, dan
pemberontak Houthi yang didukung Iran. Sejak itu konflik menjadi krisis
kemanusiaan, dengan puluhan ribu korban dan kelaparan parah yang
mengancam nyawa jutaan warga sipil termasuk anak-anak.
Pemberontak Yaman, kelompok Houthi, menembakkan rudal ke lapangan terbang militer Arab Saudi. Foto/Istimewa
SANAA
- Pemberontak Houthi Yaman menembakkan rudal balistik ke arah bandara
militer di selatan wilayah perbatasan Saudi, Najran pada hari Rabu.
Demikian pernyataan resmi yang dikeluarkan kelompok pemberontak itu.
"Rudal
balistik Badr-1-P menargetkan bandara Saudi dan tempat tinggal pilot di
daerah Bir Askar pada Rabu malam," bunyi pernyataan Houthi yang
diwartakan kantor berita miliknya Saba, seperti disitir dari Xinhua, Kamis (29/11/2018).
Pernyataan
itu mengatakan rudal tersebut menghantam sasaran secara akurat. Belum
ada komentar dari Arab Saudi terkait pernyataan tersebut.
Eskalasi
militer terbaru itu terjadi beberapa jam setelah saluran TV al-Masirah
dihapus oleh perusahaan penyedia satelit Mesir Nilesat. Houthi
menyalahkan Arab Saudi, Amerika Serikat, dan Prancis dibalik tekanan
terhadap Nilesat agar memutus saluran televisi tersebut dari satelit.
Serangan
itu adalah yang pertama sejak pemberontak mengumumkan penghentian
serangan rudal balistik terhadap Arab Saudi dan Uni Emirat Arab pada 18
November. Itu dilakukan untuk menunjukkan itikad baik guna mendukung
upaya perdamaian yang sedang berlangsung oleh Utusan Khusus PBB untuk
Yaman Martin Griffiths.
Griffiths meninggalkan Sanaa pada hari
Sabtu setelah kunjungan, di mana para pemberontak berjanji akan
menghadiri pembicaraan perdamaian yang akan datang di Swedia.
Arab
Saudi memimpin koalisi militer Arab melakukan intervensi di Yaman pada
2015. Mereka mendukung pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi
setelah pemberontak Houthi memaksanya mengasingkan diri dan menguasai
sebagian besar wilayah utara negara itu, termasuk Ibu Kota Sanaa.
Perang
selama empat tahun telah menewaskan lebih dari 10.000 orang, sebagian
besar warga sipil, membuat tiga juta orang lainnya menjadi pengungsi dan
mendorong negara itu ke jurang kelaparan.