Tampilkan postingan dengan label SAINS. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SAINS. Tampilkan semua postingan

Selasa, 25 Desember 2018

Asteroid Berbentuk Kuda Nil Terdeteksi Dekati Bumi


abc news
Badan antariksa AS NASA menyebutkan pergerakan sebuah asteroid yang mendekat ke Bumi pada sekitar hari Natal tahun ini menunjukkan bentuknya yang mirip "kuda Nil yang berenang di sungai".
Objek antariksa yang dinamai 2003 SD220 itu kini berada di posisi terdekat ke Bumi dalam 400 tahun.
Pada Sabtu lalu asteroid ini terdeteksi di posisi 2,9 juta kilometer dari Bumi. Itu setara dengan tujuh setengah kali jarak dari Bumi ke Bulan.
Asteroid kuda Nil ini selanjutnya akan kembali mendekati Bumi pada tahun 2070. Posisinya diperkirakan akan sedikit lebih dekat lagi.
Tiga fasilitas komunikasi antariksa berhasil mengumpulkan data baru tentang asteroid ini selama tiga hari sejak 15 Desember lalu.
Data tersebut menunjukkan bentuk dan permukaan asteroid serta memberi informasi yang lebih baik tentang orbitnya.
Gambar-gambar yang dirilis NASA 20 kali lebih terperinci dibandingkan citra asteroid sebelumnya.
Menurut NASA, asteroid kuda Nil ini berukuran panjang 1,6 kilometer dengan rotasi yang sangat lambat, sekitar 12 hari.
NASA menjelaskan asteroid ini juga "memiliki semacam rotasi kompleks yang agak mirip dengan lembaran bola yang buruk".
Gambar radar dari asteroid ini, yang diambil menggunakan satu antena untuk mengirim dan antena lainnya untuk menerima, secara detail sebanding dengan sebuah pesawat ruang angkasa, seperti ketika OSIRIS-REx NASA mengambil foto asteroid Bennu awal November lalu.
Photo: Citra radar asteroid Bennu yang dirilis NASA pada 6 November 2018. (NASA/Goddard/University of Arizona via AP)
 
https://m.republika.co.id/berita/internasional/abc-australia-network/18/12/24/pk8571-asteroid-berbentuk-kuda-nil-terdeteksi-dekati-bumi

http://www.abc.net.au/indonesian/2018-12-24/asteroid-berbentuk-kuda-nil-terdeteksi-dekati-bumi/10666342





Mantan Astronaut Kritik Rencana Pengiriman Manusia ke Mars


Radar memutari Planet Mars

CB, LONDON -- Mantan astronaut Amerika Serikat (AS) Bill Anders mengkritik rencana mengirim manusia ke planet Mars. Andres, 85 tahun seorang astronot Apollo 8, pesawat antariksa pertama yang berhasil mengorbit bulan sebanyak 10 kali pada 1968 mengkritik rencana pengiriman manusia ke Mars. 

"Apa yang sangat penting? Mendorong kami pergi ke Mars? Saya kira itu bukan sesuatu yang menarik perhatian publik," kata Andres di Radio BBC 5 Live, seperti dilansir dari ABC News, Senin (24/12). 

Misi Apollo 8 sangat penting bagi misi selanjutnya yaitu Apollo 11, di mana pertama kalinya manusia berhasil menginjak kaki di atas bulan. Dalam wawancaranya dengan BBC 5 Live, Andres mengatakan ia sangat mendukung program luar angkasa tanpa awak. Tetapi, menurutnya mengirim manusia ke Mars sebagai sesuatu 'yang hampir konyol'. Ia menyinggung tentang rendahnya minat masyarakat terhadap program yang mahal tersebut. 

Meski memiliki peran penting di misi Apollo 8, Andres mengkritik kerja NASA saat ini. Menurutnya, NASA telah berevolusi dengan buruk. Sampai kini menurut Andres NASA telah gagal mengirim manusia ke bulan lagi. 

"Sekarang NASA tidak bisa ke bulan, mereka sangat kaku, NASA menjadi program kerja," kata mantan astronot tersebut. 

Andres mengakui ia bukan orang yang terkenal karena pendapatnya. Andres mengatakan NASA cukup beruntung dengan apa yang mereka miliki. Tapi Andres sulit mengakui NASA pantas mendapatkan apa yang sekarang mereka miliki. Yaitu anggaran yang sangat besar serta fasilitas yang luar biasa mahal. 

Frank Borman, rekan Andres di Apollo 8 dan komandan dalam misi itu memiliki pendapat yang berbeda. Borman mengatakan ia tidak sekritis Andres dalam melihat NASA. "Saya sangat yakin kami harus mendorong eksplorasi tata surya dan saya pikir manusia menjadi bagian dari itu," kata Borman. 

Tapi, Borman mengkritik dua pengusaha terkaya di dunia Elon Musk dan Jeff Bezos yang memiliki ambisi untuk menciptakan sebuah koloni di Mars. Musk memiliki SpaceX dan Bezos membangun Blue Origin. Dua perusahaan eksplorasi antariksa terbesar di dunia.  

"Saya pikir terlalu banyak gembar-gembor tidak masuk akal tentang Mars, Musk dan Bezos berbicara tentang menempatkan koloni di Mars, itu omong kosong," kata Borman.


Credit REPUBLIKA.CO.ID


https://m.republika.co.id/berita/internasional/amerika/18/12/24/pk8m28382-mantan-astronaut-kritik-rencana-pengiriman-manusia-ke-mars



Senin, 24 Desember 2018

Ilmuwan Pernah Ungkap Potensi Tsunami Selat Sunda, Ini Risetnya

Seorang pria mencari barang berharga miliknya di puing rumah mereka yang hancur tersapu tsunami di Desa Way Muli, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Lampung, Ahad, 23 Desember 2018. Dikabarkan sebanyak 20 orang masih dalam pencarian, seluruh korban merupakan warga setempat. ANTARA/Ardiansyah

CBBandung - Badan Geologi sempat melakukan riset seputar potensi penyebab tsunami Selat Sunda. Kepala Sub-Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Wilayah Barat PVMBG Badan Geologi, Akhmad Solikhin, menyodorkan riset tsunamigenik di Selat Sunda hasil kajian katalog tsunami Soloviev.
Catatan riset tersebut disusun dua peneliti dari Badan Geologi, yakni Yudhicara (PVMBG) dan K Budiono (Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan). Tsunamigenik adalah kejadian alam yang berpotensi menimbulkan tsunami.


Kedua peneliti itu menyebutkan tsunami misterius di Selat Sunda tersebut diduga disebabkan longsoran baik terjadi di kawasan pantai maupun di dasar laut. "Kejadiannya bersifat lokal," kata Akhmad, saat ditemui di kantornya, Ahad, 23 Desember 2018.


Riset dua peneliti itu mendapati potensi terjadinya longsor bawah laut di Selat Sunda yang bisa memicu tsunami. Morfologi dasar laut Selat Sunda menampakkan pola alur dasar laut berupa lembah yang dalam. Di beberapa tempat menyempit dengan kelerangan terjal.
"Sekitar perairan ini merupakan daerah berarus cukup kuat dan berpotensi membentuk longsoran dasar laut," dikutip dari tulisan keduanya di Jurnal Geologi Indonesia edisi 4 Desember 2008.
Selain longsoran bawah laut, kedua peneliti Badan Gelogi itu menyebutkan di Pantai Barat Merak terdapat bidang dasar laut dengan lereng terjal dan pola sesar rapat. Di bagian dasar serta sekitar dinding lereng juga terdapat kantong sedimen yang tidak terkonsolidasi, sehingga ketika arus pada alur lembah semakin kuat, sedimen bisa bergerak turun mengikuti alur dan berpoteni menimbulkan tsunami dalam skala kecil dan lokal.
Potensi pemicu tsunami selanjutnya yang ditemukan keduanya berasal dari morfologi dinding teluk yang terjal. Peristiwa tsunami Selat Sunda pada 1851, misalnya, diduga dipicu oleh longsornya material tanah di tebing teluk ini dalam volume besar.
Sedangkan erupsi gunung api dan gempa bumi terhitung menjadi pemicu tsunami yang paling banyak di Selat Sunda. Tsunami akibat erupsi gunung api terjadi beberapa kali, seperti pada tahun 416 Masehi, 27 Agustus 1883, Februari 1884, serta 26 Maret 1928. "Kala itu, erupsi Gunung Krakatau yang sangat dahsyat sehinga menimbulkan tsunami,” kata dia.
Tsunami pada 27 Agustus 1883 teramati ketinggian maksimum gelombang menembus 30 meter di atas permukaan laut, 4 meter di pantai selatan Sumatera, serta 2-2,5 meter di pantai utara dan selatan Jawa, 1-1,5 meter di Samudar Pasifik hingga menjangkau Ameriksa Selatan. Disebutkan 36 ribu orang tewas akibat peristiwa ini. "Dipublikasikan sebagai tsunami terbesar akibat erupsi gunung," kata Akhmad.
Selanjutnya tsunami Selat Sunda 1928. Ini disebut memiliki kaitan dengan aktivitas awal kelahiran Gunung Anak Krakatau yang muncul dari sisa kompleks Gunung Krakatau yang meletus dahsyat pada 1883. "Gunung Krakatau aktif kembali tahun 1927. Sejak tahun 1927 sampai 1929 itu awal-awal aktivitas Anak Krakatau,” kata dia.


Akhmad mengatakan, tsunami terjadi akibat letusan gunung api di bawah laut. Saat itu Gunung Anak Krakatau belum muncul ke permukaan. "Kejadian erupsi Anak Krakatau mengiringi gelombang laut yang termaati di beberapa tempat di sekitar wialyah gunung api. Gunung apinya masih di bawah laut, erupsinya menimbulkan tsunami. Tinggi gelombangnya tidak tercatat," kata dia.
Sementara empat peristiwa tsunami terkait dengan gempa bumi terjadi pada Oktober 1722, 24 Agustus 1757, 9 Januari 1852, serta 22 April 1958. "Kebanyakan tsunami terjadi akibat gempabumi bukan di Selat Sunda, tapi bersumber di Megathrust di selatan Selat Sunda," kata Akhmad.
Pada Okober 1722, gempa kuat di laut tercatat membuat air luat naik seperti mendidih. Pada 24 Agustus 1757, tsunami terjadi pukul 02.00 WIB. Gempa terasa di Jakarta kurang dari 5 menit dan membuat air Sungai Ciliwung naik 0,5 meter, sehingga membanjiri Jakarta.
Pada 9 Januari 1852 terjadi gempa pukul 18.00 WIB yang terasa di di Jawa bagian barat dan selatan, hingga Sumatera. Gempa ini menyebabkan fluktuasi air tidak biasa sekitar 2 jam kemudian yakni pukul 20.00 WIB. Sementara pada 22 April 1958 gempa terasa di Bengkulu, Palembang, Teluk Banten, dan Banten di ikuti kenaikan muka air laut.
Credit TEMPO.CO


https://tekno.tempo.co/read/1158269/ilmuwan-pernah-ungkap-potensi-tsunami-selat-sunda-ini-risetnya

Minggu, 23 Desember 2018

NASA Ingatkan Hujan Meteor dan Gelombang Pasang Air Laut

Gelombang Air Laut. FOTO/ Ist
Bulan purnama terakhir tahun ini akan bertepatan dengan hujan meteor malam akan terjadi hingga 25 Desember 2018. Hal ini akan terjadi di seluruh dunia dan efek bulan Purnama akan mengakibatkan air laut pasang dan hujan meteor Ursids.
Waktu yang tepat ketika bulan berhadapan dengan matahari di Inggris adalah jam 5.48 sore tetapi para saksi akan dapat melihat bulan purnama di suatu titik dalam semalam.
Hujan meteor Ursids, yang dapat memberikan beberapa fotografi bulan istimewa, terlihat setiap tahun antara 17 hingga 25 Desember.
"[Bulan] akan terlihat sepanjang malam, bagi siapa saja yang memiliki langit cerah,"  tutur Tom Kerss, seorang astronom di Royal Observatory Greenwich, seperti dilansir dari DailyStar Minggu, (23/12/2018).
Menurut seorang astronom Bulan purnama terakhir tahun ini akan bertepatan dengan hujan meteor malam ini.
"Momen sebenarnya dari bulan purnama, titik di mana bulan datang tepat berlawanan dengan matahari di langit akan berada pada 17,48 tetapi tidak akan ada perbedaan yang cukup besar dalam bagaimana bulan muncul," tuturnya.
Partikel meteor berasal dari Comet 8P / Tuttle, yang mengelilingi matahari setiap 14 tahun. Hujan Ursid terjadi ketika komet melewati Bumi dan meninggalkan puing-puing ruang angkasa.
Hujan Meteor Ursid 2018 akan mencapai puncaknya setelah tengah malam pada hari Jumat, 21 Desember ke awal, pagi hari yang gelap pada 25 Desember.
Menurut NASA, Ursid adalah hujan meteor dengan jumlah rendah yang biasanya menghasilkan 5-10 bintang penembakan setiap jam. Menurut NASA, para ilmuwan sebelumnya telah melihat beberapa ledakan Ursid yang kuat. Ledakan Ursid terkuat yang tercatat terjadi pada 1945, ketika pengamat Eropa melihat 120 meteor per jam.

Kepala Kantor Lingkungan Meteoroid NASA, Bill Cooke mengatakan kepada Space.com bahwa sebuah meteoroid pada dasarnya adalah puing-puing ruang angkasa. Sebagai contoh, remah-remah dari Halley's Comet adalah meteoroid.
Begitu meteoroid memasuki atmosfir Bumi, mereka menjadi meteor atau yang juga dikenal bintang jatuh. Meskipun sebagian besar meteor hancur sebelum menabrak tanah, meteor yang menyerang permukaan planet disebut meteorit.
Credit Sindonews.com


https://autotekno.sindonews.com/read/1365162/124/nasa-ingatkan-hujan-meteor-dan-gelombang-pasang-air-laut-1545537563




Sabtu, 22 Desember 2018

Spesies Amfibi Baru Dinamai Donald Trump

Ilmuwan menemukan sebuah amfibi baru dan menamainya Donald Trump. (Foto: REUTERS/Kevin Lamarque)

Jakarta, CB -- Ilmuwan menemukan sebuah amfibi baru dan menamainya dengan nama Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Dilansir dari CNN, amfibi buta yang sering menguburkan kepalanya di pasir diberi nama resmi Dermophis Donaldtrumpi.

Penamaan ini sebagai bentuk penolakan perubahan iklim AS oleh Trump. Nama ini dipilih oleh bos besar EnviroBuild dengan membayar US$25 ribu pada lelang hak nama.

Makhluk kecil tanpa kaki itu ditemukan di Panama. Pemilik EnviroBuild Aidan Bell mengatakan kemampuan amfibi untuk mengubur kepalanya di tanah cocok dengan pendekatan Trump terhadap pemanasan global.

Sebelumnya, ngengat kuning pun sempat dinamai Neopalpa Donaldtrumpi pada 2017.

Perubahan iklim sudah merugikan kehidupan orang Amerika, dari kebakaran hutan hingga banjir, dan akan bertambah buruk, menurut laporan pemerintah AS yang dipublikasikan pada November.

Tanggapan Trump untuk laporan itu adalah, "Saya tidak percaya."

Makhluk yang baru ditemukan adalah jenis caecilian dan hak penamaannya dilelang untuk mengumpulkan uang bagi Rainforest Trust. Para ilmuwan yang menemukan amfibi berukuran 10cm tersebut telah setuju untuk menggunakan nama Dermophis Donaldtrumpi ketika mereka secara resmi mempublikasikan penemuan ini dalam literatur ilmiah.

"Ini adalah nama yang sempurna. Caecilian diambil dari bahasa Latin caecus, yang berarti 'buta', dengan sempurna mencerminkan visi strategis yang telah secara konsisten ditunjukkan Presiden Trump terhadap perubahan iklim," ujar Bell. 

Rainforest Trust mengungkapkan sebagai hewan amfibi, hewan berkilau sangat rentan terhadap dampak pemanasan global dan karena itu terancam punah akibat kebijakan iklim yang disebut-sebut.

Direktur Eksekutif Rainforest Trust UK Chris Redston mengatakan melindungi hutan hujan yang tersisa di dunia diakui sebagai salah satu cara paling efektif untuk mengurangi perubahan iklim, namun setiap hari hampir 70.000 hektar hutan hujan dihancurkan selamanya.

"Kerusakan ini bukan hanya salah satu penyebab utama perubahan iklim, tetapi juga berdampak buruk pada satwa liar yang terancam punah, masyarakat adat dan pola cuaca planet ini." 


Credit Credit CNN Indonesia

https://m.cnnindonesia.com/teknologi/20181220095623-199-355116/spesies-amfibi-baru-dinamai-donald-trump




Rabu, 19 Desember 2018

Sejarah Hari Ini: Misi Apollo 17 Berakhir



Foto Nasa mengenai misi pendaratan Apollo di bulan
Foto Nasa mengenai misi pendaratan Apollo di bulan

Sejak 1969-1972 tercatat enam kali misi pendaratan bulan.




CB, WASHINGTON -- Hari ini 19 Desember 1972 program pendaratan Apollo 17 di bulan berakhir. Ketika itu, tiga astronaut yang tergabung dalam misi kembali ke bumi. Apollo 17 meluncur dari Cape Canaveral, Florida, 10 hari sebelumnya.

History mencatat, tiga tahun persiapan pada Juli 1969, National Aeronautics and Space Administration (NASA) memenuhi target Presiden John F Kennedy untuk meletakkan manusia di bulan.

Sejak 1969 hingga 1972 terdapat enam kali misi pendaratan bulan yang berhasil. Namun, ada satu misi yang gagal, yaitu Apollo 13.


Ketika misi Apollo 17 dilakukan, astronaut Eugene A Cernan dan Harrison H Schmitt berada di permukaan bulan selama 75 jam untuk rekaman.

Mereka menyusuri bagian terpisah pada permukaan bulan. Penyusuran dilakukan dengan kendaraan Lunar Rover. Mereka berhasil mengumpulkan 243 pon sampel batu dan tanah.

Meskipun Apollo 17 adalah pendaratan lunar terakhir, namun misi Apollo baru benar resmi selesai pada Juli 1975. Ketika itu pesawat ruang angkasa Apollo berhasil bertemu dan berlabuh dengan pesawat ruang angkasa Soviet Soyuz 19 di orbit di sekitar Bumi. 




Credit  republika.co.id



Selasa, 18 Desember 2018

Israel Bakal Daratkan Pesawat di Bulan


Israel Bakal Daratkan Pesawat di Bulan
Pesawat luar angkasa Israel yang akan didaratkan di bulan (REUTERS/Amir Cohen)


Jakarta, CB -- Ilmuwan Israel melakukan persiapan akhir untuk meluncurkan pesawat luar angkasa pertama ke Bulan. Pesawat dengan berat 585 kilogram ini akan meluncur dalam beberapa bulan mendatang. Belum ada tanggal yang pasti, namun penyelenggara berharap peluncuran akan dilakukan pada Februari.

Pesawat ini akan diluncurkan menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX. Diperkirakan pesawat yang dinamakan Baresheet ini akan tiba ke bulan dalam waktu 1,5 bulan. Baresheet sendiri diambil dari bahasa Yahudi yang artinya asal muasal. Peluncuran akan dilakukan dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat.

Pesawat ini akan mengukur medan magnet bulan untuk menyelidiki bagaimana bulan terbentuk. Data ini nantinya akan dibagi dengan NASA.


Proyek ini menelan dana Rp1,3 triliun (US$95 juta) dengan dana yang didapat dari para filantropis. SpaceIL, organisasi nonprofit yang mengerjakan proyek ini, telah bekerjasama dengan Israel Aerospace Industries, perusahaan pertahanan terbesar milik negara.

Mereka menyebut pesawat ini juga akan membawa bawaan khusus. Dalam pesawat itu mereka memuat kapsul waktu yang berisi tiga disket digital berisi ribuan file. Disket ini diletakan di ruangan di dalam pesawat oleh seorang petugas di lokasi perakitan pesawat.

File tersebut termasuk gambar oleh anak-anak, gambar simbol-simbol Israel, seperti bendera, lagu dan buku kecil soal Holocaust.

Israel Bakal Daratkan Pesawat di Bulan
Disket yang akan dibawa pesawat luar angkasa Israel (REUTERS/Amir Cohen)



"Hari ini kami menempatkan semua mimpi itu di pesawat luar angkasa seperti para pendoa menempatkan tulisan harapan mereka di Kotel (Tembok Ratapan Tepi Barat), berharap masa depan yang lebih cerah," jelas Yonatan Winetraub, salah satu founder SpaceIL.

Jika pendaratan ini berhasil, pesawat itu akan menjadi pesawat Israel pertama yang mendarat di bulan. Ini juga akan menjadi pesawat swasta pertama yang mendarat di bulan. Israel menjadi negara keempat yang mendarat di bulan.

Proyek ini dimulai sebagai bagian dari Google Lunar XPrize yang digelar pada 2010. Peneliti yang memenangkan kompetisi ini akan mendapat Rp436,5 miliar (US$30 juta). Kompetisi ini dilakukan untuk menggelitik para ilmuwan dan entrepreneur untuk membuat misi ke bulan dengan biaya rendah.

Meski hadiah ini telah kedaluwarsa Maret lalu dan pemenangnya tak mencapai bulan, tapi tim Israel meneruskan usaha mereka.

"Saat kami memulai proyek ini kami memperkirakan bahwa ini akan jadi proyek dua tahun dan menghabiskan dana kurang dari Rp145,5 miliar (US$10 juta) dengan berat pesawat kurang dari 5 kilogram," jelas co-founder SpaceIL Yariv Bash.

"Dan inilah kami delapan tahun kemudan dengan proyek beranggaran hampir Rp1,4 triliun (US$100 juta)," tambahnya.



Credit  cnnindonesia.com




Selasa, 11 Desember 2018

Ilmuwan Temukan Petunjuk Penyebab Tsunami Palu



Ilmuwan Temukan Petunjuk Penyebab Tsunami Palu
Masjid Arkam Bab Al Rahman atau Masjid Apung terlihat masih kokoh berdiri pascagempa dan tsunami di Kampung Lere, Palu, Sulawesi Tengah. Foto/ANTARA/Muhammad Adimaja


WASHINGTON - Para ilmuwan semakin dekat memahami tsunami yang melanda Palu, Sulawesi Tengah, bulan September lalu. Tsunami dahsyat langsung menghantam daratan pasca gempa 7,8 skala Richter mengguncang wilayah itu. Namun para peneliti saat itu mengaku terkejut dengan ukuran Tsunami tersebut.

Sekarang, penelitian terhadap teluk di depan kota Sulawesi menunjukkan penurunan signifikan dari dasar laut. Hal ini kemungkinan berkontribusi pada bencana tsunami yang tiba-tiba menghantam daratan.

Lebih dari 2.000 orang kehilangan nyawa dalam bencana tersebut. Hasil awal berbagai investigasi dilaporkan pada Fall Meeting of the American Geophysical Union - pertemuan tahunan terbesar ilmuwan Bumi dan luar angkasa.

Gempa bumi di Palu terjadi akibat apa yang disebut sebagai strike-slip, di mana tanah di satu sisi pecah bergerak secara horizontal melewati tanah di sisi lain. Peristiwa ini bukan konfigurasi yang biasanya terkait dengan tsunami yang sangat besar.

Namun demikian, inilah yang terjadi pada sore hari tanggal 28 September lalu. Dua gelombang besar, di mana yang kedua adalah yang terbesar dan merasuk ke daratan hingga 400m.

Udrekh al Hanif, dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Indonesia (BPPT) di Jakarta, mengatakan pada pertemuan itu bahwa sumber tsunami harus sangat dekat dengan kota karena interval pendek antara awal gempa dan datangnya air yang tinggi - kurang dari tiga menit.

Dia dan rekan-rekannya mencari jawaban dalam peta (batimetri) kedalaman panjang, saluran masuk sempit yang mengarah ke Palu di kepalanya. Timnya masih bekerja berdasarkan hasil, tetapi data menunjukkan dasar laut di sebagian besar teluk turun setelah gempa.

"Ini, dikombinasikan dengan gerakan tajam dari kerak ke arah utara, pasti bisa menghasilkan tsunami," kata ilmuwan Indonesia seperti dikutip dari BBC, Selasa (11/12/2018).

"Ketika kita saling mencocokkan data batimetrik dari sebelum dan sesudahnya, kita dapat melihat bahwa hampir semua area dasar laut di dalam teluk surut. Dan dari data ini, kita juga dapat mengamati (gerakan) di utara. Jadi, sebenarnya, kami memiliki perpindahan vertikal dan horizontal," jelas Udrekh Al Hanif.

Apakah perilaku ini cukup untuk menjelaskan ukuran tsunami masih terbuka untuk dipertanyakan. Ada bukti beberapa tanah longsor di bawah tanah dalam data tersebut. Ini juga bisa menjadi faktor.

Kemungkinan lain adalah dorongan ke atas dari dasar laut di suatu zona agak jauh dari Palu di mana patahan strike-slip terbagi menjadi jalur yang menyimpang. Gerakan pada kedua lintasan pada saat yang sama mungkin telah memampatkan kerak di antara keduanya.

"Ini adalah peristiwa yang sangat tidak biasa tetapi tektonik memberi tahu kami bahwa itu bisa terjadi lagi," kata Finn Lovholt dari Institut Geoteknik Norwegia.

"Memang, ini bukan pertama kalinya sebuah peristiwa terjadi di Palu. Mungkin ini adalah peristiwa ketiga atau keempat yang telah menyebabkan banyak korban jiwa. Kami mengalami peristiwa di tahun 1960-an dan 1920-an," imbuhnya.

Dan sejarah ini dibuktikan dalam budaya lokal di mana ada kata-kata khusus untuk menggambarkan fitur-fitur tsunami dan gempa. Pada peristiwa September, Palu menyaksikan banyak likuifaksi, di mana struktur tanah di kota itu terlihat runtuh, menjadi cair dan mengalir bahkan pada gradien yang sangat rendah.

Rumah-rumah tertelan lumpur. Penduduk setempat menyebutnya "Nalodo", yang berarti sesuatu seperti "terkubur dalam warna hitam". 

Hermann Fritz, dari Institut Teknologi Georgia di AS, mengatakan Palu menunjukkan tantangan yang dihadapi penduduk setempat.

"Tsunami ini tiba sangat cepat, dalam beberapa menit," dia menekankan.

"Itu pada dasarnya tidak meninggalkan waktu untuk peringatan. Itu sangat berbeda dari Jepang (pada tahun 2011) di mana ada jeda waktu - lebih dari 30 menit di mana-mana sampai orang pertama tewas oleh tsunami. Itulah tantangan bagi tsunami lokal ini: orang-orang harus mengevakuasi diri sendiri," sambungnya.

Widjo Kongko, juga dari BPPT, berbicara tentang rasa puas diri setelah latihan darurat yang dilakukan di Palu pada tahun 2012.

"Dikatakan pergi ke tempat tinggi dalam waktu 5-10 menit. Orang-orang perlu belajar bahwa tsunami bisa datang jauh, jauh lebih cepat."


Credit  sindonews.com



Ilmuwan ITB Temukan Fosil Gading Stegodon Raksasa


Tim Laboratorium Paleontologi Institut Teknologi Bandung (ITB) menemukan fosil  sepasang gading Stegodon di Majalengka, Jawa Barat, April 2018. (Dok.ITB)
Tim Laboratorium Paleontologi Institut Teknologi Bandung (ITB) menemukan fosil sepasang gading Stegodon di Majalengka, Jawa Barat, April 2018. (Dok.ITB)

CB, Bandung - Tim Laboratorium Paleontologi Institut Teknologi Bandung (ITB) menemukan fosil gading stegodon raksasa di Majalengka, Jawa Barat. Panjang gadingnya mencapai 3 meter lebih. Sepasang gading ini ditemukan pada lapisan tanah pada kurun umur Plestosen awal atau sekitar 1,5 juta tahun lalu.

Penemuan fosil gading ini diklaim yang terbesar di Indonesia sepanjang 2018 oleh tim dari Kelompok Keahlian Paleontologi dan Geologi Kuarter, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB. "Ditemukan April lalu (2018)," kata Jahdi Zaim, Kepala Laboratorium Paleontolog ITB saat dihubungi Senin, 10 Desember 2018.
Ukuran fosil gading yang ditemukan sepanjang 3,30 meter. Adapun panjang lengkungnya mencapai 3,60 meter. Selain Jahdi, tim melibatkan dosen seperti Yan Rizal Aswan, Mika R. Puspaningrum, juga Wahyu D. Santoso, Nur Rochim, Agus T. Hascaryo. serta warga setempat di lokasi temuan.

Jahdi mengatakan, lokasi temuan fosil Stegodon ini masih dirahasiakan kepada publik karena proses penelitian belum rampung. Kemungkinan, di sekitar lokasi temuan fosil gading itu juga masih ada fosil-fosil lain termasuk tengkorak Stegodon tersebut. "Temuan ini sangat spektakuler untuk ITB, untuk Geologi, dan Lab kami, dan ini merupakan temuan gading di tahun 2018 terbesar di Indonesia," ujarnya.
Tim peneliti lain, Aswan, menceritakan awalnya penemuan ini diberitahu oleh penduduk setempat bahwa di salah satu bagian tepi sungai ditemukan fosil yang seperti gading. Setelah digali lebih dalam, didapatkanlah fosil tersebut terdapat dua pasang. "Sampai akhirnya kita angkat meskipun tidak utuh dan perlu dilakukan rekonstruksi," ujarnya.

Tim Laboratorium Paleontologi Institut Teknologi Bandung (ITB) menemukan fosil sepasang gading Stegodon di Majalengka, Jawa Barat, April 2018. (Dok.ITB)
Menurut Jahdi, temuan fosil gading Stegodon ini melewati proses yang panjang. Tim yang bekerja sejak lima tahun lalu banyak menemukan fosil vertebrata lain tidak hanya Stegodon. "Selain itu juga ada buaya, dan tumbuh-tumbuhan purba," katanya.

Anggota tim riset Mika R. Puspaningrum mengatakan berdasarkan besar ukuran gading, Stegodon ini berjenis kelamin jantan. Tinggi tubuhnya diduga lebih dari tiga meter. dengan tinggi tubuhnya lebih dari 3 meter. "Ini termasuk gading Stegodon dewasa bahkan sudah sangat tua. Hal itu terlihat dari ujung gading yang sudah aus atau berbentuk pipih," ujarnya.
Spesies ini kemungkinan Trigonocephalus yang ada di Jawa. Kemungkinan saat itu pulau Jawa baru menjadi daratan. Fosilnya ditemukan di sedimen yang berupa lempung. "Jadi kemungkinan Stegodon ini matinya karena terperosok."



Credit  tempo.co



Nasa Voyager 2 NASA Capai Ruang Angkasa


Nasa Voyager 2 NASA Capai Ruang Angkasa
Ilustrasi. (REUTERS/Shamil Zhumatov)


Jakarta, CB -- Wahana Voyager 2 NASA telah meninggalkan gelembung pelindung di sekitar Matahari dan terbang melalui ruang angkasa. Pencapaian ini menjadi objek buatan manusia kedua yang melakukan perjalanan terjauh.

Pengumuman itu datang enam tahun setelah pesawat ruang angkasa kembar, Voyager 1, memecahkan batas luar heliopause, di mana angin matahari yang panas memenuhi ruang yang dingin dan padat di antara bintang-bintang, yang dikenal sebagai medium antarbintang.

Voyager 2 sekarang lebih dari 11 miliar mil (18 miliar kilometer) dari Bumi, setelah melewati batas pada 5 November.


"Kali ini lebih baik bagi kami," kata Nicky Fox, Direktur Divisi Heliophysics di NASA. Mereka pun mencatat bahwa satu instrumen yang disebut Plasma Science Experiment (PLS), masih berfungsi pada Voyager 2.


"Voyager mengirim kembali informasi tentang tepi pengaruh Matahari dan memberi kita pandangan yang belum pernah terjadi sebelumnya tentang wilayah yang benar-benar belum dipetakan."

Instrumen yang sama pada Voyager 1 berhenti bekerja pada tahun 1980. Dua pesawat ruang angkasa, yang terlihat seperti kombinasi parabola dan televisi tua dengan antena telinga kelinci diluncurkan pada 1977 untuk misi menjelajahi planet-planet di tata surya.

"Batas tata surya dianggap berada di luar tepi luar Cloud Oort, kumpulan benda-benda kecil yang masih berada di bawah pengaruh gravitasi Matahari."

NASA mengatakan akan memakan waktu sekitar 300 tahun bagi Voyager 2 untuk mencapai tepi bagian dalam Cloud Oort, dan mungkin 30.000 tahun untuk terbang di atasnya.


"Kami menantikan apa yang akan kami dapat pelajari dari memiliki kedua probe di luar heliopause," kata Suzanne Dodd, manajer proyek Voyager di Jet Propulsion Laboratory NASA di Pasadena, California.

Voyager 2 secara resmi merupakan misi terlama NASA.

Kedua pesawat ruang angkasa itu dirancang untuk bertahan lima tahun dan mempelajari Jupiter dan Saturnus.

"Kedua pesawat luar angkasa itu sangat sehat, jika Anda menganggap mereka warga senior," kata Suzanne Dodd, Direktur Direktorat Jaringan Antarplanet.

Perhatian utama adalah kekuatan dan NASA harus terus mematikan instrumen untuk memiliki cadangan listrik.

Setiap pesawat ruang angkasa membawa rekaman, gambar, dan pesan Golden Record of Earth, yang bertujuan berfungsi sebagai bukti peradaban Bumi.




Credit  cnnindonesia.com




Jumat, 30 November 2018

Gempa Misterius Selama 20 Menit Bikin Bingung Ilmuwan


Gempa Misterius Selama 20 Menit Bikin Bingung Ilmuwan
Foto/Ilustrasi/Istimewa

WASHINGTON - Para ilmuwan dibuat bingung dengan gemuruh gelombang seismik misterius selama 20 menit yang terdeteksi awal bulan ini. Tremor yang terjadi pada pagi hari tanggal 11 November itu terjadi di dekat kepulauan Mayotte, kumpulan pulau-pulau Prancis di Samudra Hindia antara Madagaskar dan Mozambik.

Tidak jelas apakah itu disebabkan oleh aktivitas gunung berapi atau serangan meteor. Namun getaran itu dirasakan oleh seismometer di seluruh dunia, dari Selandia Baru ke Kanada - dan bahkan di Hawaii.

"Saya tidak berpikir saya pernah melihat yang seperti ini," ujar ahli seismologi di Universitas Columbia, Goran Ekstrom, kepada National Geographic.

"Itu tidak berarti bahwa, pada akhirnya, penyebabnya adalah eksotis," sambung Ekstrom, sambil mengakui bahwa gelombang seismik itu sangat tidak biasa seperti dikutip dari Sky News, Jumat (30/11/2018).

Ahli geologi berbagi penemuan mereka tentang frekuensi yang sangat rendah di Twitter. Jamie Gurney, pendiri Earthquake Bulletin Inggris, menjadi orang pertama yang mencatat getaran tersebut.

"Ini adalah rekaman kejadian di Samudera Hindia Selatan 09.30 UTC dari Kilima Mbogo, Kenya. Sinyal telah memiliki filter highpass yang diterapkan pada 0,01 Hz, 0,05 Hz, 0,1 Hz & 0,2 Hz. Seperti dapat dilihat sinyal frekuensi sangat rendah," cuitnya pada 11 November lalu.

Gurney segera bergabung dengan Anthony Lomax, yang menyarankan episentrum untuk gemuruh tersebut berada di sebelah timur kepulauan Mayotte - tetapi bahkan dengan lokasi yang diidentifikasi, penyebabnya tetap menjadi misteri.

Sejumlah kemungkinan pun dicuatkan, terinspirasi oleh fakta bahwa - meskipun stasiun pemantauan mendeteksi gelombang seismik - tidak ada gempa yang sesuai yang dirasakan pagi itu.

Frekuensi gelombang yang rendah sangat menarik bagi para seismolog.

"Dengan asumsi episenter di timur Mayotte, frekuensi tinggi (jejak bawah) kedatangan di SBV sesuai dengan P&S dari setidaknya 3 sumber yang menyerupai gempa tektonik, & gelombang periode panjang (jejak atas) sesuai dengan kumpulan gelombang permukaan Rayleigh dari sumber-sumber ini," tweet Anthony Lomax, konsultan seismologi independen.

Biasanya gempa bumi menghasilkan gelombang terkompresi yang kuat yang dikenal sebagai gelombang Primer atau P. Gelombang ini diikuti oleh gelombang Sekunder atau S yang tidak begitu dikompresi dan bergerak dari sisi ke sisi.

Kedua jenis gelombang ini memiliki frekuensi yang lebih tinggi.

Gelombang permukaan frekuensi rendah, mirip dengan yang terdeteksi dari Mayotte, mengikuti terakhir. Karena frekuensi rendah mereka, mereka dapat melakukan perjalanan keliling planet ini beberapa kali, berdering sedikit seperti lonceng.

Namun gemuruh frekuensi rendah yang misterius pada 11 November tidak didahului oleh gelombang P atau gelombang S, menurut para ahli gempa.

Saran yang paling menonjol dalam komunitas seismologi telah terkait dengan apa yang mereka sebut "segerombolan seismik" - pada dasarnya sebuah peristiwa termasuk banyak gempa bumi bergemuruh bersama.

Tapi gempa bumi yang mengguncang Mayotte selama 18 bulan terakhir sangat kecil, dan semakin kecil dalam beberapa bulan terakhir.

Juga tidak ada gempa yang terdeteksi pada 11 November ketika gemuruh misterius terdengar. Para ilmuwan masih melanjutkan penyelidikan mereka terkait gempa misterius ini. 






Credit  sindonews.com




Rabu, 28 November 2018

Ratusan Ilmuwan China Kecam Praktik Pengeditan Gen Bayi


Ratusan Ilmuwan China Kecam Praktik Pengeditan Gen Bayi
Ilustrasi (Pixabay/RitaE)


Jakarta, CB -- Para pejabat dan ilmuwan China mengecam klaim dari seorang ahli genetika, He Jiankui, yang mengklaim telah berhasil menciptakan embrio bayi yang telah diedit gennya menggunakan teknologi CRISPR-Cas9.

Lebih dari 100 ilmuwan mengatakan, dalam sebuah surat terbuka, bahwa penggunaan teknologi CRISPR-Cas9 untuk mengedit gen embrio manusia itu sangat berisiko. Hal tersebut tidak dapat dibenarkan dan nantinya berpotensi akan merusak reputasi serta perkembangan komunitas biomedis di China.

Seorang profesor Universitas Fudan Yang Zhengang mengatakan bahwa dirinya menyetujui bahwa perbuatan tersebut sangatlah berbahaya. 


Beberapa peneliti dari Genetics Society China dan Chinese Society for Stem Cell Research juga mengatakan bahwa mereka melarang penelitian tersebut dengan alasan karya tersebut akan menimbulkan risiko keamanan yang luar biasa.

"Kami percaya bahwa penelitian yang dipimpin oleh dia (He Jiankui) sangat menentang peraturan China dan konsensus yang dicapai oleh komunitas sains internasional," kata kedua kelompok tersebut, seperti dikutip Reuters.

Dalam surat yang berbahasa Mandarin, disebutkan juga bahwa sekitar 120 ilmuwan menentang eksperimen tersebut jika diujicobakan langsung kepada manusia. Mereka hanya mendukung penelitian itu sebagai kajian saja.

CRISPR-Cas9 merupakan sebuah teknologi yang memungkinkan para ilmuwan untuk memotong dan menyisipkan DNA, dalam upaya meningkatkan harapan pembetulan genetik untuk penyakit. Akan tetapi, ada juga kekhawatiran mengenai keamanan dan etika.

Dalam rekaman videonya, ilmuwan He Jiankui mengungkapkan pembelaannya mengenai pembentukan embrio tersebut. Ia mengatakan bahwa upayanya ini merupakan salah satu cara untuk membantu melindungi bayi perempuan kembar yang lahir pada bulan ini dari serangan infeksi HIV, virus yang menyebabkan AIDS.

Sebelumnya, Wakil Menteri Kementrian Sains dan teknologi Tiongkok Xu Nanping mengatakan bahwa dirinya sangat terkejut saat mendengar klaim He. Ia juga menambahkan bahwa pekerjaan tersebut sudah dilarang sejak 2003.

Komite Kesehatan Nasional mengatakan pada Senin (26/11) bahwa mereka merasa sangat prihatin dan telah memerintahkan para pejabat kesehatan provinsi untuk segera menyelidiki dan mengklarifikasi masalah ini.

"Tujuan kami adalah untuk memastikan bahwa penelitian pengeditan genom ini dikerjakan secara bertanggung jawab," ujar komite.





Credit  cnnindonesia.com




NASA InSight Mendarat di Mars, Ini Hal Pertama yang Dilakukannya


Gambar pertama Mars yang diambil wahana NASA InSight setelah sukses mendarat di dataran Elysium Planitia pada 26 November 2018. Kredit: NASA/JPL-Caltech
Gambar pertama Mars yang diambil wahana NASA InSight setelah sukses mendarat di dataran Elysium Planitia pada 26 November 2018. Kredit: NASA/JPL-Caltech

CB, Jakarta - Pada jam 2:54 sore ET 26 November atau 2:54 dinihari WIB 27 November, pengendali misi NASA menegaskan bahwa wahana InSight dengan selamat mencapai permukaan Mars, menyusul langkah menegangkan yang membuat para insinyur NASA bertengger di tepi kursi mereka, sebagaimana dilaporkan Space, 27 November 2018.

InSight mencapai atmosfer Mars dengan kecepatan 12.300 mph (19.795 km/jam). Selama menit-menit berikutnya, wahana yang jatuh dengan cepat itu menyebarkan parasut, mengeluarkan perisai panasnya dan menembakkan 12 mesin untuk memperlambat bagian terakhir pendaratannya, hingga akhirnya mendarat di Mars.
Setelah pendaratan luar biasa ini, InSight segera mulai bekerja. “Dalam 10 detik setelah mendarat, instrumen InSight sudah terlibat dalam misi tugas pertama - membuat sinyal langsung ke Bumi dan mengambil foto dari situs pendaratan,” Jim Green, Kepala Ilmuwan NASA, mengatakan pada Live Science.
Pada jam 3:03 sore ET, NASA melaporkan "bip" pertama dari InSight, yang menegaskan bahwa pendarat itu baik-baik saja. “InSight dalam mode normal dan tidak bermasalah," kata insinyur sistem NASA, Rob Manning, selama siaran langsung acara tersebut.
Dan beberapa menit setelah pendaratan, NASA sudah memiliki pemandangan pertama Mars melalui salah satu "mata" InSight, ketika kamera sudut lebar menangkap sepetak tanah kemerahan di depan wahana itu. Medannya tampak tanpa batu. "Bintik hitam pada gambar adalah butiran debu yang menempel pada penutup lensa," perwakilan NASA menjelaskan selama streaming langsung.
Salah satu tugas pertama InSight di Mars adalah menyiapkan sumber tenaganya. “Menit pertama di Mars sepenuhnya didukung oleh baterai, karena panel surya yang menempel pada pesawat ruang angkasa pembawa dibuang sebelum pendaratan InSight,” kata Green.
“Baterai InSight dapat memberi daya pada wahana itu hingga 16 jam dengan sekali pengisian, tetapi, meskipun demikian, InSight perlu mendapatkan tenaga surya sendiri dan beroperasi - atau hidupnya di Mars akan sangat, sangat singkat,” kata Green.
"Sekitar 16 menit setelah pendaratan, waktu yang berlalu cukup untuk membersihkan debu. Kemudian, panel surya diharapkan untuk mengembang tanpa instruksi tambahan dari Bumi,” Green menjelaskan.
"Ketika saya melihat tegangan baterai kembali naik dan data teknik di 100 persen, maka saya tahu kami berhasil memiliki sebuah misi," katanya.
Setelah panel surya diaktifkan, InSight akan mengambil lebih banyak foto dan mulai menyiapkan sisa instrumen. Wahana ini membawa dua kamera: kamera sudut lebar yang ditempatkan di bawah titik-titik tubuhnya, dan kamera lain yang dipasang di lengan InSight, yang akan digunakan insinyur NASA untuk memeriksa apa yang terjadi pada wahana itu.
Setelah mereka mengkonfirmasi bahwa wahana itu dalam kondisi yang baik, pengendali misi dapat mulai menyebarkan seismometer (SEIS), yang akan mengukur "marsquakes”. Segera setelah instrumen SEIS dipasang, InSight akan mengatur peneliti panas HP3, yang akan mengukur suhu Mars.
Pembaruan dari InSight akan dipancarkan melalui sinyal radio frekuensi ultra tinggi (UHF) ke satelit yang mengorbit, yang akan menyimpan data di dalamnya dan meneruskannya ke Bumi.
“Namun, masih ada beberapa minggu persiapan kerja untuk InSight - sebuah proses yang akan lambat dan metodis - dan kemungkinan akan setidaknya beberapa bulan hingga 2019, sebelum misi ilmu pengetahuan Mars yang sesungguhnya dimulai," tambah Green.




Credit  tempo.co





NASA InSight Sukses Mendarat di Mars Setelah 7 Menit Teror


Pendaratan NASA InSight. Kredit: NASA
Pendaratan NASA InSight. Kredit: NASA

CB, Jakarta - Pendarat Mars terbaru NASA, InSight, berhasil mendarat di permukaan Planet Merah itu Senin sore waktu Eastern Time (ET) atau Selasa dinihari WIB, setelah mengalami terjun yang intens melalui atmosfer Mars.

Ini menandai pendaratan kedelapan sempurna di Mars untuk NASA, sehingga menambah rekam jejak luar angkasa yang luar biasa dalam upaya menempatkan pesawat luar angkasa di planet ini.
Sejak saat  ini, misi dua tahun InSight telah dimulai. Salah satu misinya adalah Marsquakes untuk belajar tentang interior dunia.
Setelah enam setengah bulan perjalanan melewati antariksa, InSight mencapai puncak atmosfer Mars sesaat sebelum jam 3 sore waktu ET. Robot ini kemudian membuat pendaratan berani ke permukaan, dengan melakukan multistep kompleks yang memperlambat robot itu dari 12.000 mil per jam menjadi hanya 5 mil per jam sebelum menyentuh tanah.
Untuk sampai ke permukaan dengan aman, InSight harus secara otonom mengerahkan parasut supersonik, mengumpulkan pengukuran radar, dan menyalakan pendorongnya, semua pada waktu yang tepat.
Secara keseluruhan, pendaratan hanya membutuhkan waktu kurang dari tujuh menit untuk penyelesaiannya, memicu julukan "tujuh menit teror".
Selama terjun, dua pesawat ruang angkasa kecil di atas Mars mengumpulkan data dari seluruh peristiwa itu. Sepasang penyelidik dikenal sebagai satelit MarCo, yang diluncurkan pada Mei dengan InSight dari California.
Kedua satelit adalah CubeSats modifikasi, sejenis pesawat luar angkasa standar yang terbuat dari kubus berukuran 10 sentimeter. Mereka telah bepergian ke Mars sendiri sejak peluncuran, menjadikan mereka CubeSats pertama yang pernah masuk ke luar angkasa.

Satelit MarCo terbang di atas Planet Merah ketika InSight melakukan pendaratannya, datang dalam jangkauan 2.175 mil dari permukaan.
Setelah pendaratan luar biasa ini, InSight segera mulai bekerja. “Dalam 10 detik setelah mendarat, instrumen InSight sudah terlibat dalam misi tugas pertama - membuat sinyal langsung ke Bumi dan mengambil foto dari situs pendaratan,” ujar Jim Green, Kepala Ilmuwan NASA, pada Live Science.
InSight mengirimkan beberapa sinyal selama pendaratannya yang diterima satelit MarCo, diuraikan, dan kemudian dikirim kembali ke Bumi. Gambar itu memberi insinyur NASA pemahaman hampir secara real-time tentang bagaimana setiap langkah dalam proses pendaratan terjadi.




Credit  tempo.co





Ilmuwan: Sejoli Adam-Hawa Nyata, Seluruh Umat Manusia Keturunannya


Ilmuwan: Sejoli Adam-Hawa Nyata, Seluruh Umat Manusia Keturunannya
Material genetik manusia yang diteliti di sebuah laboratorium di Munich. Foto/REUTERS/Ilustrasi

BERN - Para ilmuwan di Swiss mengklaim telah menemukan bukti bahwa seluruh umat manusia berasal dari sejoli atau pasangan tunggal, yakni Adam dan Hawa. Mereka menyatakan sejoli yang diriwayatkan di kitab suci itu benar-benar nyata.

Temuan itu dibuat oleh para ilmuwan yang meneliti "kode bar (bar code)" genetik lima juta "hewan"—termasuk manusia—dari 100.000 spesies yang berbeda.

Dan bukan hanya manusia yang berasal dari sejoli tunggal, kode batang atau potongan DNA yang berada di luar inti sel hidup menunjukkan bahwa sembilan dari setiap 10 spesies hewan juga menunjukkan seperti itu.

Menurut kitab suci baik Alquran maupun kitab lain, Adam dan Hawa dipilih untuk menjadi pasangan pertama yang hidup di Bumi dan merupakan orang tua pertama.

Penelitian itu dipimpin oleh Senior Research Associate Mark Stoeckle and Research Associate David Thaler dari University of Basel, Swiss.

Mereka menyimpulkan bahwa 90 persen dari semua spesies hewan yang hidup saat ini berasal dari orang tua yang semuanya mulai melahirkan pada waktu yang kurang lebih sama, kurang dari 250.000 tahun lalu. Kesimpulan itu melemparkan keraguan pada pola evolusi manusia.

"Kesimpulan ini sangat mengejutkan," ujar Thaler."Dan saya melawannya sekeras yang saya bisa," lanjut dia.

Dr Stoeckle berujar; "Pada saat manusia menempatkan begitu banyak penekanan pada perbedaan individu dan kelompok, mungkin kita harus menghabiskan lebih banyak waktu pada cara-cara di mana kita mirip satu sama lain dan sisa 'kerajaan hewan'."

Laporan baru dari para ahli di Rockefeller University bersama dengan University of Basel menerbitkan temuan luar biasa dalam Evolusi Manusia.

Mereka menggali wawasan "data besar" dari basis data genetika yang berkembang pesat di dunia dan meninjau literatur besar dalam teori evolusi, termasuk yang dicetuskan Charles Darwin.

Kesimpulan-kesimpulan tersebut menimbulkan misteri besar mengapa kebutuhan hidup manusia untuk memulai kembali dibutuhkan waktu yang relatif singkat.

Kepunahan yang diketahui terakhir selama masa dinosaurus 65 juta tahun lalu membuka kemungkinan proses evolusi manusia. Manusia juga secara mengejutkan mirip dengan bukan hanya setiap manusia lain, tetapi setiap spesies lain juga begitu.

"Jika seorang (makhluk) Mars mendarat di Bumi dan bertemu kawanan merpati dan kerumunan manusia, seseorang tidak akan tampak lebih beragam daripada yang lain sesuai dengan ukuran dasar DNA mitokondria," kata Jesse Ausubel, Direktur Program untuk Lingkungan Manusia di Rockefeller University.

"Budaya, pengalaman hidup dan hal-hal lain dapat membuat orang sangat berbeda tetapi dalam hal biologi dasar, kita seperti burung," imbuh Dr Stoeckle.

"DNA mitokondria" yang diteliti dalam penelitian ini adalah yang diturunkan oleh ibu dari generasi ke generasi dan itu menunjukkan tidak adanya eksepsionalisme manusia.

"Orang mungkin mengira bahwa, karena jumlah populasi mereka yang tinggi dan distribusi geografis yang luas, manusia mungkin telah menyebabkan keragaman genetik yang lebih besar daripada spesies hewan lainnya," kata Stoeckle, seperti dikutip Mirror, Minggu (25/11/2018) malam.

"Setidaknya untuk DNA mitokondria, manusia ternyata rendah hingga rata-rata dalam keragaman genetik," ujarnya. 





Credit  sindonews.com



Jumat, 23 November 2018

Peneliti Temukan Putaran Gas dan Debu Kosmis yang Siap Meledak


abc news
abc news
Bintang-bintang di pusat putaran akan hasilkan ledakan paling ekstrem dalam astronomi




Para peneliti berhasil menemukan putaran gas dan debu kosmis spektakuler yang terbentuk di suatu sistem perbintangan yang siap meledak. Letaknya pada konstalasi tata surya yang bernama Norma, sekitar d8.000 tahun cahaya dari Bumi.


Penemuan itu dimuat dalam jurnal Nature Astronomy pekan ini. Para penemunya mengklaim bintang-bintang di pusat putaran tersebut akan menghasilkan ledakan paling ekstrem dalam astronomi: yaitu ledakan sinar gamma.

"Inilah pertama kalinya kita bisa melihat semua hal yang memungkinkan terjadinya peristiwa itu, semuanya pada satu tempat," kata salah satu penulis laporan penemuan ini, Profesor Peter Tuthill, dari University of Sydney.


Mereka menamakan formasi gas dan debu kosmis tersebut sebagai Apep, nama dewa kuno Mesir yang bertempur melawan dewa matahari Ra.


Apep memiliki sepasang bintang besar pada intinya yang dikenal sebagai Wolf-Rayets, yang berada pada titik puncaknya sebelumnya meledak sebagai peristiwa supernova.


"Ketika kami menemukan bintang besar dalam fase Wolf-Rayet, itulah saat-saat terakhir mereka sebelum meledak," jelas Prof Tuthill.


Diperkirakan ketika bintang-bintang ini hancur membentuk bintang neutron ultra-padat, atau lubang hitam, maka akan tercipta ledakan sinar gamma panjang. Itulah pancaran energi bertenaga tinggi yang berlangsung sekitar dua detik.


Diketahui bahwa tidak semua bintang besar ketika meledak akan menciptakan sinar gamma.


"Kami perkirakan perbedaan antara supernova normal dan jenis ledakan sinar gamma ini yaitu rotasi," katanya.


Tim peneliti menghitung salah satu dari dua bintang di pusat Apep itu berputar sangat cepat.


"Kita telah melihat pasangan bintang-bintang Wolf-Rayet sebelumnya, namun belum pernah melihatnya dalam keadaan siap meledak," tambah Prof Tuthill.


Kapan persisnya ledakan itu akan terjadi, katanya, tidak diketahui secara pasti. Namun untungnya pergerakan energi dari ledakan itu tidak mengarah ke Bumi.


Penemuan tanpa sengaja



Penemuan Apep yang keindahannya sangat dramatis ini dilakukan tanpa sengaja.


Namun menurut Prof Tuthill, yang agak aneh karena hal ini tersembunyi untuk waktu lama padahal cahayanya spektakulernya cukup besar.






Penulis utama laporan penelitian Joseph Callingham, dari Institute for Radio Astronomy Belanda, menemukan sistem bintang yang sangat terang ini saat melakukan pengamatan rutin.


"Kami sudah menduga hal ini sesuatu yang akan menarik, namun tidak sampai sedahsyat ini," ujar Prof Tuthill.


Ketika tim peneliti melakukan pengamatan lanjutan menggunakan instrumen Very Large Telescope di Chile dan Anglo-Australia Telescope di Coonabarabran , mereka pun menemukan hal yang luar biasa.


"Semakin melihat ke dalamnya, semakin tak masuk akal," katanya.


Peneliti mengukur kecepatan angin hingga 12 juta kilometer per jam pada putaran debu dan gas. Putaran itu sendiri bergerak dengan kecepatan 2 juta kilometer per jam.


"Kita dihadapkan pada teka-teki rumit. Ada gumpalan debu di luar angkasa sana, ada angin topan yang menghantamnya, tapi itu hanya terseret dalam gelembungnya sendiri," katanya.


Para astronom percaya bahwa hal itu dapat dijelaskan oleh pengamatan yang menunjukkan bahwa bintang paling ganas menciptakan angin pada dua kecepatan. Yaitu cepat di kutub dan lambat di khatulistiwa, menandakan bahwa bintang itu berputar sangat cepat.


Pemodelan yang dilakukan menunjukkan kilauan indah dari debu yang menyala bukan disebabkan angin kutub, melainkan oleh turbulensi saat bintang kedua melewati angin khatulistiwa yang bergerak lambat.


A night view of the Very Large Telescope in Chile
Photo: Penemuan Apep dimungkinan oleh penggunaan teleskop sangat besar yang ada di Chile. (Supplied: Iztock Boncina/ESO)





Berputar menuju kehancurannya



Pakar supernova Dr Brad Tucker dari Australian National University menjelaskan selama ini para astronom sudah memperkirakan bahwa ledakan sinar gamma yang panjang terkait dengan supernova.


"Bintang-bintang Wolf-Rayet selalu menjadi kemungkinan terbesar tapi sulit untuk mengetahuinya," kata Dr Tucker menanggapi penemuan ini.


"Bintang seperti ini, yang menunjukkan dinamika unik dalam fitur putaran dan anginnya, bisa menjadi kandidat menarik bagi sistem progenitor," katanya.


Pakar sinar gamma Dr David Coward, dari University of Western Australia, mengatakan semburan sinar gamma hanya pernah terdeteksi di galaksi lain yang jaraknya miliaran tahun cahaya.


Selain itu, sumber supernovanya sendiri sudah lama menghilang, barulah sinar gammanya terdeteksi.


"Itu ledakan terbesar di alam semesta dan kemungkinan juga terjadi di galaksi kita," kata Dr Coward.


Selama ini, katanya, bukti bahwa bintang-bintang besar membuat ledakan sinar gamma yang panjang biasanya kurang jelas.


"Kami tahu ada beberapa supernova yang terkait dengan ledakan sinar gamma. Tapi penemuan ini berbeda karena kita terjadi pada sistem bintang biner yang besar," jelasnya.


Bintang tersebut, katanya, berputar pada tingkat yang kritis. "Jika berputar lebih cepat, semuanya akan hancur," ujarnya.


Dr Coward menambahkan bahwa bintang-bintang di Apep merupakan sistem berbeda yang baru diketahui.


"Akan ada lebih banyak pencarian bintang seperti ini karena begitu istimewa. Mereka tidak seperti matahari kita. Mereka sangat langka," katanya.





Credit  republika.co.id





Arkeolog: Sodom dan Gomorrah Binasa oleh Ledakan Asteroid



Arkeolog: Sodom dan Gomorrah Binasa oleh Ledakan Asteroid
Situs Middle Ghor Ghor, dataran datar di sebelah timur laut Laut Mati di mana para arkeolog mengatakan sebuah bola api dan tsunami dari ledakan meteor menghancurkan kota Sodom. Foto/news.com.au


ALBUQUERQUE - Para arkeolog mengklaim binasanya kota Sodom dan Gomorrah akibat dihantam asteorid yang meledak sekitar 3.700 tahun silam. Nama dua kota di tepi Laut Mati itu abadi di dalam kitab suci sebagai kota kaum Nabi Luth yang menjalani kehidupan seksual yang menyimpang.

Menurut para arkeolog, penemuan dan penanggalan radiokarbon mineral yang tidak biasa di Yordania menunjukkan persis itu terjadi sekitar 3700 tahun silam.

Arkeolog Trinity Southwest University dan peneliti biblikal Phillip Silvia mengatakan temuan awal batu kristal menunjukkan bahwa ledakan besar metor menghempaskan dataran luas sepanjang 25 km di tepi timur perairan Laut Mati, yang sekarang disebut Middle Ghor.

Dalam sebuah presentasi pada pertemuan tahunan American Schools of Oriental Research minggu lalu, Silvia mengatakan penggalian di lima situs Middle Ghor menunjukkan bahwa daerah tersebut telah binasa selama setidaknya 2500 tahun. Kemudian, tiba-tiba, wilayah ini mengalami keruntuhan kolektif menjelang akhir Zaman Perunggu.

Dia mengatakan survei telah mengungkapkan sisa-sisa dari 120 permukiman di Middle Ghor, yang semuanya terkena ledakan api.

"Sekarang, kami menggali situs Zaman Perunggu terbesar di wilayah ini, kemungkinan situs Sodom itu sendiri," kata para peneliti yang dipublikasikan di website excavator.

Silva mengatakan, reruntuhan kota Zaman Perunggu Tall el-Hammam, yang dia dan timnya telah gali selama 13 tahun terakhir, memberikan bukti awal yang paling penting dari sebuah meteor dengan ketinggian yang rendah.

Hammam menampilkan acropolis yang diperbesar di mana kompleks istana dibangun. Itu tampak di atas hamparan seluas 200km persegi dari apa yang kemungkinan sebuah kerajaan kecil di tepi Sungai Yordan.

“Situs ini telah dimulai (setidaknya) selama milenium ke-4 BCE, berkembang setidaknya selama seribu tahun sebagai komunitas pertanian terbuka,” tulis para peneliti, yang dikutip news.com.au, Kamis (22/11/2018).

"Tetapi pada awal milenium ke-3 BCE, gangguan dramatis dalam kedamaian relatif di wilayah itu terjadi, menyebabkan penduduk Tall el-Hammam membangun sistem pertahanan yang tangguh yang mencakup tembok kota batu dan tanah liat," lanjut para peneliti.

Kerajaan terus berkembang. Sampai, tiba-tiba, itu tidak terjadi.

"Sangat luar biasa bahwa Tall el-Hammam dan tetangganya...mengalami bencana yang berakhir dengan peradaban, uniknya sendiri, menjelang akhir Zaman Perunggu Tengah," tulis mereka.

“Sementara kota-kota di barat (Yerusalem, Bethel, Hebron), utara (Deir 'Alla, Pella, Beth Shan), dan timur (Rabbath-Ammon, Tall al-Umayri, Nebo) berlanjut di Zaman Perunggu Akhir, kota-kota dan desa-desa di timur Jordan Disk tidak."

"Fenomena yang mengakibatkan perusakan peradaban di 'dataran berair yang baik dari Sungai Yordan' dan kepedulian berulang selama berabad-abad sekarang terungkap melalui analisis yang dilakukan oleh para peneliti 'hasil' dari tujuh universitas yang berpartisipasi," lanjut laporan para arkeolog di situs tersebut.

"Bahwa lahan pertanian paling produktif di kawasan itu, yang telah mendukung peradaban yang terus berkembang selama setidaknya 3000 tahun, harus tiba-tiba terhempas, tempat tinggal manusia untuk jangka waktu yang lama telah memohon untuk penyelidikan." 

Silva mengatakan, gelombang kejut dari asteroid kemungkinan memaksa tsunami Laut Mati menghantam tanah pertanian yang dulunya subur. Mereka yang bertahan hidup dari 50.000 orang yang tinggal di daerah itu pada waktu itu dipaksa oleh kondisi untuk pergi.

Sebuah makalah yang diterbitkan oleh Silvia dan Steven Collins mengatakan; "Ini menegaskan bahwa Tall el-Hammam juga menceritakan Right Story—bahwa bukti kehancuran konsisten dengan Genesis 19:22-28."

King James Version (Ayat Alkitab Raja James) berbunyi; "Kemudian Tuhan menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomorrah dari langit. Dan menggulingkan kota-kota itu, dan semua dataran, dan semua penghuni kota-kota, dan yang tumbuh di tanah."

Menurut Silva, penanggalan radiokarbon menunjukkan hilangnya dinding batu tanah liat secara tiba-tiba sekitar 3.700 tahun silam, yang hanya tersisa fondasi batu.

Ada tanda-tanda di mana lapisan luarnya meleleh menjadi kaca. Kristal-kristal zircon dalam film kaca itu akan terbentuk dalam detik pertama dari ledakan panas-ekstrem, yang menunjukkan suhu panas seperti permukaan Matahari.

"Bukti fisik dari Tall el -Amamam dan situs-situs tetangga menunjukkan tanda-tanda dari suatu peristiwa yang sangat merusak dan panas yang sangat destruktif, yang dapat diharapkan dari apa yang digambarkan dalam Genesis 19," tulis para peneliti.

"Sampel tanah/abu yang dikumpulkan dari Tall el-Hammam mengandung bukti kehancuran tanah dan kontaminasi subsoil dengan garam Laut Mati yang mencegah budidaya tanaman selama berabad-abad setelah kejadian," imbuh para peneliti.

"Hasil ledakan udara 10 megaton di sudut timur laut Laut Mati akan cukup untuk menghasilkan kerusakan fisik yang teramati sejauh 10 km di Tall el-Hammam. Perhatikan bahwa ini hanya setengah hasil dari peristiwa airburst Tunguska (di Siberia), jauh di dalam pengalaman manusia baru-baru ini untuk ledakan-ledakan meteorit," papar para peneliti.




Credit  sindonews.com





Senin, 12 November 2018

Bentuk Permukaan Asteroid Bennu Akhirnya Terungkap


Perbandingan asteroid Bennu dengan Empire State Building dan Menara Eiffel. (techcrunch.com)
Perbandingan asteroid Bennu dengan Empire State Building dan Menara Eiffel. (techcrunch.com)

CB, Jakarta - Asteroid Bennu yang bentuknya seperti berlian ternyata memiliki banyak gumpalan dan benjolan. Hal itu terungkap dari sebuah video baru dari pesawat penyidik NASA, OSIRIS-REx, sebagaimana dilaporkan Space, 9 November 2018.

Foto-foto Bennu yang membentuk video itu ditangkap Jumat, 2 November, setelah pengejaran selama dua tahun yang dimulai dengan peluncuran pada September 2016.
"Kami sekarang telah dapat melihat asteroid Bennu dari semua sisi! Kamera PolyCam @OSIRISREx menangkap gambar setiap 10 derajat rotasi Bennu selama periode empat jam 11 menit pada 2 November. Gambar-gambar ini diambil sekitar 122 mil dari pesawat ruang angkasa," kata para pejabat di Goddard Space Flight Center NASA di Greenbelt, Maryland, melalui Twitter, Selasa, 6 November 2018.

Dalam gambar baru lainnya dari OSIRIS-REx, Bennu yang berukuran 1,640 kaki (500 meter) hadir dengan fokus yang semakin tajam ketika pesawat ruang angkasa itu melakukan pendekatan bertahap.
PolyCam OSIRIS-REx menggunakan kemampuan jangka panjangnya untuk mengambil foto Bennu hampir setiap hari saat muncul dari kegelapan antariksa. Beberapa foto yang diterbitkan pada 2 November oleh NASA, mencakup total 16 gambar.
PolyCam mengambil gambar pertama Bennu dalam rangkaian itu pada 12 Oktober dari jarak 27.340 mil (44.000 kilometer). OSIRIS-REx mengambil gambar akhir pada 29 Oktober dari sekitar 200 mil (320 km), atau kira-kira jarak antara Washington dan New York City.

Jika semua berjalan sesuai rencana, OSIRIS-REx akan tiba di Bennu pada 3 Desember, kemudian menyelinap ke orbit di sekitar asteroid itu pada 31 Desember. Pesawat itu akan mempelajari asteroid dari dekat selama sekitar dua tahun, dan menukik ke bawah untuk merobek sampel yang cukup besar dari permukaannya. Bahan ini akan datang ke Bumi dalam kapsul sampel pada bulan September 2023.
Para peneliti di seluruh dunia kemudian akan meneliti sampel itu, mencari petunjuk tentang masa awal tata surya dan peran asteroid kaya karbon seperti Bennu dalam mengantarkan blok bangunan kehidupan ke Bumi.




Credit  tempo.co



Setelah 2 Tahun, Pesawat NASA Ambil Foto Asteroid Berlian Bennu



Gambar asteroid Bennu diambil oleh pesawa NASA OSIRIS-REx pada 2 November 2018. Kredit: NASA Goddard Space Flight Center
Gambar asteroid Bennu diambil oleh pesawa NASA OSIRIS-REx pada 2 November 2018. Kredit: NASA Goddard Space Flight Center

CB, Jakarta - Asteroid berbentuk berlian Bennu memiliki banyak gumpalan dan benjolan, berdasarkan sebuah video baru dari pesawat penyidik NASA, OSIRIS-REx, sebagaimana dilaporkan Space, 9 November 2018.

Foto-foto Bennu yang membentuk video itu ditangkap Jumat, 2 November, setelah pengejaran selama dua tahun yang dimulai dengan peluncuran pada September 2016.
"Kami sekarang telah dapat melihat asteroid Bennu dari semua sisi! Kamera PolyCam @OSIRISREx menangkap gambar setiap 10 derajat rotasi Bennu selama periode empat jam 11 menit pada 2 November. Gambar-gambar ini diambil sekitar 122 mil dari pesawat ruang angkasa," kata para pejabat di Goddard Space Flight Center NASA di Greenbelt, Maryland, melalui Twitter, Selasa, 6 November 2018.

Dalam gambar baru lainnya dari OSIRIS-REx, Bennu yang berukuran 1,640 kaki (500 meter) hadir dengan fokus yang semakin tajam ketika pesawat ruang angkasa itu melakukan pendekatan bertahap.
PolyCam OSIRIS-REx menggunakan kemampuan jangka panjangnya untuk mengambil foto Bennu hampir setiap hari saat muncul dari kegelapan antariksa. Beberapa foto yang diterbitkan pada 2 November oleh NASA, mencakup total 16 gambar.
PolyCam mengambil gambar pertama Bennu dalam rangkaian itu pada 12 Oktober dari jarak 27.340 mil (44.000 kilometer). OSIRIS-REx mengambil gambar akhir pada 29 Oktober dari sekitar 200 mil (320 km), atau kira-kira jarak antara Washington dan New York City.
Jika semua berjalan sesuai rencana, OSIRIS-REx akan tiba di Bennu pada 3 Desember, kemudian menyelinap ke orbit di sekitar asteroid itu pada 31 Desember.

Pesawat itu akan mempelajari asteroid dari dekat selama sekitar dua tahun, dan menukik ke bawah untuk merobek sampel yang cukup besar dari permukaannya. Bahan ini akan datang ke Bumi dalam kapsul sampel pada bulan September 2023.
Para peneliti di seluruh dunia kemudian akan meneliti sampel itu, mencari petunjuk tentang masa awal tata surya dan peran asteroid kaya karbon seperti Bennu dalam mengantarkan blok bangunan kehidupan ke Bumi.





Credit  tempo.co





Senin, 05 November 2018

Kepala Roscosmos: Rusia Akan Memiliki Pangkalan Permanen di Bulan


Kepala Roscosmos: Rusia Akan Memiliki Pangkalan Permanen di Bulan
Rusia menegaskan negara itu akan memiliki pangkalan permanen di bulan. Foto/Istimewa

MOSKOW - Rencana Rusia untuk mengeksplorasi bulan akan diperbarui dalam waktu dua minggu, tetapi Moskow masih ingin memiliki pangkalan permanen di permukaannya. Hal itu diungkapkan kepala badan antariksa Rusia, Roscosmos, Dmitry Rogozin.

Rogozin, yang ditunjuk sebagai kepala ruang angkasa Rusia pada bulan Mei, mengumumkan perubahan rencana terkait bulan dalam sebuah wawancara dengan RIA Novosti. Saat itu dia menguraikan rencananya untuk perbaikan besar-besaran industri luar angkasa.

“Kami berharap usulan membentuk Akademi Ilmu Pengetahuan dan Dewan Sains dan Teknologi Roscosmos segera terwujud. Dalam waktu dua minggu mereka diharapkan mempresentasikan visi mereka untuk menjelajahi Bulan,” katanya seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (3/11/2018).

Ia tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang bagaimana program terkait bulan itu dapat berubah, tetapi mengatakan rencana untuk pangkalan permukaan akan tetap ada di dalamnya.

Rencana bulan Rusia saat ini adalah untuk mengembangkan kendaraan peluncur baru selama dekade berikutnya dan menggunakannya untuk menciptakan basis permanen di permukaan bulan sekitar tahun 2030-an.

Roscosmos juga berkolaborasi dengan badan antariksa lain di Lunar Orbital Platform-Gateway, sebuah proyek untuk membangun stasiun luar angkasa berawak yang mengorbit di Bulan, yang akan berfungsi sebagai titik relai untuk misi ke satelit dan di luarnya, di mana pesawat ruang angkasa bisa mengisi bahan bakar seperlunya.

Rusia rencananya menyediakan beberapa modul untuk stasiun. Tetapi pada bulan September Rogozin membuat rencana itu dipertanyakan, ketika ia mengeluh bahwa Amerika Serikat (AS) ingin Rusia "memainkan perang orang kedua" dalam proyek tersebut.

Dalam wawancara, Rogozin menjelaskan rencananya untuk mengintegrasikan berbagai produsen industri luar angkasa Rusia ke dalam tiga perusahaan raksasa, yang akan bertanggung jawab untuk mesin roket, lambung roket dan instrumentasi.

Dia juga berjanji untuk menggandakan jumlah peluncuran ruang angkasa tahun depan dibandingkan tahun 2018 dan memberikan laporan kemajuan proyek roket, termasuk roket Soyuz-5 dan keluarga roket Angara. 




Credit  sindonews.com