CB, Jakarta - Militer Israel mencatat sekitar 300 roket ditembakan dari Jalur Gaza oleh militan Hamas Palestina. Namun militer mengklaim mereka berhasil mencegat puluhan roket.
"Sampai sekarang, sekitar 300 peluncuran roket dari Jalur Gaza di Israel telah terdeteksi. Puluhan roket dicegat oleh sistem pertahanan udara Iron Dome dan sistem pertahanan rudal," kata IDF, seperti dilaporkan dari Sputniknews, 13 November 2018.
Sirene peringatan serangan udara terus terdengar di seluruh bagian selatan Israel, memperingatkan warga dari serangan roket Palestina secara simultan.
Pertempuran ini pecah selama protes berbulan-bulan warga Palestina di perbatasan Gaza-Israel sejak 30 Maret 2017, menuntut hak tanah mereka yang dirampas Israel sejak perang 1948. Tercatat 220 warga Palestina tewas selama konfrontasi di perbatasan Gaza.
Layanan ambulan Israel pada Selasa mengatakan setidaknya 34 orang Israel dirawat di rumah sakit karena luka dan trauma setelah penembakan militan Palestina di wilayah selatan Israel.
"Dari pukul 16.30 hingga 23.30 (waktu setempat) brigade kami telah memberikan bantuan kepada 34 korban di Shaar Ha-Negev, Ashkelon dan Sderot," kata layanan ambulans tersebut.
Sementara Reuters melaporkan Hamas meluncurkan 300 roket dan mortar dengan sistem kendali, yang menghantam sebuah bus dan melukai seorang tentara Israel.
"Ekskalasi selama 24 jam terakhir SANGAT berbahaya dan ceroboh," tweet Nickolay Mladenov, utusan PBB untuk Timur Tengah." Roket harus berhenti, gencatan harus dilakukan kedua pihak."
Sebagai tanggapan terhadap penembakan roket Palestina, militer Israel menyerang lebih dari 70 sasaran militan di Jalur Gaza dari tanah dan udara. Menurut dokter setempat, tiga warga di Jalur Gaza tewas dalam serangan Israel. Salah satu serangan udara Israel secara khusus menargetkan stasiun TV Al-Aqsa yang dikelola Hamas.
"Sampai sekarang, sekitar 300 peluncuran roket dari Jalur Gaza di Israel telah terdeteksi. Puluhan roket dicegat oleh sistem pertahanan udara Iron Dome dan sistem pertahanan rudal," kata IDF, seperti dilaporkan dari Sputniknews, 13 November 2018.
Sirene peringatan serangan udara terus terdengar di seluruh bagian selatan Israel, memperingatkan warga dari serangan roket Palestina secara simultan.
Pertempuran ini pecah selama protes berbulan-bulan warga Palestina di perbatasan Gaza-Israel sejak 30 Maret 2017, menuntut hak tanah mereka yang dirampas Israel sejak perang 1948. Tercatat 220 warga Palestina tewas selama konfrontasi di perbatasan Gaza.
RAW FOOTAGE: The skies of southern Israel RIGHT NOW. Dozens of rockets are being fired from #Gaza at Israeli civilians. pic.twitter.com/Iu6QwzUo8l— Israel Defense Forces (@IDFSpokesperson) November 12, 2018
Layanan ambulan Israel pada Selasa mengatakan setidaknya 34 orang Israel dirawat di rumah sakit karena luka dan trauma setelah penembakan militan Palestina di wilayah selatan Israel.
"Dari pukul 16.30 hingga 23.30 (waktu setempat) brigade kami telah memberikan bantuan kepada 34 korban di Shaar Ha-Negev, Ashkelon dan Sderot," kata layanan ambulans tersebut.
Sementara Reuters melaporkan Hamas meluncurkan 300 roket dan mortar dengan sistem kendali, yang menghantam sebuah bus dan melukai seorang tentara Israel.
#UN is working closely with #Egypt and all concerned to ensure that #Gaza steps back from the brink. The escalation in the past 24hrs is EXTREMELY dangerous and reckless. Rockets must STOP, restraint must be shown by all! No effort must be spared to reverse the spiral of violence— Nickolay E. MLADENOV (@nmladenov) November 12, 2018
"Ekskalasi selama 24 jam terakhir SANGAT berbahaya dan ceroboh," tweet Nickolay Mladenov, utusan PBB untuk Timur Tengah." Roket harus berhenti, gencatan harus dilakukan kedua pihak."
Sebagai tanggapan terhadap penembakan roket Palestina, militer Israel menyerang lebih dari 70 sasaran militan di Jalur Gaza dari tanah dan udara. Menurut dokter setempat, tiga warga di Jalur Gaza tewas dalam serangan Israel. Salah satu serangan udara Israel secara khusus menargetkan stasiun TV Al-Aqsa yang dikelola Hamas.
Credit tempo.co