Selasa, 29 Januari 2019

AS dan Taliban Sepakati Draf Perjanjian Damai


Pejuang Taliban, Afghanistan
Pejuang Taliban, Afghanistan
Taliban masih belum mau bernegosiasi dengan Pemerintah Afghanistan.



CB, WASHINGTON -- Utusan khusus Amerika Serikat (AS) untuk Afghanistan Zalmay Khalilzad mengatakan, AS dan Taliban sudah membuat draf kesepakatan yang dapat menjadi jalan menuju perundingan damai dengan pemerintah Afghanistan. Tapi beberapa rintangan menuju perdamaian seperti gencatan senjata dan penarikan pasukan asing masih dinegosiasikan.

"Kami memiliki draf kerangka kerja yang perlu disempurnakan sebelum menjadi kesepakatan," kata Khalilzad ke surat kabar AS the New York Times, seperti dilansir dari Aljazirah, Selasa (29/1).

Pernyataan Khalilzad ini menjadi tanda yang paling jelas pembicaraan antara AS dan Taliban di Qatar mengalami banyak kemajuan. Hal ini meningkatkan harapan berakhirnya perang di Afghanistan yang sudah berlangsung selama 17 tahun.

Khalilzad sudah memimpin pembicaraan dengan Taliban untuk mendorong agar mereka berkenan bernegosiasi dengan Pemerintah Afghanistan. Tapi kelompok radikal tersebut terus-menerus menolaknya. Menurut Taliban, Pemerintah Afghanistan hanya boneka dari AS.

"Sudah setuju untuk sepakat dalam beberapa prinsip di beberapa isu yang sangat penting," kata Khalilzad yang dikutip oleh Kedutaan Besar AS di Kabul, Afghanistan.

Para ahli memuji hal ini sebagai batu pijakan yang menandakan kedua belah pihak sudah ingin mengakhiri konflik selama belasan tahun. Pelaksana Tugas Menteri Pertahanan AS Patrick Shanahan menggambarkan pembicaraan di Qatar sangat memotivasi.

Tapi belum ada tenggat waktu kapan gencatan senjata atau penarikan pasukan AS akan dilakukan. Dua hal tersebut isu paling penting yang dalam pertemuan dan pembicaraan sebelumnya selalu gagal untuk disepakati.



Pada Sabtu (27/1) juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan tanpa ada waktu yang jelas kapan AS akan menarik pasukannya dari Afghanistan maka mustahil untuk membicarakan isu lainnya.

Ada satu isu menurut Khalilzad yang sudah disepakati oleh Taliban yakni keamanan Afghanistan.  "Taliban sudah berkomitmen, demi kepuasan kami, untuk melakukan hal yang diperlukan demi mencegah Afghanistan menjadi wadah bagi kelompok atau individu teroris internasional," kata Khalilzad.

Namun ia tidak menjelaskan lebih lanjut apa yang dimaksud dengan hal itu. Dalam pernyataan yang dikeluarkan Taliban pada pekan lalu, mereka sepakat untuk melawan Alqaidah dan ISIS di Afghanistan. 

Di sisi lain, ISIS masih terus tumbuh dan berpotensi berbahaya di Afghanistan. Kelompok tersebut kerap perang melawan Taliban untuk memperebutkan beberapa wilayah.

Menurut Analis Wilson Center, Michael Kugelman, AS sudah lama meminta Taliban ikut memerangi Alqaidah dan ISIS. Tapi langkah Taliban yang setuju untuk memerangi Alqaidah dan ISIS ini lebih bersifat 'isyarat perdamaian' dibandingkan konsensi.

"Taliban tidak pernah berteman dengan ISIS atau Alqaidah yang menjadi bayang dirinya sendirinya, tapi hal ini menjadi isyarat, setidaknya dititik ini, para pemberontak berniat untuk bernegosiasi dalam kebaikan dan sepakat dengan permintaan penting AS," kata Kugelman.  

Pemerintah Afghanistan mengatakan kesepakatan apa pun yang dibuat oleh AS dan Taliban harus berdasarkan dukungan mereka.


"Saya meminta kepada Taliban, untuk menunjukan kehendak Afghanistan mereka dan menerima permintaan rakyat Afghanistan untuk perdamaian dan melakukan pembicaraan damai yang serius dengan pemerintah Afghanistan," kata Presiden Afghanistan Ashraf Ghani.

Keinginan Presiden AS Donald Trump untuk segera mengakhiri perang selama 17 tahun di Afghanistan juga membebani pembicaraan damai. Ghani memperingatkan untuk tidak terburu-buru melakukan kesepakatan apa pun. Ia menyinggung tentang penarikan pasukan Uni Soviet dari Afghanistan pada 1989.  "Kami ingin perdamaian, kami menginginkannya dengan cepat tapi kami ingin dilakukan dengan rencana," kata Ghani.

Ghani juga mengatakan semua pasukan asing juga harus meninggalkan Afghanistan. Tapi keamanan dan keselamatan rakyat Afghanistan harus menjadi hal yang paling utama.


"Tidak ada rakyat Afghanistan yang ingin pasukan asing tetap bertahan di negara mereka, tidak ada rakyat Afghanistan yang ingin menghadapi bom bunuh diri di rumah sakit, sekolah, masjid dan taman," katanya.

Rakyat sipil menjadi pihak yang harus membayar mahal serangan-serangan yang dilakukan Taliban. Pada tahun lalu perang di Afghanistan mengalahkan perang di Suriah sebagai yang paling mematikan saat ini.


Kantor kepresidenan Afghanistan mengatakan Khalilzad sudah memastikan kepada pemerintah Afghanistan pembicaraan di Qatar tetap fokus untuk membawa para pemberontak ke meja perundingan dengan Pemerintah Afghanistan. Mereka juga mengatakan Khalilzad sudah mengonfirmasi belum ada kesepakatan untuk melakukan penarikan pasukan atau gencatan senjata.




Credit  republika.co.id



Howard Schultz, Milioner Yahudi Pengkritik Trump dan Anti-Rasial


Mantan CEO Starbucks Howard Schultz {CNN}
Mantan CEO Starbucks Howard Schultz {CNN}

CB, Jakarta - Howard Schultz, mantan CEO Starbucks menyatakan dirinya maju dalam pilpres AS tahun 2020 dengan memilih jalur non-partai atau independen. Dia menyebut dirinya Demokrat sejati namun menurutnya, rakyat Amerika sudah dikecewakan dengan partai politik selama ini.
Siapa Howard Schultz yang memilih pensiun dari Starbucks dan masuk dunia politik dengan maju sebagai kandidat presiden dalam pilpres AS pada 2020?

Schultz lahir dari keluarga miskin Yahudi di Brooklyn 65 tahun lalu. Ia tumbuh dan besar bersama keluarganya. Pada usia 3 tahun, Schultz dan keluarganya tinggal di perumahan pemerintah di Canarsie.

Ayahnya, Fred Shultz putus sekolah saat duduk di bangku SMA dan mantan prajurit angkatan darat AS. Untuk menghidupi keluarga ia bekerja sebagai pengemudi truk.
Ayahnya sebagai buruh kasar memiliki tiga anak tidak mampu membelikan rumah untuk tempat tinggal mereka.
Meski hidup miskin, Schultz tetap mengikuti pendidikan. Ia menjadi satu-satunya anak dalam keluarga Schultz yang mencicipi perguruan tinggi di Universitas Northern Michigan dengan beasiswa bermain sepak bola. Sejak kecil dia sudah menjadi atlet bola keranjang dan sepak bola yang dibentuk oleh alam.
Setelah lulus kuliah, Schultz bekerja sebagai salesman di perusahaan Xerox dan karirnya menanjak cepat. Ia dipromosikan sebagai sales representive. Pada tahun 1979, ia memilih bekerja sebagai general manager di perusahaan kopi di Swedia.
Karirnya di Starbucks dimulai pada tahun 1981. Ia diperkenalkan dengan perusahaan Starbucks Coffee saat memonitor pesanan mereka.
Setelah ia memuji pengetahuan mereka tentang kopi, Schultz jatuh hati pada perusahaan ini dan memutuskan bergabung dengan Starbucks sebagai direktur marketing.
Mencapai puncak sebagai CEO Starbucks. Saat awal bekerja 1980-an, ia ikut memajukan Starbucks yang awalnya memiliki sekitar 11 cabang, kini lebih dari 28 ribu cabang di berbagai belahan dunia, mengutiip Forbes.
Pada Juni 2018, Schultz mundur sebagai SEO dan anggota dewan Starbucks. I kini menjadi ketua emeritus Starbucks.
Bersama istrinya, Sheri, Shultz yang nilai kekayaannya mencapai US$ 3,4 miliar pada Oktober 2018, mendirikan yayasan yang diberi nama Schultz Family Foundation untuk melatih dan merekrut veteran dan anak-anak muda.

Menurut laporan Independen, Schultz merupakan figur pengusaha yang kritis dan vokal terhadap Donald Trump dan partai Republik. Ia menghiasi halaman depan media
dengan kritik-kritik tajamnya.Dua hari setelah Trump mengumumkan pengungsi dari sejumlah negara Muslim dilarang masuk AS, Schultz mengumumkan perusahaannya yang berada di Seattle akan merekrut 10 ribu pengungsi untuk menjadi karyawannya.
Dalam konferensi bisnis pada November 2017, Schultz melontarkan kritik ke Republik mengenai rencana pajak sebelum Kongres mengesahkannya pada Desember 2017.
Starbucks menjadi berita utama media di AS pada April 2018 saat polisi menangkap dua pria kulit hitam yang menunggu di dalam Starbucks di Philadelphia. Insiden ini terekam dalam video dan menimbulkan amarah dan menuntut boikot.

Schultz menyatakan memalukan mengenai penangkapan dua pria kulit hitam itu. Ia mengatakan, peristiwa ini sebagai bukti bahwa bias rasial masih umum terjadi dan banyak warga Amerika belum siap untuk membahasnya.
Schultz dan CEO Kevin Johnson kemudian membuat gebrakan yang belum pernah terjadi dengan mengumumkan Starbucks menutup 8 ribu tokonya di AS setiap sore. Karena saat itu Starbucks bekerja sama dengan NAACP dan organisasi lainnya mengadakan pelatihan mengenai bias rasial.

"Bias rasial eksis. Bias Ketidaksadaran eksis," kata Shultz kepada CCN.Schultz juga dikenal murah hati kepada kandidat Demokrat yang maju dalam pilpres. Seperti kepada Hillary Clinton, ia mendonasikan US$ 10.800 untuk pengumpulan dana pilpres 2016. Begitu juga kpada senator Demokrat Maria Cantwell di Washington mendapat dukungan dana dari Schultz sebesar US$1,250.
Kemurahan hatinya juga mengalir kepada kelompok-kelompok non-partisan.
Apa yang diharapkannya dengan ikut maju dalam pilpres AS 2020? Mantan bos Starbucks ini menyatakan dirinya ingin menyaksikan rakyat AS menang tak peduli apakah partainya. Ia akan merangkul semua ide karena dia sebagai kandidat presiden AS dari jalur independen .




Credit  tempo.co






Lawan Trump, Eks Bos Starbucks Calonkan Diri Jadi Presiden


Lawan Trump, Eks Bos Starbucks Calonkan Diri Jadi Presiden
Eks CEO Starbucks, Howard Schultz, mengumumkan ambisinya mengalahkan Donald Trump di pemilu 2020 dengan mencalonkan diri sebagai kandidat presiden independen. (Reuters/David Ryder/File photo)


Jakarta, CB -- Miliarder sekaligus mantan direktur eksekutif (CEO) Starbucks, Howard Schultz, mengumumkan ambisinya untuk mengalahkan Presiden Donald Trump dalam pemilu 2020  dengan mencalonkan diri sebagai kandidat presiden independen.

"Saya serius berpikir untuk mencalonkan diri sebagai presiden," kata Schultz dalam wawancara dengan stasiun televisi CBS pada Minggu (27/1).

Schultz menggambarkan dirinya sendiri sebagai "Demokrat seumur hidup."


Namun, dia mengatakan akan mencalonkan diri sebagai kandidat presiden sebagai politikus poros tengah yang independen di luar sistem dua partai. Menurutnya, saat ini warga AS tengah "hidup dalam waktu yang paling rapuh."


"Tidak hanya karena Trump tidak memenuhi syarat untuk menjadi presiden, tetapi Partai Republik dan Demokrat secara konsisten tidak melakukan apa yang dibutuhkan atas nama rakyat Amerika dan malah terlibat dalam politik balas dendam setiap harinya," ucap pria 65 tahun itu.

Schultz menyalahkan  Republik dan Demokrat atas utang negara yang kini mencapai US$21,5 triliun. Menurutnya, utang sebesar itu menggambarkan "contoh sembrono" dari "kegagalan tanggung jawab konstitusional mereka."


Salah satu kandidat presiden dari Demokrat, Texas Julian Castro, mengatakan jika Schultz benar-benar maju sebagai calon independen, upaya tersebut hanya "akan memperbesar peluang Trump untuk terpilih kembali."

"Saya tidak berpikir itu akan menjadi kepentingan terbaik bagi negara kita," katanya kepada CNN.

Schultz menepis kekhawatiran tersebut dengan berkata, "Saya ingin melihat rakyat Amerika menang. Saya ingin melihat Amerika menang."

Pihak ketiga atau politikus independen selalu dianggap sebagai kejanggalan yang tidak dapat diatasi dalam politik AS. Kaum independen kerap memainkan peran sebagai pihak yang merusak tatanan suara dalam pemilihan.

Sebagai contoh, pada 1992, konglomerat konservatif Ross Perot menyedot suara cukup banyak dari George H.W Bush hingga membuat dirinya menyerahkan kursi kepresidenan kepada Bill Clinton.

Hal serupa juga terjadi pada pemilu AS 2000. Demokrat menyalahkan Ralph Nader karena merebut suara kandidat presiden Partai Demokrat Al Gore sehingga suaranya tak cukup mengalahkan George W. Bush. Namun, Nader membantah tuduhan itu.

Schultz sendiri tumbuh di lingkungan kelas pekerja di New York City. Dia menjadi pengusaha sukses ketika pindah ke Washington barat sekitar 1980-an.

Dia membantu membesarkan kedai kopi Starbucks yang berdiri sejak 1971 dan kini telah memiliki lebih dari 28 ribu gerai di seluruh dunia.





Credit  cnnindonesia.com







Presiden Macron Sebut Perlindungan HAM Mesir Era Sisi Memburuk


Presiden Prancis, Emmanuel Macron (kanan), dan Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi. DW
Presiden Prancis, Emmanuel Macron (kanan), dan Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi. DW

CBKairo – Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengatakan perlindungan Hak Asasi Manusia di Mesir pada saat ini dianggap lebih buruk daripada era orang kuat Presiden Hosni Mubarak, yang jatuh akibat protes massa pada 2011.

 
Komentar Macron ini, yang datang untuk kunjungan tiga hari di Mesir, menunjukkan sikap mengeras Prancis terhadap Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi, mengenai kebebasan hak-hak sipil. Aktivis HAM mengatakan perlindungan hak-hak sipil menurun di Mesir pada masa kepemimpinan Presiden al-Sisi.
“Saya pikir kebijakan saat ini dipandang oleh para tokoh intelektual dan kelompok masyarakat sipil Mesir sebagai lebih keras dibandingkan pada era rezim Mubarak,” kata Macron kepada media saat tiba di Mesir pada Ahad, 27 Januari 2019 seperti dilansir Reuters.

 
Mubarak, yang merupakan bekas komandan Angkatan Udara, dipenjara karena berkonspirasi untuk membunuh para pengunjuk rasa yang mengakhiri kekuasaannya selama tiga dekade. Tapi pengadilan banding Mesir membebaskan Mubarak pada 2017.
“Saya tidak bisa melibat bagaimana Anda bisa berpura-pura untuk menjamin stabilitas jangka panjang di negara ini, yang menjadi jantung Arab Spring dan menunjukkan kebebasan, dan Anda berpikir bisa terus bersikap keras melewati batas yang bisa diterima atau dibenarkan untuk alasan keamanan,” kata Macron.

 
Menurut Macron,”Ini menjadi paradoks dan melukai Mesir sendiri.”
Sejumlah lembaga swadaya masyarakat mendesak Macron agar bersikap tegas kepada Presiden Mesir, al Sisi, mengenai isu perlindungan HAM ini. Sisi terpilih untuk periode kedua pada April 2019.
Macron mengatakan dia akan bersikap lebih terbuka dalam kunjungan kenegaraan tiga hari ini, yang dimulai pada Senin, 28 Januari 2019. Dia juga akan mengangkat kasus-kasus tertentu dalam pertemuan tertutup.
Soal sikap kerasnya ini, Sisi membantahnya dalam wawancara dengan CBS “60 Minutes”. Sisi kemudian mencoba membatalkan penayangan wawancara itu lewat salah satu menteri yang menelpon CBS. Tayangan wawancara itu tetap dilakukan CBS.


 
Dalam wawancara dengan CBS, Sisi membantah ada 60 ribu warga Mesir yang menjadi tahanan politik di sejumlah penjara negara itu.
Saat berkunjung ke Paris pada Oktober 2017, Sisi sempat menerima nama sejumlah aktivis Mesir yang diminta Macron agar dibebaskan dari penjara. Namun, Macron mengatakan pada Ahad kemarin, bahwa hanya dua orang yang sudah dibebaskan. “Ini tidak memuaskan,” kata dia.





Credit  tempo.co



Sepuluh orang tewas dalam baku-tembak di Meksiko


Sepuluh orang tewas dalam baku-tembak di Meksiko
Seorang polisi penyelidik berbicara melalui telepon di TKP penembakan yang menewaskan dua polisi di kotamadya Guadalupe, bersebelahan dengan Monterrey pada Rabu (19/1). Para penembak menembak dua polisi kota dalam tembak lari pada Rabu sore, menurut media setempat. (ANTARA/REUTERS/Tomas Bravo/djo)



Mexico City (CB) - Sepuluh orang tewas dan dua lainnya mengalami cedera dalam baku tembak pada Minggu (27/1) antara dua kelompok bersenjata di Negara Bagian Guerrero, Meksiko barat daya, menurut informasi pemerintah negara bagian tersebut.

Pihak berwenang keamanan dalam satu penyataan menyebutkan bahwa baku tembak terjadi sekitar pukul 15.00 waktu setempat (21.00GMT) di dekat Kota Chilapa, bagian timur Ibu Kota Negara Bagian Chilpancingo.

Sejumlah senjata ditemukan di lokasi kejadian, tempat sepuluh jasad ditemukan di dua kendaraan yang hancur akibat tembakan. Dua orang lagi mengalami cedera.

Pihak berwenang mengatakan kedua kelompok menggambarkan diri mereka sebagai polisi masyarakat. Belum diketahui pasti apa yang menjadi latar belakang mereka berkelahi.

Guerrero merupakan tempat resor pantai ternama Acapulco, yang telah lama dirusak sejumlah kekerasan paling parah di Meksiko.




Credit  antaranews.com



Mahathir: Israel Negara Kriminal yang Pantas Dihukum!



Mahathir: Israel Negara Kriminal yang Pantas Dihukum!
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad. Foto/REUTERS/File Photo


KUALA LUMPUR - Perdana Menteri (PM) Malaysia mengatakan Israel adalah negara kriminal yang pantas dihukum. Komentarnya itu untuk menyoroti kekejaman rezim Zionis terhadap Palestina.

"Saya mengimbau mereka yang bersimpati dengan Palestina untuk menyuarakan kecaman mereka. Terorisme bukanlah jawabannya. Diperlukan strategi yang tepat untuk membawa keadilan bagi Palestina," katanya.

Dalam sebuah posting blog pada hari Senin (28/1/2019) berjudul "A Genocidal State", pemimpin Malaysia ini mengatakan seluruh dunia bisa melihat ketidakadilan dan penindasan orang-orang Palestina oleh Israel, tetapi Israel bahkan tidak dikritik oleh orang-orang yang berbicara begitu banyak tentang kebebasan dari penindasan dan supremasi hukum.

"Israel tampaknya diistimewakan. Jika ada yang mengkritik Israel atau holocaust, dia langsung dicap anti-Semit. Implikasinya adalah dia tidak manusiawi atau tidak bermoral. Tetapi ketidakmanusiawaian Israel yang terang-terangan tidak dikutuk," ujar Matahir, yang dikutip dari Bernama, Selasa (29/1/2019).

Malaysia, kata dia, bukan anti-Yahudi atau anti-Semit. Menurutnya, orang-orang Arab juga orang-orang Semitik.

"Tetapi kami berhak mengutuk perilaku tidak manusiawi dan menindas di mana pun, oleh siapa pun. Kami telah mengutuk rakyat Myanmar atas perlakuan mereka terhadap Rohingya. Kami telah mengkritik banyak negara dan orang-orang atas tindakan tidak manusiawi," katanya.

"Banyak orang dan banyak negara telah mengutuk kita. Tetapi kita belum diberi label atau menyebut orang yang berbicara sebagai hal yang benar di dunia yang bebas," lanjut Mahathir.

Sebelumnya diberitakan bahwa Komite Paralimpik Internasional (IPC) telah mencoret hak Malaysia untuk menjadi tuan rumah Kejuaraan Para Renang Dunia 2019 yang dijadwalkan 29 Juli-4 Agustus di Kuching setelah negara itu tidak mengizinkan atlet Israel untuk berpartisipasi.

"Malaysia melarang dua atlet Israel, AS melarang warga negara dari lima negara Islam dan berencana untuk membangun tembok melawan Amerika Selatan. Hongaria, Polandia dan Republik Ceko melarang pengungsi. Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban menyebut pengungsi Suriah sebagai 'penjajah Muslim'," papar Mahathir menyoroti absurdnya situasi.

Dia mengakui ada dukungan kuat untuk Israel dan Malaysia tidak bisa bertindak terhadap Israel. Namun, kata Mahathir, Kuala Lumpur memiliki hak untuk melarang masuk orang Israel.

"Ketika dunia mengutuk kita untuk ini, kita memiliki hak untuk mengatakan bahwa dunia sedang munafik. Pembicaraan mereka tentang hak asasi manusia dan aturan hukum adalah kata-kata kosong," kritik Mahathir.

Bagi mereka yang mungkin telah melupakan sejarah, Mahathir mengingatkan bahwa Israel diciptakan dari sebidang tanah Palestina tanpa referendum atau plebisit, dengan orang Palestina diusir dari Palestina tanpa kompensasi untuk tanah dan rumah yang disita oleh Israel.

Dia melanjutkan, Israel kemudian mengambil lebih banyak tanah Palestina sehingga Israel menjadi lebih besar, membangun banyak pemukiman di tanah Palestina tanpa persetujuan dari bangsa Palestina.

"Ketika orang-orang Palestina menentang dan melemparkan batu ke tank-tank Israel dan mobil-mobil lapis baja, para prajurit Israel menembakkan peluru tajam ke arah anak-anak Palestina dan menangkap banyak dari mereka. Orang-orang yang ditangkap ditahan selama bertahun-tahun tanpa pengadilan," katanya.

Mahathir lantas menyinggung blokade ilegal terhadap Gaza, tetapi tidak ada negara yang mengutuk Israel karena melanggar hukum internasional dan kode moral.

"Hari ini Israel menyatakan bahwa Yerusalem adalah ibukotanya. Ketika Palestina menampar tentara Israel, mereka ditembak dan dibunuh dan banyak yang ditahan," katanya, seraya menambahkan bahwa warga Palestina tidak dapat mengunjungi kerabat tanpa menjadi sasaran penghinaan di banyak tempat pemeriksaan yang dibuat oleh orang Israel.

Ketika Palestina menembakkan roket yang sia-sia ke Israel, kata dia, Israel menjatuhkan bom dan menembakkan rudal ke kota-kota dan desa-desa Palestina yang menghancurkan sekolah dan rumah sakit serta membunuh atau melukai pasien dan anak-anak.

Dia mengatakan ribuan warga Palestina telah terbunuh atau terluka melalui tindakan militer Israel.

Semua ini, kata dia, menjawab pertanyaan mengapa Malaysia tidak mengakui Israel, tidak memiliki hubungan diplomatik dengan negara itu, dan tidak mengizinkan warga Malaysia untuk mengunjungi Israel atau sebaliknya.

"Ini adalah satu-satunya negara di dunia yang diperlakukan Malaysia dengan cara ini," kata Mahathir. 





Credit  sindonews.com





Orang Asing dalam Plot Kudeta Papua: Pedagang Senjata atau Turis?


Orang Asing dalam Plot Kudeta Papua: Pedagang Senjata atau Turis?
Jakob Skrzypski, pria Polandia yang saat ini dipenjara di Papua atas tuduhan menjadi pedagang senjata dan bergabung dengan kelompok separatis Papua Barat. Foto/Facebook/Radio NZ

JAKARTA - Jakob Skrzypski meninggalkan pekerjaan yang stabil di Swiss untuk melakukan perjalanan ke Indonesia tahun lalu. Dia mengunjungi Jawa, Sumatra dan pulau Bali sebelum menuju ke provinsi bergolak di Papua Barat dan Papua.

Namun tiga bulan lalu, pihak berwenang Indonesia menahan warga negara Polandia berusia 39 tahun itu di ibu kota Papua, Jayapura. Pada 15 Januari tahun ini, ia didakwa melakukan pengkhianatan.

Dia adalah orang asing pertama di Indonesia yang didakwa melakukan pelanggaran, yang bisa membuatnya menghabiskan 20 tahun penjara, jika terbukti bersalah.

Skrzypski dituduh merencanakan kudeta dengan kelompok bersenjata Papua yang pro-kemerdekaan dan menawarkan bantuan pasokan senjata untuk menggulingkan pemerintah Indonesia.

Skrzypski, yang berjanggut lebat dan rambutnya diikat ke belakang, telah ditahan di sel penjara kecil yang kurang terang ketika ia menunggu persidangan di Wamena, sebuah kota terpencil di dataran tinggi Papua.

Jurnalis Febriana Firdaus dalam laporannya di South China Morning Post (SCMP) menjabarkan tulisan pria Polandia itu selama mendekan di penjara. Ada juga foto yang ditunjukkan mengambarkan sel penjara dengan garis-garis kotor di dinding dan sketsa tangan Yesus Kristus yang tergantung di kayu salib.

“Tidak ada air panas yang tersedia secara bebas. Air cucian kotor," tulis Skrzpski dalam suratnya kepada SCMP, yang menambahkan bahwa ia berbagi sel dengan hingga empat tahanan lainnya, dan ia mendapat jatah makan nasi dengan sayuran satu kali sehari.

Kasusnya di pengadilan merupakan putaran tak terduga dalam upaya kelompok Papua pro-kemerdekaan melawan pemerintah Indonesia.

Pemberontakan tingkat rendah telah membara di Papua, provinsi Indonesia berbatasan dengan Papua Nugini, sejak bekas koloni Belanda itu berada di bawah kekuasaan Indonesia pada 1960-an.

Papua mendeklarasikan dirinya sebagai wilayah merdeka pada tahun 1961, tetapi Indonesia mengambil kendali pada tahun 1963. Papua secara resmi menjadi bagian dari Indonesia pada tahun 1969 melalui referendum yang didukung PBB. Provinsi itu terpecah menjadi dua pada tahun 2003 menjadi Papua dan Papua Barat.

Gerakan pro-kemerdekaan di wilayah itu memiliki sedikit dukungan internasional, kecuali untuk sejumlah kecil negara Pasifik.

Dalam korespondensinya dengan SCMP, Skrzypski menggambarkan bagaimana Papua telah "memelihara" rasa penasarannya selama beberapa waktu, dan dia tertantang untuk mengunjunginya.

Dia mengunjungi pusat kota Papua di Sorong, Jayapura, Timika, dan Wamena. Dia mendapatkan teman di setiap tempat tersebut melalui media sosial.

“Papua ... hampir tidak dikenal, jarang disebutkan di Eropa. Karena sangat berbeda dari bagian lain di Indonesia, itu telah memelihara rasa ingin tahu saya selama beberapa waktu," tulis pria Polandia ini.

Skrzypski lulus dari Universitas Warsawa di Polandia, bekerja di Inggris, kemudian belajar di Universitas Lausanne, Swiss, sebelum mendapatkan pekerjaan di sana.

Dia telah melakukan perjalanan ke Indonesia beberapa kali, dan juga ke Armenia, Myanmar dan Irak.

Pada Agustus 2018, ketika ia berada di Wamena, kota terbesar di dataran tinggi provinsi Papua, polisi setempat memintanya untuk melapor kepada mereka.

Skrzypski mengatakan dia melakukannya, ditemani oleh seorang pria yang menjadi pemandu wisata.

Dia mengatakan polisi menawarinya tiket untuk meninggalkan Indonesia, tetapi dia menolak. Mereka kemudian meminta pemandu untuk tinggal di kantor polisi, sementara mereka mengizinkan Skrzypski untuk kembali ke hotel.

Keesokan harinya, polisi menjemput Skrzypski di hotel dan membawanya ke Jayapura, satu jam dari Wamena dengan penerbangan, di mana ia ditangkap. Sedangkan si pemandu wisata dibebaskan.

Menurut Skrzypski, polisi menuduhnya bergabung dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, sebuah kelompok militan dan salah satu dari empat organisasi separatis yang aktif.

Polisi mengutip persahabatan online-nya dengan Simon Magal, seorang siswa yang memiliki hubungan dengan aktivis hak asasi manusia Papua Barat; Mama Yosepha Alomang, sebagai bukti.

Mama Yosepha menerima pengakuan internasional setelah dia melobi perusahaan pertambangan Amerika Freeport McMoRan, yang dituduh menyebabkan kerusakan lingkungan yang parah dalam operasi tambang tambang raksasa Grasberg selama beberapa dekade.

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat juga melakukan serangan terhadap Freeport, dengan mengatakan bahwa integrasi provinsi dengan Indonesia adalah konspirasi antara pemerintah dan raksasa pertambangan.

Skrzypski mengatakan bahwa ia mendiskusikan Freeport dengan Simon.

Tetapi komisaris polisi Jayapura Ahmad M. Kamal mengatakan mereka memiliki bukti dari obrolan Facebook Messenger dan kesaksian video dari tiga milisi pro-kemerdekaan bahwa Skrzypski telah menyatakan dukungannya terhadap kelompok militan kemerdekaan Papua.

Magal kemudian ditangkap dan juga didakwa dengan tuduhan pengkhianatan.

Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh pengacara Skrzypski; Latifa Anum Siregar, dan beberapa kelompok hak asasi manusia mengatakan polisi menuduh warga negara Polandia sebagai seorang pedagang senjata. Fotonya yang memegang senjata dianggap sebagai bukti.

Tetapi, menurut salah satu teman Skrzypski, foto-foto itu diambil di arena olahraga tembak di Vaud, Swiss, tempat ia tinggal.

Polisi juga mengklaim telah menyita lebih dari 130 butir amunisi dari Skrzypski dan tiga warga negara Indonesia.

Veronica Koman, seorang pengacara untuk Komite Nasional Papua Barat (KNPB), yang berkampanye untuk referendum nasional, mengatakan polisi menjadi paranoid ketika orang asing melakukan kontak dengan orang Papua.

Akses ke wilayah untuk media internasional terbatas.

“Berdasarkan korespondensi saya dengan keluarga (Skrzypski) dan teman dekat, dia hanyalah turis pecandu wisata pemacu adrenalin,” katanya.

Tapol, sebuah LSM yang memantau masalah-masalah hak asasi manusia di Indonesia, menggambarkan Skrzypski sebagai pengembara yang ekstrem, yang bersemangat dengan hasrat terhadap budaya, bahasa, dan masalah kemanusiaan lainnya.

Dalam suratnya, Skrzypski mengklaim akses ke pengacaranya terhambat dan pihak berwenang mengadakan persidangan di Wamena, bukan di Jayapura di mana kasusnya akan mendapat perhatian lebih dari media dan komunitas diplomatik.

Dia merasa terisolasi dan tertekan, tidak tahu kapan dia harus pergi ke pengadilan berikutnya.

Untuk mengisi waktu, ia telah membaca majalah-majalah dan buku-buku National Geographic lawas tentang budaya Papua.

“Setiap langkah investigasi dilakukan secara diam-diam. Saya tidak pernah diinformasikan sebelumnya. Setidaknya tidak oleh polisi," tulis dia.

Polisi bersikeras ini bukan urusannya. Selama penyelidikan mereka terhadap Skrzypski, para pejabat kementerian luar negeri di Jakarta terus diberi informasi dan mereka berkomunikasi dengan kedutaan Polandia.






Credit  sindonews.com





Usai Referendum Papua, ULMWP Soroti Senjata Kimia di Nduga


Usai Referendum Papua, ULMWP Soroti Senjata Kimia di Nduga
Pemimpin ULMWP, Benny Wenda, kembali melempar isu ini setelah ia mengklaim sudah menyerahkan petisi mengenai referendum pembebasan Papua Barat ke PBB. (Dok. The Office of Benny Wenda)



Jakarta, CB -- Kelompok separatis the United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) kembali menyoroti dugaan penggunaan senjata kimia di Nduga setelah menyerahkan petisi terkait referendum Papua Barat ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"ULMWP mendesak Forum Kepulauan Pasifik untuk membentuk Misi Pencari Fakta mengenai Papua Barat untuk menyelidiki laporan penggunaan senjata kimia dan pembunuhan warga sipil, terutama di Nduga," demikian pernyataan ULMWP yang diterima CNNIndonesia.com, Selasa (29/1).

Menanggapi pernyataan ini, Kepala Penerangan Komando Daerah Militer Cenderawasih, Muhammad Aidi, mengatakan bahwa klaim ULMWP itu tak berdasar pada fakta.


"Segala yang disampaikan Benny Wenda itu pemutarbalikan fakta, tidak ada sama sekali dasarnya. Ini adalah upaya untuk mengaburkan persoalan sehingga masyarakat nasional dan internasional lupa bahwa separatis melakukan pembantaian di Papua," ujar Muhammad kepada CNNIndonesia.com.


Dugaan penggunaan senjata kimia ini mulai mencuat setelah media Australia, The Saturday Paper, melaporkan bahwa militer Indonesia menggunakan senjata kimia, diduga bom fosfor, dalam operasi pemberantasan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Operasi tersebut digencarkan sejak awal Desember, setelah KKB diduga membantai 28 pekerja di Nduga hingga tewas.

Menurut The Saturday Paper, militer Indonesia menggunakan bom fosfor untuk menyerang warga sipil. Dalam pemberitaan tersebut, The Saturday Paper melampirkan sejumlah foto yang diklaim sebagai bukti.

"Gambar bom yang disebarkan foto-foto itu hanya asap. Bom fosfor tidak seperti itu. Lagipula, kalau memang ada senjata kimia, tentu dampaknya akan luas. Ini tidak ada. Semua tidak berdasarkan fakta," ucap Muhammad.


Pemimpin ULMWP, Benny Wenda, kembali melempar isu ini setelah ia mengklaim sudah menyerahkan petisi mengenai referendum pembebasan Papua Barat yang ditandatangani 1,8 juta orang ke Ketua Dewan HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Michelle Bachelet.

Namun menurut Muhammad, Benny lagi-lagi berbual. Ia mengatakan bahwa tidak mungkin petisi itu ditandatangani oleh 1,8 juta orang Papua Barat.

"Jumlah itu sangat tidak mendasar. Jumlah penduduk di Papua Barat 2,5 juta dan 70 persen di antaranya masih hidup di masa prasejarah, bahkan tidak punya data kependudukan. Bagaimana bisa ada 1,8 juta orang tanda tangan?" katanya.





Credit  cnnindonesia.com





Tuntut Merdeka dari RI, Separatis Papua Serahkan Petisi ke PBB


Tuntut Merdeka dari RI, Separatis Papua Serahkan Petisi ke PBB
Ketua United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), Benny Wenda. Foto/The Office of Benny Wenda

JENEWA - Kelompok separatis di provinsi Papua Barat, Indonesia, telah menyerahkan petisi kepada Kepala HAM PBB Michelle Bachelet. Petisi yang diklaim berisi 1,8 juta tanda tangan itu berisi tuntutan referendum kemerdekaan.

Ketua United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), Benny Wenda, mengatakan kepada Reuters bahwa petisi sudah diserahkan hari Jumat pekan lalu. Pentolan separatis itu berharap PBB akan mengirim misi pencarian fakta ke provinsi Papua Barat yang dia klaim ada dugaan pelanggaran HAM.

"Hari ini adalah hari bersejarah bagi saya dan rakyat saya," kata Wenda setelah pertemuan di Jenewa. "Saya menyerahkan apa yang saya sebut tulang orang-orang Papua Barat, karena begitu banyak orang telah terbunuh," ujarnya, yang dikutip Senin (28/1/2019).

Dia mengklaim orang-orang Papua Barat tidak memiliki kebebasan berbicara atau berkumpul, sehinga satu-satunya cara untuk didengar adalah melalui petisi. Menurut petisi diteken oleh hampir tiga perempat dari sekitar 2,5 juta penduduk.

"Beratnya 40 kg. Ini seperti buku terbesar di dunia," katanya.

Benny Wenda mengaku telah berbicara dengan Bachelet tentang situasi di wilayah Nduga. Menurutnya, di wilayah itu setidaknya 11 orang telah terbunuh dan lebih banyak lagi yang tewas setelah melarikan diri ke hutan untuk menghindari pasukan Indonesia. Benny bahkan mengklaim sekitar 22.000 orang telah telantar.

Sementara itu, Kapendam 17 Cenderawasih Kolonel Infantri Muhammad Aidi mengatakan tuduhan yang dilontarkan itu tak berdasar.

"Dia tidak dapat menunjukkan bukti dari apa yang telah dia tuduh (Indonesia dan militernya)," kata Muhammad Aidi pada hari Minggu. "Ini adalah Gerakan Papua Merdeka yang membunuh warga sipil tak berdosa."

Bulan lalu anggota sayap militer Gerakan Papua Merdeka (OPM) mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan setidaknya 16 orang yang bekerja di jembatan proyek jalan yang terkenal di Nduga.

OPM mengatakan pihaknya memandang pekerja proyek sebagai anggota militer dan korban dalam perang mereka melawan pemerintah Indonesia.

Gubernur provinsi setempat pernah menyerukan diakhirinya perburuan terhadap pemberontak, dengan mengatakan penduduk desa sedang trauma. Militer Indonesia menolak seruan itu.

Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) ingin mengembangkan Papua Barat dan memanfaatkan sumber dayanya. Sejak berkuasa pada tahun 2014, Jokowi telah mencoba meredakan ketegangan di Papua Barat dengan membebaskan para tahanan dan menangani masalah hak-hak sipil, sambil meningkatkan investasi dengan proyek-proyek seperti jalan raya Trans Papua. 





Credit  sindonews.com



Duterte Minta Militer Hancurkan Abu Sayyaf Terkait Bom Gereja


Duterte Minta Militer Hancurkan Abu Sayyaf Terkait Bom Gereja
Presiden Rodrigo Duterte memerintahkan militer Filipina menghancurkan Abu Sayyaf, kelompok yang diduga menjadi dalang di balik serangan bom di gereja di Jolo. (Reuters/Lean Daval Jr)



Jakarta, CB -- Presiden Rodrigo Duterte memerintahkan angkatan bersenjata Filipina untuk menghancurkan Abu Sayyaf, kelompok yang diduga menjadi dalang di balik serangan bom ganda di salah satu gereja di Jolo pada Minggu (27/1).

Perintah ini disampaikan langsung oleh Duterte kepada Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana, pada Senin (28/1).

"Mengenai Abu Sayyaf, hancurkan mereka (karena pengeboman itu) dan untuk semua kekejaman mereka selama ini," ujar Lorenzana sebagaimana dikutip AFP.


Pernyataan ini disampaikan setelah militer Filipina mengungkap bahwa mereka menduga kuat Abu Sayyaf merupakan otak di balik serangan yang menewaskan 20 orang di gereja tersebut.


Juru bicara militer Filipina, Gerry Besana, mengatakan bahwa pihaknya menduga serangan itu didalangi oleh salah satu kelompok yang memiliki kaitan dengan Abu Sayyaf, Ajang-Ajang.

"Tahun lalu pemimpin mereka tewas. Ada laporan yang konsisten menyebut bahwa mereka akan membalas," kata Besana.

Abu Sayyaf sendiri sudah berbaiat kepada ISIS, kelompok teror yang memang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Namun, Rommel Banlaoi dari Institut Filipina untuk Perdamaian berpendapat bahwa meski Abu Sayyaf telah berbaiat kepada ISIS, anggota Ajang-Ajang yang beragam belum tentu melakukan hal serupa.

Meski demikian, Banlaoi mengakui bahwa salah satu pemimpin faksi Ajang-Ajang adalah Hatib Sawadjaan, seorang simpatisan ISIS yang merupakan mertua militan asal Malaysia, Amin Baco.

Baco sempat digadang-gadang menjadi pengganti emir ISIS di Asia Tenggara untuk menggantikan Isnilon Hapilon yang tewas dalam pertempuran di Marawi pada 2017 lalu.




Credit  cnnindonesia.com





Inggris Kecam Pembunuhan oleh Pemukim Yahudi di Al-Mughayir


Pasukan keamanan Israel menahan seorang aktivis Palestina yang menentang pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi Barat, Burin, Palestina.
Pasukan keamanan Israel menahan seorang aktivis Palestina yang menentang pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi Barat, Burin, Palestina.
Foto: AP/Nasser Shiyoukhi

Kekerasan oleh ekstremis Yahudi terus meningkat beberapa bulan terakhir.



CB, ALQUDS— Menteri Negara Inggris Urusan Timur Tengah Alistair Burt pada Ahad (27/1) mengutuk pembunuhan satu orang Palestina oleh pemukim Yahudi bersenjata di Desa Al-Mughayir, bagian timur-laut Ramallah di Tepi Barat Sungai Yordania.


"Saya mengutuk kekerasan kemarin di Tepi Barat, sehingga satu orang Palestina tewas. Doa saya bersama keluarganya," kata Burt di akun resmi Twitternya.

Hamdi Talib Nasan (38), ayah empat anak, dibunuh oleh pemukim Yahudi dari pos terdepan tidak sah Adi Ad setelah pemukiman Yahudi itu menyerbu Desa Al-Mughayir pada Sabtu (26/1) larut malam.


"Mereka yang bertanggung-jawab harus diseret ke pengadilan," tambah Burt, sebagaimana dikutip Kantor Berita Resmi Palestina, WAFA.


Kekerasan oleh pemukim Yahudi terhadap orang Palestina dan harta mereka rutin terjadi di Tepi Barat dan pelakunya jarang dihukum oleh penguasa Yahudi.


Kekerasan oleh pemukim Yahudi antara lain meliputi pembakaran harta dan masjid, pelemparan baru, pencabutan tanaman dan pohon zaitun, serangan terhadap rumah yang rentan.


Jumlah pemukim Yahudi yang tinggal di permukiman khusus buat orang Yahudi di seluruh Tepi Barat dan Al-Quds (Yerusalem) Timur, yang diduduki, dalam pelanggaran terhadap hukum internasional melonjak jadi 834 ribu dan perluasan permukiman Yahudi telah berlipat tiga kali sejak penandatanganan Kesepakatan Oslo 1993.


Semua permukiman Yahudi di seluruh Tepi Barat tidak sah berdasarkan hukum internasional, terutama pasal 49 Konvensi Jenewa Keempat, yang menetapkan bahwa penguasa pendudukan tak boleh mendeportasi atau memindahkan bagian penduduk sipilnya sendiri ke wilayah yang diduduki.





Credit  republika.co.id





Para Pendukung Brexit Ingin Inggris Seperti Singapura


Turis berfoto di sebelah patung singa Merlion di kawasan pusat bisnis Singapura 6 Februari 2015. [REUTERS / Edgar Su]
Turis berfoto di sebelah patung singa Merlion di kawasan pusat bisnis Singapura 6 Februari 2015. [REUTERS / Edgar Su]

CB, Jakarta - Para pendukung Brexit menginginkan Inggris menjadi seperti Singapura setelah keluar dari blok Uni Eropa.
Menurut pro Brexit, Inggris harus menjadi negara rendah pajak, rendah pengeluaran publik seperti halnya Singapura.

Menurut laporan CNN London, yang dikutip pada 28 Januari 2019, pendukung Brexit paling vokal yang menginginkan model Singapura di antaranya Boris Johnson, Michael Gove, Anggota Parlemen Konservatif Owen Paterson dan pengusaha James Dyson.
Model Singapura didengungkan oleh Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt yang pernah berkunjung ke Singapura baru-baru ini.
"Inggris bisa menarik contoh dari Singapura, bagaimana negara ini berpisah dan tidak terikat pada semenanjung, tetapi lebih terbuka," kata Hunt.

Para pengunjuk rasa membentangkan spanduk di Jembatan Westminster sebelum demonstrasi anti-Brexit, di London pusat, Inggris, Sabtu, 20 Oktober 2018. REUTERS/Simon Dawson
Seorang pendiri kerajaan bisnis periklanan WPP, Sir Martin Sorrel, bahkan pernah menyarankan Inggris mencontoh Singapura, salah satunya merendahkan pajak, setelah Brexit terlaksana.
"Tidak berbeda dengan beberapa hal yang Anda dengar seputra Brexit ...(Perdana Menteri pendiri Singapura Lee Kuan Yew) membawa Singapura ke tingkat yang tidak pernah dipikirkan orang dan membuatnya sangat sukses dalam skala yang jauh lebih kecil, yakni 5 juta orang dibandingkan dengan 60 juta orang di Inggris," kata Sir Martin dalam forum Davos.

"Tapi pelajarannya ada di sana," tambahnya.

Singapura adalah salah satu negara termiskin di dunia pada tahun 1965, sampai akhirnya merdeka dari Malaysia. Meskipun memiliki sumber daya alam yang terbatas, negara ini telah menjadi salah satu yang paling maju di dunia, berperingkat lebih tinggi pada tahun 2017 daripada Inggris untuk PDB per kapita (pada US$ 57.714 atau sekitar Rp 811,9 juta dibandingkan US$ 39.720 atau Rp 558,8 juta), menurut laporan Bank Dunia.
Singapura juga masuk peringkat atas dalam indeks global untuk efisiensi kesehatan, pendidikan dan daya saing.
Namun ada beberapa faktor jika Inggris ingin mencontoh Singapura, dengan mengesampingkan kelayakan politik untuk menetapkan pajak rendah, sistem kesejahteraan terbatas di Inggris, ada sejumlah masalah struktural, geografis dan budaya lain yang perlu ditangani oleh Inggris sebelum memutuskan meniru Singapura pasca-Brexit.





Credit  tempo.co







Inggris Siapkan Opsi Darurat Militer Jika Brexit Gagal


Para pengunjuk rasa membentangkan spanduk di Jembatan Westminster sebelum demonstrasi anti-Brexit, di London pusat, Inggris, Sabtu, 20 Oktober 2018. REUTERS/Simon Dawson
Para pengunjuk rasa membentangkan spanduk di Jembatan Westminster sebelum demonstrasi anti-Brexit, di London pusat, Inggris, Sabtu, 20 Oktober 2018. REUTERS/Simon Dawson

CB, Jakarta - Inggris berpotensi memberlakukan darurat militer untuk mengendalikan ketertiban umum jika Brexit gagal lolos dalam tenggat waktu yang ditentukan.
Menurut sumber yang enggan disebut identitasnya, pemerintah telah memperhitungkan opsi darurat jika kegagalan Brexit memicu kerusuhan sipil, dan ini termasuk darurat militer, jam malam dan bahkan tentara untuk menertibkan massa, ungkap laporan The Sunday Times, yang dikutip Reuter, 28 Januari 2019.

Menteri Kesehatan Matt Hancock menanggapi rumor ini dengan mengatakan pemerintah tidak secara spesifik akan menggunakan daurat militer.
"Itu ada dalam statuta namun bukanlah fokus kami," kata Hancock.

PM Inggris Theresa May saat membuat pidato Brexit di Italia pada 22 September 2018. [REUTERS]




Opsi darurat militer muncul setelah Inggris semakin mendekati batas waktu Brexit, di mana Inggris harus meninggalkan Uni Eropa pada 29 Maret 2019. Namun parlemen belum sepakat atas proposal Brexit yang memungkinkan memicu kebingungan massa dan gangguan ketertiban umum.
Pemerintah telah membahas penerapan UU Ketertiban Umum Sipil 2004, yang memberikan pemerintah wewenang melakukan tindakan apapun untuk melindungi nyawa manusia, kesehatan, keselamatan dan logistik, seperti diungkap Sunday Times.

"Pokok utama dalam semua perencanaan tanpa-kesepakatan adalah pembangkangan sipil dan ketakutan bahwa itu akan menyebabkan kematian jika terjadi kekurangan makanan dan medis," kata seorang sumber kepada surat kabar The Sunday Times.Hancock mengatakan industri farmasi Inggris akan melakukan apapun untuk mencegah kekurangan obat-obatan yang dipicu buntunya kesepakatan Brexit.





Credit  tempo.co







Italia Berencana Tarik Pasukan dari Afganistan


Italia Berencana Tarik Pasukan dari Afganistan
Ilustrasi pasukan di Afganistan. (Foto: REUTERS/Omar Sobhani)


Jakarta, CB -- Italia mempertimbangkan menarik pasukan mereka dari Afganistan dalam waktu satu tahun. Hal itu diungkap salah satu pejabat senior di Kementerian Pertahanan Italia yang diucapkan setelah Amerika Serikat dikabarkan bakal mengurangi personel militer mereka di Afganistan.

Menteri Pertahanan Italia, Elisabetta Trenta, dikatakan telah meminta perintah militer buat menarik seluruh kontingen Italia.

"Jangka waktu kemungkinan 12 bulan," ucap sumber tersebut, disiarkan Reuters, Selasa (29/1).



Militer Italia telah berada di Afganistan selama 15 tahun. Berdasarkan informasi dari Kementerian Pertahanan, setidaknya ada 900 pasukan di sana sebagai bagian dari misi NATO (North Atlantic Treaty Organization).

Penarikan seluruh pasukan Italia dari Afganistan rupanya belum dibicarakan dengan kementerian lainnya. Menteri Luar Negeri Italia, Enzo Moavero Milanesi, yang dijumpai saat mengunjungi Israel mengatakan belum tahu soal hal itu.

"Saya baru saja mendengar tentang itu hari ini ... Dia belum bicara pada saya tentang itu," kata Enzo.

Trenta merupakan anggota partai 5-Star Movement yang sudah lama mempertanyakan guna misi Italia di Afganistan.

Sumber dari rekan koalisi 5-Star Movement mengatakan Italia berkomitmen membawa perdamaian dan stabilitas di Afganistan.

"Belum ada keputusan yang diambil saat ini, hanya pemikiran dari menteri terkait," ujar sumber tersebut.




Credit  cnnindonesia.com





Presiden Ghani Sebut Pasukan Asing Tinggalkan Afganistan


Presiden Afganistan, Ashraf Ghani. Reuters
Presiden Afganistan, Ashraf Ghani. Reuters

CB, Jakarta - Presiden Afganistan, Ashraf Ghani, mengatakan pasukan asing bakal meninggalkan negara yang tercabik perang itu. Ini sesuai permintaan kelompok Taliban saat melakukan perundingan dengan perwakilan Amerika Serikat di Qatar selama enam hari pada pekan lalu.

 
“Tidak ada orang Afgan menginginkan pasukan asing di negaranya untuk jangka waktu lama,” kata Ghani dalam pernyataan di televisi seperti dilansir Aljazeera pada Senin, 28 Januari 2019 waktu setempat.

Ghani mengatakan keberadaan pasukan asing di negara itu berdasarkan kebutuhan. Dan kebutuhan itu akan selalu dikaji dan dikaji ulang. Dan menurut sebuah rencana yang telah diatur,”Kami berupaya membawa jumlah itu menjadi nol.”

Pernyataan Ghani ini menyusul kelarnya perundingan damai antara perwakilan Taliban dan AS di Doha, Qatar, pada Senin hingga Sabtu pekan lalu. Kedua pihak, seperti dilansir Reuters, menyepakati sejumlah hal seperti penarikan pasukan asing dari Afganistan. Lalu ada poin yang menyatakan wilayah Afganistan tidak akan digunakan sebagai lokasi untuk menyerang negara lain.

Kedua pihak masih akan berunding mengenai jadwal penarikan pasukan dan gencatan senjata. Hingga kini, Taliban enggan berunding langsung dengan pemerintahan Afganistan. Taliban pernah berkuasa di Afganistan sebelum terjadi invasi AS menyusul serangan 11 September 2001, yang diduga dilakukan oleh kelompok Al Qaeda.

 
“Kami tidak menginginkan adanya kehadiran pasukan asing permanen di Afganistan,” kata seorang pejabat pemerintah Afganistan di Kabul. “Kami ingin terciptanya perdamaian dan kerja sama untuk masa depan, dan meninggalkan warisan yang bagus.”





Credit  tempo.co





Iran Bantah Gelar Pembicaraan dengan Prancis Soal Program Rudal


Iran Bantah Gelar Pembicaraan dengan Prancis Soal Program Rudal
Iran mengatakan bahwa pihaknya tidak mengadakan pembicaraan dengan Prancis mengenai pengembangan rudal balistiknya. Foto/Istimewa

TEHERAN - Iran mengatakan bahwa pihaknya tidak mengadakan pembicaraan dengan Prancis mengenai pengembangan rudal balistiknya, setelah Paris mengatakan siap untuk menjatuhkan sanksi lebih banyak jika upaya Eropa gagal membuat Iran meninggalkan program rudalnya.

"Belum ada pembicaraan, apakah rahasia atau tidak rahasia, tentang program rudal kami dengan Prancis atau negara lain," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran,Bahram Qasemi, seperti dilansir Reuters pada Senin (28/1).

Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian pada hari Jumat mengatakan, Paris siap untuk memaksakan sanksi lebih lanjut jika tidak ada kemajuan dalam pembicaraan mengenai program tersebut, yang digambarkan oleh Teheran sebagai pertahanan murni, tetapi dilihat di Barat sebagai faktor destabilisasi di wilayah yang bergejolak.

Ketika diminta komentar mengenai pernyataan Le Drian, Qasemi mengatakan, program rudal Iran adalah program defensif, yang hanya diskusikan di dalam negeri. Dia lalu menyebut, Teheran telah menegaskan kepada Paris tidak akan bersedia membahas program rudal.


"Kami berbicara tentang masalah-masalah regional dan politik dengan Prancis. tetapi kemampuan rudal kami tidak dapat dinegosiasikan. kami telah berulang kali mengatakan itu selama pembicaraan politik kami dengan Prancis," ungkapnya. 




Credit  sindonews.com




Uni Eropa: Iran kemungkinan tingkatkan spionase siber


Uni Eropa: Iran kemungkinan tingkatkan spionase siber
Bendera Uni Eropa. (Pixabay/Pontzi)



Brussel (CB) - Iran kemungkinan akan memperluas spionase sibernya saat hubungan dengan negara-negara kuat Barat memburuk, kata badan keamanan digital Uni Eropa (EU).

Para peretas Iran mendalangi sejumlah serangan dunia maya dan upaya disinformasi daring dalam beberapa tahun terakhir saat negara itu mencoba memperkuat pengaruh mereka di Timur Tengah dan wilayah di luar kawasan itu, menurut Laporan Khusus Reuters November lalu.

Bulan ini, EU menerapkan sanksi pertamanya terhadap Iran sejak negara-negara kuat dunia menyepakati perjanjian nuklir 2015 dengan Teheran, sebagai respons atas uji coba rudal balistik dan sejumlah rencana pembunuhan di tanah Eropa.

"Sanksi yang baru diterapkan terhadap Iran kemungkinan akan mendorong negara itu meningkatkan aktivitas ancaman siber yang didukung negara untuk mengejar tujuan strategis dan geopolitiknya di tingkat kawasan," kata Lembaga Keamanan Jaringan dan Informasi Uni Eropa (ENISA) dalam sebuah laporan.

Seorang pejabat senior Iran membantah laporan itu dan mengatakan "itu semua adalah bagian dari perang psikologi yang diluncurkan Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutunya terhadap Iran."

ENISA mengelompokkan para peretas yang didukung negara sebagai ancaman tertinggi terhadap keamanan digital blok itu.

Badan EU itu mengatakan China, Rusia, dan Iran adalah "tiga aktor siber paling aktif dan mampu yang terkait dengan spionase ekonomi."

Iran, Rusia, dan China telah berulang kali membantah tuduhan AS bahwa pemerintah mereka melakukan serangan siber.

Virus komputer seperti Stuxnet, yang pernah digunakan untuk menyerang fasilitas pengayaan uranium di situs nuklir bawah tanah Natanz di Iran satu dasawarsa lalu, diyakini secara luas telah dikembangkan oleh AS dan Israel.

Pada Maret 2018, Washington menerapkan sanksi terhadap sejumlah warga Iran karena meretas atas nama pemerintah Iran. Kementerian Luar Negeri Iran dalam tanggapannya menyebut AS bertindak "provokatif, tidak berdasarkan hukum, dan tanpa alasan yang dapat dibenarkan."

Pada November tahun yang sama, AS menuduh dua warga Iran meluncurkan serangan siber besar menggunakan virus jenis `ransomware` yang disebut "SamSam". AS juga menjatuhkan sanksi terhadap dua orang lainnya yang membantu menukarkan pembayaran tebusan dari mata uang digital Bitcoin ke rial Iran.

Pergerakan dunia maya diperkirakan meningkat dalam beberapa bulan ke depan, terlebih bila Iran gagal memmpertahankan komitmen kesepakatan nuklir 2015, kata ENISA.






Credit  antaranews.com





Jenderal Iran Ancam Lenyapkan Israel jika Perang Dimulai


Jenderal Iran Ancam Lenyapkan Israel jika Perang Dimulai
Wakil Kepala Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran Brigadir Jenderal Hossein Salami. Foto/YouTube/Screen capture

TEHERAN - Seorang jenderal Iran mengancam akan melenyapkan Israel dari peta politik global ketika Tel Aviv memulai perang terhadap Teheran. Menurutnya, rezim Zionis bahkan tidak akan memiliki kuburan di Palestina untuk mengubur mayat orang-orangnya.

Ancaman itu dilontarkan Wakil Kepala Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran Brigadir Jenderal Hossein Salami pada Senin sore. Dia mengatakan strategi Teheran adalah menghapus Israel dari peta politik global.

Ditanya wartawan di Teheran tentang ancaman Israel untuk menyerang pasukan Iran yang dikerahkan di Suriah, Salami menjawab; “Strategi kami adalah menghapus Israel dari peta politik global. Dan tampaknya, mengingat kejahatan yang dilakukan Israel, itu semakin mendekatkan diri pada hal itu."

"Kami mengumumkan bahwa jika Israel melakukan sesuatu untuk memulai perang baru, itu jelas akan menjadi perang yang akan berakhir dengan penghapusannya, dan wilayah yang diduduki akan dikembalikan. Israel bahkan tidak akan memiliki kuburan di Palestina untuk mengubur mayat mereka sendiri," ujar jenderal Teheran tersebut, seperti dikutip Reuters, Selasa (29/1/2019).

Komentar Salami menambah rentetan saling ejek antara para pemimpin Israel dan Iran dalam beberapa pekan terakhir karena ketegangan meningkat di perbatasan Israel-Suriah antara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan pasukan Iran.

Pekan lalu, Israel dilaporkan melakukan serangan rudal siang hari yang jarang terjadi pada sasaran-sasaran Iran di Suriah. Sebagai tanggapan, Iran menembakkan rudal surface-to-surface (permukaan-ke-permukaan) dari Suriah di Dataran Tinggi Golan utara. Namun, menurut IDF, rudal yang ditembakkan Iran dicegat oleh sistem pertahanan rudal Iron Dome di atas resor ski Gunung Hermon.

Beberapa jam kemudian, pada jam-jam subuh 21 Januari, Angkatan Udara Israel melancarkan serangan balasan ke sasaran Iran di dekat Damaskus dan terhadap baterai pertahanan udara Suriah yang menembaki jet tempur Israel.

Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, sebanyak 21 orang tewas dalam serangan Israel di Suriah pada 21 Januari, di mana 12 di antaranya adalah milisi Iran.

Israel melihat keberadaan Iran di Suriah sebagai ancaman utama dan dalam beberapa tahun terakhir telah melakukan ratusan serangan udara dengan target situs-situs militer terkait Teheran di negara yang dipimpin Bashar al-Assad tersebut.


Awal pekan ini, Kepala Staf Militer Iran Jenderal Mohammad Bagheri mengindikasikan Teheran bersiap untuk mengadopsi taktik militer ofensif untuk melindungi kepentingan nasionalnya.

"Di antara strategi luas negara itu, ada strategi defensif. Kami mempertahankan kebebasan dan integritas wilayah serta kepentingan nasional negara ini," katanya.

Dia mengatakan Iran tidak bermaksud untuk merebut wilayah asing."Tetapi untuk melindungi pencapaian dan kepentingan nasional kita, kita dapat mengadopsi pendekatan ofensif," ujarnya.

Ancaman Teheran terhadap rezim Zionis muncul setelah militer Republik Islam mengadakan latihan infanteri tahunan, yang melibatkan sekitar 12.000 tentara, jet tempur, kendaraan lapis baja dan drone






Credit  sindonews.com



Mahatir: Malaysia tak Akui Israel


Mahatir Muhammad
Mahatir Muhammad
Foto: AP
Malaysia tak izinkan warga Israel kunjungi negaranya




CB, JAKARTA -- Perdana Menteri Malaysia Tun Dr. Mahathir Mohamad menegaskan Malaysia tidak mengakui Israel. Malaysia juga tidak memiliki hubungan diplomatik sehingga tidak mengizinkan warganya mengunjungi Israel.


"Kami tidak mengizinkan warga Israel untuk mengunjungi Malaysia. Ini adalah satu-satunya negara di dunia yang memperlakukan Malaysia dengan cara ini," ujar Mahathir kepada media di Putrajaya, Senin (28/1).

Mahathir menegaskan Malaysia memberlakukan seperti itu karena Israel diciptakan dari sepotong tanah Palestina, tanpa diadakan referendum atau plebisit dan orang-orang Palestina diusir dari Palestina tanpa kompensasi atas tanah dan rumah-rumah yang dirampas oleh Israel.


"Kemudian Israel merebut lebih banyak tanah Palestina sehingga Israel menjadi lebih besar. Israel kemudian membangun banyak pemukiman di tanah Palestina tanpa persetujuan dari bangsa Palestina. Palestina dilarang dari pemukiman ini," katanya.


Ketika orang-orang Palestina menentang dan melemparkan batu ke tank-tank Israel dan mobil-mobil lapis baja, ujar dia, para prajurit Israel menembakkan peluru tajam ke arah anak-anak Palestina dan menangkap banyak dari mereka.


"Orang-orang yang ditangkap ditahan selama bertahun-tahun tanpa pengadilan. Para tahanan digunakan untuk bertukar dengan tentara Israel yang ditangkap oleh Palestina," katanya.


Dia menegaskan Jalur Gaza diblokade oleh pasukan Israel dan kapal-kapal bantuan yang membawa makanan, obat-obatan, dan bahan bangunan disaring di perairan internasional dan dipaksa pergi ke Israel.


Dalam satu kejadian, 10 aktivis terbunuh dan tindakan-tindakan oleh Israel itu secara terang-terangan menentang hukum internasional. "Ketika orang-orang Palestina menembakkan roket yang sia-sia ke Israel, Israel menjatuhkan bom dan menembakkan rudal ke kota-kota dan desa-desa Palestina. Sekolah dan rumah sakit hancur, pasien dan anak-anak terbunuh atau cacat," katanya.


Dia mengatakan blokade Gaza adalah ilegal tetapi tidak ada negara yang mengutuk Israel karena melanggar hukum internasional dan kode moral.


"Hari ini Israel menyatakan bahwa Yerusalem adalah ibu kotanya. Ketika Palestina menampar tentara Israel, mereka ditembak dan dibunuh dan banyak yang ditahan," katanya.


Dinding tinggi telah dibangun untuk membagi desa dan kota di Palestina dan orang-orang Palestina tidak dapat mengunjungi kerabat tanpa menjadi sasaran penghinaan di banyak tempat pemeriksaan yang dibuat oleh Israel.


"Orang-orang Palestina tidak diizinkan melakukan perjalanan di jalan-jalan yang dibangun oleh orang Israel di tanah Palestina. Ribuan warga Palestina terbunuh atau terluka melalui aksi militer Israel," katanya.


Seluruh dunia bisa melihat ketidakadilan dan penindasan Palestina oleh orang Israel, ujar Mahathir, tetapi Israel bahkan tidak dikritik oleh orang-orang yang berbicara banyak tentang kebebasan dari penindasan dan supremasi hukum karena Israel tampaknya istimewa.


"Jika ada yang mengkritik Israel atau 'holocaust', ia langsung dilabeli 'anti-Semit'. Implikasinya adalah bahwa dia tidak manusiawi atau tidak bermoral. Namun, tidak berperikemanusiaan Israel yang terang-terangan tidak dikutuk," katanya.


Dia menegaskan Malaysia bukan anti-Yahudi atau anti-Semit dan orang Arab juga orang Semitik tetapi pihaknya berhak mengutuk perilaku tidak manusiawi dan menindas di mana pun dan oleh siapa pun.


"Kami telah mengutuk orang-orang Myanmar atas perlakuan mereka terhadap Rohingya. Kami telah mengkritik banyak negara dan orang-orang karena tindakan tidak manusiawi," katanya.


Dia mengatakan Malaysia melarang dua atlet Israel sedangkan AS melarang para warga dari lima negara Islam dan berencana untuk membangun tembok melawan Amerika Selatan.


"Hongaria, Polandia dan Republik Ceko melarang pengungsi. Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban menyebut pengungsi Suriah sebagai 'penjajah Muslim'," katanya.


Mahathir menegaskan Israel adalah negara kriminal dan layak dihukum dan dirinya tahu ada dukungan kuat untuk Israel. "Kita tidak bisa bertindak melawan Israel tanpa menolak untuk mengenalinya. Kami mempertahankan bahwa kami memiliki hak untuk melarang orang Israel dari negara kami. Ketika dunia mengutuk kita untuk ini, kita memiliki hak untuk mengatakan bahwa dunia sedang munafik. Pembicaraan mereka tentang hak asasi manusia dan supremasi hukum adalah kata-kata kosong," katanya.


Pihaknya mengimbau mereka yang bersimpati dengan Palestina untuk menyuarakan kecaman mereka. "Terorisme bukanlah jawabannya. Diperlukan strategi yang tepat untuk mewujudkan keadilan bagi Palestina," katanya.





Credit  republika.co.id



Data 14.200 Orang Positif HIV di Singapura Bocor


Data 14.200 Orang Positif HIV di Singapura Bocor
Ilustrasi. (Reuters/Kacper Pempel)


Jakarta, CB -- Data rahasia 14.200 orang di Singapura yang didiagnosis positif HIV dicuri dan disebarkan secara daring, sebagian besar merupakan warga asing.

Seorang warga Amerika yang telah didakwa atas beberapa tindak kriminal, menurut pihak berwenang Singapura, diduga kuat bertanggung jawab atas insiden tersebut.

Ia diyakini membocorkan informasi tersebut setelah mendapatkannya dari seorang dokter di Singapura yang memiliki akses terhadap pendaftaran HIV.


"Informasi rahasia mengenai 14.200 orang yang didiagnosis dengan HIV hingga Januari 2013, dan 2.400 kontak mereka, dimiliki oleh orang yang tidak berwenang," kata Kementerian Kesehatan Singapura dalam sebuah pernyataan.



"Informasi itu telah diungkap secara daring secara ilegal.... Kami mohon maaf atas kecemasan dan kesulitan yang disebabkan oleh insiden ini."

Informasi yang bocor termasuk nama, nomor identifikasi, detail kontak, hasil tes HIV dan informasi medis lainnya.

Akses ke informasi tersebut kini telah diblokir tetapi masih dimiliki oleh orang yang membocorkannya. Pihak Kemenkes Singapura memperingatkan bisa terjadi pembocoran data lanjutan.

Mereka yang terkena dampak saat ini merupakan 5.400 warga Singapura yang didiagnosis dengan HIV hingga Januari 2013, dan 8.800 warga asing yang didiagnosis positif HIV hingga Desember 2011.

Kementerian kesehatan diinformasikan oleh polisi pekan lalu bahwa informasi rahasia dari pendaftaran HIV kemungkinan telah bocor.


Data tersebut dimiliki oleh Mikhy K. Farrera Brochez, seorang warga negara AS, laki-laki, yang tinggal di Singapura dari 2008 hingga 2016.

Dia dinyatakan bersalah atas penipuan dan pelanggaran terkait narkoba pada Maret 2017, dan dideportasi dari Singapura setelah menyelesaikan hukumannya.

Saat ini, menurut Kemenkes, pria tersebut tidak tinggal di Singapura dan pihak berwenang sedang mencari bantuan dari mitra mereka di luar negeri.

Brochez adalah mitra Ler Teck Siang, seorang dokter pria Singapura, yang memiliki akses ke registri HIV. Dia dinyatakan bersalah pada September karena bersekongkol dengan Brochez dalam kegiatan kriminal, dan dijatuhi hukuman penjara 24 bulan.

Ini merupakan pencurian data besar kedua di negara itu dalam beberapa bulan terakhir. Singapura, negara kota yang dihuni 5,6 juta orang, ditinggali oleh banyak ekspatriat.

Pada Juni dan Juli tahun lalu, catatan kesehatan 1,5 juta warga Singapura, termasuk Perdana Menteri Lee Hsien Loong, dicuri. Insiden ini merupakan pelanggaran data terbesar di Singapura sejauh ini.

Kedua insiden kebocoran data ini, menurut pihak berwenang Singapura, diduga disponsori oleh negara lain.





Credit  cnnindonesia.com