Rabu, 07 November 2018

Qatar Berharap Perselisihan di Kawasan Teluk Segera Berakhir



Qatar Berharap Perselisihan di Kawasan Teluk Segera Berakhir
Qatar menyuarakan harapan bahwa perselisihan antara negara Teluk segera berakhir. Foto/Istimewa

DOHA - Qatar menyuarakan harapan bahwa perselisihan antara negara Teluk segera berakhir. Doha mengatakan konflik itu telah merusak keamanan regional dengan melemahkan blok Teluk Arab.

Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Mesir menghentikan hubungan transportasi dan perdagangan dengan Qatar pada Juni 2017, menuduh negara itu mendukung terorisme dan musuh mereka, Iran. Doha membantah tuduhan tersebut dan mengatakan boikot bertujuan untuk merusak kedaulatannya.

"Sejarah mengajarkan kita bahwa krisis berlalu, tetapi jika mereka ditangani dengan buruk maka ini mungkin meninggalkan jejak yang bertahan untuk waktu yang lama," kata Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani, seperti dilansir Reuters pada Selasa (6/11).

"Sangat disesalkan bahwa berlanjutnya krisis Teluk mengekspos kegagalan Dewan Kerjasama Teluk (GCC), yang telah melemahkan kemampuannya untuk menghadapi tantangan dan ancaman dan memarginalkan perannya di kawasan itu," sambungnya, kemudian mendesak blok untuk mengadopsi mekanisme penyelesaian sengketa.

Amerika Serikat, sekutu dari negara-negara GCC, melihat keretakan sebagai ancaman terhadap upaya untuk menahan Iran dan telah mendorong negara Teluk yang bersatu.

audi dan UEA telah berulang kali mengatakan perselisihan itu bukan prioritas utama dan meyakinkan Washington itu tidak akan mempengaruhi kerja sama pertahanan.

Riyadh sendiri baru-baru ini tampaknya memperlunak nadanya terhadap Qatar karena kerajaan menghadapi krisis politik terburuk dalam beberapa dasawarsa atas pembunuhan jurnalis Jamal Kashoggi di konsulatnya di Istanbul, yang telah menekan hubungan Saudi dengan Barat. 





Credit  sindonews.com