John McCain saat menerima penghargaan pada 2017 lalu. (REUTERS/Charles Mostoller).
Jakarta, CB -- Salah satu permintaan terakhir John McCain ketika berjuang melawan kanker otak ganas sangat jelas: tidak mau Presiden Donald Trump datang ke pemakamannya.
Kedua tokoh Amerika Serikat ini memang tidak pernah berpura-pura saling menyukai.
Penyebabnya
tidak hanya kepribadian yang saling bertolak belakang atau latar
belakang yang sangat berbeda, tetapi sangat mendasar, yaitu nilai yang
dianut masing-masing saling bersebrangan dan ketidaksepakatan mereka pun
terbuka dan tajam.
Ketika Trump mengumumkan akan menjadi cawapres Partai
Republik pada Juni 2015 dengan mengatakan bahwa banyak imigran asal
Meksiko adalah penjahat dan 'pemerkosa', McCain mengecamnya karena
menggunakan bahasa yang 'bisa memicu kelompok-kelompok gila.'
Jawaban Trump, McCain adalah 'orang bodoh' yang hampir tidak lulus dari Akademi Angkatan Laut AS.
Trump,
yang tidak mau kalah, kemudian menyerang mantan pilot jet tempur AS ini
di sisi yang dipandang bukan kelemahan utamanya, yakni karir militer,
termasuk menjadi tawanan perang ketika dia terluka dan disiksa selama
lebih dari lima tahun dalam perang Vietnam. McCain menerima berbagai
penghargaan militer atas pengalamannya itu.
Trump, yang menerima
berbagai keringanan agar tidak masuk wajib militer, mengatakan bahwa
McCain adalah "pahlawan perang (hanya) karena ditangkap," dan
menambahkan, "saya lebih suka orang yang tidak ditangkap."
Pernyataan Trump ini dikecam luas, termasuk dari beberapa kelompok veteran perang.
Reaksi
tajam McCain menggambarkan perbedaan karakter kedua tokoh ini. Senator
McCain tidak mencari permintaaan maaf bagi dirinya tetapi mengatakan
bahwa Trump harus meminta maaf "kepada keluarga yang telah berkorban
dalam konflik itu", dan kepada mereka yang menjadi tawanan ketika
"membela negara."
Keberhasilan Trump yang populis dalam pilpres
2016 dipandang luas sebagai penolakan terhadap aliran partai Republik
gaya McCain dan pendekatan yang dipraktikkan ketika berlaga di pilpres
2008.
Presiden
Trump mengatakan John McCain menjadi pahlawan perang karena ditangkap
Vietnam. McCain membalas dengan menyindir alasan Trump mengelak dari
wajib militer. (AFP/VNA)
|
Kini, AS dikuasai oleh seorang tokoh yang secara terbuka menyatakan
menyukai uang, menghindari wajib militer dengan alasan masalah di kaki
yang disebut sembuh sendiri, tokoh yang berbangga diri menyumbang untuk
partai Demokrat, dan Republik demi keberhasilan bisnis propertinya di
New York, tokoh yang dengan terang-terangan menghancurkan tradisi lama
politik dan kepresidenan negara itu.
Ketika McCain berkampanye
untuk mempertahankan kursinya di Senat pada 2016, dia memutuskan
hubungan dengan kandidat presiden partainya setelah muncul rekaman video
yang memperlihatkan Trump menyombongkan diri dengan mengatakan ketika
dia melihat perempuan cantik, dia kadang 'memegang di bagian kemaluan
mereka.'
McCain mengumumkan dia akan memberi suara kepada anggota partai Republik konservatif yang memiliki kemampuan sebagai presiden.
Pada November 2016, tak lama setelah Trump secara mengejutkan menang
atas capres partai Demokrat Hillary Clinton, senator negara bagian
Arizona ini marah ketika wartawan terus bertanya tentang presiden
terpilih itu.
"Jangan tanya saya soal Donald Trump. Saya tidak mau bersikap tidak sopan, tetapi saya tidak mau ditanya soal Donald Trump."
Ini
janji yang sulit dipenuhi karena bakat Trump untuk mendominasi
perdebatan politik dengan pernyataan dan keputusan yang menghancurkan
norma dan prinsip kebijakan dalam negeri dan luar negeri Amerika
Serikat.
Tetapi yang paling dikecam oleh McCain adalah penolakan Trump
mengakui dan mempertanyakan keterlibatan Rusia dalam proses politik AS.
Seiring
dengan waktu, kekesalah McCain semakin terbuka dan pernyataannya
semakin tajam. Sebagai ketua Komite Militer di Senat, dia membuka
penyelidikan mandiri atas keterlibatan Rusia.
Dan ketika dia
mendengar pernyataan lemah Trump terkait Presiden Vladimir Putin dalam
pertemuan Juli lalu, dia tidak bisa lagi menahan diri.
"Jumpa
pers di Helsinki hari ini adalah penampilan paling memalukan dari
seorang presiden Amerika sepanjang ingatan saya," ujar pernyataan
tertulis McCain.
"Dampak buruk akibat sikap naif, egois, kesetaraan semu dan simpati kepada otokrat sulit dihitung."
Bahkan, ketika kondisi kesehatannya menurun pun, McCain tidak pernah luput mengeluarkan pernyataan keras untuk presiden Trump.
John
McCain mengecam sikap Presiden Donald Trump ketika bertemu dengan
Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai penampilan memalukan seorang
presiden Amerika Serikat. (Reuters/Kevin Lamarque)
|
Dia adalah satu dari tiga senator partai Republik yang memberi suara
menentang, dan penentu kekalahan, upaya Trump menghapus UU layanan
kesehatan buatan Barack Obama.
Suara penolakan ini terus-menerus dikecam oleh Trump setelah itu.
Tetapi
McCain tidak menyerah. Dalam artikel opini yang diterbitkan koran
Washington Post, dia menyebut presiden Trump impulsif dan 'seringkali
tidak mendapat informasi yang benar.'
Dalam pidato yang tampaknya
diarahkan kepada presiden dan pembantu-pembantunya, McCain mengecam
sikap nasionalisme palsu orang yang lebih suka mencari kambing hitam
dari pada memecahkan masalah.
Dan ketika satu wawancara pada Oktober 2017 menyentuh topik wajib militer Perang Vietnam, McCain pun tidak menahan diri.
"Salah
satu aspek konflik itu, dan saya tidak akan pernah tutupi, adalah kita
mewajibkan warga Amerika paling miskin, sementara pihak yang memiliki
pendapatan tertinggi bisa menemukan dokter yang mengatakan mereka punya
masalah tulang," ujarnya. "Ini salah. Ini salah."
Pernyataan
terkait pembebasan wajib militer karena alasan kesehatan ini dengan
jelas merujuk pada Donald Trump yang tidak mengikuti wajib militer
Perang Vietnam karena alasan kesehatan.
Ketidaksukaan kedua tokoh ini tidak surut, bahkan ketika kondisi kesehatan McCain memburuk sekalipun.
Beberapa
minggu lalu, Trump tidak mau menyebut nama McCain ketika menandatangi
RUU anggaran pertahanan yang disebut sebagai RUU McCain oleh senator
lain sebagai penghormatan kepada veteran perang dan politikus kawakan
itu.
Credit
cnnindonesia.com
Jejak Perseteruan John McCain dan Donald Trump
Credit
cnnindonesia.com