Penyelesaiannya melalui negosiasi antarnegara.
Puing roket diduga Falcon 9 di Sumenep (Twitter/@polres_sumenep)
CB – Kepala
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin
mengatakan tidak ada tindakan hukum bagi suatu perusahaan atau negara,
jika benda buatan di luar angkasa jatuh menghantam objek yang ada di
bumi. Hanya saja, proses penyelesaiannya adalah melalui negosiasi
antarnegara yang terlibat.
“Aturan internasional, kalau ada kerugian dibicarakan antarnegara dengan mengundang negara ketiga yang disepakati,” jelas Thomas kepada VIVA.co.id melalui pesan singkat, Jumat 30 September 2016.
Terkait negara ketiga yang dipilih pun, Thomas mengatakan juga turut terlibat dalam negosiasi.
Negosiasi tergantung pada kasus per kasus sedangkan penyelesaiannya atas dasar kesepakatan bersama. Jika kerugiannya tergolong kecil maka hanya dibicarakan sesuai kebijakan pihak terkait saja, tanpa keterlibatan negara ketiga.
Sampah antariksa di Sumenep
Thomas menyebutkan, mengenai puing roket Falcon 9 milik perusahaan antariksa swasta Amerika Serikat (AS), yang jatuh di Sumenep awal pekan ini, sampai saat ini belum membahas soal kompensasi.
“Belum ada pembicaraan,” kata Thomas.
Namun demikian, SpaceX melalui Kedutaan Besar AS di Indonesia sudah menghubungi Lapan, dan mengakui puing tersebut milik mereka. Perwakilan SpaceX pekan depan berencana akan berkunjung ke Indonesia untuk membahas puing roket Falcon 9.
Tim SpaceX akan bertemu langsung mengunjungi kantor Lapan di Jakarta.
“Aturan internasional, kalau ada kerugian dibicarakan antarnegara dengan mengundang negara ketiga yang disepakati,” jelas Thomas kepada VIVA.co.id melalui pesan singkat, Jumat 30 September 2016.
Terkait negara ketiga yang dipilih pun, Thomas mengatakan juga turut terlibat dalam negosiasi.
Negosiasi tergantung pada kasus per kasus sedangkan penyelesaiannya atas dasar kesepakatan bersama. Jika kerugiannya tergolong kecil maka hanya dibicarakan sesuai kebijakan pihak terkait saja, tanpa keterlibatan negara ketiga.
Sampah antariksa di Sumenep
Thomas menyebutkan, mengenai puing roket Falcon 9 milik perusahaan antariksa swasta Amerika Serikat (AS), yang jatuh di Sumenep awal pekan ini, sampai saat ini belum membahas soal kompensasi.
“Belum ada pembicaraan,” kata Thomas.
Namun demikian, SpaceX melalui Kedutaan Besar AS di Indonesia sudah menghubungi Lapan, dan mengakui puing tersebut milik mereka. Perwakilan SpaceX pekan depan berencana akan berkunjung ke Indonesia untuk membahas puing roket Falcon 9.
Tim SpaceX akan bertemu langsung mengunjungi kantor Lapan di Jakarta.
Credit VIVA.co.id
SpaceX Bertandang ke Indonesia, untuk Serah Terima Puing
Rencananya SpaceX datang ke Indonesia pada pekan depan.
Bekas roket Falcon 9 yang jatuh di Sumenep, Madura (Facebook/Thomas Djalamuddin)
“Rencananya, Kamis 6 Oktober (2016),” kata Thomas kepada VIVA.co.id melalui pesan singkat, Jumat 30 September 2016.
Jika benar, rencananya SpaceX akan melihat langsung puing yang diduga bagian dari roket Falcon 9. Setelah melihat langsung wujud dari puing tersebut, kata Thomas, perusahaan antariksa itu akan langsung melakukan serah terima antara Lapan dan SpaceX.
“Ada (rencana SpaceX melihat puing) untuk diserahterimakan, kalau diperlukan. Tergantung hasil pembicaraan,” jelas Thomas.
Seperti diketahui, SpaceX mengakui benda misterius yang jatuh di Sumenep adalah miliknya. Hal itu diketahui berdasarkan pemantauan orbit yang mereka lakukan. Hasil pemantauan SpaceX sama dengan Lapan, yang mana dari pelacakan antara waktu melintas puing dan waktu jatuh di Sumenep terjadi pada saat yang sama.
Sebelumnya Thomas menjelaskan, roket bekas Falcon 9 melintas pada pukul 09.21 WIB, sedangkan benda yang jatuh di Sumenep terjadi kemarin pada pukul 09.00-10.00 WIB.
Sama juga dengan analisis dari astronom amatir, Muh Ma'rufin Sudibyo mengungkapkan, dari data yang didapatkan, pada Senin 26 September 2016 pukul 09.21 WIB, bekas roket itu melintas di atas Pulau Madura. Berdasarkan katalog benda antariksa North American Aerospace Defence Command (NORAD) bernomor 41730, teridentifikasi bekas roket itu adalah Falcon 9.
Credit VIVA.co.id