Rabu, 05 Juli 2017

AS Minta Pertemuan Tertutup usai Korut Tembakkan Rudal


AS Minta Pertemuan Tertutup usai Korut Tembakkan Rudal AS ketar-ketir dengan peluncuran misil Korut pada 4 Juli kemarin. (KCNA/via REUTERS)



Jakarta, CB -- Amerika Serikat akhirnya mulai mengakui bahwa Korea Utara sukses meluncurkan tes pertama misil balistik interkontinental (ICBM) mereka pada hari kemerdekaan AS pada 4 Juli.

Petugas yang tak mau disebut namanya menyebut, saat ini AS masih membahas peluncural rudal itu, namun mereka melihat betapa itu menunjukkan kemajuan bagi militer Korea Utara.

Mengutip Reuters, peluncuran itu merupakan pengujian dua tahap misil. AS sudah menyimpulkan bahwa misil itu merupakan senjata untuk jarak menengah.



Sebelumnya seorang juru bicara PBB mengatakan pada Selasa (4/7) bahwa AS langsung meminta pertemuan tertutup dengan United Nations Security Council soal peluncuran rudal itu.

Pertemuan akan diadakan Rabu (5/7) ini bersama 15 anggota konsul.

Peluncuran rudal yang menggegerkan dunia, termasuk AS itu diklaim oleh Pyongyang pada Selasa lalu. Mereka menyebut peluncuran pengujian yang pertama itu sukses besar.



Analis menyebut, misil yang diluncurkan Korea Utara itu bisa mencapai Alaska.

Presiden AS Donald Trump sendiri langsung bereaksi melalui Twitter sesaat setelah rudal diluncurkan. “Korea Utara baru saja menembakkan misil. Apakah orang ini tidak punya hal lain untuk dilakukan dalam hidupnya?” cuit Trump, merujuk pada pemimpin Kim Jong-un.

Trump lalu mendorong negara-negara seperti Korea Selatan, Jepang dan China untuk bersikap keras dan meminta Korea Utara menghentikan uji coba misilnya segera. 


Credit  cnnindonesia.com

Uji Rudal Antarbenua Sukses, Kim Jong-un Jemawa


Uji Rudal Antarbenua Sukses, Kim Jong-un Jemawa Rudal balistik antarbenua yang ditembakkan Korut pada Selasa (4/7) disebut bisa mencapai Alaska, Amerika Serikat. (REUTERS/Damir Sagolj



Jakarta, CB -- Korea Utara mengklaim berhasil meluncurkan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) terbarunya pada Selasa (4/7), yang dianggap sejumlah ilmuwan bisa mencapai Alaska, Amerika Serikat.

"Uji coba rudal terbaru dilakukan dalam jangkauan sudut paling tajam dan tidak memiliki dampak-dampak negatif bagi negara-negara tetangga. Kapabilitas peluru kendali tersebut juga mampu mencapai jarak di mana pun di dunia," bunyi pernyataan media corong pemerintah Korut, KCNA.

Uji coba rudal ini dilakukan hanya berselang beberapa hari sebelum pertemuan negara G-20 berlangsung di Jerman 7 Juli mendatang, yang berfokus pada pembahasan langkah-langkah membendung ambisi program nuklir Pyongyang.



Diberitakan Reuters, Pemimpin Tertinggi Kim Jong-un dilaporkan turut memantau langsung peluncuran rudal balistik tersebut. Roket dilaporkan berhasil menempuh jarak 933 kilometer dengan waktu penerbangan 39 menit dan mencapai ketinggian 2.802 kilometer.

Rudal balisitik itu dilaporkan jatuh di sekitar perairan zona ekonomi eksklusif Jepang tak lama setelah diluncurkan dari salah satu situs militer di Panghyon, Korut.

Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, segera melakukan pertemuan dewan keamanan nasional. Dia mengatakan, rudal itu diyakini berjenis jarak menengah.

Namun, militer Korsel juga masih melihat kemungkinan bahwa rudal tersebut adalah sebuah misil ICBM.



Peluncuran rudal Korut hari ini merupakan yang terbaru dari serangkaian provokasi pemerintahan Kim Jong-un yang telah meningkatkan ketegangan di kawasan. Uji coba tersebut pun bertepatan dengan Perayaan Kemerdekaan Amerika Serikat.

Sejak awal tahun Korut terus menjadi sorotan akibat aktivitas uji coba rudal dan ambisi pengembangan nuklirnya yang kian mengkhawatirkan.

Akibat peluncuran rudal terbaru ini, pasar saham Korsel dan Jepang dilaporkan melemah, dengan Kopsi terakhir turun 0,6 persen dan rata-rata saham Nikkei Jepan turun 0,1 persen.



Credit  cnnindonesia.com



Lima Dekade Pengembangan Rudal Korut



Lima Dekade Pengembangan Rudal Korut



Credit  cnnindonesia.com


Rudal Korut diperkirakan capai ketinggian 2.500 kilometer lebih


Rudal Korut diperkirakan capai ketinggian 2.500 kilometer lebih
Dokumentasi rudal dibawa melewati tempat pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan pejabat tinggi lainnya dalam sebuah parade militer yang memperingati 105 tahun pendiri Korea Utara, Kim Il Sung, di Pyongyang, Sabtu (15/4/2017) (REUTERS/Damir Sagolj)


Tokyo (CB) - Peluncuran rudal terbaru Korea Utara mencapai ketinggian yang "jauh melampaui" 2.500 kilometer, kata Kementerian Pertahanan Jepang, Selasa.

Sementara itu, sejumlah analis mengatakan benda itu berada dalam jangkauan teoritis rudal balistik antarbenua (intercontinental ballistic missile/ICBM).

"Rudal tersebut diperkirakan mencapai ketinggian yang jauh melampaui 2.500 kilometer, terbang selama sekitar 40 menit sejauh 900 kilometer dan mendarat di Laut Jepang di zona ekonomi ekslusif negara kami," kata Kementerian Pertahanan dalam sebuah pernyataan.

"Itu ICBM," cuit direktur Program Nonproliferasi Asia Timur di Middlebury Institute of International Studies di Monterey sebagai tanggapan atas peluncuran itu, demikian AFP.



Credit  antaranews.com



Amerika Serikat rayakan 4 Juli dengan pesta, parade dan makan hot dog


Amerika Serikat rayakan 4 Juli dengan pesta, parade dan makan hot dog
Ilustrasi (Public Domain Pictures)


Jakarta (CB) - Menjelang pertunjukan kembang api 4 Juli pada Selasa malam waktu Amerika Serikat, para warga merayakan ulang tahun ke-241 negara itu dengan berbagai tradisi mencakup pesta, parade lokal dan Lomba Makan Hot Dog Nathan.

Tahun ini, warga bernama Joey Chestnut melahap 72 hot dog untuk memenangkan gelar juara ke-10 dalam kontes tersebut yang diadakan di Coney Island New York.

Sementara itu Miki Sudo memenangkan kompetisi di kelas wanita dengan memakan 41 hot dog dalam waktu 10 menit, menurut warta The Guradian.

Presiden Donald Trump dan wakilnya Mike Pence dijadwalkan hadir di acara piknik keluarga militer di halaman selatan Gedung Putih untuk merayakan 4 Juli di malam hari.

Pada siang harinya, Trump berada di lapangan golf miliknya di Virginia. Dia telah mengunjungi tempat itu 36 hari dari 165 hari dia menjabat presiden, menurut NBC News.

Pada masa kampanye, Trump mengatakan dia menyukai golf tetapi tidak mempunyai waktu sebagai presiden dan mengkritik Barak Obama karena sempat bermain golf.

Kongres Amerika Serikat pekan ini sedang reses, dan sekelompok senator, termasuk Elizabeth Warren, seorang demokrat Massachusetts, dan John McCain, dari Republika Arizona, mengunjungi Afghanistan.

Mereka berada di sana untuk menilai strategi AS dalam konflik di negara itu, yang telah berlangsung selama lebih dari 15 tahun.

Sementara itu, pemain NFL Colin Kaepernick, yang menolak berdiri saat menyanyikan lagu nasional sebelum pertandingan, mengunggah perjalanannya ke Ghana di media sosial.

"Bagaimana kita benar-benar bisa merayakan hari kemerdekaan yang dengan sengaja merampok leluhur kita dari mereka? Untuk menemukan kemerdekaan, saya pulang," kata Kaepernick dalam video itu.





Credit  antaranews.com



15.000 warga baru AS rayakan hari kemerdekaan


15.000 warga baru AS rayakan hari kemerdekaan
Ilustrasi (goodfellow.af.mil)


Jakarta (CB) - Setiap tahun, Amerika Serikat mengadakan seremoni pelantikan bagi warga baru Amerika Serikat bertepatan dengan perayaan hari kemerdekaan 4 Juli.

Tahun ini, hampir 15.000 orang mengambil sumpah sebagai warga AS dalam 65 lebih pertemuan di seluruh kawasan negara itu, menurut Layanan Kewarganegaraan dan Imigrasi AS.

Mereka mengambil sumpah kewarganegaraan di perpustakaan umum, taman nasional dan museum.

Sejumlah seremoni dilakukan di kapal induk atau lapangan bisbol. Salah satunya ada di Monticello, rumah bapak bangsa Thomas Jefferson.

Dalam salah satu seremoni, Senator Kamala Harris, yang merupakan putri imigran dari India dan Jamaika, menyentil Presiden Donald Trump, yang telah meminta batasan imigrasi legal untuk meningkatkan deportasi imigran tak berdokumen.

"Saat Anda merasa masa depan terancam, saat nilai-nilai kebebasan dan keadilan diserang, Anda perlu angkat suara. Itulah inti dari kebebasan yang kita hargai," katanya dalam sebuah seremoni di kapal perang Iowa di Pelabuhan Los Angeles.

Untuk menjadi warga negara Amerika Serikat, imigran harus menjadi penduduk tetap atau pemegang kartu hijau, selama sekurang-kurangnya lima tahun; bisa membaca, menulis dan berbicara bahasa Inggris; serta lulus ujian kewarganegaraan.

Tes tersebut tergolong tidak mudah, namun lebih dari 97 persen calon warganya lulus, demikian Huffington Post.




Credit  antaranews.com







Austria kendalikan perbatasan Italia, kirim kendaraan lapis baja halangi pendatang




Frankfurt (CB) - Austria memindahkan empat kendaraan lapis baja ke perbatasan dekat dengan Italia untuk menghalau pendatang dan kemungkinan mengendalikan lalu lintas utama perdagangan, kata pejabat kementerian pertahanan, Selasa.

Kendali direncanakan itu akan mencakup persimpangan sibuk Alpine Brenner, kata juru bicara kementerian pertahanan. Italia pada tahun lalu memperingatkan bahwa langkah itu melanggar aturan Uni Eropa tentang pergerakan bebas.

"Saya berharap kendali perbatasan segera diberlakukan," kata Menteri Pertahanan Peter Doskozil kepada surat kabar "Kronenzeitung" dalam wawancara, yang diterbitkan pada Selasa.

Baik Italia maupun Austria adalah anggota wilayah terbuka Uni Eropa, Schengen, namun pergerakan bebas terancam oleh pemberlakuan kembali pengendalian di banyak penyeberangan di seluruh kelompok itu sejak gelombang pendatang muncul pada 2015 dan 2016.

Tidak ada komentar langsung dari pejabat Italia atau Uni Eropa terkait langkah itu.

Juru bicara Doskozil mengatakan tidak ada jadwal yang pasti untuk kontrol baru itu. "Tapi kita lihat bagaimana situasi di Italia menjadi lebih akut dan kita harus siap untuk menghindari situasi serupa pada musim panas 2015. "

Italia telah menampung lebih dari 80.000 pengungsi dan migran sejauh tahun ini, yang kebanyakan datang dengan kapal dari Afrika, dan menjadikan Italia titik utama masuk ke Eropa.

Austria telah memindahkan alat berat ke provinsi Tyrol, yang berbatasan dengan Italia, termasuk empat kendaraan lapis baja yang menutup jalan, juru bicara tersebut mengatakan.

"Ini bukan tank tempur, ini adalah kendaraan lapis baja tanpa senjata yang bisa menghalangi jalan. Ini sudah digunakan selama krisis pengungsi 2015 dan 2016 di perbatasan Spielfeld atau persimpangan (dengan Slovenia). "

Tentara juga bisa mengirim 750 tentara dalam 72 jam untuk menghadapi keadaan darurat, juru bicara itu menambahkan.

Pengawasan pada persimpangan Brenner akan sangat sensitif karena perbatasan tersebut melintasi dua komunitas yang merasa terhubung erat - yaitu Tyrol Austria dan Tyrol Selatan Italia.

Tyrol Selatan pernah menjadi bagian dari kekaisaran Austro-Hungaria yang lebih luas namun dicaplok Italia pada 1918.

Komisi Eropa berencana menyajikan serangkaian tindakan untuk mengurangi arus migran melintasi pusat Mediterania pada Selasa.

Sebelumnya, Prancis, Jerman dan Uni Eropa menjanjikan lebih banyak dukungan kepada Italia untuk menangani pendatang, yang tiba dengan kapal dari Afrika.

Mereka juga setuju mendukung pelatihan dan pendanaan patroli pantai Libya dan memindahkan pencari suaka dengan lebih cepat.

Tapi, mereka tidak mengacu langsung pada permohonan Roma kepada negara Uni Eropa untuk mengurangi tekanan dengan membiarkan kapal penyelamat pembawa pendatang berlabuh di dermaga pelabuhan mereka.

Komisi Eropa mengatakan akan menghadirkan seperangkat langkah "untuk mengurangi arus" pendatang di sepanjang Laut Tengah setelah pertemuan pemimpinnya pada Selasa. Demikian laporan Reuters.



Credit  antaranews.com






Pemindahan Ibu Kota RI Akan Dimulai 2018?



Pemindahan Ibu Kota RI Akan Dimulai 2018? 
Foto: Maikel Jefriando



Jakarta - Wacana pemindahan ibu kota negara ke luar pulau Jawamasih terus berusaha direalisasikan oleh pemerintah. Kajian pemindahan ibu kota terus dilakukan, dan persiapan pemindahan ibu kota akan dimulai pada 2018.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Brodjonegoro, kepada detikFinance, Rabu (5/7/2017).

"Persiapan pindah (ibu kota) akan dimulai pada 2018," kata Bambang.




Dia mengatakan, Bappenas juga sedang mengkaji skema pendanaan untuk pemindahan ibu kota ini. Rencana ini membutuhkan dana yang besar terkait rencana tersebut, sementara pemerintah tak ingin membebani Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Oleh karena itu, pemerintah akan mendorong swasta masuk menggunakan skema Public Private Partnership (PPP).



"Kami dorong PPP, swasta akan dilibatkan, kemudian kita juga melihat aspek tata kotanya sendiri. Mungkin butuh 3-4 tahun untuk menyelesaikan seluruh infrastruktur dasar maupun gedung pemerintahan," ujar dia.

Soal lokasi ibu kota yang baru, Bambang masih merahasiakan, namun isu yang kuat beredar, ibu kota baru akan berada di Palangka Raya, Kalimantan Tengah.



Credit  finance.detik.com



Ibu Kota Pindah ke Kalimantan, Seperti New York dan Washington DC



Ibu Kota Pindah ke Kalimantan, Seperti New York dan Washington DC 
Foto: Maikel Jefriando



Jakarta - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menargetkan kajian pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan bisa selesai pada 2017. Proses pemindahan ibu kota bisa dimulai 2018.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Brodjonegoro, mengatakan bila ibu kota dipindahkan, Jakarta akan tetap menjadi pusat ekonomi dan bisnis.

"Ibu kota baru akan jadi pusat administrasi pemerintahan, nantinya akan seperti New York dan Washington DC di Amerika Serikat (AS), Brazillia dan Sao Paulo di Brasil," kata Bambang kepada detikFinance, Rabu (5/7/2017).



Bambang menceritakan, pemindahan ibu kota bertujuan untuk memperbaiki kesenjangan ekonomi di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa.

"Pemindahan ini diharapkan bisa menciptakan pusat pertumbuhan baru, setelah kajian selesai maka persiapan akan dimulai pada 2018," ujar Bambang.



Pemindahan ini juga untuk pemerataan pembangunan, menggerakan kawasan timur dan pemerataan penduduk.

Bambang mengatakan, saat ini pulau Kalimantan yang dinilai paling potensial untuk ibu kota baru menggantikan Jakarta. Namun demikian, Bappenas belum menentukan di bagian mana ibu kota baru akan berdiri. Isu yang kuat beredar, Palangka Raya, Kalimantan Tengah menjadi calon ibu kota baru.


Credit  finance.detik.com






Selasa, 04 Juli 2017

Menara Tengkorak Manusia di Meksiko beri informasi baru tentang Aztec





Kota Meksiko (CB) - Sebuah menara tengkorak manusia yang digali di bawah jantung Kota Meksiko memunculkan pertanyaan baru tentang budaya pengorbanan di Kekaisaran Aztec setelah tengkorak perempuan dan anak-anak muncul di antara ratusan yang tertanam dalam struktur terlarang.

Arkeolog telah menemukan lebih dari 650 tengkorak yang berlapis kapur dan ribuan fragmen di bangunan silinder di dekat situs Templo Mayor, salah satu kuil utama di ibu kota Aztec, Tenochtitlan, yang kemudian menjadi Kota Meksiko.

Menara ini diyakini merupakan bagian dari Huey Tzompantli, sebuah tumpukan besar tengkorak yang memicu ketakutan pada para penjelajah Spanyol ketika mereka merebut kota itu di bawah Hernan Cortes, dan menyebutkan struktur dalam catatan kontemporer.

Sejarawan menghubungkan bagaimana potongan kepala dari para pejuang yang tertangkap itu menghiasi Tzompantli, atau rak tengkorak, yang ditemukan di sejumlah budaya mesoamerika sebelum penaklukan Spanyol.

Tapi penggalian arkeologi di perut Kota Meksiko kuno yang dimulai pada tahun 2015 menunjukkan bahwa penjelasan itu tidak lengkap.

"Kami mengharapkan hanya pria, jelas pria muda, seperti para pejuang, dan perempuan dan anak-anak diperkirakan tidak akan pergi berperang, "kata Rodrigo Bolanos, antropolog biologi yang menyelidiki temuan tersebut.

"Ada sesuatu yang terjadi yang tidak kami catat, dan ini benar-benar baru, yang pertama di Huey Tzompantli, "tambahnya.

Raul Barrera, salah satu arkeolog yang bekerja di lokasi tersebut di samping Katedral Metropolitan besar yang dibangun di atas Templo Mayor, mengatakan bahwa tengkorak itu akan dipasang di menara sesudah mereka dipamerkan kepada publik di depan umum di Tzompantli.

Kira-kira memiliki diameter enam meter, menara itu berdiri di atas sudut kapel Huitzilopochtli, dewa matahari, perang dan pengorbanan manusia Aztec. Dasarnya belum bisa digali.

Tidak ada keraguan bahwa menara itu adalah salah satu bangunan tengkorak yang disebutkan oleh Andres de Tapia, seorang tentara Spanyol yang mendampingi Cortes dalam penaklukan 1521 di Meksiko, kata Barrera.

Dalam laporannya tentang kampanye tersebut, Tapia mengatakan bahwa dia menghitung puluhan ribu tengkorak yang dikenal sebagai Huey Tzompantli.

Barrera mengatakan bahwa 676 tengkorak sejauh ini telah ditemukan, dan jumlahnya akan meningkat saat penggalian terus berlanjut.

Suku Aztec dan orang Mesoamerika lainnya melakukan ritual pengorbanan manusia sebagai persembahan kepada matahari, demikian Reuters.



Credit  antaranews.com


Menara Ratusan Tengkorak Aztec Ditemukan di Bawah Mexico City


Menara Ratusan Tengkorak Aztec Ditemukan di Bawah Mexico City
Menara ratusan tengkorak Aztec ditemukan di bawah Mexico City. Kredit: Reuters/Daily Mail


CB, Mexico City - Sebuah menara tengkorak manusia yang digali di bawah jantung Mexico City telah menimbulkan pertanyaan baru tentang budaya pengorbanan di Kekaisaran Aztec setelah tengkorak perempuan dan anak-anak muncul di antara ratusan tengkorak yang tertanam dalam struktur menakutkan itu.



Para arkeolog telah menemukan lebih dari 650 tengkorak berlapis kapur dan ribuan fragmen dalam bangunan silinder dekat lokasi dari Templo Mayor, salah satu candi utama di ibukota Aztec, Tenochtitlan, yang kemudian menjadi Mexico City, sebagaimana dilaporkan Daily Mail, Minggu 2 Juli 2017.

Menara ini diyakini merupakan bagian dari Huey Tzompantli, sekumpulan besar tengkorak yang menanamkan ketakutan kepada pasukan Spanyol ketika mereka merebut kota di bawah Hernan Cortes.

Sejarawan menceritakan bagaimana kepala terpenggal prajurit yang tertangkap menghiasi Tzompantli, atau rak tengkorak, ditemukan di sejumlah budaya Mesoamerika sebelum penaklukan Spanyol.

Tapi penggalian arkeologi di perut Mexico City tua yang dimulai tahun 2015 menunjukkan bahwa gambaran itu tidak lengkap.

"Kami mengharapkan hanya pria, jelas orang-orang muda, sebagaimana layaknya prajurit, dan perempuan dan anak-anak tidak terpikirkan bahwa mereka akan ke medan perang," kata Rodrigo Bolanos, seorang antropolog biologi yang menyelidiki temuan itu.

"Sesuatu terjadi di mana kami tidak memiliki catatannya, dan ini benar-benar baru, yang pertama di Huey Tzompantli," tambahnya.

Raul Barrera, salah satu arkeolog yang bekerja di lokasi Katedral Metropolitan di atas Templo Mayor, mengatakan tengkorak-tengkorak itu akan ditaruh di menara setelah mereka ditampilkan untuk publik di Tzompantli.

Berdiameter sekitar enam meter, menara itu berdiri di sudut kapel atau Huitzilopochtli, dewa matahari, perang dan pengorbanan manusia Aztec. Dasarnya masih harus digali.

Tidak ada keraguan bahwa menara itu adalah salah satu dari bangunan-bangunan tengkorak yang disebutkan oleh Andres de Tapia, seorang tentara Spanyol yang mendampingi Cortes dalam penaklukan Meksiko pada tahun 1521, kata Barrera.

Tapia mengatakan dia menghitung puluhan ribu tengkorak di tempat yang kemudian dikenal sebagai Huey Tzompantli. Barrera mengatakan 676 tengkorak telah ditemukan sejauh ini, dan jumlah itu akan meningkat saat penggalian dilanjutkan.

Suku Aztec dan masyarakat Mesoamerika lainnya melakukan ritual pengorbanan manusia sebagai persembahan kepada matahari.

Templo Mayor (kata Spanyol untuk Candi Besar) adalah salah satu candi utama suku Aztec di ibukota mereka Tenochtitlan, yang sekarang adalah Mexico City. Gaya arsitekturnya milik periode Postclassic akhir dari Mesoamerika.

Temuan itu terjadi antara Februari dan Juni di bawah lantai rumah era kolonial di pusat Mexico City.

Dalam sebuah ritual khas, korban akan dibawa ke bagian atas kuil di mana empat imam akan meletakkan mereka di atas lempengan batu.

Perut korban akan diiris terbuka oleh imam kelima menggunakan pisau batu seremonial untuk memotong tepat melalui diafragma dan membelah dada. Imam akan mengambil hati dan merobeknya dalam kondisi masih berdetak.

Hati itu kemudian akan ditempatkan dalam mangkuk yang dipegang oleh patung dewa yang dihormati, dan tubuh korban dilemparkan ke bawah tangga candi dan mendarat di teras di dasar piramida.



Untuk re-konsekrasi Great Pyramid Tenochtitlan pada 1487, suku Aztec melaporkan bahwa mereka mengorbankan sekitar 80.400 tahanan selama empat hari. Sejarawan menduga angka itu kemungkinan berlebihan.



Credit  TEMPO.CO









Roket Pengangkut Satelit Terbesar Milik Cina Gagal Meluncur


Roket Pengangkut Satelit Terbesar Milik Cina Gagal Meluncur
Peluncuran roket Cina, Long March-5 Y2, di Wenchang, Hainan, Cina, 2 Juli 2017. (REUTERS)



CB, Jakarta - Roket terbesar milik Cina, yang bernama Long March-5 Y2, gagal meluncur pada hari Minggu, 2 Juli 2017. Menurut pemerintah Cina, roket ini sedianya akan mengangkut satelit terberat milik Cina.

“Sebuah anomali timbul dalam penerbangan roket tersebut. Penelitian lebih lanjut akan dilakukan,” demikian diberitakan kantor berita Xinhua setelah roket diterbangkan pada malam hari dari provinsi Hainan di bagian selatan Cina. Xinhua tidak menyebutkan apakah investigasi lanjutan akan dilaksanakan.

Pada tahun ini, tipe roket yang serupa diharapkan bisa melanjutkan usaha Cina untuk mencapai bulan dan kembali dengan sampel-sampel temuan. Sampai saat ini, belum ada kepastian bahwa jadwal dari misi ini akan terganggu akibat gagalnya peluncuran tersebut.

Untuk meningkatkan pertahanan dan keamanan nasional, Presiden Xi Jinping telah memprioritaskan kemajuan program-program luar angkasa dari Cina. Pemerintah menekankan bahwa inisiatif ini memiliki maksud yang sepenuhnya damai.

Walau hampir seluruh program-program luar angkasa berjalan tanpa kendala, Cina masih harus mengejar ketertinggalan pada Amerika Serikat dan Rusia. Salah satu program yang signifikan terjadi pada tahun 2013, ketika rover bulan milik Cina bernama Jade Rabbit mendarat di Bulan dengan berbagai kendala teknis yang parah.




Credit  TEMPO.CO









Ilmuwan Sebut Rudal Korea Utara Bisa Capai Alaska


Ilmuwan Sebut Rudal Korea Utara Bisa Capai Alaska 
Korea Utara kembali melakukan uji coba rudal pada Selasa (4/7) bertepatan dengan hari kemerdekaan Amerika Serikat. (KCNA via REUTERS)


Jakarta, CB -- Korea Utara kembali melakukan uji coba rudal balistik, Selasa (4/7), bertepatan dengan perayaan hari kemerdekaan Amerika Serikat. Peluncuran rudal tersebut langsung menimbulkan reaksi dari Presiden Donald Trump yang mendesak China segara melakukan tindakan untuk “mengakhiri omong kosong ini secepatnya”.

Di sisi lain, analis menyebut peluru kendali terbaru Korea Utara itu bisa mencapai Alaska.

“Rudal balistik yang tidak dikenal” itu ditembakkan melalui sebuah situs di Provinsi Phyongan Utara dan jatuh di Laut Timur, menurut Kepala Staf Gabungan militer Korea Selatan.

“Rudal tersebut sempat terbang sejauh 930 kilometer,” sebut militer Korsel.



Sementara juru bicara kementerian pertahanan Jepang mengatakan pada AFP, rudal tersebut kemungkinan besar memasuki zona ekonomi eksklusif Jepang.

Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengatakan misil tersebut terbang sekitar 40 menit, yang merupakan rekor terlama dalam uji coba rudal Korut.

Komando Pasifik Amerika Serikat mengonkfirmasi bahwa rudal tersebut ditembakkan dari darat dan merupakan misil berjangkauan menengah, sempat terbang selama 37 menit dan tidak menimbulkan ancaman bagi AS.

Tapi, David Wright dari Persatuan Ilmuwan Peduli mengatakan bukti-bukti dari uji coba rudal terbaru itu menunjukkan kemajuan yang signifikan terhadap perkembangan senjata Korut.

Wright menambahkan, rudal tersebut bisa punya jangkauan yang lebih jauh jika “ditembakkan dengan sudut yang lebih tinggi”.

“Jika laporannya benar, rudal yang sama bisa mencapai jarak maksimum sejauh 6700 kilometer dengan sudut lintasan standar,” papar Wright dalam blog allthingsnuclear milik organisasi ilmuwan tersebut.



“Jarak itu tidak bisa mencapai 48 negara bagian di Amerika Serikat, tapi bisa jadi mencapai Alaska,” paparnya.

Di sisi lain, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyebut uji coba rudal terbaru Korut semakin mengancam keamanan di kawasan.

“Peluncuran ini jelas menunjukkan bahwa ancaman senjata Korut semakin nyata,” tutur Abe.

Sementara itu, Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan akan melakukan diskusi terpisah saat pertemuan G20 pekan ini, guna membahas ancaman senjata Korut.

Abe menambahkan dia akan mendesak Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk melakukan “tindakan yang lebih konstruktif.”




Credit  cnnindonesia.com



Uji Rudal Terbaru Korut Masuki Perairan Jepang


Uji Rudal Terbaru Korut Masuki Perairan Jepang 
Korut kembali meluncurkan rudal balistiknya ke Laut Timur, yang menurut Kementerian Pertahanan Jepang jatuh di sekitar perairan zona ekonomi eksklusifnya. (KCNA/via Reuters)


Jakarta, CB -- Korea Utara dilaporkan kembali melakukan uji coba rudal balistiknya pada Selasa (4/7).

Peluncuran rudal ini dilakukan hanya berselang beberapa hari setelah Presiden Korea Selatan Moon Jae-In dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump bertemu untuk pertama kalinya dan membahas ancaman Pyongyang yang kian memprihatinkan.

"Rudal balistik tidak dikenal diluncurkan dari sebuah situs militer dekat Bangyon di Provinsi Phyongan Utara dan jatuh di Laut Timur [Laut Jepang]," bunyi pernyataan militer Korsel.

Menurut juru bicara Kementerian pertahanan Jepang, rudal tersebut diperkirakan jatuh di sekitar zona ekonomi eksklusif negaranya, perairan yang membentang sekitar 321 kilometer dari garis pantai Jepang.


Peluncuran rudal Korut hari ini merupakan yang terbaru dari serangkaian provokasi pemerintahan Kim Jong-un yang telah meningkatkan ketegangan di kawasan.

Sejak awal tahun Korut terus menjadi sorotan akibat aktivitas uji coba rudal dan ambisi pengembangan nuklirnya yang kian mengkhawatirkan.

Negara paling terisolasi itu pun telah meluncurkan sejumlah rudalnya sejak Presiden Moon Jae-In menjabat pada Mei lalu, menggantingkan Presiden Park Geun-hye yang dimakzulkan.

Padahal, sejak menjabat di Gedung Biru, kantor kepresidenan Korsel, Moon memiliki pendekatan yang lebih halus untuk bisa berembuk dengan Korut.


Meski begitu, Moon tetap menegaskan bahwa penerapan sanksi atas Korut tetap penting dilakukan selama Pyongyang tak bisa meredam ambisi nuklirnya.

Dalam pertemuan perdananya dengan Moon pada akhir pekan lalu, Trump menyatakan bahwa AS telah habis kesabaran menghadapi pergerakan senjata Korut.

Dia bahkan menyebut, AS bersama komunitas internasional perlu merespons ancaman nuklir Korut ini secara tegas dan pasti.

"Bersama-sama kita menghadapi ancaman rezim sembrono dan brutal Korut. Nuklir dan rudal rezim tersebut memerlukan respons yang tegas," ucap presiden AS ke-45 itu, seperti dikutip AFP.




Credit  cnnindonesia.com






Korut Klaim Sukses Uji Coba Rudal Antar Benua



Korut Klaim Sukses Uji Coba Rudal Antar Benua
Korut menyebut rudal yang ditembakkan adalah rudal balistik antarbenua atau ICBM baru mereka, dan uji tembak itu dinilai sukses besar. Foto/Istimewa


PYONGYANG - Korea Utara (Korut) akhirnya angkat bicara mengenai peluncuran rudal terbaru yang mereka lakukan. Korut menuturkan, peluncuran rudal terbaru adalah bagian dari pengembangan rudal mereka.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh televisi pemerintah Korut, rudal yang ditembakkan adalah rudal balistik antarbenua atau ICBM baru mereka dan uji tembak itu dinilai sukses besar.

"Korut sukses melakukan uji coba ICBM baru di bawah pengawasan pemimpin Kim Jong-un, dan rudal mampu menyerang negara manapun di dunia," bunyi pernyataan tersebut, seperti dilansir Al Jazeera pada Selasa (4/7).

"Rudal Hwasong-14 mencapai ketinggian 2.802 km dan mencapai targetnya tepat setelah terbang selama 39 menit," sambungnya.

Rudal tersebut sendiri diketahui jatuh di wilayah Zona Ekonomi Esklusif (ZEE) Jepang. Jepang sendiri melemparkan kecaman keras atas peluncuran rudal terbaru yang dilakukan oleh Korea Utara (Korut). Tokyo menilai peluncuran rudal tersebut adalah tindakan provokasi Pyongyang, dan memberikan ancaman serius pada keamanan di kawasan.

Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga menuturkan peluncuran rudal tersebut merupakan masalah serius dalam hal keamanan bagi pesawat terbang dan kapal, dan ini merupakan pelanggaran mencolok terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB. 






Credit  sindonews.com




Uji Coba Rudal Korut Sukses, Trump Mengamuk di Twitter


Uji Coba Rudal Korut Sukses, Trump Mengamuk di Twitter 
Korea Utara kembali melakukan uji coba rudal pada Selasa (4/7). (KCNA/via REUTERS)


Jakarta, CB -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengamuk di Twitter usai Korea Utara kembali melakukan uji coba rudal terbarunya pada Selasa (4/7), bertepatan dengan perayaan hari kemerdekaan Amerika Serikat.

“Korea Utara baru saja menembakkan misil. Apakah orang ini tidak punya hal lain untuk dilakukan dalam hidupnya?” cuit Trump, merujuk pada pemimpin Korut, Kim Jong-un.

Dia juga menulis bahwa negara-negara tetangga Korut tidak melakukan upaya yang cukup guna menahan Pyongyang melanjutkan ambisi senjatanya.

Dalam cuitan berikutnya Trump juga mendesak China untuk bertindak lebih tegas terhadap Korut.



“Sulit dipercaya bahwa Korea Selatan dan Jepang masih sabar dengan hal ini. Mungkin China bisa melakukan tindakan keras terhadap Korea Utara agar bisa mengakhiri omong kosong ini secepatnya!”

Menanggapi amukan Trump di media sosial tersebut, China membela diri.

Juru bicara kementerian luar negeri China Geng Shuang menyebut China terus konsisten berkontribusi menekan Korea Utara soal ambisi senjatanya.

“China terus melakukan upaya dialog guna menyelesaikan isu nuklir di Semenanjung Korea. Kontribusi China dalam masalah ini sudah diketahui luas dan peran China sangat penting,” papar Geng, dikutip AFP, Selasa (4/7).



Dia juga menyebut bahwa China terus mengikuti perkembangan uji rudal dan nuklir yang dilakukan Korut. Geng menambahkan Beijing turut mengecam Pyongyang yang menembakkan rudal Hwasong-14 dengan ketinggian 2802 kilometer dan mencapai jarak 933 kilometer sebelum jatuh di perairan Jepang.

“China menentang Korea Utara yang melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB melakukan peluncuran," kata Geng.

Selain itu, China juga berharap semua pihak yang terlibat bisa menahan diri dan tidak melakukan aksi yang bisa meningkatkan ketegangan di kawasan.

“Kami berharap semua pihak bisa melakukan upaya perdamaian dan menyelesaian masalah melalui dialog dan konsultasi,” ujar Geng, menambahkan.






Credit  cnnindonesia.com










Qatar Nyatakan Siap Perang dengan Negara Teluk


Qatar Nyatakan Siap Perang dengan Negara Teluk
Menteri Pertahanan Qatar, Khaled al-Attiyah menyatakan pihaknya siap mengerahkan semua yang mereka memiliki untuk membela diri, jika memang hal itu diperlukan. Foto/Istimewa


DOHA - Menteri Pertahanan Qatar, Khaled al-Attiyah menyatakan pihaknya siap mengerahkan semua yang mereka memiliki untuk membela diri, jika memang hal itu diperlukan. Namun, dia berharap perselisihan antara Qatar dan negara Teluk dapat diselesaikan melalui jalur dialog.

"Saya harap kita tidak mencapai tahap intervensi militer, tapi kita selalu waspada. Kami siap untuk membela negara kita," kata Attiyah dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Alaraby pada Selasa (4/7).

Dia kemudian memperingatkan bahwa Qatar secara historis membuktikan bahwa negara tersebut bukanlah negara yang mudah untuk dikalahkan.

Attiyah di kesempatan yang sama juga mengatakan, blok negara-negara Teluk yang dipimpin oleh Arab Saudi sedang berusaha untuk mencari perubahan rezim di Qatar. Saudi cs menurut Attiyah berusaha memancing kudeta di Qatar.

"Pada tahun 1996, terjadi usaha kudeta yang kejam, dan pada tahun 2014 terjadi usaha kudeta yang lunak, dan pada tahun 2017 ada usaha kudeta yang lunak," ucapnya.

Ketegangan antara Qatar dan negara Teluk sendiri masih jauh dari kata usai. Ini disebabkan oleh sikap Qatar yang menolak untuk memenuhi 13 tuntutan yang disampaikan oleh Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab, dan Mesir.

Beberapa tuntutan itu antara lain, Qatar harus memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran, menutup pangkalan militer Turki di Doha, berhenti mendanai tokoh dan organisasi yang dinyatakan sebagai teroris.

Saudi cs sendiri baru saja mengumumkan perpanjangan tenggat waktu kepada Qatar untuk memenuhi tuntutan tersebut. Saudi memberikan waktu 48 jam tambahan kepada Qatar, yang terhitung sejak Senin dihari, untuk memberikan respon atas tuntutan tersebut. 





Credit  sindonews.com







PBB Tolak Ikut Campur Dalam Krisis Qatar



PBB Tolak Ikut Campur Dalam Krisis Qatar
Dewan Keamanan (DK) PBB mengindikasikan tidak ingin terlibat dalam konflik yang terjadi antara Qatar dan negara-negara Teluk. Foto/Istimewa


NEW YORK -  Dewan Keamanan (DK) PBB mengindikasikan tidak ingin terlibat dalam konflik yang terjadi antara Qatar dan negara-negara Teluk. Indikasi itu disampaikan oleh Duta Besar China Liu Jieyi, yang memegang jabatan Presiden DK PBB pada bulan ini.

"Cara terbaik adalah negara-negara yang bersangkutan mencari solusi melalui dialog dan melalui konsultasi di antara mereka sendiri, karena kita tidak melihat alternatif lain untuk itu," kata Liu.

"Apapun yang bisa dilakukan negara-negara tersebut untuk memperbaiki pagar dan untuk kembali ke hubungan tetangga yang baik, itu pasti akan disambut oleh China," sambungnya, seperti dilansir Al Arabiya pada Selasa (4/7).

Menteri Luar Negeri Qatari Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani sendiri telah bertemu dengan anggota DK PBB pada hari Jumat lalu untuk membahas perpecahan dalam hubungan dengan Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir.

Thani kabarnya telah meminta anggota DK PBB untuk mendesak negara-negara yang dipimpin oleh Saudi untuk mencabut pembatasan penggunaan wilayah udara, dan hubungan transportasi lainnya dengan Qatar. 




Credit  sindonews.com



Di PBB, Saudi Sebut Qatar Ancaman Dunia


Di PBB, Saudi Sebut Qatar Ancaman Dunia
Duta Besar Arab Saudi untuk PBB, Abdallah Al-Mouallim menyatakan, Qatar bersikeras untuk memberikan dukungan kepada kelompok teroris. Foto/Istimewa


NEW YORK - Duta Besar Arab Saudi untuk PBB, Abdallah Al-Mouallim menyatakan, Qatar bersikeras untuk memberikan dukungan kepada kelompok teroris. Hal ini, lanjut Mouallim, menjadikan Qatar sebagai salah satu ancaman dunia.

"Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir membuat keputusan yang berdaulat untuk memboikot Qatar guna menjaga keamanan di wilayah, dan menekan Doha untuk menghentikan dukungannya terhadap terorisme," kata Mouallimi.

"Qatar telah memilih Iran sebagai sekutunya. Ini telah mendukung kelompok teroris selama 20 tahun, meskipun ada skema mereka terhadap negara-negara kawasan," sambungnya, seperti dilansir Al Arabiya pada Minggu (2/7).

Dia juga mengatakan, bahwa Arab Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir telah memberi Qatar beberapa kesempatan untuk tetap berada dalam jalur yang benar. Namun, sayangnya Qatar gagal untuk memanfaatkan kesempatan tersebut.

"Qatar diberi beberapa kesempatan untuk mengakhiri dukungannya terhadap terorisme, dan tidak mencampuri urusan dalam negara lain. Yang terakhir dari peluang ini adalah pada 2013 dan 2014, namun usaha ini gagal karena Qatar tidak berkomitmen terhadap tuntutan yang diajukan mengenai hal itu," tukasnya.  



Credit  sindonews.com









Jurnalis Saudi Dihukum karena Terlalu Mengagungkan Raja Salman


Jurnalis Saudi Dihukum karena Terlalu Mengagungkan Raja Salman
Seorang jurnalis Arab Saudi dilaporkan dihukum karena terlalu mengangungkan pemimpin Saudi, Raja Salman bin Abdul Aziz al-Saud. Foto/Istimewa


RIYADH - Seorang jurnalis Arab Saudi dilaporkan dihukum karena terlalu mengagungkan pemimpin Saudi, Raja Salman bin Abdul Aziz al-Saud. Jurnalis yang diketahui bernama Ramadan mendapat hukuman skorsing dari tempat dia bekerja, yakni surat kabar Al Jazirah untuk batas waktu yang tidak diketahui.

Anzi dihukum karena menyebut Raja Salman sebagai al-Halim, atau Maha Penyantun. Al-Halim adalah salah satu dari 99 sebutan untuk Allah, atau yang disebut juga dengan Asmaul Husna.

Hukuman kepada Anzi dijatuhkan setelah adanya aduan langsung dari Raja Salman. Pemimpin Saudi itu menulis sebuah surat protes kepada Al Jazirah melalui Kementerian Kebudayaan dan Informasi Saudi.

"Masalah seperti itu telah mengganggu kita dan kita tidak dapat menerima atau mentolerirnya. Kami tidak menginginkannya dan kami tidak mengakuinya. Kami sangat menyadari keseriusan dan bahaya bersikap lunak terhadapnya," kata Raja Salman, sepeti dilansir Russia Today pada Selasa (4/7).

"Semua surat kabar dan media harus menyadari sepenuhnya, bahwa hal-hal tersebut tidak boleh dipublikasikan dan bahwa semua pihak yang tidak mematuhi akan dimintai pertanggungjawabannya," sambungnya.

Al Jazirah sendiri dilaporkan bukan hanya memberikan hukuman kepada Anzi, namun mereka juga telah menyampaikan permintaan terbuka kepada Raja Salman. 





Credit  sindonews.com






Jumat, 23 Juni 2017

Los Angeles Pertimbangkan Jadikan Obama Nama Jalan


Los Angeles Pertimbangkan Jadikan Obama Nama Jalan
Nama mantan presiden AS, Barack Obama, dipertimbangkan untuk menjadi nama jalan di Los Angeles. Foto/Istimewa


LOS ANGELES - Presiden Dewan Kota Los Angeles mewacanakan untuk mengganti nama sebuah jalan dengan nama mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama. Inisiatif di umumkan di akun twitternya.

Anggota Dewan Kota, Herb J. Wesson Jr, mengatakan bahwa ia ingin mengubah nama sebuah jalan di distriknya dari Rodeo Road menjadi Obama Boulevard. Untuk diketahui, Wesson adalah orang Afrika-Amerika pertama yang memegang posisi sebagai presiden Dewan Kota Los Angeles.

"Sembilan tahun yang lalu saya mendapat kehormatan untuk mengenalkan Senator Obama pada kampanye pertamanya yang diadakan di Rancho Cienega Park di Rodeo Road. Dewan distrik kami adalah rumah bagi Washington," cuit Wesson men-tweet seperti dikutip dari Xinhua, Kamis (22/6/2017).

Rodeo Road, yang panjangnya kira-kira 5 km, adalah tempat Senator Obama mengadakan kampanye pertamanya di Los Angeles setelah mengumumkan pencalonannya sebagai presiden pada tahun 2007 lampau.

Los Angeles sudah memiliki sejumlah jalan yang dinamai mantan presiden, termasuk Washington Boulevard, Adams Boulevard dan Jefferson Boulevard.

Ini bukan rencana pertama untuk menghormati Obama di kota terbesar kedua di Amerika Serikat itu. Senat Negara Bagian California bulan lalu mendukung sebuah rencana untuk mengganti nama jalan bebas hambatan yang berjalan melalui pinggiran utara LA dengan Obama, yang menghadiri Occidental College di daerah Eagle Rock di dekatnya pada tahun 1979. 





Credit  sindonews.com







UEA Miliki Penjara Penyiksaan Rahasia di Yaman, AS Ikut Terlibat


UEA Miliki Penjara Penyiksaan Rahasia di Yaman, AS Ikut Terlibat
Uni Emirat Arab (UEA) diam-diam menjalankan penjara penyiksaan rahasia di Yaman yang melibatkan personel AS. Foto/Ilustrasi/REUTERS


SANAA - Uni Emirat Arab (UEA) diam-diam mengoperasikan penjara penyiksaan rahasia di Yaman untuk para tersangka teroris. Para personel Amerika Serikat (AS) ikut terlibat dalam interogasi.

Investigasi AP mengungkap jaringan “situs hitam” yang dioperasikan UEA di negara yang dilanda perang tersebut. Laporan investigasi itu menyebut setidaknya ada 18 penjara klandestin di Yaman selatan yang dioperasikan UEA maupun pasukan Yaman yang dilatih negara-negara Arab.

Menurut laporan yang dirilis hari Kamis tersebut, diperkirakan ada 2.000 tahanan di penjara-penjara rahasia di Yaman. Mereka mengalami penganiayaan dan penyiksaan dan tidak memiliki perlindungan hukum.

Militer AS, lanjut laporan itu, menyediakan daftar pertanyaan untuk para tahanan dan menerima transkrip interogasi yang dilakukan di penjara-penjara “hitam”, yang berpotensi melibatkan para personel AS dalam penyiksaan tahanan.

Laporan investigasi AP ini juga bersumber dari wawancara dengan puluhan orang, termasuk mantan narapidana, anggota keluarga orang-orang yang ditahan, pengacara, serta pejabat Yaman dan AS.

Sebagian besar sumber berbicara dengan syarat anonim, karena khawatir terkena tindakan serta tidak memiliki wewenang untuk membahas masalah ini dengan media.

UAE adalah bagian dari koalisi negara-negara yang dipimpin Arab Saudi yang melakukan agresi di Yaman sejak Maret 2015 untuk memerangi kelompok pemberontak Houthi, musuh Presiden Yaman Abed Rabbo Mansour Hadi. AS tak terlibat langsung dalam agresi, namun memberikan bantuan pengisian bahan bakar pesawat-pesawat tempur koalisi Arab dan data intelijen.

Penjara-penjara penyiksaan rahasia yang dijalankan UEA itu berbasis di pangkalan militer, termasuk di seberang laut di Eritrea. Penjara-penjara rahasia itu tersebar di pelabuhan, bandara, vila pribadi dan bahkan kelab malam.

Para mantan narapidana menceritakan bagaimana mereka dimasukkan ke dalam kontainer pengiriman dan bahkan diolesi tinja. Beberapa dari mereka dicambuk dengan kabel, dikunci di dalam sebuah wadah dengan api yang menyala. Ada juga yang diikat dalam lingkaran api.

”Kami bisa mendengar jeritan tersebut,” kata seorang mantan tahanan, yang menghabiskan setengah tahun di sebuah penjara yang terletak di bandara Riyan dekat Kota Mukalla, Yaman timur.

Dia mengklaim bahwa ”hampir semua orang sakit” dan sisanya meninggal akibat disiksa. Sementara itu, para pejabat AS yang dikutip oleh AP mengaku tidak memiliki informasi perihal keterlibatan personel AS dalam pelanggaran langsung. Namun, anggota unit khusus Yaman (Hadramawt Elite), yang diciptakan oleh UEA, mengklaim pasukan AS berada di dekat mereka selama proses tersebut.

Unit operasi khusus yang dilatih UEA tersebut beroperasi di Mukalla dengan target kelompok cabang Al-Qaeda. sekitar 400 orang ditangkap di daerah tersebut karena diduga memiliki hubungan dengan Al-Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP).

Beberapa pejabat Yaman mengatakan bahwa orang-orang Amerika melakukan interogasi terhadap tersangka teroris dengan kapal-kapal dari pantai Yaman. Salah seorang dari pejabat mengatakan bahwa dia telah menyaksikan tahanan dibawa untuk diinterogasi ke sebuah kapal dimana dia bertugas pada saat itu. Menurutnya, interogasi dilakukan oleh para ahli Amerika. 


Setelah laporan penyiksaan tahanan di penjara-penjara rahasia di Yaman menyebar, Pentagon menyatakan akan menyelidiki tuduhan penyiksaan tersebut.

”Kami tidak akan menutup mata, karena kami berkewajiban melaporkan pelanggaran hak asasi manusia,” kata juru bicara Pentagon Dana White, Jumat (23/6/2017). “AS selalu mengikuti standar tertinggi perilaku pribadi dan profesional.”




Credit  sindonews.com




Mohammed bin Nayef, Putra Mahkota 'Terguling' Saudi Didikan AS


Mohammed bin Nayef, Putra Mahkota Terguling Saudi Didikan AS
Mohammed bin Nayef dicopot sebagai Putra Mahkota Saudi. Dia digantikan putra Raja Salman, Mohammed bin Salman. Foto/REUTERS


RIYADH - Mohammed bin Nayef, 57, secara mengejutkan dicopot dari statusnya sebagai Putra Mahkota atau calon raja Arab Saudi dalam sebuah perombakan kabinet. Padahal, dia pangeran yang disegani CIA atas perannya dalam perang melawan terorisme dan merupakan didikan FBI Amerika Serikat (AS).

Mohammed bin Nayef bin Abdulaziz Al Saud adalah keponakan Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud, penguasa Saudi saat ini. Posisinya sebagai Putra Mahkota digantikan oleh sepupunya, Mohammed bin Salman, yang tidak lain adalah putra Raja Salman.

Penyebab perombakan kabinet pada 21 Juni 2017 yang membuat Mohammed bin Nayef tersingkir masih misterius. Tak hanya dicopot dari posisinya sebagai Putra Mahkota, sosok “Pangeran Kontra-Terorisme” ini juga dibebaskan dari semua perannya, termasuk sebagai Wakil Perdana Menteri dan Menteri Dalam Negeri.

”Saya puas,” ucap  Pangeran Mohammed bin Nayef tentang penunjukan sepupunya sebagai pengganti posisinya. ”Saya akan beristirahat sekarang, semoga Tuhan membantu Anda,” katanya lagi, seperti dikutip Al Jazeera, Kamis (22/6/2017).

 

Mohammed bin Nayef memiliki pengalaman dalam pekerjaaan intelijen selama bertahun-tahun. Julukan sebagai “Pangeran Kontra-Terorisme” melakat padanya karena dia telah memainkan peran penting dalam kebijakan keamanan internal Saudi.

Sosoknya juga dikenal sebagai pemimpin paling pro-Amerika di antara kepemimpinan Saudi. Dia menjadi sosok utama dalam pertempuran melawan al-Qaeda.

Dia bersekolah di AS, yakni kuliah di Lewis & Clark College di Portland, Oregon. Pada akhir 1980-an, Mohammed bin Nayef belajar di Biro Investigasi Federal (FBI) sebelum menggantikan posisi ayahnya di Kementerian Dalam Negeri. Dia juga mengikuti kursus "anti-terorisme" di Scotland Yard Unit.

Sebelum serangan 11 September di AS, Mohammed bin Nayef telah mengembangkan hubungan dengan pejabat AS sebagai tokoh yang dihormati dalam "perang melawan terorisme".

Dia memimpin sebuah tindakan keras terhadap al-Qaeda di Arab Saudi antara tahun 2003 dan 2007. Badan Intelijen Pusat AS (CIA) menganggap Mohammed bin Nayef sebagai kunci untuk mengalahkan al-Qaeda.

George Tenet, mantan direktur CIA, menggambarkan Mohammed bin Nayef sebagai ”lawan bicaranya yang paling penting”.

Pada tahun 2009, Mohammed bin Nayef selamat dari upaya pembunuhan oleh al-Qaeda setelah setuju untuk bertemu dengan Abdallah Asiri, seorang anggota al-Qaeda yang membingkai dirinya sebagai mantan petempur yang bertobat. Selama pertemuan di Jeddah, Asiri meledakkan sebuah rompi bunuh diri, namun akhirnya hanya sedikit melukai Mohammed bin Nayef.

Sejak saat itu, Mohammed bin Nayef tetap tangguh dalam keamanan internal. Dia ditunjuk sebagai Menteri Dalam Negeri pada tahun 2012 dan Wakil Perdana Menteri pada tahun 2015. Namun, semua jabatan itu kini dicopot. 

Pada tahun 2017, Mohammed bin Nayef dianugerahi medali oleh direktur baru CIA, sebagai penghormatan atas kontribusinya terhadap kerja kontraterorismenya.





Credit  sindonews.com




Pejabat AS: Korut Tes Mesin Roket untuk Rudal Balistik Antar-Benua


Pejabat AS: Korut Tes Mesin Roket untuk Rudal Balistik Antar-Benua
Stasiun Peluncuran Satelit Sohae yang digunakan Korea Utara untuk menguji coba mesin roket untuk rudal balistik antar-benua. Foto/KCNA/REUTERS


WASHINGTON - Korea Utara (Korut) dilaporkan telah melakukan uji coba mesin roket yang dapat digunakan untuk menembakkan rudal balistik antar-benua (ICBM). Laporan itu diungkap para pejabat Amerika Serikat (AS) yang memiliki informasi terkait uji coba peralatan rudal Pyongyang.

Rezim Kim Jong-un yang berkuasa di Korut berambisi memiliki rudal balistik antar-benua yang bisa menghantam daratan AS. Jika Pyongyang berhasil menguji coba ICBM, Washington berada dalam bahaya karena ICBM bisa membawa hulu ledak nuklir.

Pejabat AS yang berbicara dalam kondisi anonim kepada Fox News, Jumat (23/6/2017), mengatakan, tes mesin roket Korut diduga dilakukan pada hari Rabu di Stasiun Peluncuran Satelit Sohae. Situs itu menjadi lokasi tes serupa sebanyak tiga kali di bulan Maret lalu.

Laporan itu juga dikonfirmasi oleh pejabat AS lainnya, yang mengatakan bahwa tes tersebut dapat dilakukan untuk tahap terkecil dari mesin roket untuk ICBM.

Rezim Kim Jong-un sendiri melalui medianya sudah mengisyaratkan bahwa mereka akan menguji coba ICBM dalam waktu dekat. Tes ICBM, menurut Korut, diperlukan untuk membantu Pyongyang dalam mengatasi kebijakan bermusuhan AS.

Selama bertahun-tahun, Pyongyang terus mengembangkan teknologi nuklir dan rudal dengan target mampu menyerang daratan AS, yang jaraknya sekitar 9.000 km (5.500 mil). AS dan sekutunya di kawasan tersebut baru-baru ini merasa cemas bahwa Pyongyang akan melaksanakan uji coba senjata nuklir untuk keenam kalinya setelah melakukan lima kali uji coba senjata nuklir sejak tahun 2006.

Sebuah rudal dianggap ICBM jika bisa menempuh jarak setidaknya 5.500 km (3.400 mil). Namun, ada pula yang dirancang untuk mencapai target 10.000 km (6.200 mil). Teknologi ICBM memerlukan metode dan sarana teknik yang rumit agar berhasil mengirimkan muatan ke target yang ditentukan tanpa mengalami kegagalan melalui tiga tahap penerbangan.

Sejauh ini, Pyongyang telah melakukan sejumlah uji coba rudal jarak pendek dan menengah. Namun, para ahli Barat yakin bahwa Pyongyang belum memiliki teknologi untuk memproduksi rudal balistik antarbenua yang bisa dipersenjatai dengan hulu ledak nuklir.

Meskipun diremehkan para ahli Barat, media Korea Utara pada awal bulan ini mengklaim militer Pyongyang akan menguji tembak ICBM dalam waktu dekat.

”Rangkaian uji senjata strategis baru-baru ini menunjukkan bahwa kita tidak terlalu jauh dari uji coba rudal balistik antar-benua,” tulis surat kabar Partai Buruh yang berkuasa di Korut, Rodong Sinmun, dalam editorialnya. 




Credit  sindonews.com





Uji Coba Versi Baru Sistem Rudal AS-Jepang Berujung Kegagalan


Uji Coba Versi Baru Sistem Rudal AS-Jepang Berujung Kegagalan
Sistem anti rudal AS Jepang gagal menembak jatuh rudal balistik dalam sebuah uji coba di lepas pantai Hawaii. Foto/Istimewa


WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan Jepang melakukan uji coba sistem pertahan udara baru di lepas pantai Hawaii. Namun, rudal tersebut gagal mencegat sasaran, kata Badan Pertahanan Rudal AS dalam pernyataannya.

Dalam pertanyaan tersebut diungkapkan jika yang menjadi target adalah rudal balistik jarak menengah yang diluncurkan dari Kauai. USS John Paul Jones mendeteksi dan melacaknya dengan radar AN / SPY-1 menggunakan sistem senjata Aegis Baseline 9.C2.

"Setelah memperoleh dan melacak target, kapal tersebut meluncurkan rudal yang dipandu SM-3 Blok IIA, namun rudal tersebut tidak berhasil mencegat target," demikian yang dinyatakan rilis tersebut seperti dikutip dari Sputniknews, Kamis (22/6/2017).

Badan Pertahanan Rudal AS bermaksud untuk melakukan analisis ekstensif terhadap data uji coba dan menyelesaikan sebuah tinjauan. Pada bulan Februari 2017 lalu, sebuah tes mencegat serupa berhasil, menurut rilis tersebut. 





Credit  sindonews.com





Rusia Siapkan Aksi Balasan Atas Sanksi UE


Rusia Siapkan Aksi Balasan Atas Sanksi UE
Rusia dilaporkan sedang menyiapkan aksi balasan atas keputusan Uni Eropa (UE) memperpanjang sanksi kepada Moskow. Foto/Istimewa


MOSKOW - Rusia dilaporkan sedang menyiapkan aksi balasan atas keputusan Uni Eropa (UE) memperpanjang sanksi kepada Moskow. UE memperpanjang sanksi atas Rusia untuk satu tahun ke depan.

"Tentu saja, prinsip utama respon terhadap sanksi adalah prinsip timbal balik, jadi cukup dimengerti dan jelas. Tindakan penanggulangan sekarang sedang dilakukan dan dirumuskan di tingkat ahli," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Anadolu Agency pada Kamis (22/6).

Selain UE, Amerika Serikat (AS) juga turut memberikan sanksi tambahan kepada Rusia terkait dengan krisis Ukraina. Dalam putaran sanksi baru tersebut, AS menjatuhkan sanksi kepada 38 individu atau perusahaan yang diduga mendukung aksi Rusia di Ukraina.

Putaran terakhir sanksi tersebut menargetkan pejabat Ukraina dan Rusia, serta perusahaan di AS yang diduga membantu Rusia memperketat cengkeramannya di Semenanjung Crimea.

Pengumuman sanksi baru tersebut dilakukan tepat sebelum Presiden Ukraina Petro Poroshenko bertemu dengan Wakil Presiden Mike Pence di Gedung Putih dan kemudian mampir ke Oval Office untuk bertemu dengan Presiden Donald Trump dan Penasihat Keamanan Nasional H.R. McMaster.

"Keputusan ini ditujukan untuk mempertahankan tekanan pada Rusia untuk bekerja menuju solusi diplomatik. Pemerintahan ini berkomitmen pada proses diplomatik yang menjamin kedaulatan Ukraina, dan seharusnya tidak ada sanksi tambahan jika Rusia memenuhi kewajibannya berdasarkan kesepakatan Minsk," kata Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin. 





Credit  sindonews.com






NATO Akui Pesawatnya Dikejar Jet Rusia di Laut Baltik



NATO Akui Pesawatnya Dikejar Jet Rusia di Laut Baltik
Jet Rusia mengejat pesawat tempur NATO yang mendekat pesawat Menteri Pertahanan Rusia di atas Laut Baltik. Foto/Istimewa



BRUSSELS - NATO mengkonfirmasi bahwa pesawatnya telah dikejar oleh tiga pesawat Rusia di atas Laut Baltik. Insiden itu terjadi karena pesawat NATO tidak menanggapi konvertor lalu lintas udara atau memberikan informasi tentang identitas mereka.



Sebelumnya, pesawat tempur F-16 NATO berusaha mendekati pesawat Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dalam perjalanan ke kota Kaliningrad paling barat Rusia di atas perairan Baltik yang netral namun dikejar oleh jet Rusia.

"NATO dapat memastikan bahwa tiga pesawat Rusia, termasuk dua pesawat tempur, dilacak di atas Laut Baltik. Karena Pesawat tidak mengidentifikasi diri mereka atau merespons pengendalian lalu lintas udara, jet tempur NATO bergegas untuk mengidentifikasi mereka, menurut prosedur standar," kata perwakilan NATO.

"NATO tidak memiliki informasi mengenai siapa yang berada di pesawat. Kami menilai perilaku pilot Rusia melakukan tindakan yang aman dan profesional," ujar perwakilan aliansi itu lagi seperti dikutip dari Sputniknews, Kamis (22/6/2017).

Pesawat tempur Sukhoi Su-27 Rusia, salah satu pesawat yang mengawal pesawat Shoigu, kemudian menunjukkan senjatanya, mendorong F-16 untuk mundur.

Sebelumnya, pada tanggal 6 Juni lalu Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa mereka mengirim pesawat tempur superior Su-27 di atas Laut Baltik untuk mencegat dan mengawal pembom strategis B-52 Amerika Serikat (AS) yang mendekati perbatasannya.

Pada 12 Mei, kementerian tersebut mengatakan Moskow mengirim pesawat tempur Su-30 pada 9 Mei di atas Laut Hitam untuk mencegat pesawat pengintai AS. 




Credit  sindonews.com






Prancis Tak Lagi Ngotot Ingin Lengserkan Assad


Prancis Tak Lagi Ngotot Ingin Lengserkan Assad
Pemerintah Prancis secara mengejutkan mengatakan, mereka tidak lagi ngotot ingin melengserkan Presiden Suriah Bashar al-Assad dari posisisnya saat ini. Foto/Istimewa
 

PARIS - Pemerintah Prancis secara mengejutkan mengatakan, mereka tidak lagi ngotot ingin melengserkan Presiden Suriah Bashar al-Assad dari posisisnya saat ini. Kebijakan ini merupakan langkah baru yang diambil oleh Presiden Emmanuel Macron.

Macron mengatakan dalam sebuah wawancara dengan delapan surat kabar Eropa, ia ingin bekerja lebih dekat dengan Rusia untuk mendapatkan solusi di Suriah dan mengatakan bahwa kekuatan luar negeri terlalu terfokus pada Assad sebagai pribadi.

"Pandangan baru yang saya hadapi dalam masalah ini adalah saya belum menyatakan kepergian Bashar Assad adalah syarat penting untuk semuanya, karena tidak ada yang menunjukkan kepada saya penggantinya yang sah," ucap Macron, seperti dilansir AP pada Kamis (22/6).

Sebelumnya, Prancis bersama dengan Amerika Serikat (AS) adalah negara-negara yang ngotot untuk melengserkan Assad. Mereka menilai Assad adalah sumber masalah di Suriah, dan harus disingkirkan.

Sementara itu, Macron dalam wawancara tersebut kembali menegaskan Prancis tidak akan segan-segan menyerang Suriah jika pemerintah Assad terbukti menggunakan senjata kimia untuk menyerang pemberontak, dan warga sipil. 




Credit  sindonews.com