Presiden Perancis Francois Hollande
dalam buku terbaru yang dirilis pekan ini mengatakan bahwa Perancis
bermasalah dengan Islam. (Reuters/Etienne Laurent)
Dalam buku berjudul "Un president ne devrait pas dire ca" yang berarti "Seorang Presiden Seharusnya Tidak Mengatakan Itu.." Hollande dalam wawancara dengan dua jurnalis pada Desember 2015, sebulan setelah serangan terorisme ISIS di Paris yang menewaskan 130 orang, mengatakan bahwa "Perancis punya masalah dengan Islam".
"Benar ada masalah dengan Islam. Tidak diragukan lagi," kata Hollande dalam buku itu, dikutip Reuters.
Dalam bagian lain buku yang diterbitkan pada Kamis pekan ini (13/10), Hollande mengatakan bahwa "terlalu banyak yang datang, imigrasi tidak seharusnya dilakukan."
"[Perancis] ada masalah dengan Islam karena Islam membutuhkan situs [suci] dan pengakuan," ujar Hollande.
Sikap Hollande ini sebelumnya juga diambil oleh para petinggi di negara sekuler itu, terutama dari kubu sayap kanan ekstrem. Bahkan kelompok oposisi mendesak Hollande untuk menegakkan peraturan anti-Islam, seperti pelarangan burkini secara nasional dan penahanan orang-orang yang masuk dalam pengawasan intelijen.
Pemerintah Perancis telah mencoba meleburkan Islam dengan sekularisme Perancis sejak tahun 1980-an, namun selalu gagal. Agustus lalu, Perdana Menteri Manuel Valls mengatakan bahwa Perancis harus melakukan pendekatan baru dalam hubungannya dengan Islam.
Sebelumnya dalam pemerintahan Presiden Nicolas Sarkozy, Islam ditekan dengan pelarangan pemakaian atribut keagamaan di institusi pemerintahan dan pendidikan. Tidak boleh ada lagi jilbab dipakai di sekolah, dan demi alasan sekulerisme rok siswi juga harus dipendekkan.
Islamofobia di Perancis kian menjadi setelah beberapa kota di negara itu menerapkan larangan pemakaian burkini, atau pakaian renang muslimah yang menutup seluruh tubuh dan kepala. Agustus lalu beredar foto yang memicu kecaman, menampilkan polisi memaksa wanita Muslim di pantai Nice untuk melepas jilbabnya.
Buku yang memuat kutipan Hollande itu ditulis oleh dua jurnalis kenamaan Perancis Gerard Davet dan Fabrice Lhomme yang telah bertemu Presiden Perancis itu 61 kali. Hollande adalah presiden Perancis paling tidak populer dalam enam dekade terakhir, yang dianggap oleh oposisi terlalu banyak bicara dengan wartawan ketimbang memimpin.
Credit CNN Indonesia