Rusia dikabarkan mengirim sekitar satu skadron
jet tempur ke Semenanjung Krimea, yang dicaplok dari Ukraina
mengantisipasi perang pada akhir Desember ini. (REUTERS/Russian Ministry
of Defence/Vadim Grishankin)
Jakarta, CB -- Ketegangan konflik antara Rusia dan Ukraina
ternyata masih berlanjut. Negeri Beruang Merah dikabarkan mengirimkan
sekitar satu skadron jet tempur ke Semenanjung Krimea, yang dicaplok
dari Ukraina empat tahun lalu.
Seperti dilansir Reuters,
Selasa (18/12), kabar pengerahan sejumlah jet tempur itu dibenarkan
oleh Kementerian Pertahanan Rusia. Mereka menyatakan pesawat tempur yang
dikerahkan terdiri dari dua tipe Sukhoi, Su-27 dan Su-30.
Hal
itu dilakukan selepas Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov menuduh
Ukraina akan memerintahkan pasukannya untuk berperang pada akhir tahun
ini. Dalih itu yang dipakai untuk mengerahkan jet-jet tempur mereka.
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan seluruh jet tempur itu
ditempatkan di Lanud Belbek di Semenanjung Krimea, dalam status siaga.
Sebelumnya mereka juga dikabarkan sudah mengerahkan pasukan infantri,
satuan kendaraan lapis baja, hingga menempatkan rudal-rudal di sejumlah
perbatasan dengan Ukraina.
Presiden Rusia, Vladimir Putin
menyatakan belum berniat memulangkan 24 pelaut dan kapal milik Angkatan
Laut Ukraina yang disita dalam insiden di Selat Kirch, Laut Azov, pada
25 November lalu. Dia beralasan kejadian itu masih diselidiki dan
menuding Ukraina yang memulai provokasi.
Putin menuding Presiden
Ukraina, Petro Poroshenko tidak serius menyelesaikan persoalan ini. Dia
menuding Poroshenko sengaja menghasut dan memancing pertikaian, supaya
memiliki dalih untuk berperang yang bisa menyebabkan ekonomi mereka
semakin memburuk.
Jet tempur Rusia, Sukhoi Su-27. (Norwegian Air Force / SCANPIX / AFP PHOTO)
Hingga saat ini Ukraina memberlakukan status darurat militer selama 30
hari, yang akan berakhir pada 25 Desember, akibat insiden itu. Kedua
belah pihak dikabarkan sudah mengirim pasukan dan persenjataan untuk
memperkuat wilayah perbatasan. Poroshenko menyatakan kemungkinan mereka
akan terlibat perang terbuka. Dia juga sudah meminta bantuan kepada
sekutunya di Blok Barat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk
menghadapi Rusia.
Pemimpin NATO, Jens Stoltenberg, menuntut Rusia membebaskan kapal dan
pelaut Ukraina. PBB sudah meminta kedua belah pihak melakukan
perundingan. Namun, situasi tetap tegang dan perang bisa meletup kapan
saja.
Uji coba rudal balistik antarbenua SS-20B, modifikasi rudal SS-18 Satan atau rudal Setan. Foto/Sputnik/Vladimir Fedorenko
MOSKOW
- Pasukan Rudal Strategis Rusia memperhitungkan konsekuensi penarikan
mundur Amerika Serikat (AS) dari Perjanjian Intermediate-Range Nuclear
Forces (INF) 1987. Hal itu disampaikan komandan pasukan tersebut,
Kolonel Jenderal Sergei Karakaev.
"Dampak dari konsekuensi
penarikan AS dari Perjanjian INF, dan penyebaran rudal jarak menengah AS
di Eropa serta ancaman baru terhadap keamanan kami terkait dengan ini,
tidak diragukan lagi diperhitungkan ketika merencanakan penggunaan
tempur Pasukan Rudal Strategis," kata Karakaev kepada surat kabar Krasnaya Zvezda, yang dikutip Sputnik, Senin (17/12/2018).
Dalam
kondisi yang sama, dia mencatat bahwa tujuan pencegahan nuklir
strategis dari Pasukan Rudal Strategis Rusia akan tetap tidak berubah.
Perjanjian
INF ditandatangani pada 1987 antara Uni Soviet dan AS. Setelah Soviet
runtuh, Rusia melanjutkan perjanjian tersebut. Perjanjian itu mewajibkan
kedua pihak untuk menghancurkan rudal balistik yang jangkauannya
berkisar antara 500 dan 5.500 kilometer.
Dalam beberapa tahun
terakhir, Rusia dan AS saling tuduh satu sama lain soal pelanggaran
perjanjian kontrol senjata nuklir tersebut. Rusia telah berulang kali
menyatakan bahwa Moskow secara ketat mematuhi kewajibannya berdasarkan
kontrak kesepakatan.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov
mencatat bahwa Moskow memiliki pertanyaan yang sangat serius mengenai
implementasi perjanjian itu dari pihak Amerika Serikat.Pada awal
Desember, Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo mengatakan Amerika
Serikat akan menangguhkan ketaatannya pada Perjanjian INF dalam 60 hari
kecuali Rusia kembali ke kepatuhan penuh terhadap perjanjian tersebut.
Moskow
telah berulang kali membantah tuduhan AS bahwa Rusia telah melanggar
perjanjian INF. Pada gilirannya, Moskow telah mengeluh bahwa peluncur
pada sistem pertahanan AS di Eropa dapat menembakkan rudal jelajah pada
rentang yang melanggar ketentuan INF.
Sistem rudal Yars-24 mobile ground saat dipamerkan dalam parade militer di Moskow. Foto/Sputnik/Alexandr Vilf
MOSKOW
- Pasukan Rudal Strategis Rusia akan menerima sekitar 100 senjata baru,
termasuk sistem rudal Yars. Hal itu disampaikan komandan pasukan
tersebut Kolonel Jenderal Sergei Karakaev.
"Pada akhir tahun ini,
direncanakan akan memasok sekitar 100 senjata baru kepada pasukan,
termasuk sistem rudal Yars dari stasioner hingga penyebaran mobile," kata Karakaev kepada surat kabar Krasnaya Zvezda dalam sebuah wawancara.
Karakaev
mengatakan pada tahun 2021, divisi Uzhur menjadi yang pertama di Rusia
yang dipersenjatai kembali dengan rudal balistik antar-benua Sarmat yang
baru.
"Dalam kerangka kerja program persenjataan negara,
industri Rusia bekerja pada penciptaan Sarmat, sebuah kompleks rudal
berbasis new-mine dengan misil berat propelan cair. Melengkapi
pasukan dengan kompleks rudal ini direncanakan akan dimulai pada 2021 di
resimen rudal dari divisi Uzhur, yang sekarang dipersenjatai dengan
pendahulu Sarmat—kompleks rudal Voevoda," ujarnya.
"Tes-tes pop-up
rudal (Sarmat) telah berhasil diselesaikan. Infrastruktur untuk tes
penerbangan di kosmodrom Plesetsk secara aktif sedang dibuat. Dalam
waktu dekat, tes penerbangan kompleks akan dimulai, implementasi yang
sukses akan memungkinkan mulai produksi massal komponennya," papar
Karakaev, yang dilansir Sputnik, Senin (17/12/2018).
Komandan
Pasukan Rudal Strategis Rusia juga mengatakan bahwa pada tahun 2019,
divisi Dombarovsky akan menjadi yang pertama di Rusia yang dipersenjatai
dengan sistem rudal hipersonik Avangard yang baru.
"Saat
ini, NPO Mashinostroyeniya telah memulai produksi serial kompleks rudal
Avangard baru dengan peralatan tempur hipersonik. Sistem pertama
direncanakan untuk beroperasi di resimen rudal divisi Dombarovsky tahun
depan," kata Karakaev.
Ratusan orang melihat jenazah terduga pelaku penyerangan
Universitas Garissa di Kenya, 4 April 2015. Serangan milisi Al-Shabab
menewaskan setidaknya 147 orang dan 79 lainnya luka-luka. REUTERS/Goran
Tomasevic
CB, Jakarta - Pasukan Amerika Serikat melakukan 6 serangan udara dalam dua hari di Somalia untuk memberangus kelompok milisi al-Shabab yang menewaskan 62 orang.
Menurut
laporan South China Morning Post yang mengutip AFP, Selasa, 18 Desember
2018, sebanyak empat serangan udara beruntun angkatan udara AS pada
hari Sabtu, 15 Desember, menewaskan 34 milisi. Dua serangan beruntun
pada keesokan hari, menewaskan 28 orang.
Serangan
beruntun angkatan udara AS ditujukan ke wilayah selatan ibukota
Somalia, Mogadishu. Ini merupakan wilayah paling mematikan sejak
November 2018 ketika pasukan AS membunuh 100 milisi al-Shabab.
"Serangan dilakukan dengan mitra kami Somalia untuk mencegah teroris
menggunakan area terpencil ini sebagai markas aman mereka untuk
merancang, memerintahkan, dan menginspirasi dan merekrut untuk serangan
berikutnya," ujar Kolonel Rob Manning, juru bicara Pentagon.
Manning menegaskan, dalam rangkaian serangan itu tidak ada warga sipil terbunuh atau terluka.
Sepanjang
tahun 2018, Pentagon telah memerintahkan 45 serangan terhadap milisi
al-Shabab atau lebih banyak dibanding tahun 2917, yakni 35 serangan.Menurut Manning, peningkatan jumlah serangan menjadi lebih efesien untuk memberangus organisasi teroris.
Pasukan
Amerika merupakan mitra African Union Mission to Somalia dan pasukan
keamanan nasional Somalia dalam operasi-operasi memberangus terorisme.
Operasi bersama berlangsung beberapa kali termasuk serangan drone ke kamp pelatihan milisi Shabab di Somalia.Pentagon mendata jumlah milisi al-Shabab pada Agustus antara 3 ribu hingga 7 ribu milisi dan 70 hingga 250 milisi ISIS Somalia berada di Horn.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau
menjawab pertanyaan dari media di Montreal, Quebec, Kanada, Rabu
(8/8/2018). (REUTERS/Christinne Muschi/cfo/18)
Ottawa, Kanada (CB) - Perdana Menteri Kanada Justin
Trudeau, dalam wawancara yang ditayangkan pada Minggu, mengatakan bahwa,
untuk pertama kali, pemerintah Liberal-nya berusaha keluar dari
kesepakatan persenjataan, bernilai miliaran dolar AS, dengan Arab Saudi.
Pernyataan itu menunjukkan nada mengeras Trudeau, yang sebelumnya
menyatakan akan ada hukuman besar bagi pembatalan perjanjian 13 miliar
dolar untuk kendaraan lapis baja buatan General Dynamics Corp cabang
Kanada.
Pada bulan lalu, Trudeau menyatakan Kanada dapat membekukan izin ekspor
terkait jika tersimpulkan bahwa senjata itu disalahgunakan.
"Kami mengkaji izin ekspor untuk mencoba dan melihat apakah ada cara
untuk tidak lagi menjual kendaraan-kendaraan ini ke Arab Saudi," kata
Trudeau kepada CTV tanpa merinci.
Lawan politiknya, dengan mengutip pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi
dan keterlibatan Arab Saudi dalam perang Yaman, bersikeras bahwa Trudeau
harus mengakhiri kesepakatan General Dynamics itu, yang dirundingkan
pemerintah Konservatif sebelumnya.
Hubungan Ottawa dengan Riyadh tegang sejak sengketa diplomatik atas hak asasi manusia pada awal tahun ini.
Ottawa menyatakan terus berembuk dengan sekutu-sekutunyanya tentang
langkah apa yang perluu diambil sesudah Khashoggi terbunuh di dalam
Konsulat Saudi di Istanbul.
"Pembunuhan wartawan betul-betul tidak dapat diterima dan itu sebabnya
Kanada sejak awal menuntut jawaban dan penyelesaiannya," demikian
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.
Presiden
Suriah Bashar al-Assad menyambut kunjungan Presiden Sudan Omar
al-Bashir di bandara Damaskus, Minggu (16/12/2018). Al-Bashir jadi
pemimpin Arab pertama yang kunjungi Suriah sejak perang sipil pecah.
Foto/SANA
DAMASKUS
- Presiden Sudan Omar al-Bashir menjadi pemimpin Liga Arab pertama yang
mengunjungi Suriah sejak perang dimulai hampir delapan tahun lalu.
Kantor berita pemerintah Damaskus, SANA,
melaporkan al-Bashir disambut Presiden Suriah Bashar al-Assad saat tiba
di bandara Damaskus hari Minggu. Mereka kemudian menuju ke istana
presiden.
"Kedua pemimpin membahas hubungan bilateral serta
situasi dan krisis yang dihadapi oleh banyak negara Arab," kata
kepresidenan Suriah, dalam sebuah pernyataan, yang dilansir Senin
(17/12/2018).
Foto-foto yang dirilis SANA menunjukkan
kedua pemimpin berjabat tangan di bandara, tepatnya di depan jet Rusia
yang membawa presiden Sudan ke Suriah. Rusia, sekutu penting Assad,
mengoperasikan sebuah pangkalan di Latakia.
Al-Bashir dalam
pertemuannya dengan Assad berharap Suriah akan memulihkan peran
pentingnya di kawasan Arab sesegera mungkin. Dia juga menegaskan
kesiapan Sudan untuk menyediakan semua yang dapat mendukung integritas
teritorial Suriah.
Sedangkan Assad berterima kasih kepada
al-Bashir atas kunjungannya. Menurut Assad, kunjungan tersebut akan
memberikan momentum yang kuat untuk memulihkan hubungan antara kedua
negara.
Suriah diusir dari Liga Arab yang beranggotakan 22 negara
setelah perang sipil pecah pada 2011. Negara-negara Arab telah mengutuk
Assad atas tuduhan menggunakan kekuatan militer yang luar biasa dan
gagal bernegosiasi dengan kubu oposisi.
Rezim Assad sempat
kerepotan saat menghadapi perang sipil yang diperparah dengan munculnya
kelompok ekstremis ISIS. Namun, dengan bantuan Rusia, Iran serta milisi
pro-Assad lainnya, pasukan Suriah meraih banyak kemenangan.
Pada
bulan Oktober, Assad mengatakan kepada surat kabar Kuwait bahwa Suriah
telah mencapai "pemahaman utama" dengan negara-negara Arab setelah
bertahun-tahun terlibat permusuhan. Dia tidak menyebutkan negara-negara
Arab tersebut dalam wawancara. Namun, dia mengatakan bahwa para delegasi
Arab dan Barat telah mulai mengunjungi Suriah untuk mempersiapkan
pembukaan kembali diplomatik dan misi lainnya.
Hanya seminggu
sebelum itu, menteri luar negeri Bahrain mengejutkan para pengamat
karena merangkul menteri luar negeri Suriah di sela-sela pertemuan
Majelis Umum PBB di New York. Pertemuan hangat itu menimbulkan
pertanyaan tentang apakah beberapa negara Teluk—sebagian besar dari
mereka adalah musuh sekutu Assad, Iran—sedang mempertimbangkan kembali
hubungan mereka dengan Suriah.
Yordania juga membuka kembali
penyeberangan Nassib ke Suriah pada bulan Oktober. Sedangkan Israel
telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan hubungan dengan
pemerintah Assad, termasuk membuka persimpangan di dekat Quneitra di
Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Persimpangan itu dibuka
kembali pada bulan Oktober di bawah pengawasan militer Rusia.
Sementara
itu, Turki yang merupakan pendukung utama oposisi Suriah mengatakan
siap untuk berhubungan dengan Damaskus jika pemerintah Assad mengadakan
dan memenangkan pemilu yang bebas dan adil.
"Jika itu adalah
pemilihan demokratis, dan jika itu adalah yang kredibel maka setiap
orang harus mempertimbangkan (bekerja dengan dia)," kata Menteri Luar
Negeri Turki Mevlut Cavusoglu di Forum Doha, ketika ditanya apakah Turki
akan bekerja dengan Assad atau tidak.
"Pada akhirnya, rakyat Suriah harus memutuskan siapa yang akan memerintah negara itu setelah pemilu tersebut," ujar Cavusoglu.
Nader
Hashemi, direktur Pusat Studi Timur Tengah di University of Denver,
mengatakan negara-negara Arab berusaha untuk memainkan peran dalam
rekonstruksi Suriah.
"Saya pikir mereka mencoba, mungkin, mengusir Assad dari aliansinya dengan Iran," katanya kepada Al Jazeera.
"Prioritas
nomor satu untuk rezim Assad hari ini, setelah menghancurkan semua
penentangan terhadap pemerintahannya adalah rekonstruksi ekonomi. Barat
tidak akan berinvestasi dalam rekonstruksi ekonomi tetapi ada negara
Arab yang sangat kaya yang memang memiliki sumber daya keuangan, jadi
saya menduga bagian dari agenda di sini adalah untuk melihat apakah
Bashar al-Assad dapat dipengaruhi secara finansial dengan bantuan
rekonstruksi sebagai ganti melemahnya aliansinya dengan Iran," imbuh
dia.
Perang jangka panjang Suriah telah menewaskan ratusan ribu orang dan memaksa jutaan orang melarikan diri dari rumah mereka.
Sekadar
diketahui, Presiden Sudan Omar al-Bashir telah menjadi pemimpin di
negaranya sejak 1989 dan dicari oleh Pengadilan Kriminal Internasional
(ICC) di Belanda untuk menghadapi tuduhan kejahatan perang yang berasal
dari konflik di negaranya sendiri.
Seorang pria berjalan dengan dua keledai
yang membawa kotak suara dan perlengkapan pemilu lainnya yang tidak
dapat dibawa ke pos pemungutan suara melalui kendaraan bermotor di
Shutul, Provinsi Panjshir, Afghanistan, pada pemilu sebelumnya.
(REUTERS/Omar Sobhani)
Kabul, Afghanistan, (CB) - Gulbuddin Hekmatyar, pemimpin
faksi Hezb-e-Islami di Afghanistan, pada Ahad (16/12) mendesak Taliban
agar bergabung dengan dia dalam pemilihan presiden mendatang di negara
yang dicabik pertempuran itu.
Pemungutan suara bersejarah dalam pemilihan presiden dijadwalkan
berlangsung pada April tahun depan, dan Presiden saat ini Mohammad
Ashraf Ghani menjadi calon utama.
Ketika berbicara dalam satu taklimat di markas partainya di Kabul,
Hekmatyar mengatakan Taliban telah didekati oleh partainya untuk ikut
dalam proses pemungutan suara dalam satu landasan.
Ia juga berikrar mengenai bagian yang adil di dalam pemerintah masa depan di Kabul buat anggota Taliban.
Sejauh ini Taliban tidak menanggapi pernyataan Hekmatyar, kata Kantor
Berita Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin siang.
Namun, Taliban dilaporan telah meminta perunding utama perdamaian AS,
Zalmay Khalilzad, untuk menunda pemungutan suara pada April, kata
lembaga penyiaran lokal Radio Azadi.
Dalam diplomasi ulang-alik yang diperluas, Khalilzad dijadwalkan bertemu
dengan para pejabat Pakistan di Islamabad, Pakistan, pada Senin untuk
mendorong penyelesaian damai bagi perang Afghanistan.
Hekmatyar juga mengecam pemilihan anggota Parlemen di Afghanistan pada
Oktober sebagai "secara sistematis direkayasa dan dicurangi". Ia menyeru
Pemerintah di Kabul agar menolak semua pemungutan suara tanpa
pengabsahan biometrik para pemilih.
Pada awal tahun ini, Hekmatyar --mantan pemimpin Mujahidin Afghanistan--
melontarkan gagasan mengenai penetapan "zona aman" buat Taliban dalam
upaya mendorong anggota faksi itu untuk bergabung dalam proses
perdamaian.
Namun Zabihullah Mujahed, Juru Bicara Taliban, telah mencap gagasan
tersebut sebagai "tindakan yang praktis memecah Afghanistan".
Pada Juni 2017, setelah ia kembali dari pengasingan selama 20 tahun,
Hekmatyar kembali menegaskan dukungannya buat pemerintah di Kabul, yang
dipimpin oleh Presiden Mohammad Ashraf Ghani. Hekmatyar bersama Ashraf
Ghani menandatangani kesepakatan perdamaian pada September 2016.
Tokoh yang berusia 70 tahun tersebut kini tinggal di sebelah markas
partai politiknya di pusat Kota Kabul, dan telah berjanji pada sejumlah
kesempatan untuk menjadi penengah antara Taliban dan pemerintah.
Kondisi wilayah di Sanaa, Yaman, akibat perang antara milisi Houthi dan pendukung Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Foto: Reuters
Negosiasi perdamaian di Yaman belum menghentikan pertempuran.
CB,
SANAA -- Sedikitnya 150 petempur Al-Houthi tewas atau cedera dalam
bentrokan di Provinsi Al-Hudaydah, Yaman Barat.
Menurut
jejaring berita yang memiliki hubungan dengan militer, pasukan Yaman
mematahkan satu serangan gerilyawan Al-Houthi di Kabupaten Ad-Durayhimi
di bagian selatan Al-Hudaydah. Selama bentrokan tersebut, sebanyak 150
petempur Al-Houthi dinetralkan.
Juru bicara Al-Houthi belum bisa dimintai komentar mengenai pernyataan militer Yaman yang didukung Saudi.
Kendati
kesepakatan gencatan senjata dicapai pekan lalu di Swedia, Al-Hudaydah
terus menyaksikan bentrokan sporadis antara pasukan pemerintah dan
gerilyawan Al-Houthi.
"Gencatan senjata tersebut diharapkan
sepenuhnya berlaku di provinsi itu pada Senin malam, demikian isi
ketentuan dalam kesepakatan tersebut," sebagaimana dilaporkan Kantor
Berita Anadolu Senin.
Kesepakatan itu menyerukan penarikan semua kelompok bersenjata dari Al-Hudaydah dan pelabuhan strategisnya.
Dalam
peristiwa terpisah, seorang komandan senior militer Yaman tewas dalam
satu serangan mortir oleh gerilyawan Al-Houthi di sebelah timur Ibu Kota
Yaman, Sana'a, kata seorang juru bicara pada Senin.
Brigadir
Jenderal Taher Hamid Ash-Sharabi tewas ketika satu bom menghantam
Kabupaten Nahm, sebelah timur Sana'a. Belum ada komentar dari kelompok
Syiah Al-Houthi mengenai laporan itu.
Nahm telah menjadi
ajang bentrokan yang kadang-kala terjadi antara pasukan pemerintah dan
gerilyawan Al-Houthi selama lebih dari dua tahun sampai saat ini. Selama
bentrokan tersebut, ratusan orang tewas.
Yaman terjerumus
ke dalam perang saudara pada 2014, ketika gerilyawan Al-Houthi menguasai
sebagian besar wilayah negeri itu, termasuk Sana'a, sehingga memaksa
pemerintah mengungsi ke Arab Saudi.
Setahun kemudian, Arab
Saudi dan beberapa sekutu Arabnya melancarkan serangan besar udara
dengan tujuan memutar-balikkan perolehan kelompok gerilyawan Al-Houthi.
Meskipun
koalisi pimpinan Arab Saudi telah meraih kembali sebagian wilayah dari
gerilyawan Al-Houthi, kelompok Syiah dukungan Iran itu tetap berada di
Sana'a dan beberapa wilayah lain negeri tersebut.
Bus militer Israel hancur dihantam rudal Kornet buatan Rusia yang digunakan kelompok Hamas di Jalur Gaza. Foto/Haaretz
TEL AVIV
- Pasukan Pertahanan Israel (IDF) merilis laporan tinjauan tentang
insiden hancurnya bus militer akibat tembakan rudal anti-tank Hamas dari
wilayah Gaza, Palestina, 12 November lalu. Laporan itu menyimpulkan
bahwa para perwira IDF teledor.
Para perwira militer Tel Aviv
dinyatakan gagal melakukan pecegahan serangan musuh. Insiden yang
membuat malu Israel itu menuai kecaman para pejabat. Namun, tidak ada
perwira yang dipecat.
Laporan "After Action Review"
dirilis IDF hari Senin kemarin. Laporan itu menganalisa serangan rudal
anti-tank terpandu oleh Hamas terhadap bus militer Tel Aviv pada saat
meningkatnya eskalasi kekerasan di perbatasan. Rudal anti-tank itu
dilaporkan buatan Rusia.
Satu
tentara yang berdiri di luar bus ketika ledakan hebat terjadi mengalami
luka parah. Serangan itu bagian dari sekitar 500 rudal yang diluncurkan
dari Gaza.
IDF menyatakan militer beruntung, karena bus yang
dihantam rudal anti-tank Hamas itu sebelumnya penuh dengan para tentara.
Versi Hamas kala itu, bus yang dihantam terdapat puluhan tentara rezim
Zionis.
Pejabat Brigade Regional Gaza Utara, Kolonel Avi
Rosenfeld mengatakan untuk sementara tidak ada perwira militer yang
dipecat dari posisi mereka. Dua komandan kompi lainnya, kata dia,
menerima kecaman resmi sebagai akibat dari temuan dalam tinjuan.
"Ada
celah-celah operasional ditemukan dalam tindakan pasukan mengenai
komando dan kontrol, isolasi wilayah dan disklinasi operasional," kata
IDF dalam sebuah pernyataan terkait laporan tinjuan tersebut, seperti
dikutip dari i24news.tv, Selasa (18/12/2018).
Salah satu
kegagalan yang disebutkan dalam pernyataan IDF menjelaskan bahwa bus
bersama dengan personil tentara yang tidak sah lainnya diizinkan untuk
menghindari penghadang jalan yang didirikan, menempatkan mereka dalam
pantauan rudal-rudal Gaza.
Sebuah video yang di-posting oleh
Hamas setelah serangan itu menunjukkan kelompok itu mengamati pasukan
dan kendaraan militer yang melewati area itu dalam persiapan nyata untuk
serangan mendadak.
“Mengapa anak saya ada di sana? Saya tidak
mengerti apa yang mereka lakukan di perbatasan," kata ayah dari tentara
IDF yang terluka kepada Hadashot.
"Mereka membawanya ke perbatasan dan membariskan mereka seperti bebek," ujarnya yang menyalahkan IDF.
Militer
Israel mengatakan bahwa mereka telah menerapkan pelajaran yang
didapat."Divisi Gaza menyelesaikan rencana yang diperbarui untuk
mengisolasi area divisi selama waktu darurat setelah penyelidikan,"
imbuh pernyataan IDF.
Seorang warga melintasi pertokoan di Hebron, Tepi Barat, Palestina.
Foto: ABED AL HASHLAMOUN/EPA-EFE
Laporan ini mengafirmasi status Hebron sebagai kota yang dijajah Israel.
CB,
TELAVIV--Gugus tugas internasional yang didirikan dua dekade lalu untuk
memantau perjanjian antara Palestina dan Israel di Hebron, The
Temporary International Presence in Hebron (TIPH) mengeluarkan laporan
lengkap tentang pelanggaran Israel di kota Tepi Barat tersebut.
Dilansir dari Haaretz, Senin (17/12), ini pertama kalinya laporan TIPH diungkapkan kepada media.
"Hak asasi manusia telah dilanggar secara teratur dan lebih
dan lebih parah lagi bagi warga Palestina di Hebron, dan terutama yang
hidup di H2 (wilayah pemukiman Israel), terkait kurangnya kebebasan
dalam bergerak dan hak beribadah," kata seorang diplomat yang telah
melihat laporan tersebut.
TIPH yang sudah lama
dianggap tidak memiliki kekuatan ini melaporkan rahasia yang menyebutkan
begitu banyak pelanggaran terhadap hukum internasional yang dilakukan
Israel.
Laporan ini mengonfirmasi status Hebron
sebagai kota yang diokupasi warga dan militer Israel. Gugus tugas yang
didirikan untuk menjamin keamanan warga Palestina tersebut
memperingatkan Hebron semakin terpecah karena tindakan pemerintah dan
warga Israel.
Menurut laporan tersebut, Israel
jelas-jelas telah melakukan 'pelanggaran berat dan dilakukan secara
teratur' dalam memberikan hak untuk tidak didiskriminasi serta kewajiban
melindungi seluruh populasi yang hidup dalam pendudukan tersebut dari
deportasi.
Pemukiman Israel di Hebron telah
melanggar hukum internasional. Warga Israel yang tinggal di wilayah yang
dikuasai negara mereka selalu menyulitkan warga Palestina yang juga
tinggal di sana.
TIPH didirikan pada 1997 sebagai
bagian dari 'Protokol Hebron' yang tercantum dalam Perjanjian Oslo.
Dalam perjanjian tersebut Israel diizinkan untuk mengirimkan tentara
mereka ke bagian kota yang masih mereka kuasai.
Lalu
dalam Memorandum Sungai Wye yang ditanda tangani Benjamin Netanyahu dan
Pemimpin PLO saat itu Yasser Arafat mengizinkan Israel menambah jumlah
pasukan mereka di sana.
Beberapa sumber
mengutarakan kekhawatiran mereka dalam publikasi laporan rahasia ini.
Mereka takut Israel menolak untuk memperbarui mandat TIPH untuk
beroperasi di Hebron. Mandat TIPH ini dilakukan setiap enam bulan
sekali.
Selama kunjungannya ke Paris pada November
lalu Netanyahu mengatakan ia akan kembali mempertimbangkan mandat TIPH
ini pada Desember. Tekanan kelompok sayap-kanan terhadap Netanyahu untuk
membantalkan mandat pemantauan ini semakin kuat. Beberapa bulan terakir
TIPH sudah menjadi pusat perhatian dalam arti yang negatif.
Hal
ini menyusul dua kejadian yang melibatkan dua pegawai TIPH. Menurut
polisi salah seorang pegawai TIPH terekam kamera sedang membocorkan ban
kendaraan milik pemukim Israel di kota tersebut.
Pegawai
lainnya dari Swiss dideportasi dari Israel setelah menampar seorang
anak pemukim Israel. Setelah dua kejadian tersebut Netanyahu memanggil
kepala gugus tugas tersebut pada bulan Juli lalu.
Laporan
sepanjang hampir seratus halaman itu dibuat sebagai ulang tahun TIPH
yang ke-20. Gugus tugas internasional ini didirikan setelah teroris
Yahudi radikal Baruch Goldstein melakukan penembakan massal dalam
Al-Haram Al-Ibrahimi atau Gua Makhpela yang menewaskan 29 jiwa dan
melukai lebih dari 125 orang lainnya pada Februari 1994.
Anggota
gugus tugas ini sebanyak 64 orang dari lima negara; Italia, Norwegia,
Swedia, Swiss dan Turki, sebelumnya ada Denmark tapi mereka menarik
diri.
TIPH hanya memberi laporan kepada
negara-negara yang berkontribusi, ke Palestina dan Israel dan mereka
tidak membagikan laporan mereka kepada publik.
CB, Jakarta - Ketua Parlemen Israel (Knesset) Yuli Edelstein kecewa dengan keputusan Australia mengakui Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel. Edelstein menganggap keputusan Australia itu setengah-setengah.
"Kami
mengharapkan lebih dari negara sahabat kami Australia," kata Edelstein
kepada Army Radio, dikutip Times of Israel, 18 Desember 2018.
Kekecewaan
Edelstein sehari pasca-pengumuman PM Australia Scott Morrison yang
mengakui Yerusalem Barat, wilayah Yerusalem yang dikuasai Israel sebelum
Juni 1967, sebagai ibu kota Israel. Namun Australia juga menyampaikan
dukungan kepada klaim Palestina atas Yerusalem Timur.
PM
Australia, Scott Morrison, menuding Partai Buruh berperilaku anti-semit
terkait isu pemindahan kedubes ke Yerusalem. Flipboard
"Saya
pikir itu bukan hanya tidak bermanfaat untuk stabilitas di kawasan itu
(Yerusalem) tapi juga secara tidak langsung membuat memicu kekerasan
dari rakyat Palestina dan mimpi mereka yang tidak realistis," kata
Edelstein.
Edelstein juga mengatakan tidak dapat memahami keputusan Australia.
"Sangat sulit dimengerti...Seluruh Yerusalem adalah ibu kota abadi kami, bukan hanya separuh," kata Edelstein.
Israel
menganeksasi Yerusalem Timur dalam Perang Enam Hari pada 1967 dan
mengklaim seluruh kota adalah ibu kotanya. Namun Palestina mengklaim
Yerusalem Timur seharusnya menjadi ibu kota Palestina."(Keputusan
Australia) telah memundurkan kemajuan kami sejak tahun-tahun sebelumya,
tahun-tahun di mana dunia berupaya memberikan solusi kepada pihak yang
tidak bertanggungjawab seperti Otoritas Palestina dan PLO dan tidak ada
yang terealisasi," tegas Edelstein, dikutip dari Haaretz. Edelstain
merujuk pada perjanjian damai Olso tahun 1993 yang setuju pendirian
Otoritas Palestina.
Situasi di Yerusalem Barat. [REUTERS]
Pengakuan
Australia atas Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel tampaknya
menjadi blunder bagi Israel, sebab Australia juga menyatakan dukungan
atas solusi dua negara.
Dilansir dari The Independent, solusi dua
negara adalah pembagian teritori yang disengketakan pada 1947, ketika
PBB mengusulkan pembentukan negara Palestina di sebelah barat sungai
Yordan. Ini berarti Israel akan kehilangan Yerusalem Timur yang
dicaploknya pada perang 1967.
Sejak
Yasser Arafat, Palestina sendiri ingin sengketa dengan Israel
diselesaikan berdasarkan solusi dua negara, yang ditolak oleh Israel.
Pengakuan Australia atas Yerusalem
Barat sebagai ibu kota Israel bersamaan dengan dukungan Australia atas
solusi dua negara berarti Australia mengakui klaim Palestina atas
Yerusalem Timur.
Konferensi Luar Biasa Dewan Menteri Luar Negeri Organisasi
Kerja Sama Islam (OKI) soal minoritas muslim Rohingya di Myanmar, di
Kuala Lumpur, Malaysia, 19 Januari 2017. Kemlu RI
CB, Jakarta - Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menyebut keputusan Australia mengakui Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel adalah pelanggaran terhadap resolusi PBB.
Dalam
pernyataan tertulis pada Minggu, yang dilaporkan dari Yeni Safak, 18
Desember 2018, OKI menolak seluruh upaya yang bisa merugikan status
hukum kota dan menekankan bahwa Yerusalem adalah bagian dari wilayah
Palestina yang diduduki oleh Israel pada 1967.
OKI meminta Australia menghormati resolusi internasional dan meninjau ulang keputusannya.
Presiden
Joko Widodo menggelar pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri
Australia, Scott Morrison, di Suntec Convention Centre, Singapura, Rabu,
14 November 2018. Foto: Biro Pers Setpres
Dewan Nasional Palestina (PNC) juga mengutuk keputusan Australia dan menyebutnya melanggar resolusi internasional.
"Keputusan Australia menyakiti rakyat Palestina yang tinggal di Yerusalem," kata PNC.
Sementara
PM Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan tidak ada negara yang bisa
memutuskan Yerusalem menjadi ibu kota Israel atau membaginya, menurut
laporan New Straits Times.
Taman Nasional Kota David di Yerusalem [Sputniknews]
Perdana
Menteri Australia, Scott Morrison, Sabtu kemarin mengakui Yerusalem
Barat sebagai ibu kota Israel, namun tidak akan memindahkan kedutaan
besarnya dari Tel Aviv sampai situasi yang memungkinkan. Australia juga
menyatakan dukungan klaim Palestina atas Yerusalem Timur.
Namun Ketua Parlemen Israel (Knesset) Yuli Edelstein tidak puas dengan keputusan Australia yang dinilai setengah-setengah.
"Saya
tidak paham keputusan Australia...seluruh Yerusalem adalah ibu kota
abadi Israel," kata Edelstein, yang dikutip dari The Jerusalem Post.
Yerusalem
masih menjadi sengketa utama antara Palestina dan Israel selama konflik
puluhan tahun. Palestina mengharapkan Yerusalem Timur, yang dicaplok
oleh Israel pada 1967, sebagai ibu kota mereka. Sementara Israel
mengklaim bahwa seluruh Yerusalem adalah milik Israel.
Organisasi
Kerjasama Islam (OKI) mendesak Australia untuk meninjau ulang keputusan
untuk mengakui Yerusalem Barat sebagai Ibu Kota Israel. Foto/Istimewa
RIYADH
- Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mendesak Australia untuk meninjau
ulang keputusan untuk mengakui Yerusalem Barat sebagai Ibu Kota Israel.
OKI menyebut keputusan Australia itu sebagai langkah ilegal.Pada hari
Sabtu, Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, mengumumkan pengakuan
resmi negaranya atas Yerusalem Barat sebagai Ibu Kota Israel. Pengumuman
ini muncul di tengah penolakan oposisi domestik serta kecaman Arab dan
Muslim.Dalam sebuah pernyataan tertulis OKI menegaskan menolak semua
upaya yang akan merugikan status hukum kota itu. Mereka menekankan bahwa
Yerusalem adalah bagian integral dari wilayah Palestina yang diduduki
oleh Israel pada tahun 1967."OKI menyerukan kepada Australia untuk
menghormati resolusi internasional dan untuk meninjau kembali
keputusannya," bunyi pernyataan tersebut, seperti dilansir Anadolu
Agency pada Senin (17/12).Sementara itu, Dewan Nasional Palestina (PNC)
juga mengutuk keputusan itu, dengan menyebutnya sebagai gerakan tidak
sah yang melanggar resolusi internasional."Keputusan itu adalah serangan
terhadap rakyat Palestina yang tinggal di Yerusalem. Kami meminta
Australia untuk mengakui negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem
sebagai ibu kota, berdasarkan perbatasan tahun 1967," kata PNC.
CB, Jakarta - Pemerintahan Donald Trump menyambut baik keputusan PM Australia Scott Morrison mengakui Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel. Trump menyebut keputusan itu sebagai langkah yang tepat dan pengakuan atas realitas.
Donald
Trump sendiri telah mengumumkan Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada
Desember 2017 dan memindahkan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke
Yerusalem.
"Keputusan
Australia atas Yerusalam adalah langkah awal yang tepat," kata juru
bicara Kementerian Luar Negeri AS, dilaporkan dari Sidney Morning
Herald, 18 Desember 2018.
Kemenlu menilai keputusan Australia berdasarkan fakta bahwa Yerusalem
sebagai rumah bagi parlemen dan pengadilan tinggi Israel selama 70
tahun.
Scott Morrison, Perdana Menteri Australia. Sumber: Reuters/asiaone.com
Namun
Israel dan Palestina sama-sama kecewa atas keputusan Australia. Israel
mengapresasi keputusan Morrison atas pengakuan, tapi kecewa karena
kedutaan Australia tetap di Tel Aviv.
Sementara Palestina mengkritik keputusan Australia karena akan menjauhkan dari solusi dua negara.
Pejabat
Komite Eksekutif PLO Saeb Erekat mendesak negara Arab dan Muslim agar
membekukan hubungan dengan Australia, seperti dilaporkan dari Ynetnews.
Namun
Morrison menyampaikan keputusan Australia terkait Yerusalem tetap tidak
akan mengubah dukungan Australia atas solusi dua negara.
"Solusi
dua negara tetap menjadi solusi untuk menyelesaikan konflik
Palestina-Israel," kata Morrison, dikutip dari News.com.au, dan
menambahkan Australia juga mengakui Yerusalem Timur sebagai ibu kota masa depan Palestina.
Sekretaris
Jenderal Liga Arab, Ahmed Aboul-Gheit menyerukan kepada Australia untuk
mengakui Yerusalem Timur sebagai Ibu Kota negara Palestina.
Foto/Istimewa
KAIRO
- Sekretaris Jenderal Liga Arab, Ahmed Aboul-Gheit menyerukan kepada
Australia untuk mengakui Yerusalem Timur sebagai Ibu Kota negara
Palestina. Seruan ini datang setelah Canbera mengakui Yerusalem Barat
sebagai Ibu Kota Israel.
"Deklarasi Australia, yang termasuk
pengakuan Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel, sangat mengganggu,
karena bertentangan dengan hukum internasional dan hak-hak Palestina
yang tidak dapat dicabut," kata Aboul-Gheit, seperti dilansir Anadolu
Agency pada Senin (17/12).
"Saya meminta pemerintah Australia
untuk memperbaiki posisinya dan mengakui negara Palestina dengan
Jerusalem Timur sebagai ibukotanya tanpa penundaan. Dengan cara ini kita
akan mempertimbangkan posisi Australia telah seimbang," sambungnya.
Sebelumnya,
Liga Arab menyebut keputusan Australia untuk mengakui Yerusalem Barat
sebagai Ibu Kota Israel adalah bentuk dukungan tidak langsung terhadap
kebijakan pendudukan Tel Aviv terhadap Palestina.
Asisten
Sekretaris Jenderal Liga Arab untuk Palestina, Saeed Abu Ali menyatakan,
keputusan Australia tersebut adalah pelanggaran keras terhadap hukum
internasional. Abu Ali kemudian menyebut, keputusan ini juga sama dengan
mendukung pendudukan Israel.
Yerusalem
sendiri tetap menjadi jantung dari konflik Timur Tengah selama puluhan
tahun, dengan Palestina berharap bahwa Yerusalem Timur, yang diduduki
oleh Israel sejak 1967, menjadi Ibu Kota mereka suatu hari nanti.
Sementara itu, di sisi lain, Israel menginginkan seluruh Yerusalem
sebagai Ibu Kota mereka.
Ismail Haniyeh, kepala kantor resmi
Hamas yang baru terpilih, memperhatikan aksi duduk mendukung tahanan
Palestina yang menjalani mogok makan di penjara Israel, di Kota Gaza,
Senin (8/5/2017). (REUTERS/Mohammed Salem)
Kota Gaza, Palestina (CB) - Pemimpin HAMAS Ismail Haniyeh
pada Ahad (16/12) menegaskan kesediaannya untuk bertemu dengan Presiden
Palestina Mahmoud Abbas "di mana saja" untuk membahas situasi internal
Palestina.
Pernyataan Haniyeh dikeluarkan dalam satu pidato selama festival, yang
diselenggarakan oleh HAMAS di Kota Gaza untuk merayakan ulang tahun
ke-31 berdirinya gerakan tersebut. Ribuan orang menghadiri kegiatan itu.
Pemimpin HAMAS tersebut menegaskan kesiapan gerakannya untuk "mematuhi
setiap ketentuan untuk memulihkan persatuan nasional Palestina dan
mengakhiri perpecahan".
Pemimpin HAMAS juga menyampaikan kesediaan gerakannya untuk
menyelenggarakan pemilihan umum, baik pemilihan presiden maupun
pemilihan anggota Parlemen, demikian dilaporkan Kantor Berita Anadolu.
Pada November, delegasi dari HAMAS dan Fatah, pimpinan Presiden Mahmoud
Abbas, mengadakan pembicaraan dengan para pejabat Mesir di Kairo
mengenai diakhirinya perpecahan di kalangan Palestina.
Pembicaraan tersebut adalah satu dari puluhan babak pembicaraan --di Ibu
Kota Mesir, Kairo, dan beberapa ibu kota negara Arab-- antara HAMAS dan
Fatah sejak awal perpecahan Palestina pada 2007, tapi pembicaraan itu
belum membuahkan hasil.
Dalam konteks lain, Haniyeh mengatakan Brigade Al-Qassam, sayap militer
HAMAS, merebut "harta keamanan" selama operasi gagal militer Israel di
Jalur Gaza, tapi ia tidak memberi perincian lain.
Pada 11 November, Brigade Al-Qassam mengumumkan mereka telah mendapati
penyusupan pasukan militer Israel ke dalam Khan Younis di bagian timur
Jalur Gaza, dan menewaskan seorang perwira dalam bentrokan dengan
pasukan tersebut.
Operasi yang gagal itu mengakibatkan peningkatan ketegangan di Jalur Gaza, yang menewaskan tujuh orang Palestina.
Taliban
Afghanistan menuturkan, perwakilan mereka akan bertemu dengan pejabat
Amerika Serikat (AS) di Uni Emirat Arab (UEA). Foto/Istimewa
KABUL
- Taliban Afghanistan menuturkan, perwakilan mereka akan bertemu dengan
pejabat Amerika Serikat (AS) di Uni Emirat Arab (UEA). Menurut Taliban,
pertemuan ini adalah langkah diplomatik untuk menyetujui dasar
pembicaraan untuk mengakhiri perang 17 tahun di Afghanistan.
"Perwakilan
dari Arab Saudi, Pakistan, dan UEA juga akan mengambil bagian dalam
pertemuan itu, yang kemudian akan dilanjutkan dengan setidaknya dua
pertemuan antara para pejabat Taliban dan utusan khusus perdamaian AS,
Zalmay Khalilzad di Qatar," kata juru bicara Taliban, Zabihullah
Mujahid, seperti dilansir Arab News pada Senin (17/12).
Namun,
sayangnya Mujahid tidak memberikan penjelasan lebih mengenai isu apa
yang akan dibahas dalam pertemuan itu. Taliban selama ini menilai
kehadiran pasukan AS di Afghanistan adalah salah satu masalah utama
dalam proses perdamaian di negaranya.
Selain kehadiran pasukan
asing, Taliban juga menyebut masalah lain yang menjadi penghambat dalam
upaya damai adalah mengenai konsitusi dan hak-hak perempuan. Namun,
Taliban menyebut siap untuk membahas masalah ini dengan Kabul.
Terkait
hal ini, sebelumnya, Dewan Tinggi Perdamaian Afghanistan menuturkan,
Kabul siap untuk memulai dialog langsung dengan gerakan Taliban tanpa
prasyarat dan untuk membahas masalah apa pun, termasuk amandemen
konstitusi.
"Dalam administrasi Afghanistan dan dengan keputusan
Dewan Perdamaian Tinggi sebagai mediator, kami mengumumkan bahwa tidak
ada syarat untuk memulai negosiasi," kata juru bicara Dewan Tinggi
Perdamaian, Ihsan Taheri.
"Apa
pun agenda yang ingin didiskusikan oleh Taliban di meja perundingan,
kami siap memfasilitasi bahwa, masalah apa pun yang baik untuk masa
depan Afghanistan dapat didiskusikan, termasuk amandemen konstitusi,"
sambungnya.
Pemimpin Pasukan Garda Revolusi Iran Jenderal Qodratollah Mansouri tewas terkena peluru dari senjatanya sendiri. [rfe]
CB, Jakarta - Jenderal di Pasukan Garda Revolusi Iran, Qadratollah Mansouri, dilaporkan mendadak tewas pada hari Minggu, 16 Desember 2018.
Penyebab
kematian Mansouri simpang siur. Menurut laporan Reuters mengutip kantor
berita IRNA, jenderal veteran perang Iran-Irak tahun 1980-an tewas
diterjang peluru dari senjata miliknya yang saat itu dibersihkan. Peluru
melukai bagian kepala Mansouri.
Namun,
informasi yang dikutip situs berita militer, Soldier of Fortune, Senin,
17 Desember 2018, Mansouri dikabarkan meninggal karena menderita
penyakit yang dideritanya sejak lama.
Situs Young Jurnalists Club yang melaporkan Mansouri tewasa akibat
sakit kemudian menghapus laporannya setelah keluar pernyataan resmi dari
lembaga pasukan garda revolusi Iran.
Situs Young Journalists Club terhubung dengan IRJB, radio pemerintah di bawah kendali Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei.Situs
berita lokal di Mashad juga melaporkan bahwa jenderal itu meninggal di
rumah sakit yang berlokasi di barat laut kota tanpa memberikan rincian.
Sejumlah warga net di media sosial meragukan kematian Mansouri disebabkan kecelakaan diterjang peluru dari senjatanya.
Jenderal di pasukan garda revolusi Iran sejak tahun 2014 bertugas sebagai komandan wilayah di Mashad.
Pemimpin separatis Front Pembebasan Jammu Kashmir (JKLF),
Mohammad Yasin Malik, ditahan oleh militer India. Sumber: REUTERS/Danish
Ismail
CB, Jakarta - Kepolisian India menahan dua pemimpin separatis Front Pembebasan Jammu Kashmir (JKLF),
Mohammad Yasin Malik dan Mirwaiz Umar Farooq, Senin, 17 Desember 2018.
Penahanan ini sebagai upaya untuk melumpuhkan aksi protes yang telah
menewaskan warga sipil pada akhir pekan lalu.
Aksi protes di
Srinagar, Kashmir, dalam beberapa pekan terakhir semakin penuh
ketegangan. Kashmir adalah wilayah yang sampai 2018 masih diperebutkan
oleh India dan Pakistan. Aksi protes pada Sabtu, 16 Desember 2018,
menewaskan tujuh warga sipil ketika pasukan keamanan melepaskan tembakan
pada massa yang protes atas pembunuhan tiga anggota separatis.
Aksi
protes di Srinagar, Kashmir, dalam beberapa pekan terakhir semakin
penuh ketegangan. Kashmir adalah wilayah yang sampai 2018 masih
diperebutkan oleh India dan Pakistan. Aksi protes pada Sabtu, 16
Desember 2018, menewaskan tujuh warga sipil ketika pasukan keamanan
melepaskan tembakan pada massa yang protes atas pembunuhan tiga anggota
separatis. Sumber: tolonews.com
Kepolisian India mengatakan Malik dan Farook ditahan karena mereka
memimpin aksi jalan menuju kantor pusat Angkatan Bersenjata India di
kota Srinagar, Kashmir. Sedangkan pemimpin separatis lainnya, Ali Shah
Geelani saat ini menjalani tahanan rumah.
“Pasukan
militer India membunuh masyarakat Kashmir. Dalam beberapa tahun
terakhir mereka telah menikmati pembunuhan ini,” kata Malik.
Sumber
di Kepolisian India yang tak mau dipublikasi identitasnya mengatakan
Malik dan Farooq akan dibebaskan jika situasi sudah stabil. Sedangkan
Kementerian Dalam Negeri India belum mau mengeluarkan komentar terkait
penahanan ini.
Kepolisian dan pasukan militer India telah
meningkatkan barikade di setiap titik penting di kota Srinagar, seperti
jalan-jalan utama menuju kantor pusat Angkatan Bersenjata India di
Kashmir. Dilakukan pula patroli oleh pasukan militer.
Dalam edaran yang disebar Minggu, 16 Desember 2018, Angkatan Bersenjata India menyarankan kepada seluruh masyarakat Kashmir
agar tidak terjebak dalam pasukan-pasukan anti-teror. Sebab ini adalah
upaya menggiring masyarakat sipil untuk melawan aparat keamanan.
Ilustrasi ledakan dan kebakaran. (Istockphoto/Inhauscreative)
Jakarta, CB -- Ledakan bom pada Senin (17/12) terjadi di bangunan kantor salah satu televisi swasta terbesar di Yunani, SKAI TV. Ledakan itu mengakibatkan kerusakan, meski polisi melaporkan tak ada korban terluka dalam insiden tersebut.
Seperti dilansir AFP,
ledakan terjadi sekitar pukul 14.30 waktu setempat. Hal itu terjadi 45
menit setelah seorang tak dikenal memberi peringatan ke jaringan
televisi lain melalui sambungan telepon.
Polisi kemudian segera mengepung area sekitar kantor dan mengevakuasi bangunan.
Menurut laporan polisi, bom itu berisi sekitar lima kilogram bahan peledak dan ditempatkan di dekat pagar di sekitar gedung.
Melalui situsnya, SKAI mengatakan bom menghancurkan jendela dari lantai pertama hingga enam gedung kantor.
"Bom
mengakibatkan kerusakan material besar di hampir semua lantai. Yang
terbesar terlihat di lantai ketiga dan keempat," tulis keterangan
tersebut.
Bersama pihak berwenang, Menteri Perlindungan Sipil, Olga Gerovassili turut mengunjungi lokasi kejadian.
Berbicara
kepada SKAI, Gerovassili mengatakan serangan ini diduga untuk
menggoyahkan pemerintah demokrasi. Namun, dia menyatakan hal itu tak
perlu dikhawatirkan dan memberi peringatan bagi mereka yang melakukan
aksi terorisme atau fasisme.
Menanggapi hal ini, polisi anti-teroris sudah membuka penyelidikan yang fokus pada kelompok-kelompok ekstremis Yunani.
Hingga kini, belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Bulan lalu, sebuah bom ditemukan dan dijinakkan di rumah seorang jaksa di Athena.
Serangan
yang menargetkan kantor media, perusahaan publik atau kedutaan besar
sering terjadi di Yunani dalam beberapa tahun terakhir. Kebanyakan
serangan disalahkan kepada kelompok anarkis atau kelompok politik sayap
kiri.