Selasa, 18 Oktober 2016

Cina ditengarai tempatkan rudal di Laut Cina Selatan


  
Pulau Woody atau Yonxing, dalam versi Mandarin, di Kepulauan Paracel. 
 
Cina ditengarai menempatkan sejumlah rudal yang bisa meluncur dari darat ke udara di sebuah pulau sengketa di Laut Cina Selatan, menurut beberapa laporan.
Rangkaian foto-foto satelit yang diabadikan pada 14 Februari dan dirilis stasiun televisi Fox News memperlihatkan dua penampung berisi delapan peluncur rudal dan sistem radar di Pulau Woody atau Yonxing, dalam versi Mandarin, di Kepulauan Paracel.
Foto-foto yang diabadikan ImageSat International itu juga memperlihatkan kedua penampung peluncur rudal dalam posisi ditegakkan.
Fox News mengutip seorang pejabat pertahanan AS yang mengatakan peluncur rudal itu tampak seperti sistem pertahanan udara HQ-9 yang dapat mencapai sasaran dalam radius 200 kilometer.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengonfirmasi keberadaan peluncur rudal di Kepulauan Paracel. Namun, mereka menolak menyebut berapa rudal yang ditempatkan atau sejak kapan rudal diletakkan. Kepada BBC, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan rudal tersebut sanggup menyasar pesawat sipil maupun militer.

 
Cina mereklamasi sejumlah area di Laut Cina Selatan, termasuk pulau karang Fiery Cross Reef 
 
Adapun juru bicara Kementerian Pertahanan Amerika Serikat mengatakan pihaknya tidak bisa berkomentar perihal data intelijen. Namun, mereka mencermati isu di Laut Cina Selatan dengan sangat seksama.
Laporan itu mengemuka selagi para pemimpin negara anggota ASEAN dan Amerika Serikat mengakhiri pertemuan di Washington DC. Salah satu topik yang dibahas adalah Laut Cina Selatan.
Presiden AS Barack Obama mengatakan mereka telah membahas perlunya “langkah-langkah nyata” untuk mengurangi ketegangan, termasuk “menghentikan reklamasi lanjutan, pembangunan baru, dan militerisasi di area-area yang disengketakan”.

 
 Reklamasi di Laut Cina Selatan 
 
Beberapa tahun terakhir, pemerintah Cina rajin melakoni pembangunan di wilayah Kepulauan Spratly dan Kepulauan Paracel. Padahal, kawasan itu juga diklaim beberapa negara, termasuk Vietnam, Filipina, Taiwan, dan Brunei.
Pada Januari lalu, Cina mendaratkan dua pesawat sipil di sebuah pulau buatan di Laut Cina Selatan yang menjadi sengketa sejumlah negara.
Kantor berita Xinhua merilis beberapa foto dua pesawat jet komersial di Fiery Cross Reef, yang dalam versi pemerintah Cina disebut Yongshu.

 
Reklamasi di Laut Cina Selatan.

Beragam foto-foto satelit yang dilansir majalah kajian pertahanan IHS Jane's Defence Weekly pada April
lalu menunjukkan Cina membuat lapangan terbang di Fiery Cross Reef yang masuk dalam kawasan Kepulauan Spratly.
Di daratan tersebut, menurut laporan itu, landasan pacu sepanjang 3.000 meter bisa dibuat.
Dari foto-foto satelit tampak pula pembangunan di bagian selatan Fiery Cross Reef, yang amat mungkin merupakan proyek pengembangan pelabuhan.
Cina menegaskan proyek-proyek tersebut sah secara hukum dan diperlukan demi melindungi kedaulatannya.




Credit  BBC