Selasa, 13 September 2016

Militer Suriah Umumkan Gencatan Senjata Sepekan

 
Militer Suriah Umumkan Gencatan Senjata Sepekan  
Suasana kota Aleppo di Suriah. (REUTERS/Rodi Said)
 
Jakarta, CB -- Militer Suriah mengumumkan pemberlakuan gencatan senjata selama tujuh hari, dimulai pada Senin (12/9), seperti yang dikutip dari SANA.

Penghentian pertempuran dimulai sejak pukul 07.00 waktu setempat, dan akan diberlakukan hingga 19 September, kata pihak militer Suriah dalam pernyataan resminya.

Namun, militer Suriah mengatakan, pihaknya tetap memiliki hak untuk menindak segala pelanggaran yang kemungkinan dilakukan oleh pihak pemberontak.

Pernyataan gencatan senjata itu dikeluarkan militer sebagai bagian dari kesepakatan yang tercapai baru-baru ini antara negara-negara adidaya.

Pada Sabtu (10/9) dini hari, Amerika Serikat dan Rusia mengumumkan bahwa kesepakatan bersejarah telah tercapai, menyangkut gencatan senjata di seluruh wilayah Suriah, yang menandai hari raya Idul Adha.

Gencatan senjata selama satu pekan itu juga termasuk pembukaan akses bagi bantuan kemanusiaan, serta operasi militer bersama terhadap kelompok-kelompok teroris yang selama ini telah diincar.

Segala bentuk serangan akan dihentikan dan akses tanpa batas akan diberikan ke wilayah-wilayah yang terkepung, termasuk di kota utara, Aleppo, demikian menurut kesepakatan yang dicapai.

Pemerintah Suriah mengatakan pihaknya menyambut baik kesepakatan tersebut.




Credit  CNN Indonesia



China dan Rusia Latihan Militer Bersama di Laut China Selatan

 
China dan Rusia Latihan Militer Bersama di Laut China Selatan  
Ilustrasi kapal Rusia. (AFP Photo/Ozan Kose)
 
Jakarta, CB -- China dan Rusia akan memulai latihan militer bersama di Laut China Selatan selama delapan hari terhitung mulai Senin (12/9).

Juru bicara Angkatan Laut China, Lian Yang, mengatakan latihan gabungan ini akan berfokus pada "merebut dan mengendalikan" kepulauan.

Latihan ini akan melibatkan kapal perang, kapal selam, pesawat tempur, helikopter, amfibi lapis baja, dan pasukan marinir dari AL kedua negara.

"Dibandingkan latihan gabungan sebelumnya, latihan ini akan lebih dalam dan luas dari segi organisasi, tugas, dan komandonya," ujar Lian dalam pernyataan yang dikutip AFP, Minggu (11/9).

Latihan bersama ini diumumkan di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan Asia pasca-putusan Pengadilan Tetap Arbitrase (PCA) mengenai Laut China Selatan. PCA menyatakan klaim China atas 90 persen wilayah Laut China Selatan tidak memiliki dasar hukum. Pulau buatan China di perairan Laut China Selatan juga dinyatakan ilegal.

Namun, China menolak keputusan tersebut, bahkan tak mengakui keberadaan pengadilan yang bermarkas di Den Haag, Belanda, itu.

Beijing pun mengancam akan memberikan respons tertentu jika ada pihak yang menggunakan keputusan PCA untuk melakukan provokasi terhadap keamanan dan kepentingan China.

Hingga kini, belum diketahui lokasi pasti latihan bersama ini, tapi diperkirakan tidak akan menyentuh wilayah yang menjadi sengketa.

Menurut Lian, latihan ini hanya untuk memperkuat kapabilitas AL China dan Rusia dalam menangani ancaman keamanan di laut.

Selama ini, China dan Rusia memiliki hubungan diplomatik dan milter yang kuat, terutama dalam melawan kekuatan Barat, khususnya Amerika Serikat.

Pada Agustus lalu, Beijing dan Moskow juga melakukan latihan militer bersama di perairan dan zona udara Peter the Great Gulf, sebelah selatan Vladivostok, kota Rusia yang terletak di dekat perbatasan China dan Korut. Latihan itu melibatkan 22 kapal, 20 pesawat, dan lebih dari 500 personel marinir.

Mei tahun lalu, kedua negara pertama kalinya melakukan latihan bersama di perairan Eropa, yaitu di Laut Hitam dan Mediterania. Ini merupakan latihan terjauh China dari tanah airnya sendiri.





Credit  CNN Indonesia



Budi Gunawan Jadi Pintu Polri Tingkatkan Kerjasama dengan BIN


 
Budi Gunawan Jadi Pintu Polri Tingkatkan Kerjasama dengan BIN 
 Budi Gunawan diharapkan Kapolri Jenderal Tito Karnavian dapat mengemban amanat baru sebagai Kepala BIN. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
 
Jakarta, CB -- Penunjukan mantan Wakapolri Jenderal Budi Gunawan sebagai Kepala Badan Intelijen Negara membuka babak baru hubungan Polri dengan BIN.

Budi Gunawan diharapkan Kapolri Jenderal Tito Karnavian bisa menjadi pintu bagi peningkatan kerjasama dengan BIN yang sudah terjalin selama ini.

Budi Gunawan dilantik Presiden Joko Widodo, Jumat (9/9), setelah pencalonannya sebagai Kepala BIN disetujui Dewan Perwakilan Rakyat pada rapat paripurna Kamis.

Tito yang sempat didampingi Budi Gunawan memimpin Polri, yakin sang mantan wakil akan berupaya dengan baik mengemban amanat barunya sebagai pemimpin lembaga telik sandi.

"Saya akan membangun hubungan saling bersinergi antara BIN dan Polri," ujar Tito di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (10/9).

"Sebaliknya, mohon kerjasama, agar BIN dengan Polri semakin meningkat dengan kehadiran Bapak (Budi Gunawan) di posisi penting tersebut," imbuh Tito.


Pelantikan Budi Gunawan sebagai Kepala BIN diikuti dengan kenaikan pangkatnya dari komisaris jenderal menjadi jenderal. Dengan demikian, saat ini terdapat dua jenderal bintang empat yang berasal dari Kepolisian, yakni Tito Karnavian dan Budi Gunawan.

Soal kesamaan pangkat antara dia sebagai Kapolri dan Budi Gunawan selaku Kepala BIN, Tito tidak mempermasalahkan hal itu. Ia mengatakan, komando Kepolisian tetap berada di bawah kendalinya.

Secara terpisah, Budi Gunawan berjanji tak akan menyia-nyiakan kepercayaan yang diberikan Presiden Jokowi kepadanya.

"Saya akan melakukan optimalisasi menuju BIN yang semakin profesional, objektif dan berintegritas," ujar mantan ajudan Megawati Soekarnoputri itu.

Budi Gunawan ialah polisi kedua yang menjabat Kepala BIN setelah Jenderal Sutanto pada periode pertama pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.


Credit  CNN Indonesia




Budi Gunawan Resmi Dilantik Jadi Kepala BIN


Budi Gunawan Resmi Dilantik Jadi Kepala BIN  
Presiden Jokowi resmi melantik Komjen Budi Gunawan menjadi Kepala BIN, menggantikan Sutiyoso. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri turut hadir dalam pelantikan. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
 
Jakarta, CB -- Presiden Joko Widodo secara resmi melantik Komisaris Jenderal Budi Gunawan menjadi Kepala Badan Intelijen di Istana Negara, Jakarta, Jumat (9/9). Budi yang sebelumnya menjabat Wakil Kepala Polri resmi menggantikan Letnan Jenderal (Purn) Sutiyoso.

Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, Jokowi membacakan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 102/2016 untuk mengukuhkan jabatan Budi sebagai Kepala BIN sekitar pukul 17.44 WIB. Setelah Keppres dibacakan, dilanjutkan dengan pengambilan sumpah jabatan.

"Demi Allah, saya bersumpah bahwa saya akan setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, bahwa saya akan menjunjung tinggi HAM, demokrasi, dan supremasi hukum, bahwa saya akan menjalankan tugas dan wewenang dalam jabatan saya dengan sungguh-sungguh," Budi mengucap sumpah mengikuti Presiden.

 
Sejumlah pejabat hadir dalam pelantikan Komjen Budi Gunawan sebagai Kepala BIN. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
Sumpah itu juga berbunyi, "Saya akan menjunjung tinggi kode etik intelijen negara di setiap tempat, waktu dan dalam keadaan bagaimanapun juga, bahwa saya pantang menyerah dalam menjalankan tugas dan kewajiban jabatan saya, bahwa saya akan memegang teguh segala rahasia intelijen negara, dalam keadaan bagaimanapun juga."

Pelantikan Budi dihadiri sejumlah pejabat tinggi negara, baik dari unsur eksekutif, legislatif maupun yudikatif. Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri ada di antara tamu yang menyaksikan pelantikan Budi.

Selain itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama juga turut hadir. Sutiyoso yang baru saja menyerahkan jabatan Kepala BIN terlihat bersalam-salaman usai pelantikan Budi.

Sebelum pelantikan, Jokowi membacakan Keputusan Presiden tentang pemberhentian Sutiyoso.
Pelantikan Budi berjarak satu pekan sejak pimpinan DPR menerima surat pencalonannya sebagai Kepala BIN dari Jokowi. Atas surat itu, Komisi I DPR menggelar uji kelayakan dan kepatutan terhadap Budi secara tertutup.

Pada forum itu, Budi memaparkan strategi yang hendak ia terapkan di BIN untuk menghadapi potensi ancaman negara, baik dari dalam maupun luar negeri.

"Jika saya diberi kepercayaan sebagai Kepala BIN, maka saya akan melakukan program optimalisasi menuju BIN yang semakin profesional, objektif dan berintegritas," ujarnya.

Usai fit and proper test selama dua jam, sepuluh fraksi di Komisi I DPR dengan suara bulat meloloskan Budi menjadi orang nomor satu di Pejaten, markas besar BIN.

"Setelah mendengarkan paparan visi dan misi serta pandangan fraksi-fraksi dari anggota terhadap calon Kepala BIN, maka rapat internal Komisi I memutuskan memberikan pertimbangan saudara Budi Gunawan layak dan patut sebagai Kepala BIN menggantikan Sutiyoso," kata Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari.

Kamis kemarin, rapat paripurna DPR pun mengetuk palu tanda persetujuan Budi Gunawan sebagai Kepala BIN.

Budi tercatat sebagai Kepala BIN ketujuh sejak restrukturisasi Badan Koordinasi Intelijen negara pada era pemerintahan Abdurrahman Wahid. Ia merupakan perwira kepolisian kedua yang memimpin BIN setelah Jenderal (Purnawirawan) Sutanto.






Credit  CNN Indonesia




'Jangan Lihat Papua dengan Logika Jawa'

 
'Jangan Lihat Papua dengan Logika Jawa' 
 Bambang Purwoko, Ketua Kelompok Kerja Papua UGM, meminta warga Yogya berempati kepada orang Papua. (CNN Indonesia/Martahan Sohuturon)
 
Yogyakarta, CB -- Bambang Purwoko sudah menuju Bandara Sentani, Jayapura, ketika telepon selulernya berdering. Panggilan itu tak bisa diabaikan, berasal dari orang nomor satu di provinsi tersebut. Gubernur Papua Lukas Enembe memintanya menghadap. Bambang langsung putar balik ke rumah sang Gubernur, menunda setengah hari kepulangannya ke Yogya.

Sebagai Ketua Kelompok Kerja Papua Universitas Gadjah Mada, Bambang menjadi tempat bertanya Lukas Enembe. Ia juga sering dimintai pendapat oleh Kantor Staf Presiden dan Keraton Yogyakarta terkait isu Papua.

Papua bak rumah kedua bagi Bambang. Ia kerap bolak-balik Yogya-Papua, menjelajah Papua dari pantai hingga pegunungan, mencurahkan waktu untuk masyarakat timur Indonesia itu.

Ketika wartawan CNNIndonesia.com, Anggi Kusumadewi dan Martahan Sohuturon, menyambangi kediamannya di Condongsari, Yogyakarta, Minggu pagi (31/7), Bambang baru tiba dari Jayapura. Gurat lelah sama sekali tak terlihat di wajahnya.

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM itu kemudian bercerita banyak hal tentang Papua. Berikut petikan wawancaranya.


Anda ikut “sibuk” waktu terjadi insiden di Asrama Mahasiswa Papua Kamasan I?

Saya jadi tempat bertanya beberapa pihak, termasuk dari Jakarta. Sebab salah satu tugas pokok dan fungsi Pokja Papua ialah memberi masukan terkait kebijakan apa yang seharusnya diambil Jakarta untuk Papua.

Saya ingin tekankan, dalam melihat permasalahan yang terjadi di Asrama Papua dan insiden-insiden lain terkait Papua, kita tidak bisa menggunakan logika kita sebagai orang Jawa, Jakarta, dan Yogya yang bagaimanapun hidup dalam tradisi berbeda.

Penting sekali untuk mengedepankan hati dan empati, terlepas dari rasa kesal yang mungkin ada. Oleh sebab itu jargon Pokja Papua UGM adalah membangun dengan hati.

Berempatilah dengan melihat orang Papua dari latar belakang sosial dan budayanya. Tolong juga pahami bahwa orang Papua itu tidak satu tipe. Ada 320 subetnis dengan 300-an lebih suku dan bahasa di Papua. Satu kampung bisa terdiri dari beberapa kelompok penutur bahasa yang berbeda.

Kita kerap tidak bisa membedakan dia orang pantai atau gunung. Sesama orang pantai pun bisa merasa beda meski sama-sama Papua. Sementara sesama orang gunung juga saling membedakan antara satu suku dengan lainnya. Mereka bahkan kadang bilang bahwa suku tertentu cenderung lebih keras dibanding sukunya. Ada istilah kepala batu.

Orang Jayapura, daerah pantai, mungkin tahu lika-liku jalan di Jakarta, tapi tidak tahu soal distrik-distrik di gunung seperti Ilaga. Sebaliknya orang gunung tidak terlalu paham budaya kota Jayapura walaupun mereka tahu Jakarta.

Demikian pula mahasiswa Papua yang datang ke sini bisa berasal dari berbagai daerah. Maka mahasiswa Papua di UGM dari daerah pantai yang ingin mengetahui wilayah pegunungan Papua, kerap ikut program KKN (kuliah kerja nyata) ke sana.

Kita juga harus cek para mahasiswa Papua yang datang ke Yogya, apakah mereka masih aktif kuliah, apa frustasi karena tidak ada pendamping, apakah dia tak pernah datang kuliah lagi tapi beasiswa diterima terus dari pemerintah daerah? Sebab pemda menghabiskan banyak dana untuk beasiswa, termasuk bagi mereka yang tidak kuliah.

Ada 1.028 mahasiswa asal Papua di dalam dan luar negeri yang dibiayai dengan dana otonomi khusus. Itu pun tak semua kualitasnya bagus.

Mereka, mahasiswa Papua belum lama ini kumpul di sini. Cukup banyak, termasuk yang non-UGM. Kami tanya apa permasalahan yang mereka hadapi. Untuk yang kuliah di UGM, di mana 90 persen berasal dari wilayah pantai, bisa dikatakan tidak ada masalah setelah lewat tahun pertama belajar. Memang IP (indeks prestasi) tidak bisa dibandingkan dengan mahasiswa daerah lain, tapi rata-rata mata kuliah bisa selesai dengan baik.

Tanpa bermaksud melakukan dikotomi, hal berbeda misal dialami oleh teman-temannya yang berasal dari daerah pegunungan. Mereka pergi studi ke Yogya, semester awal diperlakukan sama seperti mahasiswa lain oleh dosennya, ‘Minggu depan review bab ini dan ini, kumpulkan.’

Dia tidak punya tempat konsultasi ke mana dan ke siapa, tidak ada yang membimbing, lantas frustasi. Salah satu akibat rasa frustasi itu, malam minggu mabuk-mabukan dan hari Minggu pagi terlihat bergelimpangan di stadion.

Itu karena tidak ada pendampingan untuk mereka. Adaptasi jadi amat sulit. Belum lagi secara sosial bermasalah karena ada stereotip. Cari kos juga susah. Kasihan sekali.



Apa salah satu perhatian utama Anda soal Papua?

Ketertinggalan di bidang pendidikan. Itu berdampak sangat serius pada rendahnya kualitas birokrasi dan etos kerja. Pendidikan yang buruk merusak semuanya.

Anak-anak SMA belum bisa baca tulis itu hal wajar di Papua. Lulus SMA, punya ijazah tapi tidak bisa baca tulis. Ini realita.

Sudah umur 18 tahun tapi belum sekolah. Atau sudah 16 tahun tapi belum sekolah, lantas dimasukkan ke SD, daftar langsung kelas enam. Tapi dia tidak pernah pergi ke sekolah, dan nanti tahu-tahu datang menjelang ujian. Minta ikut ujian dan harus lulus.

Masyarakat memaksa, guru-guru tak berdaya, ya dia diluluskan. Dapat ijazah SD, dipakai mendaftar ke SMP, masuk langsung kelas tiga karena umur sudah tua. Setelah itu sama, tidak pernah masuk, tiba-tiba datang ikut ujian dan minta lulus. SMA begitu juga.

Lulus SMA, dia memaksa masuk ke perguruan tinggi di Jayapura dengan sistem kuota. Harus masuk. Tapi lagi-lagi tidak pernah belajar. Mereka yang seperti ini kerap memalang pintu Uncen (Universitas Cenderawasih). Tahun 2014 atau 2015 misalnya, dalam setahun gerbang Uncen dipalang 40 kali oleh mahasiswa.

Mereka tidak mau belajar, tapi harus lulus. Seorang mahasiswa mendatangi dosennya suatu malam. “Bapak mau hidupkah? Mau kasih saya nilai B-kah? Kalau teman satu kampung dapat B, saya juga. Sa tra berani pulang kampung kalau tidak dapat B.”

Ini bukan cerita dulu, tapi masih kejadian sampai sekarang. Jelek sekali kondisi pendidikan di Papua. Generasi yang tua ini sudah sulit diapa-apakan. Perbaikan harus dari dasar. Maka Pokja Papua UGM mulai tahun 2013 mengirim guru-guru perintis ke Kabupaten Puncak, bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat.

Tahap pertama kami mengirim 60 orang, tahap kedua 40 orang. Tahap ketiga kami kirim guru ke Kabupaten Intan Jaya sebanyak 40 orang. Total sudah 140 guru kami kirim. Mereka bertugas di distrik-distrik pedalaman yang selama ini bahkan tidak ada guru PNS (pegawai negeri sipil) yang bertugas di sana karena berbagai alasan.

Sekarang setelah tiga tahun program guru perintis berjalan, hasilnya terlihat. Pendidikan di wilayah pegunungan Papua mulai hidup. Kalau ini dipertahankan, Puncak dan Intan Jaya akan memiliki SDM (sumber daya manusia) paling maju di seluruh Papua karena pendidikan ditangani dengan baik.


Apa yang Anda bicarakan dengan Gubernur Papua Lukas Enembe di Jayapura?

Pak Lukas ingin mahasiswa tak tinggal di asrama, agar mereka berinteraksi dengan masyarakat. Itu juga imbauan Pemprov DIY, dan Pemprov Papua sepakat.

Intinya berbaur. Gubernur mengatakan, asrama-asrama itu tidak diperlukan lagi karena menyebabkan tidak ada pembauran. Mereka yang sudah tidak aktif kuliah masih ada yang tinggal di situ, dan terkoneksi dengan Gerakan Pembebasan (Papua).

Bagi Pak Gubernur, itu sesuatu yang tidak benar juga. Mereka itulah yang kemarin (15 Juli) melakukan gerakan. Mereka tidak merepresentasikan mahasiswa Papua di Yogya. Mereka membangun struktur oligarki. Semua ikatan mahasiswa Papua di daerah, juga asrama daerah, harus tersubordinasi dan tunduk pada Kamasan.

Saat Keluarga Mahasiswa Papua Gadjah Mada tahun 2015 mau mengadakan kegiatan, kami ingin merangkul mereka (mahasiswa Papua di Kamasan), tapi ketua asrama tidak mau. Akhirnya acara kami, Corak Tanah Papua, tetap sukses.

Corak Tanah Papua dengan tema ‘Mengenal dan Memahami Papua dari Beragam Perspektif’ digelar 30-31 Oktober 2015 di kampus UGM sebagai bagian dari Dies Natalis UGM ke-66. Acara ini bertujuan antara lain untuk memperbaiki citra negatif mahasiswa Papua di mata masyarakat Yogya.

Meski begitu, mereka (mahasiswa Papua di Kamasan) harus dikasihi dan dipahami, mengapa mereka seperti itu.
 
Asrama Kamasan I di Jalan Kusumanegara, Yogyakarta, menjadi pusat kegiatan Aliansi Mahasiswa Papua. (CNN Indonesia/Anggi Kusumadewi)
Mereka marah pada ormas yang melontarkan kata-kata binatang dan rasialis pada insiden di Asrama Kamasan 15 Juli.

Sangat disayangkan. Mestinya ormas-ormas di Yogya belajar memahami bagaimana kita semua bersaudara dengan baik. Tidak perlu overacting. Bagaimana mau hidup bersama secara humanis jika tidak mau belajar.

Kita harus belajar bagaimana menerima saudara-saudara Papua dengan baik di sini, seperti kita juga diterima baik ketika berada di Papua.

Perilaku berlebihan ormas-ormas juga akan berdampak pada relasi antarwarga. Bukan hanya warga di Yogya, tapi juga di Papua. Apa yang terjadi di Yogya menimbulkan sentimen di Papua. Apalagi kita hidup di era yang bikin orang cepat meletup.


Bagi Gerakan Pembebasan Papua, nothing to lose jika di Yogya ribut. Semakin ribut, semakin menguntungkan untuk ekspose.

Jangan karena kepentingan masing-masing, mengorbankan hal lebih luas seperti masyarakat, relasi antarwarga, termasuk teman mereka sendiri.

Kuncinya adalah pendampingan, pendekatan dari hati, empati.

Membangun Papua juga dengan hati, dan komitmen. Pemerintah pusat, dalam hal ini Presiden Jokowi, punya komitmen tinggi membangun Papua. Sayang hal itu tidak diikuti dengan komitmen yang sama tingginya dari para menterinya.

Banyak sekali kebijakan-kebijakan Presiden tentang Papua yang sebetulnya sudah jelas, akhirnya malah tidak jalan. Anggaran triliunan terserak di kementerian, tapi sering dialokasikan untuk hal-hal yang secara riil tidak dibutuhkan masyarakat Papua.

Pemerintah pusat harus mendahulukan kepentingan masyarakat Papua. Cermati apa sebetulnya kebutuhan mereka. Tanpa itu, kekecewaan rakyat Papua akan terus berlanjut dan terakumulasi.

Menurut Anda pemerintah tak cermat soal Papua?

Negara memang tidak hadir di hadapan masyarakat Papua. Kehadiran negara di tanah Papua mestinya ditandai dengan tersedianya pelayanan publik dasar, yaitu pendidikan, ekonomi, dan infrastruktur.

Masyarakat Papua bukan hanya tertindas dalam arti fisik. Mereka mungkin bebas, tapi sulit mengakses pelayanan publik dasar. Fasilitas kesehatan belum menjangkau daerah terpencil. Jika pun tersedia, akses ke sana sulit.

Harga di wilayah pegunungan Papua sangat mahal. Semen Rp2 juta, air mineral 600 mililiter Rp30 ribu, air mineral 300 mililiter Rp20 ribu, beras Rp50 ribu. Masyarakat miskin jadi dipaksa membayar mahal untuk kebutuhan dasarnya.

Negara tidak hadir untuk masyarakat Papua.

Kami (Pokja Papua UGM) berupaya memperjuangkan Papua dari ketertinggalan pendidikan, kesulitan mengakses layanan kesehatan, harga yang mahal. Ini berkali-kali dikomunikasikan ke Presiden dan beliau paham. Tapi menteri-menterinya, tak semua punya komitmen sama.

Kalau tidak ditangani serius, efek-efek kekecewaan akan meletup. Merdeka bukan cuma persoalan ideologi, tapi juga terpenuhi atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar.




Credit  CNN Indonesia


Jumat, 09 September 2016

Soal LCS, Duterte: Dialog atau Perang

 
Soal LCS Duterte Dialog atau Perang
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte. | (Istimewa)
 
JAKARTA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan bahwa hanya ada dua cara untuk menyelesaikan konflik di kawasan Laut China Selatan(LCS), yakni melalui jalur perang atau melalui jalur damai melalui dialog. Filipina, memutuskan untuk memilih jalur damai.

Berbicara saat menyampaikan pidato dihadapan komunitas Filipina di salah satu hotel di bilangan Jakarta Pusat, Duterte menuturkan untuk berperang melawan China, Filipina sepertinya tidak akan sanggup.

"Hanya ada dua cara untuk menyelesaikan konflik dengan China di Laut China Selatan, melalui diolog atau perang. Melalui jalur perang kita tidak akan sanggup, oleh karena itu kita memilih jalur dilalog," ucap Duterte, Jumat (9/9/2016).

Duterte sebelumnya sempat mengatakan bahwa jika China memasuki wilayah Filipina, maka perang akan pecah dan hal itu akan berdarah-darah. Tapi, tidak lama kemudian dia meralat pernyataan tersebut dan menuturkan dia tidak serius dengan pernyataannya.

Beberapa hari lalu Filipina melayangkan protes kepada China karena menambah jumlah armada mereka di kawasan LCS, lebih tepatnya di Schourboug Saol. Schourboug Soal adalah tumpukan terumbu karang yang dianggap pulau oleh China yang berlokasi dekat dengan perairan Filipina.



Credit  Sindonews





Mahkamah Agung Brazil Tolak Banding Rousseff

 
Mahkamah Agung Brazil Tolak Banding Rousseff
Mahkamah Agung menolak banding Dilma Rousseff terkait pemakzulan dirinya. | (Istimewa)
 
BRASILIA - Pupus sudah upaya Dilma Rousseff untuk kembali mengemban jabatan sebagai Presiden Brazil. Mahkamah Agung Brazil menolak upaya hukum yang dilakukan oleh mantan presiden Dilma Rousseff terkait pemakzulan terhadap dirinya.

Rousseff mengajukan petisi kepada Mahkamah Agung yang menuduh telah terjadi penyimpangan dalam proses pemakzulan dirinya dan harus dibatalkan. Namun, dalam keputusannya, Hakim Agung Brazil Teori Zavascki menyatakan Mahkamah Agung hanya akan interfensi proses pemakzulan presiden dalam keadaan ekstrim seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (9/9/2016).

Menurut hakim, tim pembela Rousseff yang dipimpin oleh mantan Menteri Kehakiman Jose Eduardo Cardozo memiliki kesempatan untuk memprotes tentang proses impeachment. Sayangnya, mereka tidak berhasil meyakinkan Senat jika Rousseff tidak bersalah.

Selanjutnya, Zavascki mengatakan aksi kejahatan yang menjadi tanggung jawab Rousseff telah dihapuskan dari jabatannya sesuai dengan sifat mendasar politik itu sendiri. Namun, pihak pengadilan tidak meminta informasi tambahan tentang proses pemakzulan dari lembaga yang terlibat dan memberikan kasus tersebut ke Jaksa Agung Brazil.

Pada akhir Agustus lalu, Senat Brazil menyetujui pemakzulan Rousseff dengan 61 suara berbanding 20 suara. Rousseff terbukti bersalah telah melakukan penyimpangan fiskal seperti menunda pembayaran kepada bank umum dan mengambil pinjaman baru tanpa persetujuan kongres. Tindakan Rousseff ini dianggap telah melanggar UU Tanggung Jawab Fiskal.

Keputusan ini pun semakin menegaskan pemakzulan terhadap Rousseff sekaligus memperkukuh penunujkkan Wakil Presiden Michel Temer sebagai Presiden Brazil yang baru.





Credit  Sindonews






Israel Bangun Tembok Bawah Tanah untuk Cegah Serangan Hamas


 
Israel Bangun Tembok Bawah Tanah untuk Cegah Serangan Hamas
Israel bangun tembok bawah tanah untuk cegah serangan Hamas via terowongan. | (REUTERS/Amir Cohen)
 
GAZA - Israel mulai membangun tembok bawah tanah di sepanjang perbatasan dengan Gaza. Tujuannya untuk mencegah serangan militan Hamas melalui terowongan bawah tanah.

Proyek tembok bawah tanah itu telah dikonfirmasi Kementerian Pertahanan Israel. Panjang tembok dinding bawah tanah itu akan mencapai 37 mil atau sekitar 60 km yang dilengkapi dengan peralatan sensor. Media Israel melaporkan biaya proyek dinding bawah tanah tersebut mencapai £451 juta atau sekitar Rp7,8 triliun.

Selama perang Gaza tahun 2014, Israel menemukan bahwa Hamas telah menggali banyak terowongan yang tembus ke wilayah Israel. Terowongan-terowongan itu digunakan Hamas untuk meluncurkan serangan ke wilayah Israel.

Para pejabat Kementerian Pertahanan Israel yang berbicara dengan syarat anonim karena membicarakan informasi rahasia, mengatakan bahwa pembangunan tembok bawah tanah itu bisa memakan waktu bertahun-tahun.

Sementara itu, pihak Hamas menyatakan bahwa mereka juga membangun terowongan baru untuk tujuan pertahanan.

Salah Bardawil, seorang pejabat senior Hamas di Gaza, mengatakan kelompoknya tidak gentar dengan langkah Israel yang membangun tembok bawah tanah.

”Orang-orang Palestina dan kelompok perlawanan dapat mengatasi semua rintangan yang dibuat oleh (rezim) pendudukan. Perlawanan adalah langkah kreatif dan maju, tidak peduli tentang prosedur (rezim) pendudukan,” katanya, seperti dikutip Guardian, Jumat (9/9/2016).



Credit  Sindonews




Korut Senang Uji Nuklir Canggih Berhasil

 
 Pemimpin Korut, Kim Jong-un saat menyaksikan uji coba peluncuran peluru kendali dari kapal selam.  (Reuters/KCNA)
Pemimpin Korut, Kim Jong-un saat menyaksikan uji coba peluncuran peluru kendali dari kapal selam. (Reuters/KCNA)
 
CB, PYONGYANG -- Media pemerintah Korea Utara mengakui ilmuwa mereka telah berhasil mencapai tujuan negara dalam uji coba senjata nuklir pada Jumat (9/9).

Seperti yang dikutip dari Channel News Asia, media tersebut menyebutkan, ilmuwan Pyongyang sukses memasang hulu ledak pada roket balistik. Hal ini memungkinkan Korea Utara untuk menghasilkan beragam hulu ledak yang lebih kecil dan lebih ringan, tapi dengan daya ledak yang lebih kuat.

"Ilmuwan nuklir kami telah melakukan uji coba pada hulu ledak nuklir yang baru dikembangkan di situs uji nuklir di utara negara," ujar seorang penyiar TV Korea Utara. "Partai kami mengirimkan pesan ucapan selamat kepada para ilmuwan nuklir karena telah melakukan uji ledakan nuklir yang sukses."
Pejabat Badan Meteorologi Korea Selatan, Kim Nam-wook menyatakan, uji coba itu menghasilkan ledakan terbesar dari empat uji coba sebelumnya dengan daya ledak 10 kiloton.

Langkah ini menuai kecaman dari Presiden Amerika Serikat Barack Obama yang memperingatkan "konsekuensi serius". Obama mengaku telah menghubungi para pemimpin Korea Selatan dan Jepang untuk berunding atas krisis ini.
Presiden Korea Selatan Park Geun-Hye mengatakan hal ini merupakan  “kecerobohan gila" Presiden Korea Utara Kim Jong-un. Sejak berkuasa setelah kematian ayahnya pada tahun 2011, Kim diketahui telah melakukan serangkaian eksekusi pada pejabat pemerintah.

Ia juga melakukan uji coba senjata yang dirancang untuk menunjukkan kekuatan dan memperkuat kekuasaan negaranya. "Dengan melakukan itu, rezim Kim Jong-Un hanya akan mendapatkan lebih banyak sanksi dan isolasi. Provokasi seperti akan lebih mempercepat penghancuran dirinya sendiri," papar Park.
Park juga memperingati obsesinya untuk menciptakan senjata nuklir akan menimbulkan ancaman serius bagi Korea Utara. "Kami akan melakukan semua tindakan untuk meningkatkan tekanan di Utara. Termasuk di antaranya memperberat sanksi bagi Utara dengan masyarakat internasional dan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB)."



Credit  REPUBLIKA.CO.ID

Korut Kembali Uji Coba Nuklir, Korsel dan Jepang 'Goyang'

Citra satelit yang menunjukkan lokasi reaktor nuklir Korea Utara (Korut) Yongbyon.
Citra satelit yang menunjukkan lokasi reaktor nuklir Korea Utara (Korut) Yongbyon.
 
CB, PYONGYANG --  Korea Utara (Korut) diyakini telah melakukan tes nuklirnya yang kelima. Negara-negara tetangga mengatakan, ledakan yang terjadi akibat tes nuklir korut menyebabkan goyangan atau gempa.

Survei Geologi Amerika mengungkapkan terjadi gempa 5-3 seismik di dekat area tes nuklir Korut. Peristiwa itu membuat Korea Selatan (Korsel) panik. Bahkan menyebut keamanan nasional dalam kondisi genting.

Presiden Korsel Park Geun Hye mengatakan, pemimpin Korut Kim Jong-Un merupakan orang gila yang sembrono.  "Bahkan ia tak mempedulikan permintaan dunia untuk menghentikan ambisinya terhadap senjata nuklir," katanya seperti dilansir the Guardian, Jumat, (9/9).

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe meminta negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB untuk segera menggelar pertemuan penting. "Kami merasa gempa yang terjadi bukanlah gempa alami."

Jika gempa bumi terjadi karena Korut melakukan tes nuklir maka ini tak bisa dibiarkan. "Kami tak bisa mentolerir gempa akibat tes nuklir."

Baik Korsel maupun Jepang mengonfirmasi bahwa gempa yang terjadi bukan gempa alami. Namun gempa yang disebabkan olh tes nuklir yang dilakukan Korut.

Stasiun TV Cina mengatakan, Departemen Proteksi Lingkungan Cina telah mengeluarkan respon darurat tingkat dua terhadap tes nuklir yang dilakukan Korut. Radiasi nuklir dimonitor di sekitar perbatasan Cina dan Korut di wilayah di Timur Laut.


Credit  REPUBLIKA.CO.ID


Ketegangan dengan Obama Jadi Pelajaran Duterte

 Presiden Filipina Rodrigo Duterte saat berbicara dalam konferensi pers di Davao, Filipina selatan, 21 Agustus 2016.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte saat berbicara dalam konferensi pers di Davao, Filipina selatan, 21 Agustus 2016.
 
CB,  VIENTIANE -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte akhirnya berjabat tangan. Ini pertama kalinya mereka berjabat tangan setelah Duterte menyebut Obama sebagai anak wanita jalang.

Duta Besar Filipina untuk Amerika Marciano Paynor mengatakan, adanya ketegangan antara Duterte dengan Obama kemarin merupakan pelajaran berharga bagi Duterte. Ini merupakan pelajaran dan pengalaman baru.

"Duterte harus belajar menyesuaikan diri. Ia dalam masa transisi dari seorang wali kota menjadi seorang kepala negara," katanya, kamis, (8/9).

Duterte, ujar Paynor, memang harus memiliki pengalaman seperti ini dengan Obama. "Dia harus mengalaminya, kalau belum pernah mengalami nanti tak akan tahu bagaimana cara melakukannya."

Sebelumnya, Obama sempat marah dengan penghinaan yang dilontarkan Duterte kepadanya. Bahkan ia membatalkan pertemuan di antara keduanya. Namun dengan pertemuan yang sebentar ini ketegangan sudah mulai berkurang


Credit  REPUBLIKA.CO.ID



Duterte Menyesal Hina Obama

Aktivis Filipina meneriakkan tuntutan mengakhiri pembunuhan terkait perang narkoba yang digalakkan Presidan Rodrigo Duterte di luar markas polisi Camp Crame di Kota Quezon, Manila, Filipina, 24 Agustus 2016.
Aktivis Filipina meneriakkan tuntutan mengakhiri pembunuhan terkait perang narkoba yang digalakkan Presidan Rodrigo Duterte di luar markas polisi Camp Crame di Kota Quezon, Manila, Filipina, 24 Agustus 2016.
 
CB, VIENTIANE -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyesal telah menghina Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Pernyataan Duterte membuat Gedung Putih membatalkan jadwal pertemuan empat mata antara kedua presiden di sela-sela pertemuan puncak negara-negara Asia Tenggara dan Timur di Laos.

Sebelumnya pada Senin, Duterte berjanji akan memanggil Obama dengan sebutan "anak perempuan jalang" jika orang tertinggi di Gedung Putih tersebut berani mengajari Filipina soal hak asasi manusia terkait kebijakan perang terhadap obat-obatan terlarang.

Sejak menjadi presiden pada 1 Juli lalu, Duterte langsung menjalankan kebijakan perang terhadap narkotika dan obat-obatan terlarang yang membuat sekitar 2.400 orang tewas. Hanya 900 di antara mereka yang mati oleh aparat penegak hukum.

"Presiden Duterte menjelaskan bahwa komentar pedasnya ditujukan untuk merespon laporan dari media mengenai Presiden Obama yang akan 'mengajari' Filipina terkait pembunuhan ekstra judisial," kata pemerintah Filipina dalam pernyataan tertulis.

"Dia menyesali perkataan yang telah memunculkan kontroversi besar tersebut. Dia menyatakan penghormatan yang mendalam terhadap Presiden Obama dan kerja sama antara kedua negara," kata pemerintah.

Gedung Putih telah menegaskan Obama tidak akan membahas persoalan hak asasi manusia saat bertemu dengan Duterte. Hingga kini belum jelas apakah pertemuan antara kedua akan dijadwalkan ulang.

Ketegangan diprediksi akan terjadi dalam pertemuan KTT ASEAN dan Asia Timur di Laos. Sepuluh pemimpin negara anggota ASEAN akan bertemu dengan kepala negara-negara besar lain seperti Cina, Jepang, Korea Selatan, Australia, India, Rusia, dan Amerika Serikat.





Credit  REPUBLIKA.CO.ID





Kematian Marinir Muslim AS Picu Kontroversi


 Police line. Ilustrasi
Police line. Ilustrasi
 
CB, CAROLINA SELATAN -- Seorang marinir Muslim yang mengikuti pelatihan di Pulau Parris, Carolina Selatan, tewas. Kematiannya telah menuai banyak tanda tanya. Apakah ia tewas akibat murni bunuh diri atau ada faktor lain yang memicu kematiannya

Sebuah laporan terbaru mengungkapkan, marinir itu ditampar berulang kali di bagian wajahnya sebelum ia lari dan jatuh dari lantai tiga di baraknya. Korban diketahui bernama Raheel Siddiqui.

Menurut Kesatuan Marinir, Siddiqui lompat hingga tewas pada 18 Maret lalu setelah ditampar satu hingga tiga kali oleh instrukturnya. Ia kemudan berdiri dan berlari melalui bagian belakang dan meloncati pagar tangga yang menyebabkan ia jatuh dari lantai tiga barak.

Pada saat sebelum kejadian, Siddiqui telah mengajukan komplain, tenggorokannya sakit dan tak akan berbicara kecuali mendesak. Namun sang instruktur tak terima dan sempat menjatuhkan dan meraih leher korban. Instruktur itu juga menampar Siddiqui. 

Laporan juga menyebut instruktur pelatihan itu sebelumnya telah melakukan tindakan penyelewengan serius. Seperti melakukan perpeloncoan baik verbal maupun fisik terhadap marinir muda Muslim.

Menyusul tindakan penyelewengan dan penyiksaan ini, sebanyak 20 marinir dilaporkan sedang menghadapi dakwaan kriminal.   Namun di luar penyelewengan instruktur itu, menurut laporan marinir, Siddiqui telah mengutarakan keinginan bunuh dirinya lima hari sebelum kejadian. Ia pun masuk dalam pengawasan dan dijadwalkan mengikuti evaluasi kesehatan mental.
Komandan Marinir Jederal Robert Neller mengatakan, berdasarkan temuan hasil investigasi, disimpulkan Siddiqui tewas karena bunuh diri.  

Anggota Kongres dari Partai Demokrat Debbie Dinggel telah bertanya ke marinir atas nama keluarga Siddiqui, apakah kepercayaan Muslim dan garis keturunan Pakistan telah memicu ia dipelonco hingga menyebabkan korban bunuh diri.

Komandan marinir mengatakan, investigasi menemukan adanya penyelewengan dan tindakan kekerasan di Pulau Paris. Tindakan tersebut bertentangan dengan kebijakan dan prosedur perekrutan Kesatuan Marinir.

Sejumlah komandan, penasehat tamtama senior, batalion, resimen, juga sejumlah pelatih baris-berbaris dilarang memberikan pelatihan untuk sementara. "Saat ini, 20 personel Recruit Training Regiment telah diidentifikasi  kemungkinan melakukan pelanggaran dan dibawa ke pengadilan militer atau tindakan administrasi," tulis Kesatuan Marinir seperti dikutip ABC.

Laporan juga menyebut Siddiqui yang merupakan keturunan Pakistan Amerika di-bully dengan disebut teroris beberapa kali.




Credit  REPUBLIKA.CO.ID


Inilah 7 Perang Tersingkat dalam Sejarah Dunia

 
 
Wikipedia Sejumlah tank AD Yugoslavia disergap pasukan Slovenia di kota Nova Gorica dekat perbatasan dengan Italia. Perang kemerdekaan Slovenia ini termasuk konflik bersenjata paling singkat karena hanya berlangsung 10 hari.
CB - Sepanjang sejarah dunia berbagai konflik bersenjata sudah terjadi. Beberapa terjadi sangat lama hingga bertahun-tahun tetapi ada juga konflik bersenjata yang hanya berlangsung dalam hitungan hari.

Berikut beberapa konflik bersenjata paling singkat di dunia.

1. Perang Anglo-Zanzibar (1896)

Perang ini melibatkan Kerajaan Inggris dan Kesultanan Zanzibar di Afrika Timur pada 27 Agustus 1896 dan berlangsung hanya 38 menit.

Perang tersingkat di dunia ini dipicu kematian Sultan Hamad bin Thuwaini yang pro-Inggris pada 25 Agustus 1896 yang kemudian tahta Zanzibar diduduki Sultan Khalid bin Bargash.

Inggris lebih menyukai Hamud bin Muhammed yang sangat membantu kepentingan Inggris menjadi sultan baru Zanzibar.

Sesuai perjanjian yang diteken pada 1886, mensyaratkan pergantian sultan harus mendapatkan restu dari konsulat Inggris dan Khalid bin Bargash tak memenuhi syarat ini.

Inggris lalu mengirimkan ultimatum kepada Khalid agar dia dan pasukannya menyerah kemudian meninggalkan istana.

Namun, Khalid malah menyiapkan pasukan dan berlindung di dalam istana. Sebanyak 2.800 orang pasukan melindungi Khalid bin Bargash, sebagian besar direkrut dari warga sipil.

Ultimatum itu berakhir pada 27 Agustus 1896 pukul 09.00 dan saat itu Inggris sudah menyiagakan tiga kapal penjelajah, dua kapal perang, 150 marinir dan pelaut serta 900 tentara Zanzibar di pelabuhan.

Pada pukul 09.02, kapal-kapal Inggris mulai menembaki istana dan menghancurkan artileri pihak istana. Perang laut singkat terjadi dan Inggris menenggelamkan sebuah kapal kesultanan Zanzibar dan dua kapal kecil.

Akhirnya istana kesultanan bisa direbut dan perang berakhir pada pukul 09.40 waktu setempat. Akibat perang itu 500 prajurit Zanzibar tewas dan hanya satu pelaut Inggris yang terluka.

Sultah Khalid akhirnya menerima suaka di Jerman konsulat sebelum kabur ke Afrika Timur Jerman atau Tanzania saat ini.

Sesudah perang, Inggris menobatkan Sutlan Hamud bin Muhammed sebagai penguasa Zanzibar dan sekaligus mengakhiri kedaulatan Zanzibar.

2. Perang 100 Jam (1969)

Perang ini juga dikenal dengan nama Perang  Sepak Bola antara Honduras dan El Salvador pada 1969.

Penyebab sesungguhnya perang ini adalah masalah ekonomi yang dipicu meningkatnya arus imigrasi dari Honduras ke El Salvador, tetapi bersinggungan dengan kerusuhan dalam babak kualifikasi Piala Dunia 1970.

Laga sepak bola ini kemudian diikuti pemutusan hubungan diplomatik El Salvador dan Honduras.
Namun penyebab sesungguhnya perang ini adalah undang-undang pertanahan baru yang diterapkan Honduras pada 1967.

Undang-undang itu memberi wewenang kepada pemerintah untuk menyita tanah yang diduduki imigran El Salvador yang jumlahnya mencapai sekitar 300.000, dan membagikan tanah itu kepada warga Honduras.

Perang ini dimulai pada 14 Juli 1969, ketika militer El Salvador memulai serangan terhadap Honduras.

Organisasi Negara-negara Amerika (OAS) tak tinggal diam dan berusaha menjadi penengah. Upaya ini berhasil dan gencatan senjata terjadi pada 18 Juli 1969 malam.

Perang benar-benar berhenti pada 20 Juli 1969 diwarnai penarikan mundur pasukan El Salvador pada awal Agustus.

Meski kedua negara sudah meneken kesepakatan damai tetapi hingga kini ketegangan antara kedua negara belum sepenuhnya berakhir.

3. Perang enam hari (1967)

Perang ini juga disebut Perang Arab-Israel III dan terjadi antara 5-10 Juni 1967. Perang ini melibatkan Israel yang menghadapi Mesir, Jordania dan Suriah.

Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser bersama Suriah dan Jordania mulai menyerang Israel pada 5 Juni 1967.

Israel kemudian membalas serangan tersebut dan berhasil menduduki Jerusalem Timur, merebut Tepi Barat dari Jordania serta menganeksasi dataran tinggi Golan dari Suriah.

Sementara dari tangan Mesir, Israel mendapatkan Jalur Gaza dan Semenanjung Sinai.

Pada 11 Juni, gencatan senjata ditandatangani sekaligus mengakhiri perang ini. Korban di pihak Mesir, Jordania dan Suriah mencapai lebih dari 20.000 orang sedangkan prajurit Israel yang tewas kurang dari 1.000 orang.
4. Perang Rusia-Georgia (2008)

Perang ini dipicu pernyataan merdeka dua wilayah Georgia yaitu Abkhazia dan Ossetia Selatan yang didukung Rusia. Kondisi ini memicu hubungan diplomatik yang buruk antara Georgia dan Rusia.

Perang kedua negara pecah pada 7-12 Agustus 2008 dan terjadi di kawasan Transkaukasia, yang berbatasan dengan Timur Tengah dan dianggap perang pertama di Eropa pada abad ke-21.

Rusia menuding Georgia melakukan agresi militer terhadap Ossetia Selatan dan menggelar serangan udara, darat dan laut besar-besaran.

Gencatan senjata terjadi 12 Agustus 2008 atas upaya Presiden Perancis Nicolas Sarkozy. Akibat perang lima hari ini 67 tentara Rusia, 27 tenatara Ossetia Selatan dan 169 tentara Georgia tewas.

Sebanyak 192.000 orang mengungsi, dan meski sebagian besar kembali usai perang tetapi hingga 2014 sebanyak 20.700 orang masih berstatus pengungsi.

5. Perang Kemerdekan Slovenia (1991)

Perang ini juga dikenal dengan nama Perang 10 Hari menyusul proklamasi kemerdekaan Slovenia dari Federasi Yugoslavia pada 25 Juni 1991.

Perang ini melibatkan Pasukan Pertahanan Teritorial Slovenia dengan Tentara Rakyat Yugoslavia (YPA) dan berlangsung pada 27 Juni hingga 7 Juli 1991.

Perang ini hanya berlangsung singkat dan intensitasnya rendah sehingga korban jiwa yang jatuh juga sangat minim.

Berdasarkan perkiraan pemerintah Slovenia, sebanyak 44 orang tewas dan 146 orang terluka dari pihak YPA. Sementara di pihak Slovenia 18 orang tewas dan 182 lainnya terluka.

Selain itu, YPA juga kehilangan 31 tank, 22 mobil pengangkut personel, 6 helikopter, 6.787 snejata infantri, 87 senjata artileri dan 124 senjata pertahanan udara.

Dua warga asing juga tewas yaitu seorang jurnalis asal Belgia dan pengemudi truk asal Bulgaria.

Bagi Slovenia perang ini menjadi bukti kemampuan negeri itu mempertahankan kemerdekaan. Pada 15 Januari 1992 Uni Eropa mengakui kemerdekaan Slovenia disusup PBB pada 22 Mei 1992.

6. Perang Bulgaria-Yunani (1925)

Perang ini dikenal dengan nama Perang Anjing Liar atau Insiden Petrich yang diawali pembunuhan seorang kapten AD Yunani yang disusul invasi Yunani ke kota perbatasan Petrich, Bulgaria.

Hubungan Yunani dan Bulgaria sudah tegang sejak awal abad ke-20 karena keduanya saling mengklaim menjari pemilik Macedonia dan Thrace Barat dan memicu beberapa konflik bersenjata di kawasan itu.

Khusus insiden Petrich ini ada dua versi yang menjadi pemicu perang pada 18-23 Oktober 1925 itu.

Versi pertama, konflik dimulai pada 18 Oktober ketika seorang prajurit Yunani mengejar anjingnya melintasi perbatasan kedua negara di perlintasan Demirkapia.

Melihat ada tentara Yunani masuk tanpa izin, prajurit Bulgaria yang menjaga perbatasan langsung menembak mati tentara Yunani itu.

Versi kedua, menurut media saat itu, perang kedua negara dimulai ketika parjurit Bulgaria melanggar perbatasan Yunani, menyerang pos perbatasan Yunani di Belasista serta membunuh seorang kapten dan prajurit perbatasan.

Bulgaria sebenarnya sudah meminta maaf atas insiden itu dan mengusulkan komisi bersama untuk mengusut masalah tersebut.

Namun, pemerintah Yunani tak menerima permintaan maaf itu dan mengirim pasukannya ke Bulgaria dan menduduki kota perbatasan Petrich.

Konflik ini membuat Liga Bangsa-bangsa turun tangan an kemiudian memerintahkan gencatan senjata, penarikan mundur pasukan Yunani dan Yunani harus membayar kompensasi kepada Bulgaria.

Kedua negara akhirnya setuju dengan perintah LBB dan Yunani harus membayar kompensasi sebesar 45.000 poundsterling atau sekitar Rp 784 juta yang harus dibayarkan paling lama dua bulan.

Konflik singkat ini mengakibatkan 50 orang tewas, sebagian besar adalah warga sipil Bulgaria.

7. Perang India-Pakistan (1971)

Ini adalah konfrontasi bersenjata antara India dan Pakistan di tengah-tengah Perang Kemerdekaan Banglades 1971 dan hanya berlangsung 13 hari.

India, Banglades dan beberapa negara di dunia menganggap perang ini diawali serangan udara Pakistan pada 3 Desember 1971 terhadap 11 pangkalan udara India.

Serangan ini memicu keterlibatan India dalam perang di Banglades yang waktu itu bernama Pakistan Timur dan memihak para pejuang kemerdekaa Banglades.

Perang ini berakhir pada 16 Desember 1971 setelah panglima angkatan bersenjata Pakistan wilayah timur menandatangani surat pernyataan menyerah di Dhaka.

Kesepakatan itu sekaligus menjadi menandai terbentuknya sebuah negara baru bernama Banglades yang sebenarnya sudah menyatakan berpisah dari Pakistan pada 26 Maret 1971.

Perang kemerdekaan Banglades ini mengakibatkan antara 300.000 hingga 3 juta warga sipil tewas dan 8-10 juta orang mengungsi ke India.



Credit  KOMPAS.com





Bendera yang Akan Diserahkan kepada Jokowi Disebut sebagai Pemberian Soekarno

 
 
Kompas.com/Sigiranus Marutho Bere Para tokoh adat Amfoang Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur sedang menggelar rapat bersama pejabat dari Provinsi NTT dan Pusat
KUPANG, CB - Robby Manoh, Raja Amfoang, Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT), mengaku bendera merah putih yang akan diserahkan langsung ke Presiden Joko Widodo adalah bendera pusaka pemberian Presiden Soekarno sebelum Indonesia merdeka.
Menurut Robby, bendera pemberian Soekarno itu diserahkan oleh sekelompok orang yang saat itu datang dengan menggunakan kapal berwarna putih dan bersandar di Pelabuhan Tenau Kupang.
“Bendera itu diterima oleh Bapak saya Welem Manoh sebelum Indonesia merdeka. Bendera itu tanpa jahitan dan saat itu diterima juga secara sembunyi-sembunyi karena saat itu masih ada penjajah Belanda,” kata Robby di Kupang, Jumat (9/9/2016).
Setelah bendera itu diterima, lanjut Robby, ayahnya bersama para pengikutnya kemudian melakukan perjalanan darat selama satu bulan mulai dari Pelabuhan Tenau, Kota Kupang hingga ke Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang.
“Bendera merah putih itu hingga kini masih tersimpan dengan baik di Sonaf (Istana) Kerajaan Amfoang. Selain bendera, ayah saya juga dikasih hadiah keris pusaka yang dimasukan dalam sebuah kotak. Kedua benda bersejarah itu masih ada sampai sekarang,” ujarnya.
Robby berencana akan ketemu Presiden Jokowi bersama raja tertua di Timor, yakni Liurai Wehali Malaka, dalam waktu dekat ini.
Sebelumnya diberitakan, Warga Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang berbatasan dengan Distrik Oekusi, Timor Leste,berencana akan menyerahkan kembali bendera merah putih ke Presiden Joko Widodo (Jokowi), lantaran hingga kini pemerintah belum menyelesaikan lahan sengketa antara kedua negara hingga tuntas.
Bendera merah putih yang selama ini tersimpan dengan baik di istana Kerajaan Amfoang, akan diserahkan langsung oleh sang pewaris kerajaan.
Hal itu disampaikan Raja Amfoang Robby Manoh saat diwawancarai sejumlah wartawan di sela kegiatan rapat fasilitasi tokoh adat di batas wilayah negara dan kawasan perbatasan yang digelar di aula susteran Kelurahan Camplong, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang, Kamis (8/9/2016).
Robby menilai, pemerintah pusat sepertinya kurang serius mengurus batas negara di wilayah Naktuka yang saat ini sedang diperebutkan oleh warga Kabupaten Kupang dan Distrik Oekusi. Padahal proses penyelesaiannya sudah dilakukan sejak tahun 2002.
“Kami sudah buatkan pernyataan sikap dan salah satu poinnya yakni bendera pusaka yang kita terima semenjak republik ini ada, akan kita serahkan kembali kepada negara kalau memang Jakarta hanya main-main begini. Bendera kami mau serahkan langsung ke Presiden Jokowi dan saya akan ditemani raja tertua di Timor yakni Liurai Wehali Malaka,” ujarnya.
Menurut Robby, tindakan yang akan dilakukan oleh pihaknya merupakan langkah terakhir karena pemerintah pusat melalui kementerian terkait selama ini hanya sebatas berbicara saja, tanpa ada hasil apa pun.
“Para utusan pejabat dari kementerian hanya datang ke NTT untuk minta datanya dengan alasan untuk mengurus penyelesaian batas, namun tetap saja hasilnya kosong padahal sudah 14 tahun kasus ini dibahas,” ucapnya.
Timor Leste, lanjut Robby, bukan hanya mengklaim sungai Noelbesi menjadi miliknya tapi juga mengklaim sungai lainnya yang masuk wilayah Indonesia.
“Bukti kesepakatan adat antara Raja Sonbay dengan Raja Amfoang masih disimpan. Saya pernah selesaikan masalah secara adat dengan warga Timor Leste dan mereka mengakui itu. Hasil penyelesaikan yakni, warga Timor Leste akui bahwa wilayah yang diperebutkan itu adalah wilayah indonesia mereka kemudian denda secara adat berupa sapi tujuh ekor dan sopi,” lanjut dia.



Credit  KOMPAS.com




Korea Utara ledakan bom nuklir 'terbesar' mereka


 situs_nuklir_korut


Kawasan Punggye-ri, tempat Korea Utara melakukan uji-uji nuklir mereka. 
 
Korea Utara diduga melakukan lagi pengujian bom nuklir, setelah suatu gempa berkekuatan 5,3 skala Richter terdeteksi dekat situs uji coba nuklir negeri itu.

Kantor berita Korea Selatan, Yonhap mengatakan guncangan itu merupakan 'gempa buatan.'
Sebuah sumber pemerintah Korea Selatan yang tidak disebutkan namanya mengatakan sangat mungkin hal itu merupakan suatu uji coba nuklir.
    Belum ada konfirmasi dari Utara, namun seluruh gempa bumi buatan dalam skala itu di daerah itu sebelumnya terbukti merupakan akibat dari uji coba nuklir.
    Citra satelit terbaru dan informasi intelijen sebelumnya menunjukkan peningkatan aktivitas di kawasan Punggye-ri, tempat Korea Utara melakukan uji coba sebelumnya, menunjukkan bahwa uji coba nuklir yang kelima akan segera terjadi.
      Disebutkan, mereka 'tidak dapat memastikan kemungkinan jenis ledakan itu, apakah nuklir atau jenis ledakan lain.'
      Jumat 9 September itu adalah Hari Nasional Korea Utara, yang menandai awal kepemimpinan rezim negara itu.
      Korea Utara sering menggunakan acara-acara seperti itu sebagai kesempatan untuk menunjukkan kekuatan militer.

        Alat ledak terbesar

        Analis Korea Utara dari Middlebury Institute of International Studies, AS, Jeffrey Lewis mengatakan kepada Reuters bahwa skala getaran Jumat itu menunjukkan hasil ledakan dari suatu peledak berkekuatan 20 sampai 30 kilo ton.
        Jika dikukuhkan, itu akan merupakan perangkat ledakan terbesar Korut sampai saat ini.
        Berdasarkan sanksi PBB, Korea Utara dilarang melakukan tes teknologi nuklir atau rudal.
        Tapi dalam beberapa bulan terakhir ini mereka telah melakukan serangkaian peluncuran rudal balistik dan mengancam untuk melakukan serangan nuklir kepada musuh-musuh mereka.
        Uji coba nuklir terakhirnya, bulan Januari lalu, diakui sebagai sebuah bom hidrogen, tetapi klaim itu belum dikukuhkan kebenarannya.




        Credit BBC




        Kehadiran Planet Nine Berpotensi Sebabkan Kiamat Tata Surya?

         
        CB, Coventry - Sebuah penelitian baru di University of Warwick mengusulkan, kiamat bagi sistem tata surya kita bisa jadi disebabkan akibat kemunculan Planet Nine setelah Matahari mati.
        Planet Nine 'ditemukan' oleh Dimitri Veras dari Departemen Fisika University of Warwick. Ia meyakini bahwa planet yang belum diketahui keberadannya itu terdapat di luar sistem tata surya kita.
        Menurutnya, Planet Nine kemungkinan akan menghancurkan dan melenyapkan setidaknya satu dari planet-planet raksasa yang akan menyebabkan efek 'pinball' ke planet di sebelahnya.
        Dikutip dari Science World Report, Kamis (8/9/2016), penelitian tersebut meyakini bahwa Matahari akan mati dalam tujuh miliar tahun ke depan. Pada saat itu, bintang besar itu akan mengembang, meledak, dan kehilangan setengah massanya.
        Ledakan tersebut kemungkinan akan menelan Bumi dan planet lain di dekatnya, sebelum Matahari berubah menjadi katai putih--bintang yang sudah tak bersinar lagi. Kekuatan dari ledakan itu diprediksi cukup kuat untuk mendorong Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus ke jarak yang lebih aman.
        Namun jika Planet Nine benar-benar ada, kelangsungan empat planet itu akan terancam.
        Pasalnya, planet tersebut akan mendorong Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus ke dalam ritme mematikan yang berpeluang memicu kehancuran total dari sistem tata surya.
        Veras menggunakan kode unik untuk membuat simulasi dan model guna menunjukkan kemungkinan posisi Planet Nine yang menentukan 'nasib' tata surya kita.
        Jika Planet Nine memang berukuran sangat besar dan terletak jauh dari tata surya kita, terdapat kesempatan besar bagi planet itu untuk menciptakan kehancuran bagi empat planet yang tersisa.
        Penelitian berjudul "The Fate of Solar system analogues with one additional distant planet" tersebut, bertujuan untuk memahami arsitektur planet di alam semesta. Studi itu telah dipublikasi di Monthly Notices of the Royal Astronomical Society.
        Serupa dengan penelitian itu, studi lain menunjukkan bahwa hampir setengah dari katai putih memiliki sampel batuan yang kemungkinan berasal dari puing-puing bernasib serupa dengan apa yang dilakukan oleh 'Planet Nine' tata surya.
        Namun, kematian Matahari dapat membuka jalan bagi evolusi sistem planet lain dengan menggunakan puing-puing planet yang bertabrakan.
        "Keberadaan planet besar berjarak jauh bisa mengubah nasib tata surya kita. Uranus dan Neptunus, khususnya, mungkin tak lagi aman dari pergolakan kematian Matahari," jelas Veras dalam Phys.org.
        "Nasib tata surya akan bergantung pada massa dan sifat orbital dari Planet Nine, jika planet itu benar-benar ada," imbuh dia.
        Veras menambahkan, Matahari pada masa yang akan datang mungkin akan berubah menjadi katai putih yang tercemar oleh puing-puing berbatu, di mana Planet Nine bertindak sebagai katalis polusi.
        Menurutnya, Matahari yang berubah menjadi katai putih itu mencerminkan pengamatan katai putih lain di seluruh Bima Sakti.


        Planet Nine dan Isu Kiamat

        Planet Nine, atau planet kesembilan dalam tata surya bukanlah Pluto.
        Status Pluto sudah diturunkan sebagai planet katai (dwarf planet) oleh International Astronomical Union pada 2006.
        Belakangan, para peneliti dari California Institute of Technology (Caltech) mengklaim menemukan eksistensi pengganti Pluto sebagai 'planet ke-9', meski itu baru sekadar teoritis.
        Peluang terkait penemuan planet kesembilan yang ukurannya raksasa membuat sejumlah orang teringat mitos lama yang mengkhawatirkan: soal Planet X.
        Planet X, yang juga dikenal sebagai Nibiru atau Marduk, diyakini sebagai planet ke-10 dalam tata surya.
        Planet itu dikait-kaitkan dengan penyebab kiamat bagi Bumi. Sempat memicu heboh dan panik karena dikait-kaitkan dengan "ramalan" suku Maya soal akhir dunia pada 2012 lalu, yang untungnya tidak terwujud.
        Planet X konon punya jalur orbital yang membawanya mendekat ke Bumi. Dan jika itu terjadi, bisa gawat.
        Sebab, insiden itu bisa memicu tsunami, menyebabkan gempa, atau membangunkan gunung-gunung berapi.
        Bukan itu saja. Jika 'demon planet' atau 'planet iblis' itu terlalu dekat dengan Bumi, ia bisa saja menyeret tempat tinggal manusia mendekat ke Matahari. Planet Biru pun akan berhenti berputar.
        Kondisi itu bahkan diyakini bakal mengelupas kerak Bumi, seperti monyet mengupas pisang. Namun, jangan buru-buru khawatir, meski planet ke-19 benar adanya, ia belum tentu berbahaya seperti prediksi sejumlah orang.



        Credit  Liputan6.com

        Misteri Mumi 'Manusia Garam' Berambut Putih Berusia 1.700 Tahun



        CB, Tehran - Sekelompok jasad manusia yang terawetkan ditemukan di tambang garam Chehrabad, Iran. Tambang dalam provinsi Zanjan itu terletak sekitar 340 km dari ibukota Teheran.
        Sejauh ini telah ditemukan 6 mumi. Mereka diduga meninggal dalam tambang dan kemudian terawetkan secara alamiah.
        Tapi, seperti dikutip dari Ancient Origins pada Kamis (9/9/2016), kelompok 'manusia garam' tersebut berasal dari masa yang berbeda, misalnya dari periode Achaemenid dan Sasania.
        Pada 1994 ditemukanlah manusia garam pertama di pertambangan garam Chehrabad yang masih beroperasi. Selain jasad yang sudah menjadi mumi, ada beberapa artefak semisal beberapa pisau besi dan anting-anting emas.
        Manusia garam itu gampang dikenali karena rambut panjang dan janggutnya yang putih. Kepala mumi itu sekarang dipajang di Museum Nasional Iran, Tehran.
        Pria itu diduga hidup 1.700 tahun lalu, pada masa Kerajaan Sasani dan meninggal pada usia antara 35 dan 40 tahun.

        Selama beberapa tahun sesudah temuan yang pertama, ditemukan lagi beberapa manusia garam. Pada 2004, satu manusia garam ditemukan oleh para penambang sehingga dilakukan lah ekskavasi darurat.
        Temuan berikutnya terjadi pada 2005, 2006, dan 2007. Hanya mumi pertama yang dipajang di Tehran, empat mumi berikutnya dibawa ke Museum Arkeologi Zanjan. Mumi ke-6 ditinggalkan di tempat penemuan.
        Pria-pria itu diduga meninggal dunia karena kecelekaan dalam tambang dan temuan mereka memungkinkan para ahli arkeologi menduga-duga kehidupan pada masa mereka.


        Penelitian dan Pelestarian Manusia Garam

        Sejumlah penelitian ilmiah mumi-mumi itu mencakup arkaeobati, arkaeozoologi, analisis isotop, arkeologi pertambangan, dan antropologi jasmani.
        Semua itu telah membantu para ahli arkeologi untuk lebih mengerti tentang praktik-praktik pertambangan purba. Misalnya, berdasarkan artefak dan fakta lingkungan pada lapisan-lapisan garam, ditengarai ada 3 tahap pertambangan, yaitu pada masa Achaemenid, Sasania, dan Islam.
        Penelitian lanjutan mengungkapkan bahwa praktik-praktik pertambangan diorganisasikan secara berbeda untuk masing-masing periode.
        Misalnya, pada masa Sasania, pertambangan didirikan di kawasan sekitarnya. Lalu, berdasarkan data isotop, pasokan garam diatur berdasarkan wilayah.
        Hal itu bisa dibandingkan dengan masa Achaemenid yang ditengarai mempergunakan buruh-buruh asing di pertambangan. Tambang-tambang juga diakses dari tempat-tempat yang lebih jauh. Para buruh tambang bukan hanya penduduk setempat.

        Penelitian-penelitian juga memberi telaah ulang terhadap fakta yang tadinya dikaitkan dengan para manusia garam tersebut.
        Misalnya, walaupun dilaporkan adanya temuan 6 manusia garam, analisis anatomi mengungkapkan bahwa bagian-bagian tubuh mereka bukan berasal dari individu tunggal. Diduga, peninggalan yang ada berasal dari setidaknya 8 individu berbeda.
        Walaupun sudah cukup banyak penelitian yang dilakukan terhadap manusia-manusia garam dan tambang itu sendiri, konservasi dan pelestarian peninggalan tersebut masih dirasa kurang.
        Dalam laporan pada 2009, disebutkan mengenai pajangan mumi-mumi dalam kotak Plexiglas yang tidak tertutup rapat. Perubahan suhu dan tekanan udara luar lingkungan kemudian menimbulkan retakan pada kotak pajangan.
        Sebagai akibatnya, bakteri dan serangga memasuki kotak pajangan dan mulai menggerogoti mumi-mumi tersebut. Untunglah sudah dilakukan sejumlah tindakan untuk mencegah kerusakan lanjutan.






        Credit  Liputan6.com