Jumat, 09 November 2018

Jet Tempur RI-Korsel Bentuknya Mirip F-22 Raptor Punya AS


Foto: jet tempur KFX/IFX (Achmad Dwi Afriyadi-detikFinance)
Foto: jet tempur KFX/IFX (Achmad Dwi Afriyadi-detikFinance)




Jakarta - Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) sedang mengembangkan jet tempur bersama dengan nama Korean Fighter Experimental/Indonesian Fighter Experimental (KFX/IFX). Pesawat yang dikembangkan itu wujudnya mirip dengan pesawat tempur siluman Amerika Serikat (AS) F-22 Raptor serta F-35.

Hal itu dibenarkan oleh Kepala Program KFX/IFX dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Heri Yansyah saat diwawancarai detikFinance, Rabu (7/11/2018).

"(Kaya) F-22 dan F-35," kata dia.

Bukan tanpa sebab, hal itu dikarenakan Korea Selatan sebagai inisiator telah membeli pesawat F-35. Dari pembelian itu, Korea Selatan sekaligus mendapatkan teknologinya.

"Korea sebenarnya gini, Korea banyak dapat bantuan dari Lockheed Martin, karena Korea membeli F-35, dari F-35 dapat offset teknologi dari Lockheed Martin. Kita dompleng sebenarnya. Kita tidak membeli apa-apa dari Amerika, tapi dapat teknologinya," jelasnya.

Teknologi ini kemudian menyesuaikan dengan bentuk pesawat yang akan dikembangkan. Heri mengatakan, sebenarnya ada dua opsi bentuk pesawat yakni tipe AS atau Eropa. Namun, sekali lagi karena mengadopsi teknologi AS maka yang dipilih ialah tipe AS.


"Karena memang yang mengembangkan Korea, Korea waktu di-device ada 2 pesawat, satu American type ada sayap ada ekor. Kedua European type, sayap dengan canon di depan, Euro fighter kan beda. Setelah melalui evaluasi, apalagi menggunakan teknologi Amerika, mereka pilih tipe ini (Amerika). Dan ini twin engine," paparnya.

"Kalau menurut saya karena Korea arahnya ke Amerika, itu teknologi Amerika. Makanya dia memutuskan mendekati pesawat-pesawat model Amerika. Dan karena medium class di atasnya F-16, kapabilitas di atas F-16, tapi masih secara teknologi di bawahnya F-35, F-22," jelasnya.




credit  finance.detik.com



Butuh 10 Tahun Kembangkan Jet Tempur RI-Korsel


Foto: jet tempur KFX/IFX (Achmad Dwi Afriyadi-detikFinance)
Foto: jet tempur KFX/IFX (Achmad Dwi Afriyadi-detikFinance)



Jakarta - Indonesia dan Korea Selatan tengah mengembangkan pesawat tempur bersama dengan nama Korean Fighter Experimental/Indonesian Fighter Experimental (KFX/IFX). Pengembangan pesawat ini membutuhkan waktu 10 tahun yang dimulai dari 2016 lalu.

Kepala Program KFX/IFX dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Heri Yansyah menerangkan, keikutsertaan Indonesia mengembangkan pesawat ini ditandai dengan pernyataan minat atau letter of intent (LoI) yang diteken pada 2009. LoI itu kemudian ditindaklanjuti dengan nota kesepahaman pada tahun 2010.

"Asal mulanya ada kerja sama, yang jelas program pemerintah, ada LoI (letter of intent) yang ditandatangani 2009, di hadapan Presiden. Kemudian ada MoU 2010 di tandatangani dua Menteri Pertahanan di hadapan Presiden," katanya kepada detikFinance, di Jakarta, Rabu (7/11/2018).

Dia melanjutkan, pengembangan KFX/IFX meliputi tiga tahap. Pertama, pengembangan teknologi dan itu sudah terlaksana pada tahun 2011-2012. 

"Targetnya itu mengidentifikasi semua requirement kedua negara, abstract. Dari abstract itu kita bangun, kemudian kita kembangkan konsep teknologi yang memenuhi abstract ini. Itu 2011-2012," jelasnya.

Kedua, pengembangan purwarupa atau prototype. Pengembangan ini sempat tertunda dan baru berjalan 2016 lalu.

"Habis itu ada tahap namanya EMD, engineering manufakturing development. Ini prototyping development, jadi ini 10 tahun. Ada vakum di Korea karena harus ada feasibility study. Sehingga baru dijalankan 2016 kemarin. Jadi 10 tahun 2016 sampai 2026, itu sertifikasi," paparnya.

Lanjutnya, selama 2 tahun dari 2016 hingga 2018 pemantapan desain. Setelah itu, pada tahun depan memulai pembentukan prototype.

"Nah di 2 tahun pertama 2016 sampai 2018 itu namanya primary design, dari hasil konsep tadi didetilkan, kontak vendor, supplier, kita freeze konfigurasi pertengahan tahun 2018. Sekarang masuk tahap detil. Detil analisa dan seterusnya, 2019 besok itu sudah masuk tahap produksi. Dari gambar-gambar itu kita produksi," ujarnya.

Indonesia dan Korea akan membuat 8 pesawat purwarupa. 6 pesawat di antara bisa diterbangkan, dan 2 pesawat tidak terbang. Dua pesawat sengaja tidak diterbangkan karena hanya untuk uji struktur.

Purwarupa pertama di targetkan rampung tahun 2021. Kemudian secara bertahap menyusul purwarupa-purwarupa lainnya. Terakhir, Heri mengatakan, pada tahun 2026 ditargetkan pesawat purwarupa itu mendapat sertifikasi sebelumnya diproduksi massal.

"Nah, kemudian masuk ke proses sertifikasi targetnya 2026 selesai. Kemudian setelah itu masuk tahap produksi massal. Dalam 10 tahun ini hanya pengembangan doang. Habis itu 2026 ke atas masuk produksi," ujarnya.

Pada pengembangan ini investasi yang dibutuhkan 8,7 triliun Korea won. Porsi Indonesia dalam pengembangan ini sekitar 20%.

"Kalau nggak salah 8,7 triliun Korea won. Hanya pengembangan," ujarnya.




Credit  finance.detik.com



Alasan Korsel Ajak RI Buat Jet Tempur Bareng


Foto: jet tempur KFX/IFX (Achmad Dwi Afriyadi-detikFinance)
Foto: jet tempur KFX/IFX (Achmad Dwi Afriyadi-detikFinance)


Jakarta - Korea Selatan menggandeng Indonesia untuk mengembangkan jet tempur. Pesawat yang dikembangkan bersama itu kemudian diberi nama Korean Fighter Experimental/Indonesian Fighter Experimental (KFX/IFX).

Kepala Program KFX/IFX dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Heri Yansyah mengatakan, alasan Korea menggandeng Indonesia karena Indonesia bakal berkembang menjadi negara besar. Sebab itu, pengembangan jet tempur diperlukan.

"Kalau mereka sampaikan, pertama Indonesia itu menurut mereka di tahun 2040 menjadi negara besar, dan mereka melihat potensi itu," kata dia kepada detikFinance di Jakarta, Rabu (7/11/2018).

Kemudian, Heri mengatakan, Korea mengajak Indonesia karena Indonesia memiliki pengalaman mengembangkan pesawat. Meski, pesawat yang dikembangkan Indonesia bukan jet tempur. Menurutnya, Indonesia akan melakukan penyesuaian mengembangkan pesawat petarung ini. 

"Kedua, mereka melihat Indonesia punya kemampuan mengembangkan pesawat, walaupun bukan pesawat tempur. Jadi pada waktu kita mengembangkan pesawat mereka evaluasi, posisi kita ada di mana. Kalau mereka konsisten mengembangkan pesawat tempur, kalau kita transport. Jadi ada gap, gap suatu faktor itu yang akan di-improve. Hanya beda sekitar 3 tahun, beda pengalaman dengan mereka untuk fighter," jelasnya.

Alasan lain, kata Heri ialah pasar Indonesia yang besar. Nantinya, dia juga bilang, Indonesia dan Korea mencari pasar lain untuk menjual pesawat tempur ini.

"Mereka melihat itu, kita punya kapabilitas itu, kita punya resources juga manufacturing, dan seterusnya, dan market. Karena ini akan jadi captive market, Indonesia sudah pasti membeli pesawat ini, dan Korea membeli pesawat ini. Dan sekarang mencari joint marketing untuk negara di luar negara Indonesia dan Korea," tutupnya.




Credit  finance.detik.com



Apa Kabar Proyek Jet Tempur Buatan RI-Korea Selatan?


Foto: jet tempur KFX/IFX (Achmad Dwi Afriyadi-detikFinance)
Foto: jet tempur KFX/IFX (Achmad Dwi Afriyadi-detikFinance)



Jakarta - Sebuah stan dalam pameran Indo Defence 2018 Expo & Forum di JIExpo Kemayoran menyita perhatian pengunjung. Sebab, stan yang diisi oleh perusahaan pelat merah PT Dirgantara Indonesia (PTDI) itu memasang miniatur jet tempur.

Sekilas, pesawat itu mirip pesawat tempur siluman buatan Amerika Serikat (AS) F-22 Raptor. Kemiripan itu terlihat dari bentuk sayap tengah dan sayap kecil di bagian belakangnya. Bedanya, dalam miniatur yang terpasang roket di bagian bawah sayap.

Jet tempur yang dipajang itu bernama Korean Fighter Experimental/Indonesian Fighter Experimental (KFX/IFX). Jet tempur itu merupakan pesawat yang tengah dikembangkan oleh Indonesia bersama dengan Korea Selatan.

Proyek KFX/IFX diiniasi pihak Korea Selatan. Indonesia menyatakan minat untuk ikut serta pada tahun 2009 yang ditandai dengan penandatangan letter of intent (LoI). Kemudian, LoI ini berlanjut dengan kesepakatan pengembangan bersama.

Di sela-sela kesibukannya mengurus pameran, Kepala Program KFX/IFX dari PTDI Heri Yansyah bercerita mengenai seluk-beluk proyek jet tempur ini. Dia juga berbicara mengenai kecanggihan pesawat.

Berikut petikan wawancara Heri Yansyah dengan detikFinance pada 7 November 2018 lalu:


1 Awal Pengembangan
Foto: jet tempur KFX/IFX (Achmad Dwi Afriyadi-detikFinance)
Foto: jet tempur KFX/IFX (Achmad Dwi Afriyadi-detikFinance)


Bisa dicerikan awal mula pengembangan KFX/IFX?Asal mulanya ada kerja sama, yang jelas program pemerintah, ada LoI (letter of intent) yang ditandatangani 2009, dihadapan Presiden. Kemudian ada MoU 2010 di tandatangani dua Menteri Pertahanan di hadapan Presiden.
Jadi tahapan KFX dibagi 3 tahap, pertama itu pengembangan teknologi, itu sudah dilaksanakan 2011-2012. Targetnya itu mengidentifikasi semua requirement kedua negara, abstract. Dari abstract itu kita bangun, kemudian kita kembangkan konsep teknologi yang memenuhi opsreq (operational requirements) ini. Itu 2011-2012.
Habis itu ada tahap namanya EMD engineering manufacturing development. Ini protoyping development, jadi ini 10 tahun. Ada vakum di Korea karena harus ada feasbility study. Sehingga baru dijalankan 2016 kemarin. Jadi 10 tahun 2016 sampai 2026 itu sertifikasi.
Nah di 2 tahun pertama 2016 sampai 2018 itu namanya primary design, dari hasil konsep tadi didetilkan, kontak vendor, suplier, kita freeze konfigurasi pertengahan tahun 2018. Sekarang masuk tahap detil. Detil analisa dan seterusnya, 2019 besok itu sudah masuk tahap produksi. Dari gambar-gambar itu kita produksi.
Prototype yang pertama itu 2021. Ada 6 prototype yang terbang, ada 2 prototype yang tidak terbang. Yang tidak terbang ini dipakai uji starting, struktur. Yang 6 ini dipakai untuk sertifikasi, uji aerodinamik, struktur, systemnya, avioniknya, fligth controlnya, semuanya. Tapi yang 2 itu uji kekuatan struktur.
Tahun 2026 itu pengembangan saja?
Prototype pertama sudah dibuat, nanti ada first flight, kemudian kedua beda berapa bulan, ketiga, dan seterusnya ada first flight setiap prototype ini. Nah, kemudian masuk ke proses sertifikasi targetnya 2026 selesai. Kemudian setelah itu masuk tahap produksi massal. Dalam 10 tahun ini hanya pengembangan doang. Habis itu 2026 ke atas masuk produksi, walaupun 2024 kita sudah keluar namanya initial production approval, ada bagian-bagian mendapat persetujuan diproduksi.
Alasan Korea Selatan menggandeng Indonesia?
Kalau mereka sampaikan, pertama Indonesia itu menurut mereka di tahun 2040 menjadi negara besar, dan mereka melihat potensi itu. Kedua, mereka melihat Indonesia punya kemampuan mengembangkan pesawat, walaupun bukan pesawat tempur. Jadi pada waktu kita mengembangkan pesawat mereka evaluasi, posisi kita ada di mana. Kalau mereka konsisten mengembangkan pesawat tempur, kalau kita transport. Jadi ada gap, gap suatu faktor itu yang akan diimprove. Hanya beda sekitar 3 tahun, beda pengalaman dengan mereka untuk fighter.
Mereka melihat itu, kita punya kapabilitas itu, kita punya resources juga manufakturing, dan seterusnya, dan market. Karena ini akan jadi captive market, Indonesia sudah pasti membeli pesawat ini, dan Korea membeli pesawat ini. Dan sekarang mencari joint marketing untuk negara di luar negara Indonesia dan Korea.
Berapa pesawat yang akan diproduksi?
Jadi kalau produksi sesuai MoU, kita 48 pesawat, Korea 120 pesawat. Itu di MoU, 168 pesawat. Itu produksi kalau pengembangan 6 prototype yang dapat sertifikasi. Kalau produksi, kita 48 pesawat, Korea 120 pesawat. Nanti tinggal kita cari market yang di luar dua negara.

2 Investasi
Foto: jet tempur KFX/IFX (Achmad Dwi Afriyadi-detikFinance)
Foto: jet tempur KFX/IFX (Achmad Dwi Afriyadi-detikFinance)


Pengembangan itu berapa investasinya?
Kalau nggak salah 8,7 triliun korea won. Hanya pengembangan.
Kalau sampai produksi berapa?
Nanti itu kan kalau produksi pesawat, kita jual kan ada harga pesawat, nanti itu ada perhitungan lagi. Tapi beda perhitungan development cost yang lebih mahal, dibandingkan harga pesawat untuk produksi. Kalau produksi kan sudah sertifikasi, tinggal produksi. Tapi kalau ini banyak literasi makanya 10 tahun menghasilkan 6 pesawat terbang dan 2 pesawat non terbang. Prosesnya panjang dan itu sangat ketat.
2026 baru produksi, berapa harganya?
Baru produksi massal dan harganya beda, nanti ada perjanjian lagi. Perjanjian itu bertahap, dari tahap teknologi development 2011-2012, EMD 2016-2026, nanti tahap produksi ada perjanjian lagi.
Desain pesawat siapa yang bikin?
Kita dengan Korea, artinya tim engineering KAI Korea Aerospace Industries. Kedua negara, karena banyak teknologi Amerika. Korea sebenarnya gini, Korea banyak dapat bantuan dari Lockheed Martin, karena Korea membeli F-35, dari F-35 dapat offset teknologi dari Lockheed Martin. Kita dompleng sebenarnya. Kita tidak membeli apa-apa dari Amerika, tapi dapat teknologinya. Walaupun ada beberapa teknologi yang sekarang belum dapat approval dari pemerintah Amerika tapi itu adalah proses. Kita ada 129 teknologi item pesawat, kita dapat 120, dan 9 teknologi belum dapat, tapi itu proses. Salah satu alasannya, karena kita belum punya security data sistem, di level government. Itu makanya proses karena dikhawatirkan kalau teknologi ini bocor.
Sepintas kaya F-22 Raptor?
(Kaya) F-22 dan F-35.
Kenapa seperti itu?
Karena memang yang mengembangkan Korea, Korea waktu di device ada 2 pesawat, satu American type ada sayap ada ekor. Kedua European type, sayap dengan canon di depan, Euro fighter kan beda. Setelah melalui evaluasi, apalagi menggunakan teknologi Amerika, mereka pilih tipe ini. Dan ini twin engine.
Ada alasan lain?
Kalau menurut saya karena Korea arahnya ke Amerika, itu teknologi Amerika. Makanya dia memutuskan mendekati pesawat-pesawat model Amerika. Dan karena medium class di atasnya F 16, kapabilitas di atas F-16, tapi masih secara teknologi di bawahnya F-35, F-22.
Ini termasuk tipe siluman?
Sekarang kita sebut semi stealth, tidak total siluman tapi semi, karena di tengah air to air beyond vessel itu semi konfirmal tertanam separuh, tapi di sini masih ada weapon kan. Dari sisi bentuk mengacu konfigurasi stealth, tapi senjata masih diluar makanya kita sebut semi. Tapi perencanaan ke depan fully stealth, kalau stealth kaya F-22, weaponnya di dalam pesawat. Tapi itu panjang.
Kami sebut semi stealth karena sudah mengikuti siluman walaupun tidak penuh. Karena senjata masih bisa terdeteksi, tapi engine kita design tidak terbaca dari radar depan lawan. Tapi senjata masih kebaca masih, ada panasnya. Senjata tertanam separuh itu mengurangi radar protection istilahnya.
Kemampuan khusus KFX/IFX apa?
Kemampuan khususnya dia memang multirule medium, dia menggunakan advance avionik artinya menggunakan radar yang menangkap lawan target di atas dan di bawah. Juga dilengkapi optical targeting sytem yang sebagai mata bisa menangkap beberapa lawan. Dia juga dilengkapi electronic jammer, bisa nge-jamm secara electronik, pernah dengar kan perang elektronik, elektronik lawan bisa kita jam sehingga tidak berfungsi. Merusak sistem elektronik mereka. Ini salah satu keunggulannya. Dan semi stealthnya.
Produksi KFX/IFX di mana?
Indonesia dan Korea, kan nanti ada komponen, setiap produksi Indonesia pasti ada komponen dibuat dari Korea, dengan komposisi share. Kalau 80:20 ya mereka 80 komponen, tapi produksi di Korea ada komponen di Indonesia. Pada waktu produksi di Indonesia, selain pembuatan komponen dari kita, diintegrasikan komponen dari Korea.
Jadi tiap-tiap negara produksi?
Iya, jadi contohnya untuk 48 pesawat TNI AU itu akan diproduksi di sini, tapi tetap komponan ada dari Korea sesuai share 80:20. Dan sebetulnya Korea KAI juga menjanjikan, mereka tahu labor rate rendah dari mereka. Kalau kita punya quality yang bagus, kalau pernjanjian 80:20 mereka menyampaikan nggak harus 80:20, 50:50 bisa, 60% pun bisa asal itu dipenuhi. Kenapa, karena lebih menguntungkan di sini.
20% itu apa yang Indonesia produksi?
Kan kita ingin sayapnya kita buat di sini, ekor kita buatnya di sini. Selebihnya mungkin dari mereka, kan itu ada hitung-hitungan komponen.
Mesinnya dari mana?
Mesinnya dari GE (General Electric). Kan ada 3 pabrikan yang distudi ada GE, PwC, ada EuroJet. Sekarang sudah ditentuin dari GE. GE F 414.
Kecepatan supersonik?
Iya supersonik.





Credit  finance.detik.com



AS Luncurkan Rudal Balistik Antarbenua Minuteman III


AS Luncurkan Rudal Balistik Antarbenua Minuteman III, Ini Videonya
Uji peluncuran rudal balistik antarbenua Minuteman III oleh Angkatan Udara Amerika Serikat. Foto/REUTERS

VANDENBERG - Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) berhasil meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) Minuteman III dari Vandenberg Air Force Base di California. Misil yang membawa hulu ledak nuklir palsu itu menuju target yang dirahasiakan di Samudra Pasifik.

Peluncuran ICBM ini bagian dari uji operasional terbaru Angkatan Udara AS.

Rudal balistik Minuteman III diluncurkan dari silo bawah tanah di Vandenberg Air Force Base pada pukul 11.01 siang pada hari Selasa, 6 November lalu. Meski merahasiakan lokasi target, Angkatan Udara AS mengklaim penempatan ICBM tersebut dilakukan untuk menentukan akurasi dan keandalan sistem.

"Uji peluncuran menyediakan data berharga bagi Komando Strategis AS dan Angkatan Udara AS," kata Komando Serangan Global Angkatan Udara dalam sebuah rilis yang dikutip surat kabar Lompoc Record, Jumat (9/11/2018).

"Peluncuran uji yang andal terjadi ketika uji coba rudal diluncurkan, menyelesaikan jalur penerbangannya dalam koridor keselamatan yang ditentukan, fungsi peralatan dengan benar, data sensor dikumpulkan, dan dampak kendaraan re-entry di mana ditargetkan," lanjut pernyatan komando tersebut.

"Meskipun kendaraan re-entry mencapai target yang dituju, tes dan data analisis tidak dapat dirilis ke publik," imbuh rilis itu, yang menekankan bahwa tes tidak terkait dengan peristiwa dunia nyata, yakni ketegangan militer antara Rusia dan AS.

Awal tahun ini, pada tanggal 31 Juli, Angkatan Udara AS dipaksa untuk menghentikan peluncuran tes ICBM Minuteman III yang tidak berhulu ledak karena anomali dalam penerbangan yang tidak terduga. Tes pada tanggal itu dinyatakan gagal.

Menurut situs web Air Force Technology, peluncuran pertama tahun 2018 dari ICBM Minuteman III mulai berlangsung di pangkalan Vandenberg pada bulan April. Angkatan udara melakukan sekitar empat tes di pangkalan setiap tahun.



Credit  sindonews.com




Makeover Rp21,5 Triliun, Kapal Induk Nuklir Prancis Melaut Lagi


Makeover Rp21,5 Triliun, Kapal Induk Nuklir Prancis Melaut Lagi
Kapal induk bertenaga nuklir Charles de Gaule milik Prancis. Foto/REUTERS

PARIS - Mengenakan seragam khaki dan helm, seorang pilot melompat ke pesawat jet tempur Rafale di bawah tatapan penuh perhatian Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly. Jet tempur itu hendak beraksi dari dek kapal induk Charles de Gaulle yang bersiap untuk aktivitas pertamanya dalam 18 bulan.

Charles de Gaulle adalah satu-satunya kapal induk bertenaga nuklir Eropa. Kapal ini memiliki panjang 260 meter (850 kaki) dan membawa 1.700 personel.

Kapal raksasa dengan tonase yang sama dengan empat Menara Eiffel itu akan dikerahkan pada awal Februari di Samudra Hindia.

Charles de Gaulle baru saja menjalani makeover untuk menambah usia kelaikan operasi. Biaya makeover yang dihabiskan mencapai 1,3 miliar euro (Rp21,5 triliun), yang sebagian besar difokuskan pada fasilitas modernisasi untuk pendaratan dan pemanduan pesawat.

Peremajaan kapal induk Charles de Gaulle dilakukan setelah menjalani operasi intens antara 2015-2016 dalam perang melawan militan Islamic State atau ISIS di Timur Tengah.

Presiden Emmanuel Macron akan bermalam di kapal itu minggu depan karena akan meningkatkan tahap pelatihan pra-penyebaran kapal lima minggu.

"Dihadapkan dengan perubahan besar dalam panorama strategis angkatan laut, termasuk tujuan ekspansionis Beijing di Laut China Selatan, Perancis menganggap kapal induk nilai taktis dan politik tak tertandingi," kata Laksamana Christophe Prazuck, Kepala Staf Angkatan laut Prancis, seperti dikutip Reuters, Jumat (9/11/2018). 





Credit  sindonews.com



SAAB jelaskan berbagai sistem pertahanan untuk Indonesia


SAAB jelaskan berbagai sistem pertahanan untuk Indonesia
Dokumentasi sosok JAS39 Gripen NG saat diluncurkan secara perdana kepada publik undangan, di Linkopping, Swedia, Agustus 2016. Walau sepintas serupa dengan JAS39 Gripen C/D, namun banyak inovasi teknologi terkini disematkan di dalamnya, termasuk teknologi "supercruise" yang memungkinkan dia meningkatkan kecepatan tanpa after burner. Teknologi ini sebetulnya lebih banyak diterapkan pada pesawat tempur mesin ganda, semisal Eurofighter Typhoon. (ANTARA News/Ade P Marboen)



Jakarta (CB) - Perusahaan penyedia sistem pertahanan dari Swedia, SAAB, hadir di Indo Defence & Expo Forum 2018, di Jakarta, pada 7-10 November ini. Mereka mengusung berbagai sistem pertahanan yang ditawarkan kepada Indonesia ataupun yang sudah diadopsi di sini.

“SAAB mendukung misi Indonesia untuk memodernkan angkatan bersenjatanya dan memajukan industri berteknologi tinggi dalam negeri. Dengan diperkenalkannya UU Nomor 16/2012 tentang Industri Pertahanan, Indonesia sedang menuju kemandirian kapabilitas pertahanan dan SAAB menaati segala kewajiban tentang ini,” kata Kepala Perwakilan SAAB di Indonesia, Anders Dahl, di Jakarta, Rabu.

Di antara sistem pertahanan yang mereka bawa, adalah sistem peringatan dini, intelijen, dan komando Erieye berbasis pesawat propeler SAAB 2000, pesawat tempur multiperan Gripen serie, dan sistem pertahanan titik Very Short Range Air Defence RBS 70 NG.

Indonesia sejak 1992 sudah mengadopsi sistem pertahanan titik artileri ringan RBS 70, yang diakuisisi dalam paket pengadaan senjata pada masa itu. Setelah puluhan tahun, sistem ini perlu diremajakan dan dipercanggih.

Dalam uji coba di Sumatera Selatan, beberapa waktu lalu, sistem RBS 70 ini tetap dapat berfungsi secara sempurna.

“Bayangkan, setelah puluhan tahun dan masih berfungsi baik,” kata Dahl.

Tentang Gripen, yang dinamakan dalam nomenklatur resminya, JAS39 Gripen, Kepala Komunikasi SAAB Asia Pasifik, Robert Hewson, menyatakan, “Pesawat tempur ini dirancang pada dasawarsa ’90-an dan didedikasikan untuk mampu mengatasi pesawat tempur Uni Soviet pada masa itu, yaitu MiG dan Sukhoi, bahkan Sukhoi Su-27 Flanker.”

Ia mengatakan, pernah bertemu dengan pilot tempur Angkatan Udara Kerajaan Swedia yang pertama kali berjumpa dengan Sukhoi Su-27 Flanker Angkatan Udara Uni Soviet pada saat itu, di atas Laut Baltik.

“Ia adalah pilot pertama negara-negara Barat yang melihat secara langsung Sukhoi Su-27 di udara; sementara negara lain blok Barat hanya menjumpai mereka melalui foto-foto satelit,” kata dia.

JAS39 Gripen merupakan salah satu pesawat tempur bermesin tunggal yang masuk dalam daftar alternatif pengganti F-5E/F Tiger II dari Skuadron 14 TNI AU. Program pengadaan pengganti F-5E/F Tiger II ini masuk dalam program pengadaan sistem kesenjataan pada fase Kekuatan Esensial Minimum II, yang berakhir pada 2019 ini.

Hewson menyatakan, Swedia merupakan negara yang berbatasan langsung di utara dengan Rusia, terutama di Laut Baltik. Di situlah "theater utama" di mana pesawat tempur Angkatan Udara Kerajaan Swedia sering bersua dengan koleganya dari Angkatan Udara Swedia.

“Mereka memiliki kekuatan udara dalam jumlah besar, berkekuatan besar, dan disegani. Swedia menghadapi itu dengan mengandalkan kekuatan yang berbeda, sistem informasi tempur dan komando yang berjejaring, DataLink 16, dan handal pada keadaan minimum sekalipun,” kata dia.

Di antara kondisi minimum yang dia maksud adalah kemampuan JAS39 Gripen untuk mendarat dan lepas landas di jalan raya dengan tanpa persiapan apapun untuk pengoperasian pesawat tempur. Untuk bisa lepas landas dan mendarat dalam konfigurasi tempur-lengkap persenjataan, JAS39 Gripen hanya memerlukan "landasan" di jalan raya sepanjang kurang dari 700 meter saja.

Sedangkan Erieye SAAB 2000 merupakan sistem peringatan dini di udara dan komando-kendali yang mampu menyapu apapun di udara, darat, dan laut hingga jarak 450 mil laut. Untuk bentangan Indonesia yang memiliki panjang hingga 5.000 kilometer, cukup dilayani oleh dua atau tiga Erieye SAAB 2000 di udara.

Sistem radar Erieye ini dikembangkan dan dibuat di pusat penelitian dan pengembangan radar SAAB di Gotheborg, di mana sistem radar dan peringatan dini darat-laut, Giraffe, Sea Girrafe, dan Giraffe 1-X, juga dibangun. 




Credit  antaranews.com




Beli Su-35 Rusia Dihantui Sanksi AS, RI Perlu Jet Timur dan Barat


Beli Su-35 Rusia Dihantui Sanksi AS, RI Perlu Jet Timur dan Barat
Pesawat jet tempur Su-35 Rusia. Foto/REUTERS/Pascal Rossignol

 

JAKARTA - Program Indonesia untuk pengadaan pesawat tempur multirole Sukhoi Su-35 "Flanker-E" dari Rusia belum aman dari ancaman sanksi Amerika Serikat (AS). Militer Indonesia yang memilih netral menegaskan bahwa pihaknya memerlukan jet tempur Timur dan Barat.

Washington telah memberlakukan undang-undang (UU) bernama Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA). Dalam UU itu, AS merasa berhak menjatuhkan sanksi terhadap negara mana saja yang membeli persenjataan Rusia.

UU AS itu sejatinya hanya ditargetkan pada Moskow sebagai respons atas aneksasi Crimea dari Ukraina pada 2014 dan dugaan ikut campur pemilu AS 2016. Namun, China telah dikenai sanksi tersebut karena membeli beberapa jet tempur Su-35 dan sistem rudal S-400 Moskow.

Kepala Penerangan Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Udara (TNI-AU) Marsekal Pertama Novyan Samyoga mengatakan kepada IHS Jane dalam pameran Indo Defence 2018 di Jakarta bahwa UU AS tersebut berpotensi memaksa Indonesia membeli pesawat tempur Barat.

Menurut analisa IHS Jane yang dikutip Jumat (9/11/2018), jika pemaksaan itu terjadi, maka pesawat tempur F-16 Viper Lockheed Martin kemungkinan akan dipilih oleh TNI-AU daripada Su-35 Rusia.

Indonesia telah menandatangani kontrak untuk pengadaan 11 unit jet tempur Su-35 pada bulan Februari tahun ini atau hanya beberapa bulan setelah AS mengesahkan CAATSA.

Menurut Samyoga, meskipun kontrak telah ditandatangani, Indonesia tidak akan memiliki pilihan lain untuk mengakhiri kesepakatan jika pemerintah AS memperkenalkan sanksi keras terhadap Indonesia.

Pemerintah AS memberlakukan sanksi terhadap Indonesia mulai tahun 1990-an hingga 2005 sebagai akibat dari dugaan pelanggaran hak asasi manusia militer Indonesia di Timor Timur (sekarang bernama Timor Leste). Sanksi berupa larangan membeli peralatan militer AS itu sangat merugikan TNI-AU, karena berpengaruh pada nasib komponen armada pesawat buatan AS seperti pesawat F-16 dan C-130 Hercules.

"Kami perlu mengoperasikan kombinasi jet tempur Timur dan Barat," kata Samyoga.

“Politik tidak pasti, dan kami butuh keseimbangan karena jika kami memiliki masalah dengan Barat, kami dapat menggunakan pesawat yang dibuat di Timur. Kami telah dijatuhi sanksi sebelumnya, jadi kami tahu kami membutuhkan keseimbangan itu," ujarnya. 




Credit  sindonews.com




AS Tampar Rusia dengan Sanksi Baru Atas Aneksasi Crimea


AS Tampar Rusia dengan Sanksi Baru Atas Aneksasi Crimea
Foto/Ilustrasi/SINDOnews/Ian

WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) menampar lebih dari selusian individu dan perusahaan Rusia dengan sanksi terkait Crimea. Para individu dan perusahaan Rusia itu dianggap mendapatkan keuntungan dari pencaplokan dan pendudukan ilegal wilayah Crimea di Ukraina.

Departemen Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri Departemen Keuangan (OFAC) mengumumkan hukuman yang dimandatkan oleh kongres, beberapa di antaranya merupakan sanksi tambahan bagi individu dan entitas yang telah masuk dalam daftar hitam pemerintah AS.

Langkah ini dilakukan hanya beberapa hari sebelum Presiden Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin diharapkan bertemu sebentar, tetapi tidak untuk pertemuan skala penuh, akhir pekan ini di Paris selama peringatan 100 tahun berakhirnya Perang Dunia I.

"Departemen Keuangan tetap berkomitmen untuk menargetkan entitas yang didukung Rusia yang mencari keuntungan dari aneksasi ilegal Rusia dan pendudukan Crimea," Menteri Keuangan di Bawah Sekretaris Terorisme dan Intelijen Keuangan Sigal Mandelker mengatakan dalam sebuah pernyataan.

"Sanksi kami adalah pengingat yang jelas bahwa upaya untuk menormalkan investasi dan hubungan ekonomi dengan mereka yang beroperasi di Crimea tidak akan ditoleransi dan tunduk pada otoritas sanksi AS dan Uni Eropa," tambahnya seperti dikutip dari The Washington Times, Jumat (9/11/2018).

Menurut pejabat Departemen Keuangan, sanksi tersebut menggarisbawahi dukungan AS untuk Ukraina dan Uni Eropa (UE). Sanksi itu juga menyoroti sikap oposisi Washington terhadap aneksasi dan pendudukan Kremlin atas Crimea serta penggunaan kekuatan untuk mengontrol bagian-bagian Donetsk dan wilayah Luhansk di Ukraina timur.





Credit  sindonews.com


Cina Ingin Berdamai dengan AS Setelah Terlibat Perang Dagang


Bendera Cina-Amerika
Bendera Cina-Amerika
Foto: washingtonote
Cina dan AS saling menaikkan tarif impor untuk produk kedua negara.



CB, BEIJING -- Kepala komisi urusan luar negeri Partai Komunis Cina Yang Jiechi mengatakan negaranya ingin menjalin kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan dengan Amerika Serikat (AS). Hal itu disampaikannya ketika bertemu penasihat keamanan nasional AS John Bolton di Washington.

“Cina berkomitmen untuk bekerja sama dengan AS guna mencapai kerja sama yang tidak konfrontatif, tanpa konflik, saling menghormati, di mana kedua belah pihak menang,” kata Yang dalam sebuah pernyataan yang dirilis Kementerian Luar Negeri Cina pada Kamis (8/11).

“Kedua belah pihak harus mencari solusi yang tepat melalui negosiasi yang sama dan saling menguntungkan,” kata Yang seraya menambahkan bahwa esensi hubungan perdagangan dan ekonomi antara AS dan Cina memang saling menguntungkan.

Ia mengatakan, Presiden Cina Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump akan menghadiri pertemuan G-20 di Argentina akhir bulan ini. Menurutnya kedua negara harus memastikan agar dialog antara Xi dan Trump dapat berjalan baik.

“Kedua belah pihak harus benar mengelola perbedaaan dan secara hati-hati mempersiapkan guna memastikan hasil positif dalam pertemuan (G-20) di Argentina,” ujar Yang.

Cina dan AS tengah terlibat dalam perang dagang. Kedua negara diketahui telah menaikkan tarif impor hingga ratusan miliar dolar AS untuk produk atau barang masing-masing. Trump mengancam akan menetapkan tarif atas sisa ekspor Cina senilai 500 miliar dolar AS bila perang tarif tak dapat diselesaikan.

Penasihat Negara Wang Yi mengatakan sengketa perdagangan dan ekonomi antara negaranya dan AS dapat diselesaikan melalui dilaog. “Kami yakin itu harus dan dapat diselesaikan secara tepat melalui dialog yang setara,” ujar Wang.




Credit  republika.co.id





Trump Ancam Balas Dendam Jika Demokrat Selidiki Pemerintah


Trump Ancam Balas Dendam Jika Demokrat Selidiki Pemerintah
Usai kubu oposisi merebut mayoritas Dewan Perwakilan AS, Donald Trump mengancam akan balas dendam jika Demokrat meluncurkan penyelidikan atas pemerintahannya. (Reuters/Leah Millis)


Jakarta, CB -- Setelah oposisi merebut mayoritas Dewan Perwakilan Amerika Serikat, Presiden Donald Trump mengancam akan membalas dendam jika kubu Partai Demokrat itu meluncurkan penyelidikan atas pemerintahannya.

"Jika Demokrat berpikir mereka akan menghabiskan uang pembayar pajak untuk menyelidiki kami di level Dewan Perwakilan, kami akan melakukan hal serupa untuk menyelidiki mereka semua atas pembocoran informasi rahasia, dan banyak lagi, di level Senat," kata Trump.

Pernyataan ini dilontarkan Trump setelah hasil hitung cepat pemilihan umum sela pada Selasa (6/11) lalu menunjukkan bahwa Partai Demokrat selaku oposisi berhasil meraup mayoritas kursi di Dewan Perwakilan.


Sementara itu, partai tempat Trump bernaung, Partai Republik, menguasai Senat AS. Dewan Perwakilan dan Senat adalah dua komponen pembentuk Kongres AS.


Kekuasaan parlemen di tangan dua kubu ini dikhawatirkan dapat memicu polarisasi politik yang semakin tinggi di AS. Namun, Trump berjanji akan bekerja sama dengan semua pihak.

Orang yang digadang menjadi pemimpin Dewan Perwakilan, Nancy Pelosi, juga mengatakan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan baik, tapi mereka juga memiliki tanggung jawab untuk memastikan keseimbangan konstitusi terhadap pemerintahan Trump.

Tak lama setelah hasil ini keluar, Partai Demokrat langsung dikejutkan dengan keputusan Trump untuk memecat Jaksa Agung AS, Jeff Sessions.

Sejumlah pejabat top dari Partai Demokrat pun memperingatkan Trump agar tak menghalangi penyelidikan intervensi Rusia dalam pemilu 2016.

Peringatan ini muncul karena Matthew Whitaker ditunjuk sebagai pengganti Sessions. Selama menjabat sebagai kepala staf Sessions, Whitaker terus berupaya untuk membatasi penyelidikan intervensi Rusia yang dipimpin oleh Robert Mueller itu.

"Kongres harus mengambil langkah menyeluruh untuk memastikan integritas penyelidikan Penyelidik Khusus Mueller," ujar seorang anggota Dewan Perwakilan dari Partai Demokrat, Steny Hower, sebagaimana dikutip Reuters.

Hower kemudian mengatakan bahwa jika pemecatan Sessions ini adalah bagian dari upaya Trump untuk mencampuri penyelidikan Mueller, "presiden harus bertanggung jawab."

Langkah Trump ini sebenarnya sudah diprediksi sejak tahun lalu, ketika Sessions menolak mengawasi langsung proses penyelidikan tersebut, diduga karena ia pun memiliki kaitan dengan Rusia saat membantu kampanye sang presiden.

Sessions lantas memberikan kuasa kepada wakilnya, Rod Rosenstein, untuk mengawasi penyelidikan tersebut, membuat Trump kehilangan kendali.

Kini, Partai Demokrat pun meminta Whittaker untuk mengambil langkah serupa dengan Sessions.

"Melihat komentar dia sebelumnya yang berusaha membatasi penyelidikan Mueller, Whittaker harus melepaskan diri dari pengawasan selama menjabat sebagai jaksa agung," kata pemimpin Partai Demokrat dalam Senat, Chuck Schumer.



Credit  cnnindonesia.com







'Perang Melawan Teror' AS Makan Korban Hingga 500 Ribu Orang


Perang Melawan Teror AS Makan Korban Hingga 500 Ribu Orang
Perang melawan teror yang digaungkan oleh AS telah menewaskan 500 ribu orang. Foto/Ilustrasi/Istimewa

WASHINGTON - Sekitar setengah juta orang tewas di Irak, Afghanistan, dan Pakistan karena 'perang melawan teror' Amerika Serikat (AS) yang diluncurkan setelah serangan 11 September 2001. Demikian hasil sebuah penelitian yang baru saja dirilis.

Laporan yang dibuat oleh Watson Institute for International and Public Affairs Brown University menyebutkan korban tewas antara 480.000 dan 507.000 orang. Namun, jumlah sebenarnya kemungkinan lebih tinggi.

"Jumlah kematian terbaru mengalami peningkatan lebih dari 110 ribu selama hitungan terakhir, dikeluarkan hanya dua tahun lalu pada Agustus 2016," kata Brown dalam sebuah pernyataan.

"Meskipun perang melawan teror sering diabaikan oleh publik Amerika, pers dan pembuat undang-undang, lembaga ini menghitung sinyalnya, jauh dari berkurangnya, perang ini tetap intens," sambung pernyataan itu seperti dikutip dari France24, Jumat (9/11/2018).

Jumlah korban tewas termasuk gerilyawan, polisi lokal dan pasukan keamanan, warga sipil dan tentara AS serta sekutu.

Penulis laporan itu, Neta Crawford, mengatakan banyak dari mereka yang dilaporkan oleh pasukan AS dan lokal sebagai militan sebenarnya adalah warga sipil.

"Kita mungkin tidak pernah tahu jumlah total kematian langsung dalam perang-perang ini," tulis Crawford.

"Sebagai contoh, puluhan ribu warga sipil mungkin telah meninggal dalam merebut kembali Mosul dan kota-kota lain dari ISIS tetapi tubuh mereka kemungkinan besar belum ditemukan," terangnya.

Laporan itu menyatakan bahwa antara 182.272 dan 204.575 warga sipil telah tewas di Irak, 38.480 di Afghanistan, dan 23.372 di Pakistan.

Hampir 7.000 tentara AS tewas di Irak dan Afghanistan.

Penghitungan ini tidak termasuk semua orang yang telah meninggal secara tidak langsung sebagai akibat dari perang, termasuk melalui hancurnya infrastruktur atau penyakit. 


Credit  sindonews.com



Presiden Yaman angkat menteri pertahanan dan kepala staf baru


Presiden Yaman angkat menteri pertahanan dan kepala staf baru
Milisi Houthi mencoba memblokir warga memasuki jalan tempat wilayah kepresidenan dihantam serangan udara di Sanaa, Yaman, Senin (7/5/2018). (REUTERS/Khaled Abdullah)



Kairo (CB) - Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi mengangkat Mohammed al-Maqdishi sebagai menteri pertahanan, kantor berita negara SABA melaporkan, Rabu (7/11).

Hadi juga mengangkat Abdullah Al-Nakhi sebagai kepala staf yang baru.

Arab Saudi, yang memimpin aliansi beranggotakan negara-negara Arab beraliran Sunni dan didukung Barat, mencoba memulihkan pemerintahan Hadi yang diakui masyarakat internasional. Pemerintahan itu digulingkan dari Sanaa, ibu kota Yaman, oleh kelompok Houthi yang disokong Iran pada 2015.

Perserikatan Bangsa-Bangsa belum memiliki perkiraan terbaru mengenai jumlah korban meninggal di Yaman. Badan dunia itu pada Agustus 2016 mengutip data pusat-pusat medis bahwa sedikitnya 10.000 orang tewas. Situasi kemanusiaan telah memburuk tajam sejak 2015, menyebabkan jutaan orang berada di jurang kelaparan dan perekonomian negara itu bertambah buruk.




Credit  antaranews.com





Serangan Udara Koalisi Arab Tewaskan Satu Keluarga di Yaman


Serangan Udara Koalisi Arab Tewaskan Satu Keluarga di Yaman
Serangan koalisi Arab Saudi tewaskan satu keluarga di Yaman. Foto/Ilustrasi/Istimewa

SANAA - Seorang Ayah dan lima anaknya tewas setelah serangan udara koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi menghantam rumah mereka di kota pelabuhan Laut Merah Yaman, Hodeidah, Kamis. Hal itu diungkapkan sumber setempat.

Rumah keluarga itu menjadi target serangan udara pada sore hari di daerah Al Tuhayta, beberapa mil selatan bandara Hodeidah.

Penduduk setempat bergegas membawa keluarga itu ke rumah sakit Zabid di distrik Zabid di dekatnya, yang terletak di jalan raya menuju ke kota pelabuhan.

"Sang ibu mengalami beberapa luka, sementara suami dan lima anaknya meninggal," kata dokter seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (9/11/2018).

Pada hari Rabu, koalisi pimpinan Saudi menewaskan enam orang dari dua keluarga dalam serangan udara di dua rumah di provinsi Hajjah barat laut Yaman, di sebelah utara Hodeidah, menurut penduduk setempat.

Arab Saudi memimpin koalisi militer Arab yang melakukan intervensi di Yaman pada Maret 2015 untuk mendukung pemerintah Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi setelah pemberontak Houthi memaksanya mengasingkan diri.
Kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran telah menguasai sebagian besar wilayah utara Yaman, termasuk Ibu Kota Sanaa, sejak September 2014.

Perang Yaman telah menewaskan lebih dari 10.000 orang dan menelantarkan hampir tiga juta orang lainnya, menurut badan-badan PBB. 




Credit  sindonews.com




Sistem Pertahanan Rusia Adang Serangan Israel ke Suriah


Sistem Rudal S-300 buatan Rusia.
Sistem Rudal S-300 buatan Rusia.
Foto: AP
Rusia mengirim 49 unit sistem pertahanan udara anti-rudal S-300 ke Suriah.


CB, DAMASKUS -- Tentara Suriah mengakui sistem pertahanan udara S-300 milik Rusia tidak menghilangkan risiko serangan Israel. Namun, menurut kepala biro politik Tentara Suriah Brigrade Jendral Hasan Ahmad Hasan sistem pertahanan udara itu mengurangi kemungkinan keberhasilan serangan udara Israel.  

"Dalam strategi militer tidak akan konsep probalitas nol, kami tidak bisa mengatakan kemungkinannya menjadi nol, karena kami bicara tentang langit terbuka, perbatasan yang panjang, berbagai teknologi," kata Hasan, seperti dilansir dari Sputnik, Kamis (8/11).

Pada awal Oktober lalu, Rusia sudah mengirim 49 unit sistem pertahanan udara anti-rudal S-300 ke Suriah. Moskow akan mengirim S-300 sistem pertahanan udara anti-rudal ke Suriah sebagai tanggapan atas peran Israel dalam jatuhnya pesawat Rusia Il-20 bulan September lalu.

"Oleh karena itu, saya tidak bisa mengatakan pada akhir tidak akan ada kemungkinan serang, tapi probabilitas kesuksesan serangannya dapat berkurang," tambah Hasan.

Selain sistem pertahanan udara Rusia juga mengirimkan 49 peralatan lainnya. Seperti radar, sistem akusisi target dasar, pos komando dan empat peluncur rudal.

Pengiriman sistem pertahanan udara ini sempat menciptakan ketegangan terutama dengan Israel dan Amerika Serikat. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin yang telah mengirim sistem pertahanan udara anti-rudal ke Suriah melalui sambungan telpon.

"Mengirim persenjataan canggih ke tangan yang tidak bertanggungjawab akan meningkatkan bahaya di regional (Timur Tengah)," kata Netanyahu kepada Putin bulan Oktober lalu.

Penasihat Keamanan Nasional Amerika John Bolton juga memperingatkan keputusan Rusia ini. Menurut Bolton memberikan persenjataan canggih ke Suriah adalah sebuah kesalahan besar dan akan meningkatkan ketegangan dalam skala yang lebih besar lagi di perang yang sudah terjadi selama tujuh tahun. 



Credit republika.co.id



Pengacara Netanyahu Terjerat Kasus Suap Pembelian Kapal Selam


Pengacara Netanyahu Terjerat Kasus Suap Pembelian Kapal Selam
Pengacara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terjerat kasus suap pembelian kapal selam Jerman Thyssenkrupp. Foto/Istimewa

YERUSALEM - Polisi Israel merekomendasikan tuduhan suap kepada pengacara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan lima tersangka lainnya atas pembelian kapal selam Jerman Thyssenkrupp senilai USD2 miliar.

Netanyahu ditanyai oleh polisi dalam penyelidikan kasus itu tetapi, dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan kesimpulannya, polisi menegaskan kembali bahwa perdana menteri Israel bukan tersangka.

Kesepakatan untuk tiga kapal selam dan empat kapal patroli telah menjadi subyek penyelidikan korupsi sejak 2016 setelah Channel 10 TV Israel melaporkan bahwa David Shimron, pengacara pribadi Netanyahu dan kerabat jauh, juga mewakili agen lokal Thyssenkrupp Marine Systems, meningkatkan kekhawatiran akan adanya konflik kepentingan.

"Saya tidak melakukan kejahatan apa pun," kata Shimron kepada situs berita Israel YNet, seperti disitir Reuters, Jumat (9/11/2018).

Pengacara Shimron, dalam sebuah pernyataan kepada Reuters, membantah kesalahan yang dilakukan oleh kliennya, mengatakan dia tidak terlibat dalam kesepakatan soal kapal selam.

Seorang juru bicara Thyssenkrupp mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Informasi kami datang sejauh ini hanya dari pers, kami belum memiliki informasi yang dikonfirmasi."

Ia menambahkan: "Segera setelah kami mengetahui semua fakta, kami akan memeriksa langkah-langkah lebih lanjut dalam kerangka kerja hukum."

Para tersangka lain yang menghadapi tuduhan itu termasuk seorang perwira angkatan laut senior yang sudah pensiun dan mantan pejabat pemerintah.

Netanyahu telah ditetapkan sebagai tersangka dalam tiga investigasi korupsi lainnya. Pada bulan Februari, polisi merekomendasikannya dalam kasus suap. Jaksa Agung Israel sedang mempertimbangkan apakah akan menuntutnya.




Credit  sindonews.com



Demokrat Kuasai DPR AS, Israel Ketar Ketir


Demokrat Kuasai DPR AS, Israel Ketar Ketir
Keberhasilan Partai Demokrat menguasai DPR AS membuat Israel khawatir terkait dengan posisi Washington dalam konflik Israel-Palestina. Foto/Istimewa

TEL AVIV - Keberhasilan Partai Demokrat menguasai Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat (AS) membawa dampak negatif bagi Israel. Negara zionis itu khawatir mengenai dampak yang ditimbulkannya bagi posisi AS terhadap Israel dan konflik Palestina-Israel.

Kekhawatiran Israel datang di tengah hubungan yang kadang berbatu antara pemerintahan AS sebelumnya di bawah kepemimpinan Barack Obama dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Mantan duta besar Israel untuk Washington Michael Oren, yang saat ini menjabat sebagai wakil menteri di kantor Netanyahu, mengatakan kepada harian Israel Yedioth Ahronoth bahwa kontrol Partai Demokrat terhadap Kongres AS dapat mempercepat pengumuman Presiden AS Donald Trump tentang rencana perdamaian Timur Tengahnya yang dijuluki "Kesepakatan abad ini".

Menurut Oren, kongres baru AS yang mayoritas dikuasai Demokrat akan mendorong Trump untuk lebih fokus pada urusan luar negeri, termasuk rencana perdamaiannya yang kontroversial.

Dia menambahkan bahwa Israel sekarang harus fokus pada pemulihan kepercayaan kepada Demokrat Amerika, bersama dengan Yahudi liberal di AS, yang terguncang selama kepresidenan Obama.

Yedioth Ahronoth mengutip pejabat Israel lainnya yang mengatakan bahwa dukungan untuk Israel tidak akan terpengaruh di Senat AS, di mana Partai Republik menikmati mayoritas yang solid.

Namun, para pejabat Israel, yang lebih memilih untuk tetap anonim, mengatakan situasinya lebih kompleks dalam kongres, yang sekarang didominasi oleh Demokrat.

"Israel juga prihatin tentang bergabungnya perwakilan baru, beberapa di antaranya adalah Muslim yang terkenal karena posisi mereka melawan Israel," kata seorang pejabat seperti dikutip dari Anadolu, Jumat (9/11/2018).

Surat kabar itu juga mengutip duta besar Israel untuk PBB, Danny Dayan, yang mengatakan bahwa ia baru-baru ini bertemu dengan sebagian besar anggota Kongres yang terpilih dari negara bagian New York, New Jersey dan Pennsylvania untuk membangun hubungan kerja dengan mereka.

Menurut Yedioth Ahronoth, Komite Urusan Publik Amerika-Israel, atau AIPAC, lobi Zionis paling terkemuka di Washington, baru-baru ini mengadakan pertemuan dengan semua kontestan dalam perlombaan kongres baru-baru ini.

Surat kabar itu kemudian mengutip pejabat Partai Demokrat mengatakan bahwa banyak wakil yang dipilih partai adalah pendukung Israel, meskipun Partai Republik telah dilaporkan memperingatkan Israel bahwa Partai Demokrat semakin menjadi anti-Israel.

Menurut jajak pendapat yang dilakukan di kalangan anak muda Amerika, mereka tidak cenderung mendukung Israel, tetapi menganggap Israel sebagai agresor dalam konflik yang sedang berlangsung dengan Palestina.

Perkiraan di AS menunjukkan bahwa separuh dari pemilih muda berpartisipasi dalam proses pemilihan, dan bahwa jumlah pemilih yang memenuhi syarat akan meningkat sebesar 22 juta dalam pemilihan presiden dan kongres yang dijadwalkan untuk 2020.

Menurut perkiraan ini, surat kabar mengatakan, Netanyahu harus bersiap untuk kehilangan teman-teman Republik di Gedung Putih dalam waktu dua tahun - terutama karena kandidat Demokrat tidak bergantung pada dukungan Yahudi untuk kampanye mereka.

Jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa 79 persen orang Yahudi Amerika memilih Partai Demokrat dan bahwa Israel tidak mempengaruhi posisi mereka, yang terutama didasarkan pada isu-isu sosial domestik. 

Kelompok lobi Yahudi J Street adalah pesaing utama AIPAC.

J Street mencapai prestasi besar dalam pemilihan baru-baru ini dengan kemenangan 120 kandidat kongres yang menerima dukungannya. Itu berarti bahwa kelompok lobi telah menjadi pendukung lebih dari setengah anggota Kongres dan Senat Demokrat.

J Street mendukung "solusi dua negara" untuk masalah Palestina dan mengadopsi posisi yang bertentangan dengan sayap kanan Israel.

Hubungan antara Partai Demokrat dan Israel tegang setelah penandatanganan perjanjian nuklir 2015 antara Iran dan pemerintahan Obama.

Hubungan juga dipengaruhi oleh keputusan Obama untuk tidak abstein - daripada menggunakan hak veto - pada resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengutuk kebijakan pemukiman Israel.




Credit  sindonews.com



Donald Trump Ganti Jaksa Agung AS dengan Pengikut Setianya


Matthew G. Whitaker
Matthew G. Whitaker
Foto: AP
Whitaker akan menjadi pelaksana tugas jaksa agung AS setelah Session dipecat.



CB, WASHINGTON -- Matthew G. Whitaker menjadi Pelaksana Tugas Jaksa Agung Amerika Serikat (AS) setelah Jeff Session mengundurkan diri atas permintaan Presiden AS Donald Trump. Ia dinilai belum memiliki banyak pengalaman tapi seorang pendukung partai Republik yang setia.

"Dengan bahagia kami mengumumkan Matthew G. Whitaker, Kepala Staf Jaksa Agung Jeff Session di Departemen Kehakiman, akan menjadi Pelaksana Tugas Jaksa Agung yang baru atas Amerika Serikat. Dia akan melayani negara dengan baik," tulis Trump di akun Twitternya, Kamis (8/11).

Mantan jaksa federal tersebut menjadi kepala staf Jaksa Agung selama satu tahun. Pengalaman Whitaker dimulai ketika ia menjadi jaksa Wilayah di Wilayah Selatan Iowa dari 2004 sampai 2009. Posisi tersebut ia dapatkan berdasarkan rekomendasi dari senator partai Republik Chuck Grassley yang kini menjadi kepala Komite Senat bidang Hukum.

Sebagai jaksa wilayah mantan atlet kampus tersebut memutuskan siapa jaksa yang akan membela negara dalam kasus kejahatan masyarakat sipil. Sejauh ini para pelaksana tugas atau jaksa agung yang ditunjuk sudah lebih lama menjadi jaksa atau politikus papan atas dengan pengalaman yang lebih banyak dibandingkan Whitaker.

Banyak pihak yang khawatir Whitaker tidak dapat menjaga independensi Departemen Kehakiman dari intervensi Gedung Putih. Terutama melihat sejarah hidupnya yang sangat loyal kepada Trump. Minority Leader Senator Chuck Schumer mengatakan Whitaker harus menyelamatkan dirinya sendiri dari pengawasan investigasi kasus Robert Mueller yang mengajukan pemeriksaan terhadap intervensi Rusia terhadap pemilihan presiden 2016 lalu.

Investigasi Robert Mueller itu yang menjadi alasan mengapa Trump meminta Jeff Session mengundurkan diri. Pada 2017 lalu tokoh kuat dan disegani di Departemen Kehakiman Amerika, Mueller mengajukan investigasi terhadap Trump yang diduga telah melanggar hukum dengan berkerja sama dengan Rusia dalam mengintervensi pemilihan presiden 2016.

Tapi selama menjadi komentator hukum konservatif Whitaker kerap kali membela Trump. Dalam wawancaranya di televisi Whitaker kerap mengatakan ia tidak melihat adanya pelanggaran hukum atau kolusi yang dilakukan Trump dengan Rusia selama kampanye presiden 2016. 

Whitaker pernah menulis tentang hal itu di CNN. Menurutnya Wakil Jaksa Agung Rod Resenstein harus membatasi cakupan investigasi Muller agar mantan direktur FBI tersebut berhenti menggali keuangan Trump.

"Jika ia tidak melakukannya, maka investigasi Muller akan mulai terlihat seperti pancingan politik. Hal ini tidak hanya akan merusak karakter yang dihormati seperti Mueller, tapi juga mencederai Presiden Amerika Serikat dan keluarganya dan sebagai tambahan, negara," tulis Whitaker kala itu. 

Whitaker sepertinya akan terlibat dalam investigasi Mueller ini. Karena sebagai jaksa agung, ia akan mengawasi semua investigasi yang ditangani Departemen Kehakiman AS.

"(Ia) bertanggung jawab atas semua hal di bawah lingkup Departemen Kehakiman," kata jurubicara Departemen Kehakiman AS, Sarah Flores.

Departemen Kehakiman tidak mengumumkan Rosenstein akan mengundurkan diri. Wakil Jaksa Agung itu yang menunjuk Mueller sebagai jaksa khusus dan mengawasi kerjanya selama ini. Teman lama Whitaker, jaksa wilayah Des Moines, Guy Cook mengatakan Whitaker seseorang yang berpikiran jernis dan bukan orang yang mau diremehkan.

"Tapi saya pikir yang terpenting dari perpekstif presiden ia orang yang loyal," katanya.

Cook mengatakan orang-orang yang memiliki akal sehat akan setuju dengan pandangan Whitaker dalam investigasi Mueller. Tapi ia yakin ada sesuatu dalam pandangan Whitaker yang disukai oleh Donald Trump.

Whitaker banyak menghabiskan karirnya di sektor swasta termasuk di firma hukum di Des Moines. Sebuah firma hukum yang ia dirikan bersama aktivis-aktivis pendukung partai Republik pada tahun 2009.  Ia dua kali gagal menjadi senator yang terakhir ia kalah dalam konvensi senator partai Republik tahun 2014.

Setelah itu ia mendirikan dan selama tiga tahun menjadi direktur eksekutif organisasi Foundation for Accountability and Civic Trust. Sebuah organinasi yang mengawasi pejabat-pejabat dari partai Demokrat. Saat itu ia mengatakan Hillary Clinton harusnya dihukum dalam skandal surat elektroniknya dan ia mendukung keputusan Trump memencat Direktur FBI James Comey. 

Ia juga dikenal memiliki hubungan dengan dengan politikus-politikus dari partai Republik. Whitaker menjadi kepala kampanye mantan gubernur Minnesota Tim Pawlenty pada tahun 2012 lalu. Pada tahun 2012 dan 2016 ia menjadi kepala kampanye untuk Rick Perry, mantan gubernur Texas dan kini menjadi menteri energi AS.




Credit  republika.co.id



FBI: Aksi Brutal Mantan Marinir di Kalifornia Individual


Seorang aparat beretugas di lokasi penembakan Kalifornia
Seorang aparat beretugas di lokasi penembakan Kalifornia
Foto: Reuters
Aksi ini menewaskan 12 orang dan melukai belasan lainnya.



CB, THOUSAND OAKS –  FBI mengidetifikasikan seorang mantan veteran tempur Marinir Amerika Serikat (AS) merundung tembakan ke kerumunan orang di Borderline Bar and Grill di Kalifornia pada Rabu (8/11) malam waktu setempat. Insiden yang terjadi di tempat berkumpulnya mahasiswa itu menewaskan 12 orang termasuk pelaku penembakkan.


Pejabat penegak hukum wilayah mengidetifikasikan pria bersenjata tersebut bernama David Long (28 tahun), yang ditemukan tewas akibat luka tembak yang ditimbulkannya sendiri.


Asisten Direktur yang bertanggung jawab atas FBI Los Angeles, Paul Delacourt mengatakan, spekulasi soal motif penembakkan pelaku belum diketahui, namun dia memastikan pelaku bertindak sendiri dalam aksinya.


"Kami akan memastikan untuk melukiskan gambaran terhadap motif pelaku dan kami melakukan yang terbaik untuk mengidentifikasinya," ujar Delacourt dalam konferensi pers dilansir Reuters, Jumat (9/11). FBI menambahkan spekulasi yang memungkinkan tindakan radikalisasi pada kelompok militan.


Sheriff Ventura County, Geoff Dean mengatakan rundungan tembakan terjadi secara acak terhadap beberapa orang di bar. Inseden terjadi pada pukul 11.30 malam dengan menggunakan pistol kaliber 45 berkapasitas tinggi.


Pelaku yang diidentifikasikan sebagai David Long itu bertugas di Korps Marinir 2008 hingga 2013. Dia mencapai pangkat kopral dan mengabdi sebagai penembak senapan mesin di Afghanistan.


Sheriff memprediksi Long menderita gangguan stress pasca-trauma bertugas di Afghanistan. "Jelas dia memiliki sesuatu yang terjadi di kepalanya sehingga menyebabkan dia melakukan sesuatu seperti ini," kata Dean.


Dean mengatakan, pada April tahun ini, petugas kesehatan yang mendapat panggilan, datang ke rumah Long di Taman Newbury, sekitar 6 kilometer dari bar.


Panggilan itu menemukan bahwa Long gelisah. Spesialis kesehatan mental berbicara dengan Long dan memutuskan bahwa tidak diperlukan tindakan lebih lanjut.


Dean mengatakan, bahwa 150 hingga 200 orang berada di Bar Borderline pada saat itu. "Itu bisa saja jauh, jauh lebih buruk," kata dia.


Ditanya seperti apa aksi penembakkan di dalam bar, Dean berkata, "Seperti... neraka," katanya. Sebelumnya dia menggambarkan kejadian itu sebagai pemandangan yang mengerikan. Ada darah di mana-mana dan tersangka adalah bagian dari insiden itu.


"12 tewas, dan sekitar 10 hingga 15 orang mengalami luka dan dibawa ke rumah sakit," kata dia.


Bar yang terletak di Thousan Oaks, Kalifornia ini merupakan tempat yang populer di kalangan mahasiswa, terutama mahasiswa California Lutheran University yang menyukai musik country.


Bar ini juga dekat dengan universitas lain seperti California State University Channel Island, Pepperdine Univesity, dan Moorpark College.



Credit  republika.co.id



Pelaku Penambakan di California Mantan Anggota Marinir AS


Pelaku Penambakan di California Mantan Anggota Marinir AS
Ilustrasi. (Mark Wallheiser/Getty Images/AFP)

Jakarta, CB -- Pihak kepolisian mengumumkan pelaku penembakan yang menewaskan 12 pengunjung bar di California bernama Ian Davaid Long. Pria berusia 28 tahun tersebut merupakan mantan anggota marinir AS.

Dia berada di korps marinir AS pada periode 2008-2013 dengan pangkat terakhir kopral. Sheriff Ventura County Geoff Dean mengatakan Long menembak dengan pistol kaliber 45. Ia menembak secara acak.

"Tidak diketahui apa yang menjadi motif penembakan," katanya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (9/11) dinihari.


Dean mengatakan Long saat ini sudah ditemukan di Kantor Borderline Bar and Grill di 64 kilometer barat laut Los Angles. Ia ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa setelah menembak dirinya sendiri.


"Tapi dengan memperhatikan penembakan pada dirinya tersebut, kelihatannya jelas dia sedang memiliki masalah. Kemungkinan ia menderita gangguan stres," katanya.

Dean mengatakan untuk mendalami dugaan tersebut saat ini pihak berwenang sedang menunggu surat perintah penggeledahan untuk rumah Long.




Credit  cnnindonesia.com