Sebuah generasi kapal selam terbaru yang lebih tenang, cepat, dan mematikan akan segera bergabung dengan Angkatan Laut Rusia.
Sebuah foto tanpa tanggal
menunjukkan roket sonar tengah dimuat ke dalam kapal selam Rusia kelas
Oscar. Sumber: Reuters
Kapal selam Rusia beroperasi di
Samudra Pasifik di level yang belum pernah terlihat selama beberapa
dekade. Untuk pertama kali setelah Perang Dingin, Armada Pasifik Rusia
mendapatkan kapal selam yang lebih tenang, dengan persenjataan yang
lebih baik dan memiliki jangkauan yang lebih jauh.
Menurut penelitian berjudul “Russia’s Asian Rebalance”
dari Institut Kebijakan Internasional Lowy Australia, pergerakan Rusia
ke Asia menciptakan perubahan besar dalam Armada Pasifik, yang dalam
dekade mendatang akan menjadi aset terbesar bagi AL Rusia.
“Kapal selam misil balistik dan pemburu-pembunuh terbaru telah
dialokasikan untuk armada tersebut, yang akan meningkatkan aspirasi
proyeksi kekuatan Moskow secara signifikan,” tulis laporan tersebut.
“Rusia akan mengoperasikan kapal selam kelas Boreinya yang terbaru dari
markas Pasifik di Semenanjung Kamchatka. Enam kapal selam rudal jelajah
kelas Yasen mereka akan mulai beroperasi pada 2017, dan mereka juga
tengah memodernisasi kapal lain mereka kelas Akula, Oscar, dan Sierra.”
Menurut analis militer Rusia Dmitry Gorenburg, “Armada Pasifik sepertinya akan menjadi armada terbesar Rusia
pada dekade mendatang, mengingat peningkatan kepentingan geopolitik
wilayah tersebut dan konsentrasi kekuatan maritim di area itu.”
Mengubah Fokus
Pada masa Perang Dingin, AL Soviet dikenal akan senjata raksasanya,
seperti kapal selam kelas Taifun (Typhoon). Dengan bobot 48 ribu ton,
kapal ini hampir sebesar kapal induk, membuat kapal selam terbesar AL
Amerika yang memiliki berat 20 ribu ton terlihat kerdil. Raksasa Soviet
ini bisa meluncurkan 200 hulu ledak nuklir sekaligus ke kota-kota dan
fasilitas militer milik musuh. Namun, setelah Perang Dingin berakhir,
kapal megah tesebut tak mampu beradaptasi dengan era baru akibat
pemotongan anggaran.
Kapal Vishnya (juga dikenal sebagai Meridian) adalah kapal perang kelas CCB-175 Viktor Leonov. Sumber: Reuters
Dengan perubahan dan penguatan armada, fokus Rusia kini ialah
memperluas armada, khususnya dengan kapal selam kelas Borei. Meski
ukurannya tak sampai separuh Taifun, Borei tetap menjadi sesuatu yang
segar dibanding senjata sekolah kapal selam AL Soviet. Kelas Borei
menampilkan generasi baru yang sangat tenang pada kapal selam Rusia,
yang lebih tangguh di teater bawah laut. Selain lebih murah, jumlah kru
yang dibutuhkan juga jauh lebih sedikit. Di saat yang sama, mereka punya
kekuatan tembak yang mumpuni, yakni mampu meluncurkan 16 – 20 misil
nuklir dengan delapan hulu ledak independen yang terarah.
Rusia berencana mengganti kapal selam era Perang Dingin mereka dengan
12 kapal kelas Borei, kata Gorenburg. “Mereka telah sepakat membangun
delapan kapal dalam beberapa tahun ke depan, dan empat lainnya akan
dipesan pada dekade mendatang. Kapal selam baru kemungkinan menjadi
versi modern kapal selam Borei II saat ini, dengan pembaruan komponen
elektronik dan lainnya. AL Rusia berencana menempatkan enam kapal di
Armada Utara dan enam lainnya di Armada Pasifik.”
Selain itu, Rusia juga memperkenalkan
kapal selam penyerang multiperan kelas Akula, Kuzbass, pada armadanya.
Untuk meningkatkan unsur siluman, kapal selam ini dilengkapi dengan dua
lapis mekanisme antigetar. Semua unit ditempatkan pada fondasi elastis
dan masing-masing dipisahkan oleh penyerap kejutan pneumatik.
Hal ini membantu mengurangi dampak ledakan pada mekanisme kapal selam
dan kru kapal. Saat ini, kapal telah menyelesaikan uji coba laut dan
akan segera menjalankan tugas aktif di Armada Pasifik.
Kekuatan dan Proyeksi
Peningkatan ukuran, daya tembak, serta jangkauan kapal selam Rusia
adalah langkah-langkah yang ditempur Rusia untuk bangkit kembali.
Sepanjang Perang Dingin, AL Amerika kerap memamerkan kemampuan kapal
selam mereka yang lebih tenang, yang diam-diam juga tak dibantah oleh
Soviet. Dengan keterbukaan Rusia, kemampuan sesungguhnya kapal selam
juga ikut terbuka. Para pengemudi kapal selam Rusia sering menuturkan
kisah bagaimana mereka hampir menggores lambung kapal AS tanpa disadari
pihak Amerika. Ini mungkin akan menjadi hal nyata.
Rusia telah menempatkan kapal selam tempur dan misilnya dengan skala
yang sulit disusul Amerika, kata Komandan Angkatan Laut AS di Eropa
Laksamana Mark Ferguson pada
CNN. Menurutnya, Moskow menempatkan kapal selam baru yang lebih sulit dilacak dan dideteksi oleh AL Amerika.
Mereka lebih tenang, memiliki persenjataan lebih canggih, dan
jangakauan operasi yang lebih luas, terang Ferguson. “Kapal selam yang
kami lihat jauh lebih siluman,” kata Laksamana Ferguson. “Kami lihat
Rusia punya sistem senjata yang lebih unggul, sistem misil yang bisa
menyerang darat dalam jarak jauh, dan kami juga melihat keandalan
operasional mereka lebih baik karena mereka bergerak lebih jauh dari
perairan mereka sendiri.”
Laksamana Punawirawan James Stavridis, mantan komandan NATO
menambahkan, “Kami tak bisa memantau aktivitas kapal selam Rusia seratus
persen sekarang ini.”
Tampilan Masa Depan
Kini, ada rencana untuk mengembangkan kapal selam nuklir multifungsi
kelas baru, dengan tujuan membangun sesuatu yang lebih murah dan kecil
dari kelas Yasen. Kapal tersebut bisa berupa kapal selam penyerang
dengan persenjataan misil yang lebih sedikit, dibanding kapal Amerika
kelas Virginia. AL Rusia berharap bisa memulai pembangunan kapal ini
pada 2016, dengan target menciptakan 16 – 18 buah kapal.
Sementara, AL Amerika memiliki 53 kapal selam di gudangnya, namun
karena pelucutan dan keputusan anggaran, angka tersebut akan turun
menjadi 41 buah pada akhir 2020-an. Hal ini jelas menunjukkan AL Amerika
akan tertinggal dari Armada Rusia.
Kucing dan Tikus
Selama puluhan tahun, kapal selam Amerika dan Rusia kerap melakukan
aksi kejar-kejaran di laut, seperti kucing dan tikus. Kini tampaknya,
tak peduli seberapa tenang kapal selam AS, Rusia bisa meangkap mereka
kapan saja, di mana saja.
Kapal selam kelas Akula selama latihan parade militer di Vladivostok. Sumber: Reuters
Sebuah laporan Strategy Page tanggal 18 Februari 2015 menyebutkan,
“Pada awal 2014, pakar deteksi kapal selam AL Amerika ketakutan saat
kapal AGI (Auxiliary General Intelligence, atau pengintai elektronik)
kelas Vishnya milik Rusia terlihat beberapa kali di pesisir timur
Florida, di sekitar markas kapal selam dan pasukan udara marinir.
Vishnya terlihat didampingi kapal lain, keduanya menggunakan pangkalan
Kuba untuk melakukan pengisian ulang. Kedua kapal pertama kali muncul di
Kuba pada Februari.
“Hal yang menciptakan ketakutan di kalangan para pelacak kapal selam
adalah kesadaran bahwa komputer kini sangat murah dan cukup kuat untuk
membuat mereka mendeteksi kapal selam dari tanda-tanda yang tak terlalu
jelas (seperti gangguan di permukaan air) saat mereka pergi. Sudah
menjadi rahasia umum selama puluhan tahun bahwa petunjuk seperti dalam
dongeng itu memang nyata, dan dengan kemampuan komputer yang mumpuni
serta sensor yang cukup sensitif Anda bisa menggunakan metode ini untuk
melacak kapal selam secara real-time.
"Dengan kata lain, kini tak lagi penting seberapa tenang kapal selam,
tapi apakah ia di sana atau tidak dan bergerak. Pakar AL Amerika telah
menghitung dan menyadarai waktu saat tengah mendekat dengan kecepatan
tinggi, jika belum sampai, saat sensor cukup sensitif dan komputer cukup
cepat untuk melacak semua kapal selam. Hal semacam ini diketahui secara
umum di kalangan akademisi, namun yang diketahui marinir atau lembaga
intelijen adalah rahasia. Diyakini Rusia telah melakukan penelitian
teoritis selama bertahun-tahun di area ini. Sejak awal 1990-an, Rusia
punya akses ke teknologi komputer tercepat serta teknologi sensor
komersil terbaru. Di atas kertas hal ini menempatkan Rusia sangat dekat
dengan terobosan.…”
Pada masa Perang Dingin, armada kapal selam Rusia di Pasifik terdiri
dari kapal selam penyerang. Didesain untuk mencari dan membunuh kapal
musuh, tugas utama mereka adalah mencegah musuh meluncurkan serangan
nuklir dan membunuh mereka sebelum menemukan kapal Rusia. Pada abad
ke-21, Armada Pasifik akan memiliki kapal selam nuklir dengan proporsi
yang lebih tinggi — cukup untuk membuat Amerika tak berkutik.
Credit
RBTH Indonesia