Erdogan dan Putin membahas soal rencana pembangunan pabrik nuklir di Turki
CB,
MOSKOW -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bertemu Presiden Rusia
Vladimir Putin di Moskow, Senin (8/4). Peningkatan kerja sama bilateral
menjadi topik utama yang dibahas dalam pertemuan tersebut.
"Saya mengusulkan agar kita membahas bidang-bidang kerja sama khusus,
pelaksanaan proyek-proyek bersama yang paling penting, dan garis besar
pedoman untuk perluasan lebih lanjut dari ikatan yang saling
menguntungkan dalam cara bisnis serta konstruktif yang sama dengan
partisipasi pemerintah," kata Putin, dikutip laman
Anadolu Agency.
Terkait
kerja sama ekonomi, Putin mengatakan Rusia dan Turki sedang
meningkatkan perdagangan bilateral serta arus investasi. "Tahun lalu
volume perdagangan naik hampir 16 persen menjadi 25 miliar dolar AS,
volumen investasi bersama mendekati 20 miliar dolar AS," ungkapnya.
"Saya
percaya perluasan perdagangan akan terbantu dengan mengangkat
pembatasan di bidang ini, diversifikasi berbagai produk, peluncuran
proyek bersama baru di industri, metalurgi, pertanian, dan teknologi
informasi," ujar Putin.
Di bidang energi, saat ini Rusia
merupakan pemasok gas alam terbesar ke Turki. Tahun lalu, Moskow
mengekspor 24 miliar kubik gas alam ke Ankara. "Ini mencakup hampir
setengah dari kebutuhan negara," kata Putin.
Proyek
strategis lainnya adalah pembangunan pabrik nuklir Akkuyu di Turki.
Peluncuran unit pertama ditetapkan pada 2023. "Pada tahap ini perlu
untuk menarik dana tambahan dan menyimpulkan kesepakatan dengan investor
potensial Turki," ucap Putin.
Selain itu, Putin juga
menggadang-gadang kerja sama militer antara negaranya dan Turki. Ia
mengklaim pembahasan tentang pembelian sistem pertahanan udara Rusia
S-400 telah dibahas dengan Erdogan.
"Ada proyek-proyek menjanjikan lainnya dalam pekerjaan yang terkait dengan pasokan produk militer Rusia ke Turki," kata Putin.
Selain
kerja sama bilateral, Putin dan Erdogan juga membahas tentang krisis
Suriah. Kedua negara tersebut diketahui memiliki peran langsung dalam
konflik di negara tersebut.
"Kami sedang mengoordinasikan
upaya untuk merevitalisasi proses politik Suriah, termasuk dengan
pandangan untuk membentuk komite konstitusional sesegera mungkin," ujar
Putin.