Baru sejak 1987, Rusia
harus berhadapan dengan berbagai kepentingan geopolitik. Karena itu,
Rusia merasa perlu hadir di bagian-bagian terpencil planet Bumi. Kapal
penghancur tenaga nuklir Proyek 23560 Leader (Pemimpin) akan membantu AL
Rusia menghadapi tantangan di semua samudra dunia.
Kapal Peter yang Agung.
Berdasarkan spesifikasinya, Proyek 23560 Leader sebanding dengan kapal
jelajah misil tenaga nuklir AL Rusia, Proyek 1144 Orlan, tipe Peter yang
Agung Sumber: mil.ru
“Sebelumnya, tipe kapal ini dilengkapi oleh pembangkit tenaga turbin, yang diproduksi di Ukraina. Kini, daripada memulai produksi kembali dari awal, kami memutuskan untuk menggunakan pembangkit tenaga nuklir domestik yang diproduksi secara berseri dan memasangnya ke kapal penghancur es tersebut,” kata sang narasumber.
Bobot kapal penghancur baru ini akan mencapai 17.500 ton, dengan panjang 200 meter dan lebar 20 meter. Ia mampu bergerak dengan kecepatan hingga 30 knot (sekitar 55 km/jam) dan melakukan misi selama 90 hari tanpa memasuki pelabuhan.
Berdasarkan spesifikasinya, kapal model baru ini sebanding dengan kapal jelajah misil tenaga nuklir AL Rusia, Proyek 1144 Orlan, tipe Pyotr Velikiy (Peter yang Agung) — satu-satunya kapal di kelas ini dalam armada marinir Federasi Rusia. Pada akhirnya, delapan kapal penghancur bertenaga nuklir ini akan menggantikan kapal tenaga nuklir tipe Pyotr Velikiy.
Mantan Deputi Komando Angkatan Laut Rusia Laksamana Igor Kasatonov menyampaikan bahwa terakhir kali Moskow hendak membangun kapal semacam ini ialah pada 1989.
“Kepentingan geopolitik baru muncul dan kini kita perlu hadir di bagian-bagian terpencil planet Bumi. Kapal Leader akan membantu AL Rusia menghadapi tantangan di semua samudra dunia,” terangnya.
Menurut Kasatonov, kapal model baru ini mengombinasikan fitur tiga tipe kapal — penghancur, anti-kapal selam raksasa, serta kapal rudal jelajah Proyek 1144 Orlan.
Karakteristik:
- Kru — 300 orang;
- Panjang — 200 meter;
- Lebar — 20 meter;
- Bobot — 17.5 ton;
- Kecepatan maksimal — 30 knot.
- 4 Peluncur 4 Kalibr dengan misil Kalibr-NK dan Oniks, berjangkauan lebih dari 300 km;
- Sistem misil antipesawat S-500 Prometheus dengan dua peluncur;
- 2 peluncur kompleks Poliment-Redoute;
- Unit artileri A-192, kaliber 130 mm;
- 2 kompleks senjata dan misil anti-pesawat Pantsir-M, untuk pertahanan kapal;
- Kemungkinan penempatan dua helikopter multiguna dalam kapal.
Credit RBTH Indonesia