Kaine menganggap negaranya harus
bekerja sama baik dengan China dalam menanggapi ancaman rudal Korut yang
diduga bisa mencapai wilayah AS. (Reuters/Chris Keane)
"China merupakan negara yang hubungannya [dengan AS] kompetitif dan menantang. Dalam hal Korut, kita harus bisa bekerja sama," ujar Kaine dalam debat cawapres melawan calon wakil bagi Donald Trump, Mike Pense, yang disiarkan oleh CBS News, Selasa (4/10).
Menurut China, penambahan sanksi bukan cara efektif untuk menghukum Korut yang merupakan sekutu mereka. Namun menurut Kaine, kini China sudah melunak.
Kaine mengambil contoh ketika Perserikatan Bangsa-Bangsa juga mengajukan paket sanksi terhadap Korut yang mirip dengan AS. China sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, kata Kaine, bisa saja menggunakan hak veto untuk menolak usulan sanksi itu.
"Namun, mereka mulai merasa Korut berbahaya sehingga mendukung paket sanksi tersebut, bahkan walau paket sanksi itu mungkin bertentangan dengan kepentingan perusahaan atau institusi finansial China," tutur Kaine.
Beberapa pengamat menilai, China merupakan kunci untuk menekan Korut karena Beijing merupakan "kakak" dari Pyongyang. China juga penyumbang investasi besar di Korut.
Oleh karena itu, Kaine menganggap negaranya harus bekerja sama baik dengan China dalam menanggapi ancaman rudal Korut yang diduga bisa mencapai wilayah AS.
Kaine yakin Clinton dapat menjamin kerja sama yang baik dengan China merujuk pada beberapa perjanjian penting yang diteken AS saat capres Partai Demokrat itu menjabat sebagai Menteri Luar Negeri.
Di sisi lain, Kaine meragukan kemampuan Trump untuk menjalin kerja sama yang baik dengan China. "Hal yang saya khawatirkan adalah Trump karena ia berutang 600 juta dollar ke bank-bank, termasuk Bank of China. Saya ragu dia dapat bekerja sama dengan orang yang diutangi," katanya.
Credit CNN Indonesia