Kamis, 08 Maret 2018
Putin Sumpah Balas Serangan Nuklir Musuh meski Picu Malapetaka Global
MOSKOW
- Presiden Vladimir Putin bersumpah tidak akan ragu untuk membalas jika
Rusia diserang senjata nuklir musuh, bahkan jika balasan itu
menyebabkan sebuah malapetaka global.
Peringatan dari Putin itu disampaikan saat diwawancarai salah satu pembawa acara stasiun televisi pro-Kremlin.
Retorika ancaman perang nuklir ini disuarakan Putin menjelang pemilihan presiden. Mantan agen KGB ini meraih popularitas di dalam negeri dengan citra sebagai sosok pelindung Rusia dari ancaman musuh.
Baru-baru ini, dia memamerkan senjata nuklir hipersonik Rusia yang diklaim tak bisa dicegat oleh sistem pertahanan udara manapun di dunia. Aksi Putin yang memicu histeria media-media Barat berpotensi mendongkrak popularitasnya terkait pemilihan presiden, meski untuk saat ini belum ada rival yang berpotensi mengalahkannya.
Ditanya mengenai konflik nuklir, Putin mengatakan bahwa Moskow akan meluncurkan serangan jika sistem pertahanan Rusia mengindikasikan sebuah rudal musuh telah dilepaskan.
”Ini disebut serangan timbal balik,” katanya kepada pembawa acara televisi, Vladimir Solovyov, dalam program “World Order 2018” berdurasi dua jam. “Jika ada keputusan untuk menghancurkan Rusia, maka kita memiliki hak legal untuk meresponsnya," ujarnya, seperti dikutip Russia Today, semalam (7/3/2018).
Malapetaka global sebagai imbas dari respons Rusia sudah dipikirkan Putin. ”Ya, ini akan menjadi malapetaka global bagi kemanusiaan, tapi saya, sebagai warga Rusia dan kepala negara Rusia ingin bertanya kepada Anda tentang hal ini; Apa yang kita butuhkan di dunia ini jika tidak ada Rusia di dalamnya?,” ujarnya.
Putin akan bersaing dalam pemilihan presiden 18 Maret 2018 mendatang. Dia diprediksi akan menang dan akan terus berkuasa hingga enam tahun ke depan.
Peringatan dari Putin itu disampaikan saat diwawancarai salah satu pembawa acara stasiun televisi pro-Kremlin.
Retorika ancaman perang nuklir ini disuarakan Putin menjelang pemilihan presiden. Mantan agen KGB ini meraih popularitas di dalam negeri dengan citra sebagai sosok pelindung Rusia dari ancaman musuh.
Baru-baru ini, dia memamerkan senjata nuklir hipersonik Rusia yang diklaim tak bisa dicegat oleh sistem pertahanan udara manapun di dunia. Aksi Putin yang memicu histeria media-media Barat berpotensi mendongkrak popularitasnya terkait pemilihan presiden, meski untuk saat ini belum ada rival yang berpotensi mengalahkannya.
Ditanya mengenai konflik nuklir, Putin mengatakan bahwa Moskow akan meluncurkan serangan jika sistem pertahanan Rusia mengindikasikan sebuah rudal musuh telah dilepaskan.
”Ini disebut serangan timbal balik,” katanya kepada pembawa acara televisi, Vladimir Solovyov, dalam program “World Order 2018” berdurasi dua jam. “Jika ada keputusan untuk menghancurkan Rusia, maka kita memiliki hak legal untuk meresponsnya," ujarnya, seperti dikutip Russia Today, semalam (7/3/2018).
Malapetaka global sebagai imbas dari respons Rusia sudah dipikirkan Putin. ”Ya, ini akan menjadi malapetaka global bagi kemanusiaan, tapi saya, sebagai warga Rusia dan kepala negara Rusia ingin bertanya kepada Anda tentang hal ini; Apa yang kita butuhkan di dunia ini jika tidak ada Rusia di dalamnya?,” ujarnya.
Putin akan bersaing dalam pemilihan presiden 18 Maret 2018 mendatang. Dia diprediksi akan menang dan akan terus berkuasa hingga enam tahun ke depan.
Credit sindonews.com
Putin: Rusia Gunakan Nuklir Hanya Jika Diserang
MOSKOW
- Rusia hanya akan menggunakan senjata nuklirnya hanya sebagai tindakan
balasan. Hal itu dikatakan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Sejauh menyangkut masalah ini, saya harus mencatat bahwa ini sangat penting dan sensitif, saya ingin memberitahu Anda agar masyarakat internasional mengetahui hal ini. Rencana kami untuk senjata nuklir adalah menggunakannya sebagai tindakan balasan," kata Putin.
"Keputusan penggunaan senjata nuklir hanya bisa dilakukan jika sistem pertahanan udara kita tidak hanya mencatat peluncuran rudal tapi juga lintasannya dan saat mereka memasuki wilayah Rusia," tambah Putin.
"Ya, ini akan menjadi malapetaka global bagi dunia, tapi sebagai warga negara Rusia, sebagai presiden Rusia, saya ingin mengajukan pertanyaan: siapa yang butuh dunia tanpa Rusia?" cetus Putin seperti dikutip dari Sputnik, Rabu (7/3/2018).
Berbicara lebih jauh, presiden Rusia tersebut mengatakan bahwa Rusia, tidak seperti AS, tidak pernah menggunakan senjata nuklir terhadap negara lain.
Isu tersebut juga telah dikomentari oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova. Zakharova mengatakan bahwa AS membuka jalan bagi perang nuklir di masa depan.
Pekan lalu, Putin membuat pidato tahunannya ke parlemen bikameral negara tersebut, Majelis Federal, yang terdiri dari Dewan Federasi dan Duma. Pemimpin Rusia tersebut mengumumkan pengembangan persenjataan jenis senjata negaranya, termasuk pesawat dronbe bawah laut antar benua, rudal jelajah bertenaga nuklir, dan rudal hipersonik prospektif, dan menunjukkan cuplikan yang berisi tes senjata ini.
Presiden Rusia menekankan bahwa upaya Rusia untuk meningkatkan kemampuan pertahanannya dilakukan dalam kerangka kesepakatan internasional yang ada. Menurutnya, Rusia menciptakan sistem senjata canggih sebagai tanggapan atas penerapan sistem pertahanan rudal AS, dan senjata ini tidak menimbulkan ancaman bagi negara-negara lain.
"Sejauh menyangkut masalah ini, saya harus mencatat bahwa ini sangat penting dan sensitif, saya ingin memberitahu Anda agar masyarakat internasional mengetahui hal ini. Rencana kami untuk senjata nuklir adalah menggunakannya sebagai tindakan balasan," kata Putin.
"Keputusan penggunaan senjata nuklir hanya bisa dilakukan jika sistem pertahanan udara kita tidak hanya mencatat peluncuran rudal tapi juga lintasannya dan saat mereka memasuki wilayah Rusia," tambah Putin.
"Ya, ini akan menjadi malapetaka global bagi dunia, tapi sebagai warga negara Rusia, sebagai presiden Rusia, saya ingin mengajukan pertanyaan: siapa yang butuh dunia tanpa Rusia?" cetus Putin seperti dikutip dari Sputnik, Rabu (7/3/2018).
Berbicara lebih jauh, presiden Rusia tersebut mengatakan bahwa Rusia, tidak seperti AS, tidak pernah menggunakan senjata nuklir terhadap negara lain.
Isu tersebut juga telah dikomentari oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova. Zakharova mengatakan bahwa AS membuka jalan bagi perang nuklir di masa depan.
Pekan lalu, Putin membuat pidato tahunannya ke parlemen bikameral negara tersebut, Majelis Federal, yang terdiri dari Dewan Federasi dan Duma. Pemimpin Rusia tersebut mengumumkan pengembangan persenjataan jenis senjata negaranya, termasuk pesawat dronbe bawah laut antar benua, rudal jelajah bertenaga nuklir, dan rudal hipersonik prospektif, dan menunjukkan cuplikan yang berisi tes senjata ini.
Presiden Rusia menekankan bahwa upaya Rusia untuk meningkatkan kemampuan pertahanannya dilakukan dalam kerangka kesepakatan internasional yang ada. Menurutnya, Rusia menciptakan sistem senjata canggih sebagai tanggapan atas penerapan sistem pertahanan rudal AS, dan senjata ini tidak menimbulkan ancaman bagi negara-negara lain.
Credit sindonews.com
Pemerintah Jerman Putuskan Peluasan Misi Militer Bundeswehr di Irak dan Afghanistan
views: 11.650
Setelah
militer Jerman Bundeswehr minggu-minggu lalu disorot karena kekurangan
fasilitas dan peralatan militer, kabinet Jerman justru memutuskan
peluasan misi Bundeswehr di luar negeri, terutama di Irak dan
Afghanistan.
Di Irak, pasukan akan fokus pada pendidikan dan pelatihan militer lokal, terutama untuk penjinakan bom dan bahan peledak rakitan. Tujuannya adalah demi stabilisasi kawasan itu, yang dianggap elemen terpenting dalam upaya menghadang radikalisme. Sampai saat ini, para pelatih militer Jerman hanya ditugaskan di kawasan-kawasan yang dikuasi kelompok Kurdi.
Jumlah pelatih militer Jerman di Irak ditetapkan maksimal 800 orang. Namun selain melatih kelompok bersenjata Kurdi, mereka akan lebih banyak melatih tentara Irak, terutama untuk menyingkirkan ranjau darat dan perangkap bahan peledak lainnya. Hal itu adalah prasyarat penting untuk melaksanakan berbagai proyek pembangunan kembali di kawasan-kawasan yang pernah dilanda perang hebat.
Menteri Pertahanan Jerman Ursula von der Leyen yang baru saja berkunjung ke Irak juga menyoroti masalah logistik dan fasilitas pengobatan.
„Jadi yang penting adalah elemen-elemen yang dapat menstabilkan situasi, yang pada jangka panjang menjamin bahwa Irak bisa memiliki militer yang loyal, mandiri dan siap dikerahkan", kata Ursula von der Leyen.
Memang masih belum jelas, apa yang selanjutnya akan dilaksanakan militer Jerman di kawasan Kurdi. Hingga kini, hubungan kawasan-kawasan Kurdi yang menikmati otonomi dengan pemerintah pusat di Bagdad tidak selalu baik.
Pengamat Irak Henner Fürtig, Direktur GIGA-Institut di Hamburg menerangkan, kaum Kurdi selama ini selalu bersikap terbuka pada dukungan dan pengaruh Barat. Aspirasi mereka juga cukup jelas, yaitu mempertahankan status otonominya.
Di Irak, pasukan akan fokus pada pendidikan dan pelatihan militer lokal, terutama untuk penjinakan bom dan bahan peledak rakitan. Tujuannya adalah demi stabilisasi kawasan itu, yang dianggap elemen terpenting dalam upaya menghadang radikalisme. Sampai saat ini, para pelatih militer Jerman hanya ditugaskan di kawasan-kawasan yang dikuasi kelompok Kurdi.
Jumlah pelatih militer Jerman di Irak ditetapkan maksimal 800 orang. Namun selain melatih kelompok bersenjata Kurdi, mereka akan lebih banyak melatih tentara Irak, terutama untuk menyingkirkan ranjau darat dan perangkap bahan peledak lainnya. Hal itu adalah prasyarat penting untuk melaksanakan berbagai proyek pembangunan kembali di kawasan-kawasan yang pernah dilanda perang hebat.
Kritik oposisi
Kalangan oposisi di parlemen Jerman Bundestag mengeritik peluasan misi militernya. „Peningkatan kemampuan aparat keamanan di Irak adalah langkah yang baik, jika beberapa prasyarat dipenuhi. Namun sekali lagi, tidak dibahas bagaimana solusi politiknya ", kata politisi Partai Hijau Anieszka kepad sebuah harian Jerman. Politisi Partai Kiri Heike Hänsel menuduh pemerintah Jerman masih mengandalkan lengkah militer sebagai instrumen politik.Menteri Pertahanan Jerman Ursula von der Leyen yang baru saja berkunjung ke Irak juga menyoroti masalah logistik dan fasilitas pengobatan.
„Jadi yang penting adalah elemen-elemen yang dapat menstabilkan situasi, yang pada jangka panjang menjamin bahwa Irak bisa memiliki militer yang loyal, mandiri dan siap dikerahkan", kata Ursula von der Leyen.
Misi Bundeswehr sebagai jembatan
Jurubicara luar negeri Partai Hijau Omid Nouripor mengatakan, misi militer Jerman harus menjadi kontribusi jelas dengan tujuan agar „reformasi sektor keamanan (di Irak) melahirkan satu kesatuan militer, sehingga satuan militer misalnya tidak hanya terdiri dari kaum Sunni atau kaum Syiah atau Kurdi, melainkan menjadi anggota militer Irak."Memang masih belum jelas, apa yang selanjutnya akan dilaksanakan militer Jerman di kawasan Kurdi. Hingga kini, hubungan kawasan-kawasan Kurdi yang menikmati otonomi dengan pemerintah pusat di Bagdad tidak selalu baik.
Pengamat Irak Henner Fürtig, Direktur GIGA-Institut di Hamburg menerangkan, kaum Kurdi selama ini selalu bersikap terbuka pada dukungan dan pengaruh Barat. Aspirasi mereka juga cukup jelas, yaitu mempertahankan status otonominya.
Credit sindonews.com
Rezim Suriah Kuasai Separuh Ghouta Timur, 850 Sipil Tewas
DAMASKUS
- Pasukan rezim Pemerintah Suriah telah merebut kembali separuh wilayah
Ghouta Timur dari pemberontak dalam perang sengit yang dimulai sejak 18
Februari lalu. Hingga kini, jumlah warga sipil yang tewas di wilayah
itu mencapai sekitar 850 orang.
Serangan gencar rezim Suriah—didukung sekutunya Rusia dan Iran—di Ghouta Timur telah memicu kecaman sejumlah pihak, terutama dari Amerika Serikat (AS). Dewan Keamanan PBB telah menyetujui resolusi gencatan senjata untuk wilayah tersebut, namun Suriah dan Rusia menegaskan resolusi tak berlaku bagi kelompok ekstremis.
Kelompok pemberontak Jaish al-Islam yang selama ini menguasai sebagian wilayah Ghouta Timur, tidak dianggap rezim Suriah sebagai pemberontak moderat, tapi kelompok ekstremis.
Data korban tewas dari pihak sipil yang mencapai sekitar 850 orang ini diumumkan Observatorium untuk Hak Asasi Manusia Suriah yang berbasis di Inggris.
Pada hari Rabu, pasukan pemerintah Presiden Bashar al-Assad merebut Beit Sawa, Al-Ashaari, dan area pertanian terdekat. Menurut Observatorium, dengan merebut sejumlah wilayah itu dari pemberontak, kubu Assad telah mengendalikan separuh wilayah Ghouta Timur yang pernah dikuasai pemberontak.
Kelompok pemantau krisis Suriah itu mengkritik serangan udara berat yang kebanyakan dilakukan oleh pesawat tempur Rusia. Serangan terbaru dilaporkan menewaskan 45 warga sipil tewas termasuk empat anak.
Lebih dari 50 serangan udara meghujani wilayah Ghouta Timur pada hari Rabu. Seorang wanita yang terluka terlihat terjebak di bawah reruntuhan bangunan yang roboh.
Kemajuan tersebut terjadi setelah ratusan milisi loyalis Assad dari Afghanistan, Palestina, dan Suriah tiba di Ghouta Timur untuk mendukung serangan darat. Pasukan pemerintah dengan kendaraan militer juga terpantau melakukan patroli di Al-Mohammadiyeh, sebuah zona pertanian di bagian selatan Ghouta yang baru-baru ini direbut kembali oleh rezim Suriah.
Sementara itu, Dewan Keamanan PBB melakukan pertemuan tertutup selama tiga jam pada hari Rabu untuk membahas gencatan senjata yang gagal. Pertemuan digelar atas permintaan Prancis dan Inggris.
Duta Besar Belanda Karel van Oosterom, yang menjabat Dewan Kepresidenan, mengatakan kepada wartawan bahwa para anggota dewan telah menyatakan keprihatinannya atas situasi kemanusiaan dan mengulangi seruan untuk pelaksanaan resolusi gencatan senjata.
Komisioner Tinggi HAM PBB Zeid Ra'ad Al Hussein mengatakan bahwa rezim Suriah dan sekutu asingnya sudah merencanakan ”kiamat” berikutnya di wilayah lain setelah Ghouta Timur.
”Bulan ini adalah Ghouta Timur, yang disebut Sekretaris Jenderal (PBB) ‘neraka di bumi’,” katanya.
”Bulan depan atau bulan berikutnya, akan terjadi di tempat lain di mana orang menghadapi kiamat - sebuah kiamat yang dimaksudkan, direncanakan dan dilaksanakan oleh individu-individu di dalam pemerintahan, yang tampaknya dengan dukungan penuh dari beberapa pendukung asing mereka,” ujarnya, seperti dikutip SBS, Kamis (8/3/2018).
Serangan gencar rezim Suriah—didukung sekutunya Rusia dan Iran—di Ghouta Timur telah memicu kecaman sejumlah pihak, terutama dari Amerika Serikat (AS). Dewan Keamanan PBB telah menyetujui resolusi gencatan senjata untuk wilayah tersebut, namun Suriah dan Rusia menegaskan resolusi tak berlaku bagi kelompok ekstremis.
Kelompok pemberontak Jaish al-Islam yang selama ini menguasai sebagian wilayah Ghouta Timur, tidak dianggap rezim Suriah sebagai pemberontak moderat, tapi kelompok ekstremis.
Data korban tewas dari pihak sipil yang mencapai sekitar 850 orang ini diumumkan Observatorium untuk Hak Asasi Manusia Suriah yang berbasis di Inggris.
Pada hari Rabu, pasukan pemerintah Presiden Bashar al-Assad merebut Beit Sawa, Al-Ashaari, dan area pertanian terdekat. Menurut Observatorium, dengan merebut sejumlah wilayah itu dari pemberontak, kubu Assad telah mengendalikan separuh wilayah Ghouta Timur yang pernah dikuasai pemberontak.
Kelompok pemantau krisis Suriah itu mengkritik serangan udara berat yang kebanyakan dilakukan oleh pesawat tempur Rusia. Serangan terbaru dilaporkan menewaskan 45 warga sipil tewas termasuk empat anak.
Lebih dari 50 serangan udara meghujani wilayah Ghouta Timur pada hari Rabu. Seorang wanita yang terluka terlihat terjebak di bawah reruntuhan bangunan yang roboh.
Kemajuan tersebut terjadi setelah ratusan milisi loyalis Assad dari Afghanistan, Palestina, dan Suriah tiba di Ghouta Timur untuk mendukung serangan darat. Pasukan pemerintah dengan kendaraan militer juga terpantau melakukan patroli di Al-Mohammadiyeh, sebuah zona pertanian di bagian selatan Ghouta yang baru-baru ini direbut kembali oleh rezim Suriah.
Sementara itu, Dewan Keamanan PBB melakukan pertemuan tertutup selama tiga jam pada hari Rabu untuk membahas gencatan senjata yang gagal. Pertemuan digelar atas permintaan Prancis dan Inggris.
Duta Besar Belanda Karel van Oosterom, yang menjabat Dewan Kepresidenan, mengatakan kepada wartawan bahwa para anggota dewan telah menyatakan keprihatinannya atas situasi kemanusiaan dan mengulangi seruan untuk pelaksanaan resolusi gencatan senjata.
Komisioner Tinggi HAM PBB Zeid Ra'ad Al Hussein mengatakan bahwa rezim Suriah dan sekutu asingnya sudah merencanakan ”kiamat” berikutnya di wilayah lain setelah Ghouta Timur.
”Bulan ini adalah Ghouta Timur, yang disebut Sekretaris Jenderal (PBB) ‘neraka di bumi’,” katanya.
”Bulan depan atau bulan berikutnya, akan terjadi di tempat lain di mana orang menghadapi kiamat - sebuah kiamat yang dimaksudkan, direncanakan dan dilaksanakan oleh individu-individu di dalam pemerintahan, yang tampaknya dengan dukungan penuh dari beberapa pendukung asing mereka,” ujarnya, seperti dikutip SBS, Kamis (8/3/2018).
Jumlah penduduk Ghouta Timur sekitar 400.000 oran telah terjebak dalam medan perang sejak 2013. Mereka menderita kekurangan pangan dan obat-obatan.
Credit sindonews.com
Pemberontak Suriah Tolak Tawaran Rusia di Ghouta
DAMASKUS
- Pemberontak Suriah menolak penawaran yang disampaikan oleh militer
Rusia. Militer Rusia menawarkan pemerontak Suriah dan keluarga mereka
untuk meninggalkan Ghouta Timur dengan aman.
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan, pemberontak bisa pergi bersama keluarga dan senjata mereka melalui koridor aman di Ghouta Timur, tempat pasukan Suriah terus menguasai banyak wilayah. Proposal Rusia itu tidak menyebut ke mana kelompok pemberontak itu akan pergi.
Wael Olwan, dari Failaq al-Rahman, sebuah kelompok bersenjata utama yang terkait dengan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) di Ghouta Timur, mengatakan, mereka akan mempertahankan wilayah tersebut dan mengatakan apa yang disampaikan Rusia bukanlah suatu tawaran serius,
Dia juga menuturkan, Moskow berkeras menggunakan eskalasi militer sebagai sarana untuk adanya perpindahan massa di Ghouta timur. "Ketekunan Rusia menyebabkan perpindahan massa adalah kejahatan yang tidak bisa diabaikan," katanya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Al Jazeera pada Rabu (7/3).
Hal senada juga disampaikan oleh kelompok pemberontak Suriah lainnya. Juru bicara pemberontak, Hamza Birqda menyatakan, tidak akan pernah ada negosiasi dengan Suriah mengenai hal ini.
"Tidak ada negosiasi mengenai masalah ini. Fraksi Ghouta dan pejuang mereka dan rakyatnya memegang tanah mereka dan akan mempertahankannya," ucapnya.
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan, pemberontak bisa pergi bersama keluarga dan senjata mereka melalui koridor aman di Ghouta Timur, tempat pasukan Suriah terus menguasai banyak wilayah. Proposal Rusia itu tidak menyebut ke mana kelompok pemberontak itu akan pergi.
Wael Olwan, dari Failaq al-Rahman, sebuah kelompok bersenjata utama yang terkait dengan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) di Ghouta Timur, mengatakan, mereka akan mempertahankan wilayah tersebut dan mengatakan apa yang disampaikan Rusia bukanlah suatu tawaran serius,
Dia juga menuturkan, Moskow berkeras menggunakan eskalasi militer sebagai sarana untuk adanya perpindahan massa di Ghouta timur. "Ketekunan Rusia menyebabkan perpindahan massa adalah kejahatan yang tidak bisa diabaikan," katanya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Al Jazeera pada Rabu (7/3).
Hal senada juga disampaikan oleh kelompok pemberontak Suriah lainnya. Juru bicara pemberontak, Hamza Birqda menyatakan, tidak akan pernah ada negosiasi dengan Suriah mengenai hal ini.
"Tidak ada negosiasi mengenai masalah ini. Fraksi Ghouta dan pejuang mereka dan rakyatnya memegang tanah mereka dan akan mempertahankannya," ucapnya.
Credit sindonews.com
Kepolisian Inggris: mantan mata-mata Rusia coba dibunuh dengan racun syaraf
London (CB) - Kepolisian Inggris, Rabu, mengungkapkan
kecurigaan bahwa percobaan pembunuhan dengan menggunakan racun syaraf
merupakan penyebab seorang mantan mata-mata Rusia dan putrinya jatuh
sakit.
Mantan agen intelijen itu, Sergei Skripal (66 tahun), bersama putrinya Yulia (33 tahun) ditemukan di bangku dalam keadaan tidak sadar di luar sebuah pusat perbelanjaan di Salisbury, kota di Inggris selatan, pada Minggu.
"Ringkasnya, kasus ini ditangani sebagai insiden besar yang melibatkan percobaan pembunuhan menggunakan zat syaraf," kata kepala kontraterorisme kepolisian Inggris, Mark Rowley, dalam pernyataan.
Ia menolak memberikan keterangan rinci soal zat yang digunakan dalam upaya pembunuhan itu.
"Saya juga bisa memastikan, kami yakin bahwa kedua orang yang jatuh sakit itu mulanya menjadi target khusus," kata Rowley.
Mantan agen intelijen itu, Sergei Skripal (66 tahun), bersama putrinya Yulia (33 tahun) ditemukan di bangku dalam keadaan tidak sadar di luar sebuah pusat perbelanjaan di Salisbury, kota di Inggris selatan, pada Minggu.
"Ringkasnya, kasus ini ditangani sebagai insiden besar yang melibatkan percobaan pembunuhan menggunakan zat syaraf," kata kepala kontraterorisme kepolisian Inggris, Mark Rowley, dalam pernyataan.
Ia menolak memberikan keterangan rinci soal zat yang digunakan dalam upaya pembunuhan itu.
"Saya juga bisa memastikan, kami yakin bahwa kedua orang yang jatuh sakit itu mulanya menjadi target khusus," kata Rowley.
Credit antaranews.com
Kapal Induk 'Lady Lex' AS yang Tenggelam saat PD II Ditemukan
SYDNEY - Bangkai kapal induk ikonik Amerika Serikat (AS), USS Lexington, yang ditenggelamkan pasukan Jepang saat Perang Dunia II telah ditemukan di dasar perairan Australia. Bangkai kapal yang dijuluki “Lady Lex” ini ditemukan setelah 76 tahun.
Penemunya adalah tim ekspedisi yang didanai oleh pendiri Microsoft, Paul Allen. Kapal itu ditenggelamkan dalam Pertempuran Laut Koral pada 8 Mei 1942.
Tim ekspedisi mengumumkan bahwa puing-puing USS Lexington ditemukan hari Minggu di dasar laut di sebuah perairan seluas 3.000 meter persegi, sebelah pantai timur Australia.
”Untuk memberikan penghormatan kepada USS Lexington dan orang-orang pemberani yang mengabdi padanya adalah sebuah kehormatan,” kata Allen di halaman website-nya, yang dikutip Kamis (8/3/2018).
”Sebagai orang Amerika, kita semua berutang budi kepada semua orang yang melayani dan yang terus melayani negara kita atas keberanian, ketekunan dan pengorbanan mereka,” lanjut dia.
Pertempuran Laut Koral telah membantu menghentikan kemajuan pasukan Jepang yang saat itu berpotensi memotong jalur Australia dan New Guinea dari rute pasokan laut Sekutu. Dalam pertempuran tersebut, AS mengalahkan dua kapal induk Jepang.
Tim Allen telah membuat beberapa penemuan kapal karam penting sebelumnya, termasuk tiga kapal Angkatan Laut AS lainnya, kapal perusak Italia, dan kapal perang Jepang, Musashi.
Kapal selam yang menemukan USS Lexington, Research Vessel Petrel, memiliki peralatan yang mampu menyelam sampai 6.000 meter. Kapal itu dikerahkan pada awal 2017 di Laut Filipina sebelum pindah ke Laut Koral di Pantai Australia.
Lexington yang telah dijuluki sebagai “Lady Lex” rusak parah akibat bom dan torpedo. Sekitar 216 awak kapal tewas, namun 2.770 lainnya selamat dan dievakuasi.
Allen mengatakan di akun Twitter-nya bahwa kapal induk ikonik AS itu tenggelam dengan 35 pesawat, 11 di antaranya telah ditemukan.
Credit sindonews.com
6 Kapal Perang di Laut Jawa Hilang, Inggris Bicara dengan Indonesia
JAKARTA
- Pemerintah Inggris sedang melakukan pembicaraan dengan pemerintah
Indonesia terkait hilangnya enam kapal perang akibat dijarah dari dasar
Laut Jawa. Kapal-kapal milik Belanda dan Inggris itu tenggelam dalam
pertempuran tahun 1942 atau saat Perang Dunia II.
Diplomat Inggris telah bertemu dengan pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia di Jakarta untuk membahas penjarahan Bangka-bangkai kapal perang tersebut.
Kedutaan Inggris di Jakarta mengatakan, pihak berwenang kini dilibatkan untuk melakukan penyelidikan.
Hilangnya bangkai-bangkai kapal perang itu telah memicu kecaman, terutama dari negara-negara pemilik kapal. Situs tenggelamnya enam kapal perang di Laut Jawa itu dianggap sebagai “kuburan perang suci” dan diakui di bawah hukum internasional.
Operasi penyelamatan massal di perairan Asia Tenggara dalam tiga tahun terakhir telah mencapai 40 kapal Perang Dunia II yang hilang. Bangkai-bangkai kapal dijarah untuk diambil perunggu, tembaga, kuningan dan baja tua yang berharga.
Di Brondong, Jawa Timur, muncul laporan soal temuan tulang-tulang di sebuah kuburan massal tanpa nama. Tulang-tulang itu diduga sisa dari jasad tentara Belanda dan Inggris yang ikut tenggelam bersama kapal perang.
Pihak berwenang Indonesia telah menggali tiga lokasi di Brondong dalam beberapa pekan terakhir. Ketiga lokasi itu diduga menjadi kuburan dari sisa-sisa tulang tentara Belanda dan Inggris yang disingkirkan penjarah dari bangkai kapal perang.
Inggris dan Belanda melalui kedutaannya di Jakarta sedang menunggu permintaan bantuan teknis dari pihak berwenang Indonesia untuk menyelidiki kapal-kapal yang hilang dan asal-usul tulang belulang tersebut.
Kedutaan Inggris melalui seorang juru bicara kepada The Guardian, Rabu (7/3/2018) mengatakan, bantuan yang diberikan bisa bersifat ahli forensik, arkeologis atau ilmiah.
Beberapa kapal perang Inggris yang karam di Laut Jawa saat Perang Dunia II berlangsung antara lain; HMS Electra, HMS Encounter dan HMS Exeter. Kapal-kapal itu tenggelam saat perang melawan pasukan Jepang. Lebih dari 170 pelaut Inggris tewas kala itu.
Kekalahan yang juga dialami Belanda dengan hampir 900 tentaranya tewas itu membuat Jepang mengambil alih wilayah koloni atau Belanda, yakni Hindia Belanda atau Indonesia.
Diplomat Inggris telah bertemu dengan pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia di Jakarta untuk membahas penjarahan Bangka-bangkai kapal perang tersebut.
Kedutaan Inggris di Jakarta mengatakan, pihak berwenang kini dilibatkan untuk melakukan penyelidikan.
Hilangnya bangkai-bangkai kapal perang itu telah memicu kecaman, terutama dari negara-negara pemilik kapal. Situs tenggelamnya enam kapal perang di Laut Jawa itu dianggap sebagai “kuburan perang suci” dan diakui di bawah hukum internasional.
Operasi penyelamatan massal di perairan Asia Tenggara dalam tiga tahun terakhir telah mencapai 40 kapal Perang Dunia II yang hilang. Bangkai-bangkai kapal dijarah untuk diambil perunggu, tembaga, kuningan dan baja tua yang berharga.
Di Brondong, Jawa Timur, muncul laporan soal temuan tulang-tulang di sebuah kuburan massal tanpa nama. Tulang-tulang itu diduga sisa dari jasad tentara Belanda dan Inggris yang ikut tenggelam bersama kapal perang.
Pihak berwenang Indonesia telah menggali tiga lokasi di Brondong dalam beberapa pekan terakhir. Ketiga lokasi itu diduga menjadi kuburan dari sisa-sisa tulang tentara Belanda dan Inggris yang disingkirkan penjarah dari bangkai kapal perang.
Inggris dan Belanda melalui kedutaannya di Jakarta sedang menunggu permintaan bantuan teknis dari pihak berwenang Indonesia untuk menyelidiki kapal-kapal yang hilang dan asal-usul tulang belulang tersebut.
Kedutaan Inggris melalui seorang juru bicara kepada The Guardian, Rabu (7/3/2018) mengatakan, bantuan yang diberikan bisa bersifat ahli forensik, arkeologis atau ilmiah.
Beberapa kapal perang Inggris yang karam di Laut Jawa saat Perang Dunia II berlangsung antara lain; HMS Electra, HMS Encounter dan HMS Exeter. Kapal-kapal itu tenggelam saat perang melawan pasukan Jepang. Lebih dari 170 pelaut Inggris tewas kala itu.
Kekalahan yang juga dialami Belanda dengan hampir 900 tentaranya tewas itu membuat Jepang mengambil alih wilayah koloni atau Belanda, yakni Hindia Belanda atau Indonesia.
Credit sindonews.com
Korut Sebut Senjata Nuklirnya Tak Bisa Dinegosiasikan
Korut berkeras mempertahankan senjata
nuklirnya, sementara Korsel berupaya mempertemukan negara terisolasi itu
dengan Amerika Serikat. (KCNA/via REUTERS)
"Tidak ada pilihan lain bagi Korea Utara dalam kondisi seperti ini untuk melindungi negara dan kepercayaannya dalam menghadapi AS, negara nuklir terbesar. Kepemilikan nuklir kami adalah benar dan tidak bisa diperselisihkan," bunyi editorial koran tersebut, dikutip The Korea Herald pada Rabu (7/3).
"Kami memiliki senjata nuklir dengan cara yang benar dan dengan tujuan untuk mempertahankan kepentingan utama negara dalam menghadapi ancaman nuklir AS."
Rodong Sinmun juga memuji pengembangan bom hidrogen dan rudal balistik negaranya. Koran tersebut menganggap keberhasilan Korut mengembangkan peluru kendali antar-benua adalah bentuk "kemenangan brilian" dalam mengimbangi kekuatan AS.
|
"Perdamaian dan Keamanan Semenanjung Korea, Asia Timur, bahkan dunia telah terjamin berkat penguatan senjata nuklir kami. Program nuklir kami bertujuan menghukum dan melindungi perdamaian dari musuh dan penghasut, jadi tidak mengancam siapa pun."
Pernyataan itu dilontarkan sehari setelah Korsel mengumumkan bahwa Seoul dan Pyongyang sepakat meredakan ketegangan dan berdialog soal denuklirisasi di kawasan.
Kim Jong-un bertemu dengan penasihat keamanan Presiden Moon Jae-in, Chung Eui-yong, di Pyongyang, Selasa. Seusai pertemuan itu, pihak Korsel menyebut bahwa Korut bersedia melucuti senjata nuklirnya dengan jaminan keamanan dari Washington.
Korut juga disebut bersedia berdiskusi dengan AS soal denuklirisasi dan menghentikan uji coba rudal serta nuklirnya sementara perundingan berjalan.
|
Pejabat Korsel juga mengatakan Seoul dan Pyongyang sepakat menggelar pertemuan tingkat tinggi antara pemimpin kedua negara, April mendatang.
Sejumlah negara, termasuk China dan Indonesia, menyambut baik niat Korut untuk berdialog dengan Korsel untuk pertama kalinya dalam satu dekade terakhir. Pertemuan itu juga dianggap memperbesar peluang perdamaian di Semenanjung Korea.
Meski begitu, Presiden Moon mengatakan masih terlalu dini untuk merasa optimistis mengenai dialog AS dan Korut ini. Moon menekankan yang terpenting saat ini adalah terus menjaga koordinasi dengan AS untuk menyamakan posisi terkait isu denuklirisasi.
"Kita baru saja berada di garis awal untuk memulai perundingan ini," ucap Moon seperti dikutip AFP.
Credit cnnindonesia.com
Sri Lanka blokir media sosial untuk hentikan kekerasan terhadap Muslim
Kolombo (CB) - Sri Lanka pada Rabu memblokir akses terhadap
jaringan media sosial seperti Facebook sebagai upaya untuk menghentikan
kekerasan terhadap kelompok minoritas Muslim, meski pemerintah di
negara dengan penduduk mayoritas Buddha itu sudah menerapkan
undang-undang darurat.
Ketegangan sosial antara kedua kelompok mulai meninggi di Sri Lanka sejak tahun lalu. Sejumlah kelompok garis keras Buddha menuding komunitas Muslim telah memaksa orang untuk berpindah agama dan merusak sejumlah situs arkeologis Buddha.
Kelompok itu juga memprotes kehadiran para pencari suaka Muslim Rohingya di Sri Lanka yang mengungsi dari Myanmar.
Saat ini, pihak kepolisian sudah menerapkan jam malam di distrik kawasan pegunungan tinggi Kandy. Wilayah itu sudah menjadi titik panas kekerasan sejak Minggu, menyusul kematian seorang pemuda Buddha setelah bentrok dengan sekelompok orang Muslim.
Sejak tadi malam, massa menyerang sejumlah masjid dan tempat-tempat usaha milik orang Muslim, kata sejumlah warga kepada Reuters.
Juru bicara kepolisian Ruan Ruwan Gunasekara mengatakan bahwa telah terjadi "sejumlah insiden" pada Selasa malam di Kandy, daerah yang terkenal atas kebun-kebun tehnya.
"Polisi telah menangkap tujuh orang. Tiga petugas kepolisian terluka akibat insiden itu," kata Gunasekara kepada Reuters. Hingga kin,i tidak ada informasi mengenai seberapa banyak warga sipil yang menjadi korban, kata dia.
Sejumlah insiden kekerasan terjadi karena dipicu oleh unggahan di media sosial Facebook, kata pemerintah setempat.
Pada Rabu, pemerintah resmi memblokir Facebook, Viber, dan Wahtsapp di seluruh bagian negara selama tiga hari.
Sri Lanka adalah negara yang masih memulihkan diri dari perang saudara yang berlangsung selama 26 tahun antara kubu pemerintah dengan gerilyawan Tamil. Perang itu baru berakhir tahun 2009, disertai dengan laporan pelanggaran hak asasi manusia dari kedua belah pihak.
Populasi Muslim di negara itu hanya sekitar sembilan persen dari total 21 juta jiwa penduduk dan merupakan kelompok minoritas terkecil kedua setelah etnik Tamil, yang kebanyakan beragama Hindu.
Sebelumnya, Kepala Komisi HAM PBB, Zeid Ra`ad al-Hussein, mengaku prihatin atas berulangnya kekerasan terhadap minoritas etnis dan religius di Sri Lanka.
"Tidak boleh ada impunitas, baik terhadap pemicu yang menyebabkan gelombang serangan ataupun terhadap serangan itu sendiri," kata dia saat berpidato di depan Dewan HAM PBB di Jenewa.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat dalam surat elektroniknya mengingatkan kerusuhan kemungkinan bisa berlanjut di Kandy, wilayah yang juga terkenal karena ada kuil yang diduga menyimpan gigi sang Buddha.
Pemerintah sendiri mengatakan bahwa kekerasan di Kandy telah diprovokasi oleh orang luar.
"Ada konspirasi terorganisasi di balik rangkaian insiden ini," kata Sarath Amunigama, seorang menteri senior, kepada sejumlah wartawan di Kolombo.
Ketegangan sosial antara kedua kelompok mulai meninggi di Sri Lanka sejak tahun lalu. Sejumlah kelompok garis keras Buddha menuding komunitas Muslim telah memaksa orang untuk berpindah agama dan merusak sejumlah situs arkeologis Buddha.
Kelompok itu juga memprotes kehadiran para pencari suaka Muslim Rohingya di Sri Lanka yang mengungsi dari Myanmar.
Saat ini, pihak kepolisian sudah menerapkan jam malam di distrik kawasan pegunungan tinggi Kandy. Wilayah itu sudah menjadi titik panas kekerasan sejak Minggu, menyusul kematian seorang pemuda Buddha setelah bentrok dengan sekelompok orang Muslim.
Sejak tadi malam, massa menyerang sejumlah masjid dan tempat-tempat usaha milik orang Muslim, kata sejumlah warga kepada Reuters.
Juru bicara kepolisian Ruan Ruwan Gunasekara mengatakan bahwa telah terjadi "sejumlah insiden" pada Selasa malam di Kandy, daerah yang terkenal atas kebun-kebun tehnya.
"Polisi telah menangkap tujuh orang. Tiga petugas kepolisian terluka akibat insiden itu," kata Gunasekara kepada Reuters. Hingga kin,i tidak ada informasi mengenai seberapa banyak warga sipil yang menjadi korban, kata dia.
Sejumlah insiden kekerasan terjadi karena dipicu oleh unggahan di media sosial Facebook, kata pemerintah setempat.
Pada Rabu, pemerintah resmi memblokir Facebook, Viber, dan Wahtsapp di seluruh bagian negara selama tiga hari.
Sri Lanka adalah negara yang masih memulihkan diri dari perang saudara yang berlangsung selama 26 tahun antara kubu pemerintah dengan gerilyawan Tamil. Perang itu baru berakhir tahun 2009, disertai dengan laporan pelanggaran hak asasi manusia dari kedua belah pihak.
Populasi Muslim di negara itu hanya sekitar sembilan persen dari total 21 juta jiwa penduduk dan merupakan kelompok minoritas terkecil kedua setelah etnik Tamil, yang kebanyakan beragama Hindu.
Sebelumnya, Kepala Komisi HAM PBB, Zeid Ra`ad al-Hussein, mengaku prihatin atas berulangnya kekerasan terhadap minoritas etnis dan religius di Sri Lanka.
"Tidak boleh ada impunitas, baik terhadap pemicu yang menyebabkan gelombang serangan ataupun terhadap serangan itu sendiri," kata dia saat berpidato di depan Dewan HAM PBB di Jenewa.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat dalam surat elektroniknya mengingatkan kerusuhan kemungkinan bisa berlanjut di Kandy, wilayah yang juga terkenal karena ada kuil yang diduga menyimpan gigi sang Buddha.
Pemerintah sendiri mengatakan bahwa kekerasan di Kandy telah diprovokasi oleh orang luar.
"Ada konspirasi terorganisasi di balik rangkaian insiden ini," kata Sarath Amunigama, seorang menteri senior, kepada sejumlah wartawan di Kolombo.
Credit antaranews.com
Status Darurat, Bentrok Buddha-Muslim Pecah Lagi di Sri Lanka
Ilustrasi. (CNN Indonesia/Astari Kusumawardhani)
"Polisi menangkap tujuh orang. Tiga petugas kepolisian terluka akibat insiden tersebut," kata Gunasekara kepada Reuters.
Kerusuhan dan pembakaran toko di distrik Kandy bermula pada Minggu, setelah seorang sopir truk, yang merupakan umat Buddha Sinhala, meninggal beberapa hari usai bertengkar dengan empat warga Muslim di sana.
|
Bentrokan pecah tak lama setelah pemakaman sang sopir selesai. Polisi menyebut sekelompok umat Buddha menyerang dan membakar toko-toko milik umat Muslim di distrik tersebut.
Jenazah seorang warga ditemukan dalam salah satu toko yang terbakar itu.
Menteri Dalam Negeri Sri Lanka, Sarath Amunugama, mengatakan bahwa kekerasan ini dipicu oleh oknum dari luar Kandy.
"Ada konspirasi yang terorganisir di balik insiden ini," kata Sarath Amunugama kepada wartawan di Kolombo.
|
Ketegangan antara masyarakat Buddha dan Muslim di Sri Lanka sudah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Umat Buddha garis keras menuding Muslim di sana memaksa orang-orang memeluk agama Islam atau merusak situs arkeologi Buddha.
Sejak krisis kemanusiaan di Myanmar memburuk Agustus 2017 lalu, banyak umat Buddha Sri Lanka memprotes kedatangan pengungsi Muslim Rohingya di negaranya.
Beberapa Buddha nasionalis juga memprotes kehadiran pengungsi Muslin Rohingya dari Myanmar yang mayoritas Buddha. Di kedua negara ini, nasionalisme Buddha terus meningkat.
Sri Lanka sendiri masih dalam masa penyembuhan dari perang sipil selama 26 tahun melawan separatis Tamil yang berakhir pada tahun 2009.
Credit cnnindonesia.com
Rabu, 07 Maret 2018
Pentagon: Senjata Hipersonik China Bisa Tenggelamkan Kapal Induk AS
WASHINGTON
- Pejabat tinggi Pentagon untuk riset senjata memperingatkan bahwa
senjata hipersonik China memiliki kemampuan untuk menenggelamkan kapal
induk Amerika Serikat (AS).
Deputi Kementerian Pertahanan AS untuk Penelitian dan Rekayasa Senjata, Michael Griffin, mengatakan era kapal induk Amerika sebagai tampilan utama militer bisa berakhir kecuali AS mengembangkan sistem pertahanan generasi berikutnya yang bisa mengatasi senjata hipersonik.
Selain China, Griffin juga menganggap Rusia memilii kemampuan serupa. Beijing sendiri diketahui baru saja menguji coba kendaraan hipersonik untuk program antariksa yang juga bisa diterapkan untuk militer.
Griffin mengatakan, China menghabiskan miliaran dolar untuk mengembangkan senjata versi non-nuklir yang bisa membuat kapal induk AS rentan diserang.
“Dalam jumlah bulat, China telah melakukan 20 kali lebih banyak tes senjata hipersonik seperti juga Amerika Serikat dalam satu dekade terakhir,” kata Griffin dalam McAleese-Credit Suisse Defense Conference, pada hari Selasa.
China pada khususnya, kata Griffin, telah menetapkan dirinya menjadi kekuatan global dan musuh utama Amerika.
”Ketika orang-orang China dapat menerapkan sistem hipersonik taktis atau regional, mereka menahan armada tempur kapal induk kami. Mereka menahan seluruh armada kami berisiko. Mereka membuat risiko terhadap pasukan yang berbasis di darat," kata Griffin, seperti dikutip dari Washington Examiner, Rabu (7/3/2018).
Griffin, yang telah bekerja kurang dari dua minggu ini, mengatakan bahwa pengembangan pertahanan untuk ancaman senjata hipersonik adalah prioritas teknis nomor satu untuk Pentagon.
”Tanpa kemampuan kita untuk membela dan tanpa setidaknya kemampuan respons yang sama di sisi ofensif, maka apa yang telah kita lakukan adalah kita membiarkan sebuah situasi di mana kekuatan yang kita kerahkan dianggap berisiko. Kita tidak bisa melakukan hal yang sama untuk mereka,” kata Griffin.
”Jadi, satu-satunya tanggapan kita adalah membiarkan mereka memiliki jalannya, atau pergi (dengan) nuklir. Nah, itu seharusnya menjadi situasi yang tidak bisa diterima di Amerika Serikat,” ujarnya.
Kendaraan luncur hipersonik adalah pesawat tak berawak yang menempuh kecepatan lebih dari lima kali kecepatan suara atau lebih dari satu mil per detik. Kendaraan luncur itu bisa membawa senjata konvensional atau nuklir dan mencapai wilayah manapun di dunia dalam tiga jam atau kurang.
Deputi Kementerian Pertahanan AS untuk Penelitian dan Rekayasa Senjata, Michael Griffin, mengatakan era kapal induk Amerika sebagai tampilan utama militer bisa berakhir kecuali AS mengembangkan sistem pertahanan generasi berikutnya yang bisa mengatasi senjata hipersonik.
Selain China, Griffin juga menganggap Rusia memilii kemampuan serupa. Beijing sendiri diketahui baru saja menguji coba kendaraan hipersonik untuk program antariksa yang juga bisa diterapkan untuk militer.
Griffin mengatakan, China menghabiskan miliaran dolar untuk mengembangkan senjata versi non-nuklir yang bisa membuat kapal induk AS rentan diserang.
“Dalam jumlah bulat, China telah melakukan 20 kali lebih banyak tes senjata hipersonik seperti juga Amerika Serikat dalam satu dekade terakhir,” kata Griffin dalam McAleese-Credit Suisse Defense Conference, pada hari Selasa.
China pada khususnya, kata Griffin, telah menetapkan dirinya menjadi kekuatan global dan musuh utama Amerika.
”Ketika orang-orang China dapat menerapkan sistem hipersonik taktis atau regional, mereka menahan armada tempur kapal induk kami. Mereka menahan seluruh armada kami berisiko. Mereka membuat risiko terhadap pasukan yang berbasis di darat," kata Griffin, seperti dikutip dari Washington Examiner, Rabu (7/3/2018).
Griffin, yang telah bekerja kurang dari dua minggu ini, mengatakan bahwa pengembangan pertahanan untuk ancaman senjata hipersonik adalah prioritas teknis nomor satu untuk Pentagon.
”Tanpa kemampuan kita untuk membela dan tanpa setidaknya kemampuan respons yang sama di sisi ofensif, maka apa yang telah kita lakukan adalah kita membiarkan sebuah situasi di mana kekuatan yang kita kerahkan dianggap berisiko. Kita tidak bisa melakukan hal yang sama untuk mereka,” kata Griffin.
”Jadi, satu-satunya tanggapan kita adalah membiarkan mereka memiliki jalannya, atau pergi (dengan) nuklir. Nah, itu seharusnya menjadi situasi yang tidak bisa diterima di Amerika Serikat,” ujarnya.
Kendaraan luncur hipersonik adalah pesawat tak berawak yang menempuh kecepatan lebih dari lima kali kecepatan suara atau lebih dari satu mil per detik. Kendaraan luncur itu bisa membawa senjata konvensional atau nuklir dan mencapai wilayah manapun di dunia dalam tiga jam atau kurang.
Credit sindonews.com
Pertama Kali, AS Kerahkan F-35 ke Pasifik dengan Kapal USS Wasp
TOKYO
- Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) untuk pertama kalinya dalam
sejarah mengerahkan pesawat jet tempur F-35B Lighting II ke Samudra
Pasifik. Jet tempur generasi kelima ini dibawa kapal USS Wasp.
USS Wasp—kapal amfibi berkapasitas 40.000 ton—meninggalkan Jepang dengan skuadron pesawat jet super mahal tersebut.
”Memasangkan F-35B Lightning II dengan USS Wasp merupakan salah satu lompatan paling signifikan dalam kemampuan berperang untuk tim Navy-Marine Corps dalam hidup kita,” kata Laksamana Brad Cooper, komandan Kelompok Tempur Eksedisi 7 Angkatan Laut AS dalam sebuah pernyataan hari Senin.
”(Pesawat) siluman generasi ke-5 ini sangat serbaguna, dan akan sangat meningkatkan dan memperluas kemampuan operasional kita,” lanjut Cooper, seperti dikutip dari Military, Selasa (6/3/2018) malam.
Kapal tersebut berlayar dari pangkalan Angkatan Laut AS di Sasebo di Pulau Kyushu, Jepang selatan, pada hari Sabtu. Kapal ini membawa enam varian F-35B short take-off dan vertical landing (STOVL) produksi Lockheed Martin dari Skuadron VMFA-121 Fighter Korps Marinir AS.
Pelayaran bersejarah ini terjadi saat ketegangan antara AS dan Korea Utara terkait program senjata nuklir Pyongyang memanas.
Dengan proyeksi USD1,5 triliun yang dikeluarkan selama masa pakainya, F-35 adalah sistem senjata termahal yang pernah dibangun AS. Namun para kritikus mengatakan bahwa pesawat tempur generasi kelima AS ini memiliki kinerja yang inferior pada keempat model pesawat yang telah dicoba.
F-35 dirancang untuk menggantikan pesawat tempur F-16 Falcon, F/A-18 Hornet, Warthog A-10 dan jet peluncur AV-8 Harrier II.
Pada hari Senin, Pentagon mengonfirmasi bahwa 49 persen dari 280 pesawat F-35 yang telah dikirim ke Angkatan Udara AS, Angkatan Laut dan Korps Marinir sejauh ini mengalami masalah pada perangkat lunak dan perangkat keras. Hanya setengahnya yang dinyatakan layak terbang.
USS Wasp—kapal amfibi berkapasitas 40.000 ton—meninggalkan Jepang dengan skuadron pesawat jet super mahal tersebut.
”Memasangkan F-35B Lightning II dengan USS Wasp merupakan salah satu lompatan paling signifikan dalam kemampuan berperang untuk tim Navy-Marine Corps dalam hidup kita,” kata Laksamana Brad Cooper, komandan Kelompok Tempur Eksedisi 7 Angkatan Laut AS dalam sebuah pernyataan hari Senin.
”(Pesawat) siluman generasi ke-5 ini sangat serbaguna, dan akan sangat meningkatkan dan memperluas kemampuan operasional kita,” lanjut Cooper, seperti dikutip dari Military, Selasa (6/3/2018) malam.
Kapal tersebut berlayar dari pangkalan Angkatan Laut AS di Sasebo di Pulau Kyushu, Jepang selatan, pada hari Sabtu. Kapal ini membawa enam varian F-35B short take-off dan vertical landing (STOVL) produksi Lockheed Martin dari Skuadron VMFA-121 Fighter Korps Marinir AS.
Pelayaran bersejarah ini terjadi saat ketegangan antara AS dan Korea Utara terkait program senjata nuklir Pyongyang memanas.
Dengan proyeksi USD1,5 triliun yang dikeluarkan selama masa pakainya, F-35 adalah sistem senjata termahal yang pernah dibangun AS. Namun para kritikus mengatakan bahwa pesawat tempur generasi kelima AS ini memiliki kinerja yang inferior pada keempat model pesawat yang telah dicoba.
F-35 dirancang untuk menggantikan pesawat tempur F-16 Falcon, F/A-18 Hornet, Warthog A-10 dan jet peluncur AV-8 Harrier II.
Pada hari Senin, Pentagon mengonfirmasi bahwa 49 persen dari 280 pesawat F-35 yang telah dikirim ke Angkatan Udara AS, Angkatan Laut dan Korps Marinir sejauh ini mengalami masalah pada perangkat lunak dan perangkat keras. Hanya setengahnya yang dinyatakan layak terbang.
Credit sindonews.com
Satelit Deteksi Tanda-tanda Kegiatan di Fasilitas Nuklir Korut
WASHINGTON
- Satelit mendeteksi tanda-tanda aktivitas di salah satu reaktor Pusat
Penelitian Ilmiah Nuklir Korea Utara (Korut). Tanda-tanda kegiatan itu
kemungkinan mengindikasikan Korut telah melanjutkan produksi
plutoniumnya, seperti dilaporkan situs North38.
Menurut situs yang memantau kegiatan di Korut itu, foto yang diambil pada 17 Februari dan 25 Februari menggambarkan uap yang keluar dari generator, serta mencairnya sungai es di dekat reaktor.
"Jika reaktor bekerja, itu mungkin mengindikasikan bahwa Korea Utara telah melanjutkan produksi plutonium yang diduga untuk program nuklirnya," laporan tersebut mencatat seperti dikutip dari Sputnik, Selasa (6/3/2018).
Meski begitu, tidak ditemukan debit air pendingin yang biasanya menyertai uap tersebut sehingga menimbulkan pertanyaan terkait operasional reaktor tersebut. Menurut North38, untuk menyembunyikan pengoperasian reaktor, reaktor nuklir Korut mungkin telah memperpanjang jalur keluar ke sungai.
Laporan tentang aktivitas mencurigakan di fasilitas nuklir muncul segera setelah media pemerintah Korut mengatakan bahwa pemimpin negara itu bermaksud untuk memajukan hubungan antar-Korea dan membuat cerita tentang sejarah Korea menjadi sebuah kisah penyatuan.
Pada saat yang sama, sebuah kamp militer dengan staf yang banyak ditempatkan di bagian selatan Yongbyon. Sejumlah analis menilai kemungkina itu dilakukan untuk mendukung konstruksi baru atau memperbaiki keamanan di lokasi.
Situasi di sekitar Korut meningkat pada 2017 setelah sejumlah rudal balistik diluncurkan oleh Pyongyang dan sebuah uji coba nuklir, yang dilakukan dengan melanggar resolusi PBB. Pyongyang telah menghadapi sanksi komprehensif pada bulan September dan Desember 2017, namun tetap melanjutkan pengembangan program rudal balistik dan nuklirnya.
Menurut situs yang memantau kegiatan di Korut itu, foto yang diambil pada 17 Februari dan 25 Februari menggambarkan uap yang keluar dari generator, serta mencairnya sungai es di dekat reaktor.
"Jika reaktor bekerja, itu mungkin mengindikasikan bahwa Korea Utara telah melanjutkan produksi plutonium yang diduga untuk program nuklirnya," laporan tersebut mencatat seperti dikutip dari Sputnik, Selasa (6/3/2018).
Meski begitu, tidak ditemukan debit air pendingin yang biasanya menyertai uap tersebut sehingga menimbulkan pertanyaan terkait operasional reaktor tersebut. Menurut North38, untuk menyembunyikan pengoperasian reaktor, reaktor nuklir Korut mungkin telah memperpanjang jalur keluar ke sungai.
Laporan tentang aktivitas mencurigakan di fasilitas nuklir muncul segera setelah media pemerintah Korut mengatakan bahwa pemimpin negara itu bermaksud untuk memajukan hubungan antar-Korea dan membuat cerita tentang sejarah Korea menjadi sebuah kisah penyatuan.
Pada saat yang sama, sebuah kamp militer dengan staf yang banyak ditempatkan di bagian selatan Yongbyon. Sejumlah analis menilai kemungkina itu dilakukan untuk mendukung konstruksi baru atau memperbaiki keamanan di lokasi.
Situasi di sekitar Korut meningkat pada 2017 setelah sejumlah rudal balistik diluncurkan oleh Pyongyang dan sebuah uji coba nuklir, yang dilakukan dengan melanggar resolusi PBB. Pyongyang telah menghadapi sanksi komprehensif pada bulan September dan Desember 2017, namun tetap melanjutkan pengembangan program rudal balistik dan nuklirnya.
Credit sindonews.com
Palestina Kecam Langkah Guatemala Turut Pindahkan Kedutaan ke Yerusalem
RAMALLAH
- Organisasi Pembebasan Palestina atau PLO, melemparkan kecaman keras
atas keputusan Guatemala yang mengikuti langkah Amerika Serikat (AS)
untuk memindahkan Kedutaan Besar mereka di Israel dari Tel Aviv ke
Yerusalem.
Hanan Ashrawi, anggota Komite Pelaksana PLO menyatakan, langkah Presiden Guatemala, Jimmy Morales untuk memindahkan kedubesnya ke Yerusalem sejatinya tidak mengherankan. Karena, lanjut Asharawi, dia memiliki sikap dan pola pikir yang sama dengan Presiden AS, Donald Trump dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
"Gabungkan evalingelis ekstremis dan literalis (dan) Anda memiliki kombinasi faktor mematikan yang membuat ketiga orang ini, Netanyahu, Trump dan Morales, bergerak menuju penerapan strategi dan kebijakan yang ilegal dan itu menghancurkan kemungkinan perdamaian," kata Asharwai, seperti dilansir Reuters pada Senin (5/3).
Sementara itu, Duta Besar Guatemala, Sara Castaneda dilaporkan terlihat di Yerusalem dan terlihat seperti sedang mencari sebuah properti, yang diduga kuat untuk menjadi kantor Kedutaan Besar Guatemala di Israel.
Sebelumnya diwartakan, Morales dalam konferensi pers di Washington, DC, menyatakan bahwa negaranya akan turut memindahkan kedutaan ke Yerusalem pada bulan Mei mendatang.
”Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Presiden (Donald) Trump karena telah memimpin keputusannya yang berani, yang telah mendorong kita untuk melakukan yang benar,” kata Morales dalam sebuah pidato di konferensi tahunan kebijakan Komite Publik Amerika-Israel.
Guatemala adalah satu dari sedikit negara yang mendukung keputusan Presiden Trump pada bulan Desember untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Negara itu menjadi yang pertama setelah AS yang menetapkan tanggal untuk memindahkan kedutaannya di Israel.
Hanan Ashrawi, anggota Komite Pelaksana PLO menyatakan, langkah Presiden Guatemala, Jimmy Morales untuk memindahkan kedubesnya ke Yerusalem sejatinya tidak mengherankan. Karena, lanjut Asharawi, dia memiliki sikap dan pola pikir yang sama dengan Presiden AS, Donald Trump dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
"Gabungkan evalingelis ekstremis dan literalis (dan) Anda memiliki kombinasi faktor mematikan yang membuat ketiga orang ini, Netanyahu, Trump dan Morales, bergerak menuju penerapan strategi dan kebijakan yang ilegal dan itu menghancurkan kemungkinan perdamaian," kata Asharwai, seperti dilansir Reuters pada Senin (5/3).
Sementara itu, Duta Besar Guatemala, Sara Castaneda dilaporkan terlihat di Yerusalem dan terlihat seperti sedang mencari sebuah properti, yang diduga kuat untuk menjadi kantor Kedutaan Besar Guatemala di Israel.
Sebelumnya diwartakan, Morales dalam konferensi pers di Washington, DC, menyatakan bahwa negaranya akan turut memindahkan kedutaan ke Yerusalem pada bulan Mei mendatang.
”Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Presiden (Donald) Trump karena telah memimpin keputusannya yang berani, yang telah mendorong kita untuk melakukan yang benar,” kata Morales dalam sebuah pidato di konferensi tahunan kebijakan Komite Publik Amerika-Israel.
Guatemala adalah satu dari sedikit negara yang mendukung keputusan Presiden Trump pada bulan Desember untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Negara itu menjadi yang pertama setelah AS yang menetapkan tanggal untuk memindahkan kedutaannya di Israel.
Credit sindonews.com
Hizbullah: AS Ciptakan Teroris untuk Benarkan Kehadiran di Irak
BEIRUT
- Hizbullah menyatakan, Amerika Serikat (AS) menciptakan teroris untuk
membenarkan kehadirkan mereka di Irak. Hizbullah kemudian menyatakan
mendukung penuh Parlenen Irak, yang mendesak Baghdad untuk menentukan
tenggat waktu bagi pasukan asing meninggalkan negara tersebut.
Beberapa waktu lalu Parlemen Irak membuat sebuah undang-undang untuk menetapkan batas waktu penarikan mundur semua pasukan asing, termasuk pasukan AS. Washington telah beberapa kali "merayu" Baghdad, untuk mengizinkan mereka memperpanjang masa operasi di Irak.
Hizbullah menuturkan, bahwa AS mungkin akan mengambil cara lain untuk meyakinkan pemerintah Irak, agar membiarkan mereka bertahan di negara tersebut. Salah satu caranya adalah menciptakan teroris baru di Negeri Seribu Satu malam itu.
"Keputusan parlemen tersebut menekankan hak perlawanan negara terhadap kekuatan asing. Pernyataan ini telah menarik perhatian pemerintah AS, yang mencoba untuk membenarkan menjaga pasukannya tetap di Irak dengan menggunakan beberapa skema," kata Hizbullah.
"AS sedang berusaha untuk menciptakan kelompok teroris baru untuk membenarkan tindakan mereka untuk meneruskan penyebaran pasukannya di Irak," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Senin (5/3).
Desakan untuk pasukan asing segera meninggalkan Irak telah muncul sejak awal tahun ini, atau tidak lama setelah Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi menyatakan kemenangan atas ISIS, yang ditandai denga direbutnya Mosul.
Sejumlah pihak di Irak menilai, dengan terus melemahnya ISIS, kehadiran pasukan asing sejatinya sudah tidak lagi dibutuhkan di Irak.
Beberapa waktu lalu Parlemen Irak membuat sebuah undang-undang untuk menetapkan batas waktu penarikan mundur semua pasukan asing, termasuk pasukan AS. Washington telah beberapa kali "merayu" Baghdad, untuk mengizinkan mereka memperpanjang masa operasi di Irak.
Hizbullah menuturkan, bahwa AS mungkin akan mengambil cara lain untuk meyakinkan pemerintah Irak, agar membiarkan mereka bertahan di negara tersebut. Salah satu caranya adalah menciptakan teroris baru di Negeri Seribu Satu malam itu.
"Keputusan parlemen tersebut menekankan hak perlawanan negara terhadap kekuatan asing. Pernyataan ini telah menarik perhatian pemerintah AS, yang mencoba untuk membenarkan menjaga pasukannya tetap di Irak dengan menggunakan beberapa skema," kata Hizbullah.
"AS sedang berusaha untuk menciptakan kelompok teroris baru untuk membenarkan tindakan mereka untuk meneruskan penyebaran pasukannya di Irak," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Senin (5/3).
Desakan untuk pasukan asing segera meninggalkan Irak telah muncul sejak awal tahun ini, atau tidak lama setelah Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi menyatakan kemenangan atas ISIS, yang ditandai denga direbutnya Mosul.
Sejumlah pihak di Irak menilai, dengan terus melemahnya ISIS, kehadiran pasukan asing sejatinya sudah tidak lagi dibutuhkan di Irak.
Credit sindonews.com
Langganan:
Postingan (Atom)