Jumat, 25 November 2016

Menlu AS ke Antarktika untuk Kunjungi Piramida 'Alien' Misterius?


 
CB, New York - Sebuah teori aneh muncul dan mengklaim keberadaan sebuah piramida misterius di Antarktika.
Para penganut teori konspirasi bahkan memosting rekaman di situs berbagi video, di mana mereka mengklaim Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry mengunjungi Kutub Selatan pekan lalu, untuk mengunjungi markas alien yang ada di dalam piramida.
Video tersebut mengklaim mengambil gambar keberadaan piramida itu dari Google Earth, namun tak jelas apakah penampakan tersebut asli atau sudah direkayasa.
Video tersebut diposting oleh Third Phase of the Moon, saluran yang terus-menerus menyajikan teori konspirasi tentang alien.
Rekaman yang mereka sajikan menunjukkan struktur mirip piramida menyembul dari selimut salju -- dengan label mirip Google Earth namun ada kesalahan eja di dalamnya.
Di label itu tertulis 'Antartica Pyramid' -- yang seharusnya Antarctica -- menunjukkan indikasi bahwa rekaman tersebut telah diutak-atik alias tak lagi asli.
Respons terhadap video tersebut pun beragam. Sejumlah pengguna percaya bahwa apa yang diungkap benar adanya. Misalnya, James Jason, yang berkomentar, "Laporan sempurna dari Third Phase, aku juga percaya itu akan menjadi hal yang sangat dramatis, dan informasi itu untuk seluruh semua orang di planet ini."
Namun, pengguna lain menolak mentah-mentah. Misalnya Gordon Anderson. "Aku menghabiskan banyak waktu di pegunungan yang ditutupi salju, meluncur di permukaannya. Dan menurutku, penampakan seperti itu alami, bukan buatan manusia," kata dia seperti dikutip dari Daily Mail, Rabu (23/11/2016).
Sementara, lainnya bergurau bahwa Menlu John Kerry ke sana untuk alasan lain. "#27 dalam daftar keinginannya, terbang ke Antarktika dan membuat 'malaikat salju' di tempat yang belum pernah dikunjungi manusia," tulis Daniel Schultz.
Penelusuran Liputan6.com, di media-media terpercaya, John Kerry memang mengunjungi Antarktika. Ia bahkan menjadi pejabat AS dengan jabatan tertinggi yang pernah mengunjungi lokasi tersebut.
Namun, seperti dikutip dari New York Times, sama sekali tak dilaporkan keterkaitan kunjungan Kerry dengan keberadaan piramida. Ia datang ke sana untuk meningkatkan moral dan semangat para ilmuwan yang sedang meneliti lapisan es di sana.
Selama empat tahun terakhir, Kerry berperan dalam kampanye AS terkait isu perubahan iklim -- sesuatu yang terancam pasca-kemenangan Donald Trump. Miliarder nyentrik itu dalam kampanyenya mengatakan, isu tersebut palsu belaka alias hoax.
 

Alien hingga Piramida Segitiga Bermuda

Kembali ke soal piramida. Struktur lancip di Antarktika tersebut bisa jadi adalah nunatak -- puncak pegunungan yang berada di atas lapisan es.
Sementara, Nigel Watson, penulis UFO Investigations Manual berpendapat, struktur piramida yang ada dalam video bisa jadi hasil photoshop, yang membuat pegunungan itu mirip dengan piramida. Atau bisa jadi, itu adalah formasi alami.
"Itu adalah formasi pegunungan yang tercipta oleh pergeseran gletser dan erosi, bukan dibentuk dengan laser listrik alien," kata dia kepada MailOnline.
Sudah sejak lama piramida menjadi objek para pendukung teori konspirasi.
Pada Oktober 2016 lalu, sebuah video yang viral mengklaim bahwa ada piramida kristal di bawah Segitiga Bermuda, yang dianggap bertanggung jawab atas hilangnya sejumlah pesawat dan kapal di area yang dianggap angker itu.
Teori tersebut mengklaim, 'ilmuwan' menemukan struktur misterius itu pada 2012 dengan menggunakan teknologi yang belum diketahui oleh ilmu pengetahuan modern.
Tak hanya itu, lagi-lagi para penganut teori konspirasi mengatakan bahwa Piramida Giza sejatinya bukan struktur yang dibangun manusia pada masa lampau, namun dibangun oleh alien.
Mereka beralasan, tak mungkin peradaban masa lampau, yang tak memiliki teknologi canggih dan peralatan berat bisa membangun sebuah struktur kolosal yang bertahan hingga ribuan tahun.
Menurut Anda?



Credit  Liputan6.com


Ilmuwan Pentagon 'Ramalkan' Dunia pada Tahun 2045, Seperti Apa?



CB, Washington DC - Tak mudah untuk memprediksi apa yang akan terjadi pada masa depan. Namun, terkait kemajuan teknologi dan perubahan pola pikir, para peneliti di badan penelitian Departemen Pertahanan Amerika Serikat atau Pentagon bisa 'meramalkan' apa yang akan terjadi pada dunia kelak.
Menurut mereka, dunia akan menjadi tempat yang sama sekali berbeda pada tahun 2045, 29 tahun lagi.
Diluncurkan pada 1958, Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) ada di balik layar sejumlah inovasi paling canggih di dunia militer: mobil tempur terbang, robot perang, hingga prototipe jet yang bisa meluncurkan satelit ke orbit.
Sejumlah temuan DARPA juga menyeberang ke pasar teknologi sipil, yang kini dipakai dalam kehidupan sehari-hari penduduk Bumi, seperti robot canggih, global-positioning systems (GPS), juga internet.
Jadi, apa yang bakal terjadi pada 2045?
Diprediksi, robot dan rekayasa teknologi akan mengubah dunia industri masa depan. Pesawat tanpa awak atau drone akan melanjutkan lompatan mereka -- dari sebelumnya yang masuk kategori perangkat militer jadi kian merajai di pasar teknologi sipil. Sementara, mobil pintar yang bisa mengemudi sendiri (self-driving) akan membuat manusia lebih leluasa melakukan mobilisasi.
Namun, para ilmuwan DARPA punya sejumlah ide yang lebih besar. Dalam serial video yang diproduksi tahun lalu, yang berjudul 'Forward to the Future', tiga ilmuwan memprediksi apa yang mereka bayangkan akan menjadi kenyataan dalam 30 tahun.
Dr. Justin Sanchez, ahli neurologi sekaligus Direktur Biological Technologies Office DARPA yakin, kita akan sampai pada satu titik di mana manusia bisa mengendalikan banyak hal dengan menggunakan pikiran.
"Bayangkan dunia di mana Anda bisa menggunakan pikiran untuk mengendalikan lingkungan sekitar," kata Sanchez seperti dikutip dari situs World Economic Forum, Selasa (22/11/2016).
"Pikirkan ketika Anda mengontrol sejumlah aspek berbeda di rumah hanya menggunakan sinyal otak, atau bisa berkomunikasi dengan rekan dan keluarga hanya menggunakan aktivitas saraf dalam otak Anda."
Menurut Sanchez, DARPA saat ini mengerjakan sejumlah hal terkait neuroteknologi (neurotechnologies) yang memungkinkan hal tersebut terjadi.
Hal itu bukannya tak mungkin. Sudah ada beberapa contoh terobosan futuristik terkait itu -- misalnya teknologi implan otak yang bisa mengendalikan lengan protestik.
Pekan lalu, DARPA mendemonstrasikan teknologi menakjubkan tersebut untuk kali pertamanya -- yang memungkinkan seorang pria yang mengalami kelumpuhan kembali merasakan sensasi sentuhan.
Itu dimungkinkan dengan menanam implan pada otak yang memungkinkan sensasi 'seolah-olah tangannya sendiri yang disentuh'.
 

Pesawat Terbang Tanpa Pilot

Dan, masa depan tak hanya soal teknologi implan otak. Banyak hal menarik lain yang bisa mengubah bangunan dan benda-benda lain di sekitar kita, demikian menurut Stefanie Tompkins, ahli geologi sekaligus Direktur Defense Sciences Office DARPA.
Ia membayangkan, kelak kita akan bisa membangun sesuatu yang luar biasa kuat, tapi juga super-ringan. Bayangkan sebuah gedung pencakar langit yang menggunakan material sekuat baja tapi ringan seperti serat karbon -- itu penjelasan sederhana terkait visi Tompkins, yang lebih mudah dimengerti dibanding soal tingkatan molekuler.
"Dalam 30 tahun, saya membayangkan dunia di mana kita bahkan tak bisa membayangkan material yang ada di sekitar kita," kata dia.
Sementara, Pam Melroy, insinyur kedirgantaraan dan mantan astronot, sekaligus Direktur Tactical Technologies Office berpendapat, pada 2045 hubungan antara manusia dan mesin-mesin di sekitarnya akan sangat berbeda dengan saat ini.

"Menurut saya, kita mulai menyaksikan momentum ketika manusia hanya perlu bicara atau memencet tombol, untuk berinteraksi dengan mesin yang melakukan sesuatu secara lebih cerdas," kata dia.
Misalnya, saat ini, untuk mendaratkan pesawat terbang, ada sejumlah langkah yang harus dilakukan pilot -- dari navigasi, keluar dari mode cruise, menarik throttle ke belakang...mengeluarkan roda pendaratan. Semua langkah itu harus dilakukan dalam urutan yang benar.
Melroy membayangkan, pada masa depan, mendaratkan pesawat akan lebih sederhana -- seperti yang dikatakan para pilot ke awak kabin: "Prepare for landing" -- bersiap untuk mendarat.
"Seorang pilot mungkin cukup untuk mengatakan kalimat itu dan komputer akan tahu dan mengerjakan serangkaian langkah kompleks yang perlu dilakukan untuk menjalankan perintah tersebut," kata dia.
Atau bahkan, dengan adanya kecerdasan buatan (artificial intelligence), keberadaan pilot tak lagi dibutuhkan. Pesawat akan melaju tanpa penerbang yang mengendalikan di kokpit.




Credit  Liputan6.com


Patahan Misterius Ancam Picu Gempa 9,7 SR yang 'Hancurkan' AS?


 
CB, Seattle - Beberapa waktu lalu, seorang ahli matematika 'meramal' bahwa pada tahun 2017 --- yang tinggal menghitung waktu-- ada 1 dari 500 kemungkinan umat manusia akan musnah.
Sang ahli adalah Dr Fergus Simpson, pakar matematika dari University of Barcelona's Institute of Cosmos Sciences. Ia mengatakan, ada 0,2 persen kemungkinan terjadinya 'bencana katastropik' pada suatu tahun tertentu selama Abad ke-21.

 Perhitungan ini didasarkan pada Argumen Doomsday, yang diklaim dapat memprediksi jumlah anggota spesies manusia di masa depan dengan memperimbangkan perkiraan jumlah total manusia yang lahir sejauh ini.
Hal yang sama juga sudah diperhitungkan oleh Stephen Hawking. Menurut ilmuwan itu, manusia ternyata hanya memiliki kurang dari 1.000 tahun di Bumi sebelum binasa dalam peristiwa kepunahan massal.
Kepunahan akibat bencana katastropik salah satunya justru pertumbuhan manusia itu sendiri yang berlangsung secara masif. Populasi penduduk sekarang 7 kali lebih besar dibanding 200 tahun lalu.
Dikutip dari News.com.au, pada Kamis (24/11/2016), melonjaknya populasi manusia di Bumi diikuti dengan eksploitasi alam. Kepadatan penduduk yang tak terkendali juga membuat suhu planet manusia lebih hangat.
Salah satunya adalah, melelehnya kawasan es di kutub Bumi. Boleh diibaratkan, setelah manusia memadati Bumi, maka bencana dahsyat akan menghapus mereka.
Namun, itu bukan yang paling parah dalam turut andil bencana katastropik yang bakal dihadapi. Ada lagi yang harus umat manusia takutkan, yaitu: gempa.
Sejarah mencatat, telah terjadi jutaan kali gempa mengguncang Bumi. Bahkan, ada beberapa lindu yang mengubah pola patahan di dalam tanah.
Kita sudah mengenal pola patahan seperti di New Zealand. Orang AS hanya mengenal Patahan San Andreas di Los Angels. Namun, andai, San Andreas bergeser, kekuatan maksimal dari gempa yang dihasilkan mencapai 8,2 Skala Richter.
Tapi tahukah Anda bahwa ada satu lagi patahan yang sama sekali 'jarang bergerak'. Lebih tepatnya bergerak dengan lambat namun jauh lebih mematikan.
Patahan itu berada di bawah Seattle, Amerika Serikat, yang dikenal dengan Cascadia Subduction Zone atau Zona Subduksi Cascadia. Menurut Kathryn Schulz, dari New Yorker, patahan itu melintang sepanjang 700 mil di sepanjang pantai Pacific Northwest. Di mulai dari Cape Mendocino, California hingga berlanjut ke Oregon dan Washington dan berakhir di Vancouver, Kanada.
Jika patahan itu bergerak, magnitude yang dihasilkan oleh gempa itu mampu mengeluarkan kekuatan sebesar 8,7 hingga 9,2 sR.
Cascadia berbeda dengan patahan yang dikenal selama ini. Zona itu telah 'tertekan' sekian lama, dan jika suatu saat bergeser, bencana luar biasa akan terjadi. Mahadahsyat.

Zona Senyap dan Tsunami Misterius

Cascadia disebut-sebut merupakan zona gempa yang senyap, karena getaran pergeseran lempeng di bawahnya berjalan lambat sekali.
Gempa mahadahsyat terjadi 300 tahun lalu. Hanya sedikit cerita yang diturunkan ke generasi-generasi berikutnya oleh penduduk asli di kawasan terdampak.
Namun, gempa itu tercatat oleh negara yang terletak nun jauh di seberang. Yaitu, bangsa Jepang. Para samurai, pedagang dan penduduk desa menulis tsunami misterius yang terjadi pada tahun 1700.
Sebuah tsunami terjadi di Jepang tanpa didahului oleh gempa. Rupanya lindu di Seattle, AS luar biasa kencang sehingga membawa gelombang besar ke seluruh Samudera Pasifik.
Cascadia Subdiction Zone di bawah Seattle mampu melepaskan gempa lebih dari 9 skala Ritcher. Kekuatannya sekitar 1.000 kali lebih kuat daripada gempa di Christchurch Selandia Baru pada 2011.
Gempa dengan kekuatan lebih dari 9 jarang terjadi. Lindu sekuat itu baru dua terjadi di masa modern.
Pertama di Aceh pada 26 Desember 2004 dan yang kedua terjadi pada 11 Maret 2011 di Jepang.
Gempa dengan kekuatan seperti itu mampu menghancurkan Seattle dengan sekejap. Tak seperti Los Angeles yang membangun kota dengan struktur antigempa, Seattle yang dianggap 'jauh dari bencana', tak dibentengi sekuat itu.
Namun, para ahli geologi telah menemukan teori kemungkinan gempa akan menimpa Seattle pada 50 tahun ke depan.
Tak hanya meluluhlantakkan Seattle, lindu diperkirakan juga mampu menghancurkan AS.




Credit  Liputan6.com





Dunia Menanti Aksi Aung San Suu Kyi Selesaikan Krisis Rohingya


 
CB, Naypyidaw - Negara bagian Rakhine di Myanmar kembali memanas. Pemicunya adalah serangan kelompok bersenjata terhadap tiga pos perbatasan yang terjadi pada 9 Oktober lalu. Sebanyak sembilan aparat kepolisian tewas sementara delapan anggota kelompok bersenjata itu pun turut menjadi korban jiwa.
Meski tidak secara langsung menuding para pelaku adalah warga Rohingya, namun otoritas setempat menjelaskan ciri-ciri yang mengarah pada etnik tersebut. Mereka mengatakan para pelaku penyerangan berbicara bahasa Bengali.

Peristiwa penyerangan ketiga pos perbatasan tersebut dianggap sebagai kekerasan terparah sejak serangkaian bentrokan komunal yang terjadi antara warga muslim Rohingya dengan penduduk Rakhine yang beragama Buddha.
Operasi militer pun diberlakukan di sejumlah wilayah di Rakhine. Tujuannya untuk "membersihkan" area itu dari kelompok bersenjata. Namun yang belakangan muncul adalah tudingan kesewenang-wenangan pihak militer, yakni berupa pemerkosaan dan pembunuhan warga sipil Rohingya.
Militer mengklaim telah menewaskan puluhan orang yang mereka sebut berusaha melakukan penyerangan dengan berbekal berbagai senjata seperti parang dan kayu. Sebagian besar pihak meragukan penjelasan tersebut.
Di lain sisi, organisasi pemantau hak asasi manusia (HAM), Human Right Watch (HRW) menguak fakta berbeda. Melalui foto satelit mereka mengungkap, terjadi pembakaran terhadap rumah-rumah warga Rohingya. Total rumah yang diratakan dengan tanah mencapai 1.250 unit.
Wilayah utara Rakhine memang menjadi "rumah" bagi kurang lebih 1 juta warga Rohingya. Kehadiran mereka bukan baru melainkan sudah sejak Abad ke-16. Beberapa menyebut etnik ini berasal dari Bangladesh.
Sejarawan berpendapat migrasi Rohingya yang cukup besar terjadi ketika Inggris menjajah Myanmar. Sementara sebagian lainnya datang setelah kemerdekaan Myanmar pada tahun 1984 dan Perang Kemerdekaan Bangladesh pada 1971.
Tahun 2012 menjadi titik penting dalam konflik sektarian antara muslim Rohingya dengan warga Rakhine yang mayoritas beragama Buddha. Pemicu konflik berdarah tersebut tak diketahui secara pasti.
Namun surat kabar The New Light of Myanmar edisi 4 Juni 2012 memuat dalam laporannya bahwa pemicu bentrokan adalah pemerkosaan dan pembunuhan seorang perempuan Rakhine asal Desa Kyauknimaw. Peristiwa ini dilatarbelakangi motif perampokan karena salah seorang pelaku mengaku butuh biaya untuk menikah.
Meski para pelaku telah ditahan pihak kepolisian, namun warga Desa Kyauknimaw tak puas. Mereka mendatangi kantor polisi dan mendesak aparat untuk menyerahkan ketiga pemuda tersebut.
Marah karena permintaan mereka tak dituruti, kerusuhan pun terjadi. Polisi bahkan sampai harus melepas lima tembakan untuk membubarkan massa.
Tak lama, beredar kabar tentang pembunuhan 10 warga muslim Rohingya yang tengah dalam perjalanan menuju Yangon. Praktis, sejak saat itu ketegangan meningkat.
Puluhan bahkan ratusan orang warga muslim Rohingya tewas akibat konflik di sepanjang tahun 2012. Warga Rohingya yang tidak diakui pemerintah serta merupakan kaum minoritas dilaporkan semakin menjadi "bulan-bulanan" dalam berbagai tindak kekerasan.
Di tengah situasi yang memanas, Wakil Presiden RI yang menjabat sebagai Ketua Palang Merah Indonesia pada 2012, Jusuf Kalla sempat berkunjung ke Myanmar. Usai bertemu dengan Presiden Thein Sein, Jusuf Kalla menjelaskan bahwa pemerintah Myanmar tidak melihat konflik di Rakhine dipicu oleh persoalan etnik atau agama, melainkan kasus kriminal biasa.
"Presiden Thein Sein menjelaskan tentang kejadian di Rohingya, khususnya yang dimulai pada Juni tahun ini. Dimulai dengan kasus kriminal di antara beberapa anak muda. Lalu, ada aksi saling balas, yang dengan cepat menjadi besar," kata Jusuf Kalla.
Kehadiran Jusuf Kalla di Myanmar saat itu untuk memberikan bantuan kemanusiaan selain tentunya membantu penyelesaian konflik mengingat ia memiliki pengalaman dalam menangani konflik pemberontakan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
"Saya katakan, berdasarkan pengalaman kita, kehidupan masyarakat yang terlibat konflik harus diharmoniskan, disatukan kembali. Penyaluran bantuan, misalnya, harus menyentuh semua pihak yang bertikai," jelas pria yang akrab disapa JK tersebut.
Tak hanya Indonesia, namun sejumlah pihak seperti PBB, Turki dan sejumlah negara lainnya juga mengulurkan tangan terhadap puluhan ribu warga Rakhine yang terpaksa mengungsi sebagai dampak dari aksi kekerasan. Namun hingga detik ini, kekerasan belum mereda.

 

Konflik Agama?

Secara umum, publik mungkin melihat ini menyangkut dengan persoalan agama. Namun analis, Siegfried O. Wolf memiliki pandangan berbeda. Menurutnya, krisis di Rakhine bersifat politis dan ekonomis.
Wolf menjelaskan, konflik terjadi karena warga Rakhine merasakan ketidakadilan di mana terjadi diskriminasi secara budaya, eksploitasi secara ekonomi, dan tersingkir secara politik oleh pemerintah pusat yang didominasi etnis Burma.
Penduduk Rakhine melihat warga Rohingya sebagai saingan tambahan dan ancaman bagi identitas mereka sendiri.
"Warga Rakhine merasa dikhianati secara politis, karena warga Rohingya tidak memberikan suara bagi partai politik mereka. Ini menambah runcing persoalan. Sementara itu, pemerintah tidak mendorong rekonsiliasi, melainkan mendukung fundamentalis Buddha dengan tujuan menjaga kepentingannya di kawasan yang kaya sumber alam tersebut. Faktor-faktor ini adalah penyebab utama di balik konflik antar kelompok etnis dan antar agama. Ini juga jadi penyebab memburuknya kondisi hidup warga Rohingya, serta pelanggaran hak-hak sosial-politis mereka," jelas Wolf seperti dikutip dari kantor berita Jerman, Deutsche Welle.
Hubungan antar agama di Myanmar digambaran Wolf sangat kompleks. Warga muslim Rohingya, dikonfrontasikan dengan rasa takut mendalam terhadap Islam di sebuah masyarakat dan negara yang mayoritas rakyatnya beragama Buddha.
Sementara warga yang fundamentalis mengklaim bahwa kebudayaan Buddha serta masyarakat lokal terdesak oleh keberadaan muslim Rohingya. Terlebih, Myanmar dikelilingi sejumlah negara yang mayoritas rakyatnya beragama Islam, seperti Bangladesh, Malaysia, dan Indonesia.
Warga Rohingya pun dianggap sebagai ancaman terhadap gaya hidup dan kepercayaan Buddha. Yang lebih jauh lagi, etnik ini dipandang sebagai pembuka jalan menuju islamisasi Myanmar. Selain politik, ada faktor ekonomi pula yang turut memengaruhi konflik di Rakhine.
"Rakhine adalah salah satu negara bagian yang warganya paling miskin, meski wilayah itu kaya sumber daya alam. Sehingga warga Rohingya dianggap beban ekonomi tambahan, jika mereka bersaing untuk mendapat pekerjaan dan kesempatan untuk berbisnis. Pekerjaan dan bisnis di negara bagian itu sebagian besar dikuasai kelompok elite Burma," kata analis itu.
Solusi yang banyak digaungkan oleh berbagai pihak adalah dilakukannya rekonsiliasi nasional. Hal ini pernah disinggung oleh pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi. Namun belum dilaksanakan. Sementara ada pula yang menyoroti sangat penting bagi pemerintah Myanmar untuk mengakui kewarganegaraan masyarakat Rohingya sehingga hak-hak politik dan ekonomi mereka dijamin undang-undang.
 

Bungkamnya Sang Pejuang Demokrasi

Bertahun-tahun, nama Aung San Suu Kyi dielu-elukan sebagai pejuang demokrasi. Ia memimpin gerakan oposisi, melawan tirani, demi tegaknya hak asasi.
Namun suaranya nyaris tak pernah terdengar bicara secara lugas tentang konflik yang merenggut hak asasi manusia warga muslim Rohingya.
Publik menilai sudah terlalu lama ia diam. Dan sikapnya ini memicu pertanyaan, layakkah ia diganjar Nobel Perdamaian?
Sebelumnya, di Markas PBB pada akhir September lalu, Suu Kyi menjelaskan telah melakukan pendekatan terhadap masyarakat di Rakhine melalui pendirian Komisi Penasihat.
Komisi ini didirikan mantan Sekjen PBB Kofi Annan dan ditujukan untuk membantu penanganan masalah keamanan dan hak-hak dasar. Langkah ini ditentang sejumlah pihak. Meski demikian pemerintah mengacuhkannya dan memilih terus mempertahankan keberadaan komisi tersebut demi mewujudkan perdamaian di Rakhine.
"Dengan sikap teguh kami melawan semua prasangka dan intoleransi. Kami menegaskan kembali keyakinan kami untuk mempertahankan martabat dan nilai manusia," ujar Suu Kyi.
Putri dari pejuang kemerdekaan, Aung San itu pun menyebutkan bahwa pembangunan dan penciptaan lapangan kerja adalah prioritas pemerintah pusat yang dipimpinnya.
"Wilayah Rakhine serta warga muslim di sana hidup berkekurangan, dan kami ingin semua orang di sana dalam keadaan aman," kata ibu dari dua putra itu.
"Apa yang telah kami coba lakukan ialah menemukan solusi demi mengakhiri ketegangan komunal dan mencari cara mengakhiri semua perselisihan yang ada," pungkasnya.
Sementara itu, dalam lawatannya ke Jepang pada awal November lalu, Aung San Suu Kyi mengatakan, saat ini penyelidikan tengah berlangsung di Negara Bagian Rakhine atas dugaan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan militer berupa tindak pemerkosaan dan pembunuhan warga sipil Rohingya.
"Kami telah sangat berhati-hati untuk tidak menyalahkan siapa pun sampai kami memiliki bukti yang lengkap mengenai siapa bertanggung jawab untuk apa," ujar Suu Kyi seperti dikutip dari Reuters.
Sebagian meyakini diamnya Suu Kyi tak lepas dari faktor ia takut kehilangan dukungan mayoritas warga yang berujung pada terancamnya kekuasaan politiknya.
Lindsay Murdoch dalam tulisan kolom di The Sydney Morning Herald menyebutkan, dukungan mutlak mayoritas warga telah menempatkan Suu Kyi pada titik arogan. Karenanya Suu Kyi menilai ia tak lagi harus bicara soal Rohingya. Yang terpenting adalah dukungan kepada dirinya dan partainya.
Dalam tulisannya di Global Research pada Senin, 21 November 2016, Tony Cartalucci menjuluki Suu Kyi sebagai "diktator demokratis baru Myanmar". Julukan ini kurang lebih sama dengan yang pernah disematkan Lindsay sekitar tujuh bulan lalu ketika menyikapi kemenangan Suu Kyi dan partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).
Hingga saat ini tak ada perkembangan berarti yang terjadi di Rakhine khususnya yang dirasakan warga Rohingya. Laporan terakhir menyebutkan, sebanyak 3.000 warga Rohingya diberikan perlindungan oleh pemerintah China. Dan 500 orang dilaporkan menyeberang ke Bangladesh dengan membawa kisah horor.
"Tentara Myanmar membunuh ayah dan kakekku...," kata seorang remaja berusia 17 tahun, Mohammad Amin.
"Sejauh mataku memandang, yang tampak hanya rumah-rumah yang dibakar. Aku tak tahu bagaimana nasib ibu dan adikku," imbuhnya.




Credit  Liputan6.com






Diam Lihat Muslim Rohingya Dianiaya, Suu Kyi Dicap Bukan Pejuang HAM


 
Diam Lihat Muslim Rohingya Dianiaya, Suu Kyi Dicap Bukan Pejuang HAM
Aung San Suu Kyi, pemimpin partai berkuasa di Myanmar saat berbicara di Thailand. Foto / REUTERS / Athit Perawongmetha
 
NAYPYIDAW - Para aktivis hak asasi manusia (HAM) internasional mengkritik keras Aung San Suu Kyi, sosok peraib nobel perdamaian yang sebelumnya dianggap sebagai pejuang HAM saat ditindas junta militer. Suu Kyi dikiritik karena masih diam melihat penganiayaan militer terhadap komunitas Muslim Rohingya di Rakhine.

Aktivis HAM dari Human Rights Watch, David Scott Mathieson, mempertanykan kredibilitas Suu Kyi dalam mempromosikan HAM karena bungkam melihat penindasan di negaranya sendiri. Suu Kyi, pemimpin faksi politik yang berkuasa di Myanmar saat ini sejatinya punya kekuatan untuk berindak lebih dalam mencegah kekerasan terhadap komunitas Rohingya.

”Suu Kyi berisiko merobek-robek apa yang tersisa dari kredibilitasnya untuk mempromosikan HAM jika dia gagal untuk berbicara,” kritik Mathieson, seperti dikutip ABC, Jumat (25/11/2016).

”Dia telah membuat jelas bahwa dia adalah seorang politisi, bukan pembela HAM atau kemanusiaan, ketika situasi putus asa di Rakhine membutuhkan pemimpin politik untuk memprioritaskan isu-isu tersebut,” ujarnya.

Pejabat PBB, Yanghee Lee, menyesalkan sikap pemerintah Myanmar yang mengunci akses bantuan kemanusiaan dan media di Rakhine utara yang kini jadi zona operasi militer. ”Hal ini tidak dapat diterima bahwa selama enam minggu telah terjadi penguncian lengkap, tanpa akses (kemanusiaan) ke daerah yang terkena (operasi militer),” ujar Lee.

PBB memperkirakan hingga 30 ribu orang telah mengungsi, yang hampir semuanya berasal dari warga minoritas Muslim Rohingya. Lebih dari 70 ribu jiwa segera membutuhkan makanan.

Masih menurut PBB, dengan pemutusan akses bantuan kemanusiaan, diperkirakan 30-50 persen dari 3.000 anak-anak berisiko menderita gizi buruk akut.


Credit  Sindonews


Pejabat PBB: Myanmar Ingin Bersihkan Etnis Rohingya

Pejabat PBB: Myanmar Ingin Bersihkan Etnis Rohingya
Pemerintah Myanmar disebut tengah melakukan pembersihan etnis Muslim Rohingya. Foto/Istimewa
 
NAYPYIDAW - Myanmar tengah melakakun pembersihan etnis minorita Muslim Rohingya dari wilayahnya. Hal itu diungkapkan oleh seorang pejabat senior PBB.

"Angkatan bersenjata telah membunuh etnis Rohingya di negara bagian Rakhine, memaksa banyak dari mereka melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh," kata John McKissick dari badan pengungsi PBB seperti dikutip dari BBC, Jumat (25/11/2016).

McKissick mengatakan bahwa militer Myanmar dan polisi penjaga perbatasan telah terlibat dalam hukuman kolektif terhadap minoritas Rohingya. Aksi itu dilakukan setelah pembunuhan sembilan penjaga perbatasan pada 9 Oktober lalu dimana beberapa politisi menyalahkannya kepada kelompok militan Rohingya.

"Pasukan keamanan telah membunuh, menembak mereka, membunuh anak-anak, memperkosa wanita, membakar dan menjarah rumah-rumah mereka, memaksa orang-orang untuk menyeberangi sungai ke Bangladesh," ungkap McKissick.

"Sekarangan sangat sulit bagi pemeirntah Bangladesh untuk mengatakan perbatasan terbuka karena ini lebih lanjut akan mendorong pemerintah Myanmar untuk melanjutkan kekejaman dan mendorong mereka keluar sampai mereka telah mencapai tujuan akhir mereka yaitu pembersihan etnis minoritas Muslim di Myanmar," katanya.

Menanggapi pernyataan McKissick, juru bicara presiden Myanmar Zaw Htay mengatakan pejabat PBB tersebut harus menjaga profesionalisme dan etika sebagai seorang pejabat karena komentarnya hanya tuduhan belaka. "Dia seharusnya hanya berbicara berdasarkan bukti konkret dan kuat di lapangan," katanya.



Credit  Sindonews


Bangladesh Pulangkan 150 Muslim Rohingya yang Lari dari Myanmar

Bangladesh Pulangkan 150 Muslim Rohingya yang Lari dari Myanmar
Seorang polisi perbatasan Bangladesh berjaga-jaga di antara para pengungsi Rohingya asal Rakhine, Myanmar. Foto / REUTERS
 
DHAKA - Pihak berwenang Bangladesh mengaku telah mengirim 20 perahu yang berisi sekitar 150 warga Muslim Rohingya kembali ke Myanmar. Ratusan warga Rohingya itu melarikan diri ke Bangladesh untuk menghindari kekerasan dalam operasi militer di Rakhine.

Pemulangan ratusan Muslim Rohingya oleh otoritas Bangladesh dilakukan Selasa lalu. Bangladesh juga telah memanggil duta besar Myanmar untuk mennyampaikan “keprihatinan mendalam” terhadap operasi militer yang telah memaksa ribuan minoritas Muslim Rohingya melarikan diri desa-desa di perbatasan Myanmar dan Bangladesh.
 

Kementerian Luar Negeri Bangladesh menyatakan para warga Rohingya merupakan orang-orang yang putus asa, yang masuk ke negara tetangga demi mencari keselamatan dan tempat tinggal. Namun, Bangladesh juga kewalahan menampung banyaknya pengungsi Rohingya sehingga memulangkan sebagain dari mereka ke Myanmar.

Dalam sebuah pernyataan, kementerian itu meminta Myanmar—sebelumnya dikenal sebagai Burma—untuk menjamin integritas perbatasan dan untuk menghentikan masuknya orang dari negara bagian Rakhine ke wilayah Bangladesh.

”Meskipun upaya tulus penjaga perbatasan untuk mencegah masuknya ribuan warga Myanmar yang tertekan, termasuk perempuan, anak-anak dan orang tua, (mereka) terus menyeberangi perbatasan ke Bangladesh,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Bangladesh, seperti dikutip dari BBC, Kamis (24/11/2016).

”Ribuan lebih (warga Rohingya) telah berkumpul di perbatasan,” lanjut kementerian itu. Komunitas Rohingya yang jumlahnya sekitar satu juta jiwa, dianggao kelompok mayoritas Buddha Rakhine sebagai imigran ilegal dari Bangladesh.

 
Mereka tidak mendapatkan hak kewarganegaraan dari pemerintah Myanmar meskipun sudah tinggal di Rakhine selama beberapa generasi.

Myanmar telah meluncurkan operasi keamanan besar-besaran setelah tiga pos polisi perbatasan diserang orang-orang bersenjata tak dikenal yang menewaskan sembilan polisi Myanmar pada 9 Oktober 2016. Beberapa pejabat pemerintah menyalahkan kelompok militan Rohingya sebagai pelakunya.

Awal pekan ini, Human Rights Watch merilis gambar satelit yang menunjukkan bahwa ratusan rumah telah dibakar dan dihancurkan di desa-desa komunitas Rohingya selama enam minggu terakhir. Namun, militer dan pemerintah Myanmar menyangkal telah membakar rumah-rumah dan membunuh warga Rohingya. Myanmar menuduh kelompok HAM telah membesar-besarkan apa yang terjadi di Rakhine.


Credit  Sindonews





Pasukan Suriah Disebut Ingin Membagi Aleppo Timur Jadi Dua


 
Pasukan Suriah Disebut Ingin Membagi Aleppo Timur Jadi Dua
Pasukan pemerintah Suriah disebut akan membagi Aleppo timur menjadi dua bagian untuk melemahkan perlawanan kelompok pemberontak. Foto/Istimewa
 
DAMASKUS - Pasukan pemerintah Suriah mencoba untuk membagi wilayah timur Aleppo yang dikuasai oleh kelompok pemberontak menjadi dua bagian. Hal tersebut diungkapkan oleh komandan pasukan pemberontak Abu Abdelrahman Nour.

Komandan kelompok Jabha Shamiya, salah satu kelompok terbesar dalam perang melawan Presiden Bashar al-Assad, ini menyatakan akan menjadi bencana jika pasukan pemerintah berhasil membagi dua Aleppo timur.

"Rezim ini menggunakan persenjataan berat, pemboman sistematis di daerah di mana mereka berusaha untuk bergerak maju. Hal ini menyebabkan banyak korban luka di jajaran kaum revolusioner," katanya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (25/11/2016).

"Selama lima hari intensitas serangan dan bentrokan di wilayah timur laut telah meningkat dan ini mengancam seluruh wilayah timur. Tujuannya adalah mengepung Aleppo dua kali lipat, dan membaginya menjadi dua daerah, dan ini akan menjadi bencana jika itu terjadi karena akan membuka front baru dalam pertempuran di Aleppo," imbuhnya.

Aleppo adalah kota terbesar Suriah sebelum terjadinya perang yang telah menewaskan ratusan ribu orang. Saat ini, kota tersebut telah terbagi menjadi dua dimana sisi barat dikuasai oleh pasukan pemerintah Suriah dan timur dikuasai oleh kelompok pemberontak. Pejabat PBB mengatakan setidaknya 250 ribu orang berada di Aleppo timur yang dikepung oleh pasukan pemerintah.




Credit  Sindonews






NATO Siap Berdialog dengan Rusia


 
NATO Siap Berdialog dengan Rusia
Sekjen NATO, Jens Stoltenberg. Foto/Istimewa
  -
BRUSSELS - Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO, Jens Stoltenberg mengatakan bahwa aliansi bentukan Amerika Serikat (AS) terbuka untuk berkomunikasi dengan Rusia. Ia juga menegaskan jika NATO tidak akan melarang anggotanya untuk bekerja sama dengan Moskow.

"Sebenarnya, pada pertemuan puncak kami di Warsawa pada bulan Juli tahun ini, NATO memutuskan bahwa kami akan tetap membuka kesempatan untuk melakukan dialog politik dengan Rusia," katanya seperti dikutip dari Sputniknews, Jumat (25/11/2016).

"Rusia adalah tetangga terbesar kami dan kami harus berbicara dengan mereka, kami tidak bisa mengisolasi mereka, kita harus duduk dan mengatasi masalah yang berbeda baik sebagai NATO, sebagai sekutu, termasuk sebagai individu negara anggota," tambahnya.

Stoltenberg menekankan bahwa untuk NATo tidak jadi masalah jika sekutunya membahas sebuah masalah dengan Rusia.

Sejak tahun 2014 NATO telah membangun kehadiran militernya di Eropa, terutama di negara-negara Eropa Timur tetangga Rusia, menggunakan dugaan campur tangan Moskow dalam konflik Ukraina sebagai dalih. Moskow telah berulang kali membantah klaim tersebut dan memperingatkan NATO bahwa penumpukan militer di perbatasan Rusia adalah aksi provokatif dan mengancam keseimbangan strategis.

Selama KTT NATO terakhir pada bulan Juli, NATO memutuskan untuk memperkuat kehadiran militernya di Eropa Timur secara rotasi dengan empat batalyon di Polandia dan di negara-negara Baltik. Selama KTT 2014, NATO membentuk Joint Task Force berkekuatan 5.000 personil dengan kesiapan sangat tinggi dalam menanggapi dugaan ancaman Rusia.



Credit  Sindonews




China Dilaporkan Lakukan Uji Coba Rudal Hypersonic


 
China Dilaporkan Lakukan Uji Coba Rudal Hypersonic
China dilaporkan melakukan uji coba rudal hypersonic yang ditembakkan dari sebuah pesawat tempur J-16. Foto/Express
 
LONDON - China dilaporan telah melakukan uji coba rudal hypersonic. Rudal tersebut mampu menghantam sasaran 300 mil jauhnya di udara. Rudal tersebut ditembakkan dari sebuah pesawat tempur J-16 pada awal bulan ini.

Para ahli di majalah Popular Science menganalisa gambar dari sebuah kejadian yang menunjukkan rudal raksasa berukuran 19 kaki. Salah satu ahli, Jeffrey Lin mengatakan, peluncuran rudal tersebut merupakan sebuah masalah besar. "Rudal ini akan dengan mudah terbang lebih cepat dari rudal udara ke udara milik Amerika Serikat (AS) atau NATO," katanya seperti dikutip dari laman Express, Jumat (25/11/2016).

Laporan menyebutkan jika rudal tersebut masuk dalam kategori rudal jarak jauh (VLRAAM). Rudal ini memiliki jarak tembak melebihi 186 mil, kemungkinan antara 250 hingga 310 mil. "Selain itu mesin roket VLRAAM mempunyai kecepatan hingga 6 March yang mampu menciptakan zona no escape zone (NEZ), yaitu sasaran tidak bisa melarikan diri meski dengan kecepatan supersonik seperti pesawat tempur siluman," terang Lin.

Dilengkapi dengan sistem radar baru, rudal ini diyakini memiliki daya dorong tambahan untuk melengkapi manuvernya.

Tahun lalu, sebuah jurnal ilmiah China melaporkan bahwa setelah ditembakkan oleh pesawat tempur, sebuah VLRAAM bisa terbang 15 km ke atas setinggi 30 km sebelum dipandu oleh radar jarak jauh dengan kecepatan hypersonic untuk menghancurkan pesawat pengebom siluman dan jet tempur.

Berita itu muncul hanya beberapa hari setelah pemimpin militer mengungkapkan Kremlin telah mengerahkan sistem pertahan rudal jarah jauh yang banyak ditakuti, Iskander, dan S-400 di Eropa. Rudal Iskander berkemampuan nuklir dan penyebarannya ke daerah kantong Rusia di Kaliningrad menempatkan Eropa dalam petak-petak pendek garis sasaran jarak pendek program rudal balistik Moskow.

Credit  Sindonews








Trump Batalkan TPP, Ini Dampak Positifnya untuk Indonesia




Trump Batalkan TPP, Ini Dampak Positifnya untuk Indonesia Foto: Tim Infografis, Mindra Purnomo



Jakarta - Presiden terpilih AS, Donald Trump membatalkan kerjasama perdagangan bebas Trans Pacific Partnership (TPP). Ternyata, keputusan itu dinilai memiliki dampak positif terhadap Indonesia.

Pengamat ekonomi dari Cornell University, Amerika Serikat, Iwan Jaya Azis mengatakan pengaruh AS keluar dari TPP sangat kecil dampaknya kepada Indonesia. Hal itu karena meski Trump lebih protektif, tetapi masing-masing negara akan berusaha berdaya saing untuk bisa bersaing untuk menjual produk ke AS.

"Positifnya TPP itu menekan supaya masing-masing lebih kompetitif, with or without TPP itu kompetitif kita saja yang diperbaiki, tapi kita nggak akan menelan negatifnya," kata dia di sela-sela acara Indonesian Palm Oil Conference ke 12, di Westin Hotel and Resort, Nusa Dua, Bali, Kamis (24/11/2016).

Ia mengatakan, setiap negara harus melakukan upaya agar produk unggulannya diekspor ke AS. Ia menduga kampanye Trump soal protektif kepada produk luar tidak akan direalisasikan benar-benar, menurutnya itu hanya sebagai janji kampanye saja supaya berbeda dengan lawannya.

"Semuanya harus bersaing, jadi positifnya itu put the pressure try to be more competitif, with or without Trump. Selama ini dia itu mengandalkan kampanye kalau dugaan saya nggak akan seperti apa yang diucapkan di kampanye, sedikit protektif bisa mungkin," kata Iwan.

Ia memprediksi, perdagangan antar anggota TPP akan tidak berjalan. Jika Indonesia bergabung di dalam TPP, maka Indonesia juga harus menerima hal yang negatif yang ada di dalam perjanjian tersebut karena Indonesia sebagai anggota harus mengikuti keputusan pendiri TPP.

"Kalau itu kemungkinan besarnya tidak akan jalan, saya memang kurang sepakat dengan TPP. Masalahnya kalau misalnya kita joint, itu negatif kita nggak bisa ubah yang negatif karena kita hanya jadi anggota, kalau kita joint kita harus telan yang negatif," kata Iwan.

"Kita kan nggak ingin joint suatu unggulan yang juga memberikan kerugian untuk kita. Saya beri contoh kerugiannya, kalau ikut TPP ada perusahaan asing yang bikin masyarakat sakit misalnya lalu pemerintah melarang, itu nanti perintah RI bisa di 'marahi' sama perusahaan asing," ujar Iwan.

Bahkan ia memprediksi TPP tidak akan jalan, China akan beralih menghidupkan kerjasama perdagangan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Di mana itu perjanjian dagang itu antara 10 negara Asean dengan 6 negara lain seperti China, Korea Selatan, Jepang, Australia, New Zaeland, India.

"China sekarang sedang mempromosikan itu apalagi TPP-nya itu kayaknya nggak jalan. Nggak ada pilihan sekarang TPP-nya nggak jalan," ujar Iwan.




Credit  finance.detik.com















Mulai Dibangun Awal 2018, Ini Manfaat Pelabuhan Patimban


Mulai Dibangun Awal 2018, Ini Manfaat Pelabuhan Patimban
Ilustrasi (Foto: Fadhly Fauzi Rachman)


Jakarta - Pembangunan Pelabuhan Patimban akan segera dikerjakan pada awal tahun 2018 nanti. Proyek ini sendiri, merupakan pengganti dari proyek Pelabuhan Cilamaya di Karawang yang batal digarap karena lokasinya bersinggungan dengan jalur pipa minyak dan gas bawah laut.

Sekretaris Jendral Kementerian Perhubungan, Sugihardjo mengatakan, pembangunan Pelabuhan Patimban yang terbagi atas tiga tahap ini dibuat untuk mengefisienkan pengiriman logistik dan mengurangi beban lalulintas di Jakarta.

"Pengembangan pelabuhan itu, yang harus dilihat itu dua hal, bukan hanya sisi laut saja namun juga sisi darat. Patimban itu diperlukan karena dari sisi darat, letak geografis pelabuhan ini dekat dengan sentra industri Cikarang dan sekitarnya yang kedua sentra industri sekarang ini bergerak ke Pelabuhan Tanjung Priok, artinya jadi beban trafic kota Jakarta," ungkap Sugihardjo di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis (24/11/2016).

Untuk di sisi kelautan, Sugihardjo mengatakan, pembangunan Pelabuhan Patimban akan dilakukan penataan satu kesatuan sistem dengan Pelabuhan Tanjung Priok. Itu supaya, tidak terjadi persaingan antara Pelabuhan Patimban dengan Tanjung Priok.

"Jangan sampai, antara tanjung priok dan Patimban sebagai entitas yang terpisahkan. Kalau dia terpisahkan, maka akan menjadi kompetitor satu dengan yang lain. Kalau jadi kompetitor, maka tentu akan melemahkan daya saing nasional, sehingga nanti hubnya kembali ke Singapura, ke Malaysia lagi," terang dia.

Untuk itu Sugihardjo mengatakan, jika nantinya akan dilakukan konsolidasi antara Pelabuhan Patimban dengan Pelabuhan Tanjung Priok, supaya menjadi satu kesatuan.

"Nantinya ada konsolidasi, di pelabuhan mana yang disepakati sehingga bisa langsung ke pelayaran internasional, tidak menjadi feeder bagi Singapura atau Malaysia, dan konsolidasi lainnya," tutur dia.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Tonny Budiono, menjelaskan dalam pemilihan lokasi Pelabuhan Patimban dinilai paling layak ditinjau dari aspek transportasi, hukum dan kelembagaan, teknis, lingkungan, keselamatan pelayaran dan Migas.

"Ke depannya pelabuhan ini dapat memberikan alternatif akses laut terdekat dari kawasan sentra industri sekaligus melengkapi fungsi New Priok Port sebagai pelabuhan internasional," kata Tonny.



Credit  finance.detik.com



Dikerjakan Tiga Tahap, Pelabuhan Patimban Dapat Tampung 500 Ribu Kendaraan


Dikerjakan Tiga Tahap, Pelabuhan Patimban Dapat Tampung 500 Ribu Kendaraan Foto: Fadhly F Rachman


Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan tengah menggenjot pembangunan Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat yang bakal menjadi proyek strategis nasional.

Pembangunan pelabuhan ini dikerjakan sebagai pengganti proyek Pelabuhan Cilamaya di Karawang, yang batal digarap karena lokasinya bersinggungan dengan jalur pipa minyak dan gas bawah laut.

Sekretaris Jendral Kementerian Perhubungan, Sugihardjo mengatakan, pembangunan Pelabuhan Patimban sendiri terbagi atas tiga tahap. Yang pertama, yakni pengerjaan konstruksi.

"Tahapan konstruksi akan dibangun dimulai pada bulan Januari 2018 nanti," ungkap Sugihardjo dalam acara diskusi Pelabuhan Patimban di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis (24/11/2016).

Kemudian, lanjut Sugihardjo, tahap kedua merupakan tahap soft opening yang akan dilakukan pada bulan Juli 2019.

"Yang terakhir, Pelabuhan Patimban ini ditargetkan rampung secara keseluruhan pada tahun 2027 mendatang," terang Sugihardjo.

Pelabuhan Patimban ini sendiri, kata Sugihardjo, dapat menampung kontainer sebanyak 7,5 juta TEUS.

"Ini dengan kapasitas total mampu menampung kontainer sebanyak 7,5 juta TEUS, dan kendaraan sebanyak 500.000 CBU (unit)," paparnya.





Credit  detik.com



Teka-teki Penyebab Kegagalan Pesawat Schiaparelli Terpecahkan



Teka-teki Penyebab Kegagalan Pesawat Schiaparelli Terpecahkan Pesawat antariksa Schiaparelli (Foto: ESA/Handout via REUTERS)
 
Jakarta, CB -- Sejumlah spekulasi bermunculan sesaat setelah pesawat antariksa Schiaparelli gagal menyentuh permukaan Planet Mars pada pertengah Oktober lalu.

Sebulan berlalu, Badan antariksa Eropa (ESA) telah mendapatkan hasil mengenai kegagalan utama yakni pada kegagalan sensor saat membuka parasut jelang menginjakkan kaki di permukaan Mars.

Mengutip situs Sky News, sensor komputasi diketahui telah melakukan pengeraman saat Schiaparelli berada di jarak dua mil dari permukaan Mars.


Kesalahan terjadi pada kemampuan perangkat yang mengukur seberapa cepat pesawat luar angkasa berputar dan sistem navigasi data.

"Komputer keliru mengenali ketinggian jelang menyentuh permukaan Mars, hingga mengirimkan status pendaratan."

Dengan kata lain, hal itu turut memicu pelepasan parasut dan backsheel hingga melakukan pengereman dan mengaktifkan sistem status pendaratan, tulis pihak ESA dalam sebuah pernyataan.

Padahal, saat itu Schiaparelli masih berada di ketinggian sekitar 3,7 km.


Sebelum mulai menarik parasut pendaratan, sejatinya pesawat ruang angkasa mulai memperlambat kecepatan terbangnya jelang mendarat. Saat itu Schiaparelli terbang dengan kecepatan sangat tinggi sekitar 1.730 km per jam, sementara dalam waktu terbatas harus mencapai kecepatan nol untuk bisa bertahan pada suhu tinggi.

ESA memastikan tidak akan melanjutkan proses investigasi untuk kasus ini hingga memasuki tahun 2017. Namun begitu, ESA dan mitra asing lainnya akan menyiapkan misi ExoMars lainnya jelang tahun 2020.

Giovanni Schiaparelli merupakan pesawat ruang angkasa hasil kolaborasi Badan antariksa Eropa (ESA) dan Rocosmos, Rusia. Misi yang dinamakan ExoMars mengangkasa menunju pesawat induknya, Trace Gas Orbiter (TGO).

Pesawat berbobot 557 kilogram ini membawa misi mengumpulkan data ilmiah untuk menandakan struktur atmosfer Mars dan area tempatnya mendarat.





Credit  CNN Indonesia





Arkeolog Mesir Temukan Kota Kuno Berusia 7.000 Tahun


 Arkeolog Mesir Temukan Kota Kuno Berusia 7.000 Tahun
Dr. Tarek Tawfik (kanan), direktur museum Grand Mesir, berbicara dengan timnya saat memeriksa sebuah artefak Mesir kuno di pusat konservasi Grand Egyptian Museum di Kairo, Mesir 21 Agustus 2016. REUTERS/Amr Abdallah Dalsh
 
 
CB, Kairo - Sebuah kota kuno berusia lebih dari 7.000 tahun telah ditemukan di Mesir. Kota dan kuburan kuno tersebut ditemukan para arkeolog di wilayah selatan Sohag, yang terletak di tepi Sungai Nil, dekat dengan Kuil Seti I di Abydos.

Penemuan itu seakan menjadi angin segar bagi industri pariwisata Mesir yang tengah dirundung masalah. Sektor pariwisata di negara itu mengalami penurunan sejak terjadi pemberontakan yang menggulingkan Presiden Hosni Mubarak pada 2011.

Kota kuno itu mungkin menampung pejabat berpangkat tinggi. Hal itu dilihat dari ukuran 15 kuburan yang baru ditemukan menunjukkan status sosial yang tinggi dari orang-orang yang dimakamkan di situ.


"Ukuran makam yang ditemukan di kuburan itu lebih besar dari kuburan kerajaan di Abydos yang berusia sampai ke Dinasti Pertama. Ini membuktikan posisi penting orang yang dimakamkan di situ dan posisi sosial tinggi mereka selama era awal dalam sejarah Mesir kuno," ujar Kementerian Purbakala.

Para ahli mengatakan Abydos merupakan ibu kota Mesir pada akhir Zaman Pradinasti dan selama pemerintahan empat dinasti pertama.

"Penemuan itu dapat menghasilkan pandangan baru tentang Abydos, salah sebuah kota tertua di Mesir Kuno," kata Kementerian Purbakala Mesir dalam satu pernyataan pada Rabu, 23 November 2016.

Temuan itu berjarak 400 meter dari candi Seti I, sebuah memorial periode Kerajaan Baru di Sungai Nil.

 

Ahli arkeologi sejauh ini telah menemukan bangunan tempat tinggal, peninggalan tembikar, alat besi, dan juga 15 kuburan besar, sebagian lebih besar dari kuburan raja-raja di Abydos.

Industri pariwisata Mesir kini tengah berjuang untuk pulih sejak pemboman pesawat Rusia yang membawa 224 orang dari sebuah resor Laut Merah pada Oktober 2015.

Lebih 14,7 juta wisatawan mengunjungi Mesir pada 2010, tetapi jumlah itu anjlokmenjadi 9,8 juta pada 2011 saat terjadi kudeta menggulingkan Mursi.

Pada kuartal I 2016, hanya 1,2 juta wisatawan berkunjung ke Mesir, menurun dari 2,2 juta pada 2015.




Credit  TEMPO.CO




Israel Kebakaran, Netanyahu Sebut Aksi Ini Mirip Terorisme


 Israel Kebakaran, Netanyahu Sebut Aksi Ini Mirip Terorisme
Ilustrasi kebakaran. TEMPO/Tony Hartawan
 
CB, Yerussalema - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menduga kebakaran yang terjadi di seluruh Israel disengaja. Ia meminta pelaku pembakaran dianggap sama dengan teroris. "Setiap api yang disebabkan pembakaran, atau karena hasutan untuk membakar adalah tindakan terorisme. Dan kami akan menghadapinya," katanya dikutip dari Haaretz, Kamis, 24 November 2016.

Ia mengatakan, pemerintah Israel akan bersikap tegas terhadap para pelaku. "Siapa pun yang mencoba untuk membakar bagian dari Negara Israel akan dihukum berat," ujar Netanyahu.

 

Menteri Dalam Negeri Gilad Erdan mengatakan jelas terlihat bahwa beberapa kebakaran terjadi karena disengaja. Menurut dia, beberapa orang yang diduga pelaku telah ditangkap. "Kami telah membentuk tim untuk menginvestigasi penyebab tiap kebakaran," ujarnya.

Erdan berjanji bahwa investigasi akan menyeluruh dan hukuman akan dijatuhkan tidak hanya bagi pelaku pembakaran, tetapi juga untuk orang-orang di media sosial menghasut orang lain untuk ikut membakar.

 
Kepala Kepolisian Israel Roni Alsheich mengatakan, Shin Bet (Badan Keamanan Israel) dan kepolisian telah menahan sejumlah tersangka atas dugaan aksi pembakaran pada Kamis sore. Ia menegaskan tidak semua kebakaran disengaja. "Rumor ini (kebakaran disengaja) akan dimanfaatkan pihak yang memang ingin menyebabkan teror," tuturnya.

Hingga Kamis sore tadi setidaknya 132 orang terluka dievakuasi dari Haifa. Umumnya mereka menderita karena menghirup asap kebakaran. 57 orang berada di Rumah Sakit Rambam, 44 orang dirawat di RS Carmel dan 31 orang termasuk tiga anak-anak dan bayi usia enam bulan dibawa ke RS Bnei Tzion.



Credit  TEMPO.CO


Israel Dilanda Kebakaran Hebat, 4 Warga Palestina Ditangkap  

Israel Dilanda Kebakaran Hebat, 4 Warga Palestina Ditangkap  
Ilustrasi kebakaran. ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang
 
CB, Tel Aviv - Puluhan ribu warga diminta mengungsi akibat kebakaran besar yang terjadi di seluruh Israel. Lembaga keamanan meyakini beberapa kebakaran hutan ini bermuatan politis.

Netanyahu menegaskan upaya pembakaran hutan maupun segala hasutan untuk membakar merupakan aksi teror. "Siapa pun yang mencoba untuk membakar bagian dari Negara Israel akan dihukum berat," katanya dikutip dari Haaretz, Kamis, 24 November 2016.

 

Menteri Dalam Negeri Gilad Erdan mengatakan jelas terlihat beberapa kebakaran terjadi karena disengaja. Ia menuturkan beberapa orang yang diduga pelaku telah ditangkap. "Saat ini polisi tidak memiliki kepentingan untuk membocorkan informasi lebih lanjut," ucapnya.

Kepala Kepolisian Israel Roni Alsheich telah mengkonfirmasi bahwa pihaknya menangkap beberapa orang yang diduga pelaku kebakaran yang terjadi di seluruh Israel. Kantor berita Associated Press melaporkan bahwa empat orang warga Palestina telah ditangkap.

 
Namun, sebagian besar kebakaran disebabkan pula oleh hembusan angin ekstrim dan kekeringan. Rusia, Turki, Yunani, Italia, Kroasia, dan Siprus mengirimkan sepuluh pesawat ke Israel untuk membantu mencegah meluasnya kebakaran.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga telah meminta bantuan pesawat Supertanker untuk membantu pemadaman. Akibat kebakaran ini, kepolisian Israel mengevakuasi enam penjara yang berlokasi di dekat Gunung Carmel, Haifa. Para tahanan dipindahkan ke fasilitas alternatif dan beberapa dibebaskan.

 

Hingga sore tadi setidaknya 132 orang dievakuasi dari Haifa. Umumnya mereka menderita karena menghirup asap kebakaran. 57 orang berada di Rumah Sakit Rambam, 44 orang dirawat di RS Carmel dan 31 orang termasuk tiga anak-anak dan bayi usia enam bulan dibawa ke RS Bnei Tzion.

Credit  TEMPO.CO


Setelah 54 Tahun Akhirnya Salju Turun di Tokyo


 Setelah 54 Tahun Akhirnya Salju Turun di Tokyo
Seorang pangunjung mengambil gambar di kuil Hase yang ditutupi salju di Kamakura, Tokyo, Jepang, 24 November 2016. Hujan salju di Tokyo terjadi 54 tahun silam. AP/Shizuo Kambayashi

 Setelah 54 Tahun Akhirnya Salju Turun di Tokyo
Sejumlah pengunjung bermain di depan patung Buddha yang ditutupi salju di kuil Kotok-u, Kamakura, 24 November 2016. Terakhir kali salju turun di tengah ibu kota negeri matahari terbit itu pada tahun 1962. (Kazuhiro Ibuki/Kyodo News via AP)
 Setelah 54 Tahun Akhirnya Salju Turun di Tokyo
Sejumlah orang berjalan di jalanan yang ditutupi oleh salju di dekat kuil Tsurugaoka Hachimangu di Kamakura, Tokyo, 24 November 2016. AP/Shizuo Kambayashi


 Setelah 54 Tahun Akhirnya Salju Turun di Tokyo
Seorang petugas kuil berjalan menggunakan payung saat salju turun di kuil Kanda Myojin, Tokyo, 24 November 2016. AP/Eugene Hoshiko

 Setelah 54 Tahun Akhirnya Salju Turun di Tokyo
Sejumlah warga menggunakan payung saat melintas di jalanan ketika salju turun di Tokyo, 24 November 2016. AP/Eugene Hoshiko

 Setelah 54 Tahun Akhirnya Salju Turun di Tokyo
Seorang pengunjung mengambil gambar salju turun di kuil Tsurugaoka Hachimangu di Kamakura, Tokyo, 24 November 2016. AP/Shizuo Kambayashi




Credit  tempo.co