Selasa, 18 September 2018

AS Tuduh Rusia 'Curangi' Sanksi Korea Utara


AS Tuduh Rusia Curangi Sanksi Korea Utara
Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, menuding Rusia bertindak curang terhadap sanksi Korut yang dijatuhkan oleh Washington. Foto/Reuters

NEW YORK - Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB, Nikki Haley, menuduh Rusia melakukan kecurangan atas sanksi AS terhadap Korea Utara (Korut). Haley mengklaim Washington memiliki bukti pelanggaran Rusia yang konsisten dan luas.

Pertikaian antara AS dan Rusia mengenai Korut secara terbuka menunjukkan keretakan dalam kesatuan Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara. DK PBB sebelumnya dengan suara bulat telah meningkatkan sanksi sejak 2006 dalam upaya untuk menghentikan pendanaan bagi program rudal nuklir dan balistik Pyongyang.

Haley mengatakan kepada DK PBB bahwa Rusia membantu Korut secara ilegal mendapatkan bahan bakar melalui cara memindahkannya di laut, telah menolak mengusir seorang warga Korut yang masuk dalam blacklist dewan tahun lalu dan telah mendorong perubahan pada laporan independen PBB tentang pelanggaran sanksi untuk menutupi pelanggaran oleh orang Rusia.

Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia mengatakan, Moskow tidak menekan para penulis laporan PBB dan menyalahkan Haley karena meningkatkan ketegangan. Ia juga menunjukkan bahwa laporan itu telah memutuskan bahwa transfer kapal-ke-kapal khusus bahan bakar oleh kapal Rusia, dikutip oleh Haley, bukan pelanggaran.

Haley mengatakan Washington telah melacak sekitar 148 kasus tahun ini dari kapal tanker minyak yang mengirim bahan bakar ke Korut. Bahan bakar itu diperoleh melalui pengiriman kapal ke kapal di laut yang melanggar batas atas sanksi AS. Ia tidak mengatakan berapa banyak transfer yang kemungkinan telah menerima bantuan dari Rusia.

"Rusia harus menghentikan pelanggarannya terhadap sanksi Korea Utara. Itu harus mengakhiri upaya bersama untuk menutupi bukti pelanggaran sanksi," katanya.

"Pelanggarannya tidak satu kali. Mereka sistematis," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Selasa (18/9/2018).

Rusia dan China telah menyarankan Dewan Keamanan membahas pengurangan sanksi setelah Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korut Kim Jong-un bertemu pada bulan Juni lalu dan Kim berjanji untuk bekerja menuju denuklirisasi.

Haley mengatakan bahwa sementara pembicaraan yang sulit dan sensitif antara AS dengan Korut sedang berlangsung, itu adalah saat yang salah untuk memulai pelonggaran sanksi terhadap Pyongyang.

"Tidak mungkin untuk mencapai kesepakatan jika Anda tidak menawarkan apa pun sebagai imbalan atas permintaan Anda," kata Nebenzia, menunjukkan bahwa langkah membangun kepercayaan dapat dilakukan untuk Korut dan Korsel menandatangani perjanjian damai.

Duta Besar China, Ma Zhaoxu mengatakan Beijing menerapkan sanksi terhadap Korut dan memperingatkan bahwa menghadapi Pyongyang akan menjadi jalan buntu. Dia menyerukan kemajuan dalam negosiasi dan mendesak Dewan Keamanan untuk tetap bersatu dalam masalah ini.

"Berusaha memaksa tidak akan membawa konsekuensi yang buruk," kata Ma kepada dewan. 


Sementara kepala urusan politik Rosemary DiCarlo mengatakan kepada dewan bahwa sementara ada beberapa perkembangan positif baru-baru ini, masih ada tanda-tanda Korut mempertahankan dan mengembangkan senjata nuklir dan program rudal balistik.






Credit  sindonews.com


Negosiasi Denuklirisasi Buntu, Korut Salahkan AS



Negosiasi Denuklirisasi Buntu, Korut Salahkan AS
Pemimpin Korut Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump. Foto/Ilustrasi/SINDOnews/Ian

PYONGYANG - Media pemerintah Korea Utara (Korut) menyalahkan Amerika Serikat (AS) atas kebuntuan dalam negisiasi denuklirisasi. Tudingan ini muncul jelah pertemuan puncak ketiga kedua pemimpin Korea di Pyongyang.

Surat kabar Rodong Sinmun mengatakan bahwa banyak media asing melaporkan AS adalah alasan utama kebuntuan dalam negosiasi antara Pyongyang dan Washingtona. Rodong Sinmun adalah surat kabar remi Partai Buruh yang berkuasa di Korut.

Dalam tulisannya, Rodong Sinmun mengatakan bahwa selama KTT AS-Korut yang bersejarah di Singapura pada Juli lalu, Presiden AS Donald Trump berjanji untuk mendeklarasikan secara resmi akhir dari Perang Korea sesegera mungkin. Namun alih-alih mengumumkan hal itu, AS malah secara sepihak membuat tuntutan denuklirisasi Korut seperti dikutip dari laman KBS, Selasa (18/9/2018).

Surat kabar tersebut mengkritik Washington karena mengambil sikap yang keterlaluan di mana AS dapat membahas isu-isu lain hanya setelah denuklirisasi Korut yang lengkap, dapat diverifikasi dan tidak dapat diubah.

Rodong Sinmun mengatakan bahwa Korut telah dengan setia menunjukkan komitmennya untuk melaksanakan deklarasi bersama pada bulan Juni, merujuk pada pemulangan jasad tentara AS yang tewas dalam Perang Korea. 




Credit  sindonews.com




AS Bentuk Koalisi Lacak Kapal Asing Pengirim BBM ke Korut



AS Bentuk Koalisi Lacak Kapal Asing Pengirim BBM ke Korut
Foto/Ilustrasi/SINDOnews/Ian

WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) dilaporkan membentuk sebuah koalisi untuk melacak kapal-kapal asing yang mengirimkan bahan bakar (BBM) ke Korea Utara (Korut). Sebuah kapal Angkatan Laut AS bakal menjadi tuan rumah bagi personel militer dari negara yang disebut Lima Mata ditambah Jepang dan Korea Selatan (Korsel).

Koalisi ini mencakup AS, Inggris, Australia, Selandia Baru dan Kanada. Negara-negara itu adalah mitra Amerika dalam aliansi berbagi data intelijen Lima Mata, seperti dilaporkan oleh Wall Street Journal (WSJ).

Ini adalah upaya pertama yang dipimpin AS untuk melacak pengiriman bahan bakar ke Korut, seperti disitir Russia Today, Minggu (16/9/2018).

Negara-negara koalisi akan menyumbangkan kapal perang dan pesawat pengintai militer untuk melacak lalu lintas maritim di daerah tersebut. USS Blue Ridge, kapal komando Armada 7 Angkatan Laut AS yang ditempatkan di Yokosuka, Jepang, akan menampung lebih dari 50 personil multinasional.

Selain itu, Pusat Koordinasi Penegakan telah dibuat di 'Blue Ridge' untuk operasi pemantauan manusia. WSJ menyatakan pusat koordinasi ini berperan sebagai jembatan untuk memastikan lebih banyak komunikasi antara kapal-kapal sekutu dan kapal lainnya.

Namun, WSJ menyatakan langkah itu tidak bebas dari kemunduran. Jepang dan Korsel enggan berbagi data intelijen satu sama lain, sementara Seoul memiliki perselisihan dengan Washington. Juga, Komando Indo-Pasifik AS, badan yang bertanggung jawab atas upaya koalisi, memiliki sedikit pengalaman dalam menjalankan operasi multinasional.

Dewan Keamanan PBB pada mulanya memberlakukan sanksi terhadap Korut sebagai tanggapan atas uji coba nuklir pertamanya pada 2006. Setelah itu, rezim sanksi semakin menjadi semakin keras setelah uji coba nuklir Pyongyang dan keberhasilan lebih lanjut dalam program rudal balistiknya. 






Credit  sindonews.com











Senin, 17 September 2018

Inggris Luncurkan Satelit Pelacak Pengiriman Ilegal


Satelit (Ilustrasi).
Satelit (Ilustrasi).
Foto: space.com

Pesawat ruang angkasa ini mampu membedakan objek di tanah.


CB, LONDON – Inggris meluncurkan satelit untuk melacak berbagai aktivitas pengiriman barang ilegal di jalur laut. Satelit tersebut diberi nama NovaSAR yang memiliki kemampuan untuk mengambil gambar dari permukaan bumi pada setiap jenis cuaca baik di siang dan malam hari.

NovaSAR diproduksi oleh Surrey Satellite Technology Limited (SSTL), sebuah perusahaan pembuat satelit yang berbasi di Guildford, Inggris. NovaSAR direncanakan diterbangkan dari Pusat Antariksa Satish Dhawan di Pulai Sriharikota, India.

Dilansir dari BBC, Senin (17/9), Kepala Teknologi SSTL Luis Gomes mengatakan, satelit tersebut memang secara khusus dirancang untuk bisa memantau setiap pengiriman barang di bumi. Ia memiliki perangkat optik dengan resolusi tinggi. Luis melanjutkan, bentuk satelit ini pun cukup unik, yakni seperti alat parutan keju.

“Pesawat ruang angkasa ini akan mampu membedakan objek di tanah hingga sekecil 87 sentimeter (cm),” kata dia.

Instrumen radar milik NovaSAR dikembangkan oleh Airbus untuk SSTL. Misi pembuatan NovaSAR juga menggabungkan komponen yang murah namun menghasilkan kualitas satelit pemantau yang maksimal. Satelit ini, kata Luis, dilengkapi dengan perangkat yang dapat menangkap sinyal radio Automatic Identification System (AIS).

Oleh karena itu, peran NovaSAR sangat kuat dalam memantau berbagai pengiriman barang via jalur laut yang dibawa oleh kapal-kapal besar. Perangkat pendeteksi AIS adalah untuk mengetahui posisi bahwa kapal-kapal besar wajib melaporkan posisi dan jalur pelayaran menurut hukum internasional.

Sering kali, kapal pembawa barang mengutak-atik atau menonaktifkan laporan. Hal semacam ini sangat sering terlibat dalam kegiatan penyelundupan atau penangkapan ikan ilegal. Luis mengatakan, jika kapal-kapal seperti itu muncul dalam foto-foto NovaSAR, mereka akan dilaporkan kepada pihak berwenang.

"Adalah penting untuk dapat memantau wilayah laut yang luas. Sebab ini sesuatu yang tidak kita lakukan saat ini. Kita semua melihat dengan kecelakaan pesawat Malaysia di Samudera Hindia, kesulitan yang ada dalam pemantauan area yang luas. Kita dapat melakukan hal semacam itu dengan radar dan NovaSAR bagus untuk itu,” jelasnya.




Credit  republika.co.id





Software Bermasalah, AS Tunda Serangkaian Tes Jet Tempur F-35


Software Bermasalah, AS Tunda Serangkaian Tes Jet Tempur F-35
Pesawat F-35 Lightning II Joint Strike Fighter (JSF) produksi Lockheed Martin Amerika Serikat. Foto/CC BY-SA 2.0/mashleymorgan/F-35 Lightning II


WASHINGTON - Sistem software (perangkat lunak) pada pesawat F-35 Lightning II Joint Strike Fighter (JSF) Lockheed Martin Amerika Serikat (AS) masih bermasalah. Hal itu membuat serangkaian tes yang dirancang untuk memastikan pesawat dapat melakukan berbagai misi yang relevan selama operasional mengalami penundaan.

Serangkaian tes yang ditunda itu adalah Uji Operasional Awal dan Evaluasi (IOT&E). Masalah itu terungkap dari memo internal yang ditandatangani oleh Robert Behler, Direktur IOT&E Departemen Pertahanan AS tertanggal 24 Agustus 2018.

Memo itu juga diperoleh Project on Government Oversight (POGO) atau Proyek Pengawasan Pemerintahan yang dipublikasikan 12 September 2018.

Behler mengatakan pada 24 Agustus bahwa dia menunda IOT&E sampai program F-35 memperbarui versi perangkat lunak operasi pesawat, file misi-data, Autonomic Logistics Information System (ALIS), dan perangkat lunak Air-to-Air Range Infrastructure (AARI).

Dan Grazier, fellow militer POGO, mengatakan kepada Janes.com bahwa penundaan ini signifikan karena akan menunda momen saat program F-35 dapat memulai produksi penuh (FRP) secara legal.

Versi berikutnya dari perangkat lunak operasi F-35, yang dikenal sebagai 30R02 dan dijadwalkan akan diturunkan dalam dua bulan ke depan, akan memungkinkan pesawat untuk melakukan beberapa misi tempur utama, termasuk serangan strategis, pengadangan udara, serangan balik, dan serangan elektronik.

Behler menambahkan, program ini menggunakan versi perangkat lunak AARI yang sama di seluruh IOT&E resmi.

Perangkat lunak F-35 yang saat ini digunakan, yang dikenal sebagai 30R00, memiliki kekurangan dengan AARI yang dibahas dalam perangkat lunak follow-up 30R02. AARI, katanya, harus berfungsi secara memadai untuk memastikan hasil tes akurat, dapat dimengerti, dan dapat dipertahankan.

"Mengubah versi perangkat lunak AARI di tengah-tengah IOT&E berpotensi mengakibatkan inkonsistensi dalam pengumpulan data dan memengaruhi validitas dan kecukupan tes dan evaluasi," kata Behler, yang dilansir Sabtu (15/9/2018).

Grazier mengatakan AARI adalah sistem pada rentang uji yang mensimulasikan tembakan rudal musuh. Menurutnya, untuk konsisten dengan tujuan pengujian, perangkat lunak yang sama harus digunakan untuk mengendalikan variabel selama proses pengujian. Jika tidak, penguji tidak akan dapat mengevaluasi F-35 dengan benar karena akan memiliki variabel yang berbeda yang terlibat. 





Credit  sindonews.com

Pengadilan Mesir Perintahkan Penangkapan Anak-anak Mubarak




Pengadilan Mesir Perintahkan Penangkapan Anak-anak Mubarak
Alaa dan Gamal Mubarak. Foto/Istimewa


KAIRO - Sebuah pengadilan pidana Mesir memerintahkan penangkapan dua putra mantan presiden Hosni Mubarak atas tuduhan manipulasi pasar saham. Demikian laporan kantor berita MENA.

Alaa dan Gamal Mubarak, dengan tujuh orang lainnya, dituduh melanggar pasar saham dan aturan bank sentral untuk membuat keuntungan yang melanggar hukum melalui penjualan saham Al Watany Bank of Egypt.

Namun mereka menyangkal melakukan kesalahan apa pun.

"Tiga orang lainnya termasuk Yasser El Mallawany dan Hassan Heikal, anggota dan mantan dewan saat ini masing-masing di bank investasi Mesir EFG-Hermes, juga ditangkap," kata sumber peradilan seperti dikutip dari Reuters, Minggu (16/9/2018).

Semua orang yang dituduh dalam kasus ini, yang dimulai pada tahun 2012, telah dibebaskan dengan jaminan dan dilarang bepergian.

Putra tertua Mubarak, Alaa, adalah seorang pengusaha. Sedangkan Gamal, mantan bankir, secara luas dipandang sedang dipersiapkan untuk pekerjaan penting untuk Mesir sampai Mubarak digulingkan pada Februari 2011.

Kedua kakak beradik ini telah bebas sejak 2015. Sesi sidang berikutnya pengadilan ditetapkan pada 20 Oktober. 





Credit  sindonews.com



Milisi Abu Sayyaf Bebaskan 3 WNI yang Diculik Januari 2018


3 WNI korban penculikan milisi Abu Sayyaf di Filipina dibebaskan pada hari Jumat, 14 September 2018. [aAP]
3 WNI korban penculikan milisi Abu Sayyaf di Filipina dibebaskan pada hari Jumat, 14 September 2018. [aAP]

CB, Jakarta - Milisi Muslim Abu Sayyaf membebaskan 3 WNI yang diculik dan ditawan pada pertengahan Januari 2018. Ketiganya dibebaskan pada hari Jumat, 14 September di kota Indanan, provinsi Sulu, Filipina.
Pembebasan ketiga WNI itu dilaporkan secara resmi oleh kepolisian Filipina pada hari Minggu, 16 September, sebagaimana dilansir dari AP.

Ketiga WNI yang dibebaskan dengan bantuan Front Pembebasan Nasional Moro, bernama Hamdan Salim, Subandi Sattuh, dan Sudarlan Samansung. Mereka kemudian diserahkan ke KBRI di kota Zamboanga.
Informasi dari anggota polisi di Konsulat Jenderal RI di Tawau, Malaysia Timur dua hari setelah peristiwa penculikan terjadi menjelaskan, ketiga WNI diculik ketika berlayar menggunakan kapal di perairan Lahat Datu, Malaysia Timur pada Rabu 18 Januari 2017.
Ketiga WNI itu asal Sulawesi Selatan dan dua di antaranya memiliki hubungan kekerabatan. Sudarlan merupakan keponakan Hamdan.

Di bawah todongan senjata, milisi Abu Sayyaf membawa mereka dengan kapal ke dalam hutan di Sulu, provinsi di wilayah selatan Filipina.Seorang aparat keamanan mengungkapkan, komandan Abu Sayyaf, Marjan Sahidjuan, yang memimpin penculikan dan kemudian membebaskan tiga WNI itu meminta uang tebusan.
Namun juru bicara militer wilayah pembebasan 3 WNI, Letnan Kolonel Gerry Besana mengatakan, pihaknya tidak mengetahui adanya pembayaran uang tebusan. Para penculik justru menghadapi tekanan untuk melepaskan tawanan mereka.

Beberapa hari sebelum 3 WNI dibebaskan, penculikan terhadap 2 WNI kembali terjadi pada Selasa lalu, menurut laporan polisi Filipina. Kedua WNI itu nakhoda kapal ikan berbendera Malaysia. Mereka diculik saat berlayar di perairan Semporna Islands di Sabah, Malaysia.
Penculiknya disebut milisi bersenjata M-16 dan membawa 2 WNI itu menuju selatan Filipina. Militer Filipina masih berusaha mencari tahu laporan penculikan WNI.




Credit  tempo.co



Wali Kota London usulkan referendum Brexit kedua

Wali Kota London usulkan referendum Brexit kedua
Ilustrasi: pemilih memasukkan kertas suara pada kotak suara saat referendum menentukan keanggotaan Inggris Raya di Uni Eropa. (wikisabah.com)


"Ini berarti bahwa pemungutan suara umum dilakukan terhadap kesepakatan Brexit ..."



London (CB) - Wali Kota London Sadiq Khan mengusulkan agar pemungutan kembali suara rakyat dilakukan atas keanggotaan Inggris di Uni Eropa.

Inggris dijadwalkan berpisah dari Uni Eropa, yang disebut dengan Brexit, pada 29 Maret tahun depan.

Namun sementara rencana-rencana Brexit Perdana Menteri Theresa May masih belum diterima, sejumlah anggota parlemen, serikat kerja serta pemimpin perusahaan semakin menekankan agar rakyat diberi kesempatan untuk menentukan kesepakatan apa pun yang dibuat dengan Uni Eropa.

May telah berulang kali menepis kemungkinan mengadakan referendum kedua, setelah referendum pertama diadakan dua tahun lalu yang memutuskan bahwa Inggris akan keluar dari Uni Eropa.

Ia mengatakan parlemenlah yang akan melakukan pemungutan suara untuk memutuskan apakah akan menerima kesepakatan akhir.

Pendapat Khan yang mendukung referendum kedua itu akan memberikan lebih banyak tekanan kepada pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn untuk juga mendukung ide referendum kedua.

Khan adalah salah satu pemimpin senior Partai Buruh.

Partai oposisi Inggris itu dijadwalkan akan memulai konferensinya selama empat hari dalam satu pekan mendatang.

Khan, yang menulis di surat kabar Observer hari Minggu, menyalahkan cara pemerintah menangani perundingan.

Ia juga mengatakan ancaman terhadap standar hidup, perekomian, dan lapangan kerja terlalu besar jika rakyat tidak diberi kesempatan untuk menentukan.

"Ini berarti bahwa pemungutan suara umum dilakukan terhadap kesepakatan Brexit apa pun yang diperoleh pemerintah, atau memutuskan 'tidak sepakat' jika tidak aman, demikian juga dengan pilihan untuk tetap bergabung dengan Uni Eropa," tulisnya di koran tersebut seperti dikutip dari Reuters




Credit  antaranews.com




Kasus Skripal, Rusia Persilakan Inggris Interogasi Dua Warganya



Dalam video yang disiarkan oleh saluran RT, Ruslan Boshirov (kiri), dan Alexander Petrov menghadiri penampilan publik pertama mereka dalam sebuah wawancara dengan saluran RT di Moskow, Rusia, Kamis, 13 September 2018. (Video saluran RT via AP)
Dalam video yang disiarkan oleh saluran RT, Ruslan Boshirov (kiri), dan Alexander Petrov menghadiri penampilan publik pertama mereka dalam sebuah wawancara dengan saluran RT di Moskow, Rusia, Kamis, 13 September 2018. (Video saluran RT via AP)

CB, Jakarta - Rusia siap mempertimbangkan permintaan para penyelidik Inggris untuk datang dan menginterogasi dua orang yang dituduh meracuni mantan mata-mata Sergei Skripal di Salisbury, Inggris.
Inggris menuduh Alexander Petrov dan Ruslan Boshirov pada pekan lalu karena mencoba membunuh agen ganda Sergei Skripal dan putrinya, Yulia, dengan racun saraf yang dirancang pada era Uni Soviet, yang dikenal dengan nama Novichok. Skripal dan putrinya selamat dari serangan 4 Maret 2017 lalu di Salisbury, tetapi seorang penduduk kemudian meninggal setelah terpapar residu racun itu.

Dilaporkan Associated Press, 16 September 2018, Petrov dan Boshirov muncul pada Kamis 13 September di saluran televisi Russia Today atau RT, yang didanai pemerintah Rusia. Dalam wawancara, keduanya mengatakan mereka mengunjungi Salisbury sebagai turis dan tidak ada hubungannya dengan peracunan. Mereka membantah klaim Inggris bahwa mereka adalah perwira intelijen militer Rusia, mengatakan mereka bekerja di bisnis suplemen nutrisi.
Dua orang yang dituduh meracuni Sergei Skripal dan putrinya Yulia di Salisbury, terlihat di CCTV di Salisbury Station.[Handout Polisi Metroplitan Inggris / Reuters]
Juru bicara Presiden Vladimir Putin, Dmitry Peskov, mengatakan pihak berwenang Rusia akan mempertimbangkan permintaan Inggris untuk menginterogasi mereka jika memang diminta. Dia menambahkan bahwa Inggris telah mengabaikan penawaran Rusia berulang-ulang untuk melakukan penyelidikan bersama.
"Ada mekanisme bantuan hukum yang diatur oleh dokumen bilateral dan hukum internasional," kata Peskov. "Jika kami menerima permintaan resmi dari London, itu pasti akan dipertimbangkan oleh pihak Rusia sesuai dengan hukum."

Dia menambahkan bahwa dari awal, Rusia telah menekankan keinginannya untuk bekerjasama untuk memperjelas keadaan apa yang terjadi di Salisbury dan melacak para pelaku, tetapi pihak Inggris telah menolak keras kerjasama tersebut.Inggris mengatakan serangan terhadap Skripla atas persetujuan pejabat tingkat senior Rusia, namun tuduhan ditentang keras Moskow.
"Posisi Rusia tetap tidak berubah dan jelas, kami menganggap itu (tuduhan) tidak dapat diterima untuk menghubungkan kepemimpinan Rusia atau negara Rusia dengan apa yang terjadi di Salisbury," kata Peskov.

Alexander Petrov dan Ruslan Boshirov, yang secara resmi dituduh berusaha membunuh mantan perwira intelijen Rusia Sergei Skripal dan putrinya Yulia di Salisbury, terlihat dalam gambar yang diberikan oleh Polisi Metropolitan di London, Inggris 5 September 2018. REUTERS
Inggris mengidentifikasi tersangka Rusia minggu lalu dan merilis foto kamera keamanan mereka di Salisbury pada tanggal 3 dan 4 Maret.
Kelompok investigasi Inggris, Bellingcat, mengatakan pada hari Jumat bahwa tidak ada informasi yang dapat ditemukan baik di Petrov atau Boshirov di pusat data penduduk pusat Rusia sebelum 2009, tahun di mana paspor internal dikeluarkan dengan kedua nama mereka. Bellingcat menyebut kedua identitas pelaku telah disamarkan.
Kementerian Luar Negeri Rusia telah mengkritik laporan oleh Bellingcat mengenai data paspor para tersangka Salisbury, mengatakan bahwa situs web itu terkait dengan layanan khusus yang membocorkan informasi yang salah dengan kedok penyelidikan.

Laporan oleh Bellingcat, sebuah kelompok investigasi online Inggris yang berafiliasi dengan Dewan Atlantik, sebuah think tank pro-NATO, dirilis pada hari Jumat. Bersama dengan situs web The Insider Rusia, Bellingcat "meninjau" database penduduk pusat Rusia untuk menemukan data paspor Alexander Petrov dan Ruslan Boshirov, yang disebut sebagai tersangka dalam keracunan Salisbury.Menanggapi laporan Bellingcat, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengkritik situs web tersebut karena ketidakakuratan dan kekurangannya.
"Apakah database Federal Migration Service (FMS) diretas baru hari ini?" Tulisnya di Facebook, seperti dilansir dari Russia Today.



Sergei Skripal, 66 tahun, dan putrinya Yulia, 33 tahun. [Rex Features]
Menurut Zakharova, tidak ada keraguan bahwa situs web ini terkait dengan unit khusus.
"Selain itu, kemungkinan besar ini adalah agen khusus, yang membocorkan informasi yang salah di bawah penyelidikan," tulisnya.
Juru bicara kementerian bertanya-tanya mengapa lebih mudah bagi Bellingcat untuk meretas basis data semalam daripada menemukan bukti adanya dugaan keterlibatan Petrov dan Boshirov dalam peracunan Skripal. Menurut Zakharova, situs web itu memiliki waktu lima bulan untuk menampilkan foto, rekaman layar, atau video untuk meningkatkan kecurigaan terhadap kedua pria itu, tetapi gagal membuktikannya.

Laporan Bellingcat dirilis sehari setelah dua warga Rusia, Petrov dan Boshirov memberikan wawancara panjang kepada pemimpin redaksi RT, Margarita Simonyan, dan mengatakan bahwa Inggris telah salah tuduh atas peracunan Skripal.



Credit  tempo.co




Parlemen Desak Netanyahu Pecat Dubes Israel untuk AS, Kenapa?



Dalam foto Minggu 11 Maret 2018, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dikawal juru bicaranya David Keyes (kiri), saat tiba untuk pertemuan kabinet mingguan di kantornya di Yerusalem. (AP Photo / Oded Balilty, File)
Dalam foto Minggu 11 Maret 2018, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dikawal juru bicaranya David Keyes (kiri), saat tiba untuk pertemuan kabinet mingguan di kantornya di Yerusalem. (AP Photo / Oded Balilty, File)

CB, Jakarta - Seorang anggota parlemen oposisi Israel mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk memecat duta besarnya untuk Amerika Serikat karena tidak melaporkan tuduhan pelecehan seksual terhadap seorang juru bicara Netanyahu.
Anggota parlemen, Karin Elharrar, dari partai sentris Yesh Atid mengatakan, seperti dilaporkan Associated Press, 17 September 2018, Ron Dermer, Dubes Israel untuk AS, harus ditarik dari Washington karena tidak melaporkan peringatan yang dia terima tentang David Keyes, juru bicara Netanyahu kepada media asing. Dia juga mengecam Netanyahu karena tetap bungkam pada masalah yang telah melanda orang terdekatnya.

"Kesunyiannya menggelegar. Saya berharap kepada Perdana Menteri sebuah kecaman yang jelas, atau setidaknya mengatakan bahwa tuduhan itu sedang diselidiki," kata Elharrar. "Siapa yang bukan perdana menteri yang seharusnya menjadi contoh dalam masalah ini? Sudah saatnya masalah pelecehan seksual ini berada di puncak agendanya."
Ron Dermer, duta besar Israel untuk Amerika Serikat berbicara di Economic Club of Detroit di Detroit, Senin, 4 Juni 2018. (AP Photo / Paul Sancya)
Pekan lalu, Julia Salazar, seorang kandidat senat negara bagian New York, menuduh David Keyes melakukan serangan seksual lima tahun lalu.
Jurnalis Wall Street Journal, Shayndi Raice, men-twit bahwa dia juga memiliki mengalami tindakan pelecehan serupa ketika bertemu dengan Keyes sebelum dia menjadi juru bicara Netanyahu.
Dia menggambarkannya sebagai "peredator" dan seseorang yang sama sekali tidak bisa menerima kata "tidak".

Dalam file foto 23 Juli 2018 ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendengarkan juru bicaranya David Keyes saat ia membuka rapat kabinet mingguan di kantornya di Yerusalem. (Gali Tibbon / Pool via AP, File)
Dalam laporan Times of Israel yang diterbitkan minggu lalu, setidaknya selusin perempuan telah mengajukan berbagai tuduhan pelecehan seksual Keyes.
Keyes, 34 tahun, membantah tuduhan itu, mengatakan semua sangat menyesatkan dan banyak dari mereka yang secara kategoris salah. Dia kemudian mengatakan bahwa dia mengambil cuti di tengah sakandal untuk membersihkan namanya.

Dilansir dari Times of Israel, Elharrar juga mengatakan semakin banyak tuduhan terhadap Keyes mengganggu dan menunjukkan pola tingkah lakunya dengan mengeksploitasi posisinya untuk memuaskan hasratnya

Anggota parlemen Israel dari partai Yesh Atid, Karine Elharrar, memimpin rapat Komite Pengawasan Negara pada 8 Maret 2016. (Miriam Alster / Flash90 via Times of Israel)
Namun dia mengatakan bahwa keputusan Dermer untuk tidak menyampaikan peringatan perilaku tidak pantas Keyes terhadap para perempuan ke Netanyahu karena tuduhan itu tidak bersifat kriminal adalah pelanggaran yang jauh lebih serius.


Pada Jumat 14 September, kantor Dermer mengakui bahwa setelah penunjukan Keyes ke Kantor Perdana Menteri, editor Wall Street Journal, Bret Stephens memperingatkan duta besar dugaan perilaku tidak pantas Keyes. The New York Times melaporkan bahwa Stephens telah mengatakan kepada Dermer dalam panggilan telepon November 2016 bahwa Keyes menimbulkan resiko bagi perempuan di kantor pemerintah Israel.

Dalam file foto Rabu, 15 Agustus 2018 ini, kandidat Senat Demokrat New York, Julia Salazar tersenyum ketika dia berbicara dengan seorang pendukung sebelum kampanye di McCarren Park di distrik Brooklyn, New York. Salazer mengatakan pada hari Selasa, 11 September 2018 bahwa dia diserang secara seksual lima tahun yang lalu oleh David Keyes, seorang juru bicara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, sebuah tuduhan yang dibantah David Keyes. (AP Photo / Mary Altaffer, File)
Tidak jelas informasi apa yang tepat diberikan Stephens kepada Dermer. Di Israel, pelecehan seksual, bukan hanya serangan belaka namun juga dianggap sebagai kejahatan.
Mengulangi keluhan yang diajukan Sabtu kepada Komisi Dinas Sipil dari partai Meretz, Michal Rozin, Elharrar mengatakan bahwa menurut Hukum Israel untuk Pencegahan Pelecehan Seksual, atasannya harus mengambil tindakan yang tepat terhadap pelecehan atau pengetahuan apa pun tentang tindakan ini.

Dia mengatakan bahwa bahkan jika Dermer tidak percaya tuduhan pelecehan terhadap Keyes merupakan pelanggaran pidana, dia masih berkewajiban untuk melaporkan klaim sesuai dengan undang-undang 1998.Sebagai tanggapan, Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang mengatakan bahwa tidak jelas apa yang dikatakan (Dermer) berdasarkan laporan media, tetapi kasus ini akan diselidiki secara internal, ungkap laporan situs berita Israel, Ynet.





Credit  tempo.co



Rudal Israel Serang Suriah, Netanyahu: Garis Merah Kami Tajam

Rudal Israel Serang Suriah, Netanyahu: Garis Merah Kami Tajam
Sebuah serangan rudal yang menargetkan area dekat Bandara Internasional Damaskus pada Sabtu malam. Serangan itu dilaporkan berasal dari militer Israel. Foto/SANA

TEL AVIV - Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa militernya memiliki tekad kuat untuk mencegah musuh-musuhnya dalam memperoleh persenjataan canggih. Komentar itu disampaikan menyusul serangan rudal militer Tel Aviv dengan target area di dekat Bandara Internasional Damaskus pada Sabtu malam.

Militer Republik Arab Suriah mengklaim bahwa sistem pertahanan udaranya berhasil menembak jatuh rudal Israel tersebut. Tak dirinci berapa banyak misil Tel Aviv yang menyerang area di dekat bandara dan jenis sistem pertahanan yang digunakan untuk menghalau serangan tersebut.


Netanyahu dalam pernyataannya tidak mengakui maupun menolak laporan serangan rudal tersebut. Aksi bungkam seperti itu sudah menjadi praktik diplomasi Israel selama ini.

"Israel terus bekerja untuk mencegah musuh kita mempersenjatai diri dengan persenjataan canggih. Garis merah kami setajam sebelumnya dan tekad kami untuk menegakkannya lebih kuat dari sebelumnya," kata Netanyahu dalam rapat kabinet mingguan, sebagaimana dikutip Sputnik, Senin (17/9/2018) dari layanan pers pemerintah Netanyahu.

Israel, musuh bebuyutan Iran, telah berulang kali menyatakan kekhawatiran akan keamanan wilayahnya terkait kehadiran militer Teheran di dekat wilayah perbatasan Suriah-Israel. Militer Tel Aviv sudah beberapa kali meluncurkan serangan terhadap wilayah Suriah dengan klaim menargetkan ases-aset militer Iran.

Sedangkan Teheran berulang kali mengatakan bahwa kehadirannya di Suriah sebagai bagian dari bantuan kontraterorisme yang dikoordinasikan dengan Damaskus dan tidak butuh persetujuan Tel Aviv.

Dalam rapat kabinet menjelang peringatan 45 tahun Perang Yom Kippur, PM Netanyahu mengatakan kepada kabinetnya bahwa Israel tidak akan pernah mengulangi kesalahan yang dibuat pada tahun 1973, yakni tidak mendahului serangan musuh.

"Empat puluh lima tahun yang lalu, intelijen kami salah menilai niat perang Mesir dan Suriah," kata Netanyahu, mengacu pada penilaian intelijen pada saat itu yang "mendiskon" serangan kejutan Mesir dan Suriah.

“Ketika niat ini menjadi jelas tanpa keraguan, dan ketika bahaya sudah di tangan, eselon politik melakukan kesalahan besar karena tidak menyetujui serangan pre-emptive. Kami tidak akan pernah mengulangi kesalahan ini," katanya.

Menurut dokumen rapat kabinet enam jam sebelum perang pecah saat Yom Kippur pada tahun 1973, perdana menteri saat itu Golda Meir dan menteri pertahanan Moshe Dayan menentang serangan pre-emptive. Padahal, saat itu Israel memiliki informasi intelijen yang jelas dari orang Mesir terkait rencana serangan dari Mesir dan Suriah.

Kepala Staf Militer kala itu Letnan Jenderal David "Dado" Elazar mengangkat ide serangan pre-emptive dan mengatakan bahwa serangan itu akan memberi Israel keuntungan besar dan menyelamatkan banyak nyawa. 

"Kami dapat menghapus seluruh Angkatan Udara Suriah pada siang hari," katanya. “Kami membutuhkan 30 jam lagi untuk menghancurkan misil. Jika mereka berencana menyerang pukul 17.00 sore, angkatan udara akan beroperasi secara bebas melawan tentara Suriah. Inilah yang kami mampu."




Credit  sindonews.com



Menargetkan Bandara, Rudal Israel Dijatuhkan Suriah


Menargetkan Bandara, Rudal Israel Dijatuhkan Suriah
Ilustrasi serangan rudal. (REUTERS/Omar Sanadiki)


Jakarta, CB -- Rudal Israel dikabarkan diluncurkan dengan menargetkan bandara internasional Damaskus di Suriah, Sabtu (15/9). Itu mengaktifkan pertahanan udara dan menembak jatuh sejumlah proyektil.

"Pertahanan udara kami merespons serangan rudal Israel di bandara internasiyonal Damaskus dan menembak jatuh sejumlah rudal musuh," kata sebuah sumber militer, dikutip oleh kantor berita Suriah, SANA


Namun, pemberitaan ini tak memberikan laporan langsung tentang korban atau kerusakan akibat serangan itu. Yang ada hanya rekaman pengaktifan pertahanan udara.
Dalam video tersebut diperlihatkan ledakan kecil dan terang di langit malam.

Koresponden AFP di Damaskus mendengar ledakan keras, diikuti oleh beberapa ledakan kecil.

Dari Yerusalem, militer Israel menolak untuk mengomentari insiden itu.


Bulan ini, Israel mengakui telah melakukan lebih dari 200 serangan ke Suriah yang dilanda perang selama 18 bulan terakhir, terutama terhadap sasaran-sasaran yang jadi basis Iran di Suriah.

Negara ini juga mengaku menyerang Suriah untuk mencegah pengiriman persenjataan canggih ke milisi Hizbullah Lebanon, yang bertempur bersama pasukan Suriah dan merupakan musuh bebuyutan Israel.

Media pemerintah Suriah terakhir melaporkan serangan Israel pada 4 September. Ketika itu, pertahanan udaranya menjatuhkan beberapa rudal di provinsi pesisir Tartus dan di pusat Hama.





Credit  cnnindonesia.com




Demo Warga Idlib: Assad dan Rusia Teroris, Turki Saudara Kami


Demo Warga Idlib: Assad dan Rusia Teroris, Turki Saudara Kami
Warga di salah satu kota di Idlib turun ke jalan memprotes rezim Presiden Bashar al-Assad yang akan merebut Provinsi Idlib melalui operasi militer. Foto/Orient-News.net

IDLIB - Para warga di berbagai kota di Provinsi Idlib, Suriah, turun ke jalan pada hari Jumat. Mereka memprotes upaya rezim Presiden Bashar al-Assad yang dibantu Rusia untuk merebut wilayah itu melalui operasi militer besar-besaran.

Di Ibu Kota Provinsi, Kota Idlib, dan di kota-kota lain termasuk Kafranbel, Dana, Azaz, Maaret al-Numan dan al-Bab, para demonstran membanjiri jalan-jalan usai salat Jumat. Mereka menyanyikan lagu perlawanan terhadap Assad, mengangkat bendera tiga warna hijau, putih dan hitam yang telah menjadi panji dari pemberontakan tahun 2011.

"Para oposisi adalah harapan kami. Orang Turki adalah saudara kami. Para teroris adalah Bashar, Hizbullah dan Rusia," bunyi spanduk yang diusung warga di Desa Kneiset Bani Omar.

Turki selama ini memang dikenal sebagai salah satu pendukung oposisi yang ingin menggulingkan rezim Assad. Sedangkan Hizbullah dan Rusia merupakan pendukung rezim Assad pemimpin Republik Arab Suriah.

"Tidak akan ada solusi di Suriah tanpa lengsernya Assad," bunyi spanduk lain yang dibawa para warga di utara Mhambel.

Demonstrasi di berbagai jalan di Idlib dilaporkan situs yang dikelola aktivis Aleppo Media Center, Orient News, dan halaman media sosial lainnya.

Jumat telah menjadi "hari adat" untuk protes di seluruh dunia Arab sejak pemberontakan 2011 yang melanda kawasan itu.

Pemerintah Assad dan para pendukungnya, Rusia dan Iran, mengatakan Idlib dikuasai oleh teroris, dan telah mengancam akan mengambil alih dengan paksa.

Wissam Zarqa, seorang dosen universitas di Idlib, mengatakan bahwa para demonstran menerbangkan bendera tiga warna untuk membantah klaim rezim Assad yang mengkklaim wilayah Idlib didominasi oleh kelompok Komite Pembebasan Levant yang terkait al-Qaeda.

Provinsi Idlib, yang jadi rumah bagi sekitar 3 juta penduduk, sekarang menjadi tempat perlindungan terakhir bagi hampir 1,5 juta pengungsi Suriah yang melarikan diri dari pertempuran di bagian lain Suriah. Banyak dari mereka menolak untuk kembali ke wilayah asal mereka yang sudah dikendalikan pasukan Presiden Assad.

Pemerintah dan pasukan Rusia telah membombardir kota-kota dan desa-desa di provinsi Idlib sejak awal pekan ini. Lusinan warga sipil dilaporkan tewas dan dua rumah sakit rusak.

Namun serangan mereda pada hari Rabu di tengah pembicaraan trilateral antara Turki, Rusia dan Iran di Teheran. 


Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin dijadwalkan bertemu hari Senin nanti.

“Kami akan melanjutkan upaya kami dengan Iran dan dengan Rusia. (Dan) di platform internasional juga," kata Cavusoglu dalam komentar yang disiarkan langsung di televisi Turki, seperti dikutip AFP, Sabtu (15/9/2018).

Media Turki melaporkan Erdogan dan Putin akan bertemu di Kota Sochi.

Turki sebelumnya telah memperingatkan dampak berbahaya dari aksi militer rezim Suriah dan sekutunya di Idlib yang akan memicu bencana kemanusiaan. Panglima militer dan kepala pertahanan Turki telah mengunjungi daerah perbatasan pada hari Jumat untuk memeriksa pasukan tambahan yang dikirim ke Provinsi Hatay dan Gaziantep.

Turki memiliki 12 pos militer di Provinsi Idlib. Para aktivis melaporkan pada hari Kamis bahwa pasukan Turki menyeberang ke Suriah untuk membentengi instalasi.



Credit  sindonews.com




Rusia akan terus bombardir Idlib, Suriah, jika diperlukan

Rusia akan terus bombardir Idlib, Suriah, jika diperlukan
Presiden Iran Hassan Rouhani, Presiden Turki Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin berfoto bersama saat ketiganya mengadakan pertemuan di Ankara, Turki, Rabu (4/4/2018). (Bozoglu/Pool via Reuters)




Moskow (CB) - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Jumat mengatakan bahwa Moskow akan terus membombardir kelompok ekstrem di Provinsi Idlib, Suriah, selama masih diperlukan, kata kantor berita Interfax.

Di sisi lain, ia juga menegaskan akan membuka jalur kemanusiaan bagi warga, yang hendak melindungi diri dari perang.

Lavrov, yang menyampaikan hal tersebut saat berkunjung ke Berlin, mengatakan bahwa angkatan udara Rusia akan menyerang sarana pembuatan senjata milik kelompok teroris segera setelah tempatnya dipastikan, demikian Reuters melaporkan.

Rencana Rusia dan pemerintah Suriah menggelar serangan besar ke Idlib mendapat tentangan dari berbagai negara, terutama Turki, yang berbatasan langsung dengan provinsi itu.


Pemerintah Ankara mengkhawatirkan serangan gabungan Suriah, Rusia dan Iran membuat jutaan penduduk Idlib lari ke Turki, yang sudah menampung 3,5 juta pengungsi dari Suriah.





Credit  antaranews.com




Swiss Desak Rusia Hentikan Aksi Mata-Mata di Negaranya



Intelijen, ilustrasi
Intelijen, ilustrasi

Rusia membantah ada kegiatan intelijen di Swiss.




CB, ZURICH -- Swiss meminta Rusia menghentikan kegiatan mata-mata di wilayahnya. Permintaan ini disampaikan setelah dua kasus dugaan spionase terungkap dalam beberapa hari terakhir.


Kementerian Luar Negeri Swiss telah memanggil duta besar Rusia di Bern tiga kali tahun ini untuk menyampaikan kekhawatiran dugaan operasi yang menargetkan organisasi di Swiss, termasuk laboratorium yang digunakan menguji senjata kimia. "Kementerian Luar Negeri Swiss telah meminta Rusia segera mengakhiri kegiatan ilegal di Swiss atau melawan target-target Swiss," katanya dalam sebuah pernyataan pada Ahad (16/9).

Badan intelijen Swiss mengatakan pada Jumat (14/9) mereka bekerja sama dengan Inggris dan Belanda untuk menggagalkan rencana Rusia yang, menurut laporan surat kabar menargetkan laboratorium Swiss. Surat kabar Swiss Tages-Anzeiger dan surat kabar Belanda NRC Handelsblad mengatakan para agen dicurigai menuju laboratorium Spiez dekat Bern yang menganalisa senjata kimia dan biologi serta menguji agen saraf seperti Novichok.


Inggris mengatakan, Moskow menggunakan Novichok untuk mencoba membunuh mantan mata-mata Rusia, Sergei Skripal di kota Salisbury, Inggris, Maret lalu. Inggris menuduh dua pria Rusia atas percobaan pembunuhan itu.


Insiden itu mengakibatkan Belanda mengusir dua orang yang dicurigai sebagai mata-mata Rusia pada Maret. Jaksa Swiss mengatakan mereka sedang menginvestigasi serangan siber terhadap kantor World Anti-Doping Agency di Swiss.


Kejaksaan Swiss pada Sabtu mengatakan proses pengadilan mulai diluncurkan pada Maret 2017 karena dugaan spionase politik. Menurut kejaksaan, orang-orang yang bersangkutan adalah orang yang sama dengan yang diidentifikasi oleh dinas intelijen Swiss pada Jumat lalu. Swiss mungkin menjadi sasaran karena sebagai tuan rumah banyak asosiasi internasional.


Seperti Komite Olimpiade Internasional dan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Surat kabar Swiss Sonntags-Zeitung pada Ahad (16/9) mengatakan menurut perkiraan badan intelijen Swiss, satu dari empat diplomat Rusia di Swiss bekerja sebagai perwira intelijen.


Kedutaan Rusia menyebut tuduhan surat kabar itu tidak berdasar. "Ini nampaknya merupakan upaya yang tidak masuk akal untuk memberi para pembaca pandangan bias dari orang-orang Rusia yang bekerja di Swiss," kata kedutaan Rusia.




Credit  republika.co.id




Terungkap, Rusia Pernah Ancam AS Gunakan Bom Nuklir terhadap NATO



Terungkap, Rusia Pernah Ancam AS Gunakan Bom Nuklir terhadap NATO
Presiden Rusia Vladimir Vladimorvich Putin. Foto/REUTERS

WASHINGTON - Rusia disebut pernah mengeluarkan ancaman kepada Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) James Norman Mattis bahwa Moskow bisa menggunakan bom nuklir terhadap negara-negara NATO di Eropa. Hal itulah yang membuat Moskow dianggap sebagai ancaman eksistensial bagi Washington.

Buku berjudul "Fear" yang ditulis jurnalis senior The Washington Post; Bob Woodward, mengungkap ancaman dari Moskow tersebut.

Menurut buku yang membongkar gejolak di internal Gedung Putih itu, peringatan Moskow berkaitan dengan potensi konflik di negara-negara Baltik, yakni Estonia, Latvia, dan Lithuania.

Baltik adalah bagian dari Uni Soviet dan memiliki hubungan yang mendalam dengan Rusia. Sejak Uni Soviet runtuh, Moskow berusaha menegaskan kembali pengaruhnya di kawasan itu. Namun, negara-negara Baltik justru mendekat kepada Barat, termasuk menjadi anggota NATO.

Menurut karya Woodward, peringatan dari Rusia muncul beberapa kali selama atau sebelum musim panas 2017, yakni ketika pemerintahan Trump melakukan tawar-menawar atas masa depan kesepakatan nuklir Iran 2015.

Pada saat itu, Presiden Donald Trump ingin AS mundur dari kesepakatan nuklir dengan klaim Iran telah melanggar ketentuan. Keinginan itu akhirnya diwujudkan Trump pada Mei 2018 lalu yang membuat Teheran marah.

Menurut Woodward, Mattis yang sejak lama dianggap sebagai elang di Iran, telah melunak."Rusia telah secara pribadi memperingatkan Mattis bahwa jika ada perang di Baltik, Rusia tidak akan ragu untuk menggunakan senjata nuklir taktis terhadap NATO," tulis Woodward.

“Mattis, dengan persetujuan dari Dunford, mulai mengatakan bahwa Rusia adalah ancaman eksistensial bagi Amerika Serikat," lanjut Woodward, mengacu pada ketua dari Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Joseph Dunford.

Woodward tidak menawarkan konteks tambahan untuk peringatan itu, juga tidak jelas mengapa materi itu dimasukkan di dalam bukunya.

Negara-negara Baltik sendiri telah memperingatkan tentang apa yang mereka anggap sebagai peningkatan aktivitas Rusia terhadap wilayah mereka. Menurut negara-negara Baltik, ada bukti bahwa Moskow bekerja pada fasilitas militer di wilayah tersebut.

Citra yang dirilis awal tahun ini mengindikasikan renovasi yang sedang berlangsung di tempat yang tampaknya adalah tempat penyimpanan senjata nuklir aktif di Kaliningrad, eksklave Rusia di Laut Baltik, sebelah selatan Lithuania.

"Fitur dari situs ini menunjukkan itu berpotensi melayani Angkatan Udara Rusia atau pasukan berkekuatan ganda (dari) Angkatan Laut," kata federasi ilmuwan Amerika yang melaporkan citra atau gambar tersebut. 


"Tapi itu juga bisa menjadi situs bersama, berpotensi melayani hulu ledak nuklir baik untuk Angkatan Udara, Angkatan Laut, Angkatan Darat, pertahanan udara, dan pasukan pertahanan pesisir di wilayah tersebut," lanjut kelompok ilmuwan itu sebagaimana dikutip Business Insider, Sabtu (15/9/2018).




Credit  sindonews.com


Raja Salman Bahas Timur Tengah dengan Sekjen PBB


Raja Salman
Raja Salman
Foto: Reuters

Pertemuan tersebut berlangsung di Istana Al Salam.



CB, JEDDAH -- Raja Salman Bin Abdulaziz bertemu dengan Sektaris Jendral (Sekjen) Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Antonio Gutteres. Dilansir dari Gulf Today, Senin (17/9), pertemuan tersebut kabarnya membahas tentang perdamaian dunia dan stabilitas di Timur Tengah.

Pertemuan tersebut berlangsung di Istana Al Salam. Tapi belum diketahui secara pasti apa yang didiskusikan dalam pertemuan ini. Sebelumnya, keduanya berencana membahas persoalan regional dan internasional.

Pada Jumat (14/9) lalu, Arab News melaporkan Raja Salman dan Guterres akan menandatangani perjanjian damai antara Ethiopia dan Eritrea di Jeddah. Dua negera yang telah berperang selama 20 tahun itu mengumumkan perjanjian damai dua bulan yang lalu.

Kedua negara tersebut sudah berperang sejak Mei 1998 ketika serangkaian insiden bersenjata mengakibatkan beberapa pejabat Eritrea tewas di Badme, pada tanggal 6 Mei 1998. Kekuatan militer Eritrea mulai memasuki wilayah Badme sepanjang perbatasan kedua negara di utara Trigay Region.

Sejak saat itu Ethiopia dan Eritrea berperang untuk menjaga perbatasan wilayah masing-masing. Ethiopia dan Eritrea kabarnya menghadiri perjanjian damai di Arab Saudi.


Sebagai tuan rumah Raja Salman mengundang Sekjen PBB Antonio Guterres dan Ketua Komisi Persatuan Afrika Moussa Faki Mahamat. Pemimpin Ethiopia dan Eritrea membuka kembali dua perbatasan masing-masing negara setelah 20 tahun. Dibukanya pintu perbatasannya menjadi penanda kedua negara siap bekerja sama dalam bidang perdagangan.


Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed dan Presiden Eritrea Isaias Afwerki menandatangani perjanjian damai pada bulan lalu untuk mengakhiri konflik berdarah. Eritrea meraih kemerdekaan dari Ethiopia pada awal tahun 1990-an. Tapi keduanya terus berperang sejak saat itu. Pada tahun 2002 untuk menyelesaikan konflik tersebut PBB menyarankan perbatasan demarkasi tapi Ethiopia menolaknya. 





Credit  republika.co.id



UAE: Koalisi Arab hampir usir gerilyawan Al-Houthi dari Hodeidah, Yaman

UAE: Koalisi Arab hampir usir gerilyawan Al-Houthi dari Hodeidah, Yaman
Presiden UAE, Sheikh Khalifa bin Zayed al-Nahyan (uk.news.yahoo.com)



Dubai, UAE (CB) - Koalisi pimpinan Arab Saudi telah menuntaskan pengepungan atas Kota Pelabuhan Yaman, Hodeidah, dan "pembebasan kota itu" akan menjadi kunci untuk menemukan "penyelesaian" bagi negara yang dicabik perang tersebut, kata seorang pejabat Uni Emirat Arab (UAE).

Operasi saat ini di Hodeidah "berhasil mencapai sasarannya", kata Menteri Negara Urusan Luar Negeri UAE Anwar Gargash di dalam pernyataan yang disiarkan di akun Twitternya pada Jumat (14/9).

Kota Pelabuhan Hodeidah, yang berada di pantai Laut Merah di bagian barat-daya Yaman, memiliki kepentingan strategis sebab kota tersebut adalah gerbang ke luar Ibu Kota Yaman, Sana`a, yang telah diduduki gerilyawan Al-Houthi --yang didukung Iran-- sejak September 2014.

Gargash, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi, juga mengatakan anggota milisi Syiah Al-Houthi membayar harga karena telah "absen dari konsultasi Jenewa".


Pembicaraan perdamaian Jenewa untuk menemukan penyelesaian politik macet pada awal pekan lalu, sebab delegasi Al-Houthi tidak hadir.

Gargash mengatakan, "Kami tetap yakin bahwa pembebasan Hodeidah adalah kunci bagi penyelesaian di Yaman."

UAE adalah bagian dari koalisi pimpinan Arab Saudi yang telah mencampuri perang saudara di Yaman sejak 2015 melawan gerilyawan Al-Houthi --yang didukung Iran-- untuk mendukung Pemerintah Yaman di pengasingan.




Credit  antaranews.com


Pemimpin Eritrea dan Ethiopia Tandatangani Perjanjian Damai



Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed (kanan) menandatangani perjanjian damai dengan Eritrea di Jeddah, Arab Saudi, Ahad (16/9).
Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed (kanan) menandatangani perjanjian damai dengan Eritrea di Jeddah, Arab Saudi, Ahad (16/9).
Foto: Saudi Press Agency via AP

Belum jelas peran apa yang dimainkan Saudi dalam perjanjian damai tersebut.



CB, RIYADH -- Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed dan Presiden Eritrea Isaias Afwerki menandatangani perjanjian damai di Arab Saudi pada Ahad (16/9). Ini adalah kesepakatan damai kedua yang dicapai sejak Juli antara negara Afrika yang pernah bertikai tersebut.


Para pemimpin Ethiopia dan Eritrea menandatangani deklarasi perdamaian dan persahabatan bersama pada 9 Juli lalu. Ini merupakan normalisasi hubungan antara kedua negara yang mulai berperang pada 1998.

Perincian lebih lanjut dari perjanjian perdamaian yang ditandatangani di kota Laut Merah Jeddah ini belum dipublikasikan oleh pemerintah Saudi. "Kesepakatan itu akan memberikan kontribusi untuk memperkuat keamanan dan stabilitas di kawasan itu secara luas," kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir di Twitter.


Abiy dan Afwerki menandatangani perjanjian di hadapan Raja Salman, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. Para pemimpin Ethiopia dan Eritrea menyampaikan penghargaan mereka kepada Raja Salman dan putra mahkota atas dukungannya terhadap kesepakatan damai itu.


Namun hingga saat ini masih belum jelas peran apa yang dimainkan Arab Saudi dalam memperantarai perjanjian damai yang dicapai dua bulan lalu. Tetangga Teluk Uni Emirat Arab (UEA) mengatakan, negara itu membantu menyatukan Ethiopia dan Eritrea.


Kantor berita Reuters melaporkan UAE secara pribadi telah memberikan penghargaannya untuk kesepakatan itu. Para pemimpin Ethiopia dan Eritrea melakukan perjalanan ke UAE setelah penandatanganan perjanjian Juli lalu untuk bertemu dengan  Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammad bin Zayed al-Nahyan.





Credit  republika.co.id




China Bakal Ambil Alih Pelabuhan di Israel yang Dekat Pangkalan AS


China Bakal Ambil Alih Pelabuhan di Israel yang Dekat Pangkalan AS
Sebuah kapal selam militer Israel berlabuh di dekat pelabuhan Haifa. Foto/REUTERS/File Photo

HAIFA - Perusahaan China, Shanghai International Port Group (SIPG), akan mengambil alih pengelolaan pelabuhan swasta di Haifa, Israel. Langkah ini akan memengaruhi aktivitas militer Amerika Serikat (AS) yang memiliki pangkalan Angkatan Laut di dekat pelabuhan tersebut.

Pengambilalihan pelabuhan di Haifa itu akan dimulai tahun 2021. Dalam sebuah laporan yang dilansir Newsweek, mantan kepala operasi angkatan laut AS Laksamana Gary Roughead yakin bahwa pelabuhan yang akan dikelola China di Haifa akan berarti bahwa kapal-kapal perang Angkatan Laut AS tidak dapat secara teratur menelepon di Pangkalan Angkatan Laut Haifa.

Pangkalan itu merupakan instalasi angkatan laut terbesar di Israel. Roughead mengatakan, kemungkinan aktivitas intelijen China akan meningkatkan risiko keamanan operasional Angkatan Laut AS.

Mengingat lokasinya dan hubungan hangat antara militer Amerika dan Israel, Pangkalan Angkatan Laut Haifa menjadi tuan rumah kapal perang Amerika dengan teratur. Tahun lalu, kapal induk USS George W. Bush berlabuh di Haifa. Kapal USS Iwo Jima juga melakukan hal yang sama pada Maret 2018, dan kapal perusak USS Donald Cook tiba untuk kunjungan singkat di Haifa pada bulan Juni lalu.

Namun, dengan SIPG mengambil kendali di sisi komersial pelabuhan, ini tidak mungkin bagi kapal-kapal perang AS beroperasi leluasa.

"Para operator pelabuhan China akan dapat memantau pergerakan kapal AS secara dekat, menyadari aktivitas pemeliharaan dan dapat memiliki akses ke peralatan yang bergerak ke dan dari situs perbaikan dan berinteraksi secara bebas dengan kru kami selama periode yang berlarut-larut," ujar Roughead dalam sebuah konferensi di Universitas Haifa bulan lalu.

"Secara signifikan, sistem informasi dan infrastruktur baru terintegrasi dengan pelabuhan dan kemungkinan informasi serta sistem pengawasan elektronik membahayakan informasi dan keamanan siber AS," ujarnya.

SIPG mengoperasikan pelabuhan kontainer tersibuk di dunia, Port of Shanghai (Pelabuhan Shanghai) dan pelabuhan besar lain di China.

Perusahaan itu terdaftar secara publik, sebagian besar sahamnya dipegang oleh otoritas pemerintah Shanghai. SIPG memenangkan konsesi 25 tahun untuk pengelolaan Haifa Bay Terminal baru pada tahun 2015, dan akan mengambil alih operasionalnya pada 2021.





Credit  sindonews.com