TEMPO.CO,
Jakarta - India dinobatkan sebagai negara paling berbahaya di dunia bagi perempuan dalam survei ahli global yang dirilis pada Selasa, 26 Juni 2018 dengan Amerika Serikat berada di peringkat 10.
India tidak sendirian, survei yang digelar
Thomson Reuters Foundation
terhadap 550 ahli tentang isu-isu perempuan, menempatkan Afghanistan
dan Suriah di urutan kedua dan ketiga, dengan Somalia dan Arab Saudi
diurutan berikutnya.
Survei
itu hampir mengulang jajak pendapat serupa pada 2011 yang memberi
peringkat negara paling berbahaya bagi wanita seperti Afghanistan,
Republik Demokratik Kongo, Pakistan, India, dan Somalia.
Tapi sekarang Amerika Serikat termasuk dalam daftar dan menjadi satu-satunya negara Barat dalam daftar ini.
CNN
melansir ini terkait dengan munculnya gerakan @MeToo, yang ramai muncul
di AS sejak tahun lalu terkait berbagai tindakan pelecehan seksual yang
dialami perempuan AS dari mulai warga biasa hingga aktris Hollywood.
Laporan
itu menanyakan lima dari 193 negara anggota PBB yang dianggap paling
berbahaya bagi perempuan dan yang terburuk untuk perawatan kesehatan,
sumber daya ekonomi, praktik tradisional, pelecehan seksual dan
non-seksual, dan perdagangan manusia.
Petugas
kepolisian menahan artis Nicolle Rochelle, yang pernah hadir di
beberapa episode "The Cosby Show," saat melakukan aksi telanjang dada
ketika Bill Cosby tiba untuk sidang kasus pelecehan seksualnya di Gedung
Pengadilan Montgomery, 9 April 2018. REUTERS/Jessica Kourkounis
Berikut
adalah daftar peringkat 10 negara yang paling berbahaya bagi wanita
berdasarkan survei, yang digelar antara 26 Maret dan 4 Mei 2018, seperti
dilansir
Sydney Morning Herald dan
Reuters pada 26 Juni 2018:
1. India
Tingkat
kekerasan terhadap perempuan masih tinggi setelah lebih dari lima tahun
pasca peristiwa perkosaan dan pembunuhan seorang pelajar di sebuah bus
di Delhi. Peristiwa ini memicu kemarahan nasional dan janji pemerintah
untuk mengatasi masalah ini.
India digolongkan sebagai negara
paling berbahaya pada tiga isu - risiko yang dihadapi perempuan dari
kekerasan dan pelecehan seksual, dari praktik budaya dan tradisional,
dan dari perdagangan manusia termasuk kerja paksa, perbudakan seks dan
perbudakan domestik.
2. Afghanistan
Para
ahli mengatakan perempuan menghadapi masalah yang mengerikan hampir 17
tahun setelah penggulingan Taliban. Peringkat sebagai negara paling
berbahaya bagi perempuan di tiga bidang - kekerasan non-seksual, akses
ke perawatan kesehatan, dan akses ke sumber daya ekonomi.
3. Suriah
Setelah
tujuh tahun hidup dalam kondisi perang, Suriah merupakan salah satu
negara paling berbahaya kedua bagi perempuan dalam hal akses terhadap
perawatan kesehatan dan kekerasan non-seksual, yang mencakup kekerasan
terkait konflik serta pelecehan dalam rumah tangga.
4. Somalia
Keempat
setelah terperosok dalam konflik sejak 1991. Peringkat sebagai negara
paling berbahaya ketiga bagi perempuan dalam hal akses ke layanan
kesehatan dan menempatkan mereka pada risiko budaya dan praktik
tradisional yang berbahaya. Dinamakan sebagai negara terburuk kelima
dalam hal perempuan memiliki akses ke sumber daya ekonomi.
5. Arab Saudi
Secara
keseluruhan berada di posisi kelima, tetapi kerajaan konservatif ini
dinobatkan sebagai negara paling berbahaya kedua bagi perempuan dalam
hal akses ekonomi dan diskriminasi, termasuk di tempat kerja dan dalam
hal hak kepemilikan. Saudi berada di peringkat kelima dalam hal risiko
yang dihadapi perempuan dari praktik budaya dan agama.
6. Pakistan
Keenam
paling berbahaya dan keempat terburuk dalam sumber daya ekonomi dan
diskriminasi serta risiko yang dihadapi perempuan dari praktik budaya,
agama dan tradisional, termasuk apa yang disebut pembunuhan demi
kehormatan. Pakistan menduduki peringkat kelima pada kekerasan
non-seksual, termasuk kekerasan dalam rumah tangga.
7. Republik Demokratik Kongo
Terdaftar
berada di peringkat ketujuh dengan PBB memperingatkan jutaan orang
menghadapi kondisi kehidupan yang mengerikan setelah bertahun-tahun
mengalami pertumpahan darah dan pelanggaran hukum. Peringkat sebagai
negara paling berbahaya kedua bagi perempuan untuk kekerasan seksual.
Ekspresi
Mattie Larson, salah satu korban saat memberikan kesaksian dalam
persidangan kasus pelecehan seksual berkedok perawatan medis dengna
terdakwa Larry Nassar, mantan tim doktor Amerika Serikat, di Lansing,
Michigan, AS, 23 Januari 2018. Nassar telah mengaku bersalah atas tujuh
tuduhan tindak pidana seksual di Ingham County di Michigan.
REUTERS/Brendan McDermid
8. Yaman
Kedelapan
setelah peringkat buruk pada akses ke perawatan kesehatan, sumber daya
ekonomi, risiko dari praktik budaya dan tradisional, dan kekerasan
non-seksual. Yaman masih berada di tengah krisis kemanusiaan paling
mendesak di dunia dengan 22 juta orang membutuhkan bantuan penting
karena saat ini sedang terjadi perang besar antara kelompok Houthi
melawan pemerintah yang didukung Arab Saudi.
9. Nigeria
Kelompok-kelompok
Hak Asasi Manusia menuduh militer negara itu melakukan penyiksaan,
pemerkosaan, dan pembunuhan terhadap warga sipil selama sembilan tahun
melawan milisi Boko Haram. Nigeria dinobatkan sebagai negara paling
berbahaya keempat bersama dengan Rusia ketika menyangkut perdagangan
manusia. Tercantum di urutan keenam terburuk pada risiko yang dihadapi
perempuan dari praktik tradisional.
10. Amerika Serikat
Satu-satunya
negara Barat dalam daftar ini dan berada di peringkat 10 teratas dan
ketiga bersama dengan Suriah untuk risiko yang dihadapi perempuan
dalam hal kekerasan seksual, termasuk pemerkosaan, pelecehan seksual,
paksaan ke dalam seks dan kurangnya akses ke pengadilan dalam kasus
perkosaan.
Survei ini dilakukan setelah kampanye #MeToo menjadi
viral pada 2017 dengan ribuan wanita menggunakan gerakan media sosial
untuk berbagi cerita tentang pelecehan seksual yang mereka alami.
Sejumlah tokoh publik perempuan muncul ke permukaan.